Disusun Oleh
Penulis:
Rusmaini, S.Pd., M.Pd.E.
ISBN: 978-602-5867-38-5
Editor:
Saiful Anwar, S.Pd., S.E., M.Pd.
Penyunting:
Putut Said Permana, S.Pd., M.Pd.
Penerbit:
Unpam Press
Redaksi:
Jl. Surya Kencana No. 1
R. 212, Gd. A Universitas
Pamulang Pamulang | Tangerang
Selatan | Banten Tlp/Fax: 021.
741 2566 – 7470 9855
Ext: 1073
Email: unpampress@unpam.ac.id
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1. Perbedaan Pengajaran dan Pembelajaran ................................... 16
2. Konsep dan Sudut Pandang Pembelajaran .................................. 17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1. RPS .............................................................................................. 225
2. Form Penilaian Keterampilan Dasar Mengajar .............................. 230
PEDOMAN PERKULIAHAN
KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR
PERTEMUAN 1
KONSEP BELAJAR
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi pada pertemuan 2 ini, mahasiswa mampu
membedakan konsep belajar menurut behaviorme, kognitivisme, humanisme dan
konstruktivisme.
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran
Membedakan konsep belajar menurut behaviorme, kognitivisme, humanisme dan
konstruktivisme.
KONSEP
BELAJAR
HAKEKAT
BELAJAR
TEORI-TEORI
BELAJAR
Behaviorisme Konstruktivisme
Kognitivisme Humanisme
1. Hakekat Belajar
Belajar merupakan suatu kewajiban bagi setiap manusia. Saat kita berhenti
belajar di saat itulah kita menjadi tua dan yakin kita hidup bagaikan seekor katak
dalam tempurung yang tak mengetahui apa yang terjadi di luar sana. Tanpa
belajar manusia akan sulit menyesuaikan diri dari berbagai sumber belajar
seperti lingkungan, teman sebaya, media sosial, media massa dan lain
sebagainya, karena disetiap kehidupan kita maupun lingkungan merupakan
sumber belajar. Dengan demikian belajar dapat diartikan sebagai suatu proses
dimana setiap individu mampu menyesuaikan melalui media dan sumber belajar.
Belajar merupakan suatu proses dalam mencari ilmu pengetahuan
sehingga merubah hal yang awalnya tidak mengetahui informasi menjadi
mendapatkan informasi, dari yang awalnya tidak tau apa-apa menjadi lebih
mengerti dan terampil. Dengan demikian belajar dapat diartikan sebagai suatu
proses dimana bertambahnya pengetahuan, keterampilan, sikap dan merubah
pola pikir manusia dari yang tidak tau menjadi tau dan dari yang tidak mengerti
menjadi mengerti.
Dalam setiap pembelajaran mengandung beberapa ranah kemampuan
seperti: (1) kognitif yaitu kemampuan pada diri seseorang yang diukur dalam
suatu penilaian, (2) afektif yaitu kemampuan pada diri seseorang dalam
mengontrol emosi, sikap, perilaku dan tutur kata yang disampaikan. (3)
Psikomotorik yaitu kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan motorik
baik dalam hal jasmani maupun kreatifitas yang dikeluarkan.
sehingga dapat memberikan respon yang baik pula, serta dapat memanfaatkan
lingkungan, teman sebaya, teknologi serta alam sekitar sebagai sumber belajar.
2. Teori Belajar
Proses pembelajaran mengandung makna yang berbeda antara teori
belajar dengan teori pembelajaran. Pada teori belajar peserta didik memperoleh
informasi yang baru, menambah pemahaman terhadap suatu konsep dan
meningkatkan keterampilan peserta didik terhadap apa yang ia pelajari,
sedangkan pembelajaran ialah kegiatan dan langkah-langkah yang harus
ditempuh untuk belajar. Seperti memberikan model pembelajaran yang
bervariasi, metode pembelajaran yang menarik, melakukan strategi
pembelajaran yang efektif, serta melakukan teknik dan taktik pembelajaran yang
tepat sasaran. Berikut ini akan dibahas mengenai teori-teori belajar yaitu:
a. Teori Belajar Behaviorisme
Teori behaviorisme merupakan teori yang dapat mengamati dan
mengukur perilaku/tingkah laku seseorang. Belajar dapat diartikan sebagai
proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus
dan respons. Pada saat belajar seseorang berinteraksi pada lingkungan dan
masyarakat sekitar. Saat berinteraksi maka seseorang akan memperlihatkan
sikap dan emosional yang berbeda-beda. Perbedaan interaksi tersebut
disesuaikan dengan keadaan dan lingkungan sekitar. Teori behaviorisme
memiliki ciri-ciri sebagai: (1) mengurutkan dari hal kecil ke hal besar; (2)
Bersifat mekanistis; (3) masyarakat memiliki peranan yang sangat penting; (4)
adanya interaksi dan respon umpan balik; dan (5) Memberikan latihan-latihan
(Sukmadinata, 2013)
Teori behaviorisme mengatakan bahwa belajar merupakan perubahan
tingkah laku yang dialami oleh peserta didik dalam bentuk sikap dan
tanggapan yang dilakukan. Dengan kata lain, belajar merupakan perubahan
sikap dan tingkah laku yang di alami oleh peserta didik berupa respon dan
perbuatan yang positif setelah melaksanakan pembelajaran.
Menurut teori behaviorisme hal yang paling penting dalam belajar yaitu
adanya pemasukan berupa stimulus dan penerimaan berupa respon. Respon
yang diberikan oleh peserta didik yaitu berupa tingkah laku, jika peserta didik
paham terhadap materi yang telah ia pelajari maka ia akan berperilaku
mencari tau apa-apa saja yang belum ia ketahui, ia akan berusaha belajar
semaksimal mungkin agar materi yang ia pelajari dapat dimengerti. Namun
sebaliknya jika peserta didik belum mengerti materi yang dipelajari maka
peserta didik tersebut akan memberikan respon negatif seperti mengantuk
disaat jam pelajaran, mengganggu teman kelasnya, keluar masuk kelas
hingga tidak memperhatikan penjelasan guru.
Oleh sebab itu, apa saja yang diberikan oleh guru dalam bentuk
stimulus (input) harus semaksimal mungkin, guru harus mampu memberikan
stimulus yang positif terhadap peserta didik dan apa yang diterima peserta
didik dalam bentuk respon (output) akan dapat diukur dan diamati. Mengukur
dan mengamati respon yang diterima peserta didik merupakah suatu hal
penting terhadap perubahan perilaku peserta didik. selain perubahan perilaku
faktor lain yang dapat diukur dan diamati ialah penguatan. Penguatan
3) Respon
Sebagai bentuk stimulus yang diterima peserta didik, maka peserta didik
akan memberikan respon
4) Penguatan
Dengan adanya penguatan yang diberikan oleh guru maka peserta didik
akan termotivasi untuk kembali memberikan respon
sebab itu, teori belajar humanisme lebih bersifat intraktif antar sesama
manusia, jika teori behaviorisme membahas perubahan perilaku melalui
penyesuaian dengan lingkungna, maka teori humanisme membahas interaksi
yang terjadi antar sesama manusia. Teori belajar humanisme lebih mengkaji
isi materi yang dipelajari daripada proses pembelajaran tersebut, serta lebih
banyak membahas mengenai cara-cara dan konsep dalam membentuk
manusia agaru dapat mencapai keinginan yang dicita-citakan.
Motivasi memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran, karena
dengan adanya motivasi maka peserat didik akan lebih mudah untuk
mendapatkan pengetahuan baru yang bisa lebih mudah dipahami. Dalam teori
humanisme belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, asalkan
tujuan pembelaran tersebut dapat memanusiakan manusia sehingga dapat
merealisasikan diri untuk belajar secara optimal.
Teori humanisme akan membantu guru untuk menjelaskan kepada
peserta didik tentang materi yang telah sedang dipelajari, sehingga upaya
pembelajaran apapun akan dilaksanakan berdasarkan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai. Teori humanisme ini sering mendapatkan kritikan dari
beberapa ahli sebab teori ini dianggap lebih mendekati pada bidang-bidang
ilmu filsafat. Namun sebenarnya teori humanisme ini memiliki sumbangsi yang
sangat besar dalam bidang pendidikan. Karena teori ini memiliki konsep-
konsep, taksonomi-taksonomi yang sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan, sehingga penggunaan teori belajar humanisme ini akan
mempermudah guru untuk lebih memahami kejiwaan manusia terutama pada
peserta didik.
Penerapan teori belajar humanisme menuntun peserta didik untuk dapat
berpikir dari hal-hal yang sifatnya lebih luas ke hal yang lebih spesifik atau
secara induktif, memperhatikan pengalaman-pengalaman peserta didik, serta
menimbulkan peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran.
Untuk lebih memahami konsep teori konstruktisme ini, maka Driver dan
Oldham dalam Siregar (2015) mengemukakan ciri-ciri belajar berbasis
konstruktivisme yaitu sebagai berikut:
1) Orientasi,
Orientasi ini bertujuan agar peserta didik dapat melakukan observasi dalam
pembelajaran serta memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam
mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki.
2) Elisitasi,
Elisitasi ini bertujuan agar peserta didik mampu berpendapat,
mengeluarkan argumen saat berdiskusi, menulis sebuah karya dan
menciptakan hal-hal yang kreatif.
3) Restrukturisasi ide,
Pada restrukriasi ide ini peesrta didk mampu mengumpulkan gagasan-
gagasan baru dari beberapa orang sehingga tercipta ide baru yang lebih
inovatif.
4) Memberikan gagasan baru,
Setelah melakukan restrukturisasi gagasan tersebut kemudian
diaplikasikan dalam pengalaman sehari-hari.
5) Review,
Setelah ide-ide baru tersebut di aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
kemudian ide atau gagasan tersebut perlu direvisi dengan menambahkan
atau mengubah sesuatu yang baru.
Padangan konstruktivisme mengungkapkan bahwa dalam membentuk
pengetahuan dan pemahaman peserta didik dalam belajar maka peserta didik
tersebut dituntut untuk aktif dalam pelaksanaan pembelajaran. Keaktifan
peserta didik tersebut dapat berupa aktif dalam mengemukakan pendapat,
aktif dalam tanya jawab diskusi, aktif dalam mencari sesuatu yang baru,
memberikan persepsi tentang apa yang sedang ia pelajari, melakukan inovasi
baru saat belajar, dan yang tidak kalah penting untuk membentuk
pengetahuan dan pemahaman peserta didik ialah niat dari dalam diri peserta
didik tersebut. Lalu peran guru pada teori belajar konstruktivisme yaitu
membantu peserta didik dalam membentuk pengetahuan agar proses
pembentukan pengetahuan tersebut dapat berjalan dengan lancar.
Sedangkan saat proses belajar guru tidak hanya sekedar menyampaikan
materi ajar, namun guru juga harus membantu pesreta didik untuk dapat
mengembangkan pemikirannya dengan cara-cara yang dimiliki oleh peserta
didik tersebut, sehingga peserta didik tersebut akan aktif dalam memberikan
pendapat dan gagasan-gagasan baru mengenai materi yang telah ia pelajari.
Jadi dapat disimpulkan bahwa peranan guru pada pendekatan
konstruktivisme hanya sebagai mediator dan fasilitator bagi peserta didik,
dengan kegiatan-kegiatan yaitu: (1) menyediakan pengalaman yang
memungkinkan peserta didik bertanggung jawab sehingga peserta didik
tersebut memiliki pengalaman langsung dalam belajar dengan tugas-tugas
secara mandiri; (2) memberikan aktivitas belajar yang dapat membantu
peserta didik dalam mengekspresikan pendapatnya sehingga rasa ingin tahu
peserta didik dapat segera teratasi; Dalam hal ini peserta didik diberikan tugas
C. LATIHAN/TUGAS
Kerjakanlah latihan dibawah ini..
No. Teori Belajar Pengertian Contoh
1 Behaviorisme
2 Kognitivisme
3 Humanisme
4 Konstruktivisme
D. TOPIK DISKUSI
Jika Saudara menjadi seorang guru, aliran manakah yang paling cocok Saudara
gunakan dikelas? Mengapa?
E. DAFTAR PUSTAKA
Bloom, Benyamin S. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran,
dan Asesmen (Edisi Revisi).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Santrock, John W., (2008). Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana.
Siregar, Eveline. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Slavin, R. E. (2010). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa
Media.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2013). Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
PERTEMUAN 2
KONSEP PEMBELAJARAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi pada pertemuan 2 ini, mahasiswa mampu
menerapkan Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Sistem Pembelajaran
dikehidupan sehari-hari.
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu Menerapkan Faktor-faktor yang Berpengaruh
Terhadap Sistem Pembelajaran dikehidupan sehari-hari
Teori Pembelajaran
` `
Prinsip-prinsip
Pembelajaran
Komponen-komponen
Pembelajaran
Materi
Media
Pembelajaran
Pembelajaran
1. Teori Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan, pembelajaran merupakan peranan yang sangat
penting dalam mencerdaskan anak bangsa. Pembelajaran merupakan penentu
utama keberhasilan peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran melibatkan guru,
peserta didik, serta unsur pendukung terlaksanakanya sistem pembelajaran.
Guru berperan sebagai pengarah jalannya pembelajaran sedangkan peserta
didik merupakan subjek yang akan kegiatan belajar. Pembelajaran merupakan
suatu antara guru dan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik lainnya,
peserta didik dan lingkungan serta peserta didik dan berbagai sumber belajar
yang ada.
Menurut Corey dalam Sagala (2013) mengartikan bahwa pembelajaran
merupakan suatu proses dimana lingkungan seseorang dikelola dengan
pengetahuan, sikap dan keterampilan khusus terhadap situasi tertentu.
Sedangkan Miarso dalam Siregar (2015) berargumen bahwa pembelajaran
merupakan usaha yang dilakukan oleh guru maupun peserta didik dalam
mencapai target yaitu tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Lebih
lanjutnya Gagne dalam Siregar (2015) mendefinisikan pembelajaran sebagai
rancangan aktivitas belajar secara internal dengan menghasilkan kinerja belajar
yang baik berupa hasil belajar secara eksternal.
Dari beberapa pengertian pembelajaran menurut para ahli diatas, maka
dapat disimpulkan beberapa ciri pembelajaran yaitu: (1) pembelajaran
dipengaruhi oleh lingkungan dan situasi tertentu; (2) Pembelajaran kegiatan
yang dilaksakan secara terencana; (3) pembelajaran dilakukan untuk mencapai
target dan tujuan yang telah ditetapkan; (4) pembelajaran merupakan suatu
proses yang dirancang dalam setiap peristiwa belajar dan (5) melalui
pembelajaran maka seseorang akan mampu mengetahui tingkat
kemampuannya berdasarkan hasil belajar yang ia peroleh.
Kegiatan pembelajaran harus dirancang sesuai dengan jadwal
pembelajaran yang telah ditetapkan. Setelah seseorang atau peserta didik
melaksanakan kegiatan pembelajaran maka ia akan mampu mengukur
kemampuannya sendiri, paham atau tidaknya peserta didik tersebut terhadap
materi pelajaran yang telah ia pelajari dalam kegiatan pembelajaran. Tidak
hanya pada peserta didik, namun kegiatan pembelajaran juga mengharuskan
guru untuk dapat mengidentifikasi hasil belajar peserta didik dari ranah
pengetahuan, sikap maupun keterampilan peserta didik. guru juga harus
mampu mengenali karakteristik peserta didik, tingkat kemampuan, motivasi,
sosial ekonomi serta latar belakang peserta didik. Karena modal utama guru
dalam menyampaikan bahan ajar ialah guru harus mampu mengenal
karakteristik peserta didik.
