Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
oleh:
Ronaldi Billy Putrajaya
11161130000047
I
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
NIM : 11161130000047
II
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
oleh
telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal
2 November 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Hubungan Internasional.
Ketua, Sekretaris,
Ketua,
III
ABSTRAK
Kata Kunci: Pekerja Migran Indonesia, Joko Widodo, Susilo Bambang Yudhoyono
IV
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan berkat
dan rahmat kepada kita semua. Selawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi
Muhammad Saw. yang telah membawa umat manusia dari zaman kebodohan
Pekerja Migran Indonesia di Malaysia: Studi Komparatif pada Masa Pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono Tahun 2004-2009 dengan Masa Pemerintahan Joko Widodo Tahun
2014-2019” merupakan sebuah karya dari penulis sebagai syarat untuk dapat memperoleh
gelar sarjana.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak
dalam memberikan dukungan dan masukan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh
1. Allah Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi karunia dan
V
Putrijaya, dan Nenek tersayang Almh. Sumiyati serta keluarga besar
hingga dapat menjadi seperti ini. Semoga Allah memberkati kita semua.
4. Bapak Agus Nilmada Azmi, selaku dosen pembimbing yang telah sabar
skripsi ini.
5. Ibu Ana Sabhana Azmy, selaku penulis dari “Negara dan Buruh Migran
karya tulisnya.
6. Dosen dan jajaran staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya
Jakarta. Terima kasih atas doa dan ilmu yang telah diberikan selama
masa perkuliahan.
Dinda, Miss Reni, Pak Fauzi, Pak Agus, Andwitya, Sabill, Kevin
kampus ini.
VI
8. Sahabat-sahabat penulis, yaitu Nur Aisah S., Dewi Oktaviani, dan
10. Rekan teacher Digikidz Indonesia, terima kasih atas pengalaman yang
11. Pimpinan dan rekan kerja Mahadya Group, yaitu Mba Diasha Kashatri,
Pak Taufik Nugraha, Kak Prima Margareth, Kak Dewanti Silalahi, Mba
Maria S., Mba Cindy A., Mba Heni Istiana, dan Mas Irvan Rezky.
12. Pimpinan dan rekan kerja team Real Estate Kopi Kenangan, yaitu Mba
Roro Sinduretno, Mba Yulianawati Mismasdi, Mba Nur H., Mba Najwa
A., dan Mas Fabian D. Terima kasih atas dukungan dan doanya.
13. KKN Parama Darya 126. Terima kasih telah memberikan pengalaman
VII
14. Keluarga besar HI UIN Jakarta 2016, serta kakak-kakak dari angkatan
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis berharap kritik dan saran yang membangun dalam
VIII
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... IV
IX
BAB II PEKERJA MIGRAN INDONESIA DI MALAYSIA ......................... 26
2009 ........................................................................................................... 46
B. KEBIJAKAN PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA DI MALAYSIA
PADA MASA PEMERINTAHAN JOKO WIDODO TAHUN 2014-2019 ............... 58
X
DAFTAR TABEL
Tabel II.C.1. Negara Dengan Jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) Terbanyak
Tahun 2014-2019……………………………………………………………...…43
Tahun 2004-2009………………………………………………………………...57
Tabel IV.A.1. Tanggung Jawab Majikan dan Pekerja Migran Indonesia (Pekerja
2006………………………………………………………………………………78
XI
DAFTAR GAMBAR
XII
DAFTAR SINGKATAN
XIII
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(ILO) yang memuat mengenai beberapa jenis perlindungan bagi pekerja migran.1
(PMI) atau sebelumnya disebut dengan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) merupakan
setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri
dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah.2
Pada tahun 2004, Menurut data dari Jabatan Imigresen Malaysia jumlah
TKI yang tercatat berada di Malaysia sebesar 1.024.363 orang.3 Para TKI tersebut
umumnya bekerja di sektor informal sebagai pekerja domestik atau asisten rumah
tangga, sektor perkebunan, perindustrian, penjaga orang tua, pelayan toko dan
restoran. 4 Jumlah TKI tersebut terus meningkat dan hingga tahun 2006 saja,
1
Albert Bonsahat, dkk, “Indonesia: Pekerjaan Layak Untuk Pekerja Migran Indonesia”, Asia-
Pacific Decent Work Decade, (Jakarta: International Labour Organizations, 2015), hal. 1,
https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-
jakarta/documents/publication/wcms_366944.pdf (diunduh pada 2 Mei 2020)
2
Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Migran
Indonesia.
3
Sutaat, “Masalah Sosial Tenaga Kerja Wanita Indonesia di Shelter KBRI Kuala Lumpur”, Sosio
Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Vol. 13, No. 2, (Indonesia:
Puslitbang Kemsos RI, 2008), hal. 4.
4
Chitrawati Buchori, dan Mia Amalia, "Lembaran Fakta: Migrasi, Remitansi, dan Pekerja Migran
Perempuan", (Indonesia: World Bank, 2004),
1
terdapat 1.215.036 TKI yang terdaftar dalam Pas Lawatan (Izin Kerja Sementara)
di Malaysia.5
Malaysia, dan sebagai salah satu negara dengan pengirim pekerja migran terbesar,
salah satu prioritas. Adapun, terdapat dua faktor yang mempengaruhi perlindungan
terhadap pekerja migran Indonesia di luar negeri, yaitu:6 Pertama, faktor internal,
yaitu tingkat kesiapan dan pengetahuan para calon pekerja terhadap kondisi
lingkungan negara tujuan dan hak-hak yang yang seharusnya mereka miliki; dan
kedua, faktor eksternal, yaitu kondisi dan situasi lingkungan yang mendukung
diplomatik antara negara pengirim dengan negara penempatan yang juga didukung
Pada tahun 2005, jumlah pekerja migran asal Indonesia merupakan yang
terbanyak di Malaysia, jumlah ini melebihi pekerja migran yang berasal dari Nepal,
7
India, Vietnam, Myanmar, Bangladesh, dan Filipina. Hal ini disebabkan,
http://documents.worldbank.org/curated/en/975091468258845060/Lembaran-fakta-migrasi-
remitansi-dan-pekerja-migran-perempuan (diunduh pada 20 Mei 2020).
5
Tjipto Subadi, “Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia (Studi Kasus TKW Asal Jawa Tengah dengan
Pendekatan Fenomenologi)”, Indonesian Journal of Spatial and Regional Analysis (Surakarta: MUP
Press, 2010).
6
Syahmin, Hukum Diplomatik Dalam Kerangka Studi Analisis, Ed. 1, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008).
7
Tjipto Subadi, “Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia (Studi Kasus TKW Asal Jawa Tengah dengan
Pendekatan Fenomenologi)”.
2
permintaan tinggi terhadap para pekerja migran, sementara Indonesia dapat
juga tidak sedikit menimbulkan banyak kasus permasalahan. Menurut data pada
tahun 2005 terdapat sejumlah kasus permasalahan yang dialami TKI wanita
sejumlah 141 orang, upah yang tidak dibayar berjumlah dua orang, pekerja
Pada saat itu, Presiden yang sedang menjabat adalah Susilo Bambang
terkait perlindungan TKI di luar negeri yang dilakukan oleh pemerintahan SBY
penempatan TKI di Malaysia tanggal 10 Mei 2004 yang keduanya telah disahkan
8
Christine, Chin. “In Service and Servitude: Foreign Female Domestic Workers and The Malaysian
'Modernity' Project”, Crossroads: An Interdisciplinary Journal of Southeast Asian Studies, (New
York: Columbia University Press, 1998).
9
Sutaat, “Masalah Sosial Tenaga Kerja Wanita Indonesia di Shelter KBRI Kuala Lumpur”.
3
pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri.10 Salah satu kebijakan Presiden
SBY adalah penerbitan Peraturan Presiden No. 81 Tahun 2006 tentang Badan
khusus yang berwenang dalam pengelolaan TKI yang akan ditempatkan ke luar
negeri.11
BNP2TKI, masih banyak TKI yang terjerat kasus hukum di Malaysia. Data yang
dikeluarkan KBRI Kuala Lumpur menunjukan jumlah kasus yang melibatkan TKI
pada periode tersebut rata-rata sejumlah 766 kasus.12 TKI sektor informal seperti
pekerja domestik adalah golongan yang paling rawan terjerat berbagai kasus.13 Isu
TKI di Malaysia juga semakin rumit dengan munculnya istilah “Indon” yang sangat
familiar di Malaysia dalam setiap narasi yang melibatkan TKI.14 Media di Malaysia
10
Muhammad Nafi, “Indonesia-Malaysia Tanda Tangani Nota Kesepahaman TKI”, Tempo.co, (10
Mei 2004), https://bisnis.tempo.co/read/42419/indonesia-malaysia-tandatangani-nota-
kesepahaman-tki (diakses pada 20 Mei 2020).
11
Adharinalti, “Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Irregular di Luar Negeri”, Jurnal
Rechtsvinding, Vol. 01, No. 01, (Indonesia: BPHN, 2012).
12
Ali Maksum, “Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan Hubungan Indonesia-Malaysia di Era Jokowi”,
Jurnal PIR, Vol. 02, No. 01, (Indonesia, 2017).
13
Rahman W. Abdul, dan Latif W. Abdul, “Kes Perburuhan dan Tuduha Politik Tidak Jejas
Hubungan: Malaysia-Indon Cipta Masalah?”, Jurnal Pemikir, Vol. 67, (Indonesia, 2012), hal. 125-
136.
14
Nasrullah Fauzi, “Indonesia Dalam Pandangan Media Malaysia: Sebuah Kajian Awal”, (Malaysia,
2007).
15
Joseph Liow, “Malaysia's Approach to Its Illegal Indonesian Migrant Labour Problem:
Securitization, Politics, or Catharsis?”, IDSS-FORD Workshop on Non-Traditional Security in Asia
(Singapura, 2004)
4
Puncaknya pada tahun 2009, Presiden SBY mengeluarkan kebijakan
periode kedua, tepatnya pada tanggal 1 Desember 2011, bersamaan dengan telah
pemerintah Malaysia dan Indonesia. Namun, di sisi lain pencabutan moratorium ini
Banyaknya TKI yang terjerat hukum pada saat itu dinilai karena kurangnya
ini dapat dilihat dari 109 pasal yang ada, hanya 8 pasal saja yang mengatur
menekankan pada aspek penempatan TKI, dengan kata lain undang-undang ini
lebih bernuansa bisnis dari pada aspek perlindungan. Penempatan TKI untuk
warga negaranya.18
16
Ana S. Azmy, “Negara dan Buruh Migran Perempuan; Kebijakan Perlindungan Pekerja Migran
Perempuan Indonesia Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono 2004-2010 (Studi Terhadap
Perlindungan Buruh Migran Perempuan Indonesia di Malaysia)”, (Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia, Juni 2011).
17
Fathiyah Wardah, “Pemerintah Cabut Moratorium TKI ke Malaysia 1 Desember Mendatang”,
VOA Indonesia (26 Oktober 2011), https://www.voaindonesia.com/a/moratorium-tki-ke-malaysia-
dicabut-1-desember-132637553/99955.html (diakses pada 12 Des 2019).
18
Lalu Husni, “Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri”. Mimbar
Hukum, Vol. 23, No. 1. (Indonesia, 2011).
http://www.jurnal.ugm.ac.id/jmh/article/view/16206/10752 (diunduh pada 5 Februari 2020)
5
Di awal masa pemerintahan Joko Widodo, kasus yang menjerat TKI di
Malaysia masih banyak terus terjadi. Berdasarkan data Migrant CARE yang dikutip
dari situs daring tirto.id, pada tahun 2014 tercatat jumlah kasus terhadap TKI di
peningkatan di 2016 dengan 132 kasus, dan 200 kasus pada tahun 2017. 19
Di sisi lain, menurut data kasus yang ditangani Serikat Buruh Migran
Indonesia (SBMI) dikutip dari portal berita daring Tempo.co, pada tahun 2016
hingga 2017 terdapat lonjakan kasus yang dialami TKI sebanyak 1,501 kasus,
dengan kasus TKI terbanyak di Malaysia.21 Kasus yang dialami oleh TKI ini masih
sama dengan jenis kasus yang terjadi sebelumnya. Hingga 2018, kasus perdagangan
Jokowi masih merujuk pada Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004, dan kerja
sama TKI di Malaysia masih merujuk pada protokol perubahan tahun 2011 yang
disepakati sebelumnya pada masa pemerintahan SBY (2009-2014). Pada masa awal
Presiden Jokowi menjabat, salah satu upaya beliau guna meningkatkan perindungan
TKI adalah rencana penghapusan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN).
