Makalah
DISUSUN
O
L
E
H
Rika Maidawati
(3012020019)
Puja dan puji syukur takdir Tuhan yang maha esa senantiasa kita ucapkan.
Makalah ini akhirnya dapat kami selesaikan berkat kebaikan dan rahmatnya.
salam dan selawat kami panjatkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
mudah-mudahan, kita akan menuai hasilnya di masa depan.
Makalah dengan judul pengantar sinematografi makalah ini membuat
informasi gambaran sinematografi sebagai komponen penting dalam pembuatan
film fungsi sinematografi dan prosesnya dan pemahaman tentang dasar-dasar
teknik sinematografi mengenai kamera lensa dan pencahayaan. Yang diharapkan
dapat menjadi acuan bahan pelajaran bagi generasi yang akan datang.
Terima kasih kepada teman-teman yang telah banyak membantu dalam
proses penyelesaian makalah ini. Besar harapan penulis agar makalah ini bisa
menjadi acuan bahan ajar bagi penelitian selanjutnya, penulis berharap makalh ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Feedback yang terbuka dan bermanfaat diharapkan akan membantu makalah ini
menyatu dengan sempurna kata pengantar penulis muncul di sini terima kasih
kepada semua orang yang membaca dan membantu dalam penulisan tugas
makalah ini.
Penulis
SINOPSIS
Sebuah kisah cinta dengan latar belakang agama, terutama Islam, dalam
kehidupan. Fahri bin Abdullah Shiddiq (Fedi Nuril) adalah pelajar Indonesia yang
berusaha menggapai gelar masternya di Al-Azhar. Ia harus berkutat dengan
berbagai macam impiannya dan kesederhanaan hidup di Mesir. Ia bertahan
dengan menjadi penerjemah buku-buku agama. Semua impian dijalani Fahri
dengan penuh antusias kecuali satu: menikah.
Fahri adalah laki-laki taat yang begitu lurus. Dia tidak mengenal pacaran
sebelum menikah. Dia kurang artikulatif saat berhadapan dengan perempuan.
Hanya ada sedikit perempuan yang dekat dengannya selama ini, neneknya, Ibunya
dan saudara perempuannya.
Pindah ke Mesir membuat hal itu berubah. Tersebutlah Maria Kirgiz
(Carissa Putri). Tetangga satu flat yang beragama Kristen Koptik tetapi
mengagumi Al-Qur'an, dan mengagumi Fahri. Kekaguman yang berubah menjadi
cinta. Sayang, cinta Maria hanya tercurah dalam diari saja.
Lalu ada Nurul (Melanie Putria), anak seorang Kyai terkenal yang juga
mengeruk ilmu di Al-Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis manis ini.
Sayang rasa mindernya yang hanya anak keturunan petani membuatnya tidak
pernah menunjukkan rasa apa pun pada Nurul. Sementara Nurul pun menjadi ragu
dan selalu menebak-nebak.
Setelah itu ada Noura Bahadur (Zaskia Adya Mecca), juga tetangga yang
selalu disiksa Ayahnya sendiri. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingin
menolongnya. Sayang hanya empati saja. Tidak lebih. Namun Noura yang
mengharap lebih. Dan nantinya ini menjadi masalah besar ketika Noura menuduh
Fahri memperkosanya.
Terakhir muncul lah Aisha (Rianti Cartwright), si mata indah yang
menyihir Fahri. Sejak sebuah kejadian di metro, saat Fahri membela Islam dari
tuduhan kolot dan kaku, Aisha jatuh cinta pada Fahri dan Fahri juga tidak bisa
membohongi hatinya.
1
ANALISIS
1. Busana Aisha (Gambar 1, 2, 3) Salah satu hal yang sangat menonjol dalam
film ini adalah busana yang dipakai Aisha. Dengan gamis longgar yang
menutupi seluruh badannya, kerudung lebar yang rapi menutup hingga
dada dilengkapi cadar yang menutup wajahnya, kecuali mata.
2
Tanda ini melahirkan konotasi di masyarakat bahwa wanita mesti tertutup
dan tidak boleh berhias selain kepada suaminya. 35 Adanya variasi corak
dan warna busana, riasan mata, hiasan henna ditangan, tas merah,
menggiring kepada makna yang lebih dalam dan menggeser makna
sebelumnya yakni ketertutupan fisik sebenarnya tidak serta merta
menutupi kodrat wanita yang senang berhias dan mempercantik diri.
