Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PENGANTAR ILMU POLITIK

TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA


OLEH:

RINDI RAMADHANI (2030307008)


DOSEN PENGAMPU:
DEWI DAHLAN S.IP, M.I.P

JURUSAN PEMIKIRAN POLITIK ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKARTAHUN 2020/2021

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemilu adalah saranan kedaulatan rakyat untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD,
Presiden, dan Wakil Presiden. Tidak ada sebuah Negara demokrasi yang tidak menjalankan
pemilihan bagi sebuah jabatan public dengan melibatkan warga Negara yang berhak memilih
(eligible). Dalam tatanan filisofis, para teoritis demokrasi, terutama yang menganut perspektif
procedural, mengisyaratkan pelaksanaan pemilu yang baik sebagai fondasi dari pemerintahan
yang dapat dikategorikan demokratis. Pemilu merupakan pengejawantahan dari prinsip
pemerintahan dari rakyat dan oleh rakyat.
Di setiap negara mayoritasnya memiliki sistem pemilu yang beragam. Itu semua
dipengaruhi oleh sistem yang berlaku dan historis di sebuah negara. Lain di Indonesia juga lain
di Amerika. Namun setiap sistem memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Walaupun
berbeda, namun esensinya tetaplah sama, yaitu untuk kepentingan rakyat.
Kedaulatan rakyat dalam pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945., namun juga merupakan
suatu rasionalitas administrasi publik yang wajib bagi KPU sebagai institusi publik. Guna
mewujudkan hal itu, dibutuhkan penyelenggara pemilihan umum sesuai Undang- undang Nomor
15 Tahun 2011 pasal 2 yang berpedoman pada asas penyelenggaraan Pemilu yaitu mandiri, jujur,
adil, kepastian hukum, tertib, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas,
akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas.
B. RUMUSAN MASALAH:
Berdasarkan fenomena yang dikemukakan pada latar belakang permasalahan penelitian
ini, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa konsep dari Pemilu?
2. Bagaimana sistem pemilu di dunia?
C. TUJUAN PENELITIAN:
1. Mengetahui konsep dari pemilu
2. Mengetahui bagaimana sistem pemilu yang ada di dunia
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP PEMILU
Pemilihan umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan
rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Dalam konstitusi negara kita, pasal 1 ayat
(2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD RI 1945) menyebutkan:
“Kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat”. Makna kedaulatan rakyat yang dimaksud sama dengan makna kekuasaan tertinggi, yaitu
kekuasaan yang terakhir dalam wewenang untuk membuat keputusan. Tidak ada satu pasalpun
yang secara eksplisit menyebutkan bahwa negara Republik Indonesia adalah negara demokrasi.
Namun karena implementasi kedaulatan adalah ditangan rakyat, itu berati tidak lain adalah
demokrasi itu sendiri. Dengan demikian, secara implisit dapatlah dikatakan bahwa negara Republik
Indonesia adalah negara demokrasi.
Permaknaan kedaulatan ditangan rakyat dalam perwujudannya manakala negara atau
pemerintah menghadapi masalah besar yang bersifat nasional, baik di bidang ketatanegaraan,
hukum, politik, ekonomi, agama dan sosial budaya, maka semua warga negara diundang atau
diwajibkan untuk ikut serta berpartisipasi membahas, merembuk, menyatakan pendapat serta
membuat suatu keputusan bersama. Keputusan bersama ini dilakukan melalui pemilihan umum,
inilah prinsip demokrasi yang esensial.
Pemilu di Indonesia berlandaskan atas asas LUBER JURDIL (Langsung, Umum, Bebas,
Rahasia, Jujur, dan Adil). Dan sejak dulu hingga sekarang Indonesia tidak pernah berhenti mencari
sistem yang benar-benar cocok. Namun yang pasti Indonesia terus menerapkan model proporsional
meskipun sedikit keluar daripada yang aslinya.
B. SISTEM PEMILU DI DUNIA:
