Anda di halaman 1dari 7

1

BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH

Pembangunan pertanian Kabupaten Kolaka Utara Periode 2023 – 2026 pada dasarnya merupakan
kelanjutan dan peningkatan pelaksanaan pembangunan pada periode sebelumnya, yaitu tahun 2017 –
2022. Namun demikian, guna penyusunan perencanaan pembangunan pertanian yang lebih baik
kedepannya maka perlu dilakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dan permasalahan mendasar yang
menghambat capaian kinerja.
Beberapa persoalan mendasar yang diperkirakan masih dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan
pertanian dimasa yang akan datang khususnya tahun 2023 – 2026, mencakup aspek kerusakan lingkungan,
perubahan iklim, infrastruktur, sarana prasarana, lahan dan air, kelembagaan petani dan penyuluh serta
keterpaduan antar sektor.
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Undang-undang nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan menjelaskan bahwa pangan merupakan kebutuhan
dasar manusia yang paling utama dan harus terpenuhi karena merupakan hak dasar manusia yang dijamin
di dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terutama untuk mewujudkan
sumberdaya manusia yang berkualitas. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kolaka Utara Nomor …
Tahun …. Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, maka tugas dan fungsi Dinas Tanaman
Pangan dan Hortikultura adalah melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pertanian tanaman
pangan dan hortikultura. Hasil identifikasi permasalahan yang dihadapi pembangunan pertanian
dilakukan melalui : 1) Pemetaan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (Tabel 3.1); dan 2) Pemetaan
permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (Tabel 3.2).
Tabel 3.1 Pemetaan Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman
Kekuatan Kelemahan
1. Potensi lahan dan iklim mendukung untuk 1. berkurangnya kandungan organik pada lahan sawah
tanaman pangan dan tanaman hortikultura Topografi lahan yang beragam, kebutuhan biaya
Pengembangan kawasan sentra tanaman pangan usahatani dan tenaga kerja yang berbeda
2. dan hortikultura 2. Rendahnya ketersediaan prasarana (infrastruktur)
Keberpihakan pemerintah cukup tinggi dalam sarana pertanian lainnya termasuk sarana produksi
3. regulasi, pembinaan, dan pengawasan. 3. Penguasaan teknologi pertanian yang masih
terbatas, sehingga produktivitasnya menjadi rendah
Tingkat kehilangan dan kerusakan hasil produksi
4. masih tinggi
Penerapan teknologi pasca panen, pengolahan hasil
dan pemasaran belum optimal
5. Pertumbuhan produksi masih pluktuatif

6.

7.
Peluang Ancaman
2

1. Meningkatnya kebutuhan pangan seiring 1. Masih Tingginya konversi lahan pertanian menjadi
meningkatnya pertumbuhan penduduk non pertanian
Komitmen pemerintah dan apreasiasi masyarakat 2. Berkurangnya minat tenaga kerja disektor pertanian
2. dalam mewujudkan ekonomi kerakyatan Serangan OPT dan dampak fenomena iklim
3. terhadap pertanaman
kemandirian petani yang masih rendah
4. Berfluktuasinya harga produk pertanian

5.

Analisis pada tabel 3.1. ini didasarkan pada logika pemahaman untuk memaksimalkan kekuatan
(strength) dan peluang (opportunities), dengan meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman
(threats) terhadap pembangunan pertanian di Kab. Kolaka Utara. Selanjutnya dengan mempertimbangkan
faktor lingkungan internal kekuatan dan kelemahan dan serta lingkungan eksternal peluang dan ancaman
yang dihadapi serta membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal
kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategik sebagai
stregi pembangunan pertanian di Kab. Kolaka Utara 4 tahun kedepan.
Strategi SO (Kekuatan – Peluang)
1. Optimalisasi potensi pertanian termasuk pemanfaatan lahan untuk meningkatkan produksi komoditas
strategis
2. Peningkatan produksi, nilai tambah dan daya saing produk tanaman pangan dan hortikultura
3. Pemberdayaan kelembagaan/kelompok masyakat.

Strategi WO (Kelemahan – Peluang)


1. Optimalisasi potensi pertanian termasuk pemanfaatan lahan untuk meningkatkan produksi komoditas
strategis
2. Penerapan manajemen tanaman sehat dan pengendalian hama terpadu
3. Peningkatan pengetahuan dan kempauan petani melalui pelatihan, pembinaan dan penyuluhan dalam
rangka peningkatan pengetahuan petani terhadap teknologi pertanian.
Strategi ST (Kekuatan – Ancaman)
1. Peningkatan kapasitas petani menerapkan manajemen tanaman sehat dan pengendalian hama terpadu
2. Pemanfaatan fungsi lahan pertanian sesuai dengan rencana tata ruang dan wilayah terutama LP2B
3. Peningkatan posisi tawar petani melalui jaminan pasar dan informasi yang up to date
4. Peningkatan kapasitas dan kemandirian melalui pembinaan petugas lapangan, penyuluhan, kemitraan.
Strategi WT (Kelemahan – Ancaman)
1. Penyediaan infrastruktur dan sarana prasarana termasuk sarana produksi untuk peningkatan produktivitas
2. Akses pasar dan pendapatan petani serta penguatan kelembagaan ekonomi petani
3

