Anda di halaman 1dari 11

RESENSI NOVEL

OLEH :

Syahrina Rojabar Rizqiyah

XII IPA 6 (34)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 GLAGAH
Alamat : Jalan Melati No. 1 Banyuwangi
Telp/Fax : (0333) 421357
Email : smanglagahbwi@yahoo.co.id
Website : www.sman1glagah.sch.id
Pertanyaan Resensi Novel

1. Tulislah Identitas novel yang kalian baca secara lengkap.


a. Judul buku : Ayat Ayat Cinta
b. Penulis : Habbiburrahman El Shirazy
c. Penerbit : Republika, Jakarta
d. Tahun terbit : 2004, Desember
e. Cetakan : Tema printer Indonesia
f. Tebal buku : 20,5 x 13,5 cm
g. Halaman : 420
2. Novel yang kalian baca, termasuk dalam jenis novel apa?
Novel Ayat-Ayat Cinta termasuk novel fiksi dan mengangkat tema cinta dan
agama
3. Buatlah synopsis dari novel yang telah kalian baca.
Novel ini bercerita tentang kisah percintaan yang di balut dalam
ajaran-ajaran islaminya yang sangat kental. Kisah berawal dari seorang
mahasiswa bernama Fahri bin Abdullah Shiddiq. Ia adalah seorang mahasiswa
Universitas Al-azhar, Mesir.
Di Mesir Fahri tinggal bersama dengan keempat temannya yang juga berasal
dari Indonesia. Mereka tinggal di apartemen sederhana. Mereka mempunyai
tetangga yang sangat baik dan akrab dengan mereka, yaitu keluarga Tuan
Boutros. Tuan Boutros mempunyai istri bernama Madame Nahed, dan dua
orang anak mereka Maria dan Yousef. Keluaraga Tuan Boutros adalah
keluarga Kristen Koptik yang sangat taat. Putri sulung mereka yang bernama
Maria, ia gadis yang unik. Ia seorang Kristen Koptik, namun ia suka pada Al-
Quran. Ia bahkan hafal beberapa ayat Al-Quran, diantarnnya adalah surat
Maryam. Sebuah surat yang membuat dirinya merasa bangga.
Pertemuan berawal ketika Fahri pergi ke Shubra El-Kaima untuk
talaqqi pada Syaikh Utsman Abdul Fattah. Ia pergi  kesana naik metro, dan
disitulah awal Fahri bertemu dengan perempuan bercadar yang bernama
Aisha. Aisha bukanlah orang Mesir, melainkan gadis asal Jerman yang sedang
studi di Mesir.
Selain mempunyai tetangga yang baik, Fahri juga mempunyai tetangga
yang sangat galak dan kasar. Kepala keluarga itu bernama Bahadur. Bahadur
mempunyai istri bernama madame Syaima dan putri bungsunya Noura.
Bahadur selalu bersikap kasar dengan Noura. Malam itu Fahri ingin menolong
Noura yang sedang jadi bulan-bulanan oleh Bahadur, tapi Fahri tidak bisa
menolongnya, lalu dia meminta bantuan Maria, akhirnya Maria mau
menolong Noura. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingim
menolongnya. Sayang hanya empati saja, tidak lebih.
Maria tetangga satu flat yang beragama Kristen Koptik tapi mengagumi Al-
Quran, dan mengagumi Fahri. Kekaguman yang berubah menjadi cinta.
Sayang cinta Maria hanya tercurah dalam diary saja.
Nurul adalah anak seorang Kyai terkenal yang juga mencari ilmu di
Al-Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis itu. Sayang rasa
mindernya yang hanya anak keturunan petani membuatnya tidak pernah
mengungkapkan perasaanya pada Nurul. Padahal Nurul juga menaruh hati
pada Fahri, tapi Nurul juga tidak sanggup mengungkapkan perasaanya kepada
Fahri.
Muncullah Aisah, si mata Indah yang menyihir Fahri sejak sebuah
kejadian di metro, saat Fahri membela Islam dari tuduhan kolot dan kaku.
Aisah jatuh cinta pada Fahri, dan juga Fahri juga tidak bisa membohongi
hatinya.
Mereka berdua menikah, dijodohkan oleh pamannya Aisha. Mereka hidup
bahagia. Beberapa bulan kemudian Aisha dinyatakan mengandung. Tak lama
kemudian, Fahri dapat kabar kalau Maria koma. Belum sempat menjenguk
Maria, malapetaka datang menghampiri rumah tangga mereka. Noura
menuduh Fahri telah memperkosanya. Semua orang tahu bahwa itu adalah
fitnah. Fahri diseret, dan dimasukkan ke penjara. Kuncinya semua ini adalah
Maria yang sedang koma. Dia mengetahui bagaimana kejadian yang
sebenarnya.
Keluarga Boutros mendatangi Fahri di penjara, mereka berniat