Istilah belajar mengajar merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi
bagi dunia pendidikan. Dalam kedua istilah tersebut ada istilah “belajar” dan
“mengajar”. Keduanya tidak dapat dipisahkan karena sudah merupakan
komponen saling berhubungan satu sama lain. Namun terkadang ada sebagian
orang yang berpendapat bahwa peserta didik belajar karena ada guru yang
mengajar. Pernyataan tersebut tidak tepat kebenarannya. Karena seseorang
ataupun peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja terlepas dari
ada yang mengajar atau tidak. Karena proses belajar dapat terjadi tidak hanya
pada individu ataupun kelompok saja, belajar juga dapat terjadi karena adanya
interaksi individu dengan lingkungannya, atau belajar juga dapat terjadi akibat
pengalaman dari peristiwa yang telah dialami. Maka dari itu, istilah
“pembelajaran” mengandung makna yang sangat luas dari pada “mengajar”,
pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan berdasarkan rencana yang
telah ditetapkan agar kegiatannya dapat berjalan dengan lancar, terarah dan
terencana.
Perbedaan antara istilah “pengajaran” (teaching) dan “pembelajaran”
(instruction) bisa diamati pada tabel dibawah ini.
3. Komponen-komponen Pembelajaran
Dari pembahasan pengertian dan prinsip pembelajaran dikatakan bahwa
pembelajaran merupakan suatu sistem karena terdapat interaksi antara satu
bagian dengan bagian lainnya, interaksi antara guru dengan peserta didik,
interaksi peserta didik dengan peserta didik lainnya maupun interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya. Maka dari itu pembelajaran dilakukan
5) Peserta didik dapat belajar lebih lanjut karena minat belajar yang dimiliki
semakin meningkat;
b. Kriteria jangka menengah
1) Terdapat interaksi yang menyenangkan antara guru dan peserta didik;
2) Peserta didik mampu menyelesaikan dan memberikan solusi dari setiap
masalah yang dihadapi;
3) Adanya pengaruh positif yang terjadi antara peserta didik dengan
lingkungan dan masyarakat sekitar.
c. Kriteria jangka panjang
1) Sekolah, guru maupun warga sekolah dapat mengelola sumber-sumber
pendidikan yang ada untuk meningkatkan kemandirian peserta didik;
2) Pengelolaan dan penggunaan sumber-sumber pendidikan dapat
dipertanggungjawabkan sehingga hasilnya lebih efektif dan efisien;
3) Mutu sekolah menjadi lebih baik, karena pemerintah, kepala sekolah,
guru dan orangtua murid saling bekerjasama;
pembelajaran guru harus mampu mengaitkan materi pelajaran mulai dari fakta,
prinsip, konsep dan prosedur yang salinng berorientasi dalam suatu bidang.
Selain itu dalam melakukan pendekatan pembelajaran guru harus mampu
merancang kegiatan-kegiatan yang hendak dilaksanakan oleh peserta didik,
mulai dari menyiapkan materi dan media pembelajaran, model, metode, serta
strategi yanag digunakan hingga alat evaluasi pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran guru dilakukan dengan maksud untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut
guru maupun peserta didik harus mampu membuat sistem pembelajaran yang
efektif. Sehingga pembelajaran konvensional akan beralih menjadi
pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Ada beberapa perubahan dalam pendekatan pembelajaran, perubahan
tersebut diantaranya ialah:
a. Prinsip-prinsip pembelajaran dapat diterapakan secara lugas dan terencana;
b. Aspek-aspek perkembangan peserta didik disesuaikan berdasarkan
tingkatan umur dan kemampuan berpikirnya;
c. Peserta didik menikmati dan merasakan proses pembelajaran yang efektif;
d. Perkembangan karakteristik dan kepribadian peserta didik merupakan tolak
ukur pembelajaran;
e. Penggunaan model belajar, pendekatan, metode dan strategi harus
disesuaikan dengan materi pelajaran serta tingkatan peserta didik;
f. Meningkatkan rasa kedisiplinan baik guru maupun peserta didik;
g. Untuk mengetahui tingkatan kemampuan belajar peserta didik maka guru
dapat melakukan tes maupun evaluasi;
h. Penggunaan fasilitas belajar serta sarana prasara yang memadai.
Pendekatan pembelajaran yang baik ialah pendekatan yang dilakukan
secara lugas dan terencana. Maksudnya dalam melakuakn pendekatan guru
hendaknya memikirkan terlebih dahulu materi yang akan diajarkan. Tidak hanya
itu selain materi pelajaran, guru juga harus mampu membuat skenarip
pembelajaran yang menarik sehingga pendekatan yang dilakukan akan lebih
aktif dan efektif.
C. LATIHAN/TUGAS
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas!
1. Uraikanlah perbedaan antara pengajaran dengan pembelajaran!
2. Jelaskan komponen-komponen pembelajaran yang saudara ketahui!
3. Analisislah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi sistem pembelajaran?
D. DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Majid, Abdul. (2016). Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sagala,Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
PERTEMUAN 3
KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep strategi
belajar mengajar antara model, pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik
dalam proses pembelajaran.
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu Mengaplikasikan konsep strategi belajar mengajar antara
model pembelajaran, pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik dalam proses
pembelajaran.
Model Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran
(Student or Teacher Centered Approach) M
M o
o d
d e
e l
l Strategi Pembelajaran
(Exposition-Discovery-Group or Individual Learning) P
P e
e m
m b
`
b e
e l
l Metode Pembelajaran a
a (Ceramah, Diskusi, Simulasi, Demonstrasi dll) j
j a
a r
r a
a n
n Teknik dan Taktik Pembelajaran
(Spesifik, Individual, dan Unik)
Model Pembelajaran
lebih baik maka guru dan calon guru perlu mempelajari berbagai model,
pendekatan, metode, strategi serta teknik dan taktik. Tidak hanya itu berbagai
model-model pembelajaran juga dapat dikembangkan oleh guru dan calon guru
dalam untuk melakukan penelitian akademik maupun penelitian tindakan kelas.
Untuk melakukan tindakan penelitian kelas tersebut tidak semua guru maupun
calon guru dapat mengembangkan model pembelajaran yang inovatif. Namun
jika para guru maupun calon guru dapat telah memahami konsep atau teori
dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori)
pembelajaran, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif untuk
mencoba dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas,
sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada
gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang
bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model
pembelajaran yang telah ada.
Dalam dunia pendidikan, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
suatu rencana pembelajaran desain dan rangkaian pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Bisa juga dikatakan
bahwa strategi belajar mengajar adalah rencana dan cara mengajar yang akan
dilakukan guru dengan menetapkan langkah-langkah utama mengajar sesuai
dengan tujuan pengajaran yang akan dicapai dan telah digariskan. Jadi, strategi
pembelajaran merupakan serangkaian rencana kegiatan yang termasuk
didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran didalamnya
mencakup pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran secara
spesifik.
Dalam proses pembelajaran ada berbagai manfaat yang dapat digunakan
oleh guru jika guru melakukan strategi pembelajaran yang baik, manfaat
tersebut diantaranya adalah dapat melayani kebutuhan peserta didik dalam
proses pembelajaran. tidak hanya itu, strategi pembelajaran juga membantu
guru agar memiliki gambaran bagaimana cara membantu siswa dalam kegiatan
belajarnya. Hal ini dikarenakan siswa memiliki perbedaan dalam hal
kemampuan, motivasi untuk belajar, keadaan latar sosio budaya dan tingkat
ekonominya. Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap kegiatan dan hasil
belajar siswa untuk mengembangkan pengetahuan keterampilan dan sikapnya.
Strategi belajar mengajar memiliki komponen-komponen yang dapat
mentukan keberhasilan proses pembelajaran. Menurut Gulo (2008) komponen
strategi belajar mengajar tersebut ialah:
a. Tujuan Pengajaran.
Dalam pembelajaran harus ada tujuan yang jelas. Dengan tujuan pengajaran
yang jelas maka pelaksanaan pembelajaran akan berjalan dengan efektif.
Tujuan pembelajaran dengan penerapan aplikasi maka pelaksanaan
pembelajaran juga harus aplikatif (stimulus).
b. Guru.
Setiap guru memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda, tingkat
kemampuan dan pengalaman yang berbeda, serta wawasan dan gaya
mengajar pun juga berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut juga akan
2. Model Pembelajaran
Model pembelajaran akan terbentuk jika pendekatan, strategi, metode,
teknik dan taktik pembelajaran sudah tersusun menjadi rangkaian yang utuh.
Jadi, model pembelajaran merupakan gambaran suatu pembelajaran yang
dimulai dari awal hingga akhir sehingga membentuk suatu penyajian yang khas
dalam suatu pembelajaran. Joyce dan Weil (Sagala, 2013) mendefinisikan
model pembelajaran sebagai gambaran dari hasil perencanaan pembelajaran,
kebutuhan peserta didik, lingkungan belajar, teknologi komunikasi serta
kurikulum yang berlaku saat ini. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan
memberikan dampak yang baik dalam pelaksanaan pembelajaran.
Model pembelajaran juga dapat diartikan sebagai kerangka pembelajaran
yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat
dipahami sebagai: (1) suatu desain; (2) gambaran yang mendeskripsikan
sesuatu yang tidak dapat diamati secara langsung; (3) adanya suatu asumsi,
data dan inferensi yang dipakai dan digambarkan secara matematis; (4) suatu
desain yang sederhana dari suatu sistem kerja yang realitas; (5) suatu deskripsi
dadri suatu sistem yang mungkin atau imajiner; (6) penyajian yang diperkecil
agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya
(Komaruddin,2000).
Dari kumpulan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah model dalam proses pembelajaran untuk dapat mencapai
tujuan KI, KD dan indikator sesuai tujuan pembelajaran. Contoh model
pemelajaran antara lain; (1) Numbered Head Together (NHT) ; (2) Debat; (3)
Role Playing (Bermain Peran); (4) Cooperatif Integrated Reading and
Composation (CIRC); (5) Student Teams Achievement Division (STAD); (6)
Jigsaw; (7) Talking Stick; (8) Talking Chips; (9) Two Stay Two Stray (TSTS);
(10) Snowball Throwing (Bola Salju); (11) Make a Match; (12) Picture and
Picture; (13) Project Based Learning; (14) Problem Based Learning; (15)
Course Review Horay; dan lain sebagainya.
Selanjutnya ada empat kategori model pembelajaran, yakni proses,
individu, interaksi dan perubahan tingkah laku. Model pembelajaran yang telah
dikembangkan kemudian diuji dan divalidasi oleh para ahli agar model
pembelajaran tersebut dapat digunakan dan diterapkan secara maksimal. Ada
empat kategori model pembelajaran menurut Joyce dan Weil (Sagala, 2013),
empat kategori model pembelajaran tersebut yaitu:
a. Model pemrosesan informasi.
Model ini dapat digunakan untuk berbagai kalangan baik secara individu
maupun kelompok. Tidak hanya itu, model ini memberikan sejumlah konsep,
pengetaesan hipotesis dan memusatkan perhatian peserta didik.
b. Model personal
Model ini lebih menekankan pada pengembangan kepribadian peserta didik
dalam bertanggung jawab dan bersikap emosional
c. Model sosial
Model ini menitikberatkan pada hubungan sosial perta didik agar saling
menghargai sikap maupun tindakan seseorang dari perbedaan yang ada.
d. Model sistem perilaku
Model ini dibangun atas dasar kerangka teori perubahan perilaku, melalu
bimbingan guru untuk dapat memecahkan masalah belajar yang dihadapai
peserta didik.
3. Pendekatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dipilih guru untuk melakukan dan
penyusunan materi ajar merupakan pendekatan pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran dapat memudahkan guru dalam memberikan materi pelajaran
dan juga dapat memudah peserta didik dalam menerima dan memahami materi
ajar yang disampaikan guru.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai sudut padang
seseorang dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dilihat dari
pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)
C. LATIHAN/TUGAS
1. Uraikanlah perbedaan antara model, pendekatan, strategi, metode, teknik dan
taktik pembelajaran
Istilah-istilah dalam
No. Pengertian Contoh
Pembelajaran
1 Model Pembelajaran
2 Pendekatan
Pembelajaran
3 Strategi Pembelajaran
4 Metode Pembelajaran
5 Teknik dan Taktik
Pembelajaran
D. DAFTAR PUSTAKA
PERTEMUAN 4
PENGANTAR KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu memahami konsep kemampuan
dasar mengajar
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami konsep kemampuan dasar mengajar
Mengembangkan kepribadian
Melaksanakan program
pengajaran
Kriteria Guru yang
Memiliki Memberikan penilaian
Kemampuan Dasar
Mengajar Program bimbingan belajar
Administrasi pendidikan
Berinteraksi/ Berkomunikasi
Menyelenggarakan penelitian
sederhana untuk keperluan
pengajaran
2) Peserta didik yang memiliki nilai diatas kriteria ketuntasan minimal (KKM)
maka harus diberikan program pengayaan, maka dari itu guru harus
mampu menguasai bahan pengayaan yang akan disampaikan oleh peserta
didik;
3) Materi maupun bahan ajar yang akan diajarkan kepada peserta didik dapat
ambil dari berbagai sumber belajar;
d. Menyusun program pengajaran
Sebelum melaksanakan mengajar dikelas guru perlu menyusun program
pengajaran yang berguna sebagai pedoman guru untuk melakukan setiap
kegiatan pembelajaran. Program pengajaran tersebut dapat berupa Program
tahunan (Prota), program semester (Prosem), penetapan kriteria ketuntasan
minimal (KKM) silabus dan RPP.
Beberapa penjabaran yang dapat menggambarkan penyusunan
program pengajaran seorang guru yaitu:
1) Guru menentukan tujuan pembelajaran terlebih dahulu;
2) Guru harus mampu mengembangkan bahan ajar ;
3) Menentukan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang hendak
diajar;
4) Memanfaatkan berbagai sumber belajar.
5) Melaksanakan program pengajaran
Setelah menyusun program pengajaran selanjutnya guru melaksanakan
program pengajaran sesuai dengan program pengajaran yang telah
disusun sebelumnya.
Beberapa penjabaran yang dapat menggambarkan pelaksanaan
program pengajaran guru yaitu:
1) Terciptanya aktivitas pembelajaran yang aktif;
2) Lingkungan belajar menjadi lebih terkelola;
3) Kegiatan pembelajaran dapat menjadi lebih interaktif.
b. Memberikan penilaian (Evaluasi)
Evaluasi merupakan hasil akhir dalam proses pembelajaran, oleh sebab
itu setelah melaksanakan program pengajaran guru harus memberikan
penilaian terhadap hasil kerja peserta didik agar guru mengetahui kemajuan
peserta didik sebelum dan sesudah menerima materi pelajaran.
Beberapa penjabaran yang dapat menggambarkan guru dalam Menilai
hasil dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan yaitu:
1) Menilai prestasi peserta didik;
2) Menilai setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
c. Menyelenggarakan program bimbingan belajar
Guru sebaiknya menyelenggarakan program bimbingan belajar yang
bertujuan untuk membantuk kesulitan belajar peserta didik. Beberapa
penjabaran yang dapat menggambarkan guru dalam menyelenggarakan
program bimbingan belajar yaitu:
1) Membimbing peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran;
2) Membimbing peserta didik untuk mengembangkan bakatnya;
3) Memberikan arahan kepada peserta didik dalam berbagai untuk dapat
berinteraksi kepada masyarakat.