3. Peningkatan kesejahteraan petani.

Tabel 3.2. Pemetaan Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi


Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Capaian / Faktor Yang Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah (PD)
Kondisi saat Internal Eksternal (Diluar
Masalah Pokok Masalah Akar Masalah
ini (kewenangan PD) kewenangan PD)
Aspek kajian : Gambaran pelayanan Perangkat Daerah
Berfluktuasin - Perumusan - Laju - Berkurangnya - Kurang efektif - Terbatasnya
ya tingkat kebijakan teknis pertumbuhan tenaga kerja dan efisiennya ketersediaan
produksi, pertanian penduduk Pertumbuhan pengolahan sarana dan
serta kualitas Pembinaan - Berkurangnya - produksi usaha tani prasana
produk - teknis lahan sawah pertanian yang Tingkat pertanian
tanaman peningkatan IP irigasi cenderung - produktivitas Belum semua
pangan dan Pengawasan - Bencana dan melambat yang - petani
hortikultura Peredaran dampak Belum cenderung menerapkan
- pupuk fenomena optimalnya pluktuatif teknologi
bersubsidi dan iklim - produksi Tingginya budidaya
fasilitasi pertanian - tingkat Rendahnya
bantuan Tidak semua kehilangan pemahaman
pemerintah, petani hasil karena - petani tentang
AUTP - menggunakan serangan OPT manajemen
Pembinaan benih Lemahnya tanam sehat
teknis dan berkualitas posisi tawar
- intensifikasi - petani
budidaya yang
4

baik dan ramah


lingkungan

Aspek Kajian : Kajian Renstra Kementerian Pertanian


Terdapat - Sosialisasi, - Regulasi - Pengambilan - Belum
perbedaan promosi, kebijakan optimalnya
target luas pemantauan/pen belum secara capaian
tanam dan gawasan, optimal terhadap
produksi yang pengujian memperhatika sasaran
ditetapkan (keamanan n daya dukung produksi
oleh pangan) lahan dan pola nasional
Kementerian pertumbuhan
Pertanian

Potensi pertanian terutama komoditas tanaman pangan dan hortikultura di Kab. Kolaka Utara
sangat besar, namun disisi lain data produksi menunjukkan pertumbuhan tingkat produksi yang sangat
pluktuatif bahkan cenderung menurun. Hal tersebut disebabkan beberapa permasalahan mendasar seperti :
a) Terbatasnya ketersediaan dan prasarana pertanian; b) belum semua petani menerapkan teknologi
budidaya; c) Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap manajemen tanaman sehat.
Selain disebabkan berbagai permasalahan tersebut, terdapat beberapa faktor eksternal yang juga
mempengaruhinya, antaralain : a) Pertumbuhan penduduk; b) berkurangnya lahan sawah irigasi; c)
bencana dan dampak fenomena iklim; d) ketidakpastian tingkat produksi pangan utama; f) Terbatasnya
petugas lapang.
3.2. Telaahan RPJPD Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2006 - 2026
Pangan merupakan sebagai salah satu agenda penting tidak hanya menjadi prioritas di Kolaka
Utara tetapi juga dalam pembangunan nasional, sehingga melalui peningkatan kedaulatan pangan dapat
mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
Selanjutnya dengan berpedoman pada arah pembangunan Kab. Kolaka Utara sebagaimana termuat dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kolaka Utara Tahun 2006 – 2026, capaian kinerja
periode 2017 – 2022 serta tantangan empat tahun kedepan dengan tujuan peningkatan daya saing ekonomi
lokal dan ekonomi kreatif serta dengan sasaran meningkatnya produktifitas dan daya saing produk sektor
perekonomian berbasis sumber daya alam.
3.3. Telaahan RPJPD Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2006 - 2026
Telaahan antara Renstra Kementerian Pertanian RI dan Renstra Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura penting dilakukan untuk mengoptimalkan potensi Kab. Kolaka Utara serta mensingkronkan
5