mengunjungi Fahri dan juga ingin meminta bantuan kepada Fahri untuk
menyadarkan Maria dari komanya, dengan menrekam suara Fahri dan
nantinya akan didengarkan ke Maria. Kata dokter hanya orang yang dicintai
Maria yang dapat menyembuhkannya. Tak kunjung sadar juga, akhirnya
dokter dan madame Nahed mneyuruh Fahri untuk menyatakan cintanya
kepada Maria. Sebelumnya Fahri tidak mau melakukan itu, lalu Fahri
meminta izin kepada Aisha, akhirnya Aisah menyetujuinya. Setelah itu, Fahri
langsung menikahi Maria. Setelah beberapa saat kemudian, Maria sadar.
Sidang penentuan tiba, diakhir persidangan Maria tiba. Dia mengatakan apa
yang sebenarnya terjadi pada malam itu. Setelah mengatakan itu semua, Maria
pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Fahri memenangkan sidang
tersebut, dan Bahadur dimasukkan penjara.Begitu divonis bebas, Fahri dibawa
oleh Aisha ke rumah sakit yang sama dengan Maria untuk diperiksa. Sejak
selesai dari persidangan itu, Maria belum sadarkan diri juga. Beberapa saat
kemudian, Aisha mendengar Maria mengigau kalau dia ingin masuk surga,
tapi tidak diperbolehkan. Lalu ia terbangun dan menceritakan itu semua pada
Aisha dan juga Fahri. Fahri tau apa yang dimaksudkan oleh Maria, lalu ia
membopong Maria ke kamar mandi dan Aisha membantu untuk mewudhui
Maria. Selesai itu Maria kembali dibaringkan di atas kasur seprti semula. Lalu
dengan suara lirih yang keluar dari relung jiwa ia melafalkan syahadad. Tak
lama kemudian, kedua matanya tertutup rapat dan akhirnya Maria meninggal
dunia.
4. Bagaimana pendapatmu mengenai kekreativitasan pengarang dan buatlah
abstrak tentang penulis.
Menurut saya kekreativitasan pengarang menulis novel ini sangat menarik.
Penulis memberikan kesan bahwa seorang mahasiswa Al-Ahzar yang
bernama Fahri sangat dikagumi oleh kalangan wanita karena kesopanannya,
simpatinya, juga akhlaknya yang dapat memikat hati wanita, bahkan wanita
non muslim pun terpikat hati kepada Fahri. Penulis mengarang permasalahan
cinta dan kehidupan seorang Fahri mulai dari dituduh memperkosa Noura,
membantu menyadarkan Maria dari komanya, dan akhirnya bertemu dengan
pilihan hatinya yaitu Aisah. Ide ini cukup menguras emosi pembaca karena
penulis membuat kepribadian Fahri yang sangat tenang dan selalu ikhlas
menerima apa yang terjadi karena Fahri sangat teguh memegang ajaran
agamanya tersebut.
5. Bagaimana pandangan pengarang terhadap masalah yang muncul di era cerita
tersebut.
Novel Ayat-Ayat Cinta ini diterbitkan pada tahun 2004. Penulis
menggambarkan situasi kehidupan seorang mahasiswa yang berkuliah di
kampus yang terdapat di salah satu kota Mesir, yaitu Al-Ahzar. Kampus yang
sangat terkenal akan pendidikannya dan ketat akan peraturan serta
hukumanya. Penulis juga menggambarkan keadaan Kota Mesir pada era itu,
dengan masih banyak sepeda kayuh yang digunakan oleh masyarakat juga
mahasiswa disana, juga dengan kekerasan yang sering terjadi di jalanan sepi
yang menimpa para gadis yang melewati jalan itu, dan kurangnya keadilan
yang diberikan kepada seseorang yang terlibat dalam peristiwa kejahatan
karena para aparat kepolisian selalu asal tuduh dan tidak di ikuti dengan
pemeriksaan yang lebih lanjut. Hukuman di penjara pun sangat kejam dimana
selalu ada kekerasan juga di dalam sel penjara.
6. Jelaskan apa yang ingin dikemukakan pengarang terhadap pembaca!
Pesan yang ingin dikemukakan penulis kepada pembaca adalah berbuatlah
kebaikan walau resiko yang akan diterima sangat berbahaya, ikhlas dalam
menerima segala cobaan yang ada, bersabar atas ujian yang dirasakan, juga
jangan melupakan Tuhan yang selalu ada dan senantiasa melindungi dan
menjaga kita. Serta, percaya aka nada masa indah dibalik sulitnya rintangan
yang kita hadapi saat ini.
7. Tulislah keunggulan dan kelamahan novel yang tealh diabac!
a. Keunggulan Novel Ayat-Ayat Cinta :

Keunggulan dan kelebihan dari novel ini yang dapat menarik para
pembaca adalah pemberian emosi yang tepat di dalam masing-masing
karakter. Terdapat karakter yang sangat sabar yang diberikan kepada
Fahri, wanita non muslim yang mencintai Surat Maryam, juga seorang
sosok Aisah yang dapat sabar menerima nasibnya ketika suaminya yakni
Fahri harus menikahi Maria yang sedang dalam koma lalu meninggal.
Dalam hal ini karakter menunjukkan masing-masing emosi yang
digambarkan dalam kisah cinta mereka yang sangat rumit. Cinta yang
terjalin antara Fahri, Aisah, dan Maria.
Selain itu, kelebihan novel ini adalah
mengajarkan kepada pembaca tentang akhlak, dan etika yang diutamakan
yaitu aqidah kepada Allah. Terbukti pada sosok pemeran Fahri yang selalu
mengutamakan akhlak dalam menghadapi masalah apapun, dibalut dengan
kata-kata dalam Bahasa Indonesi yang tidak berbelit dan jelas. Hal ini
mempermudah pembaca memahami isi pemikiran masing0masing
karakter di dalam novel ini.

b. Kelemahan Novel Ayat-Ayat Cinta :

Kelemahan novel ini adalah terletak di cetakan novelnya, karena sudah


lama diterbitkan yakni pada tahun 2004, sehingga jika untuk dibaca pada
saat ini kertas terlihat buram dan kekurangan gambar yang tidak disertai di
dalam novel juga mengurangi kemenarikan dari novel ini.
Selain itu, ada sedikit paparan
Bahasa Arab yang tertulis sehingga untuk orang awam yang tidak
mengetahui akan sangat menyulitkan membaca, sehingga pembaca dapat
kehilangan satu hingga beberapa part karena tidak memahami arti dari
Bahasa Arab tersebut.

8. Berilah saran kepada pengaran dan pembaca.


a. Saran kepada pengarang
Karena minat para pembaca sangat banyak, saran saya novel
Ayat-Ayat Cinta ini di terbitkan ulang dengan kemasan dan lembaran
yang lebih bagus untuk lebih membuat pembaca nyaman dengan
kertas yang tidak buram
b. saran kepada pembaca

