Anda di halaman 1dari 18

30/04/2018

AGGREGAT

Oleh :
WAYAN MUSTIKA, ST., MT.

AGGREGAT

Klasifikasi
Aggregat

Agregat adalah butiran mineral


alami yang berfungsi sebagai
bahan pengisi dalam campuran
beton atau mortar dan aspal. Berdasarkan
Agregat menempati sebanyak asalnya
kurang lebih 70 % dari volume
Berdasarkan
beton atau mortar. Oleh karena
itu sifat-sifat agregat sangat
Berat Jenisnya
mempengaruhi sifat-sifat beton Berdasarkan
yang dihasilkan Ukuranya

1
30/04/2018

Berdasarkan
Asalnya :

Agregat alam, Agregat yang menggunakan bahan baku dari batu


alam atau penghancurannya, contoh: kerikil dan pasir alam, Agregat
batu pecah.
Agregat Buatan, Agregat yang dibuat dengan tujuan penggunaan
khusus (tertentu) karena kekurangan agregat alam. Biasanya
agregat buatan adalah agregat ringan Contoh agregat buatan adalah
: Klinker dan breeze yang berasal dari limbah pembangkit tenaga
uap, agregat yang berasal dari tanah liat yang dibakar (leca =
Lightweight Expanded Clay Agregate)

Berdasarkan
berat jenisnya

a. Agregat berat : agregat yang mempunyai berat jenis lebih dari


2,8. Biasanya digunakan untuk beton yang terkena sinar radiasi
sinar X. Contoh agregat berat : Magnetit, butiran besi
b. Agregat Normal : agregat yang mempunyai berat jenis 2,50 –
2,70. Beton dengan agregat normal akan memiliki berat jenis
sekitar 2,3 dengan kuat tekan 15 MPa – 40 MPa. Agregat normal
terdiri dari : kerikil, pasir, batu pecah (berasal dari alam), klingker,
terak dapur tinggi (agregat buatan).
c. Agregat ringan : agregat yang mempunyai berat jenis kurang dari
2,0. Biasanya digunakan untuk membuat beton ringan. Terdiri
dari : batu apung, asbes, berbagai serat alam (alam), terak dapur
tinggi dg gelembung udara, perlit yang dikembangkan dengan
pembakaran, lempung bekah, dll (buatan).

2
30/04/2018

Berdasarkan Ukuran
Butirannya :

Batu → agregat yang mempunyai besar


butiran > 40 mm
Kerikil → agregat yang mempunyai
besar butiran 4,8 mm – 40 mm
Pasir → agregat yang mempunyai besar
butiran 0,15 mm – 4,8 mm
Debu (dust) → agregat yang
mempunyai besar butiran < 0,15 mm

PENGOLAHAN AGREGAT

Agregat batu pecah diproduksi dari bongkahan-bongkahan


batuan hasil peledakan (biasanya batuan andesit dan basalt),
kemudian dipecah lagi dengan palu atau alat mekanis
(breaker/crusher) untuk disesuaikan ukurannya dengan
kebutuhan konsumen. Secara umum, kegiatan pembuatan
agregat batu pecah terdiri dari peremukan, pengayakan dan
pengangkutan. Hasil dari pengolahan ini berupa batu pecah
dengan ukuran ≤ 10 mm, 10 – 20 mm, 20 – 30 mm, 30 – 50
mm, 50 – 75 mm.

3
30/04/2018

Stone Crusher

4
30/04/2018

Sifat Penting Agregat


• Ukuran Butir dan Gradasi
Ukuran agregat dalam suatu campuran beton atau aspal terdistribusi dari
yang berukuran besar sampai ke yang kecil. Semakin besar ukuran
maksimum agregat yang dipakai semakin banyak variasi ukurannya dalam
campuran tersebut. Ada dua istilah yang biasanya digunakan berkenaan
dengan ukuran butir agregat, yaitu :
o Ukuran maksimum, yang didefinisikan sebagai ukuran saringan terkecil
yang meloloskan 100 % agregat.
o Ukuran nominal maksimum, yang didefinisikan sebagai ukuran saringan
terbesar yang masih menahan maksimum dari 10 % agregat.
• Istilah-istilah lainnya yang biasa digunakan sehubungan dengan ukuran
agregat yaitu :
– Agregat kasar : Agregat yang tertahan saringan No. 8 (2,36 mm).
– Agregat halus : Agregat yang lolos saringan No. 8 (2,36 mm).
– Mineral pengisi: Fraksi dari agregat halus yang lolos saringan no. 200
(2,36 mm) minimum 75% terhadap berat total agregat.
– Mineral abu : Fraksi dari agregat halus yang 100% lolos saringan no. 200
(0,075 mm)

