OLEH:
RINDI RAMADHANI (2030307008)
DOSEN PENGAMPU:
ERNIS GUSTAL M,Pd.
A. Identitas Buku:
1) Judul Buku: Ayat-Ayat Cinta 2
2) Pengarang: Habiburrahman El-Shirazy
3) Penerbit: Republika
4) Tahun Terbit: 2015
5) Tahun Cetakan: IV, November 2015
6) Tebal Buku: vi+690 Halaman
7) ISBN: 978-602-9822-15-0
8) Harga Buku: Rp. 93.000
B.Kepengarangan
H. Habiburrahman El Shirazy. Lahir di Semarang, Jawa Tengah, 30
September 1976; umur 41 tahun, adalah novelis Indonesia. Selain novelis, sarjana
Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini juga dikenal sebagai sutradara, dai, penyair,
sastrawan, pimpinan pesantren, dan penceramah. Karya-karyanya banyak diminati tak
hanya di Indonesia, tetapi juga di mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunei,
Hongkong, Taiwan, Australia, dan Komunitas Muslim di Amerika Serikat. Karya-
karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat
berprestasi pembaca.
Sinopsis
Fahri Abdullah, lelaki sholeh asal Indonesia itu kini tinggal di Edinburgh,
Skotlandia, dan menjadi staf pengajar (dosen) di University of Edinburgh dalam
bidang ilmu Filologi. Ia menjadi salah satu doktor termuda yang dikagumi karena
kecerdasannya. Ia tinggal di rumahnya di kawasan Stoneyhill Grove bersama Paman
Hulusi yang selalu setia menemaninya sebagai sahabat, supir, dan membantu
menyiapkan urusan dapur di rumah Fahri. Serta bisnis yang ia bangun bersama Aisha
dan Ozan melesat, menghasilkan laba dan menelurkan cabang yang kian meningkat
setiap tahunnya. Dengan segala kesuksesan yang telah ia raih, para kolega dan rekan
yang sangat menghargai dan mencintainya, Fahri masih saja merasa hampa. Ruang
kosong di hatinya itu hanya milik Aisha. Setiap hari, Fahri tidak pernah lupa untuk
berdoa dan bersedekah atas nama Aisha, meminta agar Allah menjaga serta
memberikan tempat terbaik bagi Aisha, apapun keadaannnya, hidup ataupun mati.
Itulah bukti cinta yang sesungguhnya, menitipkan kembali kekasih hati yang paling ia
cinta.
Rasa kehilangan Aisha tak dipungkiri nyaris membuat Fahri gila. Bagaimana
tidak, kerinduan, kasih sayang dan rasa cintanya pada Aisha begitu menggebu setiap
waktu. Membuat Fahri semakin menenggelamkan diri dalam penghambaannya
kepada Tuhan. Segala macam cara telah ia lakukan demi menemukan Aisha, tapi
takdir tak kunjung mempertemukan mereka. Meski begitu menyesakkan, Fahri tidak
lantas larut dalam kesedihannya. Sebagai seorang pengajar di Edinburgh University
yang juga sedang menempuh postdoc, Fahri tahu bagaimana caranya menyibukkan
diri agar tidak selalu mengenang Aisha. Disamping karirnya yang cemerlang, Fahri
pun kerap diundang di berbagai institusi sebagai pembicara baik dengan basic
keilmuannya maupun untuk berceramah dan mengajarkan ilmu agama.
Waktu terus berjalan, perasaan cinta dan rindu Fahri terhadap Aisha tidak
pernah berkurang sedikitpun. Sementara itu tawaran dan himbauan untuk menikah
lagi sudah banyak berdatangan. Awalnya Fahri selalu mengelak dan menghindari
pembicaraan yang menyangkut topik ini, hingga suatu hari Fahri didatangi Syaikh
Utsman, guru talaqqi nya semasa di Mesir. Kedatangan beliau bukan sekedar untuk
bersilaturahmi ataupun memenuhi undangan dari para ulama di Inggris, namun juga
untuk menawarkan cucu beliau untuk dinikahi, Yasmin namanya. Seorang wanita
cantik dengan jenjang pendidikan tinggi. Siapa yang mampu menolak pesona
Yasmin, terlebih ia adalah cucu Syeikh Utsman. Allah lah yang membolak-balikan
hati.
Hingga suatu saat, Keira akan mengadakan sebuah konser biola, namun
karena sesuatu hal rekan duetnya berhalangan hadir. Keira meminta Hulya yang
memang sudah ikut kompetisi biola bersama Keira dan berhasil memenanginya untuk
menjadi rekan duetnya. Hanya saja Hulya tidak melanjutkan ke kompetisi
internasional atas permintaan Fahri. Awalnya Hulya menolak, namun ia merasa tidak
enak kepada Keira. Fahri pun mengizinkan Hulya untuk menjadi teman duet Keira
dan meminta maaf karena ia memiliki kesibukan sehingga tidak bisa menemani
Hulya. Konser berlangsung lancar, merekapun pulang dengan perasaan gembira.
Keira dan Hulya sempat mampir ke sebuah minimarket dan toilet, disana ternyata
Keira hendak mengalami pelecehan oleh 2 orang pemuda, Hulya berusaha
menyelamatkan Keira. Mereka berhasil lolos dan masuk kedalam mobil, mereka
sepakat Hulya lah yang menyetir.
Disaat Hulya keluar dari mobil untuk bertukar posisi, tiba-tiba 2 orang
pemuda tersebut menyerang Hulya. Hulya di tusuk oleh orang tang tak di kenal yang
membuat Haluya tewas bersama bayinya. Sebelum menghembuskan napas terakhir,
hulya sempat berpesan agar di lakukan pencangkokan muka Hulya untuk Sabina.
Fahri bergegas meminta persetujuan Sabina, dan Sabina pun mengiyakan. Prosedur
operasi segera dilakukan. Sabina dikarantina selama ia belum pulih.
Sedangkan di kediamannya, Fahri menatap meja belajar Hulya yang sengaja
tidak dirapikan sejak kepergiannya. Fahri menemukan buku berisi puisi yang telah
Hulya tandai. Puisi itulah yang selalu menjadi pengantar bagi dirinya dan Aisha
sebelum 'beribadah', ia menemukan catatan tangan Hulya. Fahri merasa tersentak. Ia
segera menggeledah kamar Sabina, berharap menemukan suatu petunjuk. Ia hanya
menemukan sebuah tas tangan mahal yang merupakan hadiah dari Hulya untuk
Sabina. Didalamnya ia menemukan sebuah cincin dan selembar foto yang tak asing
lagi baginya. Fahri sungguh didera rasa penasaran. Ia menyusul ke rumah sakit dan
meminta dokter untuk mengoperasi pita suara Sabina. Saat Sabina telah dibius total,
Fahri melakukan sesuatu kepada Sabina untuk menuntaskan rasa penasaran dan untuk
menumbuhkan keyakinannya.
Setelahnya Aisyah meneceritakan apa yang dia alami selama ini. “Aisyah,
akulah selama ini yang harus meminta maaf kepadamu. Searusnya aku menemanimu
ke Palestina, bukan mementingkan siding Doktoral. “Aisyah terisak-isak. “Kamu
sama sekali tidak salah suamiku. Akulah yang salah. Akulah yang terlalu memaksa”.
Alangkah manis bidadariku ini, Bukan main elok pesonanya, matanya berbiinar-
binar, alangkah indah bibirnya, mawar merekah di tanam surga.