Anda di halaman 1dari 7

RESUME BAHASA INDONESIA TENTANG RESENSI

OLEH:
RINDI RAMADHANI (2030307008)
DOSEN PENGAMPU:
ERNIS GUSTAL M,Pd.

JURUSAN PEMIKIRAN POLITIK ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKARTAHUN 2020/2021

RESENSI MENULIS LAPORAN ISI BUKU (RESENSI)


AYAT-AYAT CINTA 2 : Keagungan Habbah di dalam Islam serta
Memprestisekan Islam dalam Kehidupan

A. Identitas Buku:
1) Judul Buku: Ayat-Ayat Cinta 2
2) Pengarang: Habiburrahman El-Shirazy
3) Penerbit: Republika
4) Tahun Terbit: 2015
5) Tahun Cetakan: IV, November 2015
6) Tebal Buku: vi+690 Halaman
7) ISBN: 978-602-9822-15-0
8) Harga Buku: Rp. 93.000

B.Kepengarangan
H. Habiburrahman El Shirazy. Lahir di Semarang, Jawa Tengah, 30
September 1976; umur 41 tahun, adalah novelis Indonesia. Selain novelis, sarjana
Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini juga dikenal sebagai sutradara, dai, penyair,
sastrawan, pimpinan pesantren, dan penceramah. Karya-karyanya banyak diminati tak
hanya di Indonesia, tetapi juga di mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunei,
Hongkong, Taiwan, Australia, dan Komunitas Muslim di Amerika Serikat. Karya-
karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat
berprestasi pembaca.

Di antara karya-karyanya yang telah beredar di pasaran adalah Ayat-Ayat


Cinta (telah dibuat versi filmnya, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan
Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra
(2005), Ketika Cinta Bertasbih (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007)
Dalam Mihrab Cinta (2007), Bumi Cinta, (2010) dan The Romance (2010, cinta suci
Zahrana (2012), Api tauhid (2014) serta Ayat-Ayat Cinta 2 yang ada dalam
genggaman kita dimuat bersambung di Harian Republika.

Sinopsis
Fahri Abdullah, lelaki sholeh asal Indonesia itu kini tinggal di Edinburgh,
Skotlandia, dan menjadi staf pengajar (dosen) di University of Edinburgh dalam
bidang ilmu Filologi. Ia menjadi salah satu doktor termuda yang dikagumi karena
kecerdasannya. Ia tinggal di rumahnya di kawasan Stoneyhill Grove bersama Paman
Hulusi yang selalu setia menemaninya sebagai sahabat, supir, dan membantu
menyiapkan urusan dapur di rumah Fahri. Serta bisnis yang ia bangun bersama Aisha
dan Ozan melesat, menghasilkan laba dan menelurkan cabang yang kian meningkat
setiap tahunnya. Dengan segala kesuksesan yang telah ia raih, para kolega dan rekan
yang sangat menghargai dan mencintainya, Fahri masih saja merasa hampa. Ruang
kosong di hatinya itu hanya milik Aisha. Setiap hari, Fahri tidak pernah lupa untuk
berdoa dan bersedekah atas nama Aisha, meminta agar Allah menjaga serta
memberikan tempat terbaik bagi Aisha, apapun keadaannnya, hidup ataupun mati.
Itulah bukti cinta yang sesungguhnya, menitipkan kembali kekasih hati yang paling ia
cinta.