C. LATIHAN/TUGAS
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas!
1. Apa tujuan calon pendidik mempelajari kemampuan dasar mengajar?
2. Apa saja kriteria guru yang memiliki kemampuan dasar mengajar!
3. Menurut pendapat saudara apa fungsi dan peran guru kemampuan mengajar
guru!
D. DAFTAR PUSTAKA
A.M., Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo
Persada: Jakarta
PERTEMUAN 5
KETERAMPILAN MEMBUKA PELAJARAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu mendemonstrasikan komponen
keterampilan membuka pelajaran.
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu mampu mendemonstrasikan komponen keterampilan
membuka pelajaran
1. Salam
2. Doa
3. Absensi
4. Mengulang materi pada
pertemuan selanjutnya
5. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dipelajari hari ini
6. Menyampaikan materi pelajaran
dilakukan saat memulai jalannya diskusi di kelas dan dapat juga dilakukan dalam
mengerjakan soal-soal latihan (Darmadi,2010).
Dalam membuka pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru
yang bertujuan untuk menciptakan kesiapan belajar serta perhatian peserta didik
sebelum pelajaran dimulai (Eldarmi,2017). Kegiatan membuka pelajaran yang
dilakukan oleh guru dimaksudkan agar peserta didik dapat mempersiapkan diri
untuk menerima materi pelajaran. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam
membuka pelajaran yaitu: mengucapkan salam, menanyakan kesiapan siswa,
melakukan apersepsi, memberikan motivasi belajar, menanyakan materi
pelajaran yang telah di pelajari sebelumnya serta menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dibahas pada hari ini.
Dalam mengucapkan salam guru harus menyesuaikan waktu apakah
selamat pagi, selamat siang, ataupun selamat sore. Atau bisa juga
menggunakan ucapan Assalamualaikum wr.wb. Sedangkan dalam menanyakan
kesiapan belajar peserta didik guru dapat mengecek kerapian tempat dudu,
pakaian ataupun alat tulis peserta didik. guru juga bisa menanyakan kepada
peserta didik apakah peserta didik telah siap dalam menerima pelajaran.
Selanjutnya menyampaikan apersepsi. Apersepsi bertujuan untuk mengetahui
apakah peserta didik masih ingat materi yang telah diajarkan sebelumnya. Jadi
dengan apersepsi guru mengulangi kembali materi yang telah diajarkan pada
pertemuan sebelumnya.
Memberikan motivasi belajar merupakan bagian dalam keterampilan
membuka pelajaran. Dalam memberikan motivasi belajar guru juga harus melihat
situasi dan kondisi kelas. Apakah kelas tersebut sedang berisik, ataubahkan
banyak peserta didik yang keluar kelas. Pemberian motivasi diawal pelajaran ini
bertujuan agar peserta didik menjadi bersemangat dalam menerima pelajaran.
Selanjutnya penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Tujuan guru
meyampaikan tujuan pembelajaran yaitu agar peserta didik mengetahui apa-apa
saja yang hendak dipelajari dan mengetahui tingkatan ketercapaian dari tujuan
pembelajaran tersebut. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran guru juga
dapat menjelaskan gambaran pembelajaran yang akan dilakukan seperti model
pembelajaran yang akan dipakai, indikator pembelajaran, alokasi waktu
pembelajran dan topik bahasan materi yang akan dipelajari. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa membuka pelajaran adalah kegiatan pembelajaran yang
dilakukan diawal kegiatan/diskusi/tanyajawab dengan tujuan untuk
mempersiapkan diri peserta didik dalam menerima pelajaran.
2. Tujuan Keterampilan Membuka Pelajaran
Kegiatan membuka pelajaran merupakan langkah awal yang dilakukan
oleh guru untuk memulai pelajaran dikemukakan oleh Husdarta dan Yudha
(2013) memiliki tujuan yaitu:
a. Peserta didik mempersiapkan diri pada pelajaran yang akan dipelajarinya.
b. Menimbulkan minat dan perhatian peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar.
c. Peserta didik mengetahui tugas yang akan dikerjakan.
d. Membuat keterkaitan
Guru harus mampu menghubungkan dan mengaitkan hal-hal yang telah
dipelajari dengan kehidupan nyata sehari-hari yang dialami oleh peserta didik.
Usaha yang dapat dilakukan guru dalam memberikan keterkaitan tersebut
dapat berupa:
1) Membuat keterkaitan anatar aspek-aspek yang relevan dari bidan studi
yang telah dipelajari peserta didik;
2) Guru membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama yang
dipelajari peserta didik;
3) Guru menjelaskan konsep atau pengertian lebih dahulu kemudian
menyajikan contoh-contoh secara terperinci.
Selain itu menurut Idris (2008) komponen keterampilan membuka
pelajaran meliputi dua kategori yaitu kategori yang berpengaruh pada proses
asimilasi dan akomodasi ide, dan kategori yang berpengaruh pada motivasi
siswa belajar. Komponen-komponen tersebut yaitu:
1) Membangkitkan minat belajar dan perhatian peserta didik. Ada beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk membangkitkan minat belajar dan
perhatian peserta didik yaitu dengan cara:
a) Gaya mengajar guru;
b) Penggunaan media pembelajaran; dan
c) Adanya interaksi antara peserta didik, guru maupun sumber belajar.
2) Meningkatkan motivasi belajar. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar
tinggi akan cenderung lebih konsentrasi dalam menerima pelajaran, begitu
pula sebaliknya peserta didik yang tidak memiliki motivasi belajar maka
konsentrasi belajarnya akan cenderung lemah. Cara untuk membangkitkan
motivasi belajar pada peserta didik, antara lain:
a) Bersemangat dalam menerima pelajaran;
b) membangkitkan rasa ingin tahu;
c) Menyampaikan gagasan dan ide-ide terbaru;
d) Memanfaatkan sesuatu yang dapat dijadikan perhatian bagi peserta
didik
3) Memberi acuan atau struktur. Cara memberikan acuan atau struktur dapat
dilakukan guru antara lain:
a) Mengemukakan kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
alokasi waktu dan bentuk soal-soal latihan;
b) Menyampaikan langkah-langkah pada setiap kegiatan yang akan
dilakukan;
c) Memberikan pertanyaan berdasarkan materi yang telah dibahas.
4) Menunjukkan keterkaitan. Guru harus mampu mengaitkan materi yang
akan dibahas pada pertemuan ini dengan materi yang telah dibahas pada
C. LATIHAN/TUGAS
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas!
1. Jelaskan arti pentingnya keterampilan membuka pelajaran!
2. Uraikanlah apa saja bentuk kegiatan yang bisa dilakukan seorang guru dalam
keterampilan membuka pelajaran!
3. Demonstrasikan keterampilan membuka pelajaran di hadapan teman-teman satu
kelas!
D. DAFTAR PUSTAKA
PERTEMUAN 6
KETERAMPILAN MENUTUP PELAJARAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu memahami dan mempraktikkan
konsep keterampilan menutup pelajaran
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami dan mempraktikkan konsep keterampilan
menutup pelajaran
1. Memberikan kesimpulan
(guru bersama peserta didik
memberikan kesimpulan)
2. Memberikan motivasi ataupun
saran-saran yang berkaitan
dengan materi ajar
3. Pemberian tugas
4. Menyampaikan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya
Dengan melakukan tanya jawab kepada peserta didik maka guru akan
mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman peserta didik dari materi yang
telah dijelaskan. Jika peserta didik tidak paham terhadap materi pelajaran
tersebut maka guru dapat mengulangi kembali penjelasannya secara singkat,
padat dan jelas.
b. Membantu peserta didik untuk mengemukakan pemikirannya dari materi yang
telah dijelaskan oleh guru
Saat memberikan kesimpulan diakhir kegiatan pembelajaran guru tidak
boleh langsung menyampaikan kesimpulan materi pelajaran tersebut, namun
guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengemukakan pemikirannya berupa kesimpulan dari materi yang telah
dipelajari
c. Membantu siswa untuk mengetahui hubungan antara pengalaman-
pengalaman yang telah di kuasainya dalam hal hal yang baru saja
dipelajarinya
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru dapat memberikan contoh dan
menghubungkan materi pelajaran yang telah dipelajari dengan kehidupan
sehari-hari peserta didik. guru dapat juga menghubungkan pengalaman-
pengalaman yang telah dialami dengan materi pelajaran.
d. Memperdalam materi peserta didik
Saat semua materi tersampaikan dan guru telah menyimpulkan materi
yang telah dipelajari selanjutnya guru melakukan tindaklanjut dengan cara
memberikan soal-soal latihan berupa pekerjaan rumah kepada peserta didik.
Hal ini di lakukan dengan tujuan agar peserta didik dapat mengulangi materi
yang telah dipelajari sekaligus memperdalam materi tersebut.
e. Meningkatkan semangat belajar peserta didik
Ketika materi pelajaran telah disampaikan secara keseluruhan maka
selanjutnya guru harus memberikan kata-kata bijak, motivasi, atau arahan
kepada peserta didik. dengan pemberian motivasi yang berkaitan dengan
materi pelajaran yang telah dipelajari maka akan meningkatkan semangat
belajar peserta didik di pertemuan selanjutnya.
f. Menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik
Pada akhir pelajaran guru tidak boleh lupa menyampaikan materi yang
akan dipelajari minggu depan (pertemuan selanjutnya). Dengan
menyampaikan materi apa yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
maka akan menimbulkan rasa keingintahuan perserta didik mengenai materi
pelajaran selanjutnya.
pelajaran yang telah dipelajari. Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam
melakukan tinjauan materi pelajaran yaitu:
2) Merangkum inti pelajaran
Pada dasarnya kegiatan merangkum inti pelajaran ini terdapat sepanjang
proses pembelajaran. Misalnya, pada saat guru selesai menjelaskan
materi tentang elastisitas permintaan dan penawaran, maka siswa
ditugaskan membuat kesimpulan secara lisan dari hasil diskusi yang
ditugaskan pada siswa. Kesimpulan itu dapat berupa pengertian
elastisitas permintaan dan penawaran, jenis-jenis elastisitas permintaan
dan penawaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas
permintaan dan penawaran. setelah selesai sejumlah pertanyaan dijawab
oleh siswa, pada saat menjelang pergantian topik bahasan, dan tentu
saja pada saat pembelajaran akan diakhiri. Selain guru, siswa dapat juga
diminta untuk membuat rangkuman secara lisan. Tetapi jika rangkuman
yang dibuat oleh siswa itu salah atau kurang sempurna, guru harus
membetulkan atau menyempurnakan rangkuman itu.
3) Membuat ringkasan
Cara lain yang dapat ditempuh untuk memantapkan pokok-pokok materi
yang diajarkan adalah membuat ringkasan. Selain manfaat tersebut,
dengan ringkasan itu siswa yang tidak memiliki buku sumber atau siswa
yang lambat belajar dapat mempelajarinya kembali. Pembuatan ringkasan
itu dapat dilakukan oleh guru, dapat pula dilakukan oleh siswa secara
perorangan atau kelompok, dan dapat pula dilakukan oleh guru dan siswa
bersama-sama. Misalnya, setelah materi tentang permintaan dan
penawaran selesai dibahas, siswa diminta membuat ringkasan cara
tentang jenis-jenis elastisitas permintaan dan penawaran serta cara
penghitungannya. Hasil diskusi tersebut ditulis di kertas lebar dan
menempelkannya di dinding atau di papan tulis serta mengemukakan
hasil rumusan kelompok itu ke seluruh kelas untuk memperoleh
tanggapan.
4) Melakukan Evaluasi
Salah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah memperoleh
wawasan yang utuh tentang suatu konsep yang diajarkan selama proses
pembelajaran atau kegiatan tertentu adalah dengan penilaian. Dalam
hasil tersebut guru dapat memberikan kuis atau dapat juga meminta
siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan secara lisan.
Bentuk-bentuk evaluasi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh
guru saat melakukan keterampilan menutup pelajaran adalah sebagai
berikut (E.Mulyasa,2005) :
a) Mendemonstrasikan keterampilan.
Pada akhir kegiatan siswa diminta untuk mendemonstrasikan
keterampilannya. Misalnya, setelah guru selesai menerangkan konsep
permintaan dan penawaran, guru meminta siswa untuk mengerjakan
soal perhitungan elastisitas permintaan dan penawaran di papan tulis.
b) Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain.
C. LATIHAN/TUGAS
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas!
1. Jelaskan arti pentingnya keterampilan membuka pelajaran!
2. Uraikanlah apa saja bentuk kegiatan yang bisa dilakukan seorang guru dalam
keterampilan membuka pelajaran!
3. Demonstrasikan keterampilan membuka pelajaran di hadapan teman-teman satu
kelas!
D. DAFTAR PUSTAKA
Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta.
PERTEMUAN 7
KETERAMPILAN MENJELASKAN PELAJARAN
(Teori Hafalan)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu mendemonstrasikan
keterampilan menjelaskan pelajaran pada teori hafalan.
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu mendemonstrasikan keterampilan menjelaskan pelajaran pada
teori hafalan.
KETERAMPILAN MENJELASKAN
Konsep
dilakukan oleh guru dalam bentuk demonstrasi sehingga peserta didik memiliki
pemahaman dan mengerti atas penjelasan yang telah disampaikan oleh guru.
Pada saat memberikan penjelasan guru dapat menyampaikan informasi secara
lisan dan tulisan dengan memberikan ilustrasi-ilustrasi mengenai materi yang
diajarkan. Contohnya guru dapat menyampaikan contoh-contoh dari materi yang
ada, hubungan antara sebab dan akibat, definisi dan pengertian-pengertian,
prinsip-pinsip serta hukum (dalil) yang berlaku. Dalam kegiatan pembelajaran,
keterampilan menjelaskan berarti keterampilan yang harus dimiliki oleh guru
dalam menyajikan informasi-informasi penting ataupun materi pelajaran secara
rinci jelas dan relevan sehingga peserta didik mengerti dan paham atas materi
yang telah diajarkan
Beberapa alasan mengapa keterampilan menjelaskan pelajaran pada teori
hafalan perlu dikuasai, antara lain:
a. Guru lebih mendominasi komunikasi secara lisan;
b. Guru sebagai fasilitator dan motivator dalam menyampaikan materi ajar
c. Secara umum guru terlihat kaku dalam menyampaikan materi aja
d. Peserta didik kurang memahami penjelasan yang disampaikan oleh guru;
e. Informasi yang diterima oleh peserta didik masih terbatas
2. Pengertian Keterampilan Menjelaskan Pelajaran Teori Hafalan
Keterampilan memberikan penjelasan dalam teori hafalan merupakan cara
yang disajikan oleh guru dalam menyampaikan inforamsi lisan pada materi fakta,
konsep dan prinsip sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Ciri utama keterampilan menjelasakan yaitu memberikan informasi yang terarah,
benar, tepat serta sesuai dengan sistematika yang telah ditetapkan.
(Eldarmi,2017). Keterampilan menjelaskan teori hafalan adalah keterampilan
yang dilakukan oleh guru dalam menyajikan informasi lisan sebuah pengertian,
fakta-fakta yang ada serta menghubungkan antar bagian yang satu dengan
bagian lainnya, seperti pengertian-pengertian, macam-macam, jenis-jenis,
prinsip-prinsip, serta contoh-contoh yang ada dalam kehidupan sehari-hari
(Saud,2012).
