TEKNOLOGI BAHAN2 Aggregat
TEKNOLOGI BAHAN2 Aggregat
AGGREGAT
Oleh :
WAYAN MUSTIKA, ST., MT.
AGGREGAT
Klasifikasi
Aggregat
1
30/04/2018
Berdasarkan
Asalnya :
Berdasarkan
berat jenisnya
2
30/04/2018
Berdasarkan Ukuran
Butirannya :
PENGOLAHAN AGREGAT
3
30/04/2018
Stone Crusher
4
30/04/2018
5
30/04/2018
• Bentuk Butir
6
30/04/2018
d. Penyerapan
Keporusan agregat menentukan banyaknya zat cair yang dapat
diserap oleh agregat. Kemampuan agregat untuk menyerap air
adalah suatu informasi yang penting yang harus diketahui
dalam pembuatan campuran beton atau aspal.
e. Kekerasan Agregat
Agregat yang digunakan untuk struktur beton ataupun
perkerasan jalan harus cukup kuat agar tidak mudah pecah.
Perubahan gradasi agregat mungkin akan terjadi melampaui
batas toleransi yang diizinkan bila persentase agregat yang
pecah terlalu tinggi maka kadar aspal yang digunakan untuk
pembuatan campuran beraspal menjadi kurang memadai untuk
bisa menyelimuti dan mengikat agregat sehingga campuran
yang dihasilkan akan rentan terhadap terdisitergrasi dan
berdurabilitas rendah
f. Gradasi Aggregat
Gradasi agregat dapat dibedakan atas : Gradasi Seragam, Gradasi Rapat dan
Gradasi Senjang.
• Gradasi Seragam (Uniform Graded) / gradasi terbuka (open graded)
Adalah gradasi agregat dengan ukuran yang hampir sama. Gradasi
seragam disebut juga gradasi terbuka karena hanya mengandung sedikit
agregat halus sehingga terdapat banyak rongga/ruang kosong antar
agregat. Campuran beraspal yang dibuat dengan gradasi ini bersifat porus
atau memiliki permeabilitas yang tinggi, stabilitas rendah dan memiliki
berat isi yang kecil.
• Gradasi Rapat (Dense Graded)
Adalah gradasi agregat dimana terdapat butiran dari agregat kasar sampai
halus, sehingga sering juga disebut gradasi menerus, atau gradasi baik
(well graded).
Suatu campuran dikatakan bergradasi sangat rapat bila persentase lolos
dari masing-masing saringan memenuhi persamaan berikut:
7
30/04/2018
Sebagai pernyataan gradasi dipakai nilai persentase dari berat butiran yang
tertinggal atau lewat di dalam suatu susunan ayakan. Susunan ayakan itu
ialah ayakan dengan lubang : 76 mm (3”), 38 mm (11/2”), 19 mm (3/4”), 9,6
mm (3/8”) , 4,80 mm (No. 4), 2,40 mm (No. 8), 1,20 mm (No. 16), 0,60 mm
(No. 30), 0,30 mm (No. 50), dan 0, 15 mm (No. 100).
16
8
30/04/2018
17
18
9
30/04/2018
20
10
30/04/2018
Celah
21
Gambar : Agregat dengan gradasi celah
PERSYARATAN AGGREGAT
11
30/04/2018
12
30/04/2018
Dari hasil analisa ayak agregat kasar dan halus diperoleh data sebagai berikut :
13
30/04/2018
PENGUJIAN AGGREGAT
Pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan No. SNI 03-4142-1996
200 (0,075 mm).
Pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar. SNI 03-1968-1990
14
30/04/2018
15
30/04/2018
16
30/04/2018
17
30/04/2018
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Jelaskan apa yang akan terjadi pada beton segar maupun beton kaku apabila
ukuran butiran agregatnya (gradasi) seragam.
2. Dari hasil pengujian di laboratorium diperoleh data pengujian agregat halus
sebagai berikut :
Berat pasir dalam kondisi SSD : 505 gram
Berat pasir kering oven : 490 gram
Berat piknometer berisi air : 680 gram
Berat piknometer berisi air dan pasir : 998 gram
Hitung : Berat jenis SSD, Berat jenis bulk, Berat jenis semu dan
penyerapan air pasir tersebut
3. Dari hasil pengujian agregat kasar diperoleh data pengujian sebagai berikut :
Volume wadah : 2942,99 cm3
Berat wadah : 4400 gram
Berat wadah berisi agregat kasar dalam kondisi lepas : 8,9 kg
Berat wadah berisi agregat kasar dalam keadaan padat : 9,5 kg
Hitung berat isi padat dan berat isi lepas dari agregat kasar tersebut
4. Dari hasil uji analisa saringan pasir diperoleh data sebagai berikut :
No. Saringan Berat Jumlah Berat Persen Persen
Tertahan Komulatif Komulatif Komulatif Lolos
(gram) Tertahan (gram) Tertahan (%) (%)
1 ½” (38mm) 0
3/4 “ (19mm) 0
3/8 “ (9,6mm) 65
No. 4 (4,8mm) 152,2
No. 8 (2,4mm) 130,4
No.16 (1,2mm) 140
No. 30 (0,6 mm) 100
No. 50 (0,3 mm) 165
No. 100 (0,15mm) 200
PAN 47,4
JUMLAH 1000
18