Anda di halaman 1dari 7

NAMA: Lily Ulyanah

NIM857136293
KODE MK: PDGK4407 MASA REG: 2021.1

1. Jelaskan penyebab terjadinya tunarungu dan bagaimana cara pencegahannya !


Sebab-sebab kelainan pendengaran atau ketunarunguan dapat terjadi sebelum anak di
lahirkan, atau sesudah anak di lahirkan, Faktor yang menyebabkan ketunarunguan
menurut Soewito dan Suryani (2009) mengemukakan bahwa penyebab
ketunarunguan dapat di bagi dalam :
a. Faktor sebelum dilahirkan
Penyebab kelainan pendengaran sebelum dilahirkan antara lain :
1. Faktor keturunan
Anak mengalami ketunarunguan sejak dilahirkan karena faktor yang di
turunkan dari orang tua. Karena garis keturunan yang di turunkan oleh orang
tuanya yang mengalami tunarungu
2. Karena penyakit
Pada waktu ibu mengandung menderita penyakit cacar air, campak, sehingga
janin dapat tertular penyakit ibu dan kemungkinan anak lahir tunarungu
3. Karena keracunan atau infeksi (keracunan darah)
Sewaktu mengandung ibu mengalami keracunan darah sehingga akan
mengakibatkan rusaknya placenta yang berperngaruh pada kesehatan janin
yang di kandungnya. Hal ini memungkinkan anak yang di lahirkan tunarungu
4. Penggunaan pil kina dalam jumlah besar
Adakalanya seseorang yang ingin menggugurkan kandungannnya
mengkonsumsi pil kina dalam jumlah besar. Apabila janin tidak gugur maka
akan mengakibatkan kecacatan, salah satunya tunarungu
5. Kelahiran premature
Bagi yang di lahirkan premature kondisi fisiknya sangat lemah sehingga bayi
mudah terserang penyakit. Apabila penyakit yang di derita menyerang organ-
organ pendengaran maka akan mengalami kerusakan organ pendengaran
yang bisa berakibat anak mengalami tunarungu
6. Kekurangan oksigen (anoxsia)
Kekurangan oksigen dapat merusak brainstem dan bangsal ganglia yang
dapat mengakibatkan bayi yang terlahir menderita tuna rungu
7. Anak mengalami kelainan organ pendengaran sejak lahir
Ada kemungkinan anak yang lahir kehilangan organ pendengarannya,
misalnya, tidak mempunyai daun telinga, liang telinga sempit atau gendang
telinga terlalu tebal, kelainan ini dapat berakibat anak menjadi tuna rungu
b. Faktor anak setelah dilahirkan
1. Karena infeksi atau luka-luka
Penyakit seperti cacar air, sipilis, campak,yang di derita anak menyebebkan
terganggunya organ pendengaran
2. Miningitis (peradangan selaput otak)
Peradangan selaput otak akan mengakibatkan kurang berfungsinya saraf otak,
termasuk saraf-saraf pendengaran. Apabila saraf-saraf pendengaran seseorang
tidak berfungsi secara normal maka akan berakibat terjadinya ketunarunguan
3. Otitis media yang kronis
Cairan otitis bisa mengakibatkan tertutupnya liang telinga sehingga akan
menghambat getaran suara yang masuk ke telinga bagian dalam.

Cara pencegahan tunarungu !


1. Upaya pencegahan saat sebelum menkah :
Menghindari pernikahan sedarah atau pernikahan dengan saudara dekat,
melakukan pemeriksaan darah dan melakukan konseling genetika
2. Upaya pencegahan saat hamil :
Menjaga kesehatan dan memeriksakan kehamilan secara teratur,
mengkonsumsi gizi yang baik/seimbang dan tidak meminum obat
sembarangan
3. Upaya pencegahan saat melahirkan
Tidak menggunakan alat penyedot dan apabila ibu tersebut terkena virus
herpes simplek pada daerah vaginanya, maka kelahiran harus melalui operasi
Caesar
4. Upaya pencegahan pada masa setelah melahirkan
Imunisasi Rubella yang sangat penting, terutama pada wanita, mencegah sakit
influenza yang terlalu lama pada anak dan menjaga telinga dari kebisingan