Guru sebaiknya menyampaikan informasi secara jelas, tepat, ringkas dan
relevan, sebab tingkat pemahaman peserta didik dalam menerima materi ajar
sangat dipengaruhi oleh cara guru dalam menyampaikan informasi. Jika guru
mampu menyampaikan materi ajar dengan efektif maka interaksi yang terjadi
dikelas akan menjadi aktif antara guru dengna peserta didik maupun peserta
didik dengan peserta didik lainnya. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan
bahwa keterampilan menjelaskan pelajaran pada teori hafalan merupakan suatu
seni yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam menyampaikan materi ajar
kepada peserta didik dengan cara memberikan penjelasab mengenai suatu
pengertian, contoh-contoh, prinsip, maupun hubungan sebab akibat. contohnya:
pada pelajaran IPS guru menjelaskan faktor-faktor terjadinya konflik sosial, pada
pelajaran sejarah guru menjelaskan materi tentang sejarah terjadinya gerakan
G30 SPKI.
Keterampilan menjelaskan teori hafalan memiliki peranan berupa:
a. Guru menyampaikan pokok pikiran dan pendapatnya sesuai dengan materi
ajar;
C. LATIHAN/TUGAS
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat dan jelas!
1. Uraikanlah tujuan dari keterampilan menjelaskan?
2. Dalam keterampilan menjelaskan, ada komponen merencanakan. Jelaskan cara
seperti yang harus dilakukan oleh seseorang guru agar mampu merencanakan
pembelajaran itu dengan baik!
3. Demonstrasikan keterampilan menjelaskan pelajaran dalam bentuk hafalan di
hadapan teman-teman satu kelas!
D. DAFTAR PUSTAKA
Eldarmi,dkk. 2017 Micro Teaching. Yogyakarta: Media Akademika
Saud, Udin, Syaefudin. 2010. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
PERTEMUAN 8
KETERAMPILAN MENJELASKAN PELAJARAN
(Teori Praktik)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu mendemonstrasikan
keterampilan menjelaskan pelajaran pada materi dalam praktik.
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu mendemonstrasikan keterampilan menjelaskan pelajaran pada
materi praktik
KETERAMPILAN MENJELASKAN
Menyampaikan
Materi
Memberikan simulasi
dan contoh soal
Melaksanakan
praktikum
dipelajari oleh guru, sebab perlakuan guru dalam menjelaskan materi dalam
bentuk praktik berbeda dengan perlakuan menjelaskan materi dalam bentuk
hafalan. Karena pada hakekatnya materi pelajaran terbagi menjadi empat yaitu
dalam bentuk fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Materi pelajaran dalam bentuk
fakta, konsep dan prinsip dapat diaplikasikan dalam keterampilan menjelaskan
dalam bentuk hafalan, sedangkan prosedur merupakan langkah-langkah atau
cara yang harus dilakukan maka dari itu materi dalam bentuk prosedur dalam
diaplikasikan dalam bentuk praktik.
Dalam mengaplikasikan keterampilan dalam bentuk praktik guru dapat
memberikan simulasi-simulasi, demonstrasi, maupun dalam bentuk model
pembelajaran bermain peran dan project based learning. Penguasaan
keterampilan menjelaskan dalam bentuk praktik yang disimulasikan oleh guru
akan memungkinkan siswa memiliki pemahaman dan dapat mempraktikkan
langsung ilmu yang dimiliki. Dalam kegiatan pembelajaran, menjelaskan dalam
bentuk praktik berarti menyajikan, pemberian contoh serta melakukan praktik
terhadap materi pembelajaran berdasarkan langkah-langkah tertentu. Pada
materi dalam bentuk praktik, guru tidak hanya melakukan ceramah tetapi juga
harus disertai dengan simulasi dan praktik dengan memberikan soal latihan
dalam bentuk praktik. Oleh sebab itu keterampilan menjelaskan dalam bentuk
praktik jika dilakukan secara maksimal maka akan memberikan efek positif
terhadap peserta didik baik dalam bentuk pengetahuan, gerakan motorik,
maupun sikap peserta didik terhadap materi tersebut.
Beberapa alasan mengapa keterampilan menjelaskan pelajaran dalam
bentuk praktik perlu dikuasai, antara lain:
1. Peserta didik lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran;
Dengan melakukan praktik langsung maka peserta didik dapat
mengaplikasikan materi yang didapatkan sehingga dengan hal tersebut
peserta didik akan berpartisipasi aktif dlaam kegiatan pembelajaran.
2. Guru melakukan praktik dengan cara memberikan simulasi;
Dalam menjelaskan materi pelajaran guru tidak hanya sekedar ceramah,
namun guru juga haru memberikan simulasi bagaimana cara dan langkah-
langkah yang harus dilakukan oleh peserta didik.
3. Peserta didik akan lebih paham jika materi pelajaran bisa langsung
dipraktikkan;
Dengan melakukan praktik secara langsung maka peserta didik dapat dengan
langsung mempelajari lebih dalam materi yang sedang dipraktikkan. Sehingga
pemahaman materi yang sedang dipraktikkan tersebut akan menjadi lebih
luas dan lebih mendalam.
4. Peserta didik lebih aktif baik secara psikomotor maupun afektif dalam
melakukan pembelajaran praktik;
Selain harus mengasah pikiran, peserta didik juga harus mampu melakukan
gerakan motorik, gerakan-gerakan tersebut akan terlatih jika peserta didik
melakukan pembelajaran praktif, selain itu dengan pembelaran praktik peserta
didik juga akan menentukan sikapnya dalam bertindak.
C. LATIHAN/TUGAS
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat dan jelas!
1. Uraikanlah tujuan dari keterampilan menjelaskan dalam bentuk praktik?
2. Apa saja komponen-komponen yang ada pada keterampilan menjelaskan
pelajaran dalam bentuk praktik?
3. Simulasikan keterampilan menjelaskan pelajaran dalam bentuk praktik di
hadapan teman-teman satu kelas!
D. DAFTAR PUSTAKA
Eldarmi,dkk. 2017 Micro Teaching. Yogyakarta: Media Akademika
Saud, Udin, Syaefudin. 2010. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
PERTEMUAN 9
KETERAMPILAN BERTANYA
(Bertanya Dasar)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu mendemonstrasikan
keterampilan bertanya Dasar.
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu mendemonstrasikan keterampilan bertanya
KETERAMPILAN BERTANYA
Memberikan
Arahan
Memberikan
Pemindahan
acuan
Giliran
Contoh:
a) Berdasarkan informasi laporan neraca akhir, selanjutnya selesaikanlah
laporan keuangan tersebut?
b) Bagaimana aturan yang harus dilakukan untuk menghilangkan konflik
sosial terutama sifat mencontek?
c) Berdasakan penjelasan tentang keterampilan bertanya, silahkan
saudara praktikkan bagaimana keterampilan bertanya didalam kelas?
4) Pertanyaan analisis
Pertanyaan analisis bertujuan agar peserta didk mampu menemukan
jawaban dengan cara mengidentifikasi, menganalisis dan mencari solusi
dari suatu topik permasalahan, kemudian memberikan kesimpulan
berdasarkan hasil analisis tersebut.
Contoh:
a) Semenjak berlakunya MEA maka persaingan pasar semakin
meningkat, dapatkan saudara menunjukkan bukti-buktinya?
b) Dari permasalah ekonomi yang terjadi di Indonesia maka kesimpulan
apa yang dapat kita sampaikan?
5) Pertanyaan sintesis
Pertanyaan sintesis menimbulkan jawaban lebih dari satu dan
meningkatkan potensi serta daya kreasi peserta didik. Dalam hubungan
ini pertanyaan sintesis adalah:
a) Membuat prediksi/ramalan
Contoh: apa yang terjadi jika fungsi manajemen dalam sebuah
perusahaan atau organisasi tidak berjalan dengan baik?
b) Memecahkan masalah berdasarkan imajinasi:
Contoh: bayangkan seolah-olah saudara adalah seorang pimpinan
perusahan, saat perusahaan saudara terancam akan gulung tikar
maka tindakan apa yang akan saudara lakukan?
c) Mencari komunikasi:
Contoh: susunlah sebuah karangan pendek yang akan saudara
lakukan dalam merencanakan suatu program organisasi?
6) Pertanyaan evaluasi
Pertanyaan evaluasi ini bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap
topik atau permasalahan yang sedang dibahas.
Contoh:
a) Bagaimana penilaian saudara tentang perekonomian indonesia saat
ini?
b) Menurut pendapat saudara bagaimana cara mengurangi kemiskinan di
indonesia?
c. Pertanyaan menurut luas sempitnya sasaran.
Ada dua jenis pertanyaan berdasarkan luas sempitnya sasaran yaitu:
1) Pertanyaan sempit
Pertanyaan sempit ini membutuhkan jawaban jenis jawaban tertutup dan
biasanya kunci jawabannya telah tersedia.
a) Pertanyaan sempit informasi langsung
C. LATIHAN/TUGAS
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas!
1. Jelaskan arti pentingnya keterampilan bertanya dasar!
2. Uraikanlah apa saja komponen-komponen bertanya dasar!
3. Demonstrasikan keterampilan bertanya dasar di hadapan teman-teman satu
kelas!
D. DAFTAR PUSTAKA
Eldarmi,dkk. 2017 Micro Teaching. Yogyakarta: Media Akademika
PERTEMUAN 10
KETERAMPILAN BERTANYA
(Bertanya Lanjut)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu mendemonstrasikan
keterampilan bertanya
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu mendemonstrasikan keterampilan bertanya
KETERAMPILAN BERTANYA
Peningkatan
Terjadinya
Pengubahan
Interaksi Tuntutan Tingkat
Kognitif Dalam
Menjawab
Pertanyaan
Penggunaan
pertanyaan Pengaturan
Pelacak Urutan
Pertanyaan
proses berpikir peserta didik dan materi yang dipelajari juga akan semakin
luas.
Tidak hanya peserta didik, dengan adanya keterampilan bertanya lanjutan
maka juga akan memberikan manfaat kepada guru. Manfaat tersebut yaitu:
a. Membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran yang belum
tersampaikan;
Dalam menjelaskan materi pelajaran terkadang tidak semua materi dapat
tersampaikan oleh guru, maka dari itu melalui keterampilan bertanya
khususnya bertanya lanjutan maka guru dapat menyampaikan materi
pelajaran yang belum tersampaikan sambil bertanya dan memberikan
penguatan terhadap jawaban-jawaban peserta didik
b. Guru dapat mengetahui tingkat pemahaman dan penguasaan materi peserta
didik;
Setelah menyampaikan materi, maka dengan memberikan pertanyaan guru
dapat mengetahui sebarapa besar tingkat pemahaman dan penguasaan
materi peserta didik, materi yang mampu menjawab pertanyaan guru
tentunya telah memahami materi yang telah dijelaskan, sedangkan peserta
didik yang hanya berdiam dan tidak mampu menjawab pertanyaan guru
berarti belum menangkap sepenuhnya atau bahkan tidak memahami materi
yang disaampaikan oleh guru.
c. Guru tertantang untuk lebih mendalami materi yang akan diajarkan;
Dengan adanya keterampilan bertanya lanjutan maka peserta didik akan
menjadi lebih aktif dalam memberikan partisipasinya saat proses
pembelajaran berlangsung. Partisipasi peserta didik tersebut dapat berupa
jawaban, komentar maupun pertanyaan kembali yang ditujukan kepada
peserta didik. Maka dari itu jika peserta didik saja aktif berarti guru juga harus
aktif, guru harus lebih memperdalam dan menguasai materi yang akan
dipelajari oleh peserta didik.
d. Meningkatkan semangat dan motivasi mengajar guru;
Melalui proses pembelajaran yang aktif maka baik guru maupun peserta didik
akan lebih bersemangat dan termotivasi melaksanakan proses pembelajaran.
Guru akan bersemangat dalam mengajar begitu pula peserta didik akan lebih
bersemangat dalam belajar, sehingga timbullah hubungan yang positif antara
guru dan peserta didik terhadap hasil belajar yang akan diraih oleh peserta
didik.
e. Membuat kelas menjadi lebih aktif dan menyenangkan.
Pertanyaan berlanjut tidak hanya dapat dijawab oleh satu peserta didik saja,
namun beberapa peserta didik juga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang disampaikan oleh guru. Dengan adanya pertanyaan berkelanjutan
tersebut maka aktivitas pembelajaran menjadi lebih aktif dan menyenangkan
karena peserat didik berlomba-lomba dalam memberikan partisipasinya.
3. Kompoen-komponen Keterampilan Bertanya Lanjut
Ada 4 (empat) komponen dalam keterampilan bertanya lanjut menurut
Eldarni (2017) yaitu sebagai berikut:
a. Pengubahan Tuntutan Tingkat Kognitif Dalam Menjawab Pertanyaan
Contoh:
a) Siapa yang setuju dengan jawaban itu? Mengapa?
b) Adakah yang tidak setuju dengan jawaban tersebut?
c) Bisakah saudara memberikan alasan terhadap jawaban tidak setuju
tersebut?
4) Meminta jawaban yang tepat
Bila dalam menjawab pertanyaan peserta didik belum memberikan
jawaban yang tepat, maka guru sebaiknya memberikan pengarahan agar
peserta didik dapat menjawab kembali dengan jawaban yang lebih tepat.
Pertanyaan yang guru ajukan tidak boleh membuat peserta didik menjadi
malu. Seandainya pesert didik belum mampu menjawab pertanyaan secara
keseluruhan maka guru dapat melakukan teknik pemindahan giriliran.
Contoh:
Guru : Apakah menggunakan sepatu juga merupakan konsumsi?
Siswa : Benar
Guru : Lalu apa itu konsumsi?
Siswa : Konsumsi ialah suatu yang dilakukan untuk menghabiskan atau
mengurangi nilai guna suatu barang/jasa
5) Meminta jawaban yang lebih relevan
Jika jawaban peserta didik kurang relevan dengan pertanyaan yang
diberikan oleh guru, maka guru dapat mengajukan pertanyaan kembali
agar peserta didik dapat menyampaikan jawaban yang lebih relevan..
Contoh
Guru : Apa akibat buruk yang akan terjadi pada daerah industri?
Siswa : Penduduk desa akan berdatangan ke kota mencari
pekerjaan, sehingga upah buruh di kota menjadi murah.
Guru : Bagaimana hubungan jawabanmu itu dengan masalah
polusi yang baru saja ibu sampaikan tadi?
6) Meminta contoh
Bila seorang peserta memberikan jawaban yang tidak meyakinkan atau
terlalu luas, maka guru dapat meminta peserta didik untuk memberikan
ilustrasi atau contoh konkret tentang apa yang dimaksud.
Contoh:
a) Dapatkan kamu memberikan contoh dari jawaban tersebut?
b) Coba buat diagram untuk jawabanmu itu?
7) Meminta jawaban yang lebih kompleks
Jika guru menganggap jawaban yang diberikan peserta didik masih dapat
ditingkatkan menjadi luas dan dalam, ia dapat meminta peserta didik
tersebut untuk memberi penjelasan tau ide-ide penting lainnya.
