Anda di halaman 1dari 5

Faktor pemicu meletusnya Perang Dunia 1, dan 2

Perang dunia 1

1. Faktor Imperialisme

Perang Dunia 1 (National Library of Scotland, No restrictions, via Wikimedia Commons)

Imperialisme merupakan saat suatu negara meningkatkan kekuatan serta kekayaan mereka dengan
membawa wilayah tambahan yang ada di bawah kendali mereka. Sebelum Perang Dunia 1, berbagai
negara Eropa telah membuat klaim imperialistik yang bersaing di Afrika dan beberapa bagian Asia.
Hal tersebut akhirnya menjadi poin pertikaian.

Dengan bahan baku yang dapat disediakan oleh area yang dituju, ketegangan di sekitar negara mana
yang memiliki hak untuk mengeksploitasi area tersebut jadi sangat tinggi. Memanasnya persaingan
serta keinginan untuk menginvasi yang lebih besar, jadi salah satu pendorong dan penyebab Perang
Dunia 1.

2. Faktor Militerisme

Perang Dunia 1 (The Education program of the National Library of Israel, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia
Commons)

Di saat dunia masuk abad ke-20, tiap negara mulai mengembangkan senjata tercanggihnya. Bahkan
jumlah kapal perang masing-masing negara serta pasukan mereka semakin meningkat. Hampir
semua negara mulai melatih banyak pemuda dalam rangka bersiap-siap apabila akan menghadapi
pertempuran.

Ukuran kapal perang bertambah dari segi ukuran, jumlah senjata, kecepatan, metode propulsi, serta
kualitas baju besi. Kemajuan pada sektor kapal perang dimulai pada tahun 1906 dengan HMS
Dreadnought dari Inggris. Dreadnought segera diklasifikasi sebagai Angkatan Laut Kerajaan dan
Kaiserliche Marine dengan cepat memperluas armada kapal perang yang semakin modern dan kuat.

Kemudian, pada tahun 1914 Jerman memiliki hampir 100 kapal perang serta dua juta tentara
terlatih. Inggris dan Jerman sama-sama fokus pada peningkatan angkatan laut mereka selama
periode waktu ini. Di Jerman dan Rusia, pendirian militer mulai memiliki pengaruh yang lebih besar
pada kebijakan publik. Adanya faktor peningkatan militerisme ini yang turut menjadi pendorong
negara-negara ikut terlibat perang.

3. Pembunuhan Archduke Franz Ferdinand

Archduke Franz Ferdinand

Salah satu penyebab Perang Dunia 1 yang membuat aliansi, imperialisme, militerisme, dan
nasionalisme ikut bermain yaitu terbunuhnya Archduke Franz Ferdinand, pewaris tahta kerajaan
Austria-Hongaria. Pada Juni 1914, kelompok teroris Serbia-nasionalis yang disebut Tangan Hitam
mengirim kelompok untuk membunuh Archduke.

Sayang, pada percobaan pertama mereka gagal ketika seorang pengemudi menghindari granat yang
dilemparkan ke mobil mereka. Akan tetapi, pada hari itu seorang nasionalis Serbia bernama Gavrilo
Princip menembak Archduke dan istrinya ketika mereka sedang berkendara melalui Sarajevo, Bosnia
yang merupakan bagian dari Austria-Hongaria. Akhirnya, Archduke dan istri meninggal karena luka
yang dialami.

Pembunuhan tersebut sebenarnya merupakan protes terhadap Austria-Hongaria yang memiliki


kendali atas wilayah ini. Serbia ingin mengambil alih Bosnia dan Herzegovina. Pembunuhan
Ferdinand menyebabkan Austria-Hongaria mendeklarasikan perang terhadap Serbia. Namun, saat
Rusia mulai memobilisasi untuk mempertahankan aliansi dengan Serbia, Jerman menyatakan perang
terhadap Rusia. Hal inilah yang memulai perluasan perang untuk memasukkan semua yang terlibat
dalam aliansi pertahanan bersama.

Sayang, pada percobaan pertama mereka gagal ketika seorang pengemudi menghindari granat yang
dilemparkan ke mobil mereka. Akan tetapi, pada hari itu seorang nasionalis Serbia bernama Gavrilo
Princip menembak Archduke dan istrinya ketika mereka sedang berkendara melalui Sarajevo, Bosnia
yang merupakan bagian dari Austria-Hongaria. Akhirnya, Archduke dan istri meninggal karena luka
yang dialami.

