Dialog Sejarah
Dialog Sejarah
Peristiwa Rengasdengklok
Anggota Kelompok:
Ahmad Jarrul Khoir Hibatullah (XI.A/02)
Sebagai Darwis,Ir. Soekarno,Sultan Syahrir
Ali Arief (XI.A/04)
Sebagai Sukarni,Shaleh,Moh.Hatta.Diah
Azizur Rahman
Sebagai Wikana,Sultan Syahrir,Soebadjo,Sayuti Melik
SMANEGERI1PAMEKASAN
TAHUNPELAJARAN2020/2021
Pada tanggal 14 Agustus 1945, para pemuda mengdakan rapat di Jakarta yang hadir dalam rapat
itu antara lain Chairul saleh, sutan shrir, sukarni, singgih, suhud dan lain sebagainya.
Sukarni : “Assalamualaikum.”
Sukarni : “Barusan, Saya dan Sutan Syahrir mendengar berita dari radio BBC London di Bandung
yang menginformasikan Jepang menyerah kepada Sekutu.”
Sukarni : “Benar. Demikian, Saya mengumpulkan kalian semua disini untuk membahas keadaan
kali ini. Kita memanfaatkan keadaan ini, untuk segera menyusun kemerdekaan.”
Darwis : “Maka dari itu, mari kita sepakat untuk menolak segala bentuk‘hadiah’ kemerdekaan
dari Jepang karena kita akan menyusun kemerdekaan sendiri.”
Wikana : “Bung Darwis benar, Mari kita semua meminta kepada Ir. Soekarno dan Bung Hatta
untuk memutuskan segala hubungan dengan Jepang.”
Sutan Syahrir : “Baiklah, Jika kalian semua setuju, bagaimana jika saudara Wikana dan Darwis
menemui kedua tokoh tersebut untuk membicarakan lebih lanjut dan menyampaikan keputusan kita
semua. Bagaimana kalau rapat siang ini, kita tutup sampai disini saja. Kalian semua, bisa pulang ke
kediaman masing masing dan menunggu Soekarno dan Bung Hatta angkat suara.”
Wikana : “Baiklah kalau begitu, Bung. Sampai jumpa besok pagi.Kami pergi dulu. Terimakasih
atas informasinya.” (menjabat tangan Sukarni dan Chairul Shaleh)
Rapatpun akhirnya selesai, para pemuda kembali pulang dan kembali kerumah masing-masing
Keesokan harinya pada tanggal 15 Agustus 1945 para pemuda mendatangi rumah soekarno dengan
maksud memberitahukan Soekarno tentan keinginan para pemuda itu.
Wikana& Darwis : “Assalamu’alaikum”
Darwis : “Begini, Bung. Tadi, Saudara Chairul Shaleh dan Sukarni mendengar berita Jepang
menyerah kepada Sekutu di Radio BBC London di Bandung. Maka dari itu tadi siang kami dari golongan
para pemuda berkumpul mengedakan rapat dan hasilnya adalah, semua pemuda setuju agar Bung
Soekarno dan Bung Hatta segera menyusun kemerdekaan Indonesia.”
Moh. Hatta : “Apa yang dikatakan oleh Saudara Darwis benar. Namun sebaiknya hal tersebut
harus direncanakan dan diputuskan dahulu oleh PPKI.”
Wikana : “Namun sebaiknya Bung Hatta dan Bung Soekarno harus memutuskan hubungan
apapun yang berkaitan dengan Jepang. Sebab, kemerdekaan adalah hak kita, Bung. Bukan hak Jepang.
Maka dari itu kami kemari dengan mendesak agar proklamasi kemerdekaan dinyatakan langsung esok
hari, tepat pada tanggal 16 Agustus tahun 1945.”
Soekarno : “Baiklah, Untuk sementara itu, Saudara Darwis dan Wikana pulang dulu ke kediaman
masing-masing. Saya akan merundingkannya kembali dengan yang lainnya.”
Soekarno : “Wa’alaikumsalam.”