19
Widia Primastika, “Meski Banyak Kasus, Malaysia Tetap Tujuan Populer Buruh Migran
“, Tirto.id, (30 Juni 2018), https://tirto.id/meski-banyak-kasus-malaysia-tetap-tujuan-populer-
buruh-migran-cNbU (diakses pada 12 Desember 2019).
20
Sutaat, “Masalah Sosial Tenaga Kerja Wanita Indonesia di Shelter KBRI Kuala Lumpur”.
21
Suci Sekarwati, “TKI Bermasalah Terbanyak Ada di Malaysia”, Tempo.co, (8 Mei 2018),
https://dunia.tempo.co/read/1087016/tki-bermasalah-terbanyak-ada-di-malaysia/full&view=ok
(diakses pada 15 Desember 2019).
22
Suci Sekarwati, “TKI Bermasalah Terbanyak Ada di Malaysia”, (diakses pada 15 Desember 2019).
6
Rencana penghapusan ini disebabkan karena KTKLN dianggap telah
para tenaga kerja atau pekerja migran Indonesia baik saat meninggalkan dan tiba di
Indonesia.23
Tahun 2004. 24 Kemudian pada tahun 2017, akhirnya pemerintah dan parlemen
penggunaan istilah Tenaga Kerja Indonesia juga turut berubah menjadi Pekerja
23
BBC Indonesia, “Jokowi hapus Kartu tenaga kerja luar negeri”, BBC Indonesia, (30 Desember
2014),
https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/11/141130_presiden_hapus_kartu_tenagak
erja_luar_negeri (diakses pada 15 Desember 2019).
24
Kholid S. Ahmad, “Perumusan Kebijakan Perspektif Good Governance: (Studi Pada Proses
Perumusan Revisi Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan perlindungan
Tenaga Kerja Luar Negeri Pada Thaun 2015-2017)”, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2017).
25
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia Di Luar Negeri; dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja
Migran Indonesia.
7
masa pemerintahan yang berbeda, dalam hal ini pada Masa Pemerintahan Susilo
2014-2019. Oleh karena itu, peneliti tertarik dalam mengamati komparasi kebijakan
B. Rumusan Masalah
8
1. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi bagi pemahaman pembaca
Malaysia.
3. Tinjauan Pustaka
penelitian tersebut dapat digunakan sebagai informasi terhadap topik yang akan
diteliti.
Undang No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Kerja Indonesia Propinsi Jawa Tengah). Dalam penelitian ini, ada beberapa
kesimpulan yang diperoleh oleh peneliti. Pertama, bahwa perlindungan hukum atas
hak-hak pekerja migran Indonesia/TKI dalam bekerja belum berjalan dengan baik,
kurangnya pengarahan tentang arti hukum bagi para TKI, hal ini mempersulit para
TKI dan menghilangkan rasa aman bagi TKI sewaktu di luar negeri. Kedua, kendala
9
dilakukan oleh TKI, yaitu tidak melaporkan permasalahannya pada pemerintah
Indonesia di tempat TKI bekerja, terlebih pendidikan yang dimiliki TKI masih
Indonesia (BP3TKI) berupaya mengadakan bursa kerja TKI, yang diharapkan dapat
menjadi wahana komunikasi antara pencari kerja dan perusahaan penyalur TKI,
Penelitian Ana Sabhana Azmy dengan judul Negara dan Buruh Migran
ini, Ana melihat kebijakan sebagai suatu peraturan atau regulasi yang mengikat.
26
Sunawar Sukowati, “Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Luar Negeri Menurut
Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja”,
(Semarang: Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, 2011).
27
Ana Sabhana Azmy, “Negara dan Buruh Migran Perempuan: Kebijakan Perlindungan Buruh
Migran Perempuan Indonesia Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono 2004-2010 (Studi
Terhadap Perlindungan Buruh Migran Perempuan Indonesia di Malaysia)”, (Jakarta: Universitas
Indonesia, 2011).
10
Defending Indonesia’s Migrant Domestic Workers dalam buku Citizenship
Schulte Nordholt, Laurens Bakker. Dalam bab buku ini, Mary Austin meneliti
antara Indonesia dengan Malaysia dalam transfer pekerja migran. Mary Austin
yang dilakukan oleh Presiden SBY tahun 2009. Dalam chapter ini, Mary Austin
juga menganalisis hubungan antara aktivis, pers, dan pemerintah dalam memetakan
Foreign Policy and the Domestic Worker dengan subjudul The Malaysia-
Indonesia Domestic Worker Dispute yang ditulis oleh Juanita Elias pada tahun 2013
dalam jurnal International Feminist Journal of Politics. Dalam artikel ini, Juanita
Elias menganalisis permasalahan pekerja migran Indonesia ini dengan kaca mata
terhubung dengan peran negara dalam menciptakan tatanan gender yang berpusat
pada perbedaan antara pekerjaan produktif dengan pekerjaan secara sosial. Dalam
artikel ini, Juanita Elias berkesimpulan dengan sistem migrasi yang berpusat pada
pada ekonomi di kedua negara. Dalam artikelnya ini, Juanita Elias juga
28
Mary Austin, and Ward Berenschot, dkk (Ed.), “Defending Indonesia's Migrant Workers”,
Citizenship and Democratization in Southeast Asia, (Brill, 2017),
https://www.jstor.org/stable/10.1163/j.ctt1w76ws5.15 (diunduh pada 2 Februari 2020)
11
mengemukakan bagaimana Malaysia telah terbawa ke model capitalist
antar kedua negara dalam konteks permasalahan pekerja migran ini tidak membantu
Hubungan Dua Negara Serumpun dalam jurnal JISIERA: The Journal of Islamic
Studies and International Relations, tahun 2017. Dalam artikel ini, Ali Maksum
menjelaskan isu-isu permasalahan TKI yang saat itu terjadi pada masa
masih banyak terjadi selama masa pemerintahan Joko Widodo. Menurut Ali,
kebijakan yang diambil Joko Widodo tidak jauh berbeda dengan kebijakan yang
diambil pada masa pemerintahan sebelumnya. Namun, Ali tidak menjelaskan dan
pemerintahan sebelumnya.30
mendasar antara keempat hasil penelitian tersebut dengan penelitian yang akan
peneliti lakukan, yaitu penelitian yang saat ini dilakukan merupakan studi
29
Juanita Elias, “Foreign Policy and the Domestic Worker: The Malaysia-Indonesia Domestic
Worker Dispute”, International Feminist Journal of Politics, Vol. 15, No. 3, (Britania Raya:
Routledge, 2013), hal. 391-410, https://doi.org/10.1080/14616742.2012.755835 (diunduh pada 4
Januari 2020
30
Ali Maksum, “Kebijakan Pemerintah Jokowi Terkait Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia dan
Implikasinya Terhadap Hubungan Dua Negara Serumpun”, JISIERA: The Journal of Islamic
Studies and International Relations, Vol. 2, (Yogyakarta, 2017).
12
2009 dan pemerintahan Joko Widodo tahun 2014-2019. Penelitian ini hanya
4. Landasan Pemikiran
akan dianalisis. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori liberalisme, konsep
Hak Asasi Manusia (HAM), konsep kebijakan luar negeri, dan konsep kepentingan
1. Teori Liberalisme
Secara garis besar, liberalisme memiliki empat asumsi dasar yaitu sifat
manusia yang pada dasarnya baik, dengan demikian manusia mampu diajak untuk
bekerja sama; asumsi kedua adalah keyakinan bahwa Hubungan Internasional lebih
bersifat kooperatif dari pada konfliktual; dan yang terakhir, kaum Liberalis percaya
31
Scott Burchill, and Andrew Linklater, Theories of International Relations, (New York: St.
Martin's Press, 1996).
13
bahwa negara pada hakikatnya dibentuk oleh manusia, oleh karena itu memiliki
individu seseorang untuk hidup, kebebasan dan properti adalah tujuan utama dari
sebagai blok pembangun sistem politik yang adil. Sistem politik yang ditandai oleh
kekuatan yang tidak terkendali, seperti monarki atau kediktatoran, tidak dapat
dalam pendapat Immanuel Kant, perdamaian bisa abadi. Hukum alam menentukan
keharmonisan dan kerja sama antara manusia. Karena itu perang dianggap sebagai
sesuatu yang tidak wajar dan irasional dan merupakan buatan serta bukan dari
kondisi manusia. Melalui kepercayaan mereka pada kekuatan akal manusia dan
kapasitas manusia untuk menyadari potensi batin mereka, mereka tetap yakin
uraian tersebut di atas, peneliti menilai bahwa teori liberalisme sangat relevan
32
Robert Jackson, and Georg Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2005), hal. 139.
33
Jeffrey W. Meiser, “Introducing Liberalism in International Relations Theory”, E-International
Relations, (18 Februari 2018), https://www.e-ir.info/2018/02/18/introducing-liberalism-in-
international-relations-theory/ (diakes pada 20 Mei 2020).
34
Scott Burchill, and Andrew Linklater, Theories of International Relations.
35
Scott Burchill, and Andrew Linklater, Theories of International Relations.
14
pekerja migran merupakan bentuk dari tindakan pemerintah untuk melindungi hak
penegakan HAM. Menurut John Locke, hak asasi manusia atau HAM merupakan
hak yang sifatnya fundamental bagi hidup dan kehidupan manusia dan merupakan
hak kodrati yang tidak bisa terlepas dari dan dalam kehidupan manusia. 36 John
Locke dalam pandangannya berargumen bahwa hak asasi manusia telah melekat
pada setiap individu dan oleh karenanya hak itu tidak bisa diambil atau diserahkan
kepada orang lain atau lembaga tertentu tanpa adanya persetujuan dari yang
bersangkutan.37
Jeremy Waldron memperjelas bahwa apa yang mendasar bagi hak asasi
yang perlu dilindungi. Dalam hal ini, hak asasi manusia menentukan batas-batas
kepentingan vital yang dimiliki semua manusia sebagai manusia. Pemegang hak
ditentukan bukan oleh kapasitasnya untuk memilih tetapi oleh fakta bahwa ia
36
H. A. Masyhur Effendi, Dimensi dan Dinamika HAM dalam Hukum Nasional dan Internasional,
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994).
37
Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), hal. 306,
dalam Muhammad D. Ardiansyah, “HAM dalam Konteks Hubungan Internasional dan Indonesia”,
(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013).
38
Alex Gourevitch, “Are Human Rights Liberal?”, Journal of Human Rights, Vol. 8, No. 4, (Taylor
$ Francis Online, 2009), hal. 303, https://doi.org/10.1080/14754830903324720 (diunduh pada 20
Mei 2020)
15
Menurut sistem kebebasan alamiah Adam Smith, bahwa penguasa atau
negara hanya memiliki tiga tugas untuk dilakukan; pertama, tugas melindungi
ketidakadilan atau penindasan setiap anggota lainnya, atau tugas untuk membentuk
administrasi peradilan yang tepat; dan, ketiga, tugas mendirikan dan memelihara
pekerjaan umum dan lembaga publik tertentu, yang tidak pernah dapat dilakukan
individu.39
Deklarasi Universal HAM ini terdiri dari 30 (tiga puluh) pasal, di mana pada
pasal 3 hingga pasal 7 berisi mengenai hak individu untuk mendapatkan hak
keselamatan, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk tidak disiksa, dan hak untuk
Meskipun Deklarasi Universal HAM ini memiliki arti yang sangat penting,
namun deklarasi ini tidak memiliki daya ikat hukum terhadap hukum internasional.
39
Adam Smith, and S.M. Soares (Ed.), “Chapter IX: Of The Agricultural Systems, or Of Those
Systems of Political Economy Which Represent The Produce of Land as Either The Sole or The
Principal Source of The Revenue and Wealth Every Country”. An Inquiry into the Nature and
Causes of the Wealth of Nations, (MetaLibri Digital Library, 2007), hal. 208.