2. Jelaskan penyebab dan cara pencegahan ketunagrahahitaan !


Berikut ini dikemukakan penyebab terjadinya ketunagrahitaan yang di kemukakan
oleh Smith (1998) alih bahasa Denis dkk (2006:113-115), yaitu :
a. Penyebab Genetik dan Kromosom
Ketunagrahitaan yang disebabkan oleh faktor genetic yang di kenal dengan
Phenylketomuria. Hal ini merupakan kondisi yang disebabkan oleh gen orang tua
yang mengalami kurangnya produksi enzim yang memproses protein dan terjadi
penumpukan asam phenylpyruvic. Penumpukan ini menyebabkan kerusakan otak
dan menyebabkan timbulnya penyakit Tay-Sachs adanya gen yang terpendam
yang di wariskan orang tua yang membawa gen ini. Selain faktor kromosom
adalah Down’s Syndrome yang di sebabkan oleh adanya faktor kromososom
ekstra kerena kerusakan atau adanya perpindahan. Hal ini terjadi pada kromosom
no. 21 sehinbgga terjadi 3 ekor yang di sebut Trysomi.
b. Penyebab Pada Prakelahiran
Penyebab prake;ahiran terjadi setelah pembuahan.hal yang paling berbahaya
adalah adanya penyakit Rubella (campak jerman)pada janin. Selain itu, adanaya
infeksi penyakit Syphilis. Hal lain yang juga dapat menyebabkan kerusakan otak
adalah racun dari alcohol dan obat-obatan ilegal yang digunakan wanita hamil,
dapat mengganggu perkembangan janin sehingga menimbulkan masalah
ketunagrahitaan.
c. Penyebab Pada Saat Kelahiran
Penyebab ketunagrahitaan pada saat kelahiran adaalh kelahiran premature, adanya
masalah dalam proses kelahiran seperti kekurangan oksigen, kelahiran yang di
bantu dengan alat-alat kedokteran beresiko terjadinya trauma kepala, terjadinya
kelhiran premature yang tidak atau kurng mendapatkan perawatan yang baik.
d. Penyebab-penyebab selama masa perkembangan anak-anak dan remaja
Ketunagrahitaan yang terjadi pada masa anak-anak dan remaja adalah adanya
penyakit radang selaput otak (meningitis) dan radang otak (encephalitis) yang
tidak tertangani dengan baik sehingga mengakibatkan kerusakn otak. Selain itu,
terjadi kecelakaan yag menyebabkan cedera otak pada masa perkembangan
dapat
mengakibatkan ketunagrahitaan. Faktor gizi yang jelek atau keracunan dapat juga
merusak otak.
Studi lain yang dilakukan oelh Kirk (Triman Prasadio, 1982:25) menemukan
bahwa anak yang berasal dari keluarga yang tingkat social dan ekonominya
rendah menunjukkan kecenderungan prestasi belajarnya semakin berkurang
dengan meningkatnya usia.Hal lain yang juga penting adalah kurangnya
rangsangan intelektual yang mengakibatkan timbulnya hambatan dalam
perkembangan intelegensinya sehingga anak berkembang menjadi anak
tunagrahita.

Cara pencegahan Ketunagrahitaan :


