Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
Adapun penulisan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Seni SD. Di samping itu, penulis juga berharap makalah ini mampu
memberikan kontribusi dalam menunjang pengetahuan para mahasiswa khususnya
dan pihak lain pada umumya.
Selama pembuatan makalah pun penulis juga mendapat banyak dukungan dan
juga bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis hanturkan banyak terima
kasih. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang berguna bagi kita semua
terutama bagi penulis sendiri.

Kudus,  Oktober 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C. Tujuan .............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Karakteristik Pendidikan Seni di SD................................................................ 2
B. Sifat Dasar Pendidikan Seni di SD................................................................... 3
C. Pentngnya Pendidikan Seni di SD.................................................................... 5

BAB III PENUTUP


A. SIMPULAN....................................................................................................... 7
B. SARAN……...................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 8

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seni mulai dikembangkan dalam dunia pendidikan sejak tahun 1976.
Kehadiran seni dalam dunia pendidikan ditunjukkan dalam suatu mata pelajaran
seni yang masuk ke dalam kurikulum. Seni yang tertuang dalam mata pelajaran
berupa pendidikan seni rupa, pendidikan seni tari, pendidikan seni musik dan lain
sebagainya. Dalam dunia pendidikan secara tidak langsung sebenarnya telah
menerapkan dan menanamkan adanya pendidikan seni sebagai salah satu strategi
dalam proses pembelajaran, baik sejak TK sampai dengan SMA.
Pendidikan seni memiliki kedudukan yang setara dengan mata pelajaran
lain dalam lingkup program pendidikan. Namun dalam pendidikan seni
penekanannya dimaksudkan untuk membantu pertumbuhan fisik dan mental
peserta didik. Sehubungan dengan adanya perbedaan sifat dan karakteristik
peserta didik yang satu dengan yang lain, maka pendidikan seni pun perlu
memperhatikan hal tersebut. Hal ini berkaitan dengan tujuan pendidikan seni yang
tidak ditujukan untuk melatih keterampilan peserta didik agar pandai dalam
berkarya seni, melainkan lebih ditekankan sebagai sarana atau alat pendidikan.
Dalam membelajarkan seni kepada anak Sekolah Dasar setidaknya guru harus
mengetahui pemahaman kemampuan dasar dan karakteristik seni pada anak
Sekolah Dasar. Hal ini dikarenakan kemampuan peserta didik tiap jenjang
umurnya selalu berbeda begitu pula karakteristik seni yang dimilikinya.

B.  Rumusan Masalah
1. Apa saja karakteristik pendidikan seni di SD?
2. Bagaimanakah sifat dasar pendidikan seni di SD?
3. Apakah pendidikan seni di SD itu penting?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui karakteristik pendidikan seni di SD.
2. Dapat mengetahui sifat dasar pendidikan seni di SD.
3. Dapat mengetahui pentingnya pendidikan seni di SD.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Pendidikan Seni di SD