3
3. Sikap Nurul dan Maria saat mengetahui Fahri menikah dengan wanita lain.
Dapat dilihat saat Nurul terduduk lemas bersandar di dinding kamarnya
sambil menangis tersedu.
4
Kesedihan juga nampak jelas saat Maria mendengar kabar pernikahan
Fahri. Ia tersandar, menangis di pojok kamar sambil memegang salib.
Ditampilkan juga Maria duduk di depan meja riasnya dan mengenakan
kerudung merah.
4. Ta’aruf Fahri tidak pernah pacaran karena hal ini dianggap bertentangan
dengan keyakinannya. Islam hanya mengenal ta’aruf. Dalam film ini,
Fahri tidak pernah memiliki inisiatif untuk melakukan ta’aruf. Yang terjadi
adalah temanteman wanitanya yang sering mengirim surat cinta
5
kepadanya. Adapun proses ta’aruf dengan Aisha hingga akhirnya mereka
menikah adalah atas inisiatif dari Aisha. Hal ini menunjukkan adanya
bentuk aktif atau keagresifan wanita. Banyak wanita merasa berhak untuk
menyatakan perasaannya (melalui surat, keinginan ta’aruf). Mitos bahwa
wanita harusnya pasif menunggu dan tertutup akan perasannya telah
digeser oleh mitos baru bahwa wanita juga manusia yang berhak untuk
aktif dalam mengungkapkan perasaannya.
Di adegan lain ditampilkan Aisha yang sibuk mencari sesuatu d flat Fahri.
Ia mencari sesuatu yang dapat menginformasikan dirinya tentang siapa
Fahri sebenarnya. Adegan sebelumnya menampilkan pengacara yang
bertanya kepada Aisha apakah ia benar-benar mengenal siapa Fahri
sesungguhnya. Aisha merasa putus asa karena ia sadar bahwa ia tak
mengenal latar belakang dan kepribadian Fahri seutuhnya. Ada makna
yang dapat kita ambil yakni, adegan dan dialog ini merupakan kritik
terhadap proses ta’aruf yang seringkali terjadi dalam waktu singkat tanpa
dibarengi keterbukaan dan kejujuran dari pihak laki-laki maupun wanita.
6
6. Tato salib dipergelangan tangan kanan Maria Pada awal film telah
diperlihatkan tangan Maria yang bertato salib (simbol agama Kristen).
Gambar salib ini mengandung petanda yang ingin ditunjukkan kepada
penonton bahwa Maria adalah penganut agama Kristen. Adapun tato itu
sendiri mengandung konotasi yang buruk dalam banyak kebudayaan,
termasuk Timur Tengah. Tato dianggap tabu oleh masyarakat. Namun
pada kebudayaan lain, tato justru dianggap bernilai seni tinggi. Rasa sakit
ketika membuat tato merupakan suatu pengorbanan fisik. Adanya tato
salib pada pergelangan tangan Maria menandakan nilai religi dan tabu
berpadu. Salibnya digambar persis diatas kulit yang menutupi aliran nadi
dipergelangan tangannya. Seakan salib (ajaran Kristen) turut mengalir
dalam aliran darahnya.
7
yang berhasil memenangkan hadiah atau peserta kontes adu bakat yang
berhasil lolos sebagai juara, mereka secara spontan melakukan sujud
dalam mengekspresikan kebahagiaan tidak 45 dengan melompat-lompat
kegirangan. Jadi, gerakan sujud sekarang tidak lagi merupakan rukun
sholat semata, namun juga menjadi ekspresi syukur yang dipertontonkan
di televisi.
8
film Indonesia lainnya. Namun dimuatnya adegan seperti ini dalam sebuah
film religi merupakan kesan tersendiri. Saat adegan-adegan lain begitu
mengedepankan tata cara bergaul secara Islami, disatu sisi adegan di
kamar ini seperti menyadarkan penonton bahwa pemain bukanlah muhrim
dan tidak seharusnya sedekat itu. Akhirnya muncullah makna bahwa
adegan film kemudian hanyalah sebatas akting, sesuai skenario, adegan
yang direkayasa.
10. . Syaiful (sambil berdiri) minum teh botol merk Nu Green Tea. Di film ini
beberapa kali ditampilkan kebiasaan makan dan minum sambil berdiri
seolah hal yang biasa dan tidak menyalahi ajaran agama. Namun yang
menarik disini adalah kemasan teh botol yang diperlihatkan jelas.