40
Universal Declaration of Human Rights (UDHR) 1948, https://www.un.org/en/universal-
declaration-human-rights/ (diakses pada 4 Agustus 2020).
16
Namun, ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam deklarasi ini banyak diadopsi
Law).41 Salah satunya adalah Indonesia yang menjamin hak untuk mendapatkan
pekerjaan dan penghidupan yang layak dan kepastian kesamaan di mata hukum
Oleh karena hak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan mendapat
perlakuan dan perlindungan yang sama di mata hukum merupakan amanat UUD
1945, maka konsep HAM ini sangat relevan dalam mempelajari kebijakan
dalam penelitian ini dikarenakan objek penelitian dalam penelitian ini adalah
41
F. Y. Hakim, “Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia”, International Making, Vol. 04, No.
01 (Jakarta: Universitas Indonesia, 2006).
42
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
17
problem or matter of concern” atau dapat diartikan sebagai serangkaian tindakan
yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku
atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu.43 Dalam studi
Hubungan Internasional, dikenal istilah kebijakan luar negeri yang erat kaitannya
suatu sistem tindakan yang dipengaruhi oleh komunitas untuk mengubah perilaku
luar negeri. Konsep pertama adalah kebijakan luar negeri sebagai orientasi, kedua,
kebijakan luar negeri sebagai akumulasi dari sekumpulan komitmen dan strategi,
43
James E. Anderson, Public Policymaking: An Introduction, Ed. 2, (1994), hal 5-6.
44
Bojang AS, “The Study of Foreign Policy in International Relations”, Journal of Political
Sciences & Public Affairs, (Turkey: Ege University, 2018).
45
Laura Neack, The New Foreign Policy: Power Seeking in a Globalized Era, (Lanham: Rowman
& Littlefield Publishers, 2008).
46
James N. Rosenau, dan Kenneth W. Thompson, Gavin Boyd (Ed.), “The Study of Foreign
Policy” ,World Politics: An Introduction, (New York: Free Press,1976).
18
Dalam pendekatan pengambilan keputusan kebijakan luar negeri, pemimpin
yang dapat mempengaruhi proses keputusan kebijakan luar negeri tersebut. Pertama,
adalah faktor dari politik internasional (eksternal), dan kedua adalah faktor
policy is the hinge of domestic and international politics” atau dapat diartikan
kebijakan luar negeri bergantung pada politik domestik dan politik internasional.50
pertama, situasi politik negara tersebut; kedua, kekuatan ekonomi dan militer
bahwa penentu kebijakan luar negeri pemerintah suatu negara sangat dipengaruhi
oleh faktor domestik dan kondisi internasional yang terjadi saat rezim tersebut
memerintah. Selain itu, faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebijakan luar
47
Mark Schafer, dan Stephen G. Walker (Ed.), Beliefs and Leadership in World Politics
Methods and Applications of Operational Code Analysis, (USA: Palgrave Macmillan, 2006).
48
Alex Mintz, dan Karl DeRouen Jr., Understanding Foreign Policy Decision Making, (New York:
Cambridge University Press, 2010).
49
Bojang AS, “The Study of Foreign Policy in International Relations”.
50
Yitan L, “Domestic Vs. International Determinants of Foreign Policy: An Empirical Investigation
of The Case of China-Taiwan,1991-2000”, 49th ISA convention, (San Francisco, 2008), dalam
Bojang AS, “The Study of Foreign Policy in International Relations”.
51
William D. Coplin, dan Maesedes Marbun, Pengantar Politik Internasional Suatu Telaah Teoritis,
(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003).
19
negeri suatu negara, antara lain seperti perbedaan geografi suatu negara, rezim
politik, persepsi publik, karakter dan kepribadian pemimpin negara itu sendiri.52
penelitian ini karena dalam pandangan penulis, kebijakan luar negeri suatu negara
yang telah dijelaskan sebelumnya, mengenai tugas negara menurut Adam Smith,
yakni tugas untuk melindungi masyarakat dari kekerasan dan invasi masyarakat
kaum liberalis merupakan kepentingan utama dari berdirinya suatu negara, dan
dalam penelitian ini termasuk juga jaminan perlindungan terhadap masyarakat yang
kepentingan nasional. Kaum liberal meyakini bahwa akal manusia dan prinsip-
52
Bojang AS, “The Study of Foreign Policy in International Relations”.
53
Robert Jackson, and Georg Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional, hal. 106.
54
Scott Burchill, The National Interest in International Relations Theory, (Birtania Raya: Palgrave
Macmillan, 2005).
20
individu dan kepentingan paling utama dari komunitas secara alami saling
dunia yang damai dan saling ketergantungan, negara akan lebih bersikap kooperatif
pandangan kepentingan nasional yang sempit. 56 Dengan kata lain, negara akan
5. Metode Penelitian
sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.58
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitaf, yaitu
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
55
Scott Burchill, The National Interest in International Relations Theory, hal. 120-121.
56
Scott Burchill, The National Interest in International Relations Theory, hal. 120-121.
57
Scott Burchill, The National Interest in International Relations Theory, hal. 120-121.
58
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2014).
21
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.59
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau sampel yang berbeda, atau pada
waktu yang berbeda.60 Pada penelitian komparatif, untuk sampel yang lebih dari
satu atau dalam waktu yang berbeda memiliki variabel yang masih mandiri.61
benda, tentang orang, prosedur kerja, ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok,
terhadap suatu ide atau prosedur kerja. Penelitian ini juga dapat membandingkan
yang berbeda dalam pengaturan yang berbeda. Untuk memahami hubungan antara
59
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), hal. 6.
60
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2007).
61
Febi E. B. Setyawan, Pengantar Metodologi Penelitian (Statistika Praktis), (Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang, 2017).
62
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta
Asyhadie, 1998.
22
hasil utama, yang dapat diatur dalam berbagai bentuk untuk mengajukan pertanyaan
mengikuti ketentuan dan aturan yang sama. Jenis analisis komparatif ini
sampel dalam penelitian ini adalah kebijakan pada masa pemerintahan SBY tahun
dianalisis pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara dan studi
dengan bantuan berbagai macam material yang ada di perpustakaan daring maupun
luring seperti dokumen, buku, catatan, jurnal, majalah, dan sebagainya.65 Selain itu,
penelitian ini bersumber dari sumber data primer dan sekunder. Yaitu, sumber data
63
Frank Esser, dan Vliegen Hart, “Comparative Research Methods”, The International
Encyclopedia of Communication Research Methods, (Swiss: Willey-Blackwell, 2017).
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1002/9781118901731.iecrm0035 (diunduh pada 13 Juli
2020)
64
Charles Tilly, Big Structures, Large Processes, Huge Comparisons, (New York: Russell Sage
Foundation, 1984). dalam https://penelitianilmiah.com/penelitian-komparatif/ (diakses pada 8
November 2020).
65
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006).
23
primer yang diambil dari sumber utama, dan sumber sekunder yang bukan dari
6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam proposal skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab,
Bab I Pendahuluan. Pada bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum
Tahun 2004-2009 dan kebijakan pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo
Tahun 2014-2019.
24
Bab V Penutup. Pada bab ini peneliti akan menyimpulkan hasil penelitian
skripsi ini.
Daftar Pustaka.
25
BAB II
tempat untuk kehidupan yang lebih layak dibandingkan tempat sebelumnya. Di era
modern ini, perpindahan manusia antar wilayah masih terus terjadi, bahkan
penduduk yang berkaitan dengan aspek perubahan tempat tinggal, tujuan migrasi,
satu tujuan bermigrasi tersebut adalah untuk bekerja, dan orang yang bekerja di luar
perkembangan terhadap jenis migrasi baru dan mobilitas internasional yang berasal
66
Zlotnik H., “Empirical Identification of International Migration System” dalam M. M. Ktiz et al.
(Ed.), International Migration Systems: A Global Approach, (Oxford: Clarendon Press, 1992)
67
Everett S. Lee, dan Robin Cohen (Ed.). “A Theory of Migration”. Theories of Migration,
(Cheltenham, 1996).
26
dari elemen penting dari peta pergerakan penduduk global yang semakin
kompleks.68
media elektronik.
buruh internasional di bawah naungan PBB, bahwa pada tahun 2013, jumlah
68
Russell King, “Theories and Typologies of Migration: An Overview and a Primer”, Willy
Brandt Series of Working Papers in International Migration and Ethnic Relations, (Malmo:
Malmö Institute for Studies of Migration, Diversity and Welfare, 2012).
69
Wahyuni D., "Perlindungan TKI di Malaysia", Jurnal Aspirasi, Vol. 1, No. 2., (Jakarta: Pusat
Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi Sekretariat Jenderal DPR RI, 2010), hal. 152.
27
pekerja migran di seluruh dunia diestimasikan berjumlah sekitar 150 juta orang, dan
diperkirakan pada 2018 jumlah pekerja migran bertambah menjadi 164 juta orang
pembangunan dan pertumbuhan di banyak negara. Karena masuknya dana dari para
pekerja migran yang ditransfer dari negara tempat pekerja tersebut berada menuju
ke negara asalnya atau disebut sebagai remitansi melebihi jumlah yang dialokasikan
untuk bantuan pembangunan, mencapai tingkat yang mendekati jumlah total ekspor
minyak dunia.71
70
International Labour Organization, ILO Global Estimates on International Migrant Workers:
Results and Methodology, (Geneva: ILO, 2018).
71
Judith Van Doorn, “Migration, Remittances and Development”, Migrant Workers, (Geneva: ILO,
2002) .
28
pemenuhan hak para pekerja migran merupakan fokus permasalahan yang sangat
Data yang disajikan oleh Statista Research Department di atas, dapat dilihat
bahwa pada tahun 2008, jumlah korban perdagangan manusia berjumlah sebanyak
30.961 korban, dan di tahun 2019 menjadi 105.787 korban.73 Dengan demikian,
terdapat peningkatan secara signifikan hingga mencapai tiga kali lipat dari data
sebelumnya.
instrumen ini tidak selalu mengikat secara hukum, namun instrumen tersebut
menjadi sebuah standar bahkan sumber hukum dalam perlindungan pekerja migran
di banyak negara.74
Manusia (UDHR) Majelis Umum PBB tahun 1948 yang merupakan tonggak dasar
dari instrumen perlindungan hak asasi manusia lainnya. Dalam pembukaan UDHR,
diakui bahwa seluruh umat manusia memiliki martabat yang melekat dan hak-hak
72
Judith Van Doorn, “Migration, Remittances and Development”.
73
Statista Research Department, “Total number of human trafficking victims identified worldwide
from 2008 to 2019”, Statista, (29 Juni 2020), https://www.statista.com/statistics/459637/number-of-
victims-identified-related-to-labor-trafficking-worldwide/ (diakses pada 4 Agustus 2020)
74
Naek Siregar, Ahmad Syofyan, dan Heryandi (Ed.), “Perlindungan Hak Pekerja Migran dalam
Hukum Internasional dan Implementasinya di Indonesia”, Dimensi Hukum Internasional, Vol. 2,
(Bandar Lampung: Fakultas Hukum Universitas Lampung, 2014).
29
yang setara dan tidak dapat dicabut yang menjadi landasan bagi kebebasan,
Perang Dunia Ke-II, oleh karena itu pada pasal 4 dinyatakan bahwa “No one shall
be held in slavery or servitude; slavery and the slave trade shall be prohibited in
all their forms”, yang artinya tidak seorang pun boleh diperbudak atau
dilarang, dan pada pasal 5, “No one shall be subjected to torture or to cruel,
seorang pun yang dapat dijadikan sebagai subjek kekerasan, penganiayaan, atau
untuk bekerja tercantum pada Pasal 23 UDHR, yang berbunyi sebagai berikut:76
1. “Everyone has the right to work, to free choice of employment, to just and
atau artinya setiap orang berhak atas pekerjaan, berhak dengan bebas
2. “Everyone, without any discrimination, has the right to equal pay`for equal
work” atau artinya setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak atas pengupahan
75
UDHR 1948.
76
UDHR 1948.