kebijakan dan program pusat dan daerah. Hasil identifikasi kondisi terkini berupa isu strategis pertanian
sehingga penting untuk ditentukan 4 (empat) strategi pembangunan pertanian tahun 2023 – 2026 (Tabel
3.3).
Misi Kementerian
RPJPD Kab. Kolaka Strategi Dinas Tanaman Pangan
Nawa Cita Pertanian RI Tahun 2020
Utara 2006 - 2026 dan Hortikultura 2023 - 2026
- 2024
Agenda prioritas 1. Mewujudkan 1. Memaksimalkan
(NAWA CITA) yang ketahanan pangan pemanfaatan lahan
terkait dengan Meningkatkan nilai persawahan yang eksisting
pembangunan 2. tambah dan daya
pertanian : saing pertanian
1. Peningkatan 3. Meningkatkan 2. Mengoptimalkan tanaman
agroindustri kualitas palawija selain padi sebagai
sebagai bagian sumberdaya dan tanaman penutup di
dari agenda 6 prasarana pekarangan dan tanaman
(meningkatkan Kementerian tumpangsari
produktivitas Pertanian Mengoptimalkan
rakyat dan daya 3. pemanfaatan tanaman
saing di pasar hortikultura sebagai tanaman
interbasional sela
Peningkatan
Kedaulatan
2. pangan sebagai
nagaian dari
agenda 7
(mewujudkan
kemandirian
ekonomi dengan
menggerakkan
sektor-sektor
strategis ekonomi
domestik)
Sesuai amanat dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) 2005 – 2025 yang saat ini dalan periode Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) tahap ke-4 (2020 – 2024), maka Kementerian Pertanian RI telah
menetapkan Renstra Kementerian Pertanian RI Tahun 2020 – 2024. Pada tahap ke-4 ini, ditujukan untuk
memantapkan peningkatan ketahanan pangan, meningkatkan nilai tambah dan daya saing pertanian serta
mewujudkan reformasi birokrasi Kementerian Pertanian. Renstra Kementerian Pertanian 2020 – 2024,
dimana pembangunan pertanian tetap memegang peran yang strategis dalam perekonomian nasional.
Permasalahan pertanian secara nasional yang termuat dalam Renstra Kementerian Pertanian RI mencakup
aspek seperti kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, infrastruktur, sarana prasarana, lahan dan air,
kepemilikan lahan, system perbenihan dan perbibitan nasional, akses petani terhadap permodalan,
kelembagaan petani dan penyuluh dan keterpaduan antar sektor. Permaslahan tersebut sebahagian terjawab
dalam 4 (empat) strategi pembangunan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura. Sedangkan arah
kebijakan Kementerian Pertanian poin 3 (tiga) yakni peningkatan produktivitas dan efisiensi pertanian
6

menuju pertanian berkelanjutan akan menjadi perhatian dalam penyusunan perencanaan pembangunan
pertanian guna mewujudkan ketahanan pangan Kab. Kolaka Utara.
3.4. Penentuan Isu-Isu Strategis
Berdasarkan hasil review faktor-faktor pelayanan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Kolaka Utara yang meliputi analisa Renstra Kementrian Pertanian Republik Indonesia, analisa
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan analisa Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), maka
dapat ditentukan isu-isu strategis yang dihadapi oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Kolaka Utara sebagai berikut :
2. Isu Nasional
a. Peningkatan Ketahanan pangan merupakan masalah utama yang dihadapi pemerintah baik
ditingkat pusat maupun tingkat daerah. Bahkan Ketahanan pangan sudah menjadi isu nasional
yang harus mendapatkan perhatian serius dari semua pihak sebagai upaya penguatan kapasitas dan
daya saing bangsa. Masalah utama secara nasional yang berkenaan dengan pemanfaatan
ketahanan pangan antara lain:
b. Kemampuan ketahanan pangan masyarakat dalam pemenuhan ketersedian pangan dan mengakses
pangan.
c. Ketergantungan komsumsi beras masih cukup tinggi dan belum optimalnya pemanfaatan pangan
lokal untuk komsumsi pangan harian.
d. Cadangan pangan pemerintah masih terbatas, sementara cadangan pangan pemerintah daerah dan
masyarakat belum berkembang.
e. Masih rendahnya kualitas dan kuantitas komsumsi pangan penduduk, karena budaya dan kebiasaan
makan kurang mendukung komsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman.
f. Belum berkembangnya industri pangan berbasis bahan pangan local untuk mendukung
penganekaragaman komsumsi pangan.
g. Belum memadainya prasarana dan sarana transportasi baik darat dan terlebih antar pulau.
h. Masih terjadinya keracunan kimia berbahaya pada makanan sehingga menimbulkan rendahnya
ketahanan pangan masyarakat.
i. Jumlah penduduk rawan pangan masih cukup bersar walaupun trend yang menurun.
3. Isu Strategis Provinsi Sulawesi Tenggara
Pembangunan Ekonomi dengan isu strategis meliputi :
a. Ketahanan pangan
b. Peningkatan produktivitas pertanian dalam arti luas
4. Isu Strategis Kabupaten Kolaka Utara
a. Belum tersedianya data mengenai pangan yang akurat, baik dari sisi kebutuhan daerah, potensi
pangan lokal dan cara pemenuhannya.
7

b. Masih tingginya tingkat ketergantungan dalam pemenuhan pangan yang bersumber dari luar
daerah.
c. Inovasi dan gerakan dalam rangka penganekaragaman pangan dan substitusi bahan pangan yang
bersumber dari luar daerah dengan pangan lokal masih belum tersentuh.
d. Pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengembangkan usahanya masih terbatas.

Anda mungkin juga menyukai