SIFAT – SIFAT FISIK DAN PENGUJIAN AGREGAT


A. SIFAT – SIFAT FISIK AGGREGAT

a. Bentuk butiran dan keadaan permukaan

Butiran agregat biasanya berbentuk bulat ( agregat yg berasal dari


sungai/pantai), tidak beraturan, bersudut tajam dengan
permukaan kasar, ada yg berbentuk pipih dan lonjong.
Bentuk butiran berpengaruh pada :
* luas permukaan agregat
* Jumlah air pengaduk pada beton
* Kestabilan/ketahanan (durabilitas) pada beton
* Kelecakan (workability)
* Kekuatan beton
Keadaan permukaan agregat berpengaruh pada daya ikat antara
agregat
dengan semen.
Permukaan kasar → ikatannya kuat
Permukaan licin → ikatannya lemah

5
30/04/2018

• Bentuk Butir

Agregat lonjong Agregat pipih

Agregat pipih dan lonjong Agregat kubikal


(tiak pipih dan lonjong)

b. Berat jenis agregat


Berat jenis adalah perbandingan berat suatu benda dengan berat air murni
pada volume yang sama pada suhu tertentu
Berat jenis agregat tergantung oleh : jenis batuan, susunan mineral agregat,
struktur butiran dan porositas batuan.
Berat jenis agregat ada 3, yaitu :
(1) berat jenis SSD, yaitu berat jenis agregat dalam kondisi jenuh kering
permukaan,
(2) Berat jenis semu, berat jenis agregat yang memperhitungkan berat
agregat dalam keadaan kering dan volume agregat dalam keadaan
kering,
(3) Berat Jenis Bulk, berat jenis agregat yang memperhitungkan berat
agregat dalam keadaan kering dan seluruh volume agregat.
c. Bobot Isi (Bulk Density)

Bobot isi adalah perbandingan antara berat suatu benda dengan


volume benda tersebut.
Bobot isi ada dua : bobot isi padat dan gembur.
Bobot isi agregat pada beton berguna untuk klasifikasi
perhitungan perencanaan campuran beton.

6
30/04/2018

d. Penyerapan
Keporusan agregat menentukan banyaknya zat cair yang dapat
diserap oleh agregat. Kemampuan agregat untuk menyerap air
adalah suatu informasi yang penting yang harus diketahui
dalam pembuatan campuran beton atau aspal.
e. Kekerasan Agregat
Agregat yang digunakan untuk struktur beton ataupun
perkerasan jalan harus cukup kuat agar tidak mudah pecah.
Perubahan gradasi agregat mungkin akan terjadi melampaui
batas toleransi yang diizinkan bila persentase agregat yang
pecah terlalu tinggi maka kadar aspal yang digunakan untuk
pembuatan campuran beraspal menjadi kurang memadai untuk
bisa menyelimuti dan mengikat agregat sehingga campuran
yang dihasilkan akan rentan terhadap terdisitergrasi dan
berdurabilitas rendah

f. Gradasi Aggregat

Gradasi agregat dapat dibedakan atas : Gradasi Seragam, Gradasi Rapat dan
Gradasi Senjang.
• Gradasi Seragam (Uniform Graded) / gradasi terbuka (open graded)
Adalah gradasi agregat dengan ukuran yang hampir sama. Gradasi
seragam disebut juga gradasi terbuka karena hanya mengandung sedikit
agregat halus sehingga terdapat banyak rongga/ruang kosong antar
agregat. Campuran beraspal yang dibuat dengan gradasi ini bersifat porus
atau memiliki permeabilitas yang tinggi, stabilitas rendah dan memiliki
berat isi yang kecil.
• Gradasi Rapat (Dense Graded)
Adalah gradasi agregat dimana terdapat butiran dari agregat kasar sampai
halus, sehingga sering juga disebut gradasi menerus, atau gradasi baik
(well graded).
Suatu campuran dikatakan bergradasi sangat rapat bila persentase lolos
dari masing-masing saringan memenuhi persamaan berikut:

d = Ukuran saringan yang ditinjau


d
P = 100( ) n D= Ukuran agregat maksimum dari gradasi tersebut
n = 0,35 – 0,45
D