30
3. “Everyone who works has the right to just and favourable remuneration
ensuring for himself and his family an existence worthy of human dignity,
yang adil dan baik yang menjamin kehidupannya dan keluarganya, suatu
kehidupan yang pantas untuk manusia yang bermartabat, dan jika perlu
4. “Everyone has the right to form and to join trade unions for the protection
of his interests” atau artinya setiap orang berhak mendirikan dan memasuki
Dalam pasal tersebut di atas, terdapat 4 (empat) poin pengakuan terhadap hak-hak
manusia yang erat kaitannya dengan perlindungan pekerja. Dari UDHR tersebut,
dapat dirangkum bahwa terdapat prinsip-prinsip dasar yang melekat pada pekerja
atas Hak Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya tahun 1990, dengan 33 negara
77
Kamala Chandrakirana, et.al., Seri Dokumen Kunci 9, (Jakarta: Komnas Perempuan, 2007), hal
7-8.
78
Konvensi Internasional Tentang Perlindungan atas Hak Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya
tahun 1990.
31
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pengesahan International
Convention On The Protection Of The Rights Of All Migrant Workers And Members
Pekerja Migran;
Domestik.
79
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pengesahan International
Convention On The Protection Of The Rights Of All Migrant Workers And Members Of Their
Families 1990 (Konvensi Internasional Mengenai Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran
dan Anggota Keluarganya 1990).
80
Naek Siregar, Ahmad Syofyan, dan Heryandi (Ed.), “Perlindungan Hak Pekerja Migran dalam
Hukum Internasional dan Implementasinya di Indonesia”.
32
B. Pekerja Migran di Malaysia
merupakan kawasan strategis untuk lokasi perdagangan dan merupakan lalu lintas
pada saat itu disebut sebagai Malaya hanya memiliki sedikit populasi sementara
perkebunan dan pada tahun 1940, Malaya menjadi produser terbesar di dunia pada
komoditas industri seperti kaleng dan karet. Pemerintah kolonial inggris pada saat
itu juga mendirikan struktur birokrasi modern, peraturan baru, kerangka kebijakan
ekonomi dan sosial, serta mengerahkan pekerja dari India dan Tiongkok sebagai
salah satu negara pengimpor buruh asing terbesar di Asia. Sekitar 20% dari tenaga
kerjanya terdiri dari pada warga asing, yang sebagian besar ditempatkan di dalam
dipisahkan antara kategori formal dan informal. Pekerja formal ialah tenaga kerja
yang bekerja pada perusahaan sebagai tenaga kerja terlatih (skilled worker). Mereka
memperoleh perlindungan hukum yang lebih kuat, kontrak kerja yang resmi, dan
81
Amarjit Kaur, “International Migration and Governance in Malaysia: Policy and Performance”,
UNEAC Asia Papers, No. 2, (Australia: University of New England, 2008), hal 7-8.
82
Tjipto Subadi, “Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia (Studi Kasus TKW Asal Jawa Tengah dengan
Pendekatan Fenomenologi)”.
33
adalah pekerja yang bertanggung jawab atas perseorangan yang tidak berbadan
pekerja informal dan majikan atau pengguna jasa yang memiliki izin perekrutan
pekerja informal, terutama bagi pekerja domestik.84 Pekerja migran Indonesia yang
umumnya bekerja sebagai pekerja domestik atau asisten rumah tangga hanya diatur
inilah yang menjadi dasar bagi perlindungan hak dan kewajiban pekerja migran
Indonesia di Malaysia.85
pekerjaan mereka dalam mengurus rumah, anak, hingga lansia dan dengan karir
keterjangkauan (mereka dibayar dengan upah yang relatif lebih rendah), dan karena
83
Tjipto Subadi, “Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia (Studi Kasus TKW Asal Jawa Tengah dengan
Pendekatan Fenomenologi)”.
84
Amarjit Kaur, “International Migration and Governance in Malaysia: Policy and Performance”.
85
Dwi W. Handayani, et. al, “Dinamika Kerjasama Indonesia dan Malaysia tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja”, Jurnal Sosiologi, (Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2018).
34
mereka dipekerjakan di rumah-rumah pribadi dianggap sebagai pekerja informal
dilihat di Akta Kerja 1955, dan Akta Perhubungan Perusahaan 1967. Akta Kerja
1955 ini melindungi pekerja yang memiliki upah kurang dari RM2.000 per bulan,
buruh kasar, dan siapapun yang mengoperasikan sebuah mesin yang secara teknis
ditujukan kepada setiap orang yang bekerja dalam naungan perusahaan di Malaysia.
Akta ini mengatur hubungan antara pemberi kerja dengan pekerja mereka, dan juga
secara spesifik mengatur tanggung jawab atas segala pertikaian yang dapat timbul
1. Forced Labour Convention, 1930 (No. 29) atau Konvensi Kerja Paksa;
86
Amarjit Kaur, “Managing Labour Migration in Malaysia: Guest Worker Programs and the
Regularisation of Irregular Labour Migrants as a Policy Instrument”, Asian Studies Review,
(Australia: Routledge, 2014) hal. 345-366.
87
Paul Hype Page and Co, “How Malaysia’s Labor Laws Apply to Foreign Workers”, (10 Desember
2019), https://www.paulhypepage.my/how-malaysias-labor-laws-apply-to-foreign-workers/
(diakses pada 5 Agustus 2020).
88
International Labour Organizations,
https://www.ilo.org/dyn/normlex/en/f?p=1000:11200:0::NO:11200:P11200_COUNTRY_ID:1029
60 (diakses pada 5 Agustus 2020)
35
3. Equal Remuneration, 1951 (No. 100) atau Rekomendasi Kesetaraan;
1990;
5. Minimum Age Convention, 1973 (No. 138) atau Konvensi Usia Minimum;
6. Worst Forms of Child Labour Convention, 1999 (No. 182) atau Konvensi
perbedaan data perkiraan jumlah pekerja migran yang berasal dari lembaga-
pada 2017 terdapat 1,8 juta pekerja migran yang tersebar di seluruh Malaysia.
Sedangkan data tahun 2018 menurut data Departemen Statistik Malaysia (DOSM)
mendata pekerja migran yang secara legal terdokumentasi dalam data Pemerintah
89
Wei San Loh, et. al., “Malaysia - Estimating the Number of Foreign Workers : A Report from the
Labor Market Data for Monetary Policy Task”, (Washington, D.C.: World Bank Group, 2019),
http://documents.worldbank.org/curated/en/953091562223517841/Malaysia-Estimating-the-
Number-of-Foreign-Workers-A-Report-from-the-Labor-Market-Data-for-Monetary-Policy-Task
(diunduh pada 6 Agustus 2020)
36
Malaysia. Sedangkan, DOSM mendata lebih luas termasuk dengan pekerja non
dokumen legalitas dan izin kerja yang dibutuhkan, dan memasuki Malaysia
tidak melalui kontrol imigrasi yang sah. Umumnya hal ini terjadi pada pintu
dan Indonesia.
memasuki Malaysia secara sah dan legal namun tidak diizinkan bekerja,
90
Wei San Loh, et. al., “Malaysia - Estimating the Number of Foreign Workers : A Report from the
Labor Market Data for Monetary Policy Task”.
91
Wei San Loh, et. al., “Malaysia - Estimating the Number of Foreign Workers : A Report from the
Labor Market Data for Monetary Policy Task”.
37
Izin Kunjungan namun berganti majikan saat di Malaysia, dan hanya
Malaysia.
d. Pengungsi dan Pencari Suaka yang tidak memiliki status secara legal di
Pekerja migran ilegal inilah yang sangat rentan terkena masalah di Malaysia.
Mereka umumnya merupakan pekerja sektor informal, dan statusnya yang tidak sah
berbagai negara, terutama dari negara-negara Asia Tenggara dan Asia Selatan. Data
Gambar II.B.1. Jumlah Pekerja Migran di Malaysia
Berdasarkan Negara Asal
92
Willyam Saroinsong, “Penanganan Masalah TKI Ilegal oleh Pemerintah RI”, Jurnal Hukum
Internasional, (Depok: Universitas Indonesia, 2015).
38
dari Statista Research Department tahun 2017 menunjukan bahwa pekerja migran
pekerja, dan sisanya berasal dari Nepal, Bangladesh, India, Myanmar, Pakistan,
Filipina, dan Thailand.93 Menurut AHM Zehadul ,Moha Asridan Mohd Isa, alasan
dibalik tingginya permintaan pekerja migran asal Indonesia dikarenakan upah yang
murah, bahasa yang mudah dipahami, dan budaya masyarakat yang serumpun
banyak di Malaysia.
93
Rhaudhah Hirschmann, “Malaysia Number of Migrant Workers by Country of Origin”, Statista,
(6 April 2020), https://www.statista.com/statistics/711974/malaysia-number-of-migrant-workers-
by-country-of-origin/ (diakses pada 5 Agustus 2020)
94
Tjipto Subadi, “Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia (Studi Kasus TKW Asal Jawa Tengah dengan
Pendekatan Fenomenologi)”.
95
Syamsul Hadi, “Sekuritisasi dan Upaya Peningkatan Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja
Indonesia di Malaysia”, Jurnal Hukum Internasional, Vol. 5, No. 4, (Depok: Universitas Indonesia,
2008).
39
lapangan kerja dengan warga negara Malaysia, dan hal ini diperparah banyaknya
terdaftar dalam Pas Lawatan (Izin Kerja Sementara) di Malaysia tahun 2004
berjumlah 1.024.363 orang.97 Pada tahun 2006, jumlah pekerja migran Indonesia
yang tercatat meningkat menjadi 1.215.036 orang atau sekitar 65% pekerja migran
96
Joseph Liow, “Malaysia's Illegal Indonesian Migrant Labour Problem: In Search of Solutions”,
Contemporary Southeast Asia, Vol. 25, No. 1, (ISEAS Yushof Ishak Institute, 2003). hal. 46
97
Sutaat, “Masalah Sosial Tenaga Kerja Wanita Indonesia di Shelter KBRI Kuala Lumpur”.
98
Ruhidini, “Kebanjiran Pendatang Asing Sumbang Peningkatan Kadar Jenayah-Polis” dalam
Tjipto Subadi, “Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia (Studi Kasus TKW Asal Jawa Tengah dengan
Pendekatan Fenomenologi)”.
40
Banyaknya pekerja migran Indonesia yang bekerja sebagai pekerja
domestik atau rumah tangga di Malaysia, namun di sisi lain belum memadainya
Indonesia di Malaysia.
seluruh dunia yang terjadi sepanjang tahun 2008. Di Malaysia sendiri, terdapat
2.476 kasus permasalahan. Kasus yang paling banyak dari total kasus di seluruh
dunia tersebut adalah adanya pemberhentian pekerja secara sepihak, sakit bawaan,
sakit akibat bekerja, kasus gaji tidak dibayar dan kasus kekerasan seksual.99
yang terselesaikan oleh KBRI mengalami peningkatan. Tahun 2007, terdapat 973
kasus, pada 2008, ada 732 kasus dan tahun 2009 mencapai 960 kasus. Penyelesaian
kasus itu termasuk dalam mengupayakan hak hak para pekerja migran Indonesia
99
Muhammad Iqbal, “Catatan Akhir Tahun Pemerintah Membenahi TKI”, Detik.com, (30
Desember 2010), https://news.detik.com/opini/d-1535675/catatan-akhir-tahun-pemerintah-
membenahi-tki (diakses pada 23 Mei 2020).
100
“Kasus TKI di Malaysia Meningkat”, Liputan6.com, (1 Februari 2011),
https://www.liputan6.com/news/read/318421/kasus-tki-di-malaysia-meningkat (diakses pada 7
Agustus 2020).
41
Sedangkan di masa pemerintahan Jokowi (2014-2019), dilihat dari data
meskipun begitu Malaysia tetap menjadi negara tujuan utama bagi pekerja migran
Indonesia untuk bekerja.101 Pada tahun 2014 saja, jumlah pekerja migran Indonesia
Indonesia yang sesuai prosedur dan legal tercatat oleh BNP2TKI. Sedangkan total
jumlah pekerja migran Indonesia yang sebenarnya dapat berjumlah jutaan orang,
dimana sebagian besar dari mereka merupakan pekerja yang tidak berdokumen
101
BNP2TKI, http://portal.bnp2tki.go.id/stat_penempatan/indeks (diakses pada 1 April 2020).
