NIM : 2007010055
Mata Kuliah : Budaya Lahan Kering Kepulauan dan Pariwisata
Sistem Lodok Manggarai terus bertahan bukan saja untuk menjamin kebutuhan pangan
pangan masyarakat, tetapi juga menjamin konservasi sumberdaya alam dan Indigenous
Knowledge (IK) dalam peengelolaan sumberdaya pertanian. Sistem Lodok yang paling
nampak saat ini terdapat pada lahan sawah, tetapi sesungguhnya semua lahan pertanian di
Manggarai dibagi menurut sistem Lodok. Sistem ini perlu dikaji sebagai suatu sistem
warisan pertanian penting global.
Terdapat 48 Lingko dengan persawahan Lodok seluas 328 ha di kecamatan Cancar (Dinas
Pertanian Manggarai, 2018). Jumlah Lingko lahan kering walaupun tidak tercatat, namun
masih cukup terlihat bentuk Lodok jika diamati lebih dekat. Tiap-tiap Lingko baik pada
lahan sawah maupun pada lahan kering masih dibawah pengelolaan oleh Tu’a Teno yang
berkoordinasi dengan Tu’a Golo dan Tu’a Panga. Struktur pengelolaan lahan tradisional yang
masih sangat jelas ini perlu terus dipertahankan dan diberdayakan dalam upaya peningkatan
produksi pertanian yang sinergis dengan perbaikan mutu lingkungan dan pelestarian IK.
(Yong, Syam).
menerapkan sistem agro-tourism lewat persawahan Lodok Cancar/Sawah Jaring Laba-Labar
Cancar, Meler. Berkat sistem pertanian alami dan rona persawahan yang indah, sesekini
mampu menarik perhatian para wisatawan.
3. Analisis Swot
a. SWOT Pertanian Lodok
Strenght : Memiliki Tanah yang subur, iklim yang bersahabat, dan semangat
bertani yang tinggi.
Weak : Kurangnya Perhatian dari Pemerintah
Opprtunity : Karena bentuk lodok yang unik seperti sarang laba-laba, para
wisatawan semakin penasaran dan ingin mengunjungi tempat tersebut.
Threat : Semakin banyak pengunjung yang datang maka bukan tidak mungkin
para wisatawan akan merusak tempat tersebut seperti membuang sampah
sembarangan.