Anda di halaman 1dari 9

NAMA : EMILIA RUTH CLAUDIA

NIM. : 8216162001

Cari dan analisis Neraca Pembayaran Indonesia tahun 2020 atau 2021!
Berikut ditampilkan Indografis Neraca Pembayaran Indonesia pada Triwulan IV tahun 2020,
Triwulan I 2021, Triwulan II 2021 dan Triwulan III tahun 2021:

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV 2020 tetap baik, sehingga menopang
ketahanan eksternal. NPI pada triwulan IV 2020 defisit rendah sebesar 0,2 miliar dolar AS,
ditopang oleh surplus transaksi berjalan yang berlanjut, di tengah transaksi modal dan finansial
yang defisit rendah. Dengan perkembangan tersebut, NPI secara keseluruhan tahun 2020 surplus 2,6
miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2020 meningkat menjadi sebesar
135,9 miliar dolar AS atau setara dengan pembiayaan 9,8 bulan impor dan utang luar negeri
pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional.
Surplus transaksi berjalan berlanjut pada triwulan IV 2020, ditopang oleh surplus neraca
barang yang meningkat. Pada triwulan IV 2020 transaksi berjalan kembali surplus sebesar 0,8
miliar dolar AS (0,3% dari PDB), melanjutkan capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar
1,0 miliar dolar AS (0,4% dari PDB). Surplus transaksi berjalan tersebut ditopang oleh surplus
neraca barang akibat peningkatan ekspor yang didorong oleh perbaikan permintaan dunia dan harga
komoditas, di tengah peningkatan impor yang terbatas. Sementara itu, defisit neraca jasa meningkat,
terutama disebabkan oleh defisit jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi, serta defisit jasa
transportasi yang melebar akibat peningkatan pembayaran jasa freight seiring kenaikan impor
barang. Selain itu, perbaikan ekonomi domestik pada triwulan IV 2020 memengaruhi kenaikan
pembayaran imbal hasil atas investasi langsung yang menyebabkan defisit neraca pendapatan
primer meningkat.

Transaksi modal dan finansial pada triwulan IV 2020 tetap baik, ditopang terutama oleh
surplus investasi langsung dan investasi portofolio. Pada triwulan IV 2020, aliran masuk modal
asing dalam bentuk investasi langsung dan investasi portofolio makin meningkat seiring dengan
ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun dan persepsi positif investor terhadap prospek
perbaikan ekonomi domestik yang tetap terjaga. Surplus investasi langsung mencapai 4,2 miliar
dolar AS, meningkat dari triwulan sebelumnya, terutama dalam bentuk instrumen modal ekuitas.
Selain itu, investasi portofolio net inflows  sebesar 2,2 miliar dolar AS, setelah pada triwulan
sebelumnya net outflows sebesar 1,9 miliar dolar AS. Perkembangan positif tersebut terutama
didorong oleh aliran modal masuk neto pada Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi Rupiah.
Sementara itu, transaksi investasi lainnya defisit cukup besar akibat peningkatan pembayaran
pinjaman yang jatuh tempo serta penempatan simpanan dan aset lainnya di luar negeri. Dengan
perkembangan tersebut, transaksi modal dan finansial pada triwulan IV 2020 mencatat defisit
rendah sebesar 0,9 miliar dolar AS   (0,3% dari PDB).

NPI secara keseluruhan tahun 2020 surplus, sehingga ketahanan sektor eksternal tetap
terjaga di tengah tekanan pandemi Covid-19. Surplus NPI tahun 2020 sebesar 2,6 miliar dolar
AS, melanjutkan capaian surplus pada tahun sebelumnya sebesar 4,7 miliar dolar AS.
Perkembangan tersebut didorong oleh penurunan defisit transaksi berjalan serta surplus transaksi
modal dan finansial. Defisit transaksi berjalan pada 2020 sebesar 4,7 miliar dolar AS (0,4% dari
PDB), jauh menurun dari defisit pada 2019 sebesar 30,3 miliar dolar AS (2,7% dari PDB).
Penurunan defisit tersebut sejalan dengan kinerja ekspor yang terbatas akibat melemahnya
permintaan dari negara mitra dagang yang terdampak Covid-19, di tengah impor yang juga tertahan
akibat permintaan domestik yang belum kuat. Sementara itu, transaksi modal dan finansial pada
2020 tetap surplus sebesar 7,9 miliar dolar AS sejalan dengan optimisme investor terhadap
pemulihan ekonomi domestik yang terjaga dan ketidakpastian di pasar keuangan global yang
mereda, terutama pada semester II 2020.

