Anda di halaman 1dari 2

Nama : Andreano Purnama Peol

NIM : 2007010055
Mata Kuliah : Budaya Lahan Kering Kepulauan dan Pariwisata

1. Budaya Pertanian Lodok Manggarai.


Lodok merupakan sistem pengelolaan dan pembangian tanah komunal (Lingko) berbentuk
sarang laba-laba untuk usaha pertanian pada masyarakat Manggarai. Sistem ini sudah
berlangsung selama berabad-abad silam untuk menjamian hak dasar semua warga Manggarai
mendapatkan sumberdaya lahan pertanian, khususnya untuk produksi pangan. Pembagian
lahan dilakukan oleh Tu’a Teno bekerjasama dengan Tu’a Panga (yang mengepalai beberapa
kumpulan keluarga) dan Tu’a Golo atau Tua Adat yang membawahi atau memimpin suatu
kampung atau wilayah.

Sistem Lodok Manggarai terus bertahan bukan saja untuk menjamin kebutuhan pangan
pangan masyarakat, tetapi juga menjamin konservasi sumberdaya alam dan Indigenous
Knowledge (IK) dalam peengelolaan sumberdaya pertanian. Sistem Lodok yang paling
nampak saat ini terdapat pada lahan sawah, tetapi sesungguhnya semua lahan pertanian di
Manggarai dibagi menurut sistem Lodok. Sistem ini perlu dikaji sebagai suatu sistem
warisan pertanian penting global.

Terdapat 48 Lingko dengan persawahan Lodok seluas 328 ha di kecamatan Cancar (Dinas
Pertanian Manggarai, 2018). Jumlah Lingko lahan kering walaupun tidak tercatat, namun
masih cukup terlihat bentuk Lodok jika diamati lebih dekat. Tiap-tiap Lingko baik pada
lahan sawah maupun pada lahan kering masih dibawah pengelolaan oleh Tu’a Teno yang
berkoordinasi dengan Tu’a Golo dan Tu’a Panga. Struktur pengelolaan lahan tradisional yang
masih sangat jelas ini perlu terus dipertahankan dan diberdayakan dalam upaya peningkatan
produksi pertanian yang sinergis dengan perbaikan mutu lingkungan dan pelestarian IK.
(Yong, Syam).
menerapkan sistem agro-tourism lewat persawahan Lodok Cancar/Sawah Jaring Laba-Labar
Cancar, Meler. Berkat sistem pertanian alami dan rona persawahan yang indah, sesekini
mampu menarik perhatian para wisatawan.

2. Budaya Beternak Masyrakat Manggarai.


Beternak merupakan salah satu mata pencaharian orang Timor. Selain mendapatkan uang dari
penjualan hasil pertanian seperti jagung, pisang, singkong dan sebagainya, ternak juga dijual
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Karena itu, hampir tidak pernah saya temukan orang Timor yang berprofesi petani tidak
beternak. Meskipun hanya satu ekor ternak yang dipelihara, orang Timor harus
memeliharanya. Ini sebagai bukti bahwa orang Timor sudah terbiasa dengan beternak.
Pada umumnya, orang Timor tidak memelihara satu jenis ternak. Biasanya ayam, babi sapi
dan kambing merupakan ternak-ternak yang selalu dipelihara. Termasuk kerbau dan kuda
yang dipelihara dalam jumlah yang tidak sedikit.

3. Analisis Swot
a. SWOT Pertanian Lodok
Strenght : Memiliki Tanah yang subur, iklim yang bersahabat, dan semangat
bertani yang tinggi.
Weak : Kurangnya Perhatian dari Pemerintah
Opprtunity : Karena bentuk lodok yang unik seperti sarang laba-laba, para
wisatawan semakin penasaran dan ingin mengunjungi tempat tersebut.
Threat : Semakin banyak pengunjung yang datang maka bukan tidak mungkin
para wisatawan akan merusak tempat tersebut seperti membuang sampah
sembarangan.

b. SWOT Peternakan Manggarai


Strenght : Bisnis yang cukup mudah dan simpel
Weak : Terbatasnya lahan ternak
Oppprtunity : kebutuhan daging ternak yang tinggi
Threats : Penolakan dari Masyarakat (bau limbah)

Anda mungkin juga menyukai