Ada pula adegana saat teman-teman Fahri berebut membuka kiriman paket
yang berisi teh botol Nu Green Tea dan Mie ABC. Hal ini adalah wajar
dalam suatu produksi film dimana produk tertentu yang menjadi sponsor
turut ditampilkan. Lebih dalam lagi, ini menyiratkan kepada kita bahwa
produksi film dapat dimanfaatkan untuk meraup profit secara materi.
9
SINOPSIS AYAT-AYAT CINTA2
10
ANALISIS
Ayat-Ayat Cinta 2 yang dirilis pada tahun 2017 merupakan sekuel dari
film Ayat-Ayat Cinta. Bercerita tentang karakter pria idaman wanita, Fahri yang
diperankan oleh Fedi Nuril.
Ayat-Ayat Cinta 2 memulai cerita dari petualangan baru Fahri menjadi
seorang dosen muslim di sebuah universitas ternama di Kota Edinburgh,
Skotlandia. Kehidupan Fahri sangat berbeda ketika kehilangan istrinya, Aisha,
yang hilang saat menjadi relawan di Palestina.
Di balik rasa sedih Fahri kehilangan istri berbagai permasalahan pun
tiba. Namun, Fahri dengan pembawaan religius dan bersahaja mampu mengatasi
setiap masalah yang menimpanya meski dihadapi banyak masalah.
Nyatanya, Fahri terus mencoba menjalankan amanah dari Aisha untuk
tetap ikhlas membantu orang di sekelilingnya tanpa memandang perbedaan.
Film karya Guntur Soehardjantoini menarik untuk di tonton. Sosok Fahri
mampu menyelesaikan masalahnya. Dari mendobrak stigma negatif seorang
muslim di negeri barat sampai masalah asmara yang berujung kebahagiaan.
Tidak hanya itu, pesona Fahri sebagai pria yang taat beribadah serta
memiliki hati yang tulus juga patut menjadi pembelajaraan. Fahri yang hidup
sebagai minoritas di Eropa nyatanya mampu mengubah stigma negatif kaum
muslim di sana dengan ketulusan hatinya.
Tak hanya dengan sesama muslim, Fahri juga berhasil menyadarkan
beberapa tokoh non muslim di cerita tentang arti kemanusiaan. Namun, Ayat-Ayat
Cinta 2 tak sepenuhnya menjadi panggung untuk Fahri dengan segala
kebaikannya.
Di bagian akhir, ada hal mengejutkan yang sama sekali tak terduga
menjadi bagian penting dalam cerita. Di samping itu, suasana mengharu-biru di
cerita Ayat-Ayat Cinta 2 pun sangat didukung dengan ilustrasi musik serta
sajian soundtrack yang enak didengar.
11
PERBEDAAN FILM AYAT-AYAT CINTA DAN AYAT-AYAT CINTA 2
Setelah sukses menarik perhatian penonton pada 2008 lalu, film Ayat-Ayat
Cinta akan dilanjutkan dengan sekuelnya Ayat-Ayat Cinta 2. Film ini akan hadir
di penghujung 2017 ini. Rampung dalam selang waktu hampir 10 tahun dari film
pertamanya, Ayat-Ayat Cinta 2 dianggap menghadirkan banyak perbedaan dari
film sebelumnya.
Selain bongkar pasang pemain yang terjadi, Fedi Nuril, pemeran Fahri
dalam film itu juga menganggap Ayat-Ayat Cinta 2 menyuguhkan cerita yang
lebih kompleks meski masih berpusat di sosok yang ia perankan.
Film Ayat-Ayat Cinta 2 akan mulai tayang di bioskop pada 21 Desember
2017. Menilik dari sinopsisnya, Ayat-Ayat Cinta 2 bercerita mengenai kehidupan
Fahri pasca kehilangan istrinya, Aisha yang hilang saat menjadi sukarelawan di
Palestina.
Dibalik kesedihan kehilangan sang istri yang tak kunjung memberikan
kabar terkait keberadaannya, Fahri pun dihadapkan dengan berbagai permasalahan
menjadi muslim yang minoritas di Eropa. Meski terkesan dikucilkan, Fahri terus
mencoba menjalankan amanah dari Aisha untuk tetap ikhlas membantu orang
disekelilingnya tanpa memandang perbedaan.
