Anda di halaman 1dari 8

AGRESI

1. SUMBER DASAR AGRESI


A. Frustasi
Hipotesis Frustasi – Agresi → Sugesti bahwa frustasi adalah penyebab kuat agresi. Pada
kenyataannya ketika mengahadapi frustasi, tidak semua orang bereaksi agresi. Reaksi
menghadapi frustasi berbagai macam dan berbeda-beda pada setiap orang, seperti sedih,
putus asa, dan depresi.
B. Provokasi
Provocation → tindakan orang lain yang memicu agresi pada seseorang, biasanya
dikarenakan persepsi bahwa tindakan orang lain tersebut berasal dari niat jahat. Provokasi
merupakan salah satu penyebab terkuat dari agresi manusia. Ketika kritik yang muncul
menyerang diri ketimbang perilaku,banyak orang sulit untuk menghindari marah karena
hal tersebut. Teasing → pernyataan yang memprovokasi dengan menyebutkan
kekurangan dan ketidaksempurnaan seseorang. Bentuk teasing dapat bervariasi dari yang
sederhana, humor, nama panggilan, atau komen yang bertujuan menyakiti.
Hasil penelitian menyatakan bahwa tindakan orang lain yang terasa mengancam status
atau public image dapat memicu agresi. Pada contohnya dalam penelitian yang dilakukan oleh
Griskevicius (dalam Baron, 2011), pada subjek mahasiswa perempuan dan laki-laki, yang
diminta untuk menggambarkan alasan utama penyebab tindakan agresi langsung. Hasil
menunjukkan bahwa 48,3% laki2 dan 45,3% perempuan menggambarkan status atau reputasi
yang mengancam identitas diri sebagai penyebab utama tindakan agresi.
2. SOCIAL CAUSES OF AGGRESSION: Social Exclusion and Exposure to Media Violence
A. Social exclusion / rejection by others
Ditolak oleh orang disekitar, menimbulkan mind set kognitif yang mengaktivasi
struktur kognitif dalam pikiran kita yang mengarahkan kita untuk menerima tindakan
netral atau ambigu sebagai agresi, walaupun orang lain tidak bermaksud demikian. Hal
tersebut dinamakan hostile mind-set. Hostile mind-set dapat meningkatkan agresi.
Dari teori evolusi, menyatakan bahwa hostile cognitive mind-set, dapat terjadi
karena pada jaman dahulu, manusia membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup, oleh
karena itu ditolak oleh orang lain menjadi suatu hal yang mengancam dan hal tersebut
merupakan tindakan permusuhan yang kejam.
B. Exposure to media violence
Orang yang banyak terpapar oleh kekerasan dalam media cenderung melakukan
kekerasan dibandingkan dengan orang yang jarang terpapar oleh kekerasan dalam media.
Media Sosial Ekperimen Bobo doll oleh bandura :

