Salah satu fungsi utama ilmu pengetahuan dan teknologi adalah untuk sarana bagi
kehidupan manusia, yakni untuk membantu manusia agar aktivitas kehidupannya
menjadi lebih mudah, lancar, efisien, dan efektif, sehingga kehidupannya menjadi
lebih bermakna dan produktif. Dengan demikian, Iptek bagi manusia selalu
berkaitan dengan usaha manusia untuk menciptakan taraf kehidupannya yang lebih
baik.
Jika dlihat dari segi filsafat ilmu antara pngetahuan dan sains atau ilmu
pengetahuanadala berbeda (memiliki makna berbeda). Pengetahuan adalah segala
sesuatu yang dketahui oleh manusia melalui tangkapan pancaindra dan firasat,
sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi,
disistimisasi, serta diinterpretasikan sehingga menghasilkan kebenaran yang
obyektif, sudah teruji kebenarannya. Dalam sudut pandang filsafat ilmu, istilah
sains juga telah difahami oleh masyarakat Indonesia menjadi suatu istilah baku,
yaitu ilmu pengetahuan.
1
Timbul pertanyaan : kapan atau bilamana kira-kira suatu pengetahuan itu dapat
dikategorikan sebagai suatu ilmu (sains/ilmu pengetahuan) ?
Dalam kajian filsafat ilmu, suatu pengetahuan dapat dikatakan (dikategorikan)
sebagai suatu ilmu apabila memenuhi tiga kriteria pokok, yakni sebagai berikut:
1. Adanya aspek ontologis, artinya bidang studi yang bersangkutan telah memiliki
objek studi/kajian yang jelas. Dalam hal ini, bahwa yang namanya objek suatu
studi itu haruslah yang jelas, artinya dapat diidentifikasikan, dapat diberi
batasan, serta dapat diuraikan sifat-sifatnya yang esensial.
2. Adanya aspek epistemologi, artinya bidang studi yang bersangkutan telah
memiliki metode kerja yang jelas. Dalam hal ini terdapat tiga metode keja suatu
bidang studi, yaitu deduksi, induksi, dan eduksi.
3. Adanya aspek aksiologi, artinya bahwa bidang studi yang bersangkutan
memiliki nilai guna atau kemanfaatannya.
Dalam filsafat ilmu, setiap ilmu ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian.
Oleh karena itu, ada seseorang yang hanya mendalami bidang ilmu tertentu dalam
masyarakat, yang kemudian disebut dengan spesialis, dan ada pula seseorang yang
banyak tahu (dalam bidang lmu), namun tidak sampai mendalam, atau yang
kemudian disebut sebagai generalis. Namun, karena keterbatasan manusia, maka
sangat jarang ditemkan adanya seseorang dalam masyarakat yang menguasai
beberapa ilmu secara mendalam.
Ilmu pengetahuan merupakan usaha manusia untuk memahami gejala dan fakta
alam, lalu melestarikan pengetahuan tersebut secara konsepsional dan sistimatis.
Sedangkan teknologi adalah usaha manusia untuk memanfaatkan ilmu
pengetahuan itu untuk kepentingan dan kesejahteraan. Karena hubungan tersebut,
maka perkembangan ilmu pengetahuan selalu terkait dgn perkembangan teknologi.
2
Sain dan teknologi saling membutuhkan, karena sains tanpa teknologi ibaratnya
bagaikan pohon tak berakar. Sains hanya mampu mengajarkan fakta dan nonfakta
pada manusia, ia tidak mampu mengajarkan apa yang harus atau tidak boleh
dilakukan oleh manusia. Jadi, fungsi sains disini hanyalah mengoordinasikan
semua pengalaman manusia dan menempatkannya ke dalam suat sistim yang logis,
sedangkan fungsi seni sebagai pemberi persepsi mengenai suatu keberaturan
dalam idup dengan menempatkan suatu keberaturan padanya.
