051 - Widya Dwi Pertiwi - PDR Bab 9-11
051 - Widya Dwi Pertiwi - PDR Bab 9-11
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
40011419650051
Kelas A
D4 Akuntansi Perpajakan
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
2021
PEMUNGUTAN RETRIBUSI
Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
Dokumen lain yang dipersamakan dapat berupa :
1. karcis,
2. kupon, dan
3. kartu langganan.
Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang
membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan
dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan
STRD. Penagihan Retribusi terutang didahului dengan Surat Teguran. Tata cara pelaksanaan
pemungutan Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
B. Pemanfaatan
C. Keberatan
Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah atau
pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. Keberatan diajukan
secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas. Keberatan harus
diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali
jika Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi
karena keadaan di luar kekuasaannya. Keadaan di luar kekuasaannya adalah suatu keadaan yang
terjadi di luar kehendak atau kekuasaan Wajib Retribusi.
Atas kelebihan pembayaran Pajak atau Retribusi, Wajib Pajak atau Wajib Retribusi dapat
mengajukan permohonan pengembalian kepada Kepala Daerah. Kepala Daerah dalam jangka
waktu paling lama 12 (dua belas) bulan, sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran Pajak, harus memberikan keputusan. Kepala Daerah dalam jangka waktu paling
lama 6 (enam) bulan, sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran
Retribusi harus memberikan keputusan.
Apabila jangka waktu telah dilampaui dan Kepala Daerah tidak memberikan suatu
keputusan, permohonan pengembalian pembayaran Pajak atau Retribusi dianggap dikabulkan
dan SKPDLB atau SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
Apabila Wajib Pajak atau Wajib Retribusi mempunyai utang Pajak atau utang Retribusi lainnya,
kelebihan pembayaran Pajak atau Retribusi langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih
dahulu utang Pajak atau utang Retribusi tersebut.
Pengembalian kelebihan pembayaran Pajak atau Retribusi dilakukan dalam jangka waktu
paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB atau SKRDLB. Jika pengembalian
kelebihan pembayaran Pajak atau Retribusi dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Kepala
Daerah memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan
pembayaran kelebihan pembayaran Pajak atau Retribusi. Tata cara pengembalian kelebihan
pembayaran Pajak atau Retribusi diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.
KEDALUWARSA PENAGIHAN
Hak untuk melakukan penagihan Pajak menjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu 5
(lima) tahun terhitung sejak saat terutangnya Pajak, kecuali apabila Wajib Pajak melakukan
tindak pidana di bidang perpajakan daerah. Kedaluwarsa penagihan Pajak tertangguh apabila:
Dalam hal diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak
tanggal penyampaian Surat Paksa tersebut. Pengakuan utang Pajak secara langsung adalah Wajib
Pajak dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Pajak dan belum melunasinya
kepada Pemerintah Daerah. Pengakuan utang secara tidak langsung dapat diketahui dari
pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh
Wajib Pajak.
Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu 3
(tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali jika Wajib Retribusi melakukan
tindak pidana di bidang Retribusi. Kedaluwarsa penagihan Retribusi tertangguh jika:
Dalam hal diterbitkan Surat Teguran, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal
diterimanya Surat Teguran tersebut.
Pengakuan utang Retribusi secara langsung adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya
menyatakan masih mempunyai utang Retribusi dan belum melunasinya kepada Pemerintah
Daerah. Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung dapat diketahui dari pengajuan
permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh Wajib
Retribusi.
Piutang Pajak dan/atau Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk
melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan. Gubernur menetapkan Keputusan
Penghapusan Piutang Pajak dan/atau Retribusi provinsi yang sudah kedaluwarsa.