102
“Data Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Tahun 2014”, (BNP2TKI, 2014),
http://portal.bnp2tki.go.id/read/9798/Data-Penempatan-dan-Perlindungan-TKI-Periode-Tahun-
2014.html (diakses pada 1 April 2020).
103
“TKI Ilegal Capai 1,9 Juta Orang, Malaysia dan Arab Saudi Jadi Negara Favorit”, Detik.com, (16
Februari 2015), https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2834245/tki-ilegal-capai-1,9-
juta-orang-malaysia-dan-arab-saudi-jadi-negara-favorit (diakses pada 1 April 2020).
42
Sepanjang tahun 2014-2019, BNP2TKI mencatat terjadinya peningkatan
Malaysia mencapai 1.296 pengaduan, dan meningkat pada tahun 2015 mencpai
1.994 pengaduan. Kemudian mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi 1.535
pengaduan, dan kembali meningkat hingga pada tahun 2018 menyentuh angka
3.133 pengaduan.104
tidak akan dapat membela hak-haknya sendiri, mengingat posisi tawarnya yang
104
BNP2TKI, http://portal.bnp2tki.go.id/stat_penempatan/indeks (diakses pada 1 April 2020).
105
Syamsul Hadi, “Sekuritisasi dan Upaya Peningkatan Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja
Indonesia di Malaysia”.
43
BAB III
harus ditaati dan berlaku mengikat seluruh warganya. 106 Mustopadidjaja dalam
tindakan atau keputusan yang dilakukan pemerintah, serta perilaku negara, dan
dituangkan dalam berbagai bentuk peraturan. 107 Kebijakan atau keputusan yang
dibuat oleh negara atau pemerintah inilah yang dijadikan sebagai strategi untuk
migran Indonesia merupakan tindakan atau keputusan yang dilakukan oleh negara
dan peraturan yang dimaksud adalah kerja sama bilateral maupun multilateral,
peraturan atau kebijakan yang dikeluarkan oleh presiden, dan peraturan di level
migran Indonesia.
106
Riant Nugroho, Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan Evaluasi, (Jakarta: PT Elex
Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2004), hal. 7.
107
Arifin Tahir, Kebijakan Publik & Transparansi Penyelenggaran Pemerintah Daerah, (Bandung:
Alfabeta, 2014).
108
Riant Nugroho, Public Policy, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008).
44
Secara teoritis perlindungan kerja dapat dibagi menjadi tiga jenis, antara
lain:109
yang berlaku.
kecelakaan yang ditimbulkan oleh alat-alat kerja atau bahan yang dikerjakan.
109
Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja (Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja), (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2007), hal 78.
45
c. Perlindungan ekonomis, yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan
jaminan sosial.
Republik Indonesia ke-6 bersama Drs. M. Jusuf Kalla sebagai wakil presidennya,
110
Abdul Khakim, Dasar-Dasar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Cetakan ke-4 Edisi Revisi,
(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2014).
46
Soekarnoputri dengan 60% suara pemilih.111 Pelantikannya dilakukan pada tanggal
20 Oktober 2004 sebagai presiden Indonesia dilakukan oleh MPR hasil pemilu
masyarakat, bangsa dan negara yang aman, bersatu, rukun dan damai; terwujudnya
masyarakat, bangsa dan negara yang menjunjung tinggi hukum, kesetaraan, dan
kesempatan kerja dan penghidupan yang layak serta memberikan pondasi yang
(RPJMN) Tahun 2004-2009.114 Pada Perpres RPJMN ini, terdapat tiga kelompok
111
“Biografi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono”, Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok,
(22 Maret 2012), http://id.china-embassy.org/indo/ztbd/SBY/t916445.htm (diakses pada 20 Mei
2020).
112
Agus R. Rahman, “Politik Luar Negeri Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono terhadap
Eropa”, Jurnal Penelitan Politik, (Jakarta: LIPI, 2016).
113
Susilo B. Yudhoyono, dan Jusuf Kalla, Membangun Indonesia Yang Aman, Adil, dan Sejahtera,
(Jakarta, 2004). hal. 12-13.
114
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2004-2009
115
Susilo B. Yudhoyono, dan Jusuf Kalla, Membangun Indonesia Yang Aman, Adil, dan Sejahtera,
hal. 31.
47
b. Agenda keadilan, hukum, HAM, dan demokrasi untuk menuju
Dalam agenda nomor dua tersebut, salah satu fokus pada pemerintahan SBY
tujuan bersama. 116 Hak-hak dasar warga negara yang menjadi fokus pencapaian
116
Susilo B. Yudhoyono, dan Jusuf Kalla, Membangun Indonesia Yang Aman, Adil, dan Sejahtera,
hal. 25
117
Susilo B. Yudhoyono, dan Jusuf Kalla, Membangun Indonesia Yang Aman, Adil, dan Sejahtera,
hal. 26.
48
i. Hak rakyat untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
Fokus Presiden SBY ini sejalan dengan pandangan kaum liberal yang
berpendapat bahwa tujuan utama dari suatu negara yaitu memastikan warga
negaranya untuk hidup bebas. 118 Sebagaimana yang dipercayai kaum liberal,
legitimasi tatanan politik dalam negeri sebagian besar bergantung pada penegakan
supremasi hukum dan penghormatan negara terhadap hak asasi warga negaranya.119
Menurut Presiden SBY, kebebasan atas ruang gerak warga negara tersebut
akan terjamin apabila negara dapat memenuhi ketiga faktor, yaitu: Ekonomi negara
stabil, mandiri, dan tumbuh dengan cepat; adanya jaminan dan kepastian hukum
serta aturan-aturan; dan kapasitas diri dan kualitas kehidupan warga negara yang
meningkat.120
kebijakan luar negeri SBY yakni “a million friends, zero enemy” memberikan
SBY dalam perlindungan warga negara termasuk pekerja migran yang berada di
luar negeri.121
warga negara, seperti hak untuk memperoleh pekerjaan yang layak bagi
118
Jeffrey W. Meiser, “Introducing Liberalism in International Relations Theory”, (diakses pada 20
Mei 2020).
119
Scott Burchill, and Andrew Linklater, Theories of International Relations, hal. 66.
120
Susilo B. Yudhoyono, dan Jusuf Kalla, Membangun Indonesia Yang Aman, Adil, dan Sejahtera,
hal. 27.
121
Ziyad Falahi, “Memikirkan Kembali Arti A Million Friends Zero Enemy dalam Era Paradox of
Plenty”, Global & Strategis, Vol. 7, No. 2, (Surabaya: Universitas Airlangga, 2013).
49
kemanusiaan; hak untuk memperoleh perlindungan hukum; hak untuk memperoleh
rasa aman; dan hak untuk memperoleh keadilan. Jaminan pemenuhan hak-hak dasar
ini berlaku bagi setiap warga negara Indonesia, termasuk juga mencakup jaminan
terhadap hak warga negara Indonesia yang akan atau sedang bekerja di luar
negeri. 122 Meskipun tidak secara eksplisit disebutkan, dari penjabaran tersebut
merupakan salah satu fokus pencapaian utama bagi pemerintahan SBY tahun 2004-
2009.
atau dulu disebut sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI), pemerintahan SBY masih
migran Indonesia sudah menyangkut antar negara, maka perlu adanya perjanjian
122
Susilo B. Yudhoyono, dan Jusuf Kalla, Membangun Indonesia Yang Aman, Adil, dan Sejahtera.
123
Ana S. Azmy, “Negara dan Buruh Migran Perempuan; Kebijakan Perlindungan Pekerja Migran
Perempuan Indonesia Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono 2004-2010 (Studi Terhadap
Perlindungan Buruh Migran Perempuan Indonesia di Malaysia)”.
124
Lalu Husni, “Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri”.
50
Hal ini dikarenakan hukum nasional suatu negara tidak akan mungkin
maksimal terhadap warga negaranya.125 Hal ini juga sejalan dengan argumen kaum
nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani pada 10 Mei 2004.126 Namun, MoU
Malaysia dapat dilihat pada saat kunjungan kerja perdana Presiden SBY ke
pertama beliau ke luar negeri pasca beliau menjabat sebagai presiden. Dalam
menekan jumlah pekerja migran Indonesia ilegal yang saat itu berjumlah sangat
banyak hingga mencapai nol persen.127 Salah satu implementasi komitmen tersebut
125
Agusmidah, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hal. 103.
126
Muhammad Nafi, “Indonesia-Malaysia Tanda Tangani Nota Kesepahaman TKI”.
127
Sutaat, “Masalah Sosial Tenaga Kerja Wanita Indonesia di Shelter KBRI Kuala Lumpur”.
51
Indonesia ex-amnesty yang bertujuan untuk menempatkan kembali secara legal
Satu tahun setelah itu, pada 8 Agustus 2006, Presiden SBY menerbitkan
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.129 Inpres ini
lahir berdasarkan masukan dari pekerja migran Indonesia ketika Presiden SBY
mengunjungi Malaysia pada beberapa waktu yang lalu. 130 Dalam Inpres ini,
yang terbagi menjadi dua fokus program, antara lain: Advokasi dan pembelaan
dengan lembaga bantuan hukum di provinsi calon pekerja tersebut, melakukan kerja
sama perwakilan Indonesia dengan law firm setempat, dan penugasan pejabat polisi
128
Syahmin, Hukum Diplomatik Dalam Kerangka Studi Analisis.
129
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2006 tentang Reformasi Kebijakan Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
130
Ana S. Azmy, “Negara dan Buruh Migran Perempuan; Kebijakan Perlindungan Pekerja Migran
Perempuan Indonesia Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono 2004-2010 (Studi Terhadap
Perlindungan Buruh Migran Perempuan Indonesia di Malaysia)”.
131
Inpres Nomor 6 Tahun 2006.
132
Inpres Nomor 6 Tahun 2006..
52
Kemudian, dalam program penguatan fungsi perwakilan Indonesia di
Service).133 Namun, pada Inpres ini Presiden hanya baru menginstruksikan untuk
dan Qatar.
pekerja domestik Indonesia.134 MoU tersebut merupakan hasil tindak lanjut dari
bulan Januari sebelumnya di Bukittinggi, Indonesia.135 MoU ini secara garis besar
133
Inpres Nomor 6 Tahun 2006.
134
Memorandum of Understanding antara Pemerintah Republik Indonesia dan Malaysia tentang
Rekrutmen dan Penempatan Pekerja Domestik Indonesia Tahun 2006.
135
“SBY-Badawi Akan Bahas TKI”, Detik.com, (12 Januari 2006), https://news.detik.com/berita/d-
516798/sby-badawi-akan-bahas-tki (diakses pada 20 Mei 2020).
53
Kemenakertrans, Kepolisian, Kemensos, Kemendiknas, Kemenkes, Imigrasi
bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Lembaga terpadu ini bertujuan untuk
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Namun, peraturan ini lebih
berfokus pada pengaturan dan tata cara pembekalan akhir pemberangkatan para
pekerja migran, dan tidak ada pengaturan aspek perlindungan yang secara jelas
Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-12 pada 13 Januari 2007
Perlindungan dan Pemajuan Hak-Hak Pekerja Migran. Dalam deklarasi ini berisi
136
Ana S. Azmy, “Negara dan Buruh Migran Perempuan; Kebijakan Perlindungan Pekerja Migran
Perempuan Indonesia Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono 2004-2010 (Studi Terhadap
Perlindungan Buruh Migran Perempuan Indonesia di Malaysia)”.
137
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004
138
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
54
terhadap hak-hak pekerja migran, dan melaksanakan kewajiban-kewajiban yang
rinci terkait aspek perlindungan terhadap para pekerja migran Indonesia, salah
Pada tahun yang sama, Kementerian Luar Negeri Indonesia pada saat itu
139
ASEAN, “ASEAN Declaration on The Protection and Promotion of The Rights of Migrant
Workers”, https://asean.org/?static_post=asean-declaration-on-the-protection-and-promotion-of-
the-rights-of-migrant-workers (diakses pada 5 Agustus 2020).
140
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia (Permenakertrans) Nomor 18 Tahun
2007 Tentang Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
141
Permenakertrans Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
142
Permenakertrans Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
143
Peraturan Menteri Luar Negeri (Permenlu) Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Pelayanan Warga Pada
Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri.