7
30/04/2018

Gradasi Senjang (Gap Graded)


Adalah gradasi agregat dimana ukuran agregat yang ada tidak lengkap atau
ada fraksi agregat yang tidak ada atau jumlahnya sedikit sekali, oleh sebab itu
gradasi ini disebut juga gradasi senjang. Campuran agregat dengan gradasi ini
memiliki kualitas peralihan dari kedua gradasi yang disebutkan di atas.

a. Gradasi Seragam b. Gradasi Rapat c. Gradasi Senjang

Sebagai pernyataan gradasi dipakai nilai persentase dari berat butiran yang
tertinggal atau lewat di dalam suatu susunan ayakan. Susunan ayakan itu
ialah ayakan dengan lubang : 76 mm (3”), 38 mm (11/2”), 19 mm (3/4”), 9,6
mm (3/8”) , 4,80 mm (No. 4), 2,40 mm (No. 8), 1,20 mm (No. 16), 0,60 mm
(No. 30), 0,30 mm (No. 50), dan 0, 15 mm (No. 100).

Macam-Macam Ukuran Batuan

16

8
30/04/2018

Macam-macam ukuran saringan

17

Agregat dengan gradasi baik


• Adalah agregat susunan butirnya dari butiran
halus hingga kasar secara teratur.

Gambar : Agregat dengan gradasi baik

18

9
30/04/2018

Agregat dengan kasar dan seragam


• Agregat ini kurang baik digunakan untuk agregat beton,
karena menghasilkan beton yang porous serta mudah
mengalami proses segresi (mudahnya agregat halus naik ke
permukaan karena banyak rongga-rongga terbuka) dan
menghasilkan kepadatan beton yang rendah.

Gambar : Agregat dengan gradasi seragam (kasar)


19

Agregat dengan gradasi halus dan


• Pengaruh agregat dengan susunan gradasi halus dan
seragam
seragam hampir sama dengan butiran kasar. Selain
itu, hal lain yang timbul adalah penyusutan lebih
tinggi serta memerlukan kadar semen relatif tinggi
untuk menutupi seluruh permukaannya.

Gambar : Agregat dengan gradasi seragam (halus)

20

10
30/04/2018

Agregat dengan gradasi celah

• Agregat bergradasi celah memiliki susunan butiran


yang terputus. Agregat ini menghasilkan kualitas
beton yang kurang baik karena kontribusi bahan
pengikat tidak akan merata akibat sebagian pasta
semen dan butiran agregat halus lainnya harus
mengisi jumlah gradasi yang terputus tadi.

Celah

21
Gambar : Agregat dengan gradasi celah

PERSYARATAN AGGREGAT

A. UNTUK CAMPURAN BETON


Syarat Mutu menurut SK SNI S – 04 – 1989 – F
a. Agregat Halus (pasir):
1) Butirannya tajam, kuat dan keras
2) Bersifat kekal, tidak pecah atau hancur karena pengaruh cuaca.
3) Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut :
a) Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 12 %
b) Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 10 %
4) Agregat halus tidak boleh mengandung Lumpur ( bagian yang dapat melewati ayakan
0,075 mm) lebih dari 5 %. Apabila lebih dari 5 % maka pasir harus dicuci.
5) Tidak boleh mengandung zat organik, karena akan mempengaruhi mutu beton.
Bila direndam dalam larutan 3 % NaOH, cairan di atas endapan tidak boleh lebih gelap dari
warna larutan pembanding.
6) Harus mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik, sehingga rongganya sedikit.
Mempunyai modulus kehalusan antara 1,5-3,8. Apabila diayak dengan susunan ayakan
yang ditentukan, harus masuk salah satu daerah susunan butir menurut zone 1, 2, 3 atau 4
dan harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a) sisa di atas ayakan 4,8 mm, mak 2 % dari berat
b) sisa di atas ayakan 1,2 mm, mak 10 % dari berat
c) sisa di atas ayakan 0,30 mm, mak 15 % dari berat
7) Tidak boleh mengandung garam