Berbagai alternative upaya pencegahan yang disarankan, antara lain berikut ini :
a. Penyuluhan genetik, yaitu suatu usaha mengomunikasikan berbagai informasi
mengenai masalah genetika, penyuluhan ini dapat dilakukan melalui posyandu
dan klinik
b. Diagnostik prenatal, yaitu usaha pemeriksaan kehamilan sehingga dapat di ketahui
lebih dini apakah janin mengalami kelainan.
c. Imunisasi, dilakukan terhadap ibu hamil maupun anak balita. Dengan imunisasi
ini dapat di cegah penyakit yang mangganggu perkembangan bayi/anak
d. Tes darah, dilakukan terhadap pasangan yang akan menikah untuk menghindari
kemungkinan menurunkan benih-benih kelainan.
e. Melalui program keluarga berencana, pasangan suami istri dapat mengatur
kehamilan dan menciptakan keluarga sejehtera baik fisik dan psikis
f. Tindakan operasi, hal ini dibutuhkan apabila ada kelahiran dengan resiko tinggi,
misalnya kekirangan oksigen dan adanya trauma pada masa perinatal (proses
kelahiran)
g. Sanitasi lingkungan, yaitu mengupayakan terciptanya lingkungan yang
baik sehingga tidak menghambat perkembangan bayi/anak
h. Pemeliharaan kesehatan, terutama pada ibu hamil yang menyangkut pemriksaan
kesehatan selama hamil, penyediaan vitamin, menghindari radiasi, makanan dan
minuman yang beralkohol, dan sebagainya
i. Intervensi dini, dibutuhkan oleh orang tua agar dapat membantu
perkembangan anaknya secara dini
j. Diet sesuai dengan petunjuk ahli kesehatan

3. Jelaskan penyebab dan dampak anak tunalaras !


Faktor penyebab timbulnya masalh perilaku sangatlah kompleks, namun faktor ini
dapat di kelompokkan sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Yang di maksudkan faktor keturunan adalah adanya garis keturunan yang
menderita depresi dapat menambah kemungkinan bagi seseorang mempunyai
depresi. Tetapi hal itu dapat saja tidak terjadi jika individu tersebut tidak
menghadapi peristiwa hidup yang dapat menimbulkan depresi.
b. Faktor kerusakan fisik
Faktor-faktor sebagai pencetus yang menyebabkan gangguan emosional dalam hal
ini adalah : kelainan saraf, cidera, problem kimiawi tunuh dan metabolisme,
genetika, dan penyakit
c. Faktor lingkungan
Penyebab masalah perilaku karena faktor lingkungan adalah : hubungan keluarga
yang tidak harmonis, tekanan-tekanan masyarakat, pengaruh sekolah seperti
interaksi guru dan murid itu sendiri yang tidak baik, pengaruh komunitas pada
anak dan remaja dan lain-lain
d. Faktor lain
Faktor lain yang tak kalah penting adalah pengaruh alkoho dan penyalahgunaan
obat-obatan

Dampak anak tunalaras


Berikut ini akan dikemukakan dampak yang berkaitan dengan segi akademik,
social/emosional, fisik/kesehatan anak tunalaras
1. Dampak akademik
Kelainan perilaku akan mengakibatkan adanya penyesuaian social dan sekolah
yang buruk. Akibat penyesuaian yang buruk tersebut maka dalam belajarnya
memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Pencapaian hasil belajar yang jauh di bawah rata-rata
b. Serig kali di kirim ke kepala sekolah atau ruangan bimbingan untuk tindakan
disipliner
c. Sering kali tidak naik kelas atau bahkan ke luar sekolahnya
d. Seringkali membolos sekolah
e. Lebih sering di kirim ke lembaga kesehatan dengan alas an sakit,
perlu istirahat
f. Anggota keluarga, terutama orang tua lebih sering mendapatkan panggilan
dari petugas kesehatan atau bagian absensi
g. Orang yang bersangkutan lebih sering berurusan dengan polisi
h. Lebih sering menjalani masa percobaan dari yang berwenang
i. Lebih sering melakukan pelangaran hokum dan pelanggaran tanda-tanda lalu
lintas
j. Lebih sering dikirim ke klinik bimbingan

2. Dampak social/emosional
Dampak social/emosional anak tunalaras dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Aspek social
1) Masalah yang menimbulkan gangguan bagi orang lain, dengan ciri-ciri
perilaku tidak di terima oelh masyarakat dan biasanya melanggar
norma budaya, perilaku melanggar aturan keluarga, sekolah, dan rumah
tangga
2) Perilaku tersebut di tandai dengan tindakan agresif, yaitu tidak
mengikjti aturan, bersifat mengganggu, mempunyai sikap
membangkang atau menentang, dan tidak dapat bekerja sama
3) Melakukan kejahatan remaja, seperti telah melanggar hokum
b. Aspek emosional
1) Adanya hal-ahal yang menimbulkan penderitaan bagi anak, seperti tekanan
batin dan rasa cemas
2) Adanya rasa gelisah, seperti rasa malu, rendah diri, ketakutan, dan sangat
sensitive atau perasa