Dalam penelitian ini, anak-anak diperlihatkan program televisi dimana seorang


model orang dewasa menyerang sebuah boneka plastik. Ketika anak-anak tersebut
diberikan kesempatan untuk bermain dengan boneka yang sama, anak-anak tersebut
mengimitasi tindakan agresi dari model yang mereka lihat dari program televisi tsb. Dari
peneltian ini dapat disimpulkan bahwa keterpaparan pada kekerasan dalam media dapat
mengarahkan seseorang pada tindakan agresi yang sama dengan yang dilihat di media.
Anak belajar cara baru untukmelakukan tindakan agresi dan belajar bahwa bentuk
tindakan tersebut dapat diterima.
Menurut penelitian, semakin banyak adegan kekerasan dalam film atau tayangan
televisi yang ditonton oleh partisipan sewaktu kecil, semakin besar tinggi tingkat
agresivitas yang mereka lakukan pada saat mereka remaja atau dewasa, dan semakin
besar kemungkinan mereka melakukan tindakan kejahatan atau dipenjara karenanya.
Peneltian tersebut dilteliti di berbagai negara yang berbeda seperti Australia, Finland,
Israel, Poland, dan Afrika Selatan (Botha, dalam Baron 2011). Selain itu, dampak
tersebut tidak hanya berasal dari tayangan televisi atau film, tetapi juga dari lagu yang
mengandung lirik kekerasan, berita kejahatan, dan video game kekerasan.
Bermain video games dapat meningkakan kognisi agresi (pemikiran berkaitan
untuk menyakiti orang lain), perasaan agresi (perasaan permusuhan, marah, dan
pembalasan dendam), yang kemudian timbul dalam tindakan agresi. Bermain video
games yang megandung kekerasan mengurangi empati kepada orang lain dan mengurangi
kecenderungan seseorang untuk melakukan tindakan prososial.
3. PENYEBAB AGRESI
Sikap agresi sendiri merupakan sebuah sikap yang didasari pada rasa marah, kecewa
terhadap sesuatu yang tidak diinginkan dan membuat objeknya mengalami bahaya atau
kesakitan. Berikut ini apa saja penyebab agresi dalam psikologi sosial yang perlu diketahui:
a. Faktor amarah
Amarah merupakan rasa emosi yang memiliki ciri aktifitas sistem saraf
parasimpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat yang
disebabkan adanya sebuah kesalahan. Pada saat marah ada perasaan ingin menyerang,
meninju, mencaci maki, menghancurkan atau melempar sesuatu dan bisa jadi timbul
pikiran yang kejam.
Apabila hal tersebut dikeluakan dalam sebuah tindakan maka terjadilah perilaku
agresi. Jadi kenyataannya agresi adalah suatu respon terhadap marah, kekecewaan, sakit
fisik, penghinaan, atau ancaman sering memancing amarah dan akhirnya memancing
pada agresi.
b. Faktor biologis
Salah satu penyebab agresi dalam psikologi sosial dapat terjadi karena faktor
genetik, fungsi otak dan juga darah. Kesemuanya itu berperan dalam tindakan agresi.
Contohnya pada kasus wanita yang sedang mengalami masa haid, kadar hormon
kewanitaannya yaitu hormon estrogen dan progresteron menurun jumlahnya akibatnya
banyak wanita yang mengalami bahwa perasaan mereka mudah tersinggung, gelisah,
tegang dan bermusuhan serta agresif.
Jadi penentu biologis juga berperan dalam sikap agresi pada seseorang. Masalah
pada gangguan kepribadian pasif agresif, penyebab, ciri dan cara mengatasinya.
c. Faktor kesenjangan
Adanya perbedaan sikap antara anak dengan orang tuanya dapat terlihat dalam
bentuk hubungan komunikasi yang semakin minimal dan seringkali tidak nyambung.
Kegagalan komunikasi orang tua dan anak diyakini sebagai salah satu penyebab
timbulnya perilaku agresi pada anak. Masalah prinsip, keinginan dan juga pemaksaan
kehendak yang berbeda antara orangtua dan anak.
Permasalahan generation gap ini harus diatasi dengan segera, mengingat begitu
berbahayanya sikap agresi ini, dan dapat menimbulkan banyak permasalahan lain yang
dapat muncul seperti masalah ketergantungan narkotik, kehamilan diluar nikah, seks
bebas, dan sebagainya.
d. Faktor lingkungan
Penyebab agresi dalam psikologi sosial lainnya dapat dipengaruhi dari faktor
lingkungan seperti faktor ekonomi, kemiskinan, faktor anonimits, serta suhu udara yang
panas.
Sebuah contoh dalam aksi-aksi demonstrasi yang berujung pada sebuah bentrokan
dengan petugas keamanan yang sering terjadi pada cuaca yang terik dan panas namun
apabila cuaca sedang diguyur hujan maka aksi tersebut akan menjadi sepi dan pendemo
akan bubar. Dampak dan juga bahayanya pengaruh lingkungan terhadap emosi remaja.
e. Rasa frustasi
Penyebab agresi dalam psikolog sosial lain yaitu frustrasi yang terjadi bila
seseorang terhalang oleh sesuatu hal dalam mencapai suatu tujuannya. Agresi merupakan
salah satu cara berespon terhadap perasaan frustrasi.
Contoh remaja miskin yang nakal adalah akibat dari frustrasi yang berhubungan
dengan banyaknya waktu menganggur, keuangan yang minim dan adanya kebutuhan
yang harus segera terpenuhi tetapi sulit untuk dicapai. Akibatnya mereka menjadi mudah
marah dan berperilaku agresi demi mencapai tujuan yang diinginkan.

