Anda di halaman 1dari 7

NAMA : WAHYU

NIM : 2010112210009
KELAS : A1
PRODI : PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
MATA KULIAH : HAK ASASI MANUSIA
DOSEN PENGAMPU : Dr. Hj. RABIATUL ADAWIAH, M.Si
Dr. H. DIAN AGUS RUCHLIYADI, M.Pd
DESKRIPSI TOKOH PEJUANG HAM DI INDONESIA

NAMA : Abdul Hakim Garuda Nusantara SH, LLM


AGAMA : ISLAM
TEMPAT LAHIR : PEKALONGAN
TANGGAL LAHIR : MINGGU, 12 DESEMBER 1954
ZODIAK : SAGITARIUS
WARGA NEGARA : INDONESIA
ISTRI : Isjana Karna Kinasih
ANAK : Amanda Mariam, Stevie Benyamin Pramudita,
Arafat Garcia Maryam
Dunia hukum mengantarkan Abdul Hakim Garuda Nusantara menjadi
pengacara, aktivis sekaligus pejuang HAM.

Biografi

Abdul Hakim Garuda Nusantara, SH, LLM adalah seorang pengacara dan pejuang
hak asasi manusia di Indonesia. Abdul Hakim Garuda Nusantara dilahirkan di
kota Pekalongan pada tanggal 12 Desember 1954. Ayahnya adalah seorang
pedagang batik yang juga merupakan muslim yang taat. Hakim kecil yang
dibesarkan di keluarga pas-pasan mempunyai tekad besar untuk bisa belajar
sampai ke jenjang tinggi. Hakin memulai pendidikannya dengan bersekolah di
SD Muhammadiyah, Pekalongan dan lulus pada 1965. Dia kemudian melanjutkan
ke jenjang SMP (lulus 1968) dan SMA Muhammadiyah (lulus 1971) di
Pekalongan, Jawa Tengah. Selulusnya dari SMA, Hakim sempat setahun
menganggur tidak melanjutkan studinya hingga akhirnya pada tahun 1978 dengan
dukungan orangtuanya, anak ketujuh dari 14 bersaudara ini kembali meneruskan
studinya dengan masuk ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Selama
menjadi mahasiswa, Hakin sudah aktif terjun sebagai relawan di Lembaga
Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Divisi Hak Asasi Manusia.
Pada tahun 1978, Hakim lulus dari Fakultas Hukum UI. Dia kemudian
melanjutkan studinya dengan mengambil spesialisasi hukum perdata internasional
di University of Washington, AS. Sepulangnya di tanah air, Hakim kembali ke
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, tempatnya dulu bekerja dan mengabdi
di sana hingga dia diangkat menjadi Direktur LBH Jakarta. Selain di LBH
Jakarta, Hakim juga pernah didapuk sebagai Ketua Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia (WALHI) selama dua periode, Ketua International NGO Forum on
Indonesia Development (INFID), hingga menjadi dosen Hukum Ekonomi di
Universitas Indonesia. Hakim juga pendiri sekaligus ketua Yayasan Lembaga
Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM). Pria yang didaulat sebagai Anggota
Kehormatan IKADIN ini pernah menangani beberapa kasus besar yakni Kasus
Tanjung Priok 1985 dan Peristiwa 27 Juli 1996. Sebagai seorang aktivis pejuang
HAM sekaligus advokat, sepak terjang Hakim sangat diperhitungkan. Pada tahun
1999, ia didapuk sebagai Ketua Tim Penyusunan Rancangan Undang-undang
Pengadilan HAM, Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia. Pada tahun
berikutnya, ia kembali terlibat sebagai Anggota Tim Revisi RUU
Penanggulangan Keadaan Bahaya, Departemen Pertahanan.Pada tahun 2001,
Hakim dicalonkan oleh PP Muhammadiyah untuk menjadi anggota Komnas
HAM. Meski pada awalnya Hakim keberatan karena masalah kesibukannya,
namun pada akhirnya ia pun bersedia.
Selang setahun, Hakim terpilih sebagai ketua Komnas HAM periode 2002-2006
menggantikan posisi Djoko Soegianto. Dirinya memperoleh 12 suara dari 23
anggota yang mengikuti pemilihan tersebut.
Hakim pun menuangkan buah pikirannya dalam bentuk karya tulis baik sendiri
maupun berkolaborasi dengan penulis lainnya. Beberapa buku yang pernah
ditulisnya yaitu Hukum Acara Pidana dalam Perspektif Hak Asasi Manusia
(1987), Menjelajah Konsepsi Pidana Politik Orde Baru (1996), Analisa dan
Perbandingan Undang-Undang Antimonopoli (1999), dan Analisis Kritis
Terhadap Putusan-Putusan Pengadilan Niaga (2001). Tentang kehidupan
pribadinya, Hakim telah menikah dengan Isjana Karna Kinasih, adik kandung
Nursjahbani Katjasungkana. Mereka telah dikaruniai 3 orang anak bernama
Amanda Mariam, tevie Benyamin Pramudita, dan Arafat Garcia Maryam. Pada 4
Mei 2018, Abdul Hakim tutup usia pada usia 63 tahun. Ia meninggal pada pukul
5.00 pagi dan disemayamkan di rumah duka di Kemang Pratama Regensi, Bekasi,
Jawa Barat. Jenazah dimakamkan setelah salat Jumat pada hari yang sama.
Hampir selama 20 tahun Hakim berkarya di bidang advokasi dan hak asasi
manusia. Selain menjadi ketua YLBHI, dia pernah menjabat sebagai Ketua
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) selama dua kali periode jabatan.
Mantan ketua pengarah Internasional NGO Forum on Indonesia Development ini
pernah pula menjadi dosen luar biasa bidang hukum ekonomi di Fakultas
Ekonomi UI. Sebagai seorang pengacara, banyak kasus-kasus besar pernah
Hakim tangani, termasuk kasus Tanjungpriok pada tahun 1985 dan Peristiwa 27
Juli 1996. Pada tahun 2001, oleh PP Muhammadiyah, Hakim dicalonkan untuk
menjadi anggota Komnas HAM. Awalnya Hakim merasa keberatan atas
pencalonan ini karena kesibukan yang telah dia jalani,namun setelah dirinya
diyakinkan bahwa kegiatan di Komnas tidak memberatkan akhirnya Hakim pun
luluh. Pada pemilihan Ketua Komnas HAM bulan September 2002, Abdul Hakim
terpilih sebagai ketua periode tahun 2002 hingga 2006 menggantikan Djoko
Soegianto. Dia meraih 12 suara dari 23 anggota Komnas HAM. Hingga saat ini,
Abdul Hakim masih terus berkutat di bidang hukum. Dia terus memperjuangkan
keadilan dan hukum serta hak asasi manusia.

