Anda di halaman 1dari 50

GAMBARAN PENGETAHUAN, INDEKS MASSA TUBUH

(IMT) DAN ASUPAN SERAT PADA WANITA


DENGAN HIPERTENSI
(Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Pagat Kabupaten Hulu Sungai Tengah)

TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Predikat Ahli Madya Gizi

OLEH:
NOR RIZNI MALINDA
NIM P07131118147

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
GIZI
2021

GAMBARAN PENGETAHUAN, INDEKS MASSA TUBUH
(IMT) DAN ASUPAN SERAT PADA WANITA
DENGAN HIPERTENSI
(Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Pagat Kabupaten Hulu Sungai Tengah)
OLEH:
NOR RIZNI MALINDA
NIM P07131118147

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
GIZI
2021

@ 2021
Hak Cipta ada pada penulis

LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir berjudul Gambaran Pengetahuan, Indeks Massa Tubuh (IMT)
dan Asupan Serat Pada Wanita Dengan Hipertensi (Studi di Wilayah Kerja
Puskesmas Pagat Kabupaten Hulu Sungai Tengah) telah disetujui untuk
diajukan di hadapan Tim Penguji Tugas Akhir Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Banjarmasin.

Banjarbaru, Mei 2021

Pembimbing I, Pembimbing II,


(Nurhamidi, SKM., M.Kes) (H. Yasir Farhat, SKM., MPH)
NIP. 196609171989021001 NIP. 197009281991031002

LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir berjudul Gambaran Pengetahuan, Indeks Massa Tubuh (IMT)
dan Asupan Serat Pada Wanita Dengan Hipertensi (Studi di Wilayah Kerja
Puskesmas Pagat Kabupaten Hulu Sungai Tengah) telah dipertahankan di
depan Tim Penguji Tugas Akhir dalam rangka memperoleh predikat Ahli Madya
Gizi.
Banjarbaru, Mei 2021
Pembimbing I, Pembimbing II,

(Nurhamidi, SKM., M.Kes)


NIP. 196609171989021001

Mengetahui : (H. Yasir Farhat, SKM., MPH)


(Nurhamidi, SKM., M.Kes) Ketua Jurusan Gizi
NIP. 196609171989021001
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
NIP. 197009281991031002

Susunan Tim Penguji(Rijanti


TugasAbdurrachim,
Akhir DCN.,M.Kes., RD.)
1. (Rusmini Yanti, SKM., MS.NIP. 196311101987032001
​: Ketua Penguji) ​ ​(
)
2. (H. Yasir Farhat, SKM., MPH ​: Anggota) ​ ​( )

3. (Nurhamidi SKM., M.Kes. ​: Anggota) ​ ​( )


SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama ​ ​: Nor Rizni Malinda
NIM ​ ​: P07131118147
Angkatan ​: 2018
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan Tugas
Akhir saya yang berjudul :

“Gambaran Pengetahuan, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Asupan Serat


Pada Wanita Dengan Hipertensi (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Pagat
Kabupaten Hulu Sungai Tengah)”

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.


​ ​ ​ ​ ​ ​Banjarbaru, Mei 2021

​ ​Nor Rizni Malinda


DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama ​: Nor Rizni Malinda
Tempat, Tanggal Lahir :​ Barabai, 23 Juni 2000
Jenis Kelamin :​ Perempuan
Agama :​ Islam
Alamat ​: Jalan Brigjen H. Hasan Baseri, Bukat, RT/RW.03/01,
​ Barabai
Anak Ke ​: 3 dari 3 bersaudara
Nama Ayah ​: Syaifullah
Nama Ibu ​: Faridah
Nama Saudara ​: Norizkia dan Akmad Norrifki
Pendidikan Formal :​ 1. RA An-nur, lulus tahun 2006
​ 2. MIN Bawan, lulus tahun 2012
​ 3. SMP 1 Barabai, lulus tahun 2015
​ 4. SMK Farmasi Pangeran Suryanata Barabai,
lulus tahun 2018
5.
Terdaftar sebagai mahasiswi di Jurusan Gizi
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin, sejak tahun
2018
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan dengan rasa
tanggung jawab.
Banjarbaru, Mei 2021

Nor Rizni Malinda



KEMENKES REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
GIZI
TAHUN 2021
ABSTRAK
Tugas Akhir

NOR RIZNI MALINDA

“GAMBARAN PENGETAHUAN, INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DAN


ASUPAN SERAT PADA WANITA DENGAN HIPERTENSI (STUDI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGAT KABUPATEN HULU SUNGAI
TENGAH)”
(Nurhamidi, SKM., M.Kes)
viii + 68 halaman ;11 Tabel ; 2 Gambar ; 10 Lampiran
Hipertensi merupakan penyumbang penyakit kardiovaskular dengan
jumlah prevalensi paling tinggi dengan 9,4 juta kematian per tahun (WHO, 2013).
Hipertensi tertinggi ada di Kalimantan Selatan, yang tertinggi ada pada
Kabupaten Hulu Sungai Tengah (51,99%) (Kemenkes RI, 2018). Penderita
hipertensi wanita di rentang usia 20-59 tahun di Puskesmas Pagat menurut data
bulan Januari 2021 sebesar (61,66%), dibanding di rentang usia 60->70 tahun
sebesar (38,33%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan,
indeks massa tubuh (IMT) dan asupan serat pada wanita dengan hipertensi.
​Jenis penelitian bersifat observasional. Rancangan penelitian dengan
survei deskriptif. Populasi yaitu semua wanita dengan hipertensi di rentang usia
20-59 tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pagat Kabupaten Hulu Sungai
Tengah. Sampel yaitu responden wanita yang menderita Hipertensi pada bulan
Januari 2021 dengan cara Total sampling. Variabel yang diteliti pengetahuan,
indeks massa tubuh, dan asupan serat . Cara pengumpulan data dengan kuesioner
dan wawancara. Analisis data menggunakan analisis univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 86% responden berusia di rentang
40-59 tahun, 54,05% sebagai IRT, 51,35% pendidikan SD, 64,86% tinggi badan
responden di rentang 140-150 cm, 48,64% berat badan responden di rentang >60
kg, dan 67,56% tekanan darah responden di rentang tingkatan pertama. 37,83%
responden dengan pengetahuan cukup, 37,83% responden dengan IMT gemuk
tingkat berat, dan 78,37% asupan serat responden kurang.
Hendaknya responden dapat menerapkan pola makan yang baik
meningkatkan asupan serat, mengurangi makanan yang berlemak dan tinggi
garam, serta melakukan olahraga ringan secara rutin dan cukup istirahat.
Kata kunci ​: Hipertensi, Pengetahuan, Indeks Massa Tubuh, Asupan Serat
Kepustakaan ​: 48 (2002-2020)

MINISTRY OF HEALTH INDONESIAN REPUBLIC


HEALTH POLYTECHNIC BANJARMASIN
DIPLOMA III PROGRAM
NUTRITION
2021
ABSTRACT
Final Project

NOR RIZNI MALINDA

"DESCRIPTION OF KNOWLEDGE, BODY MASS INDEX (BMI) AND


FIBER INTAKE IN HYPERTENSION WOMEN (STUDY IN THE
WORKING AREA OF PUSKESMAS PAGAT, HULU SUNGAI TENGAH
REGENCY)"
(Nurhamidi, SKM., M.Kes)
viii + 68 pages; 11 Tables; 2 pictures; 10 Appendix

​Hypertension is a contributor to cardiovascular disease with the highest


prevalence with 9,4 million deaths annualy (WHO, 2013). The highest
hypertension is in South Kalimantan, the highest is in Hulu Sungai Tengah
Regency (51.99%) (Kemenkes RI, 2018). According to data for January 2021,
women with hypertension in the age range of 20-59 years were (61.66%),
compared to those in the age range of 60-> 70 years (38.33%). The purpose of
this study was to determine the description of knowledge, body mass index (BMI)
and fiber intake in women with hypertension.
​This type of research is observational. The research design used a
descriptive survey. The population was all women with hypertension in the age
range of 20-59 years who were in the working area of Puskesmas Pagat, Hulu
Sungai Tengah Regency. The sample is female respondents who suffer from
hypertension in January 2021 by means of total sampling. The variables studied
were knowledge, body mass index, and fiber intake. How to collect data by means
of questionnaires and interviews. Data analysis using univariate analysis.
​The results showed that 86% of the respondents were in the range of 40-59
years, 54.05% as a housewife, 51.35% of primary school education, 64.86% of
the respondents 'height was in the range of 140-150 cm, 48.64% of the
respondents' body weight. in the range> 60 kg, and 67.56% of the respondent's
blood pressure in the first grade range. 37.83% of respondents with sufficient
knowledge, 37.83% of respondents with a heavy weight level of BMI, and
78.37% of respondents with insufficient fiber intake.
​Respondents should be able to adopt a good diet, increase fiber intake,
reduce fatty and high-salt foods, and do light exercise regularly and get enough
rest.

Keywords: Hypertension, Knowledge, Body Mass Index, Fiber Intake


Literature: 48 (2002-2020)​

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat,
Taufik dan Hidayah serta Karunia-Nya yang telah dilimpahkan sehingga tugas
akhir yang berjudul Gambaran Pengetahuan, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan
Asupan Serat Pada Wanita Dengan Hipertensi (Studi di Wilayah Kerja
Puskesmas Pagat Kabupaten Hulu SungaI Tengah) dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh predikat Ahli Madya Gizi di Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Banjarmasin Jurusan Gizi.
​ alam penyusunan tugas akhir ini, tidak lepas dari bimbingan dan
D
masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik dalam segi moril
maupun materil sehingga terwujudnya tugas akhir ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada yang terhormat :
1. Dr. H. Mahpolah, M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Banjarmasin.

2. Rijanti Abdurrachim, DCN., M. Kes, RD. selaku Ketua Jurusan Gizi


Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banjarmasin.

3. Rusmini Yanti, SKM., MS. selaku Ketua Prodi DIII Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Banjarmasin sekaligus sebagai ketua penguji.

4. Nurhamidi, SKM., M. Kes. selaku pembimbing yang telah banyak


memberikan bimbingan, masukan, koreksi serta saran dalam penyusunan dan
perbaikan tugas akhir ini.

5. Yasir Farhat, SKM., MPH. selaku pembimbing kedua sekaligus penguji


kedua.

6. Seluruh dosen dan staf Jurusan Gizi yang telah memberikan dorongan dan
saran-saran untuk kelancaran tugas akhir ini.

7. Puskesmas Pagat Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan seluruh Petugas beserta
Staff yang telah memberikan data pendukung penelitian serta pemberian izin
penelitian.

8. Kedua orang tua saya yang telah memberikan semangat, do’a restu, serta
motivasi selama penulisan tugas akhir ini.

9. Kedua saudara beserta keponakan saya yang sudah memberikan semangat dan
do’a selama penulisan tugas akhir ini.

10. Teman-teman dekat saya Thasya Nadia Asari, Habibah, dan Muhammad
Aldi Rahman yang selalu memberi dukungan dan motivasi selama penulisan
dan penyusunan tugas akhir ini.

11. Teman-teman Jurusan Gizi Semester 6 yang telah banyak membantu.


12. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas
bantuannya sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.
​Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna
dalam pembuatan tugas akhir ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kelancaran tugas akhir ini. Penulis
berharap semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi kita semua. Aamiin.
Banjarbaru, Mei 2021
Penulis​
i

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HAK CIPTA
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN ORISINALITAS
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ​ ​i
DAFTAR ISI ​ ​iii
DAFTAR TABEL ​ ​vi
DAFTAR GAMBAR ​ ​vii
DAFTAR LAMPIRAN ​ ​viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ​ ​1
B. Rumusan Masalah ​ ​7
C. Tujuan Penelitian ​ ​7
1. Tujuan Umum ​ ​7
2. Tujuan Khusus ​ ​7
D. Manfaat Penelitian ​ ​7
1. Bagi Peneliti ​ ​7
2. Bagi Puskesmas Pagat dan Petugas Kesehatan ​ ​7
3. Bagi Masyarakat ​ ​8
E. Keaslian Penelitian ​ ​9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Wanita Dewasa ​ ​10
1. Wanita Dewasa Awal ​ ​10
2. Wanita Dewasa Madya ​ ​11
3. Wanita Dewasa Usia Lanjut ​ ​12
B. Konsep Hipertensi ​ ​13
1. Definisi ​ 1​ 3
2. Klasifikasi ​ 1​ 3
3. Etiologi ​ 1​ 4
4. Faktor Resiko Hipertensi ​ ​17
5. Manifestasi Klasifikasi Hipertensi ​ ​24
6. Penatalaksanaan Hipertensi ​ ​25
C. Pengetahuan ​ 2​ 6
D. Indeks Massa Tubuh (IMT) ​ ​28
1. Definisi IMT ​ 2​ 8
2. Rumus IMT ​ 2​ 8
3. Kategori IMT ​ 2​ 9
4. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Indeks Massa
Tubuh ​ ​29
5. Kaitan IMT dengan Hipertensi ​ ​31
E. Asupan Serat ​ ​32
1. Pengertian Serat ​ ​32
2. Jenis-jenis dan Sumber Serat ​ ​32
3. Kaitan Asupan Serat dengan Hipertensi ​ ​33
F. Kerangka Teori ​ 3​ 5
G. Kerangka Konsep ​ 3​ 6
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ​ ​37
B. Desain/Rancangan Penelitian ​ ​37
C. Tempat dan Waktu ​ ​37
1. Tempat Penelitian ​ ​37
2. Waktu Penelitian ​ ​37
D. Populasi dan Sampel ​ ​38
1. Populasi ​ 3​ 8
2. Sampel ​ 3​ 8
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ​ ​38
1. Variabel Penelitian ​ 3​ 8
2. Definisi Operasional ​ 3​ 9
F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ​ ​40
1. Jenis Data ​ 4​ 0
2. Cara Pengumpulan Data ​ 4​ 0
G. Pengolahan dan Analisis Data ​ 4​ 1
1. Pengolahan Data ​ ​41
2. Analisis Data ​ 4​ 4
BAB IV HASIL
A. Gambaran Umum Puskesmas Pagat ​ ​45
1. Kondisi Geografis ​ ​45
2. Data Demografi ​ 4​ 5
B. Gambaran Umum Responden ​ ​47
1. Karakteristik Responden ​ ​47
2. Variabel yang Diteliti ​ ​48
BAB V PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Responden ​ ​51
1. Usia ​ 5​ 1
2. Pekerjaan ​ 5​ 1
3. Pendidikan ​ 5​ 2
4. Tinggi dan Berat Badan ​ ​53
5. Tekanan Darah ​ ​54
B. Gambaran Pengetahuan ​ ​54
C. Gambaran Indeks Massa Tubuh (IMT) ​ ​57
D. Gambaran Asupan Serat ​ ​58
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ​ ​61
B. Saran ​ ​62
1. Bagi Institusi/Puskesmas ​ ​62
2. Bagi Penderita/Masyarakat ​ ​62
3. Bagi Peneliti Selanjutnya ​ ​63
DAFTAR PUSTAKA ​ 6​ 4
LAMPIRAN


DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ​ ​9 ​
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah ​ ​14 ​
Tabel 2.2 Klasifikasi Penyakit Hipertensi Sesuai Dengan
Derajatnya ​ ​14 ​
Tabel 2.3 Kategori IMT ​ ​29 ​
Tabel 3.1 Definisi Opersional ​ ​39
Tabel 4.1 Data Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Desa/Kelurahan
dan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Pagat Tahun
2019 ​ ​46
Tabel 4.2 Data Sarana Fisik Kesehatan di Puskesmas Pagat Tahun
2019 ​ ​47
Tabel ​4.3 ​Distribusi Karakteristik Responden di Wilayah
Kerja Puskesmas Pagat ​ ​47

Tabel 4.4 Distribusi Pengetahuan Pada Wanita Dengan Hipertensi di


Wilayah Kerja Puskesmas Pagat Kabupaten Hulu Sungai
Tengah ​ ​49
Tabel 4.5 Distribusi IMT Pada Wanita Dengan Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Pagat Kabupaten Hulu Sungai
Tengah ​ ​49
Tabel 4.6 Distribusi Asupan Serat Pada Wanita Dengan Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Pagat Kabupaten Hulu Sungai
Tengah ​ ​50

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ​ ​35


Gambar 2.2 Kerangka Konsep ​ ​36 ​
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ​Surat Balasan Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 2 ​Formulir Informed Consent
Lampiran 3 ​Kuesioner Penelitian.
Lampiran 4 ​Kartu Konsultasi Tugas Akhir
Lampiran 5 ​Pernyataan Siap Ujian Tugas Akhir
Lampiran 6 ​Jadwal dan Anggaran Penelitian
Lampiran 7 ​Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 8 ​Persentase Jawaban dari Pertanyaan Pengetahuan Responden
Lampiran 9 ​Berita Acara Perbaikan
Lampiran 10 ​Data Penelitian

vi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini perhatian penyakit tidak menular semakin meningkat karena
frekuensi kejadiannya pada masyarakat semakin meningkat. Penyakit tidak
menular masuk dalam sepuluh penyebab utama kematian, dua diantaranya
adalah penyakit jantung dan stroke (WHO,2019). Keadaan ini terjadi di dunia,
baik di negara maju maupun di negara dengan ekonomi rendah dan menengah.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menggunakan istilah penyakit kronis
(chronic diseases) untuk penyakit-penyakit yang tidak menular. Penyakit tidak
menular disebut juga sebagai new communicable diseases karena penyakit ini
dianggap dapat menular, yakni melalui gaya hidup dan sosial ekonominya
(Bustan dalam Nurlaili, 2017).
Hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
angka morbiditas maupun mortalitas, tekanan darah pada fase sistolik 140
mmHg menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase
diastolik 90 mmHg yang menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung.
(Triyanto dalam Kamila, M. 2017).
Penyakit Tidak Menular merupakan penyakit yang tidak bisa ditularkan
dari satu individu ke individu lainnya (Kementerian Kesehatan RI, 2015).
Penyakit Tidak Menular merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang
bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun
2012. Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyebab kematian
terbesar dunia, yaitu sekitar 17 juta pertahun, jumlah prevalensi tersebut
penyumbang angka tertinggi adalah hipertensi dengan 9,4 juta kematian per
tahun. Hipertensi bertanggung jawab setidaknya 45% dari kematian akibat
penyakit jantung (total mortalitas penyakit jantung iskemik dan 51% kematian
akibat stroke (WHO, 2013).
Prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia
≥18 tahun sebesar 34,1%, angka ini meningkat cukup tinggi dibandingkan
tahun 2013 25.8% (Kemenkes RI, 2018). Hipertensi tertinggi ada di
Kalimantan Selatan (44.1%). Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia
sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat
hipertensi sebesar 427.218 (Kemenkes RI, 2018). Prevalensi hipertensi
berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia ≥18 menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan, hipertensi tertinggi yaitu
Kabupaten Hulu Sungai Tengah (51,99%) (Kemenkes RI, 2018). Data Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan prevalensi hipertensi berdasarkan
estimasi penderita hipertensi berusia >15 tahun menurut jenis kelamin
Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019, untuk Kabupaten Hulu Sungai
Tengah jumlah estimasi wanita yang menderita hipertensi sebesar 52,386
(Dinkes Prov. Kalsel, 2019).
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah prevalensi
hipertensi berdasarkan pengukuran tekanan darah penduduk >18 tahun
menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Hulu
Sungai Tengah tahun 2017, jumlah penduduk >18 tahun yang ada di wilayah
kerja Puskesmas pagat yang dilakukan pengukuran tekanan darah terdapat
Wanita yang hipertensi sebesar 616 penduduk dengan persentase 53,71%
(Dinas Kesehatan Kab.HST, 2017). Sedangkan untuk cakupan kegiatan PTM
pelayanan Hipertensi di Puskesmas pagat pada tahun 2019 (61,1% ) dengan
jumlah 2575 penduduk, dan pada tahun 2020 dari bulan Januari sampai Juni
(23,3%) dari 1001 jumlah penduduk. Dari data Profil Puskesmas Pagat pada
tahun 2019 angka prevalensi Hipertensi menduduki posisi pertama dari 10
penyakit terbanyak (25,5%) dengan jumlah pengidap hipertensi sebanyak
2.550 dari 8.817 pasien. Penderita hipertensi wanita dengan rentang usia 20-
59 tahun di Puskesmas Pagat pada data terbaru bulan Januari 2021 terdapat 37
pasien (61,66%) yang mengidap hipertensi, jumlah penderita wanita di
rentang usia ini lebih besar dibanding dengan rentang usia 60 sampai usia
lebih dari 70 tahun yang hanya terdapat kisaran 23 pasien (38,33%).
​ ​Penyebab pasti terjadinya hipertensi sampai saat ini masih
belum diketahui. Namun terdapat dua Faktor Risiko Hipertensi yaitu, faktor
risiko yang tidak dapat diubah antara lain, umur, jenis kelamin, genetik dan
faktor risiko yang dapat diubah antara lain merokok, diet rendah serat,
dyslipidemia, konsumsi garam berlebih, kurang aktivitas fisik, stress, berat
badan berlebih/ kegemukan dan mengkonsumsi alkohol (Kemenkes RI, 2018).
Salah satu sumber bahan pangan yang baik untuk mencegah hipertensi
adalah buah dan sayur sebagai asupan serat. Orang dewasa dianjurkan
mengkonsumsi sebanyak 200-300 gram (2-3 potong), porsi sayur yang
dianjurkan dalam sehari untuk orang dewasa yaitu sebanyak 150-200 gram
(1½-2 mangkok). Pola makan sehat untuk mencegah hipertensi menurut
(Rismayhanti, C. 2009) yaitu dengan cara mengkonsumsi asupan serat tinggi
salah satunya konsumsi buah dan sayur seperti pepaya, alpukat, mangga,
pisang, wortel, bayam, brokoli, kembang kol. Dalam penelitian Denny (2015)
disebutkan bahwa lebih dari 80% wanita dewasa kurang mengkonsumi buah
dan sayur sehingga berakibat kurangnya asupan serat yang mana pada
akhirnya memicu terjadinya obesitas dan tekanan darah tinggi.
Pengetahuan pasien tentang hipertensi merupakan faktor penting dalam
mencapai kontrol tekanan darah. Pada hipertensi, pengetahuan pasien bisa
mempengaruhi kepatuhan, pengendalian tekanan darah, morbiditas dan
mortalitas pasien (Busari et al, 2010). Kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai penyakit hipertensi membuat penderita hipertensi tidak menyadari
akan bahaya hipertensi, mereka malah mencemasakan hal-hal yang akan
dianjurkan oleh dokter seperti melakukan diet hipertensi dan belajar
mengendalikan stress (Sutarni, 2014). Dalam penelitian Wang & Vasan (2010)
disebutkan bahwa kurangnya pengetahuan pasien mengenai hipertensi
menjadi salah satu penyebab tidak terkontrolnya tekanan darah pasien. Dalam
penelitian lain yang dilakukan Muswanti, I, J. (2016) juga menyatakan bahwa
masih banyak ditemukan pasien dengan hipertensi yang pengetahuannya
kurang, dibuktikan dengan hasil penelitiannya yakni (53%) dari 66 pasien
dengan hipertensi yang pengetahuannya kurang.
Beberapa alasan yang berpengaruh pada kurangnya pengenalan dan
kontrol pada hipertensi adalah kurangnya pengetahuan orang-orang mengenai
berbagai macam aspek dari tekanan darah tinggi. Diketahui pada sebuah
penelitian bahwa 26% responden tidak tahu bahwa mereka menderita
hipertensi, 20% tidak yakin apakah ada yang bisa dilakukan untuk mencegah
tekanan darah tinggi atau percaya bahwa tidak ada yang bisa dilakukan untuk
mencegah hipertensi, 19% percaya menjalani pengobatan akan
menyembuhkan tekanan darah tinggi. 22% responden secara keseluruhan
mempunyai pengetahuan yang kurang mengenai hipertensi (Viera et al, 2008).
Pengetahuan dan kesadaran pasien mengenai tekanan darah memegang
peranan penting pada kemampuan untuk mencapai kesuksesan pengendalian
tekanan darah pada hipertensi (Alfi, A., dkk. 2017).
Indeks Massa Tubuh (IMT) pada wanita yang digolongkan dalam
memiliki berat badan lebih dari normal yaitu (IMT>25 kg/) beresiko dua
setengah kali mengalami tekanan darah diatas normal dibandingkan dengan
wanita yang memiliki IMT normal (IMT<25 kg/) (Setyawati, B., dkk, 2017).
Sebuah fakta membuktikan bahwa setiap peningkatan 10 Kg berat badan
berhubungan dengan peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 3,0 mmHg
dan diastolik sebesar 2-3 mmHg (Poirir, P., dkk, 2006: dalam Kristina, dkk,
2015).
Penelitian yang dilakukan oleh (Kristina, dkk. 2015) menunjukkan bahwa
wanita usia 15-49 tahun dengan (IMT>25 kg/) lebih berisiko terserang
penyakit hipertensi dibanding wanita dengan (IMT<25 kg/).
Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan dengan petugas
kesehatan puskesmas pagat Kab. HST di wilayah kerja puskesmas pagat
dikatakan bahwa hipertensi masih menjadi masalah utama dalam
penanggulangan penyakit tidak menular sekaligus menjadi penyakit terbanyak
di puskesmas pagat selama tahun 2019, banyak faktor – faktor yang
menyebabkan kejadian tersebut, sehingga masalah hipertensi belum
terselesaikan. Salah satu faktor penyebabnya adalah tingkat pendidikan
penderitanya sebagian masih rendah, dengan pendidikan yang rendah itu
menyebabkan salah satunya pengetahuan terhadap penyakit hipertensi masih
kurang, masyarakat daerah sana juga sebagian cenderung masih menganggap
hipertensi sebagai penyakit yang lumrah terjadi dimasyarakat dan merupakan
penyakit yang tidak terlalu berbahaya. Sikap masyarakat yang acuh juga
bepengaruh dalam pengaturan makan untuk penderita hipertensi, sehingga
makanan yang dianjurkan tidak terlalu diperhatikan, salah satunya bahan
makanan dengan sumber serat, serta masih kurang dalam mengkonsumsi
sayur dan buah, lalu masyarakat disana sebagian juga kurang aktifitas fisiknya
ataupun berolahraga sehingga masih ditemukannya penderita hipertensi
dengan berat badan yang berlebih.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan, indeks massa tubuh
(imt), dan asupan serat pada wanita dengan hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Pagat Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian yaitu bagaimana gambaran pengetahuan, indeks massa tubuh (IMT)
dan asupan serat pada wanita dengan hipertensi.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
​Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, indeks massa tubuh
(IMT) dan asupan serat pada wanita dengan hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan karakteristik responden
b. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan pada penderita hipertensi.
c. Mendeskripsikan indeks massa tubuh (IMT) pada penderita
hipertensi.
d. Mendeskripsikan asupan serat pada penderita hipertensi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk mengetahui
gambaran pengetahuan, indeks massa tubuh (IMT) dan asupan serat pada
wanita dengan hipertensi.
2. Bagi Puskesmas Pagat Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Petugas
Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sebagai
bahan pertimbangan bagi puskesmas dan petugas kesehatan dalam
penatalaksanaan pasien dengan hipertensi di Puskesmas Pagat. Selain itu
hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai sumber
informasi bagi puskesmas dalam menentukan kebijakan pelayanan
puskesmas yang belum dilaksanakan.
3. Bagi Masyarakat
​Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan
memberikan wawasan untuk masyarakat (baik ilmuwan, praktisi maupun
masyarakat umum) yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan
menambah ilmu pengetahuan dibidang kesehatan khususnya mengenai
gambaran pengetahuan, menjaga indeks massa tubuh (IMT) normal dan
meningkatkan asupan serat pada wanita dengan hipertensi.

9

E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian
Nama
No. Judul Persamaan Perbedaan
Peneliti
• Tempat
penelitian
Hubungan Index Massa • Variabel Terikat :
• Desain
Tubuh Dengan Hipertensi
Kristina, penelitian :
1. Hipertensi Pada Wanita • Variabel Bebas :
dkk, 2015 Survei (Cross
Usia Subur (Analisis Indeks Massa
Data Riskesdas 2013) Sectional)
Tubuh (IMT) • Usia Wanita
Dewasa
• Variabel Terikat : • Tempat
Asupan Serat Dan Hipertensi Penelitian
Tekanan Darah WUS • Variabel Bebas : • Usia Wanita
Sari, N.,
2. Madura Penderita Asupan Serat Dewasa
dkk, 2016
Tekanan Darah Tinggi • Desain penelitian :
Di Malang Survei (Cross
Sectional)
Pengaruh Indeks Massa • Variabel Terikat : • Tempat
Tubuh (IMT) Terhadap penelitian
Simamora, Hipertensi
Kejadian Hipertensi • Desain
3. DL., dkk, • Variabel Bebas :
Pada Wanita Di Wilayah penelitian :
2017 Indeks Massa
Puskesmas Pulo Brayan Survei (Cross
Medan Tahun 2017 Tubuh (Imt)
Sectional)
• Variabel Terikat : • Tempat
Hubungan Indeks Massa Hipertensi penelitian
Tubuh, Asupan Lemak, • Variabel Bebas :
Andarini,
Dan Mikronutrisi, Serta Indeks Massa
4. S, dkk,
Aktivitas Fisik Terhadap Tubuh (Imt)
2019
Tekanan Darah Pada • Desain penelitian :
Wanita Usia Subur Survei (Cross
Sectional)