11
30/04/2018

b. Agregat Kasar (Kerikil) :


1) Butirannya tajam, kuat dan keras
2) Bersifat kekal, tidak pecah atau hancur karena pengaruh cuaca.
3) Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut :
a. Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 12 %
b. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 10 %
4) Agregat kasar tidak boleh mengandung Lumpur ( bagian yang dapat melewati
ayakan 0,075mm) lebih dari 1 %. Apabila lebih dari 1 % maka kerikil harus dicuci.
5) Tidak boleh mengandung zat organik dan bahan alkali yang dapat merusak beton.
6) Harus mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik, sehingga rongganya
sedikit. Mempunyai modulus kehalusan antara 6 – 7,10 dan harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
a. sisa di atas ayakan 38 mm, harus 0 % dari berat
b. sisa di atas ayakan 4,8 mm, 90 % - 98 % dari berat
c. Selisih antara sisa-sisa komulatif di atas dua ayakan yang berurutan, mak 60 %
dan min 10 % dari berat.
7) Tidak boleh mengandung garam.

Persyaratan kekerasan agregat kasar untuk beton


Mesin Los Angeles Maksimum bagian yang hancur,
Kekuatan Beton
menembus ayakan 1,7 mm (No. 12) %
Kelas I (sampai 100 Kg/cm2) 50
Kelas II (sampai 100 Kg/cm2 –
40
200 Kg/cm2 )
Kelas III (di atas 200 Kg/cm2) 27

B. UNTUK CAMPURAN ASPAL

12
30/04/2018

Modulus Kehalusan Butir (Fineness Modulus = FM)


Modulus kehalusan butir (angka kehalusan) adalah jumlah persen
tertinggal komulatif pada tiap-tiap ayakan dari suatu seri ayakan yang
ukuran lubangnya berbanding dua kali lipat, dimulai dari ayakan
berukuran lubang 0,15 mm, dibagi 100.
Makin besar nilai Modulus Halus Butir (MHB) suatu agregat berarti
semakin besar butiran agregatnya (semakin kasar). MHB pasir berkisar
antara 1,50 – 3,8, kerikil sebesar 5,0 – 8,0. Sedangkan MHB dari campuran
agregat halus dan kasar sebesar 5,0 – 6,0.
Contoh perhitungan MHB agregat halus dan Kasar dapat dilihat pada
Tabel.

Dari hasil analisa ayak agregat kasar dan halus diperoleh data sebagai berikut :

13
30/04/2018

PENGUJIAN AGGREGAT

Jenis Pengujian Agregat


JENIS METODE
PENGUJIAN PENGUJIAN
Pengujian keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles. SNI 03-2417-1991

Pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan No. SNI 03-4142-1996
200 (0,075 mm).

Pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar. SNI 03-1968-1990

Pengujian Berat Jenis agregat kasar. SNI 03-1969-1990

Pengujian Berat Jenis agregat halus. SNI 03-1970-1990

Pengujian kelekatan agregat terhadap aspal. SNI 03-2439-1991

Pengujian Kadar Air Aggregat SNI 03-1971-1990

Pengujian Berat Isi (bobot isi) aggregat SNI 03-4804-1998

a. Pengujian Keausan Aggregat

Untuk mengetahui angka keausan aggregat


yang dinyatakan dengan perbandingan antara
berat bahan aus lolos saringan no. 12
terhadap berat semula (%)
Rumus :
Keausan = [(a - b)/a] x 100 %
Dimana : a = berat benda uji semula
(gram)
b = berat benda uji tertahan
saringan no. 12 (gram)

14
30/04/2018

b. Pengujian jumlah bahan dalam agregat yang


lolos saringan No. 200 (0,075 mm).

Untuk mengetahui besarnya jumlah


bahan dalam aggregat yang lolos saringan
no. 200 (0,075 mm) (%)
Rumus :
KL = [(a - b)/a] x 100 %
Dimana : a = berat benda uji kering
sebelum di cuci (gram)
b = berat benda uji kering
setelah di cuci (gram)

c. Pengujian tentang analisis saringan


agregat halus dan kasar

Untuk menentukan pembagian butir (gradasi)


aggregat halus dan aggregat kasar dengan
menggunakan saringan
Rumus :
% berat tertahan = [a/b] x 100 %
Dimana : a = jumlah berat tertahan tiap
saringan (gram)
b = berat total aggregat yang disaring
(gram)
% lolos saringan = 100 % - % berat tertahan

15
30/04/2018

d. Pengujian Berat Jenis dan penyerapan agregat kasar.