3. Dampak fisik/kesehatan
Dampak fisik/kesehatananak tunalaras ditandai dengan adanya gangguan makan,
gangguan tidur, dan gangguan gerakan (Tik). Seringkali anak merasakan ada
sesuatu yang tidak beres pada jasmaninya, ia mudah mendapatkan kecelakaan,
merasa cemas terhadap kesehatannya, merasa seolah0olah sakit, kelainan lain
yang berwujud kelainan fisik, seperti gagap, buang air tidak terkendali, sering
mengompol dan jorok.

4. Sebut dan jelaskan 4 langkah dalam pendidikan anak tuna laras !


1. Penyelenggaraan bimbingan serta penyuluhan di sekolah regular. Misalnya
saja di sekolah regular terdapat murid atau anak yang menunjukkan gejala
kenakalan ringan atau gangguan emosi maka para pembimbing harus segera
memperbaikinya. Mereka masih tetap tinggal di sekolah tersebut bersama-
sama dengan kawannya di kelas, namun anak tunalaras tersebut akan
perhatian dan juga layanan khusus
2. Menyediakan kelas khusus bagi anak berkebutuhan khusus tunalaras jika
mereka perlu belajar terpisah dengan teman-temannya satu kelas. Kemudian
pembimbing dapat mempelajari gejala-gejala gangguan emosi maupun
gangguan perilaku yang di alami anak. Kelas khusus tersebut ada pada
setiap sekolah dan juga masih merupakan bagian dari sekolah dan juga
masih merupakan bagian dari sekolah tersebut. Kelas khusus bagi anak
tunalaras tersebut di pegang oleh seorang pendidik dengan latar belakang
PLB atau pembmbing maupun penyuluh yaitu seorang guru yang cakap dan
mampu mendidik anak berkebutuhan khusus tunalaras
3. Sekolah luar biasa (SLB) bagian tunalaras tanpa asrama yang di tujukan
untuk ank berkebutuhan khusus tunalaras yang proses perlu dipisahkan
dengan teman yang lainnya karena gangguan emosi dan gangguan perilaku
yang di alaminya sudah cukup berat atau bahkan merugikan teman
seusianya.
4. Sekolah dengan asrama. Sekolah ini di tujukan bagi anak berkebutuhan
khusus yang kenakakalannya sudah terlampau berat, sehingga mereka harus
dipisahkan dengan teman ataupun dengan orang tua mereka. Oleh sebab
itulah mereka harus dikirim ke asrama untuk mendapatkan pendidikan. Hal
ini juga bermaksud agar ank secara kontinyu bisa terus mendapatkan
pendidikan dan bimbingan. Adanya asrama untuk anak berkebutuhan khusus
tunalaras adalah sebagai keperluan kepnyuluhan.

5. Apakah tunadaksa itu ? Serta sebutkan klasifikasi tunadaksa menurut


Frances G. Koening
Anak tunadaksa sering di sebut dengan istilah anak cacat tubuh, cacat fisik, dan
cacat ortopedi. Istilah tunadaksa berasal dari dari kata “tuna yng berarti rugi atau
kurang dan daksa yang berarti tubuh” Tunadaksa adalah anak yang memilki
anggota tubuh tidak sempurna, sedangkan istilah cacat tubuh atau cacat fisik
dimaksudkan untuk menyebut anak cacat pada anggota tubuhnya, bukan cacat
indranya. Selanjutnya, istilah cacat ortopedi terjemahan dari bahasa inggris
orthopedically handicapped yang mempunyai arti yang berhubungan dengan otot,
tulang, dan persendian. Dengan demikian, cacat ortopedi kelainnya terletak pada
aspek otot, tulang, dan persendian, atau dapat juga merupakan akibat adanya
kelainan yang terletak pada pusat pengatur sistem otot, tulang, dan persendian.
Anak tunadaksa dapat di definisikan sebagai penyandang bentuk kelainan atau
kecacatan pada sistem otot, tulang, dan persendian yang dapat mengakibatkan
gangguan koordinasi, komunikasi, adaptasi, mobilisasi, dan gangguan
perkembangan keutuhan pribadi. Salah satu definisi mengenai anak tunadaksa
menyatakan bahwa, anak tunadaksa adalah anak penyandang cacat jasmani yang
terlihat pada kelainan bentuk tulang, otot sendi, maupun sifat-sifatnya.
Samuel A Kirk (1986) yang di alihbahasakan Moh. Amin dan Ina Yusuf Kusumah
(1991 : 3) mengemukakan bahwa seseorang dikatakan tunadaksa jika kondisi fisik
atau kesehatan mengganggu kemampuan anak untuk berperan aktif dalam
kegiatan sehari-hari, sekolah, atau rumah.

