Anda di halaman 1dari 20

SINOPSIS NOVEL AYAT AYAT CINTA

Identitas Buku

Judul: Ayat Ayat Cinta

ISBN: 979-3604-02-6

Penulis: Habiburrahman El Shirazy

Penerbit: Republika

Terbit: Desember 2004

Isi: 419 halaman

ayat ayati cinta dengan unsur intrinsiknya akan dibahas dengan lengkap dan singkat padat dan jelas

From: AnneAhira.com

Film ayat-ayat cinta ini diangkat dari novel karangan Habiburrahman El Shirazy, mengisahkan tentang
seorang pemuda indonesia yang bernama Fahri, berasal dari keluarga sederhana dan sedang berkuliah
S2 di universitas Al-Azhar mesir.

Film ayat-ayat cinta ini diperankan oleh empat pemain utama, yakni Fedi Nuril (Garasi mengejar
matahari) berperan sebagai Fahri, Rianti Cartwright (Pesan dari Surga) berperan sebagai Aisha, Carissa
Puteri sebagai Maria dan Zaskia Adya Mecca berperan sebagai Noura, dan Melania Putria sebagai Nurul.

Fahri dalam film ini digambarkan sebagai seorang pemuda yang aktif dalam berorganisasi islam dan
mempunyai iman yang kuat, Selai kerajinannya Fahri juga di hadapkan dalam masalah jodoh, yang orang
tuanya memintanya untuk menikah, akan tetapi Fahri sendiri masih bingung akan persepsi jodoh.

Sedangkan banyak sekali diantara kawan-kawan Fahri yang menyatakan cintanya lewat surat kepada
Fahri, Namun Fahri masih merasa belum menemukan pilihan Allah untuknya.
Fahri bertempat tinggal di lantai satu pada suatu flat di Mesir bersama dengan tiga orang kawan laki-
laki. Fahri mempunyai tetangga di lantai tiga flatnya, seorang wanita Mesir bernama Maria.

Maria di kisahkan sebagai wanita cantik yang pandai dalam bidang komputer dan banyak membantu
Fahri yang masih kurang begitu memahami tentang komputer, juga sering memberikan makanan dan
ashir mangga kesukaan Fahri. Tak disangka ternyata Maria jatuh cinta terhadap Fahri, namun ia tidak
berani mengungkapkan perasaan cintanya.

Kemudian muncul lah Nurul yakni teman satu kampus Fahri yang tidak lain juga menaruh hati kepada
Fahri, bahkan meminta pakde-nya melamarkan Fahri untuknya. Hingga pada suatu hari Fahri bertemu
dengan Aisha dalam sebuah kereta saat perjalanan pulangnya setelah Talaqi (salah satu metode belajar
mengajar al-quran dari Rasulullah SAW kepada para sahabat).

Saat itu timbul konflik kecil yang mengawali pertemuan mereka, yakni saat di dalam kereta ada 2 orang
berkebangsaan Amerika yang sedang mencari tempat duduk, seorang ibu dan anaknya. Sang ibu
kelihatan sakit karena tidak terbiasa terhadap suhu panas di Mesir dan sang anak mencoba mencarikan
tempat duduk untuk ibunya tersebut.

Aisha seorang muslimah yang melihat suasana itu yang dialami oleh kedua warga Amerika tersebut dan
menawarkan tempat duduknya untuk sang ibu. Konflik pun mulai muncul, ketika ada seorang laki-laki
muslim sedang marah-marah pada Aisha karena Aisha menawarkan tempat duduknya pada kedua
warga Amerika yang disebutnya Kafir itu.

Pertikaian Pun tak dapat dihindari dan Fahri berusaha untuk menengahi dan berkata: Fahri : “Nabi
Muhammad SAW bersabda : Barang siapa menyakiti orang asing, berarti dia menyakiti diriku, dan
barang siapa menyakiti diriku berarti dia menyakiti Allah SWT.” “Kita boleh benci terhadap perbuatan
seseorang akan tetapi kita tetap harus berlaku adil.”

Tak lama setelah Fahri selesai berbicara Fahri menerima pukulan tepat di wajahnya, kemudian
penumpang yang lainpun ikut melerai pertikaian tersebut dan lelaki tadi pergi. Setelah itu Fahri turun
dari kereta kemudian duduk sambil mengusap pipinya yang sakit karena kena pukul.
Tidak lama kemudian Fahri disapa oleh kedua orang Amerika tadi yang bersama dengan Aisha, dan
ternyata anak kedua orang Amerika tersebut bernama Alicia, adalah seorang wartawan Amerika yang
sedang meneliti agama Islam bersama ibunya.