Pendidikan Seni dapat dilaksanakan melalui berbagai jalur, baik formal
maupun non formal. Kegiatan seni tidak akan dapat berdiri sendiri, karena dalam
realitanya kegiatan pendidikan selalu berkaitan dengan berbagai hal lain di
sekitarnya. Keterakitan tersebut tercermin salah satunya pandangan bahwa
pendidikan sebagai bentuk interaksi sosial masyarakat seni membaur, melebur,
dan terkait dengan berbagai hal dalam keseharian masyarakat.
Dalam konsep pendidikan nasional, pendidikan harus berfungsi untuk
memungkinkan setiap manusia mempertahankan hidupnya, mampu
mengembangkan diri dan hidupnya serta membangun masyarakatnya. Beberapa
pandangan para ahli tentang pendidikan seni di sekolah adalah diutamakan untuk
penanaman nilai estetis melalui pengalaman kreatif dan apresiatif. Menurut
Lenderman dan Lindermen (1984) pendidikan seni sebagai pendidikan estetis
dapat dilakukan dengan memberikan pengalaman perceptual, cultural, dan artistic.
Pengalaman perceptual diberikan melalui proses berpikir peserta didik meliputi
imajinasi, model penciptaan suatu karya dan ekspresi kreatif. Pengalaman cultural
diperoleh melalui kegiatan mempelajari dan memahami bentuk – bentuk
peninggalan seni di masa lampau dan masa sekarang. Sedangkan pengalaman
artistik dikembangkan melalui pengalaman dan penghayatan pada suatu karya seni
dan apresiasi seni.
Ruang lingkup pendidikan seni di SD pada dasarnya meliputi aspek
pengetahuan seni, apresiasi seni dan pengalaman kreatif. Berkaitan dengan hal
tersebut, seperti kita ketahui bahwa peserta didik SD memiliki karakteristik
dengan tingkat perkembangan berpikir sekuensial / konkret menuju ke tingkat
berpikir abstrak. Sedangkan pelaksanaan pendidikan seni yang saat ini berlaku
lebih menekankan praktik sebagai bentuk kreatif peserta didik dan teorinya hanya
sebagai apresiasi. Dengan demikian karakteristik pendidikan seni di SD yaitu
bersifat pengetahuan dan apresiasi yang diintegrasikan dengan pengalaman kreatif
peserta didik.
Seni mulai dikembangkan dalam dunia pendidikan sejak tahun  1976.
Kehadiran seni dalam dunia pendidikan ditunjukkan dalam suatu mata pelajaran
seni yang masuk kedalam kurikulum. Seni yang tertuang dalam mata pelajaran
diantaranya berupa pendidikan seni tari, seni rupa, pendidikan seni musik dan
sebagainya. Dalam dunia pendidikan secara tidak langsung sebenarnya telah

4
menerapkan dan menanamkan adanya pendidikan seni sebagai salah satu strategi
dalam proses pembelajaran. Baik sejak TK sampai dengan SMA.
Pendidikan seni memiliki kedudukan yang setara dengan mata pelajaran
lain dalam lingkup program pendidikan. Namun dalam pendidikan seni
penekanannya dimaksudkan untuk membantu pertumbuhan fisik dan mental
peserta didik.
Sehubungan dengan adanya perbedaan sifat dan karakteristik peserta didik
yang satu dengan yang lain, maka pendidikan seni p perlu memperhatikan hal
tersebut. Hal ini berkaitan dengan tujuan pendidikan seni yang tidak ditujukan
untuk melatih keterampilan peserta didik agar pandai dalam berkarya seni.
Melainkan lebih ditekankan sebagai sarana atau alat pendidikan.
Sebagai sarana pendidikan, pendidikan kesenian di SD dicurahkan untuk
bermain. Kegiatan ini sebagai ekspresi kreatif dalam membantu tumbuh kembang
peserta didik. Pendidikan seni sebagai sarana ekspresi, kreatif peserta didik juga
mampu mengembangkan kepekaan apresiasi estetik dan membentuk kepribadian
seseorang seutuhnya secara seimbang baik lahir – batin, jasmani – rohani, sifat
budi pekerti luhur sesuai dengan lingkungan dan konteks sosial budaya Indonesia.
Dengan demikian sifat dan karakteristik pendidikan seni perlu diketahui dan
dipahami lagi bagi seseorang guru dalam pelaksanaan pendidikan seni.

B. Sifat Dasar Pendidikan Seni di SD


Seni pada umumnya adalah proses dari manusia dalam arti sinonim dari
ilmu (pengetahuan) yang dimiliki manusia. Dewasa ini seni biasa dilihat dalam
intisari ekpresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu
yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.
Keindahan tersebut tumbuh Karena kesadaran pada diri seseorang. Filsuf
mengatakan keindahan tumbuh karena rasa kekaguman. Psikologi mengatakan
keindahan muncul karena keinginan untuk memiliki sedangkan dilain pihak
paham rasionalisme mengatakan keindahan timbul karena kekuatan pikir dan
khayal manusia.
Keindahan menjadi bagian penting di dalam kehidupan manusia.
Keindahan juga bersifat relative sesuai dengan tingkat pendidikan, tingkat
kecerdasan dan tingkat budaya seorang maupun bangsa.  Dalam sejarah budaya
manusia kebutuhan yang hanya sekedar benar atau salah, tepat atau tidak tepat,
banyak atau sedikit akan tetapi juga ada kebutuhan indah dan tidak indah.
Dalam pendidikan seni di tingkat SD, seni memiliki keterkaitan yang
sama, sehubungan dengan hal tersebut, untuk mempermudah pelaksanaan