Novel ini tidak saja menceritakan kehidupan percintaan seperti


novel-novel tentang cinta yang lain, tapi novel ini mengenalkan
bagaimana percintaan menurut islam yang sebanar-benarnya. Novel
ini memang sangat bagus isi ceritanya, tidak hanya menggambarkan
kehidupan seseorang yang sangat sederhana, tetapi juga mengajarkan
kepada kita betapa pentingnya hidup di jalan Allah, hidup hanya
benar-benar untuk Allah S.W.T. Seperti yang sudah saya katakan tadi
sebelumnya. Mengajarkan kita betapa susahnya perjuangan seorang
mencari ilmu di negeri orang.
Ayat-Ayat Cinta

Judul buku : Ayat Ayat Cinta

Penulis : Habbiburrahman El Shirazy

Penerbit : Republika, Jakarta

Tahun terbit : 2004, Desember

Cetakan : Tema printer Indonesia

Tebal buku : 20,5 x 13,5 cm


Halaman : 420

Novel ini ditulis oleh seorang Novelis Habiburrahman El Shirazy yang biasa
dipanggil Kang Abik. Kang Abik lahir di Semarang pada hari Kamis, 30 September
1976. Setelah tamat dari Aliyah beliau melanjutkan kuliahnya di Universitas Al
Azhar Cairo Mesir. Sejak dari bangku Aliyah Kang Abik memang berbakat dalam
dunia Jurnalistik. Tapi baru di bangku kuliah ia mengembangkannya. Beberapa
karyanya baik yang sudah maupun akan terbit yaitu, Ketika Cinta Berbuah Surga,
Pudarnya Pesona Cleopatra, Di Atas Sajadah Cinta, Dalam Mihrab Cinta, namun
yang paling fenomenal dan Best Seller adalah Ayat-Ayat Cinta.
Kisah berawal dari Fahri sangat bersimpati kepada tetangganya yang
memeluk agama Katolik itu, sehingga pada suatu malam sosok Bahadur ysng
menyiksa putrinya terlihat oleh Fahri dan ia langsung menolong setalah melihat
Noura dipukuli dengan keras oleh Bhadur. Karena Bahadur sangat malu dan tidak
terima atas perlakuan Fhari yang mencampuri urusan keluarganya, maka Bahadur
memfitnah Fahri bahwa dialah yang memperkosa putrinya sehingga Fahri masuk ke
dalam sel penjara dan menghadapi sidang yang panas karena kesaksian Noura yang
menyatakan bahwa benar Fahri telah memperkosa dirinya membuat Fahri akan
mendapat hukuman yang berat. Noura melakukan hal itu karena ia berfikiran bahwa
setelah Fahri bebas dirinya akan bisa menikah dengan Fahri. Namun tak disangka
Noura tersadar bahwa perbuatan yang telah dilakukan kepada Fahri itu sangat jahat
dan ia juga melihat Fahri yang sangat ikhlas menerima hukuman tersebut membuat
Noura meminta kebebasan Fahri dan meminta maaf kepadanya karena selama ini
Noura telat dibutakan oleh cinta. Terlepas dengan
kejadian Fahri dipenjara, Fahri pun melanjutkan kuliahnya yang hamper selesai.
Karena Fahri merupakan sosok mahasiswa yang sangat disayang oleh gurunya maka
dirinya akan direncanakan dinikahkan dengan putrinya yaitu Aisah dan betapa jatuh
cintanya Fahri kepada sosok Aisah dengan suara lembut mata tajam yang menatap
Fahri tersebut. Pernikahan segera dilangsungkan dan mereka pun hidup berbahagia.
Namun, belum lama mereka merasakan kebahagiaan, ujian datang kembali dengan
terdengarnya kabar bahwa Maria koma dan sebelum koma Maria menuliskan surat
bahwa Maria sangat mencintai Fahri sehingga ia berusaha untuk melupakan Fahri
dengan menyiksa dirinya sendiri. Ibu Maria memohon kepada Fahri untuk menikahi
Maria disaat terakhirnya. Aisah yang mendengar hal itu sangat terkejut dan melihat
suaminya menyetujui pernikahan itu. Tak lama Fahri juga menuntut Maria untuk
melafalkan dua kalimat Syahadat sebelum Fahri menikahi dirinya. Ketika kata “sah”