Kemudian sang anak dan ibunya beranjak pergi dan tinggallah Aisha dengan Fahri, Merekapun
berkenalan, ternyata Aisha adalah seorang yang berkebangsaan Jerman. Dalam perkenalan itu Aisha
berkata :

Aisha : Engkau adalah seorang Muslim yang baik, Jarang saya menemukan seorang muslim seperti mu

Setelah perkenalan itu merekapun berpisah, tanpa tahu apa yang Allah SWT rencanakan pada mereka
selanjutnya. Cerita terus berjalan hingga tiba pada suatu Scene dimana Fahri dan Maria sedang menatap
Sungai Nil dari atas jembatan dan terjadilah dialog yang menarik diantara mereka berdua :

Maria : Kamu percaya dengan jodoh Fahri??

Fahri : Setiap orang memiliki …….

Maria : Jodohnya masing-masing, itu yang selalu kamu katakan. Aku rasa sungai Nil dan Mesir itu jodoh.
Seneng ya jika kita bertemu dengan jodoh, yang diberikan Tuhan dari langit

Fahri : Bukan dari langit Maria, akan tetapi dari hati, dekat sekali

Pindah ke scene yang lain diamana terdapat seorang muslimah yang dipukuli oleh seorang laki-laki
bertubuh besar di suatu gang saat malam hari. Ternyata muslimah tersebut adalah Noura, dia kerap kali
dipukuli oleh sang ayah yang bernama Bahadur.

Fahri dari flatnya di lantai tiga melihat kejadian tersebut merasa tidak tega, kemudian menelpon Maria
dan meminta Maria untuk menolong Noura. Dengan berat hati Maria mengiyakan permintaan Fahri dan
lekas menolong Noura kemudian membawanya ke flatnya di lantai satu untuk menginap sementara
waktu.

Pada waktu subuh, Maria pun membangunkan Noura dan bersama dengan Fahri membawa Noura ke
tempat Nurul untuk mengungsi untuk sementara waktu. Dari situ terkuaklah jika Noura mau dijual oleh
ayahnya ke rumah pelacur, ternyata orang yang mengaku sebagai ayahnya selama ini, adalah ayah
angkat yang menukar Noura sejak kecil. Fahripun berniat membantu Noura untuk mencari keluarganya
yang sebenarnya.

Singkat Fahri dengan bantuan kawannya di KBRI sukses mempertemukan Noura dengan orang tua
kandungnya. Dan Noura pun diam-diam juga memendam rasa cinta, kemudian dalam acara makan
bersama dalam rangka merayakan pertemuan Noura dengan keluarga kandungnya, Noura pun
menyerahkan selembar surat cintanya kepada Fahri, dan berkata : Demi Allah, kau adalah lelaki berhati
mulia.

Selembar surat cinta Noura tersebut Berisi :

Wahai orang yang lembut hatinya, sudah sekian lama aku selalu mengecap pahit, kelam oleh
penderitaan. Aku tidak siapapun kecuali Allah dalam hatiku, tapi kau datang dengan cahaya. Aku ingin
menjadi seorang yang halal, yang kan kau kecup keningya, kau hapus air matanya. Dari orang yang selalu
selalu merindukan cahayamu, Noura.

Kemudian scenen beralih ke dialog antara Fahri dengan Alicia dan Aisha yang mengambil setting tempat
di sebuah kedai minuman, dimana Alicia mau mencari informasi tentang agama islam dari Fahri.

Bahan perbincangan mereka yang menarik adalah ketika membahas tentang isu kekerasan dalam rumah
tangga dalam islam, dimana Fahri dapat memberikan penjelasannya dengan baik, seperti ini dialognya :

Alicia : jadi islam benar-benar menghargai wanita ?


Fahri : Islam mengajarkan pada kita kalau surga itu berada di bawah telapak kaki ibu, Begitu juga hadist
meriwayatkan yang dijadikan dasar islam sangat menjunjung tinggi wanita

Alicia : Lalu bagaimana dengan kekerasan di dalam rumah tangga ? Bukankan Al-quran memberikan izin
suami memukul istrinya?

Fahri : Tidak sedikit lelaki muslim pengecut menggunakan surat An- Nisa sebagai alasan untuk memukul
istri. Sebenarnya surat An-Nisa menjelaskan tiga langkah apabila isteri berlaku nushu, yakni melanggar
komitmen pernikahan. Pertama dengan di nasehati, kedua dengan diperingatkan dan ketiga baru
dipukul. namun , tidak boleh daerah muka dan niatnya bukan menyakiti.

Selanjutnya guru talaqi Fahri yaitu Syeikh Utsman menawarkan pada Fahri untuk melakukan ta’aruf
dengan kemenakan mantan muridnya. Fahri awalnya bingung, namun pada akhirnya menerima tawaran
tersebut.