55
Citizen Service tersebut dibentuk berdasarkan jumlah pekerja migran Indonesia dan
Adapun layanan ini terdapat di 5 (empat) lokasi berbeda di Malaysia, antara lain:144
yang timbul dalam rentang waktu tersebut. Bahkan, salah satu kebijakan SBY yang
mata rantai birokrasi penempatan pekerja migran yang dinilai sangat panjang dan
144
Permenakertrans Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
145
Ana S. Azmy, “Negara dan Buruh Migran Perempuan; Kebijakan Perlindungan Pekerja Migran
Perempuan Indonesia Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono 2004-2010 (Studi Terhadap
Perlindungan Buruh Migran Perempuan Indonesia di Malaysia)”.
56
2009. Hal ini didasari karena desakan masyarakat Indonesia yang marah karena
kasus-kasus kekerasan yang selama ini dialami oleh pekerja migran Indonesia di
Malaysia dan puncaknya pada kasus yang dialami oleh Siti Hajar, pekerja migran
Indonesia asal Jawa Barat. 146 Moratorium ini menandai akhir dari kebijakan
146
Hamzirwan, “Kisah Moratorium..”, Kompas.com, (26 November 2010),
https://nasional.kompas.com/read/2010/11/26/03205344/kisah.moratorium?page=1 (diakses pada
23 Mei 2020).
57
B. Kebijakan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Malaysia pada Masa
Pada pemilihan presiden Indonesia yang digelar pada 9 Juli 2014, pasangan
Joko Widodo dan Jusuf Kalla berhasil unggul meraih 53,15% suara, mengalahkan
Presiden SBY yang telah memimpin selama dua periode dan dilantik pada 20
Oktober 2014.148
menjabarkan agenda arah kebijakan umumnya yang dikenal dengan Nawa Cita,
yakni istilah yang merujuk pada sembilan agenda strategis pembangunan untuk
147
“Jokowi Dilantik Hari Ini Sebagai Presiden Indonesia”, (20 Oktober 2014),
https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/10/141016_jokowi_persiapanpelantikan
(diakses pada 15 Mei 2020).
148
Rosiana Haryanti, dan Inggried Dwi W. (Ed.), “Hari Ini dalam Sejarah: 20 Oktober 2014,
Melepas SBY, Menyambut Jokowi”,
https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/20/135056665/hari-ini-dalam-sejarah-20-oktober-
2014-melepas-sby-menyambut-jokowi (diakses pada 15 Mei 2020).
149
Nur H. Rahayu, “Menggapai Asa Melalui Nawa Cita”, Simpul: Perjalanan Dua Tahun Nawa
Cita di Pusat dan Daerah, Vol. 12, (Jakarta: Bappenas, 2017).
150
“Visi–Misi–Program Aksi Ir. H. Joko Widodo – Drs. H.M. Jusuf Kalla Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden Tahun 2014”, (2014), https://www.kpu.go.id/koleksigambar/Visi_Misi_JOKOWI-
JK.pdf (diakses pada 16 Mei 2020).
58
a. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
Indonesia.
151
Nur H. Rahayu, “Menggapai Asa Melalui Nawa Cita”.
59
Sebagaimana yang tercantum pada Perpres RPJMN tersebut, terdapat lima
pilar penting yang menjadi fokus utama kebijakan politik luar negeri Indonesia pada
b. Diplomasi ekonomi;
di luar negeri;
e. Diplomasi maritim.
Dalam RPJMN tersebut ditegaskan juga bahwa sasaran utama yang ingin
pekerja migran yang menghadapi masalah hukum di dalam dan luar negeri. 153
keahlian; dan
152
Fitriani, dan Vido C. Panduwinata, “Analisis Kinerja Kementerlian Luar Negeri Indonesia (2015-
2018)”, (Jakarta: Centre for Strategic and International Studies, 2018).
153
RPJMN 2015-2019
60
Ditetapkannya perlindungan pekerja migran Indonesia sebagai salah satu
agenda RPJMN dan pilar penting kebijakan politik luar negeri Indonesia pada masa
diutarakan oleh Presiden Jokowi. 155 Tidak terkecuali masyarakat yang sedang
menjabat dua periode sejak tahun 2004, memberikan harapan baru bagi para pekerja
Indonesia yang bekerja di luar negeri. Harapan tersebut timbul atas dasar kesamaan
latar belakang ekonomi dan sosial Presiden Jokowi yang dianggap berlatar dari
154
Muhammad Tri Andhika, “An Analysis of Indonesia Foreign Policy UnderJokowi’s Pro-People
Diplomacy”, Indonesian Perspective, Vol. 1, No. 2, (Jakarta: Universitas Bakrie, 2016); “Visi–
Misi–Program Aksi Ir. H. Joko Widodo – Drs. H.M. Jusuf Kalla Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden Tahun 2014”.
155
Muhammad Tri Andhika, “An Analysis of Indonesia Foreign Policy UnderJokowi’s Pro-People
Diplomacy”, hal. 167.
61
oleh Miftah Farid, Sekjen gerakan ‘Jokowi-JK Pro TKI’ yang dikutip dari berita
daring Kompas.com.156
Malaysia masih merujuk kepada Protokol Perubahan Tahun 2011 yang disahkan
diberlakukan sejak tahun 2009. Protokol ini merupakan hasil kesepakatan kedua
Gabungan atau Joint Task Force yang bertugas untuk membantu dalam
diberikan hak untuk memegang dan menyimpan paspor pekerja migran, kini
tidak diizinkan apabila tidak ada persetujuan tertulis dari pekerja migran itu
156
Meidella Syahni, dan I Made Ashdiana (Ed.), “6,5 Juta TKI Dukung Jokowi-JK, Kompas.com,
https://nasional.kompas.com/read/2014/06/05/1709269/6.5.Juta.TKI.Dukung.Jokowi-JK (diakses
pada 17 Mei 2020).
157
Protokol Perubahan Terhadap Nota Kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan
Pemerintah Malaysia mengenai Perekrutan dan Penempatan Pekerja Domestik Indonesia yang
Ditandatangani di Bali, Indonesia Pada 13 Mei 2006.
62
sendiri, dan wajib dikembalikan majikan atau pengguna jasa apabila diminta
sekali tidak diatur, kini pekerja migran Indonesia memiliki hak untuk hari
libur selama 1 (satu) hari libur dalam seminggu dan berhak mendapatkan
diselenggarakan secara terpadu melalui sistem daring, Kemnaker dan Kemlu serta
158
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 22 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
63
dengan kementerian lain bekerja sama mengadakan platform yang terhubung
migran Indonesia yang berada di beberapa negara, salah satunya termasuk Malaysia.
Pada saat itu presiden berjanji akan mengeluarkan kebijakan penghapusan Kartu
Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) sebagai syarat pekerja migran Indonesia agar
dapat bekerja di luar negeri. Hal ini atas desakan para pekerja migran Indonesia di
perusahaan atau agency-agency untuk memeras para tenaga kerja atau pekerja
Namun, pada faktanya janji Presiden Jokowi ini bertolak belakang dengan
salah satu persyaratan menjadi pekerja migran Indonesia pada Pasal 26 ayat (2) UU
PPTKILN tahun 2004 yang mewajibkan para pekerja migran memiliki KTKLN,
yang mana undang-undang PPTKILN tahun 2004 tersebut masih berlaku pada saat
(Menaker), Muhammad Hanif Dhakiri, menegaskan bahwa KTKLN ini tidak serta
159
Fitriani, dan Vido C. Panduwinata, “Analisis Kinerja Kementerian Luar Negeri Indonesia (2015-
2018)”, hal. 6.
160
BBC Indonesia, “Jokowi Hapus Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri”.
161
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004.
64
yang melakukan pungutan liar.162 Kemudian melalui Permenaker Nomor 7 Tahun
tersebut.163 Dengan berlakunya kebijakan ini pekerja migran Indonesia yang akan
elektronik.
permasalahan, seperti terkait perbatasan Indonesia dan Malaysia dan juga terkait
164
dengan pekerja migran Indonesia di Malaysia. Kedua pemimpin negara
migran Indonesia berakhir. 165 Habisnya masa berlaku MoU antara Indonesia
payung hukum yang melindungi pekerja migran Indonesia di Malaysia.166 Hal ini
162
Inggrid D. Wedhaswary (Ed.), “Indonesia-Malaysia Sepakati Kebijakan Satu Pintu TKI”,
Kompas.com, https://nasional.kompas.com/read/2015/02/09/20404811/Indonesia-
Malaysia.Sepakati.Kebijakan.Satu.Pintu.TKI (diakses pada 15 Desember 2019).
163
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Tata XCara Pemberian Elektronik
Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri Kepada Tenaga Kerja Indonesia
164
“Jokowi Berkunjung, RI-Malaysia Sepakat Percepat Selesaikan Perbatasan Negara”, Detik.com,
(7 Februari 2015), https://news.detik.com/berita/2826370/jokowi-berkunjung-ri-malaysia-sepakat-
percepat-selesaikan-perbatasan-negara?n991101605 (diakses pada 20 Mei 2020)
165
Siprianus E. Hardum, “MOU Perlindungan TKI Kedaluwarsa”, Berita Satu,
https://www.beritasatu.com/ekonomi/486818/mou-perlindungan-tki-kedaluwarsa-tki-terancam-
banyak-masalah (diakses pada 20 mei 2020).
166
Siprianus E. Hardum, “MOU Perlindungan TKI Kedaluwarsa”.
65
menyebabkan para pekerja migran Indonesia di Malaysia menjadi lebih rentan
segera dapat menyepakati MoU penempatan pekerja migran Indonesia ini. Namun,
dengan sejumlah negeri pengirim tenaga kerja ke Malaysia, seperti dari Filipina,
draf pembaharuan MoU tersebut. Beberapa poin yang belum disepakati oleh
per bulan;
167
Siprianus E. Hardum, “MOU Perlindungan TKI Kedaluwarsa”.
168
Cahya Mulyana, “Malaysia Belum Juga Gubris Perpanjangan MOU TKI”, Media Indonesia,
https://mediaindonesia.com/read/detail/153764-malaysia-belum-juga-gubris-perpanjangan-mou-tki
(diakses pada 21 Mei 2020)
169
Cahya Mulyana, “Malaysia Belum Juga Gubris Perpanjangan MOU TKI”.
66
d. Seluruh pengelolaan dokumen milik pekerja migran Indonesia beserta
Dengan alasan tersebut, bahkan hingga pada akhir masa pemerintahan Joko Widodo
Tahun 2014-2019 perpanjangan MoU ini juga belum disepakati oleh pemerintah
Malaysia.
hubungan baik serta perlindungan serta keamanan pekerja migran Indonesia. Dalam
LoI ini, Pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat untuk bekerja sama untuk
Sistem satu saluran ini diimplementasikan berdasarkan pada sistem yang terhubung
Selain perjanjian satu kanal, kedua negara sepakat untuk membentuk “Join
Working Group” untuk menangani masalah pekerja migran. Tujuan dari diskusi
migran Indonesia. Agenda yang dibahas dalam Join Working Group termasuk
170
Gusti Ayu N. S. D., Putu Ratih K. D., dan Putu Titah K. R. "Upaya Preventif dalam Menekan
Insiden Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia Melalui Hubungan Bilateral Indonesia dan Malaysia",
Jurnal Hubungan Internasional, Volume 1, No. 2, (Denpasar: Universitas Udayana, 2019).
67
untuk pengguna individu, meningkatkan upah, dan biaya asuransi yang harus
PPTKILN ke dalam agenda Program Legislasi Nasional pada tahun 2010, setelah
melalui proses yang panjang baru pada tahun 2017 undang-undang ini pada
Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI). 172 Dengan
171
Gusti Ayu N. S. D., “Upaya Preventif dalam Menekan Insiden Tenaga Kerja Indonesia di
Malaysia Melalui Hubungan Bilateral Indonesia dan Malaysia".
172
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia,
http://www.migrantcare.net/2017/12/undang-undang-no-18-tahun-2017-tentang-pelindungan-
pekerja-migran-indonesia/ (diunduh pada 21 Juni 2020).
