Anda di halaman 1dari 3

NAMA : JOSE DE JESUS

NIM : 041263004
MATA KULIAH : TUGAS 3 HKUM 4305 HUKUM PIDANA INTERNASIONAL

1. Mr Smith Sam merupakan seorang politisi sekaligus pemimpin partai oposisi Rusia.
Suatu waktu konstelasi politik di Rusia memanas, Otoritas dan partai yang berkuasa di
Rusia menuduh Mr Smith berencana melakukan kudeta terhadap pemerintah yang
berkuasa.  Mr Smith kemudian melarikan diri ke Indonesia. Setelah sebulan berada di
Indonesia, Pemerintah Rusia mengajukan permintaan ekstradisi Mr. Smith kepada
Pemerintah Indonesia atas tuduhan rencana kudeta (Rusia dan Indonesia tidak terikat
perjanjian ekstradisi)
Pertanyaan:
a. Berdasarkan kasus di atas, analisalah apakah Indonesia berkewajiban menerima
permintaan ekstradisi Rusia?
b. Berikan analisis alasan atas jawaban saudara!
Jawab :
a. Indonesia tidak berkewajiban menerima permintaan ekstradisi Rusia, karena
Indonesia belum memiliki perjanjian ekstradisi dengan Rusia.
b. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam merancang perjanjian ekstradisi.
Pada tingkat teknis, harus dilakukan pembahasan dengan kedua negara lalu
dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU). Tahapan berikutnya harus dibuat
Mutual Legal Asistance (MLA) dan disahkan dalam bentuk undang-undang transfer
of tentence person.
Berdasarkan Undang-undang RI No. 1 Tahun 1979, Ekstradisi adalah penyerahan
oleh suatu negara yang meminta penyerahan seorang yang disangka atau dipidana
karena melakukan suatu kejehatan di luar wilayah negara yang menyerahkan dan
didalam yurisdiksi wilayah negara yang meminta penyerahan tersebut, karena
berwenang untuk mengadili dan menghukumnya.
Dalam Pasal 2 ayat 1 dan 2 menyebutkan ekstradisi dilakukan atas dasar suatu
”perjanjian” (treaty) antara suatu negara dengan negara lain yang ratifikasinya
dilakukan dengan undang-undang

2. Negara Megame merupakan negara peratifikasi Statuta Roma 1998. Pada tahun 2015,
untuk pertama kali dilangsungkan pemilihan umum untuk memilih presiden Megame.
Presiden Som Yang yang merupakan presiden yang berkuasa saat itu turut
mencalonkan diri. Pada tahun 2015, melawan calon Presiden Ram Yun. Negara
megame terdiri atas dua wilayah besar yaitu wilayah utara yang merupakan wilayah
pusat bisnis dan pemerintahan dan didominasi etnis Kanggiri yang. Sementara wilayah
selatan merupakan wilayah pedesaan tertinggal namun kaya akan sumber daya alam
yang didominasi etnis Zamani. Presiden Som Yang berasal dari etnis Kanggiri,
sedangkan pesaingnya calon presiden Ram Yun berasal dari etnis Zamani. Pada saat
mendekati kampanye calon presiden terjadi insiden kerusuhan antar sebagian etnis
Kanggiri dengan etnis Zamani di Meruki, suatu daerah yang terletak antara wilayah
utara dengan selatan. Kerusuhan dua etnis ini meluas di beberapa distrik. Presiden Som
Yang menuduh etnis Zamani merupakan provokator kerusuhan. Dengan dalih untuk
menjaga stabilitas kemanan Negara Megame, Presiden Som Yang memerintahkan
militer Megame membakar perumahan, sekolah dan rumah sakit etnis Zamani di wilayah
selatan. Selain itu ia memerintahkan menembak mati masyarakat beretnis Zamani yang
mencegah pembumihangusan rumah, sekolah dan rumah sakit tersebut.
Pertanyaan:
a. Klasifikasikan kasus di atas termasuk dalam penggaran HAM apa? Berikan analisis
saudara!
b. Berikan analisa saudara, apakah ICC memiliki yurisdiksi untuk mengadili kejahatan /
pelanggaran HAM yang terjadi pada kasus di atas!
Jawab :
a. Ya, kasus diatas termasuk dalam pelanggaran HAM, karena termasuk kejahatan
genosida, Kejahatan terhadap kemanusiaan, Kejahatan perang, Kejahatan agresi.
Seperti membakar perumahan, sekolah dan rumah sakit etnis Zamani di wilayah
selatan dan memerintahkan menembak mati masyarakat beretnis Zamani yang
mencegah pembumihangusan rumah, sekolah dan rumah sakit.
b. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Statuta Roma 2002, Mahkamah Pidana Internasional
mempunyai yurisdiksi yang akan terbatas pada kejahatan paling serius dan menjadi
perhatian masyarakat internasional. Yurisdiksi tersebut adalah: Kejahatan genosida
Kejahatan terhadap kemanusiaan Kejahatan perang Kejahatan agresi
Selanjutnya dalam Pasal 12 Statuta Roma 2002, dijelaskan jika Mahkamah Pidana
Internasional hanya memiliki yurisdiksi terhadap kejahatan yang terjadi di wilayah
negara pihak Statuta Roma 2002, atau kejahatan yang dilakukan pelaku di negara
pihak Statuta Roma 2002.
3. Pada tahun 2013, masyarakat Yogyakarta dihebohkan dengan adanya peristiwa
penembakan di Lapas Cebongan. Penyerbuan dan penembakan  dilakukan oleh 17
anggota Kopassus dengan sasaran 4 tersangka penganiayaan (yang berujung pada
kematian) anggota kopassus yang terjadi beberapa hari sebelumya
sebelumnya. Berdasarkan kasus di atas, analisalah apakah pertanggungjawaban
komando berlaku untuk semua tindak pidana yang dilakukan anggota militer? Berikan
alasan yang jelas!
Jawab :
Pertanggungan jawaban komando tidak berlaku untuk semua tindak pidana yang
dilakukan anggota militer, karena tindak pidana yang dilakukan anggota militer tidak
semuanya sesuai dengan komando dari pimpinan atau atasannya.
Contohnya kasus dilapas cebongan penembakan yang dilakukan anggota kopassus
terhadap 4 tersangka penganiayaan tidak berdasarkan perintah pimpinan melainkan
atas inisiatif mereka sendiri karena rasa Aksi penyerangan ini didasari atas semangat
membela rekan mereka, Serka Heru Santoso, yang tewas karena tindakan empat
tahanan tersebut.

Sumber Referensi :
1. BMP HKUM 4305
2. https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/28097/indonesia-tolak-ekstradisi-
warga-rusia
3. https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/
2013/04/130411_menhan_kasus_cebongan

Anda mungkin juga menyukai