Urut 12
8 DESEMBER 2016
Identitas Novel
1. Judul : Ketika Cinta Bertasbih Jilid 1.
2. Penulis : Habiburahman El Shirazy.
3. Penerbit : Republika-Basmalah.
4. Tahun Terbit : 2007.
5. Jumlah Halaman : 483.
6. Jenis Kertas : Quarto.
7. Ilustrasi Sampul : Terdapat gambar sebuah masjid
dengan langit berwarna merah.
Sinopsis Novel
Novel karangan Habiburrahman El Shirazy ini menceritakan tiga sosok anak muda
yang sedang menuntut ilmu di sebuah perguruan tinggi di Kairo yakni Universitas
Al-Azhar, yang dalam perjalanannya menuntut ilmu itu mereka banyak menghadapi
rintangan yang menerjang mereka.
Rintangan, konflik yang menerjang mereka terutama di bidang jodoh, mereka bertiga
adalah : Anna Altafunnisa, Khairul Azzan, dan Furqan Andi Hasan, dan para peran
pendukung lainya.
Siapa Anna Altafunnisa? Ia adalah anak seorang anak dari seorang kyai ternama
disebuah pesantren termasyur di Desa Wangen yaitu, kyai Lutfi.
Ia tumbuh dari kecil sampai besar dengan akhlak dan budi pekerti yang baik. Selain
budi akhlak yang baik ia juga seorang wanita yang berparas cantik dan menawan.
Sehingga tidak sedikit mahasiswa Al-Azhar yang naksir dan menaruh perhatian
padanya termasuk Furqan dan Azzam, Serta laki-laki yang kenal dengan Anna yang
berada di indonesia, Khususnya para santri yang ada di pesantren Wangen.
Pada waktu Anna kembali ke Indonesia, disebabkan ia mendapat kesempatan untuk
membuat penelitian dalam tahap penyelesaian tesisnya.
Pada saat itulah Ayahnya meminta kepada Anna supaya memilih salah satu
lamaran-lamaran yang datang kepadanya dan banyak juga yang ditolaknya.
Saat itu ayahnya mengatakan tentang satu lamaran yang datang dari seorang yang
dikenalnya yaitu M.Ilyas, sedangkan yang datang langsung kepada Anna yakni
Furqon, yang melamarnya melalui perantara Ustadz Mujaib.
Dalam keadaan yang membimbangkan, memilih antara Ilyas dan Furqan, ada
seorang laki-laki yang sebenarnya telah memikat hatinya dan diharapkan dapat
kembali lagi dengannya.
Ia bertemu baru pertama kali dan tempatnya saat masih berada di Kairo, yang
dikenal olehnya dengan nama Abdullah tidak lain adalah Azzam, adalah seorang
penjual bakso dan tempe sekaligus Mahasiswa di Universitas yang sama yaitu di Al-
azhar, Kairo.
Berhubungan dengan lamaran yang datang dan hanya dari Furqan dan Ilyas, dan
harus menentukan salah satu diantara mereka berdua secepatnya.
Maka, Anna memilih Furqan Andi Haswan lengkapnya, ia adalah seorang Lulusan
S2 di Kairo dan sedang meneruskan pendidikan S3nya, terlebih lagi karena ia
mengetahui dan dekat dengan Furqan, secara otomatis tidak memilih Ilyas, karena
kurang dapat menjaga pandangannya pada wanita.
Unsur Instrinsik Novel
1. Tema : Perjalanan Cinta dan Sebuah Cita - Cita
2. Latar :
a. Tempat
1. Kota Alexandria
2. Pantai El Muntazah, Lobby Hotel
3. Pantai Cleopatra
4. Toko Buku di El Manshiya
5. Hay El Asher
6. Masjid Ridwan
7. Universitas Al-Azhar, Kairo
8. Meridien Hotel
9. Pasar Sayyeda Zaenab
10. Abdur Rasul
11. Kantor Mabahits, Penjara dan Rumah Sakit
b. Waktu :
Latar waktu dalam cerita novel ini tidak dijelaskan secara langsung oleh
pengarang, tapi dapat di tapi kita dapat menarik kesimpulan dari cerita ini
berlangsung ketika Azzam mulai menuntut ilmu pada jenjang perguruan tinggi
di Universitas Al-Azhar, Kairo.
3. Tokoh dan Penokohan
5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang terdapat dalam novel ini adalah denotasi. Pengarang
menggunakan 4 bahasa yaitu bahasa inggris, bahasa Arab, Bahasa
Indonesia, dan bahasa daerah serta dilengkapi arti dari setiap bahasa
asing dan daerah sehingga memudahkan pembaca untuk memahami
cerita.
6. Sudut pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang orang
ketiga karena dalam penceritaanya penulis menggunakan kata “Dia”.
7. Amanat
Adapun amanat yang disampaikan dari novel ketika cinta bertasbih adalah
sebagai berikut :
Habiburrahman El Shirazy yang lebih dikenal dengan panggilan Kang Abik adalah
seorang dai, novelis, dan penyair yang karya-karyanya terkenal tidak hanya di
Indonesia tetapi di negara lain seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei. Nama
Kang Abik mulai melambung ketika karya novelnya yang berjudul “Ayat-ayat
Cinta” tampil di layar kaca. Sejak itulah banyak karya-karyanya yang juga
difilmkan dan diminati oleh khalayak ramai. Kang Abik lahir di Semarang, Jawa
Tengah, 30 September 1976.
Karya-karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan
semangat berprestasi pembaca. Diantara karya-karyanya yang telah beredar
dipasaran adalah Ayat-Ayat Cinta (telah dibuat versi filmnya, 2004), Di Atas
Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga
(2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007), Ketika
Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007) dan Dalam Mihrab Cinta (2007). Kini sedang
merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan
Bulan Madu di Yerussalem.
• Segi Budaya
Dalam novel ini penuh dengan keadaan yang serba mewah di sekitar Negara Kario
Mesir
• Segi Sosial
Kehidupan seorang pemuda yang hidup mandiri dalam suatu negara yaitu Kairo
Mesir yang serba kekurangan tapi memiliki tekad yang tinggi untuk meraih cita-
citanya
• Segi Ekonomi
Dari segi ekonomi yang diceritakan adalah sederhana dan serba kekurangan tetapi
Azzam memiliki tekad yang tinggi untuk terus menggapai cita-citanya dengan
berjualan tempe di Kairo Mesir
• Segi Agama
Dalam novel ini sangat mengutamakan kepada Agama Islam
Kelebihan dan Kekurangan Novel
• Kelebihan Novel Ketika Cinta Bertasbih
a. Dalam novel ini menceritakan kisah percintaan bukan sekedar tahap lawan jenis
saja tapi, jauh mengungkapkan kecintaan terhadap Allah Swt.
b. Merupakan salah satu novel pembangun jiwa yang banyak akan makna di setiap
kalimatnya.
c. Gaya bahasa yang ringan dan alur cerita yang mudah dipahami membuat
pembaca seakan dapat melihat apa yang ingin diperlihatkan penulis.
2. Kesimpulan
Kita dapat mengambil pelajaran dari novel ini bahwa bagaimanapun hidup yang
kita hadapi harus dijalani dengan penuh syukur karena semua itu merupakan
nikmat yang diberikan Allah Swt. Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup
untuk menggapai cita-cita yang tinggi, dengan tekad dan keyakinan bahwa kita
bisa. Sangat banyak pelajaran yang dapat kita teladani dari novel ini seperti
keagamaan, moral, cinta, ketegaran hidup, serta makna sebuah takdir yang takkan
pernah bisa kita tebak. Selain itu novel ini juga dapat mencontohkan tokoh-tokoh
manusia sederhana, jujur, tulus, gigh, sabar, tawakal, dan lain sebagainya.