Contoh:
a) Dapatkah kamu memberikan penjelasan yang lebih luas lagi ide yang
kamu kemukakan tadi?
b) Dapatkan kamu memberikan ide penting lainnya lagi mengenai hal itu?
d. Peningkatan Terjadinya Interaksi
Agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih tanggung jawab atas
kemajuan dan hasil diskusi guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan
peranan sebagai penanya sentral. Untuk itu ada dua cara yang dapat
ditempuh. Cara pertama, guru mencegah pertanyaannya dijawab oleh
seorang peserta didik, tetapi siswa-siswa diberi kesempatan singkat untuk
mendiskusikan jawabannya bersama teman terdekatnya. Cara kedua, jika
peserta didik mengajukan pertanyaan, guru tidak segera menjawab
pertanyaan tersebut, tetapi melontarkan kembali pertanyaan tersebut kepada
peserta didik untuk didiskusikan. Dengan cara tersebut maka peserta didik
dapat belajar saling menghargai pendapat teman-temannya dan bersikap
sopan dalam memberikan komentar.
4. Tujuan Keterampilan Bertanya Lanjutan
Tujuan seseorang bertanya adalah untuk mendapatkan jawaban atas
sesuatu yang ingin ia ketahui. Sedangkan tujuan dari guru memberikan
pertanyaan kepada peserta didiknya yaitu untuk:
a. Meningkatkan minat belajar dan menjawab rasa ingin tahu peserta didik dari
topik yang telah dibahas;
Dengan adanya pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru maka akan
dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu dari peserta didik. Peserta
didik akan berusaha mencari tau isi jawaban atas pertanyaan yang
diajukan oleh guru.
b. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik;
Pertanyaan yang diberikan oleh guru terutama pertanyaan-pertanyaan yang
sifatnya menantang dapat mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran, peserta didik akan berusaha mengeluarkan
pendapat/ide-ide/gagasan/argumentasi dari pertanyaan yang diajukan oleh
guru
c. Memusatkan perhatian siswa terhadap pokok bahasan;
Dalam proses pembelajaran saat guru melihat peserta didik yang tidak
memperhatikan guru sedang menerangkan, maka guru berhak memberikan
pertanyaan seputar materi yang telah dijelaskan. Guru memiliki hak untuk
menunjuk secara langsung peserta didik yang tidak fokus dalam
memperhatikan penjelasan guru. Dengan adanya pertanyaan tersebut maka
peserta didik dapat memusatkan perhatiannya terhadap topik pembahasan
yang sedang dipelajari.
d. Meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik;
Jika dalam proses pembelajaran peserta didik menjadi pasif maka guru dapat
memberikan pertanyaan kepada peserta didik agar dapat mengaktifkan
kembali peserta didik dalam pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan oleh guru dapat membangkitkan kembali gairah belajar peserta
didik, sehingga peserta didik akan kembali aktif dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
e. Peserta didik menjadi lebih tahu tentang materi pelajaran yang telah dipelajari;
Materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru terkadang tidak sepenuhnya
tersampaikan, untuk itu agar peserta didik mampu menguasai semua materi
yang ada maka materi pelajaran yanag belum tersampaikan tersebut dapat
disampaikan melalui sistem tanya jawab. Guru dapat memberikan pertanyaan
seputar materi-materi yang telah telah disamapikan maupun materi yang
belum tersampaikan. Dengan menjajaki hal-hal baru maka peserta didik akan
lebih bersemangat dalam memperhatikan penjelasan dari guru tersebut.
f. Guru harus memahami gejala-gejala kesulitan dan hambatan belajar peserta
didik;
Dengan adanya pertanyaan-pertanyaan yanga diberikan oleh guru kepada
peserta didik maka guru dapat mengetahui apa saja kesulitan-kesulitan
ataupun materi yanag belum dapat dipahami oleh peserta didik. Jika peserta
didik belum mampu memahami materi yang telah dijelaskan oleh guru maka
guru dapat mengulangi penyampaian materi tersebut dengan cara yang lebih
sederhana, menarik dan dapat dipahami oleh peserta didik.
g. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengasimilasikan
informasi;
Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru kepada peserta didik dapat
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengasimilasi
informasi yang ada, baik informasi yang didapatkan dari penjelasan guru,
informasi dari buku maupun informasi dari sumber referensi lainnya.
h. Mengevaluasi dan mengukur hasil belajar peserta didik;
Setelah memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik, maka guru
akan dapat mengetahui tingkat pemahaman peserta didik dari materi yang
telah dipelajari. Dengan pertanyaan yang diberikan maka guru dapat
mengevaluasi dan mengukur hasil belajar peserta didik selam proses
pembelajaran dilakukan.
i. Peserta didik dapat mengulang kembali materi pelajaran;
Dengan adanya pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik
maka peserta didik tersebut dapat mengulang kembali materi pelajaran yang
telah dibahas. Karena dengan bertanya maka peserta didik dapat mereview
kembali pemahaman yang telah di dapat.
C. LATIHAN/TUGAS
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas!
1. Apa perbedaan keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya
lanjutan?
2. Uraikanlah apa saja komponen-komponen bertanya lanjutan!
3. Demonstrasikan keterampilan bertanya lanjutan di hadapan teman-teman satu
kelas!
D. DAFTAR PUSTAKA
Eldarmi,dkk. 2017 Micro Teaching. Yogyakarta: Media Akademika
PERTEMUAN 11
KETERAMPILAN MENGGUNAKAN VARIASI PEMBELAJARAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu mendemonstrasikan
keterampilan menggunakan variasi pembelajaran
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu mendemonstrasikan konsep keterampilan menggunakan
variasi pembelajaran
KETERAMPILAN MENGGUNAKAN
VARIASI PEMBELAJARAN
Dengan adanya variasi pembelajaran maka baik guru maupun peserta didik
dapat menjadi lebih aktif karena proses pembelajaran yang dilakukan lebih
menarik dan menyenangkan
b. Peserta didik menjadi lebih berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang bervariasi membuat peserta didik lebih
bersemangat dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas maupun di luar
kelas. Wujud semangat belajar peserta didik dapat dilihat dari tingkat
partisipasinya mengikuti kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
c. Dapat meningkatkan pola pikir peserta didik menjadi lebih baik
Peserta didik dapat berpikir lebih baik
Pembelajaran yang efektif dan menyenangkan dapat meningkatkan gairah
peserta didik dalam berpikir. Variasi pembelajaran yang diberikan guru akan
dapat melatih peserta didik untuk meningkatkan pola pikirnya menjadi lebih
baik
d. Meningkatkan perhatian dan motivasi belajar peserta didik
Pembelajaran konvensional yang hanya dilakukan satu arah dan guru yang
lebih aktif akan membuat peserta didik merasa jenuh dan tidak dapat
berkonsentrasi penuh, sedangkan pembelajaran yang bervariasi akan
membuat peserta didik lebih fokus dan berkonsentrasi sehingga dapat
meningkatkan perhatian dan motivasi belajar peserta didik.
5. Prinsip Keterampilan Menggunakan Variasi Pembelajaran
Pada keterampilan menggunakan variasi, ada 5 (lima) prinsip yang harus
diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
a. Relevan
Variasi pembelajaran digunakan secara relevan untuk mencapai tujuan
pembelajaran
b. Berkesinambungan
Variasi pembelajaran harus digunakan secara baik dan berkesinambungan,
sehingga tidak merusak perhatian peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
c. Fleksibel
Variasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebaiknya rileks, santai dan
tidak kaku sehingga peserta didik yang akan merasakan kondisi yang lebih
nyaman.
d. Wajar/Tidak berlebihan
Variasi pembelajaran yang dilakukan sebaiknya dalam hal-hal yang wajar-
wajar saja, jangan memberikan variasi yang terlalu berlebihan sehingga
terkesan tidak teratur dan tidak tertib. Pemberian variasi yang tidak berlebihan
akan membuat peserta didik akan tetap tertib dalam mengikuti proses
pembelajaran.
e. Terencana
Sebelum melaksanakan pembelajaran guru sebaiknya membuat perencanaan
pembelajaran yang dibutuhkan seperti: materi ajar, model dan metode
pengajaran serta media pembelajaran, sehingga pelaksanaan pembelajaran
dapat berjalan secara efektif.
6. Komponen Keterampilan Menggunakan Variasi Pembelajaran
Ada banyak variasi yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran baik
dari gaya mengajar guru maupun penggunaan media dan bahan ajar.
a. Variasi dalam gaya mengajar guru
Variasi dalam gaya mengajar guru meliputi antara lain:
1) Penggunaan variasi suara
Pada saat mengajar suara guru dapat bervariasi dalam intonasi,
nada, volume maupun kecepatan. Guru dapat memberikan penekanan
suara untuk memberikan kata kunci materi yang sedang disampaikan, guru
juga bisa berbicara pelan, keras maupun lantang sesuai dengan situasi dan
kondisi materi yang ingin disampaikan. Jika suara guru senantiasa keras
atau terlalu keras, akan sulit diterima oleh siswa karena mereka
menganggap gurunya sedang marah atau seorang yang kejam. Bila sudah
begitu, siswa diliputi oleh rasa cemas dan ketakutan selama proses
pembelajaran. Sebaliknya, bila suara guru terlalu lemah, akan terdengar
tidak jelas oleh siswa dan tidak bisa menjangkau seluruh siswa dalam
kelas, terutama yang duduk di bagian belakang. Bila sudah begitu siswa
akan mengabaikan gurunya dan kurang perhatian pada materi yang
disampaikan. Untuk itu guru perlu menggunakan variasi suara baik dari
segi intonasi, volume, nada dan kecepatan bicara yang disesuaikan
dengan kebutuhan situasi dan kondisi. Variasi suara bisa mempengaruhi
informasi yang sangat biasa sekalipun. Guru dapat menggunakan bisikan
atau tekanan suara untuk hal-hal penting, dan menggunakan kalimat
pendek yang cepat untuk menimbulkan semangat
Contoh: ketika guru sedang menyampaikan materi pelajaran tiba-tiba
ada peserta didik yang tidak fokus, atau mengantuk maka guru dapat
memberikan penekanan suara sehingga peserta didik yang tidak fokus
tersebut menjadi kaget dan dapat fokus kembali.
2) Pemusatan perhatian
Pemberian variasi pembelajaran untuk memusatkan perhatian
peserta didik dapat dilakukan dengan memberikan game (permainan) yang
dapat meningkatkan kembali fokus peserta didik. dengan memberikan
game maka peserta didik yang tidak bersemangat dapat menjadi lebih
bersemangat dalam menerima materi pelajaran.
Contoh: ketika kita mengajar di jam pelajaran ke 2 atau jam pelajaran
3 atau bahkan jika kita mengajar setelah jam pelajaran olahraga. Setelah
olahraga peserta didik biasanya menjadi tidak bersemangat dalam
melanjutkan pelajaran selanjutnya maka dengan itu guru dapat
memberikan game kepada peserta didik agar peserta didik dapat
memusatkan perhatiannya kembali.
3) Kesenyapan
Variasi pembelajaran tidak hanya dilakukan dengan berteriak-teriak
namun dapat pula dilakukan dengan memberikan kesenyapan (waktu
istirahat) kepada peserta didik. kesenyapan dapat dilakukan dengan cara
diam sejenak sehingga baik guru maupun peserta didik bisa beristirahat
agar pembelajaran dapat perfokus kembali.
benda atau bahan ajar. Dalam hal ini peserta didik akan dilibatkan dalam
kegiatan pembuatan model pelajaran yang hasilnya dapat dipresentasikan
secara individu ataupun kelompok. Contoh: dalam mata pelajaran sejarah
peserta didik dapat membuat maket desa zaman Majapahit, dalam mata
pelajaran geografi peserta didik dapat membuat model lapisan tanah atau
proses terjadinya reaksi gurung merapi, pada mata pelajaran ekonomi
peserta didik dapat mengumpulkan berbagai jenis uang logam dan pada
mata pelajaran akuntansi peserta didik dapat mengumpulkan berbagai
bentuk bukti transaksi.
4) Variasi pola interaksia
Interaksi merupakan bagian terpenting dalam aktivitas pembelajaran,
sebab dengan adanya interaksi pembelajaran maka guru dan peserta didik
akan menjadi lebih aktif. Variasi dalam pola interaksi antara guru dan
peserta didik saling memiliki korelasi yang positif. Misalnya guru dapat
memberikan kesempatan kepada pesesrta didik untuk bekerja dalam
kelompok kecil melalui diskusi kelompok atau melakukan demonstrasi
secara perorangan. Pola interaksi yang baik ialah pola interaksi yang
dilakukan melalui ceramah yang diberikan guru dan dikombinasikan
dengan diskusi kelompok dan guru tetap membimbing siswa dalam diskusi
kelompok tersebut.
5) Variasi kegiatan peserta didik
Variasi kegiatan peserta didik ialah lanjutan dari variasi pola interaksi.
Dalam proses pembelajaran peserta didik dapat melakukan berbagai
kegiatan positif baik berupa kerja mandiri maupun diskusi kelompok. Dalam
melaksanakan diskusi kelompok, ada banyak pilihan alternatif model
pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru contohnya seperti model
pembelajaran jigsaw, numbered head together, two stay two stray,
snowball throwing, course review horay, talking chips, talking stick, problem
based learning, project based learning dan lain sebagainya.
Penerapan keterampilan mengadakan variasi harus dilandasai dengan
maksud tertentu, relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, sesuai dengan
materi dan latar belakang sosial budaya serta kemampuan siswa,
berlangsung secara berkesinambungan, serta dilakukan secara wajar dan
terencana.
7. Pelaksanaan Keterampilan Menggunakan Variasi Pembelajaran
Contoh keterampilan menggunakan variasi pembelajaran pada mata
pelajaran ekonomi materi Pasar di jam pelajaran ke 2 (atau setelah jam pelajaran
olahraga)
Guru : Selamat pagi semua...
Siswa : Selamat pagi bu guru..
Guru : Jam pertama tadi pelajaran olahraga kah?
Siswa A : Iya bu, kita habis olahraga capek.
Guru : Okay, kalau begitu berdiri semua, renggangkan kaki, angkat kedua
tangan, dan katakan horay..
(Guru memberikan variasi pemusatan perhatian)
Siswa : Horay...
C. LATIHAN/TUGAS
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas!
1. Paparkanlah apa saja manfaat menggunakan keterampilan memberikan variasi
dalam pembelajaran!
2. Bagaimana prinsip keterampilan menggunakan variasi pembelajaran!
3. Demonstrasikan keterampilan memberikan variasi di hadapan teman-teman satu
kelas!
D. DAFTAR PUSTAKA
Eldarmi,dkk. 2017 Micro Teaching. Yogyakarta: Media Akademika
PERTEMUAN 12
KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENGUATAN
(PENGUATAN VERBAL)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu mendemonstrasikan
keterampilan memberikan penguatan verbal.
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu mendemonstrasikan keterampilan memberikan penguatan
verbal
KETERAMPILAN MEMBERIKAN
PENGUATAN
dapat berupa perubahan pola pikir maupun perubahan tingkah laku yang
diwujudkan dengan hal-hal positif.
Dalam proses pembelajaran, penghargaan mempunyai arti tersendiri.