173
Adnan Hamid, Thomas Arsil, dan Nina Rosida, “Laporan Penelitian Internal Dosen:
Perlindungan Hukum Bagi Buruh Migran Indonesia Menurut UU Nomor 18 Tahun 2017 Tentang
Perlindungan Pekerja Migran Indonesia”, (Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Pancasila, 2019).
68
bekerja merupakan bentuk pemberian perlindungan terhadap pekerja migran
Selain itu, undang-undang ini juga membagi dua jenis perlindungan dalam
kepastian hak dan kewajiban antara pekerja migran Indonesia, perusahaan penyalur
174
Adnan Hamid, Thomas Arsil, dan Nina Rosida, “Laporan Penelitian Internal Dosen:
Perlindungan Hukum Bagi Buruh Migran Indonesia Menurut UU Nomor 18 Tahun 2017 Tentang
Perlindungan Pekerja Migran Indonesia”.
175
Adnan Hamid, Thomas Arsil, dan Nina Rosida, “Laporan Penelitian Internal Dosen:
Perlindungan Hukum Bagi Buruh Migran Indonesia Menurut UU Nomor 18 Tahun 2017 Tentang
Perlindungan Pekerja Migran Indonesia”.
176
Adnan Hamid, Thomas Arsil, dan Nina Rosida, “Laporan Penelitian Internal Dosen:
Perlindungan Hukum Bagi Buruh Migran Indonesia Menurut UU Nomor 18 Tahun 2017 Tentang
Perlindungan Pekerja Migran Indonesia”.
69
melakukan penguatan database dan pemanfaatan aplikasi digital, serta melakukan
atas biaya penempatan yang sebelumnya ditanggung oleh pekerja migran itu sendiri
dan sekarang menjadi beban pemberi kerja.178 Pemerintah Indonesia juga kembali
channel policy sebagaimana yang telah disepakati pada beberapa tahun lalu. Namun
Malaysia justru memberlakukan kebijakan direct hiring yang mana hal tersebut
177
Fitriani, dan Vido C. Panduwinata, “Analisis Kinerja Kementerlian Luar Negeri Indonesia (2015-
2018)”, hal. 9.
178
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.
179
Yulida Medistiara, “Indonesia Desak Malaysia Bikin Kebijakan Perlindungan TKI”, Detik.com,
(21 Februari 2018), https://news.detik.com/berita/d-3878662/indonesia-desak-malaysia-bikin-
kebijakan-perlindungan-tki (diakses 21 Mei 2020).
180
Safyra Primadhyta, “Pemerintah ‘Haramkan’ Rekrutmen Langsung TKI ke Malaysia”, CNN
Indonesia, (10 Januari 2018), https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180110122917-92-
267866/pemerintah-haramkan-rekrutmen-langsung-tki-ke-malaysia (diakses pada 21 Mei 2020).
70
Pada tahun ini juga, pemerintah Indonesia kembali mendesak pemerintah
MoU pekerja migran Indonesia di Malaysia yang telah habis masa berlakunya pada
pada tahun 2009 silam. Namun, kebijakan ini belum dapat direalisasikan mengingat
nasib sekitar 2,8 juta pekerja migran Indonesia yang masih terdapat di Malaysia.182
Tenggara. Konsensus ini merupakan tindak lanjut terhadap deklarasi yang dibuat
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Indonesia. Kebijakan ini merupakan turunan
181
Safyra Primadhyta, “Pemerintah ‘Haramkan’ Rekrutmen Langsung TKI ke Malaysia”.
182
Siprianus E. Hardum, “Soal TKI, Pemerintah Dilematis Sikapi Malaysia”, Berita Satu, (7 April
2018), https://www.beritasatu.com/ekonomi/486995-soal-tki-pemerintah-dilematis-sikapi-malaysia
(diakses pada 22 Mei 2020).
183
https://asean.org/asean-leaders-commit-safeguard-rights-migrant-
workers/#:~:text=The%20ASEAN%20Consensus%20stipulates%20the%20general%20principles
%2C%20fundamental,on%20addressing%20migrant%20workers%E2%80%99%20issues%20in%
20the%20region.
71
pertama yang disahkan sesuai amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017
Dalam peraturan menteri tersebut, pekerja migran Indonesia baik yang akan
kecelakaan kerja, dan jaminan kematian. Selain itu, pekerja migran Indonesia juga
dapat mendaftar dalam program jaminan hari tua. 185 Perlindungan jaminan sosial
akibat kecelakaan kerja, perawatan dan pengobatan akibat kecelakaan kerja, dan
(PERKESO).187
184
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 18 Tahun 2018 tentang Jaminan Sosial Pekerja
Migran Indonesia, http://www.migrantcare.net/2019/01/peraturan-menteri-ketenagakerjaan-ri-no-
18-tahun-2018-tentang-jaminan-sosial-pekerja-migran-indonesia/ (diunduh pada 22 Mei 2020)
185
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
186
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
187
BPJS Ketenagakerjaan, “BPJS Ketenagakerjaan dan SOCSO Sepakat Lindungi PMI di
Malaysia”, (11 Maret 2019), https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita/24286/BPJS-
Ketenagakerjaan-dan-SOCSO-Sepakat-Lindungi-PMI-di-Malaysia (diakses pada 1 Februari 2020).
72
Hal ini sejalan dengan undang-undang PPMI tahun 2017 yang menetapkan
Kuala Lumpur, Malaysia, pada 4 Maret 2019. MoC ini meliputi sosialiasi dan
sebaliknya, pekerja migran Indonesia yang sudah berada di Malaysia dan mendaftar
Ketenagakerjaan.189
188
Adnan Hamid, Thomas Arsil, dan Nina Rosida, “Laporan Penelitian Internal Dosen:
Perlindungan Hukum Bagi Buruh Migran Indonesia Menurut UU Nomor 18 Tahun 2017 Tentang
Perlindungan Pekerja Migran Indonesia”.
189
BPJS Ketenagakerjaan, “BPJS Ketenagakerjaan dan SOCSO Sepakat Lindungi PMI di
Malaysia”.
73
Pada 2019 ini juga, pemerintah Indonesia kembali menerbitkan Permenaker
Nomor 9 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penempatan Pekerja Migran Indonesia
yang berisi mengenai aturan terbaru dan penyempurnaan tata cara penempatan yang
74
BAB IV
MALAYSIA
Dari penjelasan pada bab sebelumnya, secara umum baik pada masa
migrasi para pekerja dari Indonesia ke Malaysia seperti yang telah diuraikan pada
bab II sebelumnya, bahwa faktor terbesar warga negara Indonesia untuk bekerja di
Namun, hanya pada masa pemerintahan Joko Widodo lah yang menegaskan
pada kebijakannya bahwa negara berfungsi sebagai pelindung dan bertujuan untuk
memberikan rasa aman pada setiap warga negara ke dalam agenda utama
khusus disebut secara eksplisit sebagai bagian dari agenda prioritas pembangunan
190
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 Tentang RPJMN 2004-2009; dan Peraturan Presiden
Nomor 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN 2015-2019.
191
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN 2015-2019.
192
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN 2015-2019.
75
Sasaran utama yang ingin dicapai dalam pemerintahan Joko Widodo adalah
menurunnya jumlah pekerja migran yang menghadapi masalah hukum di dalam dan
luar negeri. 193 Serta, terwujudnya mekanisme rekrutmen dan penempatan yang
peran daerah dalam pelayanan informasi pasar kerja dan pelayanan rekrutmen calon
pekerja migran, dan tersedianya regulasi yang memberi perlindungan bagi pekerja
migran.194
hanya merupakan tujuan dari arah kebijakan pemantapan politik luar negeri SBY
migrannya.195
para pekerja tersebut sebagai komoditas dan solusi atas tingginya angka
dalam prioritas agenda nasional pemerintahan SBY dapat dipahami, karena pada
193
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015
194
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015
195
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015
196
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015
76
masa tersebut Indonesia memang sedang dalam tahap pemulihan ekonomi pasca
Hal ini sejalan dengan teori faktor penentu kebijakan yang dilatarbelakangi
oleh kondisi domestik termasuk budaya dan sistem politik yang berjalan. Situasi
politik dalam negeri yang tengah dihadapi. Teori ini menyebutkan bahwa dalam
kaitannya terhadap politik luar negeri, politik dalam negeri berfokus pada hubungan
antara para pengambil keputusan politik luar negeri dengan aktor-aktor politik
dalam negeri, yang berupaya untuk mempengaruhi perilaku politik luar negeri.197
Dalam data yang ada pada RPJMN 2004-2009 tersebut, pada tahun 2003
jumlah pengangguran terbuka mencapai 9,5 juta jiwa dan setiap tahunnya sekitar
2,5 juta angkatan kerja baru menambah jumlah angkatan kerja. Pada tahun 2004,
presentasi penduduk miskin sebesar 16,6% atau berjumlah 36,1 juta jiwa. Jumlah
politik, ekonomi, konflik sosial yang terjadi di berbagai daerah, dan bencana
alam.198
Widodo menjabat, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2014
pada tahun 2004, yakni berjumlah 27 juta jiwa. Sementara tingkat pengangguran
terbuka sebesar 5,94%. Dengan kondisi politik dan perekenomoian yang mulai
197
William D. Coplin, dan Maesedes Marbun, Pengantar Politik Internasional Suatu Telaah
Teoritis.
198
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005
77
stabil, memberikan kesempatan pada pemerintahan Joko Widodo untuk berfokus
individu seseorang untuk hidup, kebebasan dan properti adalah tujuan utama dari
suatu negara.199 Fungsi negara adalah untuk membela dan mengabdi pada rakyat.200
Selain itu, berangkat dari asumsi liberal bahwa kepentingan nasional merupakan
Indonesia.201
Indonesia di Malaysia
199
Jeffrey W. Meiser, “Introducing Liberalism in International Relations Theory”.
200
Sukarna, Ideologi: Suatu Studi Ilmu Politik, (Bandung: Penerbit Alumni, 1981).
201
Adam Smith, and S.M. Soares (Ed.), “Chapter IX: Of The Agricultural Systems, or Of Those
Systems of Political Economy Which Represent The Produce of Land as Either The Sole or The
Principal Source of The Revenue and Wealth Every Country”.
78
migran Indonesia dengan sewenang-wenang. Perlindungan ini juga berfungsi untuk
suatu negara tidak dapat diaplikasikan pada negara lain. Namun, dengan adanya
kerja sama ini kesepakatan yang diambil dapat merujuk atau didasari atas nilai-nilai
mengenai rekrutmen dan penempatan pekerja domestik Indonesia yang terdiri dari
tanggung jawab para pihak terkait, terutama majikan dan pekerja migran Indonesia.
202
Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja (Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja).