Untuk menentukan berat jenis curah, berat


jenis kering permukaan jenuh dan berat jenis
semu serta penyerapan aggregat kasar.
Rumus :
Berat jenis Bulk = A/(B-C)
Berat jenis SSD = B/(B-C)
Berat Jenis Semu = A/(A-C)
Daya Serap Air = [(B-A)/A]x100%
dimana :
A = Berat contoh kering oven
B = Berat contoh dalam kondisi SSD
C = berat dalam air.

e. Pengujian Berat Jenis agregat halus.

Untuk menentukan berat jenis curah, berat jenis kering


permukaan jenuh dan berat jenis semu serta penyerapan
aggregat halus.
Rumus :
a. Berat jenis (Bulk specific gravity)
Bk
= -----------------------
( B + A – Bt)
b. Berat jenis permukaan jenuh (saturated surface
gravity)
Dimana : A
Bk = Berat benda uji kering oven = -----------------------
(gram). ( B + A – Bt)
B = Berat piknometer berisi air c. Berat jenis semu (apparent spesific gravity)
(gram). Bk
Bt = Berat piknometer berisi benda = -----------------------
uji + air (gram). ( B + A – Bt)
A = Berat benda uji dalam keadaan d. Penyerapan (absorbtion)
kering permukaan jenuh atau ( A – Bk)
SSD (gram). = ------------------- x 100%
Bk

16
30/04/2018

f. Pengujian Kadar Air Aggregat

Untuk mengetahui besarnya kadar air dalam


aggregat (%)
Rumus :
KA = [(a - b)/b] x 100 %
Dimana : a = berat benda uji sebelum di
oven (gram)
b = berat benda uji setelah di
oven (gram)

g. Pengujian Berat Isi (bobot isi) aggregat

Untuk mengetahui berat isi (bulk


density) suatu aggegat baik dalam
kondisi lepas (gembur) maupun
padat.
Rumus :
BI = A/V
Dimana : A = berat benda uji
dalam kondisi
lepas atau padat
(gram)
V = Volume mould
(cm3)

17
30/04/2018

SOAL-SOAL LATIHAN

1. Jelaskan apa yang akan terjadi pada beton segar maupun beton kaku apabila
ukuran butiran agregatnya (gradasi) seragam.
2. Dari hasil pengujian di laboratorium diperoleh data pengujian agregat halus
sebagai berikut :
Berat pasir dalam kondisi SSD : 505 gram
Berat pasir kering oven : 490 gram
Berat piknometer berisi air : 680 gram
Berat piknometer berisi air dan pasir : 998 gram
Hitung : Berat jenis SSD, Berat jenis bulk, Berat jenis semu dan
penyerapan air pasir tersebut
3. Dari hasil pengujian agregat kasar diperoleh data pengujian sebagai berikut :
Volume wadah : 2942,99 cm3
Berat wadah : 4400 gram
Berat wadah berisi agregat kasar dalam kondisi lepas : 8,9 kg
Berat wadah berisi agregat kasar dalam keadaan padat : 9,5 kg
Hitung berat isi padat dan berat isi lepas dari agregat kasar tersebut

4. Dari hasil uji analisa saringan pasir diperoleh data sebagai berikut :
No. Saringan Berat Jumlah Berat Persen Persen
Tertahan Komulatif Komulatif Komulatif Lolos
(gram) Tertahan (gram) Tertahan (%) (%)
1 ½” (38mm) 0
3/4 “ (19mm) 0
3/8 “ (9,6mm) 65
No. 4 (4,8mm) 152,2
No. 8 (2,4mm) 130,4
No.16 (1,2mm) 140
No. 30 (0,6 mm) 100
No. 50 (0,3 mm) 165
No. 100 (0,15mm) 200
PAN 47,4
JUMLAH 1000

a. Lengkapi Tabel di atas


b. Hitung Modulus Halus Butir (MHB) Pasir tersebut

18

Anda mungkin juga menyukai