Semua penghargaan ini tidak berwujud materi, melainkan dalam bentuk kata-
kata, senyuman, anggukan dan sentuhan. Pada dasarnya antara keterampilan
memberikan penguatan dengan keterampilan bertanya saling terkait satu sama
lainnya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
memberikan penguatan adalah respons terhadap situasi tingkah laku positif yang
dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Penguatan tidak boleh dianggap sepele dan sembarangan, tetapi harus
mendapat perhatian serius.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan keterampilan
memberikan penguatan antara lain:
a. Hindari berkata/berkomentar negatif, jika peserta didik tidak mampu
menjawab pertanyaan guru tidak boleh membentak atau menghina perserta
didik tersebut;
b. Kehangatan, artinya perlihatkan dalam gerakan, mimik, suara serta anggukan
yang serius;
c. Kesungguhan, dilaksanakan dengan serius tidak basa-basi;
d. Bermakna, jika guru bertanya dan peserta didik menjawab, maka guru harus
menjawab seperti bagus, tepat, okay;
e. Adanya variasi dalam memberikan penguatan, seperti anggukan, senyuman,
sentuhan, bagus, gerakan tangan.
2. Pengertian Keterampilan Memberikan penguatan (reinforcement)
Keterampilan memberikan penguatan merupakan cara yang dilakukan guru
dalam merespon hasil pekerjaan peserta didik sehingga perserta didik akan
menjadi lebih aktif lagi dalam memberikan partisipasi saat kegiatan
pembelajaran. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk memberikan ganjaran atau
membesarkan hati peserta didik agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam
interaksi pembelajaran.
Penguatan yang diberikan oleh guru memiliki makna yang sangat penting
bagi keberhasilan pembelajaran peserta didik. melalui pemberian penguatan
dengan cara memberikan respon positif dalam bentuk pujian maka secara tidak
langung guru telah memberikan motivasi dan semangat kepada peserta didik
agar peserta didik lebih dapat meningkatkan prestasi belajarnya baik prestasi
belajar dibidang akademik maupun prestasi belajar dibidang nonakademik
seperti pengembangan minat dan bakat serta ekstrakulikuler.
Walaupun respon positif tersebut hanya sedekar ucapan terimakasih
namun dengan penghargaan tersebut peserta didik akan merasa senang, karena
mendapatkan pengakuan positif dari guru sehingga rasa semangat belajar
peserta didik akan lebih meningkat. Seyogyanya guru harus, mampu
membiasakan diri dalam memberikan penguatan terhadap hasil karya dan hasil
pekerjaan dari peserta didik, sehingga aktivitas pembelajaran tidak hanya
sebatas materi yang harus dikuasai peserta didik, namun juga memili nilai
edukasi yang dapat membentuk kepribadian peserta didik menjadi lebih baik
(Eldarni,2017).
Teknik pemberian penguatan dapat dilakukan melalui dua cara yaitu
secara verbal dan nonverbal. Penguatan verbal merupakan cara yang dilakukan
guru dalam memberikan penghargaan secara lisan, sedangkan penguatan
nonverbal dinyatakan merupakan cara yang dilakukan oleh guru dalam
memberikan penghargaan dalam bentuk nonlisan, seperti: tulisan, simbol,
bahasa tubuh, ekspresi wajah, maupun pemberian sesuatu dan lain-lainnya.
Dalam melakukan bentuk tindakan pengelolaan kelas, guru dapat melakukan
penguatan baik dalam bentuk penguatan positif maupun penguatan negatif.
Penguatan positif bertujuan untuk agar peserta didik dapat mempertahankan dan
meningkatkan sikap serta prestasi belajar secara positif, sedangkan penguatan
negatif merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau
menghapus tindakan peserta didik yang kurang menyenangkan dan tidak
memiliki manfaat bagi peserta didik sehingga peserta didik dapat meningkatkan
perilaku dan prestasi belajarnya.
3. Prinsip Keterampilan Memberikan Penguatan (Reinforcement)
Guru harus memperhatikan prinsip-prinsip pada keterampilan memberikan
penguatan, prinsip-prinsip tersebut ialah:
a. Semangat dan antusias;
b. Kebermaknaan;
c. Menghindari penggunaan respon yang negatif;
d. Penguatan dapat diberikan kepada pribadi atau kepada kelompok siswa
tertentu;
e. Pemberian penguatan harus dengan sesegera mungkin;
f. Variasi dalam penguatan.
Idris,2010). Ada dua macam cara yang dapat dilakukan dalam memberikan
penguatan verbal antara lain:
a. Kata-kata seperti oke, benar, bagus, tepat sekali, ya, shiip, mantap dan
sebagainya. Guru dapat memberikan penguatan berupa kata-kata atau
kalimat singkat sehingga mudah dipahami oleh peserta didik.
1) Bagus
Disampaikan saat pekerjaan yang dikerjakan oleh peserta didik benar dan
rapi.
Contoh:
Guru : Siapa yang tau perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi
makro?
Annisa : Saya bu, Ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi
dalam lingkup yang lebih kecil atau sempit. Sebaliknya, ekonomi
makro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup
yang lebih luas
Guru : Bagus Annisa, ada lagi yang bisa melengkapi jawaban dari
annisa perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro?.
Noni : Saya bu, Ekonomi mikro merupakan teori produksi, teori harga
dan teori distribusi.
Guru : Jawaban yag bagus bagus Noni, ada lagi yang ingin menjawab
perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro?.
Keke : Saya bu, Ekonomi mikro merupakan cabang ilmu ekonomi yang
mempelajari tentang variabel-variabel ekonomi dalam lingkup
lebih kecil, seperti perusahaan, perilaku konsumen, permintaan
dan penawaran, produksi, harga, dan lainnya. Sementara
ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara
menyeluruh (agregat), seperti jumlah uang beredar, pendapatan
nasional, pengangguran dan kesempatan kerja, inflasi, neraca
pembayaran internasional, dan pertumbuhan ekonomi.
Guru : Bagus Keke, Jadi dari tiga jawaban tadi dapat kita simpulkan
bahwa Ekonomi mikro difokuskan pada aspek analisis atau
variabel-variabel ekonomi seperti teori produksi, teori harga,
permintaan dan penawaran, elastisitas, analisis biaya dan
manfaat, model-model pasar, industri, perilaku konsumen,
mekanisme pasar, dan lain sebagainya. Sedangkan spek analisis
dalam ekonomi makro meliputi investasi, pendapatan nasional,
pengangguran dan kesempatan kerja, inflasi, moneter, neraca
pembayaran, dan lainnya.
2) Ya/Shiip/Okay
Penguatan yang diberikan oleh guru ketika peserta didik berhasil
mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Contoh:
Guru : Ibu akan memberikan pertanyaan, siapa yang bisa menjawab
silahkan angkat tangan. Apa saja jenis-jenis bank?
bodoh, jawaban apaan itu, jawaban asal aja, salah, tidak benar, massa nggak
tau, jawabannya asal saja dan sebagainya. apabila peserta didik melakukan
kesalahan guru sebaiknya memberikan kalimat yang lebih halus lagi seperti:
jawabanya kurang tepat, ada yang bisa melengkapi jawabannya, ada yang bisa
menyempurnakan jawabannya, dengan menggunakan kalimat yang lebih halus
maka peserta didik yang memberikan jawaban yang kurang tepat akan lebih
merasa dihargai. Setelah beberapa peserta didik menjawab pertanyaan dari
guru, maka langkah selanjutnya guru harus memberikan penguatan dengan cara
memberikan kesimpulan jawaban yang lebih tepat dari jawaban beberapa
peserta didik tersebut. Guru yang baik adalah guru yang mampu menghargai
jawaban para peserta didiknya.
C. LATIHAN/TUGAS
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas!
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan memberikan penguatan verbal?
2. Deskripsikanlah menurut pendapat saudara apa saja komponen-komponen
keterampilan memberikan penguatan verbal?
3. Paparkanlah hal-hal yang perlu dihindarkan pada keterampilan memberikan
penguatan verbal?
D. DAFTAR PUSTAKA
Eldarmi,dkk. (2017). Micro Teaching. Yogyakarta: Media Akademika.
Marno dan Idris (2010). Strategi dan Metode. Jogjakarta: Ar-ruzz Media Grup.
Mohammad Uzer Usman. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya
PERTEMUAN 13
KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENGUATAN
(PENGUATAN NONVERBAL)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu:
13.1 Mendemonstrasikan keterampilan memberikan penguatan nonverbal
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 13.1
1. Mahasiswa mampu mendemonstrasikan keterampilan memberikan penguatan
nonverbal.
KETERAMPILAN MEMBERIKAN
PENGUATAN
berdasarkan kondisi dan situasi pembelajaran yang terjadi saat itu. Selain itu
guru juga harus mampu memahami karakterisitk perserta didik yang berbeda-
beda.
Keterampilan memberikan penguatan tidak hanya dapat digunakan melalui
verbal, tetapi juga dapat menggunakan penguatan nonverbal. Penguatan
nonverbal dilakukan dengan cara ekspresi wajah ,pemberian simbol atau benda-
benda tertentu dan guru juga dapat memberikan isyarat ataupun menggunakan
bahasa tubuh untuk memberikan penguatan nonverbal.
2. Pengertian Keterampilan Memberikan Penguatan Nonverbal
Pendekatan nonverbal merupakan cara yang dilakukan oleh guru dalam
memberikan respon kepada peserta didik dalam bentuk gerakan tubuh, ekspresi
wajah dan isyarat sebagai tanda penghargaan bahwa hasil pekerjaan dan
jawaban yang disampaikan oleh peserta didik itu benar. Penguatan nonverbal
merupakan penguatan fisik yang dilakukan oleh guru dalam bentuk senyuman,
acungan jempol, perpindahan gerak, sebagai ekspresi umpan balik dari guru
terhadap jawaban/hasil pekerjaan peserta didik. Dengan pemberian penguatan
nonverbal kepada peserta didik maka secara tidak langsung guru telah
memotivasi semangat belajar peserta didik, sehingga ia akan selalu aktif di
pertemuan selanjutnya (Istadi ,2006).
Sejalan dengan itu Sanjaya (2006) berpendapat bahwa penguatan
nonverbal merupakan respon yang dilakukan guru berupa pergerakan fisik
seperti tepuk tangan, acungan jempol, anggukan ataupun gelengan kepala,
sebagai tanda penghargaan terhadap pekerjaan/jawaban peserta didik
Selanjutnya Usman (2006) mendeskripsikan bahwa penguatan nonverbal
merupakan modifikasi tingkah laku guru sebagai bentuk respon yang diberikan
kepada peserta didik dengan cara memberikan simbol, melakukan pendekatan,
memberikan sentuhan dan sebagainya.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penguatan nonverbal
merupakan bentuk sikap guru dalam merenspon peserta didik secara positif
dalam bentuk mimik, gerakan tubuh, mendekati, memberikan sentuhan,
menunjukkan simbol-simbol tertentu dan melakukan kegiatan yang
menyenangkan sehingga peserta didik merasa tidak jenuh.
3. Komponen Keterampilan Memberikan Penguatan Nonverbal
Guru harus bijak dalam menggunakan keterampilan penguatan nonverbal,
sebab tidak semua komponen keterampilan penguatan non verbal dapat
dilakukan disetiap tingkatan. Dalam memberikan penguatan nonverbal guru
harus menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, materi yang disampaikan,
tujuan pembelajaran serta jengjang kemampuan peserta didik.
Komponen keterampilan memberikan penguatan yang termasuk ke dalam
penguatan nonverbal ialah: a) penguatan dengan melakukan gerakan tubuh b)
penguatan dengan melakukan pendekatan, c) penguatan berupa pemberian
sentuhan, d) penguatan yang diberikan dalam bentuk simbol maupun benda-
benda, e) penguatan dengan melakukan aktivitas belajar yang efektif dan
menyenangkan.
a. Penguatan dengan melakukan gerakan tubuh.
menjawab pertanyaan guru dengan benar dan tepat maka guru akan
menjadikannya sebagai ketua kelompok ataupun peserta didik yang
menjawab soal-soal latihan dengan benar dan cepat maka peserta didik
tersebut dapat membantu temannya dalam mengerjakan soal-soal latihan
tersebut.
Dalam memberikan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan menurut
Marno dan Idris (2010) guru harus mampu memilih jenis kegiatan belajar
yang tepat, guru juga harus mampu merancang kegiatan dengan sistematis
dan teratur sehingga pembelajaran menjadi lebih aktif dan efektif. Dengan
memberikan kegiatan belajar yang sesuai dengan kondisi dan suasa
belajar yang ada maka peserta didik akan lebih bersemangat dan lebih
termotivasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kegiatan belajar
yang menyenangkan akan berpengaruh terhadap tingginya intesitas belajar
peserat didik, peserta didik akan lebih aktif dan terus mencari tau informasi-
informasi mengenai pelajaran tersebut. Sehingga dengan intensitas belajar
yang tinggi maka hasil belajar yang akan dicapai oleh peserta didik akan
maksimal.
Senada dengan pendapat ahli diatas Eldarni (2017) menyatakan
bahwa penguatan nonverbal terdiri dari beberapa bagian seperti di bawah
ini:
1) Bahasa tubuh dan ekspresi wajah
Penguatan bahasa tubuh dan ekspresi wajah merupakan penguatan
yang dapat dilakukan oleh guru sebagai bentuk penghargaan guru kepada
peserta didik yang berprestasi. Penguatan berupa bahasa tubuh dan
ekspresi wajah seperti tepuk tangan, menganggukan kepala,
mengacungkan jempol dan tersenyum. Terkadang penguatan berupa
bahasa tubuh dan ekspresi wajah disertai dengan ucapan lisan. Misalnya
ketika guru mengacungkan jempol kearah peserta didik kemudian guru
juga mengucapkan kata-kata benar sekali. namun tak selamanya
penguatan nonverbal diberikan pada saat yang sama dengan penguatan
verbal.
Contoh:
Pada mata pelajaran akuntansi guru menjelaskan tentang materi
buku jurnal.
Guru : Pada perusahaan yang menyelenggarakan akuntansi secara
manual, peralatan dan bahan apa saja yang diperlukan dalam
pengelolaan buku jurnal?
Iil : Saya bu, Peralatan dan bahan yang diperlukan dalam
pengelolaan bku jurnal pada perusahaan yang
menyelenggarakan akuntansi secara manual yaitu:
a) Bukti transaksi yang telah dinyatakan absah
b) Buku jurnal, baik jurnal umum maupun jurnal khusus
c) Alat tulis kantor seperti: kertas, pensil, bolpoin, penghapus
dan penggaris
d) Alat hitung baik manual dan maupun elektronik
e) Formulir laporan
Contoh:
Pada mata pelajaran ekonomi guru menjelaskan tentang materi
APBN dan APBD. Peserta didik melakukan diskusi kelompok dari materi
tersebut.
Guru : Kelompok siapa yang sudah bisa menjawab pertanyaan tentang
tujuan penyusunan APBN?
Rahmat : Kelompok saya bu. (Jawab rahmat dari kelompok 2)
Guru : (Guru berjalan mendekati kelompok 2)
Ayo silahkan dijawab apa tujuan penyusunan APBN?
Rahmat : Penyusunan APBD memiliki tujuan sebagai pedomanDalam
memperkirakan anggaran pendapatan dan pembelanjaan negara
dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
kemakmuran masyarakat.
Guru : (Guru kemudian duduk di sebelah kelompok 2 dan melihat
jawaban peserta didik tersebut)
3) Sentuhan
Penguatan nonverbal dengan cara memberikan sentuhan dapat
dilakukan dengan seperti berjatan tangan, ataupun menepuk bahu pundak
peserta didik yang berhasil menjawab pertanyaan guru atau peserta didik
yang mampu mengerjakan tugas dengan baik. Penggunaan penguatan
melalui sentuhan ini harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
ada, latar belakang etnis dan budaya, gender, dan usia peserta didik.