79
Tabel IV.A.1. Tanggung Jawab Majikan dan Pekerja Migran Indonesia
(Pekerja Domestik) berdasarkan Nota Kesepahaman (MoU) Tahun 2006
80
l. Majikan bertanggungjawab untuk keamanan menyimpan
pasport Pekerja Rumah Tangga dan untuk menyerahkan
pasport tersebut pada Perwakilan Indonesia dalam peristiwa
melarikan diri atau meninggalnya Pekerja Rumah Tangga.
m. Majikan harus menanggung biaya penggunaan pelayanan BPM
yang digunakan.
n. Dalam peristiwa kematian Pekerja domestik, majikan harus
menanggung biaya pemakaman atau pemulangan Pekerja
Rumah Tangga dan biaya tersebut dapat dibayarkan dari
Skema Kompensasi Pekerja Asing.
o. Majikan harus menghormati dan memperhatikan terkait pada
sensitifitas kepercayaan agama Pekerja Domestik, termasuk
hak untuk melakukan sembahyang dan untuk menolak
menangani atau mengkonsumsi makanan yang tidak halal.
p. Majikan harus menyediakan akomodasi yang layak pada
Pekerja Rumah tangga dengan sikap ramah.
q. Majikan harus menyediakan Pekerja rumah Tangga dengan
istirahat yang cukup.
r. Majikan harus memastikan bahwa Pekerja Rumah Tangga
harus dipekerjakan untuk tugas-tugas kerumahtanggaan.
s. Majikan harus melengkapi keterangan-keterangan Departemen
Buruh Malaysia tentang Pekerja Rumah Tangga termasuk
keluarganya didalam empat belas (14) hari dari permulaan
kerja.
t. Biaya pemulangan Pekerja Rumah Tangga dari tempat mereka
bekerja sampai titik ke awal di Indonesia harus di bebankan
pada Majikan sesuai dengan keadaan berikut:
berakhirnya Kontrak Pekerka
penghentian Kontrak Pekerja oleh Majikan; atau
penghentian terkait tidak terpenuhinya syarat-syarat dan
kondisi Kontrak Pekerjaan oleh Majikan.
u. Majikan harus, lebih awal meninggalkan Malaysia untuk
bekerja di negara luar dan bermaksud mengajak bersama
Pekerja Rumah Tangga, melakukan segala sesuatu untuk
memastikan pengehentian Izin Kerja dan memperoleh
persetujuan yang diperlukan dari Perwakilan Indonesia.
v. Majikan harus, sebagaimana dimungkinkan dilaksanakan, dan
jika diminta oleh Pekerja Domestik, memandu Pekerja Rumah
Tangga untuk membuka rekening di institusi keuangan
Malaysia.
a. Pekerja Rumah Tangga harus menandatangani Kontrak Kerja
sebelum waktu kerja dimulai. Salinan kontrak tersebut harus
disediakan untuk Pekerja Rumah Tangga.
b. Pekerja Rumah Tangga harus bertanggungjawab untuk
pembayaran berikut:
Visa;
Pekerja Migran Dokumen perjalanan dan dokuem lainnya yang terkait
2. Indonesia dibebankan oleh otoritas Indonesia terkait;
(Sektor Informal) Pengujian medis awal untuk Ijin Kerja Pekerja Rumah
Tangga;
Akomodasi dan pembiayaan tambahan yang dibebankan
oleh BPI di Indonesia seblum keberangkatan;
Biaya transportasi dari tempat tinggal Pekerja rumah tingga
pada titik keluar awal di Indonesia; dan
Pengeluaran lain yang terjadi di Indonesia.
81
c. Pekerja Rumah Tangga harus memastikan salinan laporan
pengujian medis tersedia untuk diperlihatkan pada titik masuk.
d. Pemerintahan Malaysia menyediakan hak untuk mencabut
kembali Ijin Kerja dalam kasus apabila pekerja Rumah Tangga
menikah di Malaysia saat periode bekerja.
e. Tidak ada anggota keluarga atau orang lain yang diijinkan
untuk tinggal dengan Pekerja Domestik di tempat pekerja tanpa
sepengetahuan Majikan.
f. Pekerja Rumah Tangga harus bertanggung jawab untuk
mendapatkan kartu kerja asing untuk tujuan identifikasi untuk
mendoronng agen-agen kapanpun dibutuhkan saat mereka
tinggal di Malaysia.
g. Pekerja Rumah tangga mematuhi semua hukum, peraturan,
regulasi dan kebijakan dan menghargai tradisi dan budaya
Malaysia saat tinggal di Malaysia.
h. Pekerja Rumah Tangga harus menjalankan tanggung jawab
terhadap anak-anak, orang muda dan orang yang berada
dibawah perawatan dalam hal tanggung jawab.
i. Biaya pemulangan Pekerja Rumah Tangga harus dibebankan
oleh Pekerja Rumah Tangga dalam situasi:
Penghentian akibat pengabaian atau kekerasan terhadap
anak-anak dan anak muda atau orang yang berada dibawah
perawatan mereka.
Pekerja rumah Tangga dipecat atau melarikan diri; atau
Pengehentian pekerjaan menurut paragraf 7 Kontrak
Pekerjaan.
Sumber: MoU antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia Tentang
Rekruitmen dan Penempatan Pekerja Indonesia Tahun 2006
MoU tahun 2006 ini tidak memuat tentang aturan jam kerja, usia minimum,
tidak menjelaskan hak-hak yang wajib dilindungi, dan hari libur. Menurut Direktur
VoaIndonesia.com, bahwa MoU tersebut tidak memuat hak-hak pekerja migran dan
diperkuat dengan data BNP2TKI pada tahun 2008 yang menunjukan bahwa masih
203
Fathiyah Wardah, “Kebijakan Buruh Migran Belum Berikan Perlindungan”, VoaIndonesia.com,
(8 Maret 2016), https://www.voaindonesia.com/a/kebijakan-buruh-migran-belum-berikan-
perlindungan/3225409.html (diakses pada 12 Agustus 2020)
82
tingginya tingkat pekerja migran Indonesia yang bermasalah dua tahun pasca
oleh pekerja migran Indonesia, Siti Hajar, yang dilakukan oleh Hau Yuang Tyng
alias Michelle. 205 Oleh karena hal tersebut, maka desakan untuk merevisi dan
dan Transmigrasi Indonesia dan ditujukan pada Kepala Kepolisian Resor Bandara
tersebut baru akan dicabut setelah disepakatinya oleh kedua negara mengenai
penguatan aspek perlindungan pada MoU tahun 2006, yang mana pada tahun 2011
204
Muhammad Iqbal, “Catatan Akhir Tahun Pemerintah Membenahi TKI”.
205
Hamzirwan, “Kisah Moratorium”.
206
Hamzirwan, “Kisah Moratorium”.
207
Ajeng Ritzki Pitakasari (Ed.), “Moratorium TKI ke Malaysia Masih Berlaku”, Republika, (16
November 2012), https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/11/16/mdkhkx-
moratorium-tki-ke-malaysia-masih-berlaku (diakses pada 8 Agustus 2020).
83
atau pada periode kedua masa pemerintahan SBY, pemerintah Indonesia dan
Malaysia berhasil menyepakati perubahan terhadap MoU tahun 2006 dan disebut
Protokol Perubahan Tahun 2011 ini masih berlaku hingga saat pemerintahan
Joko Widodo menjabat, dan berakhir pada tahun 2016. Namun, hingga berakhirnya
masa pemerintahan Joko Widodo pada tahun 2019, pemerintahan Joko Widodo
Indonesia sebelumnya pada tahun 2017.208 Untuk sementara waktu, sebagai upaya
September 2016.209
menemui titik temu kesepakatan. Presiden Joko Widodo dengan “Diplomasi Pro-
dilihat dengan poin-poin usulan dalam draft perpanjangan MoU yang lebih
208
Anisa Rahmayuwati, “Kerja Sama Bilateral Indonesia dan Malaysia Terkait Penanganan Kasus
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ilegal di Malaysia pada Kurun Waktu 2015-2018”, (Jakarta:
Universitas Pertamina, 2020).
209
Gusti Ayu N. S. D., Putu Ratih K. D., dan Putu Titah K. R. "Upaya Preventif dalam Menekan
Insiden Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia Melalui Hubungan Bilateral Indonesia dan Malaysia".
210
Muhammad Tri Andhika, “An Analysis of Indonesia Foreign Policy Under Jokowi’s Pro-People
Diplomacy”.
84
menitikberatkan kepentingan individu pekerja migran, salah satunya usulan terkait
85
Malaysia, dan batas minimal satu saluran, dan komitmen
upah ke dalam draft meningkatkan perlindungan
perpanjangan MoU yang dalam percepatan perampungan
telah kadaluwarsa. perpanjangan MoU.
Rentannya pekerja migran
Indonesia mengalami perselisihan
akibat ketiadaan MoU yang
mengatur batasan hak dan
tanggung jawab para pihak.
Sumber: Data diolah dari berbagai sumber
internasional sebagai prioritas utama kebijakan luar negeri Indonesia dengan dilihat
dari pendekatan “a million friends, zero enemy”. Pendekatan ini seolah memiliki
jarak antara kebijakan dan kebutuhan dalam negeri. Sehingga, politik luar negeri
ditempatkan pada tingkat high profile, tetapi kurang mengakar pada aspek
domestik.211 Hal ini juga termasuk dalam kebijakan terkait perlindungan pekerja
migran Indonesia yang dapat dilihat pada MoU tahun 2006 yang minim berfokus
atau kesepakatan bersama yang selama ini dijalani oleh pemerintah Indonesia
Muhammad Tri Andhika, “An Analysis of Indonesia Foreign Policy Under Jokowi’s Pro-People
211
Diplomacy”.
86
menguatkan prinsip perlindungan para pekerja yang berdasarkan kesetaraan dan
Indonesia di Malaysia
mencegah terjadinya bahaya atau kecelakaan yang dialami oleh tenaga kerja yang
ditimbulkan oleh alat-alat kerja atau pekerjaannya. 213 Dalam konteks pekerja
diperlukan ketentuan dan aturan terkait tata teknis pelaksanaan penempatan dan
Indonesia di luar negeri pada masa pemerintahan Joko Widodo tidak mengalami
penyempurnaan apapun.
87
pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi kerja, dan mewajibkan calon pekerja
(PAP).
perjanjian kerja seperti hak dan kewajiban antara pekerja dan pengguna jasa, upah,
waktu kerja, hari libur, asuransi, jenis pekerjaan, jangka waktu perjanjian dan tata
memiliki ketentuan yang jelas terkait pelatihan kerja pekerja migran Indonesia.
Kewajiban sertifikasi tersebut pun tidak diatur secara jelas dalam peraturan tersebut.
Tahun 2007, yang mana pekerja migran Indonesia wajib memiliki sertifikasi
Tahun 2014 telah mengatur lebih jelas kewajiban sertifikasi dan PAP terhadap
calon pekerja migran Indonesia. Meskipun, pada UU PPMI kewajiban PAP ini tidak
214
Permenakertrans Nomor 19 Tahun 2006; Permenakertrans Nomor 18 Tahun 2007;
Permenakertrans Nomor 22 Tahun 2008
88
mewajibkan pembekalan ini yang ditegaskan kembali melalui Permenaker Nomor
9 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penempatan Pekerja Migran Indonesia, namun
penulis terhadap Bobi Alwy, Sekjen Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) pada
15 November 2020, beliau mengatakan bahwa salah satu kebijakan yang terbilang
pendataan calon pekerja migran Indonesia yang akan berangkat ke luar negeri.215
bab sebelumnya.216 Pembentukan Citizen Service ini merupakan tindak lanjut dari
Inpres Nomor 6 Tahun 2006 terkait dengan penguatan fungsi perwakilan Indonesia
Sebagaimana tugas dan fungsi negara menurut Adam Smith, bahwa negara
independen lainnya, dan salah satu fungsi dari perwakilan diplomatik yaitu
215
Wawancara Daring dengan Bobi Alwy, Sekjen Serikat Buruh Migran Indonesia, tanggal 15
November 2020.
216
Permenlu Nomor 4 Tahun 2008
89
melindungi kepentingan nasional negara dan warga negara yang diwakilinya di
pertolongan pertama terhadap para pekerja migran Indonesia. 218 Sistem ini
Selain itu, Bobi juga menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan sosialisasi disemninasi
migran.
oleh pekerja migran Indonesia juga diubah dengan KTKLN elektronik yang
217
Saleha Mufida, “Upaya Pemerintah Indonesia dalam Menanggulangi Masalah Pendidikan Anak
TKI di Sarawak Periode 2014-2018”, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2018).
218
Fitriani, dan Vido C. Panduwinata, “Analisis Kinerja Kementerian Luar Negeri Indonesia (2015-
2018)”, hal. 6.
219
Permenaker Nomor 22 Tahun 2014
220
Permenaker Nomor 7 Tahun 2015
90
dalam pendataan pekerja migran Indonesia ini, seharusnya dapat lebih
dalam penerapan KTKLN yang mana sebelumnya pekerja migran Indonesia wajib
memiliki KTKLN, dan sekarang diubah menjadi negara yang wajib menyediakan
KTKLN.
Perbedaan ini juga dapat dilihat dengan kebijakan pemerintahan SBY yang
terjadinya peningkatan pekerja migran illegal asal Indonesia yang terjadi selama
ekonomi para pekerja sehingga mereka akan melakukan segala cara untuk dapat
tetap berkerja di Malaysia. 222 Sementara itu, pemerintahan Joko Widodo dalam
221
Yustinus Andri, “Perlindungan TKI: Moratorium Pengiriman TKI ke Malaysia Jadi Opsi”,
Bisnis.com, (20 April 2