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I tahun 2021 mencatat


surplus, sehingga menopang ketahanan eksternal. NPI pada triwulan I 2021 mencatat surplus
sebesar 4,1 miliar dolar AS, setelah mengalami defisit sebesar 0,2 miliar dolar AS pada triwulan
sebelumnya. Surplus tersebut berasal dari surplus transaksi modal dan finansial yang melampaui
defisit transaksi berjalan yang rendah. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada
akhir Maret 2021 mencapai 137,1 miliar dolar AS, meningkat dari 135,9 miliar dolar AS pada akhir
Desember 2020. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,7 bulan impor dan
pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional.
Transaksi berjalan pada triwulan I 2021 mencatat defisit rendah, di tengah kinerja neraca
barang yang tetap surplus. Transaksi berjalan pada periode laporan mencatat defisit sebesar 1,0
miliar dolar AS (0,4% dari PDB), setelah pada triwulan sebelumnya mencatat surplus sebesar 0,9
miliar dolar AS (0,3% dari PDB). Perkembangan ini didukung oleh capaian surplus neraca barang
akibat perbaikan kinerja ekspor seiring peningkatan permintaan dari negara mitra dagang dan
kenaikan harga komoditas dunia. Sejalan dengan kinerja ekspor yang positif dan permintaan
domestik yang melanjutkan perbaikan, kinerja impor juga meningkat cukup tinggi sehingga
menahan surplus neraca barang lebih lanjut. Sementara itu, defisit neraca jasa meningkat, antara
lain disebabkan oleh defisit jasa transportasi yang melebar akibat peningkatan pembayaran
jasa freight seiring kenaikan impor barang. Di sisi lain, defisit neraca pendapatan primer tercatat
lebih rendah dibandingkan dengan capaian pada triwulan sebelumnya sejalan dengan penurunan
pembayaran kupon dan dividen investasi portofolio.

Transaksi modal dan finansial pada triwulan I 2021 mencatat surplus, terutama ditopang
oleh investasi portofolio. Pada triwulan I 2021, transaksi modal dan finansial mencatat surplus
sebesar 5,6 miliar dolar AS (2,0% dari PDB), setelah pada triwulan sebelumnya mencatat defisit 
sebesar 1,0 miliar dolar AS (0,4% dari PDB). Aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi
portofolio makin meningkat seiring persepsi positif investor terhadap prospek perbaikan
perekonomian domestik yang tetap terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang
masih berlangsung. Investasi portofolio mencatat net inflows sebesar 4,9 miliar dolar AS, lebih
tinggi dibandingkan dengan capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar 2,0 miliar dolar AS,
terutama didorong oleh penerbitan global bonds dan peningkatan aliran masuk modal asing di pasar
saham. Investasi langsung juga mencatat surplus sebesar 4,1 miliar dolar AS, melanjutkan capaian
surplus pada triwulan sebelumnya sebesar 4,2 miliar dolar AS, terutama dalam bentuk modal
ekuitas. Sementara itu, transaksi investasi lainnya mencatat defisit yang lebih rendah antara lain
disebabkan oleh penurunan penempatan simpanan di luar negeri.
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II 2021 tetap baik, sehingga mendukung
ketahanan eksternal. NPI pada triwulan II 2021 mengalami defisit rendah sebesar 0,4 miliar dolar
AS, ditopang oleh defisit transaksi berjalan yang tetap rendah dan surplus transaksi modal dan
finansial yang berlanjut. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Juni
2021 mencapai 137,1 miliar dolar AS, relatif sama dibandingkan posisi pada akhir Maret 2021.
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,8 bulan impor dan pembayaran utang
luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional.

Defisit transaksi berjalan pada triwulan II 2021 tetap rendah meski meningkat sejalan
dengan berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik. Transaksi berjalan pada periode laporan
mencatat defisit sebesar 2,2 miliar dolar AS (0,8% dari PDB), meningkat dibandingkan dengan
defisit sebesar 1,1 miliar dolar AS (0,4% dari PDB) pada triwulan sebelumnya. Perkembangan ini
dipengaruhi oleh peningkatan surplus neraca barang, didukung oleh kenaikan ekspor seiring
peningkatan permintaan negara mitra dagang utama dan harga komoditas dunia, di tengah kenaikan
impor sejalan dengan berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik. Sementara itu, defisit neraca
pendapatan primer meningkat akibat kenaikan pembayaran imbal hasil investasi berupa dividen
seiring perbaikan kinerja korporasi pada periode laporan. Defisit neraca jasa juga meningkat, antara
lain disebabkan oleh defisit jasa transportasi yang melebar akibat peningkatan pembayaran
jasa freight impor barang.

Transaksi modal dan finansial pada triwulan II 2021 kembali mencatat surplus, ditopang oleh
investasi langsung dan investasi portofolio. Pada triwulan II 2021, transaksi modal dan finansial
mencatat surplus sebesar 1,9 miliar dolar AS (0,7% dari PDB), melanjutkan capaian surplus pada
triwulan sebelumnya sebesar 5,5 miliar dolar AS (2,0% dari PDB).  Surplus tersebut ditopang oleh
aliran masuk neto (net inflows) investasi langsung yang meningkat menjadi sebesar 5,3 miliar dolar
AS terutama dalam bentuk modal ekuitas sejalan dengan prospek perekonomian domestik yang
membaik. Net inflows investasi portofolio tetap terjaga sebesar 4,4 miliar dolar AS, meski sedikit
turun dari 4,9 miliar dolar AS pada triwulan sebelumnya sejalan dengan ketidakpastian pasar
keuangan global yang masih berlangsung. Sementara itu, transaksi investasi lainnya mengalami
peningkatan defisit yang disebabkan oleh kenaikan pembayaran pinjaman luar negeri jatuh tempo.
Dar
i data di atas, pada Triwulan III 2021 mencatat surplus sehingga menopang ketahanan
eksternal. NPI pada triwulan III 2021 mencatat surplus 10,7 miliar dolar AS, setelah mengalami
defisit 0,4 miliar dolar AS pada triwulan sebelumnya. Kinerja NPI tersebut ditopang oleh transaksi
berjalan yang mencatat surplus, berbalik dari triwulan sebelumnya yang tercatat defisit, serta
surplus transaksi modal dan finansial yang makin meningkat. Dengan perkembangan tersebut,
posisi cadangan devisa pada akhir September 2021 mencapai 146,9 miliar dolar AS, lebih tinggi
dibandingkan 137,1 miliar dolar AS pada akhir Juni 2021. Posisi cadangan devisa tersebut setara
dengan pembiayaan 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di
atas standar kecukupan internasional.

Transaksi berjalan pada triwulan III 2021 mencatat surplus, terutama ditopang oleh surplus
neraca perdagangan barang yang naik signifikan. Transaksi berjalan pada periode laporan
mencatat surplus 4,5 miliar dolar AS (1,5% dari PDB), setelah pada triwulan sebelumnya
mengalami defisit 2,0 miliar dolar AS (0,7% dari PDB). Kinerja positif tersebut terutama
dikontribusikan oleh surplus neraca barang yang makin meningkat, didukung oleh kenaikan ekspor
nonmigas sejalan dengan masih kuatnya permintaan dari negara mitra dagang dan berlanjutnya
kenaikan harga komoditas ekspor utama di pasar internasional. Selain itu, defisit neraca jasa tercatat
lebih rendah, antara lain disebabkan oleh perbaikan kinerja jasa transportasi yang didukung oleh
meningkatnya penerimaan jasa freight sejalan dengan peningkatan aktivitas ekspor. Di sisi lain,
defisit neraca pendapatan primer meningkat akibat kenaikan pembayaran imbal hasil investasi
langsung yang dipengaruhi oleh perbaikan kinerja korporasi berbasis sumber daya alam (SDA).

Transaksi modal dan finansial pada triwulan III 2021 mencatat surplus yang makin
meningkat, terutama bersumber dari investasi langsung. Pada triwulan III 2021, transaksi
modal dan finansial mencatat surplus sebesar 6,1 miliar dolar AS (2,0% dari PDB), lebih tinggi dari
capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar 1,6 miliar dolar AS (0,6% dari PDB).  Surplus
tersebut bersumber dari aliran masuk neto (net inflows) investasi langsung yang tetap terjaga
sebesar 3,3 miliar dolar AS. Investasi lainnya juga mengalami surplus, setelah mengalami defisit
pada triwulan sebelumnya, yang dipengaruhi oleh penurunan pembayaran neto pinjaman luar
negeri, peningkatan penempatan simpanan nonresiden di dalam negeri, serta tambahan
alokasi Special Drawing Rights (SDR). Selain itu, investasi portofolio selama triwulan III 2021 juga
mencatat net inflows yaitu sebesar 1,1 miliar dolar AS, meskipun menurun dari triwulan
sebelumnya yang sebesar 4,0 miliar dolar AS, sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global
yang masih berlangsung.
Berikut disajikan tabel Neraca Pembayaran Indonesia secara ringkas dalam nilai juta USD:

Dari data neraca pembayaran di atas bahwa neraca pembayaran Indonesia pada laporan terakhir yakni
pada Triwulan III Tahun 2021 memperoleh nilai surplus yakni $10,690 miliar atau $10,7 miliar.

Anda mungkin juga menyukai