Rasa kehilangan Aisha tak dipungkiri nyaris membuat Fahri gila. Bagaimana
tidak, kerinduan, kasih sayang dan rasa cintanya pada Aisha begitu menggebu setiap
waktu. Membuat Fahri semakin menenggelamkan diri dalam penghambaannya
kepada Tuhan. Segala macam cara telah ia lakukan demi menemukan Aisha, tapi
takdir tak kunjung mempertemukan mereka. Meski begitu menyesakkan, Fahri tidak
lantas larut dalam kesedihannya. Sebagai seorang pengajar di Edinburgh University
yang juga sedang menempuh postdoc, Fahri tahu bagaimana caranya menyibukkan
diri agar tidak selalu mengenang Aisha. Disamping karirnya yang cemerlang, Fahri
pun kerap diundang di berbagai institusi sebagai pembicara baik dengan basic
keilmuannya maupun untuk berceramah dan mengajarkan ilmu agama.
Waktu terus berjalan, perasaan cinta dan rindu Fahri terhadap Aisha tidak
pernah berkurang sedikitpun. Sementara itu tawaran dan himbauan untuk menikah
lagi sudah banyak berdatangan. Awalnya Fahri selalu mengelak dan menghindari
pembicaraan yang menyangkut topik ini, hingga suatu hari Fahri didatangi Syaikh
Utsman, guru talaqqi nya semasa di Mesir. Kedatangan beliau bukan sekedar untuk
bersilaturahmi ataupun memenuhi undangan dari para ulama di Inggris, namun juga
untuk menawarkan cucu beliau untuk dinikahi, Yasmin namanya. Seorang wanita
cantik dengan jenjang pendidikan tinggi. Siapa yang mampu menolak pesona
Yasmin, terlebih ia adalah cucu Syeikh Utsman. Allah lah yang membolak-balikan
hati. 

Perkenalan mereka tidak berlanjut pada jenjang berikutnya, sesungguhnya


Fahri merasa lega karena ia tidak mampu mengisi hatinya dengan selain Aisha.
Beberapa hari menjelang pelaksanaan Debat di Oxford dimana Fahri adalah salah
seorang pembicaranya, Fahri pergi berjalan-jalan dengan keluarga besar Ozan yang
tak lain adalah kakak Hulya, sepupu Aisha. Sebelum hari itu Fahri sempat bermimpi
bertemu dengan mendiang ibu dan juga Aisha di Mekkah. Mimpi itulah yang
meyakinkan Fahri bahwa sudah saatnya Fahri membuka diri, untuk mencoba mengisi
kehampaannya meskipun ia tahu tak mungkin rasanya ia bisa mencintai wanita lain
sebesar ia mencintai Aisha. Bada Shalat Ashar berjamaah, Fahri pergi untuk melamar
Hulya, sepupu Aisha Hanem

Sebelum melamar Hulya, Fahri sesungguhnya telah melamar Sabina. Fahri


sungguh jatuh cinta pada apa yang ada dalam hati Sabina. Namun, Sabina malah
menolak lamaran Fahri tersebut. Menurutnya, ia sama sekali tidak sepadan dengan
Fahri. Terlebih wajahnya yang rusak dan buruk rupa tidak pantas bersanding dengan
wajah tampan Fahri. Ia takut akan membebani dan menyakiti hati Fahri dengan
rupanya. Malah Sabina mengusulkan agar Fahri menikahi Hulya, Mata Sabina
berkaca-kaca. Ada perasaan yang tidak dapat dijelaskan menggerogoti hatinya. Dan
Hulya pun menerima lamaran tersebut. Pesta pernikahan berlangsung meriah di
Central Oxford Mosque. Mereka berbulan madu di The Savoy Hotel di pinggir sungai
Thames, London. Hanya saja Fahri merasa bersalah, ia merasa telah mengkhianati
Aisha. Hingga selama 3 bulan setelah menikah, bahkan Fahri tidak bisa memberikan
apa yang sebelumnya ia berikan hanya kepada Aisha. Hulya kecewa dan Sabina
banyak menasehati Hulya, bahkan ia menyuruh Hulya untuk berlaku romantis. Sabina
memberikan sebuah puisi sebagai pengantar kemesaraan untuk Hulya dan Fahri.
Selama tiga tahun menikah mereka di karuniai seorang anak laki laki, namanya Umar
al faruq,  Tak terkira kebahagiaan yang menyelimuti rumah itu. 