4. PENGARUH AGRESI
A. Kondisi Lingkungan
 Sakit dan Sakit hati
 Crowd
 Pornografi (adanya kesan yang salah)
 Pengalaman sexual abuse
 Media (terutama televisi)
B. Pengaruh Kepribadian dan Kondisi Fisik
Teori sifat (trait) mengatakan bahwa orang yang memiliki pola perilaku tipe A
(kompetitif, selalu terburu-buru, ambisius, cepat tersinggung, dsb) lebih cepat menjadi
agresif dibandingkan dengan orang yang memiliki pola perilaku tipe B (ambisi tidak
tinggi, mudah puas, santai, dsb).

Dalam Myers (2012) agresi dapat dipengaruhi oleh hal–hal sebagai berikut :
a. Peristiwa yang tidak menyenangkan
Berkowitz (Myers, 2012) menyatakan bahwa pengalaman yang tidak mengenakkan
merupakan pemicu dasar dari agresi permusuhan. Penelitian di laboratorium juga
menunjukkan bahwa suhu panas membangkitkan rasa marah dan meningkatkan pikiran
serta perasaan bermusuhan (Anderson dalam Myers, 2012).
b. Keterbangkitan
Hampir semua sumber keterbangkitan fisik (arousal), bahkan olahraga atau stimulasi
seksual, dapat ditransformasi ke dalam bentuk emosi lain seperti marah (Myers, 2012).
c. Sinyal agresi
Senjata memancing pikiran bermusuhan dan keputusan untuk memberi hukuman
(Anderson dalam Myers, 2012).
d. Pengaruh media
Semakin berisi kekerasan acara televisi yang ditonton anak, semakin agresif anak tersebut
(Eron dalam Myers, 2012). Kemudian Myers (2012) mengungkapkan bahwa
keterpaparan pada kekerasan di media dapat meningkatkan kemungkinan perilaku agresif
dan kasar dalam konteks jangka pendek dan jangka panjang.
e. Pengaruh kelompok
Myers (2012) menyatakan melalui “penularan” sosial, kelompok dapat memperkuat
kecenderungan agresi sebagaimana kelompok juga dapat menurunkan kecenderungan
lainnya.