Pembunuhan tersebut sebenarnya merupakan protes terhadap Austria-Hongaria yang memiliki


kendali atas wilayah ini. Serbia ingin mengambil alih Bosnia dan Herzegovina. Pembunuhan
Ferdinand menyebabkan Austria-Hongaria mendeklarasikan perang terhadap Serbia. Namun, saat
Rusia mulai memobilisasi untuk mempertahankan aliansi dengan Serbia, Jerman menyatakan perang
terhadap Rusia. Hal inilah yang memulai perluasan perang untuk memasukkan semua yang terlibat
dalam aliansi pertahanan bersama.

5. Adanya Aliansi Pertahanan Bersama

Perang Dunia 1 (National Museum of the U.S. Navy, Public domain, via Wikimedia Commons)

Dahulu, negara-negara di seluruh dunia membuat perjanjian pertahanan bersama dengan negara
tetangga mereka. Perjanjian tersebut yang akhirnya menjadi penyebab mereka masuk ke dalam
pertempuran. Isi dari perjanjian ini menyatakan apabila satu negara diserang, negara-negara sekutu
terikat akan membela mereka. Sebelum Perang Dunia 1 dimulai, ada beberapa aliansi negara,
beberapa di antaranya yaitu:

1. Rusia dan Serbia

2. Jerman dan Austria-Hongaria

3. Prancis dan Rusia

4. Inggris, Prancis dan Belgia

5. Jepang dan Inggris

Saat Austria-Hongaria menyatakan perang terhadap Serbia, Rusia ikut terlibat untuk
mempertahankan Serbia. Akhirnya Jerman melihat bahwa Rusia sedang memobilisasi dan
menyatakan perang terhadap Rusia. Berlanjut ke Prancis yang ikut ditarik melawan Jerman serta
Austria-Hongaria.
Jerman akhirnya menyerang Prancis dan membuat Inggris mau tidak mau ikut campur ke dalam
perang membela Prancis. Tidak berhenti sampai di situ saja, Jepang turut ikut campur dalam perang
karena hubungannya dengan Inggris. Hingga pada akhirnya, Italia dan Amerika Serikat juga ikut
masuk pada pihak sekutu.

Seperti yang bisa dilihat dari beberapa penyebab Perang Dunia 1 di atas. Meski tujuannya baik dan
ingin membela negara atas dasar cinta tanah air, namun dengan peperangan hanya membuat
segalanya menjadi runyam dan merugikan berbagai pihak, terutama warga sipil yang tidak bersalah.

Perang dunia 2

• Kegagalan Liga Bangsa-bangsa (LBB) dalam menciptakan perdamaian dunia. LBB bukan lagi
alat untuk mencapai tujuan, tetapi menjadi alat politik negara-negara besar untuk mencari
keuntungan. LBB tidak dapat berbuat apa-apa ketika negara-negara besar berbuat semaunya,
misalnya pada tahun 1935 Italia melakukan serangan terhadap Etiopia dan Jepang melakukan
serangan terhadap Manchuria pada tahun 1937.

• Negara-negara maju saling berlomba memperkuat militer dan persenjataan. Dunia Barat
terutama Jerman dan Italia membenci komunisme Uni Soviet, dan kebencian Uni Soviet kepada
fasisme Italia, nasionalis-sosialis Jerman, imperialisme Britania Raya, dan kapitalisme Amerika
Serikat. Oleh karena perbedaan paham akhirnya negara-negara tersebut memperkuat militer dan
persenjataannya.

• Adanya pertentangan paham demokrasi, fasisme, dan komunisme.

• Adanya politik aliansi (mencari kawan persekutuan). Kekhawatiran akan adanya perang
besar, maka negara-negara mencari kawan dan muncullah dua blok besar yakni:

1. Blok Fasis, terdiri atas Jerman, Italia, dan Jepang (juga bersekutu dengan Rumania, Hongaria,
Bulgaria, Slowakia, dan Kroasia).

2. Blok Sekutu, terdiri atas:

 Blok Demokrasi yaitu Prancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Republik Tiongkok (juga
bersekutu dengan Australia, Afrika Selatan, Brasil, Belanda, Belgia, Cekoslowakia, Etiopia, Filipina,
India, Kanada, Kuba, Luksemburg, Meksiko, Norwegia, Polandia, Selandia Baru, Yugoslavia, dan
Yunani).

 Blok Komunis yaitu Uni Soviet, dan Mongolia.

• Adanya pertentangan-pertentangan akibat ekspansi.