Tujuan sains dan teknologi adalah untuk memudahkan manusia dalam menjalani
kehidupannya. Sedangkan seni member sentuhan estetik (keindahan) sebagai hasil
budaya yang indah dari manusia.
Dalam pemikiran teologis, ada suatu pertanyaan yang seolah-olah tabu untuk
dipersoalkan, aitu:”Kapan kira-kira kiamat itu akan terjadi ?”
Disini jawabannya sangat normatif, yaitu hanya Tuhanlah yang tahu karena Dia-
lah yang menentukan kapan kiamat itu tiba.
Sedangkan dalam pemikiran saintifik, jawaban semacam itu ternyata bisa
dikembangkan, yaitu bahwa kiamat akan terjadi apabila alam semesta ini sudah
kehilangan keseimbangannya, dan yang menjaga keseimbangan alam itu adalah
salah satu tugas manusia. Jadi, apabila pengembangan Iptek (oleh manusia)
sampai tidak memedulikankeseimbangan dan kelestarian (yang juga menjadi salah
satu tugas manusia), maka kiamat akan segera tiba.
Adanya sisi positif dan negatif dari Iptek maka sering dikatakan bahwa kemajuan
Iptek bermata dua atau bersifat dilematis. Disatu sisi, Iptek secara positif telah
mendatangkan rahmat, dalam arti dapat meningkatkan kesejahteraan hidup
manusia. Sedangkan dampak negatif yang membawa laknat juga telah mengglobal.
Berbagai pencemaran yang berpengaruh terhadap kesehatan fisik biologis dan
mental psikologis pun telah mengglobal. Seperti ketegangan urat saraf, darah
tinggi, sadisme, kriminalitas, mabuk, teler, dsb adalah berbaga macam penyakit
ataupun gangguan-gangguan fisik-biologis maupun mental psikologis, yang tidak
4
hanya terjadi di Negara-negara tertentu saja, melainkan juga meluas ke berbagai
Negara di penjuru dunia.
6
Masalah yang dihadapi bangsa Indonesia terkait dengan pemanfaatan dan
kemampuan Iptek dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Rendahnya kemampuan Iptek nasional dalam menghadapi perkembangan global
Hal ini ditunjukkan dengan Indeks Pencapaian Teknologi (IPT) dalam laporan
UNDP menunjukkan tingkat pencapaian teknologi Indonesia masih berada pada
urutan ke 60 dari 72 negara.
2. Rendahnya kontribusi Iptek nasional di sector produksi. Hal ini ditunjukan oleh
kurangnya efisiensi dan rendanya produktivitas, serta minimnya kandungan
teknologi dalam kegiatan ekspor.
3. Masih terbatasnya sumber daya Iptek, yang tercermin dari rendahnya kualitas
SDM dan kesenjangan pendidikan di bidang Iptek. Rasio tenaga peneliti
Indonesia pada tahun 2010 adalah 4,7 peneliti per 10.000 penduduk, jauh lebih
kecil dibandingkan Jepang sebesar 70,7.
4. Belum berkembangnya budaya Iptek di alngan masyarakat. Budaya bangsa
secara umum masih belum mencerminkan nilai-nilai Iptek yang mempunyai
penalaran objektif, rasional, maju, unggul, dan mandiri. Pola piker masyarakat
belum berkembang kea rah yang lebih suka menciptadaripada sekedar memakai,
lebih suka membeli daripada membuat, dll.
5. Belum optimalnya peran Iptek dalam mengatasi degradasi fungsi lingkungan
hidup. Kemajuan Iptek berakibat pula pada munculnya permasalahan
lingkungan. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh belum berkembangnya
sistim manajemen dan teknologi pelestarian fungsi lingkungan hidup.
6. Masih lemahnya peran Iptek dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana
alam. Kemampuan Iptek nasional belum optimal dalam memberikan antisipasi
dan solusi strategis terhadap berbagai permasalahan bencana alam, seperti
pemanasan global, kebakaranhutan, banjir, longsor, gempa bumi, tsunami, dll.