9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Wanita Dewasa
Istilah adult berasal dari kata kerja latin, seperti juga istilah adolescence-
adolescere- yang berarti “tumbuh menjadi kedewasaan”. Akan tetapi, kata
adult berasal dari bentuk lampau partisipel dari kata kerja adultus yang berarti
“telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna” atau “telah
menjadi dewasa”. Oleh karena itu, orang dewasa adalah individu yang telah
menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam
masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya (Hurlock, 2002).
Menurut Hurlock masa dewasa dibagi menjadi 3 bagian yang pertama
yaitu dewasa dini dimulai pada usia 18 sampai kira-kira 40 tahun, kemudian
dilanjutkan dengan masa dewasa madya, yaitu pada usia 40-60 tahun, dan
yang terakhir masa dewasa lanjut yaitu usia >60 tahun. Menurut WHO (2015)
usia dewasa pada seseorang yaitu dimulai di usia 20- 60 tahun.
1. Wanita Dewasa Awal
Hurlock (2002) mengatakan bahwa wanita dewasa awal dimulai pada
umur 18 tahun sampai kira-kira 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik
dan psikologis menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Wanita
dewasa awal adalah wanita yang beusia 21 tahun sampai dengan usia 40
tahun. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa
remaja yang ditandai dengan pencarian identitas diri. Pada masa dewasa
awal, identitas diri ini di dapat sedikit demi sedikit sesuai dengan umur
kronologis (Fitriyah, JM., dkk, 2016).
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young) adalah
wanita yang berusia 20 s-d 40 tahun. menurut seorang ahli psikologi
perkembangan, Santrock (dalam Fitriyah, JM., dkk, 2016), orang
dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik
(physically transition), transisi secara intelektual (cognitive transition)
serta transisi peran sosial (social role transition).
2. Wanita Dewasa Madya
Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai
masa usia antara 40 sampai 60 tahun. Masa tersebut ditandai oleh adanya
perubahan fisik, mental serta perubahan minat. Masa dewasa madya
merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa dewasa
madya merupakan masa perubahan dari masa dewasa awal ke masa
dewasa madya yang meliputi perubahan penampilan fisik yang
dikarenakan penuaan atau kesepian yang disebabkan misalnya,
kehilangan pasangan hidup dan anak-anak yang sudah berkeluarga. Selain
itu pekerjaan yang sudah purna jabatan yang sangat dimungkinkan
pendapatan sudah tidak lagi diperoleh seperti saat masa muda
(Muzakkiyah,N., Suharman. 2016).
Menurut Monks, Knoers dan Heditono (2005) dan Hurlock (2005)
bahwa usia dewasa madya merupakan masa yang sulit dalam rentang
kehidupan seseorang, dan seberapa besar usaha seseorang untuk
menyesuaikan diri, hasilnya akan tergantung pada dasar-dasar yang
ditanamkan pada awal kehidupan seseorang tersebut, terutama harapan
yang sesuai dengan peran yang diterima masyarakat. Dalam arti yang
cukup kompleks, adjustment (penyesuaian diri) juga terkait dengan
penyesuaian terhadap minat-minat sosial dan keberagamaan, terutama
pada fase akhir dewasa madya (dalam Muzakkiyah,N., Suharman. 2016).
3. Wanita Dewasa Usia Lanjut
Masa usia lanjut Usia lanjut adalah periode penutup rentang dalam
kehidupan seseorang. Masa ini dimulai dari umur 60 sampai mati, yang
ditandai dengan adanya perubahan fisik dan psikologis yang mulai
menurun (Hurlock. 2002).
Menurut Cortas (2008) mengatakan wanita yang belum mengalami
menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam
meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol
HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya
proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai
penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada
premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon
estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan.
Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah
kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya
mulai terjadi pada wanita umur 45 - 55 tahun yang mengakibatkan
terjadinya hipertensi pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria yang
diakibatkan faktor hormonal. Maka dari uraian diatas usia wanita dewasa
yang rentan terkena hipertensi adalah wanita dewasa usia madya.
B. Konsep Hipertensi
1. Definisi
​Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari
90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit
dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang
berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan
kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner)
dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan
mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan
tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat (Pusat Data
dan lnformasi Kementerian Kesehatan Rl, 2014).
2. Klasifikasi
Terdapat berbagai macam klasifikasi tekanan darah yang digunakan,
seperti antara lain klasifikasi tekanan darah menurut Joint National
Commite 7 (JNC 7) dan ESC/ISH (2007) dan Nurarif & Kusuma (2015),
secara klinis tekanan darah dapat dikelompokkan yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah


JNC VII ESC/ISH (2007)
Klasifikasi
Sistolik Diastolik Sistolik Diastolik
<
Normal < 80 Optimal < 120 < 80
120
130-
Pre-Hipertensi 80-89 Normal 120-129 80-84
139
140- Normal
Tahap 1 90-99 130-139 85-89
159 Tinggi
Tahap 2 >160 >100 Tingkat 1 140-159 90-99
Tingkat 2 160-179 100-109
Tingkat 3 > 180 > 110
Hipertensi
> 140 < 90
Sistolik
Sumber : Joint National Commite 7 (JNC 7) dan ESC/ISH (2007)
​Tabel 2.2 Klasifikasi Penyakit Hipertensi Sesuai Dengan
Derajatnya

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Optimal <120 <80
Normal 120-129 80-84
High Normal 130-139 85-89
Grade 1 (ringan) 140-159 90-99
Grade 2 (sedang) 160-179 100-109
Grade 3 (berat) 180-209 100-119
Grade 4 (sangat berat) >210 >210

Sumber : Nurarif, 2015


3. Etiologi
​Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua
golongan menurut Irianto (2014) yaitu:
a. Hipertensi Primer (esensial)
​Merupakan 90% dari seluruh kasus hipertensi adalah
hipertensi esensial yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan
darah yang tidak diketahui penyebabnya (Idiopatik).
​Beberapa faktor diduga berkaitan dengan berkembangnya
hipertensi esensial seperti berikut ini:
1) Genetik: individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan
hipertensi, beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini.
Faktor genetik ini tidak dapat dikendalikan, jika memiliki
riwayat keluarga yang memliki tekanan darah tinggi.
2) Jenis kelamin dan usia: laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita
menopause beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi. Jika usia
bertambah maka tekanan darah meningkat faktor ini tidak dapat
dikendalikan serta jenis kelamin laki-laki lebih tinggi dari pada
perempuan.
3) Diet: konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung
berhubungan dengan berkembangnya hipertensi.
4) Berat badan: Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga
berat badan dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25%
diatas BB ideal) dikaitkan dengan berkembangnya peningkatan
tekanan darah atau hipertensi.
5) Gaya hidup: Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup
dengan pola hidup sehat dengan menghindari faktor pemicu
hipertensi itu terjadi yaitu merokok, dengan merokok berkaitan
dengan jumlah rokok yang dihisap dalam waktu sehari dan dapat
menghabiskan berapa putung rokok dan lama merokok
berpengaruh dengan tekanan darah pasien. Konsumsi alkohol
yang sering, atau berlebihan dan terus menerus dapat
meningkatkan tekanan darah pasien sebaiknya jika memiliki
tekanan darah tinggi pasien diminta untuk menghindari alkohol
agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan pelihara gaya
hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa
terjadi.
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder merupakan 10% dari seluruh kasus hipertensi
adalah hipertensi sekunder, yang didefinisikan sebagai peningkatan
tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti
penyakit ginjal atau gangguan tiroid, hipertensi endokrin, hipertensi
renal, kelainan saraf pusat yang dapat mengakibatkan hipertensi dari
penyakit tersebut karena hipertensi sekunder yang terkait dengan
ginjal disebut hipertensi ginjal (renal hypertension). Gangguan ginjal
yang paling banyak menyebabkan tekanan darah tinggi karena
adanya penyempitan pada arteri ginjal, yang merupakan pembuluh
darah utama penyuplai darah ke kedua organ ginjal. Bila pasokan
darah menurun maka ginjal akan memproduksi berbagai zat yang
meningkatkan tekanan darah serta ganguuan yang terjadi pada tiroid
juga merangsang aktivitas jantung, meningkatkan produksi darah
yang mengakibtkan meningkatnya resistensi pembuluh darah
sehingga mengakibtkan hipertensi. Faktor pencetus munculnya
hipertensi sekunder antara lain: penggunaan kontrasepsi oral,
coarctation aorta, neurogenik (tumor otak, ensefalitis,
gangguanpsikiatris), kehamilan, peningkatan volume 16
intravaskuler, luka bakar, dan stress karena stres bisa memicu sistem
saraf simapatis sehingga meningkatkan aktivitas jantung dan tekanan
pada pembuluh darah.
4. Faktor Resiko Hipertensi
​Hipertensi sering disebut juga sebagai salah satu penyakit
digeneratif. Umumnya penderita tidak mengetahui dirinya mengidap
hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Penyakit ini dikenal
juga dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur dan
kelompok sosial-ekonomi. Namun lebih banyak ditemukan pada usia
lanjut yang merupakan salah satu faktor resikonya. Faktor resiko
terjadinya hipertensi, adalah antara lain :
a. Faktor Resiko yang Tidak Dapat Dirubah
1) Genetis dan riwayat keluarga
Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang
memiliki tekanan darah tinggi , maka kemungkinan ia menderita
tekanan darah tinggi lebih besar. Sebuah penelitian menunjukkan
bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan
darah tinggi. (Damayanti, 2013).
Faktor genetik bisa menjadi pemicu timbulnya hipertensi
primer. Apabila kedua orang tua mengidap hipertensi,
kemungkinan anaknya menderita hipertensi sebesar 60%
(Junaidi, 2010).
2) Usia
​ ​Menurut Copstead dan Jacgyelyn (2005) dalam
Kharisna, dkk.(2012), menyatakan kejadian hipertensi
berbanding lurus dengan peningkatan usia. Sedangkan menurut
Sugiharto, dkk. (2003) dalam Kharisna, dkk (2012) arteri
kehilangan elastisitas atau kelenturan seiring bertambahnya usia.
Hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering
dijumpai pada usia 35 tahun atau lebih. Hal ini disebabkan oleh
perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon.
3) Jenis Kelamin
​ ​Jenis kelamin Pria sering mengalami tanda-tanda
hipertensi pada usia akhir tiga puluhan, sedangkan wanita sering
mengalami hipertensi setelah menopause. Setelah usia 55 tahun,
wanita memang mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita
hipertensi. Salah satu penyebabnya adalah perbedaan hormon
kedua jenis kelamin. Produksi hormon estrogen menurun saat
menopause, sehingga tekanan darah meningkat (Casey dan
Benson, 2012).
b. Faktor Resiko yang Dapat Dirubah
1) Gaya Hidup
a) Obesitas
​ ​Berat badan berlebihan apalagi penderita
obesitas akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi
dibandingkan dengan mereka yang mempunyai berat badan
normal. Obesitas khususnya dibagian tubuh atas (pinggang
dan perut yang memberikan bentuk seperti apel) lebih dekat
dengan hipertensi. Orang dengan kelebihan berat badan di
bokong pinggul, dan paha (memberikan kesan seperti bentuk
buah pear) mempunyai risiko lebih kecil untuk menderita
hipertensi (Black & Hawks, 2005).
b) Konsumsi Garam
​ ​Adanya peningkatan volume cairan tubuh dan
tekanan darah yang akan diikuti oleh peningkatan
pengeluaran kelebihan zat garam sehingga kembali pada
keadaan yang normal. Pada hipertensi esensial kondisi inilah
yang terganggu.
c) Konsumsi Alkohol
​ ​Alkohol merupakan salah satu penyebab
hipertensi karena alkohol memiliki efek yang sama dengan
karbondioksida yang dapat meningkatkan keasaman darah,
sehingga dalah menjadi kental dan jantung dipaksa untuk
memompa, selain itu konsumsi alkohol yang berlebihan
dalam jangka panjang akan berpengaruh pada peningkatan
kadar kortisol dalam darah sehingga aktifitas rennin-
angiotensin aldosteron system (RAAS) meningkat dan
mengakibatkan tekanan darah meningkat (Mukhibbin, A,
2013).
d) Kebiasaan olahraga
​ ​Kebisaan olahraga juga sangat mempengaruhi
terjadinya hipertensi dimana pada orang yang kurang
berolahraga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung
meningkat sehingga otot jantung akan bekerja lebih keras
pada tiap kontraksi (Sriani, K,I,dkk. 2016).
e) Merokok
​ ​Menurut Djohan (2004), efek rokok adalah
vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah, mengubah
permeabilitas dinding pembuluh darah dan mengubah 5-10%
Hb menjadi carboksi-Hb. Orang yang merokok cenderung
lebih mudah terjadi proses aterosklerosis daripada yang bukan
perokok.
f) Stres
​ ​Pengaruh usia terhadap kemunculan stress
sering terjadi juga. Banyak ditemukan para pensiunan yang
sudah tak bekerja lagi menghadapai perubahan lingkungan
ekstrem. Menghadapai kondisi dirumah yang tanpa aktivitas
dan diposisikan sebagai orang yang tak mampu lagi
melakukan beberapa pekerjaan memunculkan stress.
g) Kurangnya mengomsumsi sayuran dan buah-buahan
​ ​Pola hidup sehat dapat ditunjang dengan
meningkatkan konsumsi sayur. Badan Kesehatan Dunia
(WHO) secara umum menganjurkan konsumsi sayuran untuk
hidup sehat sejumlah 250 gram sayur yaitu setara dengan 2 ½
porsi atau 2 ½ gelas sayur setelah dimasak dan ditiriskan.
Bagi orang Indonesia dianjurkan konsumsi sayuran dan buah-
buahan 300-400 gram perorang perhari (Kemenkes, 2018).
​ ​Dibandingkan dengan sumber serat pangan
lainnya, sayuran merupakan sumber paling baik dan utama.
Serat pangan bermanfaat mencegah berbagai penyakit
degeneratif, seperti kanker kolon, divertikulosis,
aterosklerosis, gangguan jantung, stroke, diabetes mellitus,
hipertensi, dan penyakit batu ginjal (Astawan, 2008).
​ ​Buah merupakan sumber serat dan zat gizi
yang sangat penting bagi kesehatan kita. WHO menganjurkan
konsumsi buah-buahan dalam sehari sekitar 150 gram buah
yang setara dengan 3 buah pisang ambon ukuran sedang, 1 ½
potong pepaya ukuran sedang atau 3 buah jeruk ukuran
sedang 15 (Kemenkes, 2014).
h) Konsumsi lemak jenuh dan kolesterol berlebih
Lemak jenuh dan kolesterol yang dikonsumsi berlebih
dapat menyebabkan kadar kolesterol darah meningkat dan
dapat menempel di permukaan dinding pembuluh darah
(Khasanah, 2012). Lama kelamaan dapat menimbulkan
penyempitan pembuluh darah atau aterosklerosis.
Aterosklerosis, yang mendasari penyebab banyaknya
penyakit kardiovaskuler, merupakan akibat dari hipertensi dan
merangsang kerusakan pada organ tubuh lainnya (Krummel,
2000). Penyempitan pembuluh darah memacu jantung untuk
memompa darah lebih kuat agar dapat memasok kebutuhan ke
seluruh jaringan, akibatnya tekanan darah meningkat
(Khasanah, 2012).
2) Sosial Ekonomi
a) Pendapatan
​ ​Hal ini di nyatakan dengan tingkat ekonomi
yang rendah dapat menjadi faktor dari risiko hipertensi.
Kebanyakan masyarakat dengan ekonomi menengah ke
bawah, yang lebih banyak menggunakan penghasilannya
untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti membayar
kebutuhan hidup contohnya membayar sewa rumah, bayar
listrik dan bayar air dari pada mengutamakan makan makanan
sehat dan memeriksakan kesehatan.
b) Pendidikan dan pengetahuan
​ ​Pendidikan dan pengetahuan mengenai tingkat
kesadaran pasien tentang hipertensi merupakan faktor penting
dalam mencapai kontrol tekanan darah. Pengetahuan individu
mengenai hipertensi membantu dalam pengendalian
hipertensi karena dengan pengetahuan ini individu akan
sering mengunjungi dokter dan patuh pada pengobatan
(Elhadi, 2007). Pada hipertensi, pengetahuan dan sikap pasien
bisa mempengaruhi kepatuhan, pengendalian tekanan darah,
morbiditas dan mortalitas pasien (Busari et al, 2010).
Masyarakat terkadang meskipun telah mengetahui bahwa
dirinya menderita hipertensi, mereka mengabaikan nasihat
dari petugas kesehatan tentang pengobatan hipertensi, karena
kecenderungan orang-orang yang hidup sendiri dan daya
ingatnya sudah mulai menurun maka perlu sekali edukasi
masyarakat untuk mengetahui bahaya dari hipertensi (Sarki
AM 2015).
3) Kepatuhan
a) Konsumsi Antihipertensi
​ ​Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
(Artiyaningrum, B., Azam, M. 2016) bahwa ada hubungan
yang signifikan antara kepatuhan minum obat antihipertensi
dengan kejadian hipertensi. Karena penderita yang tidak patuh
meminum obat antihipertensi memiliki risiko lebih tinggi
dibandingkan dengan penderita yang patuh meminum obat
antihipertensi.
b) Pemeriksaan rutin
​ ​Pemeriksaan rutin sangat penting dikarenakan
pada penelitian yang dilakukan oleh (Rosalina, W,M. 2019)
menyatakan bahwa pada masyarakat yang melakukan
pemeriksaan rutin mengenai hipertensi risikonya lebih rendah
dibanding dengan masyarakat yang tidak melakukan
pemeriksaan secara rutin di pelayan kesehatan.
5. Manifestasi Klinis Hipertensi
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), tanda dan gejala hipertensi
dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
​Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan
dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri
oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak
akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak diukur.
b. Gejala yang lazim
​Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis Beberapa
pasien yang menderita hipertensi mengalami sakit kepala, pusing,
lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epistaksis,
kesadaran menurun.