Sesaat sebelum bertemu dengan kemenakan mantan murid Syeikh Utsman, Fahri yang terlihat gugup
terlibat perbincangan dengan Syeikh Utsman. Berikut :

Fahri : Saya ini hanya anak penjual tape. Saya belum memiliki pekerjaan tetap. Saya, merasa tidak pantas

Syeikh Utsman : Istiqfar, Fahri, pernikahan adalah bentik ibadah. Insya Allah akan dibukakannya pintu
rizki kepadamu

Tak lama Kemenakan mantar Syeikh Utsman pun tiba, dan ternyata ia adalah Aisha, Fahri pun
tersenyum gembira. Kemudian Aisha pun membuka cadar wajahnya supaya Fahri dapat melihat wajah
aslinya, Betapa terkejutnya Fahri ketika melihat wajah aslinya Aisha dan berucap Subhanallah.

Fahripun merasa menemukan jodohnya, dan ingin segera memberi tahu Maria, tapi Maria sedang pergi
ke Hurgana dengan ibunya. Akad nikah pun digelar, dalam suatu perhelatan yang indah, ijab kabul
dilaksanakan tepatnya di tengah kolam, begitu selesai ijab qabul maka bertaburlah aneka bunga yang
cantik dan tepuk tangan serta luapan kegembiraan dari seluruh kawan dan keluarga yang hadir.
Nurul yang melihat pernikahan Fahri menangis tersedu karena cintanya bertepuk sebelah tangan tak
terbalas, sementara Fahri melalui indahnya malam pertama pernikahannya dengan Aisha. Maria pulang
dari Hurganda, kemudian ingin menemui Fahri, dan kemudian ia mengetahui bahwa Fahri sudah
menikah, maka hancur sudah hati Maria, menangis terisak-isak dalam kamarnya sambil memegang salib,
memohon pada Tuhannya untuk merelakan Fahri pergi dari hatinya.

Hari demi haripun berlalu, ternyata Maria tidak dapat melupakan Fahri dan mengalami depresi. Pada
suatu malam pade Nurul dan istrinya meminta fahri untuk menikah dengan Nurul, berpoligami namun
Fahri menolaknya karena pernikahan itu tak hanya cinta semata.

Aisha yang mendengar perkataan tersebut marah kepada Fahri, Handphone Fahripun berbunyi, ternyata
mendapat SMS bahwa Maria kecelakaan dan sedang berada di rumah sakit, tak lama kemudian
terdengarlah suara pintu di ketuk kemudian Fahri yang membukakan pintu tersebut.

Ternyata yang datang adalah dua orang polisi Mesir yang di tangannya membawa surat perintah
penangkapan Fahri karena difitnah melakukan pemerkosaan terhadap Noura. Fahripun dipenjara, dan
Aisha mulai meragukan Fahri apakah ia lelaki yang baik. Kemudian ia menemui Nurul dan meminta
keterangan darinya.

Pada Akhirnya Aisha mengetahui kalau Fahri adalah lelaki yang baik dan tak pernah memperkosa Noura.
Sementara itu, Guru talaqi Fahri meninggal, Noura pun bersaksi bahwa Fahri telah memperkosanya,
kesaksian dari beberapa saksi lainnya juga sangat memberatkan Fahri dan Menunjukkan jika Fahri
bersalah, dengan alasan telah menculik dan memperkosa Noura.

Fahri pun mencoba untuk menunjukkan bukti surat cinta dari Noura yang dititipkannya pada Syeikh
Utsman, untuk bukti bahwa Nouralah yang mencintai Fahri. Akan tetapi surat cinta Noura tidak dapat
ditemukan sebab disembunyikan oleh Syeikh Utsman yang telah meninggal dunia.

Fahri pun mengajukan Maria sebagai saksi, namun ternyata Maria dan ibunya sudah menghilang sejak
Maria mengalami kecelakaan. Aishapun mencoba mencari tahu dimana Maria, pada akhirnya dapat
menemukan tempat tinggal Maria yang baru, kemudian pergi kesana.
Setelah sampai di sana ternyata Maria masih belum sembuh dari sakitnya, semenjak sembuh dari
kecelakaan Maria tidak mau bangun lagi dan semakin depresi hingga tak sadarkan diri. Ibu Maria
memberikan buku diary Maria kepada Aisha, Aisha pn lekas membaca diary tersebut dan mengetahui
betapa dalamnya rasa cinta Maria terhadap Fahri.

SEPENGGAL ISI DIARY MARIA

Kenapa aku tidak dapat meraih mesirku ? Apakah aku dan dia memang berbeda ? Apakah keyakinan dari
Tuhan telah menghilangi kesucian cinta ? Fahri telah menemukan Sungai Nilnya dan itu bukanlah aku.
Aku sungguh mencintainya ……

Aisha pun kembali dan menjenguk Fahri di penjara dan memberikan diary maria supaya Fahri
membacanya. Kemudian Aisha meminta Fahri untuk menceritakan saat Fahri pertama kali bertemu
dengan Maria untuk direkam dan diperdengarkan pada Maria dengan harapan Maria bisa sembuh dan
sadar saat mendengar suara Fahri.