Klasifikasi tunadaksa menurut France G Koening yang di kutip oleh Sutjihati


Somantri menyebutkan klasifikasi untuk anak tunadaksa antara lain Club-foot
(kaki seperti tongkat), Club- hand (tangan seperti tongkat), polydactylism (jari
yang lebih dari lima pada masing-masing tangan atau kaki), Syndactylism (jari-
jari yang berselaput atau menempel satu dengan yang lainnya), Toticolis
(gangguan pada leher sehingga sehingga kepala terkulai ke muka), Spina-bifida
(sebagian dari sum-sum tulang belakang tidak tertutup), Cretinism (kerdil),
Mycrocephalus (kepala yang kecil atau tidak normal). Hydrocepalus (kepala yang
besar karena berisi cairan), Clefpalats (langit-langit mulut yang berlubang),
Herelip (gangguan pada bibir dan mulut), Congenital hip dislocation
(kelumpuhan pada bagian paha), Congenital amputation (bayin yang dilahirkan
tanpa anggota tubuh tertentu), Fredresich ataxia (gangguan pada susm-sum
tulang belakang), Coxa valga (gangguan pada sendi paha terlalu besar), Syphilis
(kerusakan tulang dan sendi akibat penyakit syphilis)

6, Sebut dan jelaskan rehabilitasi bagi penyandang tuna daksa menurut


kebutuhannya !

a. Pengembangan intelektual dan akademik


Pengembangan aspek ini dapat dilaksankan secara formal di sekolah melalui
kegiatan pembelajaran. Di sekolah khusus anak tunadaksa (SLB-D) tersedia
seperangkat kurikulum dengan semua pedoman pelaksanaanya, namum hal yang
lebih penting adalah pemberian kesempatan dan perhatian khusus pada anak
tunadaksa untuk mengoptimalkan perkembangan intelektual dan akademiknya
b. Membantu pekembangan fisik
Oleh karena anak tunadaksa mengalami kecactan fisik maka dalam proses
pendidikan guru harus bertanggung jawab terhadap perkembangan fisiknya
dengan cara bekerja sama dengan staf medis.
c. Meningkatkan perkembangan emosi dan penerimaan diri anak
Dalam proses pendidikan para guru bekerja sama dengan psikolog harus
menanamkan konsep diri yang positigf terhadap kecacatan agar dapat menerima
dirinya. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan lingkungan sekolah yang
kondusif sehingga dapat mendorong terciptanya interaksi yang harmonis
d. Mematangkan aspek social
Aspek social yang meliputi kegiatan kelompok dan kebersamaanya perlu
dikembangkan dengan pemberian peran kepada aank tunadaksa agar turut serta
bertanggung jawab atas tugas yang di berikan serta dapat bekerja sama dengan
kelompoknya
e. Meingkatkan ekspresi diri
Ekspresi anak tunadaksa perlu ditingkatkan melalui kegiatan kesenian,
ketrampilan, dan kerajinan
f. Mempersiapkan masa depan anak
Dalam proses pendidikan, guru dan personel lainnya bertugas untuk menyiapkan
masa depan anak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membiasakan anak
bekerja sesuai dengan kemampuannya, membekali mereka dengan latihan
ketrampilanyang menghasilkan sesuatu yang dapat dijadikan bekal hidupnya.

Selamat Bekerj

Anda mungkin juga menyukai