Sampai pada akhirnya, Fahri bertemu dengan sosok Hulya, Keira, dan
Sabina yang memaksa Fahri untuk mencoba melupakan Aisha dan memulai hidup
baru. Adapun perbedaan dalam drama ini antara lain:
1. Cerita Lebih Kompleks
Disamping pergulatan batin yang dialami Fahri, Fedi juga menambahkan,
jalan cerita Ayat-Ayat Cinta 2 lebih mengangkat isu internasional tentang
anggapan masyarakat Barat terhadap muslim.
"Menurut aku, perbedaan di (Ayat-Ayat Cinta) pertama, dia (Fahri)
mencari jodohnya, yang kedua bisa dibilang udah ada jodohnya tapi hilang.
Dalam artian apakah dia harus menunggu karena hilangnya nggak jelas, apakah
masih hidup, kalaupun sudah meninggal dimana jenazahnya, kan nggak tau.
12
Apakah harus menunggu atau move on. Ini yang menjadi kebingungan dia,"
ungkap Fedi Nuril.
2. Isu Internasional
Menurutnya banyak pesan positif dari film Ayat-Ayat Cinta 2. Dikatakan
Fedi, Ayat-Ayat Cinta 2 sangat kental dengan makna cinta, tak hanya pada
pasangan, tapi juga pada sesama manusia. (Nurwahyunan/Bintang.com)
Disamping pergulatan batin yang dialami Fahri, Fedi juga menambahkan, jalan
cerita Ayat-Ayat Cinta 2 lebih mengangkat isu internasional tentang anggapan
masyarakat Barat terhadap muslim.
"Dan di sini isunya lebih internasional ya. Seperti dia (Fahri) mau
meluruskan islamophobia di Eropa. Makanya tetangga-tetangganya yang beda
agama, budaya, semua dia bantu tanpa mempertanyakan background mereka apa.
Mau dia dimusuhin, dia tetap sabar membantu mereka," terangnya.
3. Lokasi Syuting
"Ia mau meluruskan islamophobia di Eropa. Ia membantu tanpa
mempertanyakan background mereka apa. Mau dia dimusuhin, dia tetap sabar
membantu mereka," tutur Fedi Nuril
"Nah, ini juga perbedaan cerita dari Ayat-Ayat Cinta pertama dan Ayat-
Ayat Cinta 2, kalau dulu hanya fokus di Mesir dan isu dalamnya. Nah, ini di
Edinburg ada (budaya) Ibrani, ada Malaysia juga, jadi lebih luas lagi," tambah
Fedi Nuril.
4. Pesan Moral
Dibalik rasa sedih kehilangan sang istri, Fahri pun dihadapkan dengan
berbagai permasalahan menjadi muslim sebagai kaum minoritas di Eropa.
Maka dari itu, pria 35 tahun itu pun menganggap banyak pesan positif yang bisa
diambil dari cerita yang diadaptasi dari novel karya Habiburrahman El Shirazy
tersebut. Dikatakan Fedi, Ayat-Ayat Cinta 2 sangat kental dengan makna cinta,
tak hanya pada pasangan, tapi juga pada sesama manusia.
"Menurut saya pribadi itu (pesan film Ayat-Ayat Cinta 2) tentang
kesetiaan cinta, tentang kesabaran. di saat kita semakin tinggi, godaan semakin
13
banyak. Yang bisa membuat dunia itu lebih baik ya cinta dan cinta itu
memberikan perasaan yang baik dan nyaman," tandas Fedi Nuril.
5. Formasi Pemain
Screening film Ayat-Ayat Cinta 2, Selain Fedi Nuril, film Ayat-Ayat Cinta
2 juga menghadirkan sosok baru di kehidupan Fahri. Hulya (Tatjana Saphira),
Keira (Chelsea Islan), dan Sabina (Dewi Sandra) merupakan wanita-wanita baru
yang ditemui Fahri saat menjadi seorang dosen bergelar profesor di Edinburgh,
Skotlandia.
6. Pencahayaan
Pada film ayat-ayat cinta penyahaannya, didapatkan dari cahaya alamai
matahari, dan bantuan cahaya (key light) di setiap adegan malam sebagai penerang
di malam hari.
Key light
b. ayat-ayat cinta 2, banyak menggunakan pencahaayan matahari
daripada bantuan cahaya
14
7. Pengambilan Angle
Pengambilan angle pada film ayat-ayat cinta lebih menekannkan pada
angle close up, medium close up, pada ayat-ayat cinta dua lebih banyak
menggunakan angle long shot, close up dan medium close up.
a. Ayat-ayat cinta
Close up
Medium close up
b. Ayat-ayat cinta 2
Long size
Medium close up
15