5. CARA MENGATASI PERILAKU AGRESIF


Menurut Taylor terdapat beberapa cara untuk mengatasi agresif ialah sebagai berikut:
a. Mengurangi frustasi dan serangan
Frustasi dan serangan adalah sumber utama dari kemarahan. Cara yang lebih efektif
untuk mereduksi agresif adalah potensi terjadinya dua hal tersebut pada umumnya
bersumber dari nafkah hidup seperti makanan, tempat tinggal, pakaian dan keluarga.
Dengan adanya terpenuhinya kebutuhan tersebut akan mengurangi frustasi kebutuhan dan
juga dapat mencegah gangguan kekerasan yang berasal dari kelompok yang frustasi.
Adanya aparat kepolisian yang melindungi masyarakat agar tidak diserang oleh penjahat
atau kekerasan lain ini juga dapat mengurangi agresif.
b. Belajar menahan diri
Salah satu teknik mereduksi agresi adalah belajar mengontrol sendiri untuk tidak
berperilaku agresif.
c. Distraksi
Mengalihkan perhatian dan memikirkan ke hal-hal yang lain tidak memikirkan hal yang
berhubungan dengan penyebab timbulnya perilaku agresif.
d. Kecemasan agresif
Perasaan cemas tentang tindakan agresif juga bisa menghambat perilaku agresif. Dengan
adanya perasaan cemas ini membuat orang tidak mau berbuat agresif.
Menurut Koeswara cara atau teknik sebagai langkah-langkah konkret yang dapat
diambil untuk mencegah kemunculan atau berkembangnya tingkah laku agresif itu adalah
penanaman moral, pengembangan tingkah laku non agresif, dan pengembangan kemampuan
memberikan empati.
a. Penanaman moral
Penanaman modal merupakan langkah yang paling tepat untuk mencegah kemunculan
tingkah laku agresif. Penanaman moral ini akan berhasil apabila dilaksanakan secara
berkesinambungan dan konsisten sejak usia dini di berbagai lingkungan dengan
melibatkan segenap pihak yang memikul tanggung jawab dalam proses sosialisasi.
b. Pengembangan tingkah laku non agresif
Untuk mencegah berkembangnya tingkah laku agresif yang perlu dilakukan adalah
mengembangkan nilai-nilai yang mendukung perkembangan tingkah laku non agresif dan
menghapus atau setidaknya mengurangi nilai-nilai yang mendorong perkembangan
tingkah laku agresif.
c. Pengembangan kemampuan memberikan empati
Pencegahan tingkah laku agresif bisa dan perlu menyertakan pengembangan kemampuan
mencintai pada individu-individu. Adapun kemampuan mencintai itu sendiri dapat
berkembang dengan baik apabila individu-individu dilatih dan melatih diri untuk mampu
menempatkan diri dalam dunia batin sesame serta mampu memahami apa yang dirasakan
atau dialami dan diinginkan maupun tidak diinginkan sesamanya. Pengembangan
kemampuan memberikan empati berkembangnya tingkah laku agresif.
Menurut Sears dkk, upaya untuk mengurangi agresif instrument harus difokuskan pada
sebab-sebab pokok terjadinya agresif dan pada perilaku yang tampak itu sendiri. Teknik lain
untuk mengatasi perilaku agresif yaitu dengan belajar mengendalikan perilaku agresif yang
dialami sendiri dan tidak peduli apakah diancam atau dihukum dan juga harus belajar tentang
kapan perilaku agresif harus ditekan bahwa sebelum masa kanak-kanak berakhir sebagian
besar anak telah menemukan bentuk katarsih emosional yang memenuhi kebutuhan mereka
dan membantu mereka mengatasi pengendalian emosi.
Teknik lain untuk pencegahan dan pengendalian agresi. Agresi bukanlah suatu bentuk
perilaku yang tidak dapat dihindari atau tidak dapat diubah. Sebaliknya karena agresi berasal
dari interkasi kompleks berbagai peristiwa eksternal, kognisi, dan karaktersitik pribadi, hal itu
dapat dicegah atau dikurangi. Beberapa pencegahan yang dapat mengurangi bentuk agresi
adalah:
a. Hukuman adalah pemberian konsekuensi yang menyakitkan untuk mengurangi seseorang
berperilaku tertentu sebagai teknik untuk mengurangi agresi.
b. Meminta maaf adalah pengakuan kesalahan-kesalahan yang sudah di lakukan kepada
orang lain yang mengakibatkan orang lain marah atau jengkel (Kameda, & Agarie, 1989).
c. Belajar untuk melakukan hubungan baik dengan orang lain. Salah satu mengapa orang
banyak terlibat dalam perilaku agresi karena mereka tidak memiliki keterampilan sosial
dasar. Mereka tidak mengetahui bagaimana merespon provokasi dari orang lain dalam
cara menengkan orang lain.
d. Mereka tidak tahu bagaimana caranya untuk membuat permintaan atau bagaiamana
caranya untuk menolak permintaan orang lain tanpa membuat orang lain tersebut marah,
jadi membekali siswa dengan keterampilan sosial yang lebih baik dapat sangat
bermanfaat untuk mengurangi agresi.
e. Sulit untuk marah jika anda tersenyum. Kemarahan akan berkurang ketika teman
membuat lelucon yang membuat kita tertawa. Karena tertawa dan efek positif yang
dibawanya tidak sesuai dengan perasaan marah dan tindakan agresi. Hal ini merupakan
dasar dari pendekatan lain untuk mengurangi agresi, yang dikenal sebagai teknik respons
yang tidak tepat.

Anda mungkin juga menyukai