terucap dan Fahri mencium kening Maria jantung Maria berhenti untuk selamanya.
Dan itulah akhir dari cerita segitiga yang selalu di alami oleh Fahri, ia pun kembali
hidup bahagia dengan Aisah.
Sangat jarang penulis yang menuangkan ide
untuk mengisahkan cerita tentang kehidupan seorang anak rantau yang meninggalkan
Negara kelahirannya untuk menempuh pendidikan dengan dibalut dengan ajaran
islam yang kental juga ujian yang bertubi-tubi yang di alami oleh masing-masing
karakter. Sehingga novel ini menguras banyak emosi untuk dibaca dan dijadikan
sebuah motivasi untuk menghadapi kehidupan sehari-hari. Penulis juga memberikan
suasana yang berbagai macam mulai dari menyeangkan, menyedihkan, juga
ketengangan terdapat di dalam novel ini. Tidak heran novel Ayat-Ayat Cinta ini
merupakan best seller dari Habiburrahman El Shirazy.
Keunggulan dari novel ini yaitu tema
dan amanat yang ingin disampaikan begitu kuat diselipkan si penulis. Ajaran tentang
kebaikan bertumpuk-tumpuk dalam novel ini. Ibaratnya ia adalah sastra nan indah
dipadu dengan keelokan sucinya ajaran Islam. Alur yang digunakan jelas sehingga
tidak membingungkan pembaca. Tokoh dan penokohannya pun demikian sehingga
membuat pembaca mengerti dan memahami sifat-sifat masing tokoh yang
digambarkan oleh penulis, mulai dari budi luhurnya Fahri hingga jahat dan kotornya
si Bahadur. Namun, tak ada gading yang tak retak. Terdapat juga
beberapa kekekurangan dalam novel ini. Seperti kesalahan penggunaan tanda baca
dan sebagainya. Selain itu, ada juga yang perlu dibenahi dalam cerita novel itu
sendiri. Sperti pada bagian pernikahan Fahri dengan Maria. Ada baiknya penulis
menyelipkan dalil tentang bolehnya seorang lelaki muslim menikahi Ahli Kitab
seperti wanita Nasrani ataupun Yahudi, sehingga lebih jelas dalam penyampaian
dakwahnya dan menghilangkan keragu-raguan pembaca tentang bolehnya menikah
dengan perempuan Ahli Kitab. Adakalanya pula penulis memasukkan pemikiran-
pemikiran yang masih dipertentangkan dalam agama tentang bolehnya hal tersebut
seperti dukungan si penulis terhadap kaum sufi dan sebagainya. Selain itu, dalam
novel ini juga tidak terdapat daftar isi yang begitu berguna bagi pembaca. Dan
berbagai kekurangan lainnya yang sebenarnya tertutupi dengan keindahan dan
kuatnya pesan novel tersebut.
Dalam novel ini pula penulis memberikan pesan berharga untuk para pembaca
yakni utamakan akhlak dan etika dalam menghadapi permasalahan kehidupan sehari-
hari, senantiasa berpasrah kepada Allah dan yakin akan takdir yang telah dituliskan
untuk kita. Dan jangan enggan untuk berbuat kebaikan walaupun itu untuk seseorang
yang tidak satu agam kepada kita, hal ini sangat mengajarkan kepada pembaca untuk
menanamkan sikap toleransi. Novel ini sangat layak untuk dibaca,
namun kurang cocok untuk dibaca oleh anak-anak karena masih ada unsur kekerasan
didalam novel ini. Novel ini menarik karena penulis memberikan suasana yang dapat
membuat hati pembaca juga ikut merasakan apa yang ditulis oleh pengarang sehingga
seakan-akan para pembaca mengetahui bagaimana posisi jika kita menjadi seperti
karakter yang terdapat di dalam novel ini. Tak heran novel ini dijadikan best seller
dar karangan Habiburrahman El Shirazy dan dijadikan film yang ditayangkan di
bioskop Indonesia yang cukup menarik untuk ditonton pada era itu.

Anda mungkin juga menyukai