1. Jerman mengumumkan Lebensraumnya (Jerman Raya) yang meliputi Eropa Tengah.

2. Italia menginginkan Italia Irredenta yang meliputi seluruh Laut Tengah dan Abyssinia.

3. Jepang mengumumkan Kemakmuran Bersama di Asia Timur Raya.

• Adanya politik balas dendam Revanche Idea Jerman terhadap Prancis karena Jerman merasa
dihina dengan Perjanjian Versailes.
Penyebab Khusus[sunting | sunting sumber]

Eropa Barat Dan Timur[sunting | sunting sumber]

Serangan terhadap Polandia[sunting | sunting sumber]

Artikel utama: Invasi Polandia (1939)

Uni Soviet bergabung dengan Jerman dalam Invasi Polandia.

Antara tahun 1919 dan 1939 Polandia mengupayakan kebijakan keseimbangan antara Uni Soviet dan
Jerman dengan mengadakan perjanjian non-agresi bersama keduanya.[4] Pada awal tahun 1939
Jerman menuntut Polandia untuk masuk ke dalam Pakta Anti-Komintern sebagai negara satelit
Jerman.[5] Karena kuatir kehilangan kemerdekaannya, Polandia menolak, dan Hitler mengatakan
kepada para jenderalnya pada tanggal 23 Mei 1939 bahwa alasan untuk menyerangan Polandia
adalah "Danzig bukanlah objek yang dituju. Untuk kita, ia merupakan pelebaran dari ruang hidup
(Lebensraum) di Timur."[6] Untuk menakut-nakuti Hitler, Britania dan Prancis mengumumkan bahwa
invasi terhadap Polandia berarti perang, serta berusaha meyakinkan Uni Soviet untuk bersama-sama
dalam tindakan ini. Moskow tampaknya sepakat tetapi menyadari bahwa ia dapat menguasai
negara-negara Baltik serta bagian-bagian Polandia jika bersekutu dengan Jerman, sehingga Uni
Soviet melakukan perjanjian pada bulan Agustus 1939. Upaya London gagal, karena Hitler tidak
memperkirakan perang yang melebar. Jerman menyerang Polandia pada tanggal 1 September 1939
serta menolak tuntutan Britania dan Prancis untuk mundur, sehingga kedua negara itu menyatakan
perang terhadap Jerman pada tanggal 3 September 1939 sesuai perjanjian pertahanan yang mereka
tanda tangani bersama Polandia dan telah diumumkan secara publik.[7][8]

Serangan terhadap Uni Soviet[sunting | sunting sumber]

Artikel utama: Operasi Barbarossa

Jerman menyerang Uni Soviet pada bulan Juni 1941. Hitler percaya Uni Soviet dapat dikalahkan
dalam suatu serangan kilat dan terus menerus mengingat keadaan Uni Soviet yang tidak siap perang,
serta berharap kemenangan itu akan memaksa Britania mengadakan negosiasi dan mengakhiri
peperangan. Hitler juga ingin mendahului menyerang Uni Soviet sementara Uni Soviet lengah.[9]

Asia Pasifik[sunting | sunting sumber]

Perang Dunia di Pasifik disebabkan oleh serbuan Jepang tanpa peringatan terhadap Pangkalan
Armada Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbour, Hawaii, pada tanggal 7 Desember 1941.[10] Pada
saat yang sama, pasukan Jepang menyerang Persemakmuran Filipina yang dikuasai oleh Amerika
Serikat, serta Malaya, Singapura, dan Hong Kong yang dikuasai oleh Kekaisaran Britania. Serangan-
serangan ini menyebabkan Amerika Serikat dan Britania Raya menyatakan perang terhadap Jepang
pada hari berikutnya.

Empat hari kemudian Amerika Serikat terbawa dalam perang Eropa ketika pada tanggal 11
Desember 1941, Jerman dan Italia menyatakan perang terhadap Amerika Serikat. Hitler memilih
untuk mengumumkan bahwa en:Tripartite Pact:Pakta Tripartit mengharuskan Jerman mengikuti
pernyataan perang Jepang; meskipun sesungguhnya kapal-kapal perusak Amerika Serikat yang
mengawal konvoi sudah berperang melawan kapal selam ("U-boat) Jerman dalam Perang Atlantik.
Pernyataan ini secara efektif mengakhiri sentimen isolasionis di Amerika Serikat, di mana Amerika
Serikat segera membalas dengan secara resmi memasuki perang di Eropa.

Anda mungkin juga menyukai