Anda di halaman 1dari 7

KEPEMIMPINAN TOKOH NASIONAL

“Prof. Dr. M. Mahfud MD, S.H., S.U.,M.I.P”


Dosen Pengajar :
Dr. Azizul Kholish,
S.E.,M.Si.,CMA

Oleh :
EMILIA RUTH
CLAUDIA
NIM. 8216162001

PROGRAM MAGISTER ILMU EKONOMI


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T. A. 2021/2022
IDENTITAS TOKOH
Nama Lengkap : Prof. Dr. H. Mohammad Mahfud Mahmodin, S.H., S.U., M.I.P.
Tempat/Tgl Lahir : Sampang, Madura, 13 Mei 1957
Riwayat : 1) Madrasah Ibtida'iyah di Pondok Pesantren al Mardhiyyah,
Waru, Pamekasan, Madura
Pendidikan 2) SD Negeri Waru Pamekasan, Madura
3) Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN), SLTP 4 Tahun,
Pamekasan Madura
4) Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN), SLTA 3 Tahun,
Yogyakarta
5) S1 Fakultas Hukum, Hukum Tata Negara, Universitas Islam
Indonesia (UII), Yogyakarta
6) S1 Sastra dan Kebudayaan, Jurusan Sastra Arab, Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta
7) Program Pasca Sarjana S2, Ilmu Politik, Universitas Gajah
LATAR BELAKANG TOKOH
Mohammad Mahfud Mahmodin atau biasa disebut dengan Mahfud MD, hidup di lingkungan taat
beragama dan ia disibukkan dengan kegiatan belajar. Pada pagi hari ia menjalani pendidikan di
Sekolah Dasar dan pada sore hari belajar di Madrasah Ibtidaiyah bahkan ia menghabiskan waktu
malam hingga pagi di surau untuk mendalami agama.
Setamat dari SD, Mahfud MD dikirim belajar ke Sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) Negeri di
Pamekasan dan pada masa itu, ada kebanggaan tersendiri bagi orang Madura jika anaknya dapat
menjadi guru ngaji, ustadz, kyai atau guru agama.
Setelah lulus dari PGA ia terpilih mengikuti Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN), Sekolah
kejuruan unggulan yang merekrut lulusan terbaik PGA milik Departemen Agama Yogyakarta.
Saat lulus dari PHIN, Mahfud MD menjalani kuliah pada 2 universitas berbeda yakni di Fakultas
Hukum Universitas Islam Indonesia dan Fakultas Sastra (Jurusan Sastra Arab) di UGM. Namun
dikarenakan hal ekonomi, ia memilih fokus kuliah di Universitas Islam Indonesia yang membawanya
meraih Beasiswa Rektor UII, Yayasan Supersemar dan Yayasan Dharma Siswa Madura. Semasa
kuliah ia juga aktif dalam kegiatan mahasiswa intra universitas seperti Senat, Pers, dan Badan
Perwakilan Mahasiswa. Bahkan ia menjadi pimpinan di majalah Mahasiswa Keadilan (tingkat
fakultas hukum), ia juga memimpin Majalah Mahasiswa Muhibbah (tingkat universitas) yang
pernah di bredel oleh pemerintahan Soeharto.
Lanjutan...............

Seiring berjalannya waktu Mahfud MD mulai menekuni profesi sebagai Dosen di Universitas Islam
Indonesia sebagai dosen berstatus PNS. Sekian waktu menggeluti bidang hukum, ia menemukan kekecewaan
dan menilai bahwa hukum selalu dikalahkan dengan keputusan-keputusan politik. Sehingga ia termotivasi
mempelajari ilmu politik. Waktu demi waktu ia melanjutkan study nya di Ilmu Politik Pasca Sarjana dan
Pendidikan Doktor (S3) di UGM. Bahkan ia mampu menyelesaikan study S3 nya dalam waktu 2 tahun 8
bulan yang seharusnya diselesaikan selama 4-5 tahun.
Disertasi doktornya tentang “Politik Hukum” cukup fenomenal dan menjadi bahan bacaan pokok di
program Pasca Sarjana bidang ketatanegaraan di berbagai perguruan tinggi karena pendekatannya
mengkombinasikan dua bidang ilmu yaitu ilmu hukum dan ilmu politik.
Setiap karya tulisnya baik dalam bentuk buku, jurnal, maupun makalah ilmiah dari Lektor Madya, Mahfud
MD segera meraih gelar menjadi Guru Besar hanya dalam waktu 12 tahun sejak awal karirnya dimana
umumnya minimal membutuhkan waktu 20 tahun dalam meraihnya.
Dengan rentang waktu tersebut, Mahfud memegang rekor tercepat dalam sejarah pencapaian gelar Guru
Besar. Dalam biografi Mahfud MD diketahui bahwa ia dikukuhkan sebagai Guru Besar atau Profesor bidang
Politik Hukum pada tahun 2000, dalam usia masih relatif muda yakni saat menginjakkan usia 41 tahun.
KIPRAH DAN KARIR POLITIK
Perjalanan karir, pekerjaan dan jabatan dari seorang Mahfud MD yang luar biasa sangat
jarang terjadi. Pasalnya dimulai dari karir sebagai pengajar, kemudian secara luar biasa
mengecap jabatan penting dan strategis secara berurutan pada tiga cabang kekuasaan yakni
eksekutif, legislatif dan yudikatif.
 Eksekutif
Tahun 1999-2000 didaulat menjadi Pelaksana Tugas Staf Ahli Menteri Negara Urusan
HAM (Eselon I B). Lalu tahun 2000 diangkat pada jabatan Eselon I A sebagai Deputi
Menteri Negara Urusan HAM, yang membidangi produk legislasi urusan HAM. Kariernya
terus menanjak pada tahun 2000-2001 saat ia dikukuhkan sebagai Menteri Pertahanan pada
Kabinet Persatuan Nasional di era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Ia juga
ditawari jabatan Jaksa Agung oleh Presiden Abdurrahman Wahid tetapi menolak karena
merasa tidak memiliki kemampuan teknis. Selain menjadi Menteri Pertahanan, ia pernah
merangkap sebagai Menteri Kehakiman dan HAM demisioner menggantikan Yusril Ihza
Mahendra.
Pada bulan Oktober 2019, Mahfud MD ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri
Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan pada kabinet Indonesia Maju periode
Lanjutan...............

 Legislatif
Pada awalnya Mahfud MD menjadi Ketua Departemen Hukum dan Keadilan DPP Partai
Amanat Nasional. Namun beberapa lama kemudian, ia bergabung di Partai Kebangkitan Bangsa
dan dipercaya menjadi Wakil Ketua Umum Dewan Tanfidz pada tahun 2002-2005. Di tengah-
tengah kesibukan berpolitik itu, Universitas Islam Kadiri (Uniska) mmilih Mahfud MD untuk
menjadi Rektor periode 2003-2006 meski akhirnya mengundurkan diri.
Setelah itu Mahfud MD terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2004-2008 di Komisi III dan
Komisi I DPR Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa pada tahun 2008. Disamping anggota
legislatif, sejak 2006 ia juga menjadi Anggota Tim Konsultan Ahli pada Badan Pembinaan

HukumYudikatif
Nasional (BPHN) Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Mahfud MD mengabdi di ranah yudikatif menjadi hakim konstitusi melalui jalur DPR
bersama dengan Akil Mochtar dan Jimly Asshiddiqie sejak 1 April 2008, berdasarkan Keputusan
Presiden RI Nomor 14/P/Tahun 2008.
Selanjutnya, pada pemilihan Ketua Mahkamah Konstitusi, yang berlangsung terbuka di ruang
sidang pleno Gedung Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD terpilih menjadi Ketua Mahkamah
Konstitusi periode 2008-2011.
OPINI DAN SARAN
 Opini
Sebagai masyarakat sekaligus mahasiswa, saya berpendapat bahwa figur Bapak Mahfud
MD adalah layak menjadi teladan kepemimpinan yang baik dan tekun. Melihat perjuangan
hidupnya yang beberapa kali menempuh Pendidikan pada jenis yang berbeda untuk mengisi
ruang ilmu dan agama hingga saat ini menjadi orang sipil pertama yang menjabat sebagai
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan yang mengoordinasikan 6 (enam)
Kementerian dan 3 (tiga) Lembaga/instansi di Republik Indonesia.
Selain itu, saya melihat bahwa Mahfud MD adalah pribadi yang konsisten pada passion yang
ia jalani yakni tidak menggeluti bisnis sektor swasta. Ia berfokus pada bidang akademisi dan
 Saran
politik.
Saran yang dapat saya sampaikan adalah mempertahankan integritas kepemimpinan
untuk mengatasi kondisi politik, hukum dan keamanan Indonesia khususnya saat ini adanya
peristiwa pemberontakan KKB di Papua, agar segera ditindaklanjuti lebih tegas untuk
mencapai perdamaian dan keamanan di negeri Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai