Anda di halaman 1dari 2

2.

3 Alasan Masyarakat Menolak KB


Pada dasarnya pemerintah menjalankan program KB untuk mengendalikan laju
pertumbuhan penduduk Indonesia, namun tidak semua masyarakan setuju dengan program ini.
Berikut beberapa alasan masyarakan menolak program KB.
1. Kurangnya pemahaman/pengetahuan
Pendidikan yang rendah yang dimiliki oleh masyarakat dapat mempengaruhi pandangan mereka
terhadap KB. Sebagian masyarakat yang tidak mengerti akan merasa takut bahwa KB akan
menimbulkan efek yang buruk bagi tubuh mereka. Oleh karena itu sangat perlu untuk dilakukan
sosialisasi secara mendalam agar masyarakat paham akan pentingnya KB
2. Faktor kesehatan
Selain masyarakat yang takut akan timbulnya efek samping yang dapat merugikan mereka, ada
juga ada juga masyarakat yang menolak untuk memakai KB dikarenakan pengalaman
sebelumnya yang membuat pemakaian KB di tubuh mereka membuat berat badan naik, siklus
menstruasi yang tidak teratur, serta ketidaknyamanan dalam berhubungan intim.
3. Faktor agama
Banyak dari masyarakat beranggapan bahwa KB bertentangan dengan agama, terutama agama
Islam. Ada yang beranggapan bahwa progam KB dapat menghambat pertumbuhan umat Islam.
Ada juga yang berpendapat bahwa banyak anak banyak rezeki, jika memakai KB maka sama
dengan menolak rezeki dari Allah SWT., karena dalam Al-Qur’an ada ayat yang menjelaskan
bahwa Allah SWT. akan memberikan rezeki kepada setiap anak yang terlahir.
4. Faktor mata pencaharian
Masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani merasa bahwa mereka akan memiliki
tenaga lebih dalam membantu pertanian jika mereka memiliki banyak anak. Serta dengan adanya
banyak anak mereka akan terbantu dalam urusan – urusan pekerjaan rumah karena suami pergi
bekerja sehingga sebagian anak – anak mereka ada yang membantu suami dan ada yang
membantu di rumah.
5. Faktor Adat Istiadat
Beberapa masyarakat sampai saat ini masih menjunjung tinggi nilai-nilai adat istiadat yang
diwariskan turun temurun oleh nenek moyangnya. Contohnya adalah budaya patrilineal
(mengikuti garis keturunan ayah). 
Prinsip patrilineal ini sendiri merupakan pemisahan yang tegas antar hak anak laki-laki dengan
anak perempuan, di mana anak laki-laki mendapat hak warisan dari orangtua, sedangkan
perempuan tidak, karena anak perempuan akan mengikuti suaminya kelak. Kebudayaan ini
membuat masyarakatnya harus memiliki anak laki-laki untuk dijadikan penerusnya. Sehingga
mereka mungkin akan tetap memiliki anak sampai mendapatkan anak laki-laki, atau mengadopsi
anak.
Referensi
https://journal.unhas.ac.id/index.php/kareba/article/view/5174
http://www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP/article/view/19037
https://www.kompasiana.com/gui/5dd2c6ecd541df14b45e1752/karena-hal-ini-kami-enggan-
mengikuti-program-kb
https://lifestyle.okezone.com/read/2014/08/09/483/1022235/alasan-kuat-masyarakat-tidak-mau-
kb
https://ejournal.ps.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2021/03/Jurnal%20Abdul
%20Razak%20(03-03-21-10-56-15).pdf

Anda mungkin juga menyukai