KELUARGA
Istri : Isjana Karna Kinasih
Anak : Amanda Mariam
Stevie Benyamin Pramudita
Arafat Garcia Maryam
PENDIDIKAN
SD Muhammadiyah Pekalongan, Jawa Tengah (1965)
SMP Muhammadiyah Pekalongan (1968)
SMA Muhammadiyah Pekalongan (1971)
Fakultas Hukum Universitas Indonesia (1978)
School of Law, University of Washington, AS (1981)

KARIER
Legal Consultant (1978-1979)
Ketua Yayasan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (1986-1992)
Dosen Hukum Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia (1983-1986)
Dosen Khusus Hukum Perdata Internasional, Universitas Islam Indonesia (1984-
1990)
Direktur Lembaga Bantuan Hukum Jakarta (1984-1987)
Ketua Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (1986-1992)
Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (1987-1993)
Ketua International NGO Forum in Indonesian Development (INFID) (1989-
1994)
Ketua DPP IKADIN (Ikatan Advocat Indonesia) (1990-1999)
Pendiri, Pengurus, Advocat, dan Legal Concultant Law Office of A Hakim G.
NUSANTRA, HARMAN & Partners
Anggota Kehormatan IKADIN (Ikatan Advocat Indonesia)
Pendiri dan Ketua Yayasan Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM)
(1993-2018)
Wakil Ketua Tim Penyusunan Rancangan UU Pengadilan HAM, Depkeh dan
HAM (1999)
Wakil Ketua Tim RUU Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, Depkeh dan HAM
Wakil Ketua Ombudsman Harian Kompas (1999-2018)
Anggota Tim Revisi RUU Penanggulangan Keadaan Bahaya, Dephan (2000)
Ketua Komnas HAM (2002-2007)

KARYA TULIS
Bantuan Hukum Struktural (1981)
Politik Hukum Indonesia (1987)
Hukum Acara Pidana dalam Perspektif Hak Asasi Manusia (1987)
Menjelajah Konsepsi Pidana Politik Orde Baru (1996)
Analisa dan Perbandingan Undang-Undang Antimonopoli (1999)
Analisis Kritis Terhadap Putusan-Putusan Pengadilan Niaga (2001)

Anda mungkin juga menyukai