5
pendidikan, kita harus memahami sifat – sifat dasar seni itu sendiri. Berdasarkan
telaah terhadap teori – teori seni disimpulkan bahwa seni memiliki sekurang-
kurangnya lima ciri yang merupakan sifat dasar seni. Sifat dasar seni tersebut
adalah sebagai berikut:
4. Kreatif
Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu yang
ada menjadi baru dan orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi patung, batu
diubah menjadi perhiasan, tanah liat dapat menjadi keramik, suara diubah
menjadi musik, gerakan.
5. Individual
Sifat individual dalam seni diartikan sebagai karya seni yang memiliki
ciri perseorangan dari penciptanya. Sebagai contoh lagu - lagu yang diciptakan
Ebiet G Ade, sangat berbeda dengan lagu – lagu ciptaan Dewiq, Titik Puspa,
atau pun yang lainnya. Atau lukisan Afandi sangat berbeda dengan lukisan –
lukisan Basuki Abdullah, Raden Saleh, Popo Iskandar, Picasso Van Googh,
maupun pelukis lainnya. Ciri khas pribadi inilah yang merupakan identitas dari
karya merdeka.
6. Perasaan
Dalam membuat karya seni selalu melibatkan emosi dan jiwa. Selain
pencipta, penikmat juga menggunakan kepekaan perasaan untuk dapat
menikmati sebuah karya, baikan kepekaan perasaan yang paling dalam. Sebuah
lagu yang diciptakan melalui seorang seniman, kemudian dibawakan seorang
penyanyi yang menjiwai isi lagu itu. Tampil dalam suara dan penampilan yang
seirama, maka para pendengar lagu itu akan, tergugah hatinya. Semua itu jika
ada kesungguhan dalam menggunakan alat indera rasa seperti yang akan
dilakukan pencipta dan penyanyinya. Sebagai contoh logo “imagine” karya
John Lennon merupakan ungkapan kepeduliannya terhadap nilai –nilai
humanism dan perdamaian sehingga menggugah perasaan siapapun yang
mendengar.
7. Abadi atau Keabadian
Sesungguhnya semua perbuatan manusia memiliki sifat demikian, yaitu
perbuatan baik atau tercela yang sudah dilakukan tidak dapat dibatalkan.
Sesorang yang telah berjasa kepada kita, sosoknya akan selalu melekat sampai
akhir hayat, walaupun mungkin bendanya sudah hilang ditelan masa. Jika
membuat karya seni memiliki tujuan estetika atau keindahan, hendaknya orang
yang menikmatinya turut berlatih juga untuk berbuat sesuatu yang indah dan
terpuji. Maka layaklah seorang seniman mendapat penghargaan ketika ada

6
seorang  yang berbuat sesuatu kebaikan sebagai efek penghayatan dari
karyanya, misalnya dari cerita film, novel, syair lagu, dan lain - lain. Tetapi
sebaliknya , jika seniman dalam membuat karyanya menyampaikan pesan
negative maka seni yang memiliki kesan estetis mungkin akan hilang.
8. Universal
Seni tidak mengenal batas waktu, bangsa bahasa dan lain-lain. Sebagai
contoh, semua orang yang berlainan bahasa akan tertawa terbahak – bahak
ketika melihat tingkah laku badut sirkus yang sangat lucu. Atau seorang yang
melihat gambar karikatur akan tersenyum tanpa mengetahui siapa
pembuatannya.

C. Pentingnya Pendidikan Seni di SD


Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan formal yang sangat
menentukan pembentukan karakter siswa kedepannya. Dilevel inilah awal mula
anak mendapatkan ilmu pengetahuan dan juga penanaman nilai-nilai yang
nantinya akan berguna dalam kehidupanya. Orang tua dan guru bahu-membahu
mengarahkan anak agar mampu menjadi pribadi yang cerdas secara akademik,
spiritual, dan juga emosionalnya. Pembentukan ini dilakukan secara bertahap dan
disesuaikan dengan porsi daya tangkap anak-anak pada masa itu.
Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan
seni antara lain kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok,
dan daya cipta. Selain itu, pendidikan seni merupakan mengolah berbagai
ketrampilan berpikir. Hal tersebut meliputi ketrampilan kreatif, inovatif, dan
kritis. Ketrampilan ini diolah melalui cara belajar induktif dan deduktif secara
seimbang.
Dunia anak adalah dunia bermain. Salah satu fungsi seni adalah sebagai
media bermain. Oleh sebab itu, aktivitas berolah seni dapat dikembangkan melalui
bermain. Melalui bermain kemampuan mencipta atau berkarya, bercita rasa estetis
dan berapresiasi seni diperoleh secara menyenangkan. Melalui kondisi yang
menyenangkan seperti ini, anak akan mengulang setiap aktivitas belajarnya secara
mandiri dan akan menjadi kebiasaan dan keinginan terhadap seni.
Melalui pendidikan seni di sekolah dasar, siswa di latih untuk
mengembangkan bakat kreatif, kemampuan dan keterampilan yang dapat
ditransfer pada kehidupan dimas depan. Pendidikanseni di sekolah dasar
menyediakan peluang bagi para siswa untuk mengidentifikasi, menilai dan
memperluas kemampuan akademis, kemampuan sosial dan pribadinya dengan
menawarkan berbagai jalan dalam belajar. Hal yang fundamental dalam proses ini

7
yaitu stimulant untuk mengakui, menghormati, dan membangun pengetahuan
budaya yang membawa semua orang kepadasituasibelajar.
Dengan mengikutsertakan dalam dan merefleksikan pada, aktivitas seni,
para siswa mengembangkan ketrampilan dan kemampuan untuk menggunakan
proses yang berperan secara fisik, kognitif, emosional, estesis, budaya, sosial,
moral, dan bagi pengembangan spiritual rohaninya. Mereka belajar untuk berpikir
dengan kritis terhadap berbagai fenomena seperti halnya metode yang mereka
gunakan saat meneliti dan mengkritisi karya seni serta mengidentifikasi pengaruh
dari konteks yang ada pada karya tersebut. Melalui pendidikan seni para siswa
belajar meluaskan wawasan serta pemahaman, menghargai penemuan yang
diduga maupun tak diduga dan menghargai gagasan sesaat (intutif) seperti halnya
pengakuan terhadap teori dan postulat yang sudah baku tujuan Pendidikan Seni di
Sekolah Dasar.

8
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Sebagai sarana pendidikan, pendidikan kesenian di SD dicurahkan untuk
bermain. Kegiatan ini sebagai ekspresi kreatif dalam membantu tumbuh
kembang peserta didik. Pendidikan seni sebagai sarana ekspresi, kreatif peserta
didik juga mampu mengembangkan kepekaan apresiasi estetik dan membentuk
kepribadian seseorang seutuhnya secara seimbang baik lahir – batin, jasmani –
rohani, sifat budi pekerti luhur sesuai dengan lingkungan dan konteks sosial
budaya Indonesia. Dengan demikian sifat dan karakteristik pendidikan seni perlu
diketahui dan dipahami lagi bagi seseorang guru dalam pelaksanaan pendidikan
seni.
Pendidikan seni di sekolah dasar sangatlah penting sebab pendidikan seni
merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Melalui pendidikan
seni, anak memperoleh pengalaman sensasional dalam diri yang sangat kuat, dari
membentuk sesuatu yang mengekspresikan sesuatu tentang dirinya.
B. Saran
Pendidikan seni di Sekolah Dasar sebaiknya lebih ditingkatkan lagi
kualitasnya, agar siswa menjadi anak yang kreatif dan mampu
mengaktualisasikan dalam kehidupannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Usman, Hikmawati.et all. “Bahan Ajar Pendidikan Seni”. UNM Makassar.

10

Anda mungkin juga menyukai