Dilain tempat. Depresi Maria semakin parah, dan akhirnya dibawa ke rumah sakit. Aisha mencoba untuk
memperdengarkan rekaman suara Fahri, namun semua itu tidak berarti, sepertinya haru Fahri sendiri
yang datang menemui Maria.

Kemudian Aisha berkonsultasi dengan pengacara Fahri, akhirnya diputuskan untuk menggunakan hak
warga negara jerman milik Aisha untuk mengeluarkan Fahri dari jeruji penjara selama tiga jam untuk
menemui Maria.

Akhirnya Fahri dapat menemui maria, dan menceritakan kenangannya saat bersama Maria. Maria
memberikan sedikit respon dengan mulai aktifnya indra pengelihatannya, Aisha pun menghampiri Fahri
kemudian berkata :

Aisha : Katakan, kamu akan menikahinya !!

Fahripun menolaknya, kemudian Aisha menarik Fahri keluar ruangan dan saling bercakap-cakap :
Fahri : Poligami tidak semudah itu, ada banyak hal yang harus di pertanggung jawabkan. Kamulah yang
telah aku pilih atas nama Allah, satu-satunya yang telah aku pilih. Kamulah jodohku Aisha.

Aisha : Jodoh itu rahasia Allah Fahri, ada diri muslimah dalam hati Maria, dia membutuhkanmu, bayi
dalam kandunganku butuh ayahnya, Tolong Fahri, tolong Fahri …

Pada Akhirnya Fahri menyetujui untuk menikahi Maria, penghulupun didatangkan, mas kawin disiapkan,
Aisha meria wajah Maria dan ijab pun dilanturkan. Akhirnya Fahri resmi menikahi Maria, tak ada pesta,
tak ada gembira atau suka, karena Maria masih belum sadarkan diri. Fahri pun menggenggam tangan
Maria dan menciumnya dan mencoba untuk berbicara dengan Maria ::

Fahri : Aku mencintai mu, Kamu masih ingat kita bicara di sungai Nil tentang jodoh, kamu sudah
menemukan jodoh kamu Maria.

Aisha berlari keluar ruangan sambil menangis, sementara Fahri mencium kening Maria, Mariapun
membuka matanya dan berkata :

Maria : Fahri, jangan tinggalkan aku lagi …

Persidangan Fahri digelar kembali, kemudian Maria bersaksi bahwa Fahri memang tidak bersalah dan
tidak memperkosa Noura. Sesuai kesaksian Maria, Noura pun mengakui bahwa Bahadurlah yang telah
memperkosa dirinya, dan dia memfitnah Fahri.

Akhirnya Fahri bebas dari penjara, dan hidup bahagia betiga bersama Aisha dan Maria di apartemen
Aisha, kebahagiaan Fahripun dimulai, dimana dia mempunyai dua orang istri yang menyayanginya,
namun semua itu tidak berlangsung lama, karena Aisha akhirnya memilih untuk pergi ke Turki untuk
menenangkan diri dan mencoba menerima semua keadaan tersebut.

Fahri pun menyusul Aisha kerumah pamannya, Akhirnya Fahri bertemu dengan Istrinya Aisha dan
berkata :
Fahri : Ikhlas Aisha, Ikhlas ,,,, Aku tidak ikhlas menerima mu lebih kaya dari ku, aku tidak ikhlas menerima
kondisi kita bertiga dengan Maria, hingga aku tidak tahu adil itu seperti apa dan bagaimana, aku kan
belajar lagi, namun untuk itu aku butuh kamu …

Aisha pun kembali pulang ke tempat tinggalnya dan mereka bertiga hidup di apartemen dengan lebih
bahagia karena telah menerima keadaan bahwa harus hidup bertiga. Kebahagiaan mereka bertiga tak
untuk selamanya, Maria kembali jatuh sakit dan harus dirawat lagi karena jantungnya lemah, sementara
itu kehamilan Aisha semakin dengan masa kelahiran.

Marika yang sedang sakit memanggil Fahri dan Aisha, Lalu meminta maaf :

Maria : maafin aku, Fahri , Aisha

Fahri : Maria tidak ada yang salah sampai kamu harus meminta maaf

Maria : aku meminta maaf bukan karena kesalahanku tapi karena kebodohanku, sekarang aku baru
mengerti antara cinta dan keinginan untuk memiliki itu tidak sama, maagin aku Fahri, Aisha maafkan
aku.. Fahri ajari aku sholat, aku ingin sholat dengan kalian ….