Memberikan penguatan berupa sentuhan terkadang hanya bisa dilakukan
oleh peserta didik pada tingkat Taman Kanak-kanak dan kelas-kelas
rendah Sekolah Dasar, namun pada tingkat SMP dan SMA maupun
perguruan tinggi penguatan ini tidak sepenuhnya dapat digunakan.
Contoh:
Guru : Siapa nama presiden pertama Republik Indonesia?
Zulyan : Saya bu.
Guru : Apa jawabannya Zulyan (guru sambil menepuk pundak Zulyan)
Contoh 1:
Pada mata pelajaran Akuntansi guru memberikan soal latihan kepada
peserta didik untuk mengerjakan jurnal umum. Dimana dalam soal latihan
tersebut terdapat 10 transaksi yang akan dimasukkan ke dalam jurnal
umum. Dalam memberikan penguatan nonverbal guru akan memberikan
tanda ( untuk yang menjawab benar per transaksi.
Contoh 2:
Pada mata pelajaran ekonomi guru telah menjelaskan materi tentang
perpajakan. Setelah menjelaskan materi guru melakukan kuis dengan cara
menjawab pertanyaan dari guru.
Guru : Ibu akan melakukan kuis, siapa yang bisa menjawab
pertanyaan ibu akan ibu berikan 1 buah coklat. Pertanyaannya
apa yang dimaksud dengan pajak?
Dede : Saya bu,
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
Guru : Benar sekali
(Guru memberikan penguatan kepada peserta didik sambil
memberikan coklat yang telah ia janjikan)
6) Penguatan tak penuh
Jika peserta didik tidak mampu menjawab pertanyaan guru ataupun
menyelesaikan tugas dengan sempurna maka respon yang sebaiknya
dilakukan guru yaitu jangan pernah memberikan respon negatif, apalagi
langsung meyalahkan dan menghakimi peserta didik. Tindakan guru yang
harus dilakukan guru yaitu dengan memberikan penguatan tak penuh.
Contoh penguatan tak penuh seperti guru mengatakan “Iya bagus,
jawabanmu sudah bagus tetapi perlu disempurnakan lagi”. Dengan cara ini
peserta didik tadi dapat mengetahui bahwa jawbannya tidak seluruhnya
salah sehingga ia masih mempunyai dorongan untuk berusaha
menemukan jawaban yang sempurna.
Contoh:
Pada mata pelajaran prakarya/kewirausahaan guru memberikan
pertanyaan kepada peserta didik.
Guru : Baiklah ibu akan memberikan pertanyaan.
Pertanyaannya adalah apa saja yang harus dicermati oleh
seorang wirausahawan dalam mencari peluang usaha?
Iyan : (iyan menjawab pertanyaan guru)
Yang perlu dicermati dalam mencari peluang usaha yaitu:
1. Informasi terhadap minat dan daya beli konsumen
2. Informasi pemasaran barang dan jasa
3. Informasi penjualan barang dan jasa
4. Infomasi tenaga kerja
Guru : Iya bagus, jawabanmu sudah bagus tetapi perlu
C. LATIHAN/TUGAS
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas!
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan memberikan penguatan nonverbal?
2. Deskripsikanlah menurut pendapat saudara apa saja komponen-komponen
keterampilan memberikan penguatan nonverbal?
3. Paparkanlah hal-hal yang perlu dihindarkan pada keterampilan memberikan
penguatan nonverbal?
D. DAFTAR PUSTAKA
Eldarmi,dkk. (2017). Micro Teaching. Yogyakarta: Media Akademika.
Istadi, Irawati. (2006) Mendidik dengan Cinta, Jakarta: Pustaka Inti.
Marno dan Idris (2010). Strategi dan Metode. Jogjakarta: Ar-ruzz Media Grup.
Mohammad Uzer Usman. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya
PERTEMUAN 14
KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu mendemonstrasikan
keterampilan mengelola kelas
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu mendemonstrasikan keterampilan mengelola kelas
Keterampilan Mengelola
Kelas
Hangat dan
Antusias Pendekatan-pendekatan
Keterampilan Mengelola Kelas
Meningkatkan
kegairahan belajar
peserta didik
Prinsip-prinsip
Keterampilan Mengelola Kelas
Bervariasi
Menciptakan dan
memelihara kondisi
Keluwesan belajar
Memberikan Komponen-komponen
Penekanan Keterampilan Mengelola Kelas
Kedisiplinan Mengembalikan
kondisi belajar
dengan optimal
mencapai tujuan pembelajarna yang baik bagi peserta didik. Pengelolaan kelas
yang baik yaitu mampu membuat suasa kelas lebih optimal. Guru yang tidak
mampu mengelola kelas dengan baik maka pembelajaran tidak akan berjalan
dengan efektif, walaupun guru tersebut memiliki ilmu yang lebih tinggi namun
tidak mampu dalam mengelola kelas dengan baik maka ilmu tersebut tidak akan
tersampaikan dengan baik pula oleh peserta didik sehingga tujuan pembelajaran
tidak dapat tercapai.
Guru harus disiplin dalam segala hal, tujuannya agar peserta didik dapat
mengembangkan kedispilinan dari diri sendiri dan seperti yang telah
dicontohkan oleh guru.
6. Komponen Keterampilan Mengelola kelas
Pengelolaan kelas yang biasa dilakukan oleh guru memiliki beberapa
komponen sebagai berikut:
a. Keterampilan yang dilakukan dengan cara menciptakan dan memelihara
kondisi belajar. Keterampilan ini bertujuan untuk mengendalikan jalannya
kegiatan pembelajaran dengan baik. Komponen-komponen itu meliputi:
1) Sikap tanggap
Sikap tanggap yang ditunjukkan guru bertujuan agar peserta didik
merasa nyaman dengan adanya guru. Guru mengetahui setiap kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik. Hal yang dapat dilakukan guru
dalam mewujudkan sikap tanggap ialah sebagai berikut:
a) Memandang secara seksama
Guru harus memusatkan perhatian kepada peserta didik dengan cara
memandang kegiatan peserta didik secara seksama
b) Gerakan mendekati
saat mengelola kelas guru memberikan tindakan-tindakan dengan cara
mendekati peserta didik yang baik maupun yang tidak baik. Terutama
saat diskusi kelompok, guru harus berusaha mendekati peserta didik
untuk memantau kegiatan peserta didik. gerakan mendekati ini
bertujuan untuk melihat kesiapan belajar peserta didik dan membantu
peserta didik yang menghadapi kesulitan belajar, bukan untuk menakuti
ataupun membatasi ruang gerak peserta didik.
c) Memberikan pertanyaan
Pertanyaan yang diberikan kepada peserta didik dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap
topik/materi/kasus yang telah dipelajari.
d) Memberikan reaksi dan ketidakacuhan peserta didik
Reaksi yang dapat tunjukkan oleh guru terhadap ketidakacuhan peerta
didik dapat berupa teguran. Guru harus mampu menegur peserta didik
dengan cara dan waktu yang tepat.
2) Membagi perhatian
Pengelolaan kelas yang baik terjadi apabila guru mampu membagi
perhatian di setiap kegiatan peserta didik selam proses pembelajaran.
Membagi perhatian dapat dilakukan dengan cara:
a) Visual
b) Verbal
3) Memusatkan perhatian kelompok
Dalam melaksanakan diskusi kelompok guru harus mampu memperhatikan
setiap kegiatan kelompok yang dilakukan peserta didik, kegiatan
pembelajaran dapat dipertahankan apabila dari waktu kewaktu guru
mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara:
a) Menyiagakan peserta didik
C. LATIHAN/TUGAS
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas!
1. Deskripsikanlah apa saja yang harus dilakukan oleh guru dalam mengelola kelas!
2. Bagaimana tips mengelola kelas dengan baik?
3. Demonstrasikan keterampilan mengelola di hadapan teman-teman satu kelas!
D. DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Eldarmi,dkk. (2017). Micro Teaching. Yogyakarta: Media Akademika.
PERTEMUAN 15
KETERAMPILAN MEMBIMBING
KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu mendemonstrasikan
keterampilan membimbing kelompok kecil dan perorangan
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu mendemonstrasikan membimbing kelompok kecil dan
perorangan
Keterampilan Membimbing
Kelompok Kecil dan Perorangan
Komponen-komponen
Keterampilan Membimbing
Pendekatan
Kelompok Kecil dan Perorangan merencakan dan
secara pribadi
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran
a. Terjadinya hubungan atau interaksi aktif dan menyenangkan antara guru dan
peserta didik;
b. Peserta didik memiliki kecepatan dan cara belajar yang berbeda-beda;
c. Guru memberikan bantuan kepada peserta didik sesuai dengan yang
dibutuhkan;
d. Penggunaan sarana dan prasarana sekolah melibatkan peserta didik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa baik pembelajaran dengan
menggunakan kelompok kecil maupun perorangan harus adanya interaksi yang
aktif antara guru dan peserta didik. Pelaksanaan hal-hal yang tersebut pada point
1 – 4.
4. Tujuan Keterampilan Kelompok Kecil dan Perorangan
Kelompok kecil dan perorangan memiliki tujuan dalam pembelajaran
sebagai berikut:
a. Tujuan pembelajaran kelompok kecil
Tujuan pembelajaran kelompok kecil yaitu (1) meningkatkan kualitas
pembelajaran yang berdinamika; (2) mampu memcahkan masalah belajar
secara bersama-sama; (3) mengembangkan sikap sosial peserta didik.
b. Tujuan pembelajaran perorangan
Tujuan pembelajaran perorangan yaitu (1) membangkitkan rasa tanggung
jawab setiap peserta didik; (2) meningkatkan kreatifitas peserta didik; (3)
membuat proses pembelajaran menjadi lebih aktif.
5. Peran Guru dalam Keterampilan Kelompok Kecil dan Perorangan
Guru memiliki peranan penting dalam keterampilan kelompok kecil dan
perorangan, peran guru tersebut ialah:
a. Guru sebagai organisator kegiatan pembelajaran
Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru harus mampu mempersiapkan
program tahunan, program semester, penetapan KKM, silabus, RPP, jadwal
mengajar dan materi ajar serta media pembelajaran yang digunakan. Guru
harus mampu mengorganisasikan perangkat pembelajaran tersebut dalam
pelaksanaan pembelajaran agar proses pembelajaran berjalan dengan baik
sesuai dengan apa yang telah dirancang.
b. Guru sebagai sumber informasi bagi peserta didik
Guru sebagai pelaksana mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan
dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum bagi peserta didik
c. Guru sebagai mediator bagi peserta didik
Saat proses pembelajaran perlu adanya media pembelajaran, guru yang
kreatif adalah guru yang mampu membuat media pembelajaran yang menarik
saat melaksanakna pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Selain
itu peran guru sebagai mediator juga dapat diartikan sebagai penengah dalam
pelaksanaan pembelajaran, misalnya jika ada perdebatan pendapat antar
sesama peserta didik maka guru dapat menjadi penengah dan memberikan
solusi dari perdebatan tersebut.
d. Orang yang menganalisis dan membantu kesulitan belajar peserta didik
Guru harus mampu mengidentifikasi dan menganalisis kesulitan belajar
peserta didik, kemudian guru membantu memberikan solusi kepada peserta
didik yang mengalami kesulitan dalam belajar
b. Keterampilan mengorganisasikan
Selama kegiatan kelompok kecil dan perorangan langsung, guru
berperan sebagai organisator yang mengatur memonitor kegiatan dari awal
sampai akhir. Dalam hal ini guru memerlukan keterampilan untuk melakukan
hal-hal berikut:
1) Memberikan orentasi umum tentang tujuan, tugas dan pemecahan
masalah dalam setiap kegiatan pembelajaran;
2) Memvariasikan kegiatan pembelajaran baik dalam bentuk gaya belajar,
peralatan dan media pembelajaran, alokasi waktu kegiatan pembelajaran;
3) Membentuk kelompok yang tepat dalam jumlah tingkat kemampuan dan
lain-lain sehingga peserta didik siap mengerjakan tugas yang diberikan
guru denga berbagai sumber belajar;
4) Menkorrodinasikan kegiatan pembelajaran dengan cara melihat kemajuan
peserta didik dan memberikan bantuan pada saat yang dibutuhkan;
C. LATIHAN/TUGAS
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas!
1. Bagaimana peran guru dalam keterampilan kelompok kecil dan perorangan!
2. Uraikanlah apa saja komponen-komponen keterampilan membimbing kelompok
kecil dan perorangan?
3. Demonstrasikan keterampilan membimbing kelompok kecil dan perorangan!
D. DAFTAR PUSTAKA
PERTEMUAN 16
PEMBELAJARAN KELAS KLASIKAL
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu memahami dan mempraktikkan
konsep keterampilan kelas klasikal
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami dan mempraktikkan konsep keterampilan
menjelaskan pelajaran
Ceramah
Metode Pembelajaran
Menjelaskan
definisi Kelas Klasikal
Tanya jawab
Membuktikan
rumus Teknik Pembelajaran
Kelas Klasikal
Memberi contoh
Mengamati
Memberikan
soal-soal
Menanya
latihan
Langkah-langkah
Pembelajaran Mengumpulkan
Kelas Klasikal dengan Informasi
Pendekatan Saintifik
Mengasosiasi
Mengkomunikasikan
pemberian contoh nyata maka materi yang dijelaskan akan mampu diserap
oleh peserta didik.
d. Memberi soal latihan
Setelah menjelaskan selanjutnya guru melakukan evaluasi melalui pemberian
soal-soal latihan. Soal-soal latihan yang diberikan harus disesuaikan dengan
materi yang telah dipelajari.
5. Pendekatan yang Tepat dalam Pembelajaran Klasikal
Dalam melaksanakan suatu proses belajar mengajar, sebaiknya guru
melakukannnya dengan menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran.
Kegiatan mengajar yang dilakukan guru dengan pendekatan tertentu akan
bermakna, apabila materi yang diberikan kepada siswa dapat dimengerti oleh
sebagian besar siswa atau seluruh siswa. Harus dipahami bahwa guru kadang-
kadang dalam mengajar melakukan pendekatan denga cara lain sedangkan
siswa juga melakukannya dengan pendekatan yang tidak diberikan oleh gurunya.
Misalnya guru menyampaikan operasi penjumlahan dengan pendekatan garis
bilangan, tetapi siswa dapat melkukannya dengan pendekatan himpuanan.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran klasikal
biasanya menggunakan pendekatan spiral. Pendekatan spiral adalah
pendekatan yang dipakai untuk mengajarkan konsep. Selanjutnya dikatakan
bahwa pendekatan spiral materi tidak daiajrkan dari awal sampai selesai dalam
sebuah selang waktu, tetapi diberikan dalam beberapa selang waktu yang
terpisah-pisah.
Pada selang waktu pertama konsep diajarkan secara sederhana, misalnya
dengan cara intuitif melalui benda-beenda konkrit atau gambar-gambar sesuai
dengan kemampuan murid. Pada tahap berikutnyakomsep yang diajarkan secara
sederhana dapat diperluas lagi. Secara singkat dapat diakataka pendekatan
spiral merupakan sauatu prosedur yang dimulai secara sederhana dari konkret
ke abstrak, dari cara intuitif ke analisa dari eklplorasi kepenguasaan dalam
jangka waktu yang cukup lama, dalam waktu yang terpisah-pisah mulai dari
tahap yang paling rendah hingga tahap yang paing tinggi.