Di dunia ini sistem pemilihan umum pada umumnya dibagi menjadi 3 macam:
a). Sistem Distrik:
Sistem distrik adalah sistem pemilu yang berdasarkan lokasi pemilu bukan
berdasarkan jumlah penduduk. Kandidat yang mendapatkan suara terbanyak akan mengambil
seluruh suara yang didperolehnya tanpa memperhitungkan selisih perolehan suara. Karakteristik
dari sistem pemilu distrik adalah:
1. Dalam suatu daerah pemilihan hanya terdapat satu kursi lembaga perwakilan
yang diperebutkan.
2. Wakil rakyat yang mendapatkan suara terbanyak merupakan pemenang dan
meraih satu kursi lembaga perwakilan (the winner takes all)
Kelebihan sistem distrik:
1. Adanya hubungan yang dekat antara kandidat dengan pemilihnya
2. Penyeleksian calon lebih ketat dan kompetitif
3. Terjadi penyederhanaan partai politik dan pemerintahan lebih stabil
4. Mendorong munculnya oposisi
5. Kandidat independen lebih besar
6. Sistemnya sederhana dan mudah dipahami
Kekurangan sistem distrik:
1. Kurang representatif
2. Suara miinoritas tidak diperhitungkan
3. Perhatian cenderung hanya fokus pada distriknya masing-masing
4. Terhalangnya multipartai
5. Mendorong partai etnis
6. Tidak relevan jika diterapkan pada masyarakat yang tinggi pluralitasnya
Contoh negara-negara yang menerapkan sistem ini adalah Kanada, Amerika
Serikat, Inggris, dan India
b). Sistem Proporsional
yaitu sistem pemilihan yang memperhatikan perimbangan jumlah penduduk dengan jumlah
kursi di daerah pemilihan. Dalam sistem ini proporsi kursi yang dimenangkan oleh partai politik
dalam sebuah daerah pemilihan berbanding seimbang dengan proporsi suara yang diperoleh partai
tersebut. Karakterisitik sistem proporsional:
1. Ada lebih dari 1 kursi yang diperebutkan
2. Jumlah kursi yang diperebutkan berimbang sesuai dengan jumlah penduduk dalam satu
dapil
3. Jumlah kursi yang dipereoleh partai politik berbanding lurus dengan jumlah perolehan
suara yang didapatkan
Kelebihan sistem proporsional:
1. Menghndari suara pemilih secara sia-sia
2. Memfasilitasi keanekaragaman masyarakat
Kekurangan sistem proporsional:
1. Menguatnya oligarki di internal partai
2. Mekanisme pencalonan kandidat wakil rakyat tertutup
3. Terbukanya ruang politik internall partai dalam bentuk jual beli nomor urut.
Contoh negara yang menerapkan sistem ini adalah Rusia, Spanyol, Swedia, Swiss,
Belgia, Denmark, Italia, Yunani dan lainnya
c). Sistem Campuran
Sistem ini adalah perpaduan penerapan antara plurarity majority dan proportional
system. Terdapat dua model sistem pemilihan ini yaitu:
1. Parallel system
2. Mix member proportional
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemilu adalah adalah salah satu ara representative kedaulatan rakyat dalam memilih
pemimpin di dalam politik sebagai bentuk pilihan masyarakat terhadap pemimpin yang
diinginkannya. Dan nantinya pemimpin bukan berperan sebgaai sosok yang dictator,
melainkan fasilitator yang melayani seluruh kepentingan masyarakatnya, sehingga
masyarakatnya memenuhi haknya dalam bernegara
Saat ini Indonesia menggunakan sistem pemilu proporsional yang berbedan dengan
negara-negara seperti Amerika serikat maupun India yang menggunakan sistem pemilu
distrik. Setiap daripada sistem tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing.
B. SARAN
Sebagai mahasiswa dan juga akademiis, hendaknya kita terus berkontribusi secara
signifikan untuk kemajuan sistem yang ada dinegara kita, salah satunya pemilu. Karena
melalui pemilu kita mampu sebenarnya melahirkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas
dan berintegritas.
DAFTAR PUSTAKA
Soehino,2010,Hukum Tata Negara Perkembangan Pengaturan dan Pelaksanaan Pemilihan
umum di  Indonesia, Yogyakarta:UGM.
Undang-undang Politik 2003, UU No. 12 tahun 2003 tentang Pemilihan Umum.
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/20/090000069/perbedaan-sistem-pemilu-
distrik-dan-proporsional?page-all#page2

Anda mungkin juga menyukai