Novel ini bercerita tentang kisah percintaan yang di balut dalam ajaran-
ajaran islaminya yang sangat kental. Kisah berawal dari seorang
mahasiswa bernama Fahri bin Abdullah Shiddiq. Ia adalah seorang
mahasiswa Universitas Al-azhar, Mesir.
Maria tetangga satu flat yang beragama Kristen Koptik tapi mengagumi
Al-Quran, dan mengagumi Fahri. Kekaguman yang berubah menjadi cinta.
Sayang cinta Maria hanya tercurah dalam diary saja.
Nurul adalah anak seorang Kyai terkenal yang juga mencari ilmu di Al-
Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis itu. Sayang rasa
mindernya yang hanya anak keturunan petani membuatnya tidak pernah
mengungkapkan perasaanya pada Nurul. Padahal Nurul juga menaruh hati
pada Fahri, tapi Nurul juga tidak sanggup mengungkapkan perasaanya
kepada Fahri.
Muncullah Aisah, si mata Indah yang menyihir Fahri sejak sebuah kejadian
di metro, saat Fahri membela Islam dari tuduhan kolot dan kaku. Aisah
jatuh cinta pada Fahri, dan juga Fahri juga tidak bisa membohongi hatinya.
Begitu divonis bebas, Fahri dibawa oleh Aisha ke rumah sakit yang sama
dengan Maria untuk diperiksa. Sejak selesai dari persidangan itu, Maria
belum sadarkan diri juga. Beberapa saat kemudian, Aisha mendengar
Maria mengigau kalau dia ingin masuk surga, tapi tidak diperbolehkan.
Lalu ia terbangun dan menceritakan itu semua pada Aisha dan juga
Fahri.Fahri tau apa yang dimaksudkan oleh Maria, lalu ia membopong
Maria ke kamar mandi dan Aisha membantu untuk mewudhui Maria.
Selesai itu Maria kembali dibaringkan di atas kasur seprti semula. Lalu
dengan suara lirih yang keluar dari relung jiwa ia melafalkan syahadad.
Tak lama kemudian, kedua matanya tertutup rapat dan akhirnya Maria
meninggal dunia.
Menurut saya novel Ayat Ayat Cinta ini ceritanya sangat menyentuh.
Dibandingkan dengan novel-novel yang sudah saya baca sebelumnya,
novel ini lebih bisa memotivasi saya dalam hal keislaman. Novel ini tidak
saja menceritakan kehidupan percintaan seperti novel-novel tentang cinta
yang lain, tapi novel ini mengenalkan bagaimana percintaan menurut
islam yang sebanar-benarnya. Novel ini memang sangat bagus isi
ceritanya, tidak hanya menggambarkan kehidupan seseorang yang
sangat sederhana, tetapi juga mengajarkan kepada kita betapa
pentingnya hidup di jalan Allah, hidup hanya benar-benar untuk Allah
S.W.T.
4. Perwatakan :
Fahri : Rajin, pintar, sabar, terencana, tepat waktu, ikhlas, ulet,
penolong, sholeh, aktifis, pintar dalam memimpin, lurus, penuh
dengan target.
Maria : Ceria, suka bergurau, rajin, pintar, tapi fisiknya lemah, manja
tertutup.
Aisah : Orangnya lembut, sabar, ikhlas, terencana, pintar, sholehah,
serba mewah.
Nurul : Rajin, pintar, pemalu , tidak terbuka, kaku, emosi, sholehah.
Noura : Orangnya tertutup, sulit di tebak,pintar, tapi dia kejam,
emosi, pendiam.
Keluarga Tuan Boutros : Baik hati, sopan, suka menolong, tidak
sombong walaupun orang kaya.
Bahadur : Kasar, semena-mena pada anak, suka memfitnah.
Teman Fahri (Saiful, Rudi, Hamdi, Mishbah) : Baik, tekun, pintar,
rajin, sholeh.
Tujuan pengarang, novel ini merupakan sarana yang tepat sebagai media
penyaluran dakwah kepada siapa saja yang ingin mengetahui lebih
banyak tentang Islam.
Tujuan saya meresensi novel ini, yaitu untuk memenuhi tugas kuliah saya,
mata kuliah Membaca Komprehensif.
Harapan saya, semoga setelah membaca novel Ayat Ayat Cinta ini, semua
dapat termotivasi agar menjadi orang yang lebih baik.
Saran buat kalian semua yang belum membaca novel ini, cobalah baca
maka kalian semua akan mendapatkan pengalaman yang sangat
berharga. Buku adalah jendela dunia, itu benar sekali. Dengan membaca
novel ini, kita bisa mengetahui Mesir dan apa saja yang ada di sana.