6. Penatalaksanaan Hipertensi
​Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan
menggunakan obat-obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup.
Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan garam
tidak lebih dari 6 gram/hari, menurunkan berat badan, menghindari
minuman berkafein, rokok, dan minuman beralkohol.
​Olah raga juga dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat
berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan
frekuensi 3-5 x per minggu. Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam)
dan mengendalikan stress. Untuk pemilihan serta penggunaan obat-
obatan hipertensi disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter
keluarga anda. Ada pun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh
penderita hipertensi adalah:
a. Makanan yang berkadar lemakjenuh tinggi (otak, ginjal, paru,
minyak kelapa, gajih).
b. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit,
crackers, keripikdan makanan keringyangasin).
c. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned,
sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
d. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan
asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
e. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta
sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
f. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal,
tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya
mengandunggaram natrium.
g. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian,
tape.
​Di Indonesia terdapat pergeseran pola makan, yang mengarah
pada makanan cepat saji dan yang diawetkan yang kita ketahui
mengandung garam tinggi, lemak jenuh, dan rendah serat mulai
menjamur terutama di kota-kota besar di Indonesia. Dengan mengetahui
gejala dan faktor risiko terjadinya hipertensi diharapkan penderita dapat
melakukan pencegahan dan penatalaksanaan dengan modifikasi
diet/gaya hidup ataupun obat-obatan sehingga komplikasi yang terjadi
dapat dihindarkan (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
RI, 2014).
C. Pengetahuan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Wulansari, J. dkk. 2016)
membuktikan ada hubungan antara pengetahuan dengan hipertensi. Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan yang
baik tentang hipertensi umumnya tekanan darahnya terkendali, sedangkan
responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tidak baik mengenai
hipertensi umumnya tekanan darahnya tidak terkendali.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan adalah faktor intern yang
mempengaruhi terbentuknya perilaku. Perilaku seseorang tersebut akan
berdampak pada status kesehatannya (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan
konsep tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin meningkatnya pengetahuan
pasien tentang hipertensi akan mendorong seseorang untuk berperilaku yang
lebih baik dalam mengontrol hipertensi sehingga tekanan darahnya tetap
terkendali. Perilaku yang baik tersebut bisa diterapkan dengan mengubah gaya
hidup seperti membatasi makanan yang berlemak, mengurangi makanan
bergaram, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, olahraga yang teratur,
dan menghindari stres.
Pengetahuan pasien mengenai hipertensi juga berpengaruh pada kepatuhan
pasien dalam melakukan pengobatan. Pasien dengan tingkat pengetahuan
yang baik tentang hipertensi akan patuh terhadap pengobatan. Seiring dengan
meningkatnya pengetahuan tentang hipertensi, pasien hipertensi dapat
melakukan penatalaksanaan penyakitnya sehingga pasien menjadi lebih baik.
Hasil penelitian ini sejenis dengan penelitian Ragot et al (2005) yang
menyatakan bahwa pengetahuan dan kesadaran pasien mengenai tekanan
darah memegang peranan penting dalam kemampuan untuk mencapai
kesuksesan pengendalian tekanan darah pada hipertensi. Pengetahuan dan
kesadaran pasien mengenai hipertensi berhubungan secara signifikan dengan
kepatuhan pengobatan hipertensi (Al-Yahya et al, 2006).

D. Indeks Massa Tubuh (IMT)


1. Definisi IMT
​IMT adalah suatu cara sederhana untuk memantau status gizi
orang dewasa. Berat badan yang kurang lebih beresiko terserang penyakit
infeksi. Berat badan yang berlebihan beresiko terserang penyakit
Degenerative. (Iswanto, 2007 dalam Jayanti, M., 2017).
​IMT merupakan rumus matematis yang dinyatakan sebagai berat
badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam
meter). Penggunaan rumus ini hanya dapat diterapkan pada seseorang
berusia antara 19 hingga 70 tahun, berstruktur tulang belakang normal,
bukan atlet atau binaragawan, dan bukan ibu hamil atau menyusui.
(Arisman, 2007 dalam Jayanti, M. 2017).
2. Rumus IMT
​Untuk menghitung IMT perlu mengukur berat badan dan tinggi
badan, untuk itu gunakan alat timbangan dan pengukur tinggi badan.
Berat badan dinyatakan dalam satuan meter. Data tinggi badan kemudian
dikuadratkan.

IMT =
Nilai IMT menunjukan berat badan seseorang dinyatakan normal,
kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya berlaku untuk yang berumur
lebih dari 18 tahun (Iswanto, 2007 dalam Jayanti, M. 2017).

3. Kategori IMT
​Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO
atau WHO (2007), yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan
perempuan. Disebutkan bahwa batas ambang normal untuk laki-laki
adalah 20,1 - 25,0 dan untuk perempuan adalah 18,7 – 23,8. Untuk
kepentingan pemantauan tingkat defisiensi kalori dan kegemukan, FAO
atau WHO menyarankan untuk memakai satu batas ambang tersebut telah
disesuaikan lagi. Batas ambang IMT untuk Indonesia dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 2.3 Kategori IMT
Kategori IMT Keterangan
Kekurangan berat badan tingkat berat <17,0 Kurus
Kekurangan ​berat ​badan ​t 17,0 – 18,4
ingkat ringan
Berat badan ideal 18,5 – 25,0 Normal
Kelebihan berat badan tingkat ringan. 25,1 – 27,0 Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat berat. >27,0
Sumber : Kemenkes RI 2019
4. Faktor-faktor yang berhubungan Dengan Indeks Massa Tubuh
a. Usia
Penelitian yang dilakukan oleh Kantachuvessiri, Sirivichayakul,
Kaew Kungwal, Tungtrochitr dan Lotrakul menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara usia yang lebih tua dengan
IMT kategori obesitas. Subjek penelitian pada kelompok usia 40-49
dan 50-59 tahun memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas
dibandingkan kelompok usia kurang dari 40 tahun. Keadaan ini
dicurigai oleh karena lambatnya proses metabolisme, berkurangnya
aktivitas fisik, dan frekuensi konsumsi pangan yang lebih sering
(Kantachuvessiri, A, 2005, dalam Pradana, dkk 2014).
b. Jenis Kelamin
IMT dengan kategori kelebihan berat badan lebih banyak
ditemukan pada laki-laki. Namun, angka kejadian obesitas lebih
tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Data dari
National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES)
periode 1999-2000 menunjukkan tingkat obesitas pada laki-laki
sebesar 27,3% dan pada perempuan sebesar 30,1% di Amerika (Hill,
J 2006, dalam Pradana, dkk 2014).
c. Pola makan
Pola makan adalah pengulangan susunan makanan yang terjadi saat
makan. Pola makan berkenaan dengan jenis, proporsi dan kombinasi
makanan yang dimakan oleh seorang individu, masyarakat atau
sekelompok populasi. Makanan cepat saji berkontribusi terhadap
peningkatan indeks massa tubuh sehingga seseorang dapat menjadi
obesitas. Hal ini terjadi karena kandungan lemak dan gula yang tinggi
pada makanan cepat saji. Selain itu peningkatan porsi dan frekuensi
makan juga berpengaruh terhadap peningkatan obesitas. Orang yang
mengkonsumsi makanan tinggi lemak lebih cepat mengalami
peningkatan berat badan dibanding mereka yang mongkonsumsi
makanan tinggi karbohidrat dengan jumlah kalori yang sama.
(Abramowitz, M, dalam Pradana, dkk, 2014).
d. Aktifitas fisik
Aktifitas fisik menggambarkan gerakan tubuh yang disebabkan
oleh kontraksi otot menghasilkan energi ekspenditur. Menjaga
kesehatan tubuh membutuhkan aktifitas fisik sedang atau bertenaga
serta dilakukan hingga kurang lebih 30 menit setiap harinya dalam
seminggu. Penurunan berat badan atau pencegahan peningkatan berat
badan dapat dilakukan dengan beraktifitas fisik sekitar 60 menit
dalam sehari (WHO. 2003, dalam Pradana, A., dkk, 2014).
5. Kaitan IMT dengan Hipertensi
​Indeks massa tubuh (IMT) sangat berpengaruh pada kejadian
hipertensi di mana pada IMT berlebih atau kelebihan berat badan dapat
memicu terjadinya faktor risiko hipertensi yang lebih tinggi dibandingkan
seseorang dengan IMT normal (Dien, N,G, dkk. 2014).
​Indeks massa tubuh (IMT) yang sering mengakibatkan hipertensi
adalah obesitas. Penderita obesitas mengalami peningkatan jaringan
lemak yang meningkatkan resistensi pembuluh darah dan selanjutnya
meningkatkan beban kerja pada jantung untuk memompa darah. Obesitas
memberikan dorongan untuk aktivasi sistem saraf simpatik serta untuk
perubahan struktur dan fungsi ginjal. Mekanisme kontrol tekanan arteri
dari diuresis dan natriuresis tampaknya bergeser ke tingkat tekanan darah
yang lebih tinggi pada orang yang mengalami obesitas.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Yulnefia. 2020) terdapat
hubungan antara IMT dengan kejadian hipertensi, hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian Laurus et al tahun 2016, di mana menyimpulkan
bahwa terdapat hubungan antara peningkatan IMT dengan hipertensi.
Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang gemuk 5 kali lebih
tinggi dibandingkan dengan seorang yang badannya normal. Pada
penderita hipertensi ditemukan sekitar 20- 33% memiliki berat badan
lebih (overweight) (Laurus, F. Sundari L.P.R. 2020)
E. Asupan Serat
1. Pengertian Serat
Serat makanan adalah komponen karbohidrat kompleks tidak dapat
dicerna oleh enzim pencernaan, tetapi dapat dicerna oleh mikro bakteri
pencernaan. Serat makanan merupakan wadah berbiak yang baik bagi
mikroflora usus. Serat makanan juga disebut suatu komponen bukan gizi
yang harus dipenuhi jumlahnya agar tubuh dapat berfungsi dengan baik.
Di dalam buku “Vegetarian : Pola Hidup Sehat Berpantang Daging”
menyampaikan bahwa serat adalah nutrisi non-gizi yang tidak dapat
dicerna oleh enzim-enzim pencernaan manusia sehingga serat tidak
mengahasilkan energi dan gizi (Urofi’ah, SA. 2019).
2. Jenis-jenis dan Sumber Serat
Buku karya Ir. W.P. Winarto dan Tim Lentera (2004) dengan judul
“Memanfaatkan Tanaman Sayur untuk mengatasi Aneka Penyakit”
menyatakan bahwa serat makanan juga diartikan sebagai sisa yang
tertinggal di dalam kolon atau usus setelah makanan dicerna atau setelah
protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral dari makanan yang
berasal dari tumbuhan diserap. Sisa tersebut disebabkan tubuh manusia
tidak mempunyai enzim yang dapat mencerna serat tersebut (Urofi’ah,
SA. 2019).
Serat makanan terkandung dalam tanaman sayur dibagi menjadi 2 jenis
yaitu serat yang tidak larut dalam air dan serat yang larut dalam air.
a. Serat yang tidak larut dalam air, terdiri dari selulosa, hemilosa, dan
lignin. Selulosa dan hemilosa merupakan komponen dinding sel
tanaman dan terdapat pada bekatul gandum. Lignin banyak terdapat
pada bagian kayu tanaman gandum, apel, dan kubis.
b. Serat larut dalam air, tediri dari pektin, gum, dan mucilage. Pektin
banyak terdapat pada berbagai kulit tanaman sayur, seperti kulit
bawang-bawangan. Gum banyak terdapat pada jenis tanaman kacang-
kacangan, seperti kedelai dan buncis. Sementara mucilage atau serat
yang terletak di dalam biji tanaman dengan struktur mirip hemilosa,
secara umum terdapat dalam lapisan endosperm dari padi-padian,
kacang-kacangan, dan biji-bijian (Urofi’ah, SA. 2019).
3. Kaitan Asupan Serat dengan Hipertensi
​Faktor yang menyebabkan hipertensi adalah konsumsi makanan
sumber serat yang rendah. Asupan serat yang rendah dapat
mengakibatkan asam empedu lebih sedikit diekskresi oleh feses, sehingga
banyak kolesterol yang direabsorbsi dari hasil sisa empedu. Kolesterol
yang banyak beredar dalam pembuluh darah akan menghambat aliran
darah sehingga berdampak pada peningkatan tekanan darah (Thomson,
D., dkk, 2012).
​Serat mempunyai manfaat yaitu dapat menurunkan tekanan darah
sistolik hingga 5,5 mmHg dan diastolik 3 mmHg. Konsumsi serat dalam
kategori baik, sebanyak 25–30 gram, dapat mengikat asam empedu
sehingga dapat menurunkan absorbsi lemak dan kolesterol darah yang
nantinya dapat menurunkan risiko tekanan darah tinggi. Konsumsi serat
dapat membuat rasa kenyang, membantu mencegah terjadinya konstipasi,
dan menurunkan risiko penyakit jantung karena kadar kolestrol dalam
batas normal.
​Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Yuriah, A., dkk. 2019)
bahwa tedapat hubungan asupan serat dengan hipertensi sebagian besar
pasien penderita hipertensi konsumsi seratnya masih kurang dan sedikit
sekali pasien hipertensi yang asupan seratnya cukup.

F. Kerangka Teori

Gambar 2.1. Kerangka Teori


(Sumber : modifikasi dari Aris (2007), Sulistiyowati (2009), E degli Esposti et al
(2003), Ayu (2012)(dalam Artiyaningrum, B, 2015)).

G. Kerangka Konsep

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
​Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional yang
bersifat deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara pengamatan
lagsung dengan melakukan penyebaran kuisioner untuk mengetahui
gambaran variabel pengetahuan, wawancara recall 1x24 jam selama 2 hari
untuk mengetahui gambaran variabel asupan serat, serta pengukuran tinggi
badan dan berat badan untuk mengetahui gambaran dari variabel indeks
massa tubuh (IMT).
B. Desain/Rancangan Penelitian
​Rancangan penelitian dilakukan dengan pendekatan survei deskriptif
yaitu dengan cara mennggambarkan pengetahuan, indeks massa tubuh
(IMT), dan asupan serat pada wanita dengan hipertensi (studi di wilayah
kerja Puskesmas Pagat Kabupaten Hulu Sungai Tengah).
C. Tempat dan Waktu
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pagat Kabupaten
Hulu Sungai Tengah (HST).
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan
Februari tahun 2021.

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita dewasa yang
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pagat Kabupaten Hulu Sungai
Tengah dengan rentang usia 20-59 tahun sebanyak 37 pasien terhitung
dari data terbaru bulan Januari 2021.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total
sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana
jumlah sampel sama dengan populasi. Alasan mengambil total
sampling yaitu karena jumlah populasi yang kurang dari 100 maka
seluruh populasi semuanya dijadikan sampel penelitian (Sugiyono,
2007).
Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi wanita
dewasa yang hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pagat Kabupaten
Hulu Sungai Tengah dengan rentang usia 20-59 tahun.
E. Variabel Penelitian dan Definisi Opersional
1. Variabel Penelitian
​Variabel penelitian berdasarkan pendapat Suharmi Arikunto
adalah serangkaian gambaran objek yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian, Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan, indeks
massa tubuh (IMT), dan asupan serat wanita yang hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Pagat Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

37

2. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Kategori Skala
Data
1. Pengetahuan Pemahaman Wawancara Kuesioner Baik : ≥ 75% Ordinal
responden Cukup : 56 – 74%
atau sesuatu Kurang : < 55%
yang Arikunto (2006)
diketahui
responden
tentang
semua hal
yang
berkaitan
dengan
hipertensi.
2. Indeks MassaPenentuan Pengukuran Microtoise Kurus : KekuranganOrdinal
Tubuh (IMT) indeks massa Tinggi dan BB tingkat
tubuh dapat Badan dan Timbangan berat <17,0
diukur Berat Digital Kekurangan
dengan Badan BB tingkat
penimbangan ringan 17,0-
berat badan 18,4
serta Normal : 18,5-25,0
pengukuran Gemuk : Kelebihan
tinggi badan, BB tingkat
yang ringan 25,1-
kemudian 27,0
dimasukkan Kelebihan
kedalam BB tingkat
rumus BB berat >27,0
(kg)/(m). (Kemenkes, 2019)
3. Asupan Serat Jumlah Wawancara Food Kurang : <19 g/hari Ordinal
asupan serat recall 1x24 Cukup : 19-30 g/hari
dari Jam Lebih : >30 g/hari
makanan selama 2 (WNPG, 2012)
yang hari
dikonsumsi
oleh pasien
dalam satu
hari penuh.

Tabel 3.1 Definisi Operasional



37

F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data


1. Jenis Data
a. Data primer
​Data primer adalah data tentang keadaan responden yang di
peroleh dalam penelitian ini, yang meliputi antara lain :
1) Data pengetahuan responden
2) Data indeks massa tubuh (IMT)
3) Data tingkat Asupan Serat responden
4) Data karakteristik responden
b. Data sekunder
​Data sekunder meliputi data kejadian hipertensi pada
wanita dewasa dan gambaran umum profil Puskesmas Pagat
Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
2. Cara Pengumpulan Data
a. Data primer
1) Data pengetahuan responden diperoleh dengan cara
wawancara langsung menggunakan alat bantu berupa
kuesioner.
2) Data Indeks Massa Tubuh (IMT) diperoleh dengan cara
mengukur berat badan dalam satuan kilogram dibagi dengan
tinggi badan kuadrat dalam satuan meter, menggunakan alat
bantu microtoise dan timbangan digital.
3) Data tingkat asupan serat diperoleh dengan cara wawancara
langsung menggunakan alat bantu berupa kuesioner food
recall 1x24 jam selama 2 hari.
4) Data karakteristik responden diperoleh dengan cara
wawancara langsung menggunakan alat bantu kuisioner
b. Data sekunder
​Data yang meliputi gambaran umum Puskesmas Pagat
Kabupaten Hulu Sungai Tengah seperti data demografi, geografis
dan jumlah wanita dewasa yang hipertensi.
G. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data :
a. Pengetahuan Responden
Pengolahan data pengetahuan sebagai berikut :
1) Memberi skor jawaban responden
Jawaban yang benar diberi skor 1
Jawaban yang salah diberi skor 0
2) Menjumlahkan skor dari semua jawaban
3) Menghitung nilai pengetahuan dengan rumus
Lalu dikategorikan menurut Arikunto (2006) yaitu
a) Baik : ≥ 75%
b) Cukup : 56 – 74%
c) Kurang : < 55%
b. Indeks Massa Tubuh (IMT)
Pengolahan data IMT sebagai berikut :
1) Dilakukan pengukuran tinggi badan dengan microtoise dan
pengukuran berat badan menggunakan timbangan digital.
2) Mencatat hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan
responden.
3) Menghitung nilai pengetahuan dengan rumus
Lalu dikategorikan :
a) Kurus : Kekurangan BB tingkat berat <17,0
Kekurangan BB tingkat ringan 17,0-18,4
b) Normal : Berat Badan Ideal 18,5-25,0
c) Gemuk : Kelebihan BB tingkat ringan 25,1-27,0
Kelebihan BB tingkat berat >27,0
(Kemenkes, 2019)
c. Tingkat Asupan Serat
Pengolahan data tingkat asupan serat sebagai berikut :
1) Asupan serat dapat dilihat dilihat dari seberapa banyak pasien
mengonsumsi bahan makanan berserat
2) Pasien diwawancarai mengenai jumlah kebiasaan konsumsi
makanan kemudian hasilnya dicatat pada form food recall 1x24
hours selama 2 hari yang berbeda dan akan didapatkan jumlah
asupan serat yang dimakan oleh pasien.
3) Kemudian konversikan berat bahan makanan dari URT kedalam
gram.
4) Konversikan kembali berat bahan dalam gram kedalam zat gizi
serat menggunakan Nutri2008.
5) Data asupan serat tersebut dibandingkan dengan kebutuhan serat
sesuai dengan anjuran asupan serat perhari yaitu :
a) Kurang ​: <19 g/hari
b) Cukup ​: 19-30 g/hari
c) Lebih ​: >30 g/hari
(Sumber, WNPG, 2012)
d. Karakteristik Responden
Pengolahan data karakteristik responden sebagai berikut :
1) Dilakukan wawancara langsung untuk menanyakan nama,
umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan kalsifikasi tekanan
darah.
2) Mencatat hasil wawancara.
3) Mengelompokkan usia responden sesuai katergori rentang
18-39 atau 40-59 tahun.
4) Mengelompokkan pekerjaan responden sesuai kategori
(Petani, Ibu rumah tangga dan wiraswasta).
5) Mengelompokkan tingkat pendidikan responden sesuai
dengan kategorinya (SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi).
6) Mengelompokkan tinggi dan berat badan pasien sesuai
dengan kategori :
a) Tinggi badan dengan rentang 140-150 dan 151-160 cm.
b) Berat badan dengan rentang 30-40, 41-59 dan >60 kg.
7) Mengelompokkan tekanan darah pasien sesuai kategori :
a) Stage 1 sistolik 140-159 mmHg dan diastoliknya 90-99
mmHg.
b) Stage 2 sistolik >169 mmHg dan diastolic >100 mmHg
2. Analisis Data
​Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
univariat. Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi
data pengetahuan responden, indeks massa tubuh (IMT) dan asupan serat,
pada wanita dewasa yang hipertensi.


37

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Puskesmas Pagat
1. Kondisi Geografis
Secara geografis Puskesmas Pagat terletak di Kecamatan Batu
Benawa, Desa Pagat, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) berjarak 7
km dari ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang memiliki luas
2
wilayah kerja 58 km dan terdiri dari 7 desa dapat ditempuh dengan
kendaraan roda dua maupun roda empat, dengan batas wilayah :
a. Sebelah Utara ​: Wilayah kerja Puskesmas Awang Besar
Kecamatan Barabai.
b. Sebelah Timur ​: Wilayah kerja Puskesmas Durian Gantang
Kecamatan Labuan Amas Selatan (LAS).
c. Sebelah Selatan ​: Wilayah kerja Puskesmas Hantakan
Kecamatan Hantakan.
d. Sebelah Barat ​: Wilayah kerja Puskesmas Kalibaru Kecamatan
Batu Benawa.
2. Data Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pagat tahun 2019
adalah 11.034 Jiwa dengan perincian berdasarkan wilayah kerja
Puskesmas Pagat sebagai berikut :

Tabel 4.1 Data Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Desa/Kelurahan dan


Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Pagat Tahun 2019
No. Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk Jumlah (Jiwa)
Laki-laki Perempuan
1. Pagat 1.105 1.114 2.219
2. Murung A 1.021 1.034 2.055
3. Aluan Sumur 507 506 1.013
4. Aluan Mati 608 598 1.204
5. Pantai Batung 943 888 1.830
6. Baru 688 707 1.395
7. Haliau 661 651 1.318
Total 5.532 5.502 11.034

a. Sosial Ekonomi
Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pagat
cukup bervariasi, sebagian besar adalah Petani dan Penyadap Karet.
b. Sarana Ekonomi/Transportasi/Komunikasi
Hampir seluruh wilayah kerja dapat dilalui dengan kendaraan roda
dua dan roda empat. Sarana komunikasi yang ada berupa telepon
seluler. Waktu tempuh dari desa ke Puskesmas berkisar 15 menit/jam
hingga 20 menit/jam dari ibu kota Kabupaten dengan perjalanan
darat.
c. Pendidikan
Jumlah saranan sekolah Taman Kanak-Kanak adalah 9 buah,
Sekolah Dasar 9 buah, Sekolah Menengah Pertama 2 buah, Sekolah
Menengah Atas 1 buah, serta Pesantren 2 buah.

d. Sarana Kesehatan
Tabel 4.2 Data Saran Fisik Kesehatan di Puskesmas Pagat Tahun
2019
No. Sarana Jumlah
1. Puskesmas 1 buah
2. Puskesmas Pembantu 1 buah
3. Poskesdes/Poslindes 7 buah
4. Rumah Dinas Dokter 2 buah
5. Rumah Dinas Paramedis 2 buah
6. Sepeda Motor 4 buah
7. Mobil Dinas (Ambulance) 2 buah

B. Gambaran Umum Responden


1. Karakteristik Responden
Pada penelitian ini melibatkan responden wanita dewasa dengan
riwayat penyakit Hipertensi sebanyak 37 orang yang memiliki
karakteristik pasien meliputi, usia, pekerjaan, pendidikan terakhir, tinggi
badan, berat badan dan tekanan darah saat ini.
Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi
sebagai berikut.
Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas
Pagat.
No Karakteristik Jumlah Persentase (%)
Usia
1. 18-39 tahun 5 13,51
40-59 tahun 32 86,48
Jumlah 37 100
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 20 54,05
2.
Petani 9 24,32
Wiraswasta 8 21,62
Jumlah 37 100
Pendidikan
SD/Sederajat 19 51,35
3.
SMP/Sederajat 10 27.02
SMA/Sederajat 8 21,62
Jumlah 37 100
Tinggi Badan
4. 140-150 cm 24 64,86
151-160 cm 13 35,13
Jumlah 37 100
Berat Badan
5. 30-40 Kg 2 5,4
41-59 Kg 17 45,94
>60 Kg 18 48,64
Jumlah 37 100
Tekanan Darah
6. Tingkat 1 25 67,56
Tingkat 2 12 32,43
Hipertensi
Jumlah 37 100

​ ​ ​ ​Berdasarkan data pada tabel 4.4 diketahui bahwa


responden pada penelitian ini yang memiliki riwayat penyakit hipertensi
yaitu paling banyak
Tidak Dapat di rentang rusia 40-59 tahun sebanyak
Diubah 32 orang
Dapat Diubah
(86,48%), pekerjaan responden umumnyaGaya sebagai
HidupIbu Rumah Tangga
1. Genetis
sebanyak 28 orang (54,05%) dan pendidikan paling banyak adalah SD
yaitu 2.
sebanyak 1. Obesitas
Usia 19 orang (51.,35%), tinggi badan responden umumnya
berada di rentang 140-150 sebanyak 24 orang
3. Jenis Kelamin
2. Konsumsi
(64,86%), berat badan
garam
responden umumnya berada di rentang >60 Kg sebesar 18 orang (48,64%),
serta tekanan darah responden paling banyak 3. Konsumsi alcohol1 yaitu
ada di tingkat
sebanyak 25 orang (67,56%). 4. Kebiasaan olahraga
2. Variabel yang Diteliti 5. Merokok
a. Variabel Pengetahuan 6. Stres
Data gambaran pengetahuan responden terhadap penyakit
Sosial Ekonomi
hipertensi dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung
1.dilihat
menggunakan kuesioner dengan hasil dapat Pendapatan
sebagai berikut.
2. Pendidikan
Tabel 4.4 Distribusi Pengetahuan Pada Wanita Dengan dan
Hipertensi di
Pengetahuan
Wilayah Kerja Puskesmas Pagat Kabupaten Hulu Sungai
Kepatuhan
Tengah.
No. Pengetahuan Jumlah 1. Konsumsi antihipertensi
N % 2. Pemeriksaan rutin
1. Baik 11 29,72
2. Cukup 14 37,83
3. Kurang 12 32,43
Total 37 100

​Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pengetahuan


Pengetahuan
responden pada rentang baik yaitu ada 11 orang (29,72%), cukup ada
14 orang (37,83%), kurang ada 12 orang (32,43%).

Hipertensi
​Dari beberapa
Obesitas (Indeks Massa
pertanyaan diperoleh persentase jawaban dari
(Tekanan Darah)
Tubuh)
responden sebagai berikut:
b. Variabel Indeks Massa Tubuh (IMT)
TabelPola
4.5 Konsumsi
Distribusi (Asupan
IMT Pada Wanita Dengan Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas
Serat) Pagat Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
No. Indeks Massa Tubuh (IMT) Jumlah
N %
1. Kurang 2 5,4
2. Normal 12 32,43
3. Gemuk tingkat ringan 9 24,32
4. Gemuk tingkat berat 14 37,83
Total 37 100

​ ​Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa IMT responden


yang paling banyak ada pada rentang gemuk tingkat berat yaitu ada 14
orang (37,83%), gemuk tingkat ringan ada 9 orang (24,32%), normal
ada 12 orang (32,43%), kurang ada 2 orang (5,4%).
c. Variabel Asupan Serat
​Tabel 4.6 Distribusi Asupan Serat Pada Wanita Dengan
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pagat Kabupaten
Hulu Sungai Tengah.
No. Asupan Serat Jumlah
n %
1. Kurang 29 78,37
2. Cukup 8 21,62
Total 37 100

​Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa asupan serat


responden yang paling banyak ada pada rentang kurang yaitu 29 orang
(78,37%), dan cukup ada 8 orang (21,62%).

45

BAB V
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Responden
1. Usia
Hasil penelitian menunjukkan persentase rentang usia penderita
yang menderita hipertensi paling banyak antara usia 40-59 tahun yaitu
86,48% dan paling sedikit antara usia 18 - 39 tahun yaitu 13,51%.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Juariyanti (2016)
bahwa usia memiliki kaitan erat dengan kenaikan tekanan darah, semakin
bertambah usia maka risiko untuk mengalami hipertensi semakin tinggi.
Meningkatnya tekanan darah saat bertambahnya usia disebabkan karena
pada usia yang semakin menua arteri besar akan kehilangan
kelenturannya dan menjadi kaku karena itu darah disetiap denyut jantung
dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang lebih sempit daripada
pembuluh darah biasanya yang kemudian menyebabkan naiknya tekanan
darah.
Tekanan darah sistolik meningkat lebih tajam pada wanita yang
mengalami penuaan dibandingkan dengan laki-laki, dan ini mungkin
terkait dengan perubahan hormonal, tingginya Sensitivitas garam,
tingginya aktivitas simpatis, dan kenaikan berat badan.
2. Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Pagat menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan
responden yaitu Ibu Rumah Tangga sebesar 54,05% dan pekerjaan paling
sedikit adalah Wiraswasta 21,62%.
Jenis pekerjaan berhubungan dengan aktifitas fisik, aktifitas fisik
akan berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah. Jika seseorang
kurang aktifitas fisiknya maka dapat meningkatkan risiko hipertensi
karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Seseorang yang
kurang aktif cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih
tinggi sehingga otot jantungnya tersebut harus bekerja lebih keras pada
setiap kali kontraksi. Semakin keras dan sering otot jantung ketika
memompa, maka semakin besar tekanan yang dibebankan pada arteri.
Menurut Sukardji (2009), ibu rumah tangga termasuk dalam
pekerjaan dengan aktifitas ringan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Atun, dkk (2014) yang menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi, yang berarti
bahwa orang dengan aktivitas fisik ringan memiliki peluang atau risiko
4,69 kali akan menderita hipertensi dibandingkan dengan yang
beraktivitas sedang.
3. Pendidikan
Pendidikan responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah
SD 51,35% dan pendidikan yang paling sedikit SMA 21,62%. Dengan
demikian para responden yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pagat
tergolong berpendidikan rendah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan data yang diungkapkan Pusat
Data dan Informasi Kemenkes RI (2018) bahwa proporsi penderita
hipertensi cenderung lebih tinggi pada kelompok dengan pendidikan
rendah. Tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap perubahan sikap
dan perilaku seseorang untuk berperilaku hidup sehat. Tingkat
pendidikan rendah cenderung akan mempersulit seseorang dalam
menerima dan mengerti isi pesan-pesan kesehatan yang sudah
disampaikan, sedangkan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan
memudahkan seseorang untuk menyerap informasi dan menerapkannya
dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari, khususnya dalam hal
kesehatan dan gizi (Notoatmodjo, 2003 dalam Rusimah, 2010).
4. Tinggi dan Berat Badan
Tinggi badan responden terbanyak ada pada rentang 140-150 cm
yaitu 64,86% dan berat badan pasien paling banyak ada di rentang >60 kg
sebesar 48,64%.
Obesitas dan kenaikan berat badan merupakan faktor risiko
terjadinya hipertensi. Hubungan obesitas dengan hipertensi berkaitan
dengan indeks massa tubuh (IMT) yang dihitung berdasarkan berat dan
tinggi badan.
Tinggi badan dan berat badan berkaitan dengan perhitungan Indeks
Massa Tubuh (IMT) seseorang jika nilai IMT >25 atau mengalami
kelebihan berat badan maka dapat memicu terjadinya faktor risiko
hipertensi yang lebih tinggi dibanding dengan IMT normal <25.
Menurut penelitian Kristina, dkk (2015), wanita dewasa yang
2
memiliki IMT >25 kg/m berpeluang besar 2,27 kali menderita hipertensi
2
dibanding dengan wanita dewasa yang memiliki IMT <25 kg/m .
5. Tekanan Darah
Tekanan darah responden dalam penelitian ini sebagian besar
masuk kedalam kategori tekanan darah tingkat pertama 67,56% dan
paling sedikit masuk kedalam kategori tekanan darah tingkat 2 32,43%.
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 pada tahap pertama yaitu
rentang sistoliknya dari 140-159 dan diastoliknya di rentang 90-99
mmHg. Sedangkan untuk tekanan darah pada tahap 2 yaitu sistoliknya
>160 dan diastoliknya >100 mmHg.
B. Gambaran Pengetahuan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa dari 37 orang
wanita penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pagat, 29,72%
memiliki pengetahuan yang baik, 37,83% diantaranya memiliki pengetahuan
yang cukup, dan 32,43% diantaranya memiliki pengetahuan kurang. Hasil
penelitian ini tidak jauh berbeda dibanding dengan hasil penelitian Ria
Karmila (2019) di poli rawat jalan dan rawat inap di RSUD Prof. DR. M. Ali
Hanafiah SM Batusangkar yang menyatakan pengetahuan responden tentang
hipertensi dengan kategori kurang sebesar 35,29%.
Pengetahuan yang sebagian masih kurang pada responden ini
kemungkinan salah satunya berkaitan dengan tingkat pendidikan yang
rendah. Data menunjukkan bahwa pendidikan responden rata-rata adalah
masuk dalam kategori SD sebesar 51,35%.
​Sesuai hasil penelitian terhadap wanita dengan hipertensi mengenai
pertanyaan pengetahuan tentang hipertensi dari 15 pertanyaan pengetahuan
yang diajukan bahwa pertanyaan yang dapat dijawab lebih dari 50%
diantaranya ada (97,3%) responden mengetahui jenis olahraga ringan yang
dapat dilakukan oleh penderita hipertensi, (94,6%) responden mengetahui
obat antihipertensi yang biasanya dikonsumsi atau diberikan oleh tenaga
kesehatan di Puskesmas ataupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,
(91,9%) responden mengetahui perilaku penderita hipertensi yang baik salah
satunya dengan mengkonsumsi sayur dan buah, (86,5%) responden
mengetahui sumber makanan yang dihindari bagi penderita hipertensi,
(83,8%) responden mengetahui gejala-gejala dari hipertensi, (81,1%)
responden mengetahui makanan yang baik dikonsumsi oleh penderita
hipertensi, (73%) responden mengetahui penyakit akibat kurang
mengkonsumsi sayuran berserat tinggi, (67,6%) responden mengetahui akibat
yang timbul dari penyakit hipertensi, (64,9%) responden mengetahui tentang
sumber makanan penyebab hipertensi, (62,2%) responden mengetahui gejala
dan bahaya hipertensi, (56,8%) responden mengetahui kebiasaan-kebiasaan
yang dapat menyebabkan hipertensi, (54,1%) responden mengetahui penyakit
akibat dari pola makan tidak terkontrol, (51,4%) responden mengetahui
pengertian dari hipertensi, dan jawaban kurang dari 50% yaitu ada hanya
(45,9%) responden mengetahui tentang rentang tekanan darah tinggi, dan
hanya (37,8%) responden mengetahui tentang penatalaksanaan hipertensi.
Pertanyaan yang paling sedikit dijawab benar oleh responden adalah
pertanyaan tentang penatalaksanaan hipertensi sebanyak (62,2%) responden
tidak mengetahui tentang penatalaksanaan hipertensi disebabkan karena
sebagian besar responden rata-rata sebelumnya memang tidak mengetahui
dan kurang mendapatkan informasi atau edukasi mengenai penatalaksanaan
hipertensi baik dari Puskesmas maupun dari fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya, padahal penting untuk para penderita hipertensi mengetahui tentang
penatalaksanaan hipertensi ini untuk mencegah tingginya tekanan darah, bisa
dimulai dari penatalaksanaan non farmakolgi seperti, pengontrolan berat
badan secara berkala, mengurangi asupan natirum, dan rutin berolahraga.
Selanjutnya mengenai rentang teakanan darah tinggi sebanyak (54,1%)
responden tidak bisa menjawab dengan benar tentang rentang tekanan darah
tinggi, hal tersebut dikarenankan saat dilakukan wawancara langsung saat
pengisian kuisoner sebagian besar responden mengatakan bahwa mereka lupa
berapa rentang normal untuk tekanan darah, padahal sebelumnya mereka
sudah mengetahui hal tersebut seperti dari pihak Puskesmas. Seharusnya
penting untuk para penderita hipertensi mengetahui rentang tekanan darah
tinggi untuk mengantisipasi jikalau terjadi kenaikan darah yang signifikan
maka responden dapat langsung mencek kesehatannya.
Akibat dari responden yang tidak memahami pertanyaan diatas
menyebabkan responden kurang paham mengenai penatalaksaan diet, rentang
normal tekanan darah, yang mana bisa berakibat memicu timbulnya penyakit
hipertensi dan mengenai kebiasaan-kebiasaan yang dapat memicu terjadinya
peningkatan tekanan darah (hipertensi) jika tidak segera ditangani maka dapat
memicu terjadinya peyakit penyerta seperti stroke, ataupun serangan jantung.
C. Gambaran Indeks Massa Tubuh (IMT)
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa dari 37 orang
wanita penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pagat, 37,83%
gemuk tingkat berat, 24,32% responden memiliki IMT gemuk tingkat ringan,
32,43% diantaranya memiliki IMT normal, dan 5,4% diantaranya memiliki
IMT kurang.
Indeks massa tubuh berkaitan dengan obesitas atau kelebihan berat badan
penderita obesitas mengalami peningkatan jaringan lemak yang
meningkatkan resistensi pembuluh darah dan selanjutnya meningkatkan
beban kerja pada jantung untuk memompa darah hal tersebut yang
menajdikan tekanan darah meningkatkan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Laurus et al tahun 2016, di
mana menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara peningkatan IMT
dengan hipertensi di Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar Provinsi
Bali. Berisiko relatif 5 kali lebih tinggi menderita hipertensi pada orang yang
gemuk dibandingkan dengan seorang yang badannya normal. Mekanisme
yang mengakibatkan hipertensi oleh karena obesitas meliputi peningkatan
overaktivitas simpatik yang berhubungan dengan peningkatan lemak visceral
pada perut. Aktivitas simpatik yang meningkat akan menyebabkan proses
perangsangan pelepasan renin dan pembentukan angiotensin II yang secara
tidak langsung meningkatkan produksi aldosteron dari kelenjar adrenal
sehingga menyebabkan retensi sodium.
Dari hasil penelitian Nieky Greyti Dien, dkk (2014) yang sudah dilakukan,
menunjukkan bahwa ada kaitannya antara indeks massa tubuh yang berlebih
dengan tekanan darah. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti pola makan tinggi
kalori, berlemak, mempunyai kebiasaan kurang aktifitas atau olahraga dan
makan-makanan tinggi natrium merupakan salah satu perilaku yang dapat
menimbulkan beberapa penyakit yang diantaranya seperti hipertensi.
Menurut Lidiyawati (2014) Hipertensi atau tekanan darah tinggi sangat
erat kaitannya dengan faktor gaya hidup dan makanan. Faktor makanan
mencakup kegemukan, rendah serat, makanan yang mengandung banyak
gula, tingginya asupan lemak jenuh, dan rendahnya asupan asam lemak
esensial. Pada orang dengan status gizinya termasuk obesitas memiliki
potensi untuk mengidap darah tinggi, karena pembuluh darah arteri ataupun
vena kemungkinan besar dipenuhi lemak yang menyebabkan tekanan darah
semakin meningkat.
D. Gambaran Asupan Serat
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa dari 37 orang
wanita penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pagat, 78,37%
responden memiliki asupan serat yang kurang, 21,62% responden memiliki
asupan serat yang cukup. Rata-rata asupan serat responden adalah 12,37 gram,
4,78 dengan asupan serat terendah dan 22,23 gram asupan serat tertinggi.
Dari distribusi asupan serat responden rata-rata masih kurang. Apabila
asupan serat kurang akan meningkatkan risiko kegemukan dan risiko
hipertensi (Thompson JL, at all. 2011 dalam Fitria, N,R,dkk, 2014). Penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Fitria Nor Kholifah, dkk (2014)
pada pasien hipertensi di RSUD Tugurejo Semarang, asupan serat pasien rata-
rata masih kurang sebesar 69,2%.
Asupan serat yang kurang ini diakibatkan dari rata-rata pola makan
responden yang kurang beraturan, jarang sekali mengkonsumsi sayur dan
buah, masih terdapat ada beberapa responden yang ketika diwawancarai
menyebutkan bahwa mie instan dicampur dengan sedikit sayur itu sudah
cukup untuk memenuhi konsumsi buah dan sayur dalam sehari padahal
mengkonsumsi mie dan nasi dalam waktu bersamaan merupakan kebiasaan
yang kurang baik, karena mengkonsumsi mie dan nasi secara bersamaan
merupakan double karbohidrat yang mana bisa berdampak lagi pada risiko
kegemukan. Kemudian untuk pola makan responden rata-rata suka memakan
makanan yang berlemak seperti suka memasukkan santan kedalam hidangan
masakan seperti kuah sayur asam manis yang tinggi lemak. Lauk sering diolah
dengan cara digoreng, kebiasaan makan hanya nasi dan lauk tanpa disertai
sayur dan buah, lauk yang sering dikonsumsi yaitu telur dan ikan. Responden
rata-rata suka memakan yang asin-asin karena didukung juga dengan makanan
lokal masyarakat di daerah Barabai yang suka makan ikan asin, manday,
pekasam dan ikan wadi, yang mana semua itu dihasilkan dari metode
fermentasi dengan garam.
Dampak dari asupan serat yang kurang untuk jangka pendek dapat
mengakibatkan sembelit (Konstipasi), sedangkan untuk jangka panjang dapat
meningkatkan risiko kanker kolon, meningkatkan kolesterol dalam darah,
meningkatkan kejadian obesitas, dan meningkatkan risiko hipertensi dan
penyakit jantung koroner (Kowalski RE, 2010).

51

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilitian tentang “Gambaran Pengetahuan,
Indeks Massa Tubuh dan Asupan Serat Pada Wanita Dengan Hipertensi
(Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Pagat Kabupaten Hulu Sungai
Tengah)” dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Karakteristik responden sebagian besar berada di rentang usia 40-59


tahun (86,48%), pekerjaan rata-rata Ibu Rumah Tangga (54,05%),
pendidikan sebagian besar masih rendah yaitu SD (51,35%), tinggi badan
responden umumnya berada di rentang 140-150 (64,86%), berat badan
responden umumnya berada di rentang >60 Kg (48,64%), serta tekanan
darah responden paling banyak ada di tingkat pertama (67,56%).

2. Pengetahuan responden mengenai hipertensi pada rentang baik yaitu ada


(29,72%), cukup (37,83%), kurang (32,43%), dan untuk skor pertanyan
yang dijawab benar yaitu yang paling tinggi 97,3% dan yang paling
rendah 37,8%.

3. Indeks Massa Tubuh (IMT) responden dapat dilihat bahwa IMT


responden yang paling banyak ada pada rentang gemuk tingkat berat
(37,83%), gemuk tingkat ringan (24,32%), normal ada (32,43%), kurang
ada (5,4%).

4. Asupan serat responden diperoleh hasil responden yang memiliki asupan


serat kurang (78,37%), dan responden memiliki asupan serat cukup ​


61

63
(21,62%). Rata-rata asupan serat responden adalah 12,37 gram, 4,78
dengan asupan serat terendah dan 22,23 gram asupan serat tertinggi.
B. Saran
1. Bagi Institusi/Puskesmas
Diharapkan Puskesmas Pagat Kabupaten Hulu Sungai Tengah
dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya bagi penderita
hipertensi salah satunya dengan memberikan konseling ataupun
penyuluhan kepada pasien, khusus yang berkaitan dengan masalah
makanan dan gizi, seperti konsumsi sayur dan buah yang cukup serta
penyampaian penjelasan mengenai cara penatalaksanaan hipertensi yang
baik.
2. Bagi Penderita/Masyarakat
​Diharapkan kepada masyarakat agar dapat meningkatkan upaya
untuk pencegahan penyakit hipertensi dengan cara menetapkan
penatalaksanaan hipertensi, salah satunya dapat menerapkan pola makan
yang baik, sebaiknya dalam sehari makan selalu mengkonsumsi sayur dan
buah sehingga kebutuhannya minimal masuk dalam kategori tercukupi,
mengurangi konsumsi makanan berlemak dan tinggi natrium (garam),
selalu kontrol tekanan darah di fasilitas pelayanan kesehatan, dan
diharapkan bagi penderita hipertensi selalu menyempatkan untuk
melakukan olahraga ringan secara rutin dan istirahat yang cukup.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


Diharapkan peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian
dengan variabel lain yang menjadi faktor penyebab terjadinya hipertensi,
seperti tingkat konsumsi garam, riwayat keluarga, merokok, dan
konsumsi minuman beralkohol.

67

DAFTAR PUSTAKA

‘Aisyah. 2016. Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Konsumsi Makanan Berserat


Pada Siswa Smk Negeri 6 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : Program
Studi Pendidikan Teknik Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Yogayakarta. https://eprints.uny.ac.id/45779/. Diakses tanggal 21 Oktober
2020.

A. Nurarif, H. K. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis dan Nanda NIc-NOC. (3, Ed.). Jogjakarta: Mediaction publishing.

Adhania, CC., dkk. 2018. Prevalensi Penyakit Tidak Menular pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama di Kota Bandung Tahun 2013-2015.
Jurnal Sistem Kesehatan. Vol.3. No.4. Diakses Tanggal 25 September
2020.

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka


Utama. Diakses Tanggal 25 September 2020.

Amanda, D, et al. 2018. Hubungan Karakteristik Dan Obesitas Sentral Dengan


Kejadian Hipertensi. Jurnal Berkala Epidemiologi. Volume 6 Nomor 1
Hlm 43-50. Diakses Tanggal 10 Oktober 2020.

Andarini, S., dkk. 2019. Hubungan Indeks Massa Tubuh, Asupan Lemak, dan
Mikronutrisi, serta Aktivitas Fisik terhadap Tekanan Darah pada Wanita
Usia Subur. Jurnal Kedokteran Brawijaya. Vol. 30, No. 4, pp. 277-282.
Diakses Tanggal 20 Oktober 2020.

Astawan, Made. 2008. Sehat Dengan Sayuran.Jakarta:Dian Rakyat.

Damayanti, D. 2013. “Sembuh Total Diabetes, Asam Urat, Hipertensi Tanpa


Obat”. Yogyakarta: Pinang Merah Publisher. Diakses Tanggal 20 Oktober
2020.

Dinkes Prov. Kalsel. 2019. Profil Kabupaten/Kota Se-Kalimantan Selatan.


Diakses Tanggal 12 Oktober 2020.

Eriska, Y., dkk. 2016. Kesesuaian Tipe Tensimeter Pegas Dan Tensimeter Digital
Terhadap Pengukuran Tekanan Darah Pada Usia Dewasa. Jurnal
Kedokteran Diponegor. Vol. 5. No. 4. Halaman : 1923-1929. Diakses
Tanggal 14 Oktober 2020.

Fauziah, NY., dkk. 2015. Hubungan Asupan Bahan Makanan Sumber Serat,
Asupan Natrium, Asupan Lemak dan IMT dengan Tekanan Darah pada
Pasien Hipertensi Rawat Jalan di Rumah Sakit Tugurejo Semarang. Jurnal
Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang. Vol.4, No. 1. Diakses tanggal
18 Oktober 2020.

64

67

Fitriani, dkk. 2018. Gambaran Asupan Natrium, Lemak Dan Serat Pada Penderita
Hipertensi Di Kelurahan Tanjung Gading Kecamatan Pasir Penyu
Kabupaten Indragiri Hulu. Jurnal Proteksi Kesehatan. Volume 7, Nomor
1, April 2018, Hlm1-8. Diakses tanggal 18 Oktober 2020.

Haryuti, Dkk. 2017. Gambaran Tekanan Darah Dan Indikator Obesitas Wanita
Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari Wetan Kota Semarang.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. Volume 5, Nomor 2. Diakses Tanggal 25
September 2020.

Hurlock. 2002. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan Edisikelima. Erlangga. Jakarta

InfoDatin. 2014. Hipertensi. Jakarta Selatan : Pusat Data dan Informasi


Kementerian Kesehatan RI. Diakses Tanggal 10 Oktober 2020.

Jayanti, M. 2017. Pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis)


Terhadap Indeks Massa Tubuh (Imt) Pada Pasien Diabetes Mellitus (Dm)
Tipe Ii Di Puskesmas Banjardawa. Skripsi. Semarang : Program S1
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
http://repository.unimus.ac.id/552/. Diakses Tanggal 10 Oktober 2020.

Juariyanti, 2016, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi


Pada Kelompok Wanita Menopause (Studi Kasus Di Tlogosari Wetan
Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari Wetan Kota Semarang) : Jurusan
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Negeri Semarang. Diakses tanggal 24 april 2021.

Junaidi, Iskandar. 2010. Hipertensi.Jakarta:PT Bhuana Ilmu Populer. Diakses


Tanggal 18 Oktober 2020.

Kamila, M. 2017. Efektifitas Latihan Slow Deep Breathing dan Pemberian


Aromaterapi Kenanga (Cananga odorata) Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Karangdoro. Skripsi.
Semarang : FIK dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
http://repository.unimus.ac.id/911/3/12.BAB%20II.pdf. Diakses Tanggal
10 Oktober 2020.

Kementerian Kesehatan RI. 2018. Riskesdas 2018. Diakses Tanggal 10 Oktober


2020.

Kementerian Kesehatan RI. 2018. Riskesdas Dalam Angka, Kalsel, 2018. Diakses
Tanggal 10 Oktober 2020.

Kementerian Kesehatan RI. 2020. Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap


Masyarakat.https://www.kemkes.go.id/article/view/19051700002/hiperten
si-penyakit-paling-banyak-diidap-masyarakat.html. Diakses tanggal 20
Oktober 2020.

Kharisna Dendy, Wan Nisfha Dewi, Widia Lestari. 2012. Efektifitas Konsumsi
Jus Ketimun Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi.Jurnal Ners Indonesia, Vol.2, No.2. Diakses Tanggal 18
Oktober 2020.

Khasanah, Nur. 2012. Waspadai Beragam Penyakit Degeneratif akibat Pola


Makan.Jogjakarta:Laksana. Diakses Tanggal 18 Oktober 2020.

Krisnanda, MY. 2017. Hipertensi. Laporan Penelitian.


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/3f252a705ddbef7a
bf69a6a9ec69b2fd.pdf. Diakses Tanggal 10 Oktober 2020.

Kristina., dkk. 2015. Hubungan Index Massa Tubuh Dengan Hipertensi Pada
Wanita Usia Subur (Analisis Data Riskesdas 2013). Pusat Teknologi
Intervensi Kesehatan Masyarakat. Jurnal Kesehatan. Diakses tanggal 20
Oktober 2020.

Laurus F and Sundari L.P.R. Hubungan indeks massa tubuh dengan kejadian
hipertensi pada perempuan postmenopause di Kecamatan Denpasar Barat:
E-Jurnal Medika. 5 (12), 2016.

Lindawati. 2008. Perbedaan Citra Tubuh Antara Wanita Dewasa Awal dan
Wanita Dewasa Madya. Skripsi. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstr
eam/123456789/16076/1/LINDAWATI-PSI.pdf. Diakses tanggal 3
Desember 2020.

M.Thaha, IL., Dkk. 2016. Kejadian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas


Segeri Kabupaten Pangkep. Jurnal Mkmi, Vol. 12 No. 2. Diakses Tanggal
01 Oktober 2020.

Ma’ruf, A. 2017. Upaya Pendidikan Kesehatan Untuk Meningkatkan


Pengetahuan Ny. M Tentang Hipertensi. Surakarta : Program Studi DIII
Keperawatan, FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta.
https://core.ac.uk/download/pdf/148615926.pdf. Diakses tanggal 20
Oktober 2020.

Mukhibbin, A. 2016. Dampak kebiasaan merokok, minuman alkohol dan obesitas


terhadap kenaikan tekanan darah pada masyarakat di Desa Gonilan
Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta; 2013.

Muzakkiyah,N., Suharman. 2016. Religiusitas, Penyesuaian Diri dan Subjektive


Well Being. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia. Vol. 5, No. 01, hal 28 –
38. Diakses tanggal 4 Desember 2020.

Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Nugraheni, FR., dkk. 2018. Hubungan Asupan Mineral, Indeks Massa Tubuh Dan
Persentase Lemak Tubuh Terhadap Tekanan Darah Wanita Usia Subur
(Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang).
Jurnal Kesehatan Masyarakat. Volume 6. Nomor 5. Diakses Tanggal 25
September 2020.

Pradana, dkk. 2014. Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Nilai
Lemak Viseral (Studi Kasus Pada Mahasiswa Kedokteran Undip. Diakses
Tanggal 10 Oktober 2020.

Retnaningsih, R. 2016. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Alat Pelindung


Telinga Dengan Penggunaannya Pada Pekerja Di PT. X. Journal Of
Industrial Hygiene And Occupational Health. Vol. 1, No. 1. Diakses
Tanggal 14 Oktober 2020.

Sadewo, B. 2018. Asuhan Keperawatan Keluarga Khususnya Ny.S Dengan


Pemenuhan Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman Dan Nyeri : Hipertensi di
Wilayah Rt 10/02 Kelurahan Utan Panjang Kemayoran Jakarta Pusat.
Jakarta : Program Studi D III Keperawatan, Universitas Muhammadiyah
Jakarta.http://perpus.fikumj.ac.id/index.php?
p=fstreampdf&fid=7530&bid=4141. Diakses tanggal 10 Oktober 2020.

Sari, N., dkk. 2016. Asupan Serat dan Tekanan Darah Wus Madura Penderita
Tekanan Darah Tinggi Di Malang. Indonesian Journal of Human
Nutrition, Vol. 3 No. 1 : 1 – 10. Diakses tanggal 20 Oktober 2020.

Setyawati, B., Dkk. 2017. Usia Dan Indeks Massa Tubuh Merupakan Determinan
Tekanan Darah Di Atas Normal Pada Wanita Usia Subur. Penelitian Gizi
dan Makanan. Vol. 40 (2): 45-53. Diakses Tanggal 10 Oktober 2020.

Shanti, KM., dkk. 2017. Asupan Serat dan IMT Wanita Usia Subur Suku Madura
di Kota Malang. Indonesian Journal of Human Nutrition. Vol. 4 No. 1,
hlm. 1 - 11. Diakses Tanggal 10 Oktober 2020.

Simamora, DL., dkk. 2019. Pengaruh Indeks Massa Tubuh (IMT) Terhadap
Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di Wilayah
Puskesmas Pulo Brayan Medan. Jurnal Muara Sains, Teknologi,
Kedokteran, dan Ilmu Kesehatan, Vol. 3, No. 1, hlm 1-8. Diakses tanggal
20 Oktober 2020.

Suryani, N., dkk. 2020. Hubungan Status Gizi, Aktivitas Fisik, Konsumsi Buah
dan Sayur dengan Kejadian Hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSD
Idaman Kota Banjarbaru. Jurnal Kesehatan Indonesia (The Indonesian
Journal of Health). Vol. X, No. 2. Diakses tanggal 01 Oktober 2020.

Tarigan, Ra., dkk. 2018. Pengaruh Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Keluarga
Terhadap Diet Hipertensi Di Desa Hulu Kecamatan Pancur Batu Tahun
2016. Jurnal Kesehatan. Vol 11. No 1. Diakses Tanggal 25 September
2020.

Tirtasari, S., Kodim, N. 2019. Prevalensi dan karakteristik hipertensi pada usia
dewasa muda di Indonesia. Tarumanagara Medical Journal. Vol. 1, No. 2,
395-402. Diakses tanggal 25 September 2020.

Umami, F. 2017. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Hipertensi Pada Pra
Lansia Usia 45-55 Tahun. Jombang : Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.
http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/60/3/fenti%20umami.pdf. Diakses Tanggal
14 Oktober 2020.

Urofi’ah, SA. 2019. Konsumsi Sayur-Buah Dan Aktivitas Fisik Sebagai Risiko
Obesitas Pada Remaja. Skripsi. Yogyakarta : Program Studi Sarjana
Terapan Gizi Dan Dietetika Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Yogyakarta . http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1131/. Diakses tanggal 18
Oktober 2020.

WHO. 2013. A global brief on Hypertension, Silent killer, global public health
crisis. Diakses Tanggal 10 Oktober 2020.

Wulansari, J., Dkk. 2013. Hubungan Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan


Pengendalian Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Poliklinik
Penyakit Dalam Rsud Dr.Moewardi Surakarta. Jurnal Biomedika. Volume

5 Nomor 1, Februari 2013. Diakses tanggal 18 Oktober 2020. ​

64

67

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
Formulir Informed Consent
(Kesediaan Mengikuti Penelitian)
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama ​ ​:
Umur ​ ​: ​
Alamat ​ ​:
No. Telp/HP :​
Bersedia menjadi responden dalam penelitian yang
dilakukan oleh:
Nama ​ ​: Nor Rizni Malinda
NIM ​ ​ :​ P07131118147
​Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa saya telah
mendapatkan penjelasan mengenai penelitian ini, saya mengerti bahwa
segala informasi mengenai penelitian ini akan dirahasiakan untuk
kepentingan penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan, Indeks
Massa Tubuh (IMT) dan Asupan Serat Pada Wanita Dengan Hipertensi
(Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pagat)”
​Demikian saya menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian
ini. Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dengan penuh kesediaan
tanpa adanya paksaan.
Barabai, 2021
Peneliti, ​ ​ ​ ​ ​Responden,

Nor Rizni Malinda ​ ​ ​ ​


………………………
LAMPIRAN 3
KUESIONER PENELITIAN
“Gambaran Pengetahuan, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Asupan Serat Pada
Wanita Dengan Hipertensi (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pagat)”
Petunjuk umum pengisian :
1. Isilah identitas anda secara lengkap dan benar.
2. Berilah tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang dianggap
benar
3. Anda diminta menjawab sejujurnya sesuai dengan hati nurani.
4. Dalam memilih jawaban anda hanya cukup memiliki satu
jawaban dalam setiap pertanyaan.
A. Karakteristik Pasien Wanita dengan Hipertensi
1. Nama ​ ​ ​:
2. Umur ​ ​ ​:
3. Pekerjaan ​ ​:
4. Pendidikan terakhir ​ ​: Tidak Tamat SD
SD/Sederajat
​ SMP/Sederajat
​ SMA/Sederajat
​ Perguruan Tinggi
5. Tinggi Badan ​ ​: ​ ​cm
6. Berat Badan ​ ​: ​ ​Kg
7. Tekanan Darah Saat ini ​: ​ ​/mmHg
(Ket : TB, BB dan Tekanan darah ditulis oleh peneliti saat pengukuran)
B. Kuisioner Pengetahuan
Berilah tanda checklist (√ ) pada jawaban yang anda anggap benar !

No Pertanyaan
Pengertian dari hipertensi adalah...
a. Suatu keadaan dimana seseorang mengalami penurunan tekanan
darah di bawah normal
1. b. Suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di atas normal
c. Suatu keadaan dimana seseorang mengalami tekanan darah
normal
Kurangnya mengkomsumsi sayuran dan makanan yang berserat
tinggi maka kemungkinan akan menyebabkan penyakit...
2. a. Hipertensi
b. ISPA
c. Patah tulang
Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan
mengkibatkan kelebihan berat badan, merupakan pencetusan
awal untuk terserang penyakit...
3.
a. Hipertensi
b. Asam urat
c. Gagal ginjal
Kebiasaan-kebiasaan yang dapat menyebabkan hipertensi
yaitu...
4. a. Merokok
b. Olahraga rutin
c. Konsumsi buah dan sayur
Sumber makanan penyebab hipertensi adalah...
5. a. Tinggi garam
b. Tinggi lemak
c. Benar semua
Menurut anda manakah jawaban paling tepat mengenai makanan yang
sebaiknya dikonsumsi bagi penderita hipertensi…
6. a. Tinggi serat dan tinggi garam
b. Rendah garam, tinggi serat dan rendah lemak jenuh
c. Tinggi garam dan rendah serat
Menurut anda manakah jawaban paling tepat contoh makanan yang
sebaiknya dihindari bagi penderita hipertensi
7. a. Ikan asin, kulit ayam, Mandai Tarap/Cempedak
b. Pisang, oatmeal, dan kentang
c. Sayur mayur dan buah-buahan
Salah satu penatalaksanaan penyakit tekanan darah tinggi adalah
a. Pengontrolan berat badan
8.
b. Tidur yang lama
c. Perbanyak kerjaan
Berikut hal yang harus diketahui oleh penderita hipertensi adalah
a. Gejala hipertensi
9.
b. Bahaya hipertensi
c. Semua benar
Seseorang dikatakan Hipertensi apabila tekanan darahnya
a. 100/70 mmHg
10.
b. Lebih dari 120/80 mmHg
c. Kurang dari 90/60 mmHg
Dibawah merupakan gejala hipertensi adalah
a. Gampang tidur, dan lemah
11.
b. Sakit kepala, dan jantung berdebar
c. Lemah saja
Berikut yang dapat dilakukan oleh penderita hipertensi adalah
a. Penderita hipertensi boleh merokok
12. b. Penderita hipertensi bekerja terus menerus
c. Penderita hipertensi dianjurkan untuk mengkonsumsi sayur dan
buah

Contoh olahraga ringan yang dapat dilakukan orang dengan hipertensi


adalah...
13. a. Gym
b. Jogging/lari-lari kecil
c. Tinju
Hipertensi jika dibiarkan bisa berakibat, kecuali...
a. Badan menjadi sehat dan bugar
14.
b. Stroke
c. Serangan jantung
Nama obat antihipertensi yang biasanya diberikan oleh pihak
Puskesmas adalah...
15. a. Kaptopril dan Amlodipine
b. Paracetamol
c. Cetirizen dan CTM

C. Asupan Serat
Formulir Konsumsi Pangan
(Food Recall 1x24 Hours Quesioner)
Petunjuk: Semua makanan yang dikonsumsi dicatat dalam form recall dalam
bentuk urt kemudian dikonversikan ukuran jumlahnya dalam
berat/gram selama 2 hari (1x24 jam) di hari yang berbeda.
Hari/Tanggal recall ​:
Waktu Makanan Bahan Ukuran
Makanan
URT Berat (gr)

Pagi
Pukul:
Selingan
pagi
Pukul:

Siang
Pukul:

Selingan
sore
Pukul:

Sore/malam
Pukul:

Selingan
malam
Pukul:
TOTAL

D. Asupan Serat
Formulir Konsumsi Pangan
(Food Recall 1x24 Hours Quesioner)
Petunjuk: Semua makanan yang dikonsumsi dicatat dalam form recall dalam
bentuk urt kemudian dikonversikan ukuran jumlahnya dalam
berat/gram selama 2 hari (1x24 jam) di hari yang berbeda.
Hari/Tanggal recall ​:
Waktu Makanan Bahan Ukuran
Makanan
URT Berat (gr)

Pagi
Pukul:

Selingan
pagi
Pukul:

Siang
Pukul:

Selingan
sore
Pukul:

Sore/malam
Pukul:

Selingan
malam
Pukul:
TOTAL
LAMPIRAN 4
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
Jalan Haji Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjarbaru 70714
Telp. (0511) 4773267 - 4780516 - 4781619 Fax (0511) 4772288
e-mail : poltekkes_banjarmasin@yahoo.co.id, kepeg_poltekesbjm@yahoo.co.id
Jurusan Kesling (0511) 4781131 ; Keperawatan (0511) 4772517 ; Kebidanan (0511) 3268018 ;
Gizi (0511) 4368621 : Keperawatan Gigi (0511) 4772721 ; Analis Kesehatan (0511) 4772718

KARTU KONSULTASI
Nama ​ ​: Nor Rizni Malinda
NIM ​ ​: P07131118147
Pembimbing ​: I. Nurhamidi, SKM., M.Kes.
​ ​
II. H. Yasir Farhat SKM., MPH
Judul : Gambaran Pengetahuan, Indeks Massa Tubuh
(IMT), dan Asupan Serat Pada Wanita Dengan
Hipertensi (Studi di Wilayah Puskesmas Pagat
Kabupaten Hulu Sungai Tengah)
No Tanggal Saran Perbaikan Paraf
1. 23/04/2021 Konsultasi BAB 4-6
2. 26/04/2021 Revisi BAB 4-6
3. 3/05/2021 Konsultasi Revisi BAB 5

Pembimbing I / II *

(Nurhamidi, SKM., M.Kes)


NIP. 196609171989021001

LAMPIRAN 5
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
Jalan Haji Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjarbaru 70714
Telp. (0511) 4773267 - 4780516 - 4781619 Fax (0511) 4772288
e-mail : poltekkes_banjarmasin@yahoo.co.id, kepeg_poltekesbjm@yahoo.co.id
Jurusan Kesling (0511) 4781131 ; Keperawatan (0511) 4772517 ; Kebidanan (0511) 3268018 ;
Gizi (0511) 4368621 : Keperawatan Gigi (0511) 4772721 ; Analis Kesehatan (0511) 4772718

PERNYATAAN SIAP UJIAN TUGAS AKHIR


Mahasiswa yang tersebut di bawah ini :
Nama ​ ​ : Nor Rizni Malinda
NIM ​ ​ : P07131118147
Judul KTI ​: Gambaran Pengetahuan, Indeks Massa Tubuh (IMT), dan
Asupan Serat Pada Wanita Dengan Hipertensi (Studi di
Wilayah Kerja Puskesmas Pagat Kabupaten Hulu Sungai
Tengah).

Dinyatakan siap untuk mengikuti ujian Tugas Akhir


Demikian surat ini dibuat agar dapat dipergunakan seperlunya.

​ ​ ​ ​ ​ ​ Banjarbaru, Mei 2021


​Pembimbing I / II *

​(Nurhamidi, SKM.,
M.Kes)
NIP. 196609171989021001

LAMPIRAN 6

1. Jadwal Penelitian

Tabel Jadwal Penelitian


No. Kegiatan Tahun 2020/2021
09 10 11 12 1 2 3 4 5
1. Persiapan X
a. Pengajuan Judul X
b. Persetujuan Judul X
c. Survei Pendahuluan X
d. Penyusunan Proposal X
e. Seminar Proposal X
f. Perbaikan X
2. Pelaksanaan TA X
a. Pengumplan data XX
b. Pengolahan data XX
c. Analisis data XX
3. Penyusunan KTI XX
4. Seminar KTI X
5. Perbaikan KTI X
Laporan akhir dan X
6.
penggandaan
2. Anggaran Penelitian
Tabel Anggaran Dana
No. Kegiatan Anggaran
1. Pembuatan Tugas Akhir Penelitian
a. Pembelian ATK Rp. 100.000
b. Revisi Rp. 50.000
c. Penggandaan/fotocopy Rp. 100.000
d. Penjilidan Rp. 50.000
2. Pengambilan data
a. Fotocopy kuesioner Rp. 100.000
b. Insentif responden Rp. 300.000
c. Transport Rp. 100.000
3. Pembuatan KTI
a. Pengolahan dan analisis data Rp. 100.000
b. Revisi Rp. 100.000
c. Penggandaan/fotokopi Rp. 100.000
d. Penjilidan Rp. 50.000
e. Transport Rp. 50.000
f. Lain-lain (biaya tak terduga) Rp. 100.000
Total Rp. 1.300.000;

LAMPIRAN 7
Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 8
Persentase Jawaban dari Pertanyaan Pengetahuan Responden
No. Pertanyaan N %
1. Pengertian hipertensi 19 51,4
2. Penyakit akibat kurang mengkonsumsi sayuran berserat 27 73,0
tinggi
3. Penyakit akibat pola makan tidak terkontrol 20 54,1
4. Kebiasaan yang menyebabkan hipertensi 21 56,8
5. Sumber makanan penyebab hipertensi 24 64,9
6. Sumber makanan yang baik dikonsumsi penderita 30 81,1
hipertensi
7. Sumber makanan yang dihindari penderita hipertensi 32 86,5
8. Penatalaksanaan hipertensi 14 37,8
9. Hal-hal yang harus diketahui penderita hipertensi 23 62,2
10. Kategori rentang tekanan darah tinggi 17 45,9
11. Gejala hipertensi 31 83,8
12. Perilaku yang dapat dilakukan penderita hipertensi 34 91,9
13. Olahraga ringan untuk penderita hipertensi 36 97,3
14. Akibat hipertensi 25 67,6
15. Obat antihipertensi 35 94,6
Lampiran 9
BERITA ACARA PERBAIKAN TUGAS AKHIR MAHASISWA
JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM DIPLOMA III JURUSAN GIZI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Nama ​ ​ ​: Nor Rizni Malinda
NIM ​ ​ ​: P07131118147
Judul ​: Gambaran Pengetahuan, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan
Asupan Serat Pada Wanita Dengan Hipertensi (Studi di
Wilayah Kerja Puskesmas Pagat Kabupaten Hulu Sungai
Tengah)
Tanggal Ujian ​: 7 Mei 2021
No Bab Saran Perbaikan Keterangan
1 - Perbaiki daftar isi dan daftar tabel Sudah Diperbaiki
2 - Perbaiki abstrak Sudah Diperbaiki
3 I Perbaiki susunan latar belakang Sudah Diperbaiki
4 III Perbaiki jenis dan desain penelitian serta waktu Sudah Diperbaiki
penelitian
5 III Perbaiki populasi dan sampel Sudah Diperbaiki
6 IV Perbaiki gambaran umum Puskesmas Pagat Sudah Diperbaiki
7 V Perbaiki dan tambah hasil penelitian di bagian Sudah Diperbaiki
tinggi dan berat badan

Banjarbaru, Mei 2021


Ketua Penguji

(Rusmini Yanti, SKM., MS)


NIP. 197002151991032001

BERITA ACARA PERBAIKAN TUGAS AKHIR MAHASISWA


JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM DIPLOMA III JURUSAN GIZI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Nama ​ ​ ​: Nor Rizni Malinda


NIM ​ ​ ​: P07131118147
Judul ​: Gambaran Pengetahuan, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan
Asupan Serat Pada Wanita Dengan Hipertensi (Studi di
Wilayah Kerja Puskesmas Pagat Kabupaten Hulu Sungai
Tengah)

Tanggal Ujian ​: 7 Mei 2021


No Bab Saran Perbaikan Keterangan
1 - Perbaiki abstrak Sudah Diperbaiki
2 I Perbaiki penulisan rujukan di latar belakang Sudah Diperbaiki
3 I Perbaiki tujuan penelitian (penambahan Sudah Diperbaiki
karakteristik responden)
4 III Perbaiki pembahasan di bagian jenis penelitian Sudah Diperbaiki
5 V Perbaiki pembahasan gambaran pengetahuan Sudah Diperbaiki

​Banjarbaru, Mei
2021
​Anggota

(H. Yasir Farhat, SKM.,


MPH)
NIP. 197009281991031002

64

67

LAMPIRAN 10
Master Tabel
Data Penelitian
Rentang Pendidikan Rentang Rentang Klasifikasi Skor Klasifikasi
Nama Umur Pekerjaan TB BB Sistolik Diastolik Pengetahuan IMT
Usia Terakhir TB BB TD Pengetahuan IMT
Gemuk
Ny.
28 18-39 Wiraswasta SMA 150 140-150 57.8 41-59 140 90 Tingkat 1 Baik 86.66 25.68 Tingkat
Sh
Ringan
Gemuk
Ny. F
50 40-59 IRT SMP 151 151-160 59.7 >60 170 100 Tingkat 2 Baik 86.66 26.18 Tingkat
Ringan
Gemuk
Ny. S
50 40-59 IRT SD 146 140-150 55.9 41-59 150 90 Tingkat 1 Baik 86.66 26.22 Tingkat
Ringan
Gemuk
Ny.
47 40-59 Petani SMP 146 140-150 68.1 >60 140 90 Tingkat 1 Baik 93.33 31.97 Tingkat
M
Berat
Gemuk
Ny. H
50 40-59 IRT SD 151 151-160 63.2 >60 140 90 Tingkat 1 Baik 100.00 27.69 Tingkat
Berat
Ny.Sa
55 40-59 Wiraswasta SMA 148 140-150 36.1 30-40 160 100 Tingkat 2 Baik 93.33 16.46 Kurus

Ny. R
52 40-59 IRT SMA 158 151-160 56.5 41-59 140 90 Tingkat 1 Baik 100.00 22.69 Normal

Ny.
29 18-39 Wiraswasta SMA 148 140-150 50.3 41-59 150 90 Tingkat 1 Baik 100.00 22.94 Normal
Mj
Ny.
40 40-59 IRT SMP 152 151-160 48.0 41-59 140 90 Tingkat 1 Baik 93.33 20.75 Normal
Na
Ny.
47 40-59 IRT SMP 148 140-150 50.6 41-59 140 90 Tingkat 1 Baik 100.00 23.08 Normal
Ra
Ny. L
47 40-59 IRT SMA 150 140-150 55.8 41-59 159 90 Tingkat 1 Baik 80.00 24.70 Normal

Gemuk
Ny.
58 40-59 IRT SMA 149 140-150 66.8 >60 162 100 Tingkat 2 Cukup 66.66 30.09 Tingkat
Ma
Berat
Gemuk
Ny.
27 18-39 IRT SD 155 151-160 96.2 >60 140 80 Tingkat 1 Cukup 66.66 40.06 Tingkat
Mm
Berat
Gemuk
Ny.
58 40-59 IRT SD 146 140-150 57.8 41-59 180 100 Tingkat 2 Cukup 60.00 26.76 Tingkat
Ru
Ringan
Gemuk
Ny.
54 40-59 Petani SD 140 140-150 51.0 41-59 140 80 Tingkat 1 Cukup 73.33 26.02 Tingkat
Sh
Ringan
Gemuk
Ny.
58 40-59 Wiraswasta SD 154 151-160 60.2 >60 140 90 Tingkat 1 Cukup 66.66 25.37 Tingkat
W
Ringan
Gemuk
Ny.
35 18-39 IRT SD 140 140-150 58.0 41-59 170 100 Tingkat 2 Cukup 73.33 29.59 Tingkat
Ms
Berat
Gemuk
Ny.
42 40-59 IRT SD 141 140-150 59.6 >60 150 90 Tingkat 1 Cukup 66.66 30.07 Tingkat
He
Berat
Ny.
55 40-59 Petani SD 150 140-150 48.2 41-59 140 85 Tingkat 1 Cukup 60.00 21.42 Normal
Nh
Ny.
57 40-59 Petani SD 148 140-150 51.0 41-59 140 90 Tingkat 1 Cukup 73.33 23.30 Normal
Sa
Ny.
54 40-59 Petani SD 145 140-150 49.6 41-59 150 80 Tingkat 1 Cukup 66.66 23.61 Normal
Wa
Ny. J
45 40-59 Wiraswasta SD 147 140-150 51.1 41-59 145 90 Tingkat 1 Cukup 73.33 23.64 Normal
Gemuk
Ny.
36 18-39 Wiraswasta SD 148 140-150 60.7 >60 170 110 Tingkat 2 Kurang 53.33 27.69 Tingkat
Sl
Berat
Ny.
50 40-59 Petani SD 150 140-150 36.7 30-40 150 80 Tingkat 1 Kurang 46.66 16.28 Kurus
Ss
Gemuk
Ny.
46 40-59 IRT SD 150 140-150 75.3 >60 140 95 Tingkat 1 Kurang 53.33 33.44 Tingkat
Er
Berat
Ny.
51 40-59 Petani SD 152 151-160 50.6 41-59 155 90 Tingkat 1 Kurang 53.33 21.88 Normal
Zu
Gemuk
Ny.
41 40-59 Petani SD 151 151-160 61.0 >60 150 90 Tingkat 1 Kurang 53.33 26.75 Tingkat
Pu
Ringan
Gemuk
Ny. O
44 40-59 Wiraswasta SMA 152 151-160 62.0 >60 167 110 Tingkat 2 Cukup 73.33 26.83 Tingkat
Ringan
Gemuk
Ny.
56 40-59 Wiraswasta SMP 148 140-150 66.0 >60 140 90 Tingkat 1 Kurang 46.66 30.13 Tingkat
Ri
Berat
Gemuk
Ny.
57 40-59 Petani SD 155 151-160 71.0 >60 170 110 Tingkat 2 Kurang 53.33 29.58 Tingkat
Ju
Berat
Gemuk
Ny.
49 40-59 IRT SD 145 140-150 65.2 >60 160 100 Tingkat 2 Cukup 66.66 31.04 Tingkat
Id
Berat
Ny.
55 40-59 IRT SMP 152 151-160 56.0 41-59 150 95 Tingkat 1 Cukup 66.66 24.24 Normal
Si
Gemuk
Ny.
56 40-59 IRT SMP 149 140-150 67.0 >60 160 100 Tingkat 2 Kurang 53.33 30.18 Tingkat
Pa
Berat
Gemuk
Ny.
40 40-59 IRT SMA 155 151-160 63.7 >60 160 110 Tingkat 2 Kurang 53.33 26.54 Tingkat
Bl
Ringan
Ny.
45 40-59 IRT SMP 151 151-160 54.0 41-59 145 90 Tingkat 1 Kurang 46.66 23.68 Normal
Ba
Gemuk
Ny.
49 40-59 IRT SMP 149 140-150 62.6 >60 155 95 Tingkat 1 Kurang 46.66 27.92 Tingkat
Me
Berat
Gemuk
Ny. K
58 40-59 IRT SMP 147 140-150 66.0 >60 170 110 Tingkat 2 Kurang 53.33 30.55 Tingkat
Berat

64

Anda mungkin juga menyukai