15 Agustus 1945 Para Pemuda mendesak Golongan Tua untuk memproklamasikan Indonesia
gagal, para pemuda lalu melaksanakan pertemuan di Jalan Cikini 71. Mereka lalu sepakat untuk
menculik Soekarno-Hatta dan membawa mereka ke Rengasdengklok.
(IMPROVISASI DIPERBOLEHKAN)
Rombongan pemuda yang membawa Soekarno dan Hatta tiba di Rengasdengklok. Bung Hatta
telah sampai terlebih dahulu sebelum Bung Karno. Keduanya dibawa ke sebuah ruangan di dalam rumah
Jiaw KieSong.
Sukarni : “Kami ingin anda dan Bung Karno segera melaksanakan proklamasi (melepaskan tali
yang mengikat kedua tangan Hatta)
Hatta : “Iyaa, mereka membawaku kemari, mereka membawa Fatma dan Guntur juga?”
Sukarni : “Begini Bung, kami ingin anda berdua segera memproklamasikan kemerdekaan kita.
Jepang sudah menyerah Bung, ini saat yang tepat untuk kita memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia.”
Soekarno : “Mengapa kau begitu mudah percaya kabar itu Karni? Jepang pasti akan
memerdekakan kita. Tapi bukan sekarang.”
Wikana : “Saya tidak setuju dengan itu Bung, kami para pemuda ingin kemerdekaan atas jerih
payah kami sendiri, bukan karena hadiah dari Jepang.”
Sukarni : “Itu benar Bung, bila kita merdeka atas hadiah Jepang, maka kita adalah bentukan
Jepang, kita bisa dijajah lagi Bung.”
17 Agustus 1945 dini hari. Di ruang makan dalam rumah Laksamana Maeda, berkumpullah Ir.
Soekarno, Drs. Moh Hatta, Ahmad Soebardjo, Soekarni, Sayuti Melik dan BM. Diah untuk merumuskan
naskah proklamasi.
Hatta : “Lanjutannya Bung, Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain
dilaksanakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.”
Soekarno : (menulis sambil mengeja)” Jakarta, 17 Agustus 1945. Wakil bangsa Indonesia. Yak,
sudah selesai, apakah anda semua setuju ?”
Pemuda : “Setuju”
Sukarni : “Saya rasa jangan, terlalu banyak. Menurut saya, lebih baik Bung Karno dan Bung Hatta
saja yang menandatanganinya atas nama bangsa Indonesia”
Semuanya : “Setuju.”
Soekarno : “Menurut saya, tanggal 17 adalah tanggal baik. Sebagaimana Al-Quran diturunkan
tanggal 17, selain itu dalam sehari semalam orang Islam sholat sebanyak 17 rakaat. Jadi, bagaimana
kalau hari ini, Jumat legi, tanggal 17 Agustus ?”
Sukarni : “Setuju Bung, lebih cepat lebih baik. Pukul berapa kita akan melaksanakannya?”
Hatta : “Pukul 10.00 tepat, bagaimana?”
Semuanya : “Setuju”
Soekarno : “Saya akan menyuruh Fatmawati untuk menjahit bendera merah putih, tolong siapkan
tiangnya.”
Semuanya : “Setuju”
(Sayuti masuk membawa naskah yang sudah diketik, memberikannya pada Soekarno)
Hatta : “Diah, tolong perbanyak naskah ini dan sebarkan ke seluruh Indonesia.”
Jumat pagi pukul 10.00, semua orang telah berkumpul di halaman depan rumah Ir. Soekarno di
Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta untuk mendengarkan pelaksanaan proklamasi. Bung Karno,
Bung Hatta, keluar ke serambi depan rumah diikuti Ibu Fatmawati. Bung Karno mendekati mikrofon
sebelum membacakan proklamasi dan mengucapkan pidato pendahuluan.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara saksama dan
dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
PARA PEMUDA BERSORAK MERDEKA !!! ADA YANG HARU, ADA YANG SENANG ADA YANG BERJOGET