6. Langkah-langkah Pembelajaran Klasikal dengan Pendekatan Saintifik
Berikut penjelasan tentang langkah-langkah pembelajaran klasikal dengan
pendekatan saintifik (5M):
a. Mengamati
Pada aktivitas mengamati guru dapat menyampaikan materi, memperlihatkan
video ataupun rekaman, sehingga peserat didik dapat melihat, mendengar
ataupun mengamati suatu objek (tanpa atau dengan alat).
b. Menanya
Setelah mengamati dan mendengarkan penjelasan guru maka peserta didik
diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dari materi yang belum
ia mengerti.
c. Mengumpulkan informasi
Informasi yang ada pada pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik
tidak hanya didapatkan oleh guru, namun peserta didik juga harus berusaha
mengumpulkan berbagai macam informasi baik dalam bentuk mewawancarai
C. LATIHAN/TUGAS
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas!
1. Apa tujuan dari pembelajaran klasikal?
2. Ada beberapa metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran klasikal yaitu
metode ceramah dan metode tanya jawab, jelaskan perbedaan dari kedua
metode tersebut!
3. Uraikanlah langkah-langkah pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik!
D. DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Majid, Abdul. (2016). Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
PERTEMUAN 17
PEMBELAJARAN KELAS VIRTUAL
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu memahami dan mempraktikkan
konsep pembelajaran kelas virtual.
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami dan mempraktikkan konsep pembelajaran kelas
virtual
Penambahan/
pengayaan
pembelajaran
Fungsi
Pembelajaran Kelas Virtual
Pengganti
sebagian
pembelajaran
Web course
Pengganti
seluruh
Web centric pembelajaran
course
Program-program Internet
Pembelajaran Kelas Virtual
Web enhanced
course
Elearning
Penerapan
Pembelajaran Kelas Virtual
Edmodo
C. LATIHAN/TUGAS
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas!
1. Apa saja tujuan pembelajaran kelas virtual?
D. DAFTAR PUSTAKA
Lantip, Prasojo Diat Riyanto. (2011). Teknologi Informasi Pendidikan Yogyakarta :
Gava Media.
Siregar, Eveline, dkk (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
PERTEMUAN 18
PERENCANAAN PENGAJARAN DALAM PEMBELAJARAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu memahami dan mempraktikkan
perencanaan pengajaran dalam pembelajaran
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami dan mempraktikkan perencanaan pengajaran
dalam pembelajaran
Perencanaan Pengajaran
Dalam Pembelajaran
Prinsip
Perkembangan
Prinsip
Prinsip Pengajaran
Perbedaan
Dalam Pembelajaran
Individu
Minat dan
Kebutuhan
Peserta
didik
Motif dan
Dorongan Belajar
Perencanaan
tujuan Konsep Pendekatan Sistem
instruksional dalam Pengajaran Penyusunan
satuan
pelajaran
Perencanaan Perencanaan
bahan dan materi alat dan media Perencanaan
ajar Evaluasi
pengajaran
yang harus dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti pelajaran tersebut.
Contohnya setelah mempelajari mata kuliah kemampuan dasar mengajar
maka mahasiswa mampu mengaplikasikan keterampilan dasar mengajar di
dalam kelas. Atau pada mata pelajaran ekonomi setelah mempelajari materi
tentang bank dan lembaga keuangan maka peserta didik mampu
menganalisis perbedaan bank dan lembaga keuangan serta peserta didik
mampu menyisihkan uang sakunya untuk menabung di bank. Syarat
penyusunan tujuan instruksional yaitu (1) berorientasi pada peserta didik
bukan pada guru maupun pada materi pelajaran; (2) berorintasi pada hasil
yang akan dicapai (hasil belajar) bukan pada pelaksanaan (proses belajar).
Tujuan pembelajaran tersebut di buat di awal tahun ajaran sekolah.
Tujuan pembelajaran tersebut dimulai dari penetapan kriteria ketuntasan
minimal (KKM) kriteria ini ditentukan oleh satuan sekolah. Dimana setiap
jenjang pendidikan memiliki kriteria ketuntasan minimal yang berbeda-beda.
Dalam menentukan KKM hal yang harus diperhatikan ialah kemampuan rata-
rata dari keseluruhan peserta didik tiap angkatan, adanya indikator yang dapat
dijadikan sebagai penanda dalam mencapai kompetesi dasar dan terakhir
ialah kemampuan daya dukung yang berorientasi pada sumber belajar
seperti: guru, biaya pendidikan, sarana dan prasaran, lingkungan, teman
sebaya, fasilitas belajar dan lain sebagainya.
Selanjutnya yaitu program tahunan. Program tahuan merupakan rincian
minggu efektif pembelajaran selama satu tahun. Dalam program tahunan
tersebut terdiri dari jumlah minggu efektif pada semester gasal dan minggu
efektif pada semester genap, jumlah minggu efektif, jumlah jam belajar efektif,
serta jumlah jam cadangan pada saat proses pembelajaran selama satu
tahun.
Setelah program tahunan, selanjutnya guru mengerjakan program
semester yaitu merupakan rencana pembelajaran yang disusun untuk setiap
mata pelajaran yang berlangsung selama satu semester. Hal-hal yang terkait
dengan program semester ialah kompetensi inti dan kompetensi dasar untuk
kurikulum 2013, standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk KTSP,
pelaksanaan ulangan harian, UTS, UAS, serta remedial dan pengayaan.
Kegiatan-kegiatan tersebut harus jelas alokasi waktu serta jadwal kegiatannya
dilihat dari bulan dan minggu efektifnya.
Setelah adanya program semester maka yang harus dipersiapkan ialah
silabus. Silabus merupakan rencana pembelajaran dari suatu mata pelajaran
yang mencakup KI/KD, SK/KD, indikator, materi, alokasi waktu, sumber/alat
belajar serta penilaian. Silabus merupakan pedoman guru dalam
mengerjakan rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang biasa disebut
dengan RPP. RPP merupakan skrip atau pedoman yang dibuat dan
digunakan oleh guru dalam aktivitas pembelajaran.
Tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional sering juga dinamakan
sasaran belajar. Maka dari itu untuk mencapai tujuan instruksional maka guru
harus menetapkan sasaran yang tepat dalam pelaksanaan pembelajarn.
Menurut Ibrahim dalam Sagala (2013) tujuan instruksional yaitu upaya yang
dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
1. Alat yang disajikan oleh guru kepada peserta didik yang tidak dapat
mereka peroleh dengan pengalaman langsung yang lazim di sekolah. Ini
dapat dilakukan melalui film, televisi, rekaman suara dan lainnya
2. Alat pemodelan dapat berupa melakukan eksperimen ataupun demonstrasi
sehingga peserta didik mengalami secara langsung pelaksanaan
pembelajaran yang dijelaskan oleh guru.
3. Alat dramatisi, yakni yang mendramatisasikan sejarah suatu peristiwa atau
tokoh, film tentang alam yang memperlihatkan perjuangan untuk hidup,
untuk memberi perhatian tentang suatu ide atau gejala.
4. Alat automatisasi yaitu alat yang digunakan dalam menyajikan suatu
masalah dalam urutan yang teratur dan memberi balikan atau feedback
tentang respons peserta didik.
d. Perencanaan Evaluasi Pengajaran
Setelah melaksanakan pembelajaran guru sebaiknya memberikan
evaluasi terhadap kinerjanya sendiri. Evaluasi pengajaran dapat dilakukan
sebelum proses pembelajaran maupun setelah proses pembelajaran. Evaluasi
sebelum proses pembelajaran, misalnya karakteristik peserta didik,
kemampuan peserta didik, metode dan materi pembelajaran yang digunakan.
Evaluasi setelah proses pembelajaran ialah evaluasi yang digunakan untuk
memperbaiki masalah belajar mengajar yang dialami oleh peserta didik, baik
dalam penyampaian materi maupun strategi pembelajaran yang digunakan.
e. Penyusunan Satuan Pelajaran
Satuan pelajaran adalah program pembelajaran dalam satuan terkecil
yang meliputi: tujuan instruksional, materi ajar, pelaksanaan pembelajaran,
metode dan alat bantu mengajar, serta evaluasi pembelajaran. Adapun
program-program yang terkandung dalam pembelajaran meliputi:
1) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran atau yang biasa disebut dengan tujuan
instruksional menjadi dua yaitu tujuan instruksional umum dan tujuan
instruksional khusus. Tujuan instrusksional umum untuk mengetahui
perubahan perilaku peserta didik yang saat mengikuti aktivitas
pembelajaran, sedangkan tujuan instruksional khusus untuk mengetahui
kemampuan peserta didik baik saat mengikuti ataupun setelah mengikuti
aktivitas pembelajaran dalam bentuk kognitif, afektif dan psikomotor.
2) Pokok Bahasan
Dalam membuat perencanaan pengajaran dalam setiap pokok
bahasan, guru menggunakan cara yang tepat dalam menjelasakan materi
agar sesuai dengan pokok bahasan yang telah ditetapkan. Pokok bahasan
akan disampaikan harus jelas dan tepat sehingga peserta didik mudah
memahami materi pelajaran tersebut.
3) Metode Mengajar
Guru yang hebat adalah guru yang kreatif dan inovatif. Maksudnya
dalam melaksanakan proses pengajaran guru harus mampu mengeluarkan
kreativitas-kreativitasnya dihadapan peserta didik dan memberikan inovasi
yang baik kepada peserta didik sehingga pelaksanaan pembelajaran tidak
itu-itu saja dan tidak monoton. Dengan menggunakan metode pengajaran
yang bervariasi maka peserta didik akan lebih bersemangat dan aktif
berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran. Metode pengajaran juga dapat
membantu guru dalam mengkondisikan kelas sehingga kelas menjadi lebih
aktif dan terkoordinir dengan baik.
4) Media dan Sumber
Media dan sumber belajar dapat dijumpai oleh peserta didik dimana
saja. Namun disini guru berperan sebagai fasilitator yaitu penyedia media
dan sumber belajar bagi peserta didik, karena tidak semua peserta didik
mampu mencari dan menemukan media dan sumber belajar yang tepat.
Dengan mempersiapkan media dan sumber belajar sebelum
melaksanakan pembelajaran maka guru akan terbantu dalam
menyampaikan materi pelajaran. Sehingga peserta didik akan lebih
termotivasi belajar jika guru menggunakan media dan sumber belajar yang
praktis dan relevan.
5) Evaluasi Pengajaran
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam materi
pembelajaran maka guru harus melakukan evaluasi pengajaran. Dalam
perencanaan pengajaran yang tertuang dalam satuan pelajaran, evaluasi
memegang peranan penting dalam segala bentuk pengajaran yang efektif.
Guru yang bijak adalah guru yang mampu memberikan penilaian sendiri
terhadap proses pengajaran yang telah ia lakukan.
6) Alokasi Waktu
Setiap pokok bahasan memiliki alokasi waktu pelaksanaannya. Maka
dari itu dalam mengajar guru juga harus memperhatikan alokasi waktu
pengajaran. Guru tidak boleh mengajar melebihi alokasi waktu yang telah
ditetapkan dan tidak boleh juga mengurangi alokasi waktu yang telah
ditetapkan. Sehingga saat jam pelajaran selesai maka materi dan kegiatan
pembelajaran juga selesai.
C. LATIHAN/TUGAS
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas!
1. Seberapa pentingkah perencanaan pengajaran dalam proses pembelajaran?
2. Uraikanlah prinsip-prinsip perencanaan pengajaran!
3. Jelaskanlah konsep pendekatan sistem dalam pengajaran!
D. DAFTAR PUSTAKA
Sagala,Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
GLOSARIUM
sama lain.
DAFTAR PUSTAKA
A.M., Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo
Persada: Jakarta
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Marno dan Idris. (2010). Strategi dan Metode. Jogjakarta: Ar-ruzz Media Grup.
Siregar, Eveline, dkk (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
PERTEMUAN KEMAMPUAN AKHIR YANG BAHAN KAJIAN METODE PENGALAMAN BELAJAR KRITERIA BOBOT
KE- DIHARAPKAN (MATERI AJAR) PEMBELAJARAN MAHASISWA PENILAIAN NILAI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Mampu membedakan konsep belajar Konsep Belajar. Ceramah dan diskusi Kuliah dan Mendengarkan Penilaian
menurut behavior, konstruktivistik, penjelasan dosen tentang partisipasi
kognitif, humanis konsep belajar serta berdiskusi 5%
sesuai dengan topik terkait
2 Mampu menganalisis konsep Konsep Ceramah dan diskusi Kuliah dan mendengarkan Penilaian
pembelajaran Pembelajaran penjelasan dosen tentang partisipasi
konsep pembelajaran serta
5%
berdiskusi sesuai dengan topik
terkait
3 Mampu mengidentifikasi dan Konsep Strategi Ceramah dan diskusi Kuliah dan mendengarkan Penilaian
mengaplikasikan konsep strategi Belajar Mengajar penjelasan dosen tentang partisipasi
belajar mengajar konsep strategi belajar mengajar 5%
serta berdiskusi sesuai dengan
topik terkait
4 Mampu mengaitkan konsep Pengantar Ceramah dan diskusi Kuliah dan mendengarkan Penilaian
kemampuan dasar mengajar kemampuan dasar penjelasan dosen tentang partisipasi
mengajar konsep kemampuan dasar
7%
mengajar serta berdiskusi
sesuai dengan topik terkait
UAS
Referensi:
A.M., Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Bloom, Benyamin S. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Edisi Revisi).Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Eldarmi,dkk. (2017). Micro Teaching. Yogyakarta: Media Akademika.
Gulo,W. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grasindo.
Husdarta dan Yudha M. Saputra. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga.
Istadi, Irawati. (2006) Mendidik dengan Cinta, Jakarta: Pustaka Inti
Komaruddin.2000. Model Pembelajaran Aktif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lantip, Prasojo Diat Riyanto. (2011). Teknologi Informasi Pendidikan Yogyakarta : Gava Media.
Majid, Abdul. (2016). Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Marno dan Idris. (2010). Strategi dan Metode. Jogjakarta: Ar-ruzz Media Grup.
.(2008). Strategi & Metode Pengajaran: Menciptakan Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif. Yogyakarta: Ar-ruzz
Media.
Mohammad Uzer Usman. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sagala,Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Kemampuan Dasar Mengajar 168
Universitas Pamulang S1 Pendidikan Ekonomi
. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada
. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada
Santrock, John W., (2008). Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana.
Saud, Udin, Syaefudin. 2010. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Siregar, Eveline, dkk (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Slavin, R. E. (2010). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2013). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran: Landasan &Aplikasinya. Jakarta: Rineka
Nama Mahasiswa :
NIM :
Prodi :
JumlahNilai = ____
10
RentangNilai
0 - 50 = E
51 - 60 = D
61 - 70 = C
71 - 90 = B
91 - 99 = A
Menyatakan bahwa:
1. Modul bahan ajar telah memenuhi syarat kelayakan, kedalaman, dan
keluasan cakupan materi isi bahan ajar dalam rangka mencapai
Capaian Pembelajaran sebagaimana tercantum dalam Rencana
Pembelajaran Semester (RPS);
2. Bersama dengan dosen pengampu mata kuliah /pengguna bahan ajar
telah melakukan verifikasi/koreksi/perbaikan sebagaimana mestinya
terkait kesesuaian substansi isi materi modul;
3. Modul bahan ajar dapat menjadi pegangan/panduan bagi dosen
pengampu mata kuliah dalam melaksanakan pembelajaran baik di
Reguler “A”, “B”, maupun “C”.
Ttd ttd