Mereka sholat berjamaah, Fahri sebagai imam, Aisha dan Maria sebagai makmum melaksanakan sholat
dari tempat tidur dan setelah sholat selesai. Fahri dan Aisha baru menyadari jika Maria telah meninggal
dunia dalam Sholatnya, yang pertama kali dan terakhir ….

Epilog sebelum cerita ini berakhir :

Maria : Kamu percaya jodoh fahri ?

Fahri : ya, semua orang mempunyai …..


Maria : jodohnya masing-masing, itu yang selalu kamu katakan? Aku rasa sungai Nil da Mesir itu jodoh,
senang ya kalau bisa bertemu dengan jodoh yang diberikan Tuhan dari langit, Insya Allah SWT kamu
sekarang sudah mendapatkannya …….

UNSUR INTRINSIK NOVEL AYAT-AYAT CINTA

ayat ayat cinta dilengkapi dengan penokohan

From: abiumi.com

Adapun unsur intrinsik sinopsis novel ayat-ayat cinta adalah sebagai berikut :

A. Tema

Tema yang diangkat dalam novel ayat-ayat cinta ini adalah mengisahkan tentang kehidupan sosial
Mahasiswa di Al – Azhar serta pendidikan dakwah, yakni perjuangan Fahri dalam menuntut ilmu di Al –
Azhar, Kairo, Mesir.

a. Tokoh dan Penokohan/watak tokoh ayat-ayat cinta

1.Fahri : “hei Fahri, panas-panas gini kamu mau kemana?” – hal.22

Peduli : “Aku merasa Noura seperti adik kandungku sendiri.. Tapi aku merasakan apa yang Noura
rasakan” – hal. 136

2.Maria : “Maria adalah gadis yang unik. Ia seorang kristen koptik…..” – hal.23
Kritis : “Fahri, aku geli sekali mendengar perkataan doktor Sorbonne itu. Dia adalah orang Arab, juga
Muslim. Tapi bagaimana bisa mengatakan hal stupid begitu. Aku saja yang koptik dapat merasakan
betapa indahnya Al-qur’an dengan alif laam miiim -hal.26

3. Noura : “..Namanya Noura, nama yang indah dan cantik ..” – hal.73

Penakut : “ ‘.. Mereka menanyakan padaku siapa yang telah menghamiliku aku tak mau berterus terang
bahwa Bahadur lah yang menghamiliki dengan memperkosaku ..’ ‘akhirnya aku berbohong pada mereka
bahwa yang menghamiliki adalah Fahri. Sebab aku sangat mencintai Fahri dengan harapan Fahri nanti
mau menikahiku..’ “

4. Aisha : “Aisha melihat jam tangannya ..” – hal.94

Penurut : “ ‘ Aisha, temani maria dan ceritakan padanya semua yang sedang aku alami ..’ ‘insya Allah aku
akan melakukan tugasku dengan baik ..” hal.382

5. Tuan Boutros :”..agar aku mengetahui bagaimana perasaan Maria terhadapmu yang sebenarnya” –
hal.369

Kalem : “Tuan Boutros menggerutu giginya.. Tapi mukanya tetap tenang memandang ke depan ..” –
hal.125

6. Mademe Nahed : “..nyawa Maria berada di tanganmu” – hal.375

Penyayang : “Tolonglah aku, aku tidak mau kehilangan Maria “ – hal.366

7. Syaikh Ahmad : “Usai shalat, aku melayani Syaikh Ahmad ..” – hal. 30

8. Rudi : “..Rudi keluar dari kamarnya dengan ceria ..” – hal.59


9. Saiful : “kalau ini usul yang sulit utntuk ditolak”’ – hal.70

10 Hamdi : “..Beli juga tamar hindi ya?? “

11. Syaikh Utsman :” pertanyaan Syaikh Utsman..’ Maksud Syaikh bagaimana??”

12 Nurul : “Nurul sendiri bagaimana??” – hal.228

13. Yousef : “.. dia tidak dapat lepas untuk memikirkanmu, .. sampai akhirnya jatuh sakit’ Yousef
meneteskan air mata” – hal.342

14. Magdi : “Insya Allah” Jawab Magdi – hal.348

Paman Eqbal : “ ‘Bagaimana Amru??’ Tanya paman Eqbal” – hal.348

B. Sudut pandang

menghayati sudut pandan dalam novel ayat ayat cinta 1

From: umionline.com

Sudut pandang yang terdapat dalam novel ayat ayat cinta ini yang digunakan pengarang adalah sudut
pandang orang pertama, pelaku utama. Hal itu dapat dibuktikan dari bagaimana cara pengisahannya
yang menggunakan kata “Aku” dalam novel tersebut.

C. Latar Tempat dan Latar Waktu

latar waktu yang digambarkan dalam novel ayat ayat cinta


From: Aktual.com

Latar tempat dan latar waktu yang terlukiskan dalam novel ini antara lain sebagai berikut :

Siang hari di Al – Azhar, Kairo, Mesir

“Tengah hari, kota Kairo seakan membara. Matahari bersinar di tengah petala langit. Sumpama lidah api
yang menjulang dan menjialat bumi. Tanah dan pasir seakan menguapkan bau neraka. Hembusan angin
sahara disertai dengan debu yang bergulung-gulung menambah panas suhu udara semakin tinggi dari
detik ke detik.

Penduduknya, banyak yang berlindung dalam flat, yang ada dalam apartemen-apartemen berbentuk
kotak dengan pintu, jendela, dan tirai yang tertutup rapat.” – Ayat Ayat Cinta, 2005:15

Siang hari di Flat

“Memang. Istirahat dalam flat sambil menghidupkan ac ruangan jauh lebih nyaman daripada berjalan
keluar rumah, walau sekedar untuk shalat berjamaah di masjid. Panggilan adzan dzuhur dari ribuan
menara yang bertebaran di seantero kota hanya mampu menggugah dan menggerakkan hati mereka
yang benar-benar kuat imannya.

Mereka yang mempunyai tekad beribadah sesempurna mungkin dalam segala cuaca dan musim, seperti
karang yang tegak berdiri dalam terjangan ombak, terpaan badai, serta sengatan matahari. Ia tiada
kenal dengan sesah, tetap teguh berdiri seperti yang dititahkan tuhan bertasbih siang dan malam” –
Ayat Ayat Cinta, 2005:15

Masjid

“Panggilan iqamah terdengar bersahut-sahutan. Panggilan mulai terdengar sangat menentramkan hati.
Pintu-pintu meraih kebahagiaan serta kesejahteraan masih terbuka lebar. Kupercepat langkah. 30 Meter
di depan adalah Masjid Al-Fath Al-Islami” – (Ayat Ayat Cinta, 2005:29

Sore hari di Rumah sakit


“ Menjelang maghrib dokter Ramzi Shakir memberi tahu usai melihat hasil foto CT scan kepalaku, aku
harus menjalani operasi. Ada segumpalan darah beku yang harus dikeluarkan.” – Ayat Ayat Cinta,
2005:45

Restoran

“Pada akhirnya Boutros memarkirkan mobilnya di halaman sebuah restoran megah. Namanya
“Cleopatra restaurant” yang terletak tepat di pinggir sungai Nil. Bersebelahan dengan Good Shot dan
Maadi Yacht Club.” – Ayat Ayat Cinta, 2005:285

Slan Stefano, Alexandaria

“Selesai dari pelatihan kami mempersiapkan segala sesuatu untuk pergi ke Alexandra. Dengan begitu
cermat Aisha mendata semua keperluan yang harus dibawa.” – Ayat Ayat Cinta, 2005:293

Penjara

“Aku dibawa ke marka polisi Abbasca. Diseret seperti anjing kurap. Kemudian diinterogasi habis-habisan,
dibentak-bentak, dimaki-maki serta disumpah seraphi dengan kata-kata yang kotor.”

8. Malam hari di sebuah gang

diamana terdapat seorang muslimah yang dipukuli oleh seorang laki-laki bertubuh besar di suatu gang
saat malam hari. Ternyata muslimah tersebut adalah Noura, dia kerap kali dipukuli oleh sang ayah yang
bernama Bahadur.

D. Latar suasana

Adapun suasana yang digambarkan dalam novel ayat ayat cinta antara lain adalah sebagai berikut :

Menyedihkan
“ ia tetap tersenyum, menatapku tidada berkedip. Perlahan pandangan matanya menutup. Tak lama
kedua matanya yang bening itu tertutup rapat, kuperiksa nafasnya telah tiada. Nadinya pula tak ada lagi
denutnya, dan jantungnya tiada lagi terdengar detaknya. Aku tak kuasa menahan derasnya lelehan
airmata. Aisah pun begitu. Innalillahi wa innailaihi rajiun” – Ayat Ayat Cinta, 2005:402

Suasana yang terlukis dalam kisah itu adalah menyedihkan sekali. Ketika Maria harus tidur untuk
selama-lamanya menghadap pada sang Illahi. Waktu itu yang ada tepat di sampingnya adalah Fahri dan
Aisha. Mereka berdua merasa sangat kehilangan sekali.

Menyenangkan

“Tepat pada waktu adzan berkumandang mereka sampai di masjid tempat akad pernikahan akan
dilangsungkan. Telah banyak kawan-kawan mahasiswa Indonesia dan mahasiswa Turki yang berada di
sana.

Aisha dan kedua bibinya langsung menuju lantai dua tempat jamaah wanita. Acara dilangsungkan di
depan mihrab masjid. Syaikh Utsman, Syakh prof.Dr. Abdul Ghafur ja’far. Bapak Atdikbud, Eqbal Hakan
Erbakan, Akbar Ali dan beberapa Syaikh mesir lainnya, Syaikh Utsman duduk dengan khidmat tepat di
depan mihrab menghadap ke arah jamaah dan hadirin yang memenuhi masjid” – Ayat Ayat Cinta,
2005:375

Suasana menjadi sangat menyenangkan ketika Aisha dan Fahri melangsungkan pernikahan mereka di
sebuah masjid. Betapa senangnya mereka berdua beserta para keluarga teman serta kerabat mereka.

Menegangkan

“Persidangan kedua sangat menegangkan. Tuan Boutros hadir memberikan kesaksiannya. Beliau
membantah keterangan Noura” – Ayat Ayat Cinta, 2005:343

Dari penggalan cerita di atas terbukti bahwa hak yang menegangkan sedang terjadi dalam ruang sidang.
Persidangan yang akan menentukan nasib Fahri untuk kedepannya.

E. ALUR
Alur yang digambarkan dalam novel ayat ayat cinta adalah maju dan mundur dimana ada pingback ke
masa lalu dan kemasa yang akan datang.

Tahap perkenalan

Pada waktu Fahri memulai berpendidikan di Universitas Al-Azhar dan tingal di flat bersama dengan
rekan mahasiswa dari Indonesia. Lalu kenal dengan tetangga dekatnya yakni Maria sekeluarga. Dan
menjalankan perkuliahan sebagamimana mestisnya dan mengenal orang-orang Mesir diantaranya
Syeikh Utsman, Syaikh Ahmad dan tak lupa kawan-kawan aktivis dari Mesir juga teman seperjuangan
Fahri pada saat main bola.

Tahap konflik

Diawali pada saat malam hari disana ada wanita yang sedang di hajar, wanita itu adalah Noura, ia dihajar
dibawah dekat flat Fahri dan kedengeran oleh Fahri, ia hendak menolong, namun enggan, karena dia
seorang perempuan.

Lalu ia meminta tolong pada Maria untuk menolong Noura, meski Maria takut oleh Bahadur ayah Noura,
ia terpaksa dan akhirnya Noura tertolong kemudian Noura menginap di rumah Nurul.

Adapun konflik pada saat pertikaian Fahri pada waktu ia pulang dari Alexsandria berbulan madu, ia
ditangkap oleh polisi karena dituduh memperkosa Noura dan Fahri tidak sempat menjelaskan pada
istrinya yakni Aisha. Pada waktu itu ada juga tetangga sengit kepada Fahri sedang diadili dan pengakuan
Noura bahwa telah diperkosa oleh Fahri, sedangkan Fahri tak melakukan hal tersebut.

Didukung oleh pengakuan seorang masyarakat yang bertempat tinggal di flat bawah dekat dengan flat
Fahri, hal tersebut membuat Fahri merasa kecewa atas perlakuan Noura yang telah menuduh Fahri.

Tahap Puncak
Pada saat Fahri berada dalam penjara di tuduh serta di siksa habis-habisan serta tempat penjaranyapun
di bawah tanah, karena telah dituduh menghamili Noura yakni wanita yang di tolong Fahri dari
kekejaman Bahadur, disana Fahri mengalami kesedihan yang luar biasa karena :

Pertama di penjara dalam tanah dan disiksa, sedangkan Aisha sedang berada pada masa kehamilan
untuk pertama kalinya, Kedua pada bulan tersebut adalah bulan Ramadhan yang mana Fahri dengan
Aisha telah merencanakan jauh hari untuk Umroh pada bulan tersebut, tapi semua tak seperti yang
diharapkan justru yang terjadi malah sebaliknya mereka mengalami cobaan yang perih.

Ketihga pada waktu persidangan Fahri dituduh habis-habisan oleh pengaduan Noura dan salah satu
orang sebagai saksi yang melihat kejadian itu, yang memperkuat bahwa Fahri bersalah dan akan
dihukum mati.

Keempat Fahri tidak memiliki bukti bahwa ia tidak bersalah, kecuali salah satu kunci utama dalam
memecahkan kasus ini yakni Maria sebagai saksi yang dapat membebaskan Fahri dari hukumannya,
sedangkan Maria sendiri sedang dan terbaring tak berdaya.

Tahap Peleraian Konflik

Pada akhirnya jalan satu-satunya adalah Fahri terpaksa menikahi Maria yang terbaring koma, dengan
alasan Maria akan sembuh jika di sentuh/dinikahi oleh Fahri, dan Fahri tertekan akan beberapa hal yang
menimpanya termasuk Aisha dan orang tua Maria.