Hingga suatu saat, Keira akan mengadakan sebuah konser biola, namun
karena sesuatu hal rekan duetnya berhalangan hadir. Keira meminta Hulya yang
memang sudah ikut kompetisi biola bersama Keira dan berhasil memenanginya untuk
menjadi rekan duetnya. Hanya saja Hulya tidak melanjutkan ke kompetisi
internasional atas permintaan Fahri. Awalnya Hulya menolak, namun ia merasa tidak
enak kepada Keira. Fahri pun mengizinkan Hulya untuk menjadi teman duet Keira
dan meminta maaf karena ia memiliki kesibukan sehingga tidak bisa menemani
Hulya. Konser berlangsung lancar, merekapun pulang dengan perasaan gembira.
Keira dan Hulya sempat mampir ke sebuah minimarket dan toilet, disana ternyata
Keira hendak mengalami pelecehan oleh 2 orang pemuda, Hulya berusaha
menyelamatkan Keira. Mereka berhasil lolos dan masuk kedalam mobil, mereka
sepakat Hulya lah yang menyetir.

Disaat Hulya keluar dari mobil untuk bertukar posisi, tiba-tiba 2 orang
pemuda tersebut menyerang Hulya. Hulya di tusuk oleh orang tang tak di kenal yang
membuat Haluya tewas bersama bayinya. Sebelum menghembuskan napas terakhir,
hulya sempat berpesan  agar di lakukan pencangkokan muka Hulya untuk Sabina.
Fahri bergegas meminta persetujuan Sabina, dan Sabina pun mengiyakan. Prosedur
operasi segera dilakukan. Sabina dikarantina selama ia belum pulih.
Sedangkan di kediamannya,  Fahri menatap meja belajar Hulya yang sengaja
tidak dirapikan sejak kepergiannya. Fahri menemukan buku berisi puisi yang telah
Hulya tandai. Puisi itulah yang selalu menjadi pengantar bagi dirinya dan Aisha
sebelum 'beribadah', ia menemukan catatan tangan Hulya. Fahri merasa tersentak. Ia
segera menggeledah kamar Sabina, berharap menemukan suatu petunjuk. Ia hanya
menemukan sebuah tas tangan mahal yang merupakan hadiah dari Hulya untuk
Sabina. Didalamnya ia menemukan sebuah cincin dan selembar foto yang tak asing
lagi baginya. Fahri sungguh didera rasa penasaran. Ia menyusul ke rumah sakit dan
meminta dokter untuk mengoperasi pita suara Sabina. Saat Sabina telah dibius total,
Fahri melakukan sesuatu kepada Sabina untuk menuntaskan rasa penasaran dan untuk
menumbuhkan keyakinannya.

Setelahnya Aisyah meneceritakan apa yang dia alami selama ini. “Aisyah,
akulah selama ini yang harus meminta maaf kepadamu. Searusnya aku menemanimu
ke Palestina, bukan mementingkan siding Doktoral. “Aisyah terisak-isak. “Kamu
sama sekali tidak salah suamiku. Akulah yang salah. Akulah yang terlalu memaksa”.
Alangkah manis bidadariku ini, Bukan main elok pesonanya, matanya berbiinar-
binar, alangkah indah bibirnya, mawar merekah di tanam surga.

B. Kelebihan dan Kekurangan Buku


1) Kelebihan Buku:
 Tema yang dibawakan oleh novel ini sangat relevan dengan
kondisi umat islam sekarang sebagai agama Rahmatal Lil Alamin
 Banyak unsur sejarah yang ada serta juga nasehat dari para ulama
 Menstimulus orang untuk selalu berprestasi dan memiliki jiwa
pengusaha
 Memotivasi umat islam untuk selalu berani untuk mengatakan
kebanaran serta selalu memiliki jika yang ikhlas dan sabar
2) Kekurangan Buku:
 Terlalu banyak mengunakan bahasa yang high class, sehingga
sulit untuk dimengerti
 Adanya check and balance antara kemudahan menebak dengan
alur-alur yang tidak terduga, sehingga membuat pembaca
membaca adiktif
 Novel ini cukup tebal dan cukup berbelit-belit
 Adanya Typo dalam penulisan novel ini.

Maka diakhir kalimat ini penulis resensi ingin menyampaikan saran


bahwasanya novel ini akan menjadi semakin gemilang jika seandainya sang penulis
mampu untuk membuat lebih banyak lagi plot-plot yang tidak terduga. Sehingga
novel ini mempunyai ciri khas tersendiri bagi pembaca. Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai