Oleh :
f. Rumah sakit
Ketika hendak menemukan bukti-bukti ketidak bersalahannya
Fahri, ia dihadapkan pada kenyataan bahwa satu satunya bukti
yang bisa membantu ialah Maria, Namun kondisi Maria saat itu
sedang terbaring koma dan mengalami masa kritis, demi membantu
Maria dan Fahri, Aisha rela untuk dipoligami. Fahri yang dipaksa
oleh Aisha untuk menyetujui, dengan ikhlas menerima pernikahan
itu. Setelah pernikahan tersebut, Maria dengan izin Tuhan
disadarkan dari komanya. Sehingga ia bisa menjadi saksi ketika
persidangan.
Namun saat persidangan, Maria terlalu bersemangat dan
memaksakan tubuhnya ketika menyampaikan pendapat sehingga ia
kembali mengalami jatuh sakit, tetapi sesuatu bermimpi dalam
tidurnya ia bermimpi tidak bisa masuk surga karena bukanlah
seorang muslim. Sehingga ia pun terbangun dan memohon kepada
Fahri agar membantunya untuk mengucapkan syahadat dan sholat.
Ketika sholat berjamaah, tak lama pandangan Maria semakin
meredup, begitu juga dengan denyut nadinya yang semakin
melemah. Hingga akhirnya Maria dinyatakan telah meninggal
dunia.
g. Persidangan
Latar selanjutnya adalah sewaktu dipersidangan. Setelah
penangkapan Fahri, Noura memberi kesaksian atas tuntutannya
saat dipersidangan. Ia mengatakan hal-hal yang sebenarnya tidak
pernah terjadi dan tidak benar adanya, tetapi untuk memperkuat
pernyataannya ada seorang saksi lain yang memberi pernyataan
palsu, yang semakin memperkuat dugaan bahwa Fahri telah
berbuat demikian. Bahkan ayah Noura yang selama ini membenci
putrinya tiba-tiba mendukung pernyataan putrinya. Para sahabat
serta keluarga Fahri seketika marah dan menganggap bahwa itu
semua fitnah. Sehingga persidangan, dihentikan dan dilanjutkan di
kemudian hari.
Pihak Noura merasa bahwa mereka nantinya yang akan
menang, karena melihat pihak Fahri yang tidak mempunyai bukti
apa-apa. Namun Allah berkehendak lain, dipersidangan selanjutnya
pihak Fahri berhasil mendatangkan saksi kuat, yaitu Maria. Bahkan
saksi palsu yang sebelumnya membela Noura mengatakan yang
sejujurnya bahwa ia telah berbohong. Karena merasa terdesak dan
tertekan Noura pun mengatakan kebenaran cerita yang terjadi, ia
pun meminta maaf atas perbuatannya. Akhirnya Fahri bisa terbebas
dari tuduhan dan dinyatakan tak bersalah.
2. Latar waktu
Latar waktu yang dipaparkan penulis adalah pada pagi hari, siang,
sore, dan malam hari. Pagi dini hari seperti ketika Fahri dan teman-
temannya mendengar Noura disiksa oleh Bahadur. Siang hari seperti
ketika Fahri melakukan aktivitas hariannya; sore hari adalah ketika
Fahri pulang ke flatnya. Malam hari seperti ketika Fahri makan
bersama teman satu flatnya dan ketika merayakan pesta ulang
tahun Madame Nahed dan Yousef.
3. Latar suasana
a. Menyedihkan
“Ia tetap tersenyum. Menatapku tiada berkedip. Perlahan
pandangan matanya meredup. Tak lama kemudian kedua
matanya yang benig itu tertutup rapat, kuperiksa nafasnya
telah tiada. Nadinya tiada lagi denyutnya. Dan jantungnya
tiada lagi terdengar detaknya. Aku tak kuasa menahan
derasnya lelehan airmata. Aisha juga. Inna lillahi wa inna
ilaihi raajiun”. (Ayat Ayat Cinta, 2005:402)
Suasana yang terjadi saat itu adalah menyedihkan sekali. Ketika
Maria harus pergi untuk selama-lamanya menghadap kepada sang
illahi. Saat itu yang berada tepat disampingnya adalah Fahri dan
Aisha. Mereka berdua merasa sangat kehilangan sekali.
b. Menyenangkan
“Tepat saat adzan ashar berkumandang mereka sampai di
masjid tempat akad nikah akan dilangsungkan. Sudah
banyak teman-teman mahasiswa Indonesia dan mahasiswa
Turki yang sampai di sana. Aisha dan dua bibinya langsung
menuju lantai dua tempat jamaah wanita.
Acara dilangsungkan di depan mihrab masjid. Syaikh
Ustman, Syaikh Prof.Dr. Abdul Ghafur Ja’far, Bapak
Atdikbud, Eqbal Hakan Erbakan, Akbar Ali dan beberapa
syaikh Mesir yang diundang Syaikh Ustman duduk
dengan khidmat tepat di depan mihrab menghadap ke arah
jamaah dan hadirin yang memenuhi masjid”. (Ayat Ayat
Cinta, 2005:375)
Suasana menjadi sangat menyenangkan ketika Aisha dan Fahri
sedang melangsungkan pernikahan di sebuah masjid. Betapa
senangnya mereka berdua beserta para kerabat dekatnya.
c. Menegangkan
“Persidangan kedua sangat menegangkan. Tuan Boutros hadir
memberikan kesaksiannya. Beliau membantah keterangan
Noura”. (Ayat Ayat Cinta, 2005:343)
Terbukti bahwa hal yang menegangkan terjadi di dalam ruang
sidang. Persidangan yang akan menentukan nasib Fahri untuk ke
depannya.