Pertama kunci dalam kasus ini adalah Maria. Kedua Fahri cemas dan harus bertanggung jawab atas
kehamilan Aisha (Istri Fahri), ia ingin Fahri segera bebas dari kasus tersebut dan Aisha juga ingin bahwa
saat kelahirannya Fahri harus berada di sisinya, Serta Aisah mengijinkan Fahri untuk menikahi Fahri
secepatnya.

Pada akhirnya mereka menikah dengan Maria dan Maria sembuh setelah pernikahannya dengan Fahri,
walaupun dia masih duduk dengan bantuan kursi roda, kemudian ia bisa menjadi saksi sekaligus
membebaskan kasus antara Fahri dengan Noura.
Dan alhamdulillah itu kebenaran selalu menang, akhirnya Fahri bebas dengan kesaksian Maria, serta
kejujuran Noura kenapa dia melakukan hal sehina itu karena dia sangat mencintai Fahri, dan saksi yang
melihat adalah saksi palsu.

Tahap penyelesaian

Pada akhirnya Fahri mempunyai dua orang istri yang menyayanginya yaitu istri pertama Aisha dan yang
kedua Maria yang masih sakit-sakitan dan akhirnya Maria harus dirawat kembali di rumah sakit, saat di
rawat di rumah sakit terdapat keajaiban yang terjadi pada Maria, yaitu Maria tertidur dan bermimpi tiba
di 7 pintu surga kemudian ia akan masuk karena kenikmatannya.

Ternyata ia tidak diperbolehkan masuk ia tidak diperbolehkan masuk hingga pinti keenam dan pintu
terakhir di boleh masuk namun dengan syarat yaitu pertama ia harus memiliki wudhu dan syahadat,
kemudian ia kembali pulang dan seseorang menunggu kembalinya Maria. Maria terbangun dan
dihadapannya ada Fahri dan Aisha yang menunggunya.

Maria meminta tolong pada Fahri dan Aisha untuk mengajari wudhu dan syahadat kemudian Fahri
membantunya lalu ia menceritakan tentang kejadian dalam mimpinya, kemudian ia ingin sholat
bersamanya selesai sholat Fahri dan Aisha melihat Maria yang terdiam dan ternyata Maria telah
meninggal dalam sholatnya. Terdapat pesan ketika ngobrol dengan Fahri dan Aisha, Maria akan
menunggu Fahri di Surga Firdaus untuk memadu cinta dan kasih.

F. Amanat

Dalam kisah novel ayat ayat cinta ini dapat diambil amanat atau hikmah yaitu :

Dalam merencanakan sesuatu pasti akan ada halangan dan rintangan yang menghadang, suatu tujuan
yang hendak dicapai di depan mata belum tentu akan berjalan dengan mulus.
Semakin banyak ilmu yang ada dalam diri manusia, maka semakin banyak pula hambatan dan godaan
yang harus di lewati dan dipecahkan, namun dengan inilah derajat seseorang akan diangkat Allah Swt
setinggi – tingginya.

Menghadapi suatu masalah dengan sabar dan ikhlas dan kita harus yakin bahwa pasti ada hikmah dalam
suatu masalah tersebut. Serta kita juga harus yakin bawasannya jodoh ada di tangan Allah dan tugas
manusia adalah berusaha, berikhtiar menemukan dan menjemput jodoh tersebut.

Semua rencana yang dijalankan manusia tida akan berdaya apa – apa terhadap rencana Tuhan

Hendaknya dapat saling tolong menolong dalam kebaikan terhadap sesama umat manusia baik muslim
maupun non muslim

Bersabarlah dalam menghadapi semua cobaan itu dan yakinlah bahwa cobaan itu datangnya dari Allah,
jadi kamu harus selalu ingat pada-Nya

Ketika kita di hadapkan pada situasi memilih, berserah diri lah kepada Tuhan

Takdir tuhan berada dalam ujung usaha manusia.

G. NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM NOVEL AYAT AYAT CINTA

Nilai Sosial

Hidup dalam negeri orang harus saling menolong dan melengkapi.. – hal.65

Nilai Keagamaan

Tidakkah kalian dengar sabda Nabi Saw. “barang siapa menyakiti ahli zhimmi. Maka aku akan ..” – hal.50

Nilai Pendidikan

“Kita mengamalkan hadist Nabi, tahaadu tahaabbu seringlah kalian memberi hadiah .. – hal.112

Nilai Kemanusiaan

“Aku paling tidak tahan mendengar suara perempuan menangis. – hal.74


Nilai kebudayaan

“Orang Mesir memang suka banyak bicara, kalau sudah bicara ia merasa benar sendiri. – hal.36

Anda mungkin juga menyukai