Anda di halaman 1dari 3

Resensi Novel “ Ayat Ayat Cinta “

 Identitas Buku

Judul Buku : Ayat Ayat Cinta


Penulis : Habiburrahman Elshirazy
Tebal Buku : 419 halaman
Penerbit : Republika
Tahun Terbit : 2004
Harga Buku : Rp 45.000,-

 Pendahuluan
Ayat ayat cinta merupakan novel romance islami yang dikarang oleh Habiburrahman
El-Shirazy. Beliau merupakan penulis novel terkenal. Banyak dari buku-bukunya yang
menjadi best seller baik di Indonesia maupun di luar negri.

 Sinopsis Novel
Ayat ayat cinta merupakan novel fiksi yang ditulis oleh Habiburrahman El-Shirazy.
Novel ini mengisahkan tentang seorang mahasiswa Universitas Alazhar Kairo Mesir yang
bernama Fahri Abdullah Assidiq. Fahri tinggal dalam sebuah flat sederhana bersama
keempat temannya yang berasal dari Indonesia juga. Mereka mempunyai tetangga yang
sangat baik dan akrab dengan mereka yaitu, keluarga Tuan Boutros. Tuan Boutros
mempunyai istri bernama Madame Nahed, dan dua anak mereka Maria dan Yousef.
Keluarga Tuan Boutros merupakan keluarga Kristen yang sangat taat. Putri sulung mereka
bernama Maria, ia gadis yang unik. Ia seorang Kristen Koptik, namun ia sangat tertarik
terhadap Al Quran. Bahkan ia hafal beberapa surah dalam Al Quran, seperti surah Maryam
yang sama dengan namanya.
Kisah cinta berawal ketika Fahri pergi ke Subhra El-khaima untuk talaqqi pada Syaikh
Utsman. Ia pergi kesana naik metro, dan disitulah awal fahri bertemu dengan perempuan
bercadar yang bernama Aisha. Aisha bukanlah orang Mesir, melainkan gadis asal Jerman
yang sedang melanjutkan perkuliahannya di Mesir. Fahri juga mempunyai tetangga yang
sangat kasar. Keluarga tersebut adalah keluarga Bahadur. Bahadur mempunyai istri bernama
Madame Syaima dan putri bungsunya Noura. Noura selalu diperlakukan sangat kasar oleh
ayahnya. Bahkan suatu hari Bahadur menyeret Noura keluar rumah kemudian memukulnya
di bagian kepala. Malam itu Fahri ingin menolong Noura yang sedang dianiyaya oleh si
Bahadur, tapi Fahri tidak bisa menolongnya, lalu dia meminta bantuan Maria, akhirnya Maria
mau menolong Noura. Fahri sebenarnya sangat ingin menolongnya, Sayang hanya empati
saja, tidak lebih.
       Maria yang beragama kristen itu mengagumi Fahri. Namun lama kelamaan itu berubah
menjadi cinta. Tapi ia hanya mencurahkannya didalam diary saja.
       Nurul adalah anak seorang Kyai terkenal yang juga menuntut ilmu di Al-Azhar.
Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis itu. Tapi rasa mindernya yang hanya anak
keturunan petani membuatnya tidak pernah mengungkapkan perasaanya. Padahal Nurul
juga menaruh hati pada Fahri, tapi Nurul juga tidak berani mengungkapkan perasaanya
kepada Fahri.
       Muncullah Aisha, yang menyihir Fahri sejak pertemuan pertama mereka di metro, saat
Fahri membela Islam dari tuduhan. Aisah jatuh cinta pada Fahri, dan juga Fahri juga tidak
bisa membohongi hatinya.
      Mereka berdua menikah, dijodohkan oleh pamannya Aisha. Mereka hidup bahagia.
Beberapa bulan kemudian Aisha dinyatakan mengandung. Tak lama kemudian, Fahri dapat
kabar kalau Maria koma. Belum sempat menjenguk Maria, malapetaka datang menghampiri
rumah tangga mereka. Noura menuduh Fahri telah memperkosanya. Semua orang tahu
bahwa itu adalah fitnah. Fahri diseret, dan dimasukkan ke penjara. Kuncinya semua ini
adalah Maria yang sedang koma. Dia mengetahui bagaimana kejadian yang sebenarnya.
       Keluarga Boutros mendatangi Fahri di penjara, mereka berniat mengunjungi Fahri dan
juga ingin meminta bantuan kepada Fahri untuk menyadarkan Maria dari komanya, dengan
merekam suara Fahri dan kemudian akan didengarkan ke Maria. Kata dokter hanya orang
yang dicintai Maria yang dapat menyembuhkannya. Tak kunjung sadar juga, akhirnya dokter
dan madame Nahed menyuruh Fahri untuk menyatakan cintanya kepada Maria. Sebelumnya
Fahri tidak mau melakukan itu, namun Aisha rela asal Maria dapat bangun dan juga Fahri
dapat bebas dari penjara. Setelah itu, Fahri langsung menikahi Maria. Setelah beberapa saat
kemudian, Maria sadar.
       Ketika sidang penentuan, diakhir persidangan Maria tiba2 datang. Dia mengatakan apa
yang sebenarnya terjadi pada malam itu beserta bukti2nya. Setelah mengatakan itu semua,
Maria pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Fahri memenangkan sidang tersebut,
dan Bahadur dimasukkan penjara.
       Begitu dinyatakan bebas, Fahri dibawa oleh Aisha ke rumah sakit yang sama dengan
Maria untuk diperiksa. Sejak selesai dari persidangan itu, Maria belum sadarkan diri juga.
Beberapa saat kemudian, Aisha mendengar Maria mengigau kalau dia ingin masuk surga,
tapi tidak diperbolehkan. Lalu ia terbangun dan menceritakan itu semua pada Aisha dan juga
Fahri. Fahri tau apa yang dimaksudkan oleh Maria, lalu ia membopong Maria ke kamar
mandi dan Aisha membantu untuk mewudhui Maria. Selesai itu Maria kembali dibaringkan
di atas kasur seperti semula. Lalu dengan suara yang pelan, ia melafalkan syahadad
dibimbing oleh Fahri. Tak lama kemudian, kedua matanya tertutup rapat dan akhirnya Maria
meninggal dunia.

 Ulasan
 Kelebihan :
1. Tata bahasanya lancar.
2. Memotivasi pembaca dengan kehidupan Islami yang kental.
3. Beberapa kali menggunakan bahasa Arab, yang dapat memperluas wawasan
bahasa. Dan juga disertai terjemahannya dibagian bawah.
4. Membuat pembaja untuk berpikir lebih jernih dan cerdas terhadap Islam, hidup,
dan cinta.
 Kekurangan :
1. Fahri yang hanya seorang anak petani yang biasa saja dicintai oleh 4 orang
sekaligus. Ini sangat tidak realistis di kehidupan nyata.
2. Maria koma berminggu2 hanya karena ditolak sama Fahri. Ini terlalu berlebihan
dan tidak masuk akal.
 Penutup
Novel ini cukup membuat pembaca penasaran dan tertarik untuk membacanya.
Bahasanya yang tidak berbelit-belit sehingga mudah dipahami, sekaligus dapat sedikit-
sedikit belajar bahasa Arab. Tetapi dalil- dalil yang kurang lengkap menyebabkan keraguan
bagi pembaca muslim. Terlepas dari masalah-masalah terebut, novel karya Habiburrahman
el Shirazy ini layak dibaca. Karena penuh dengan nilai kehidupan yang tersirat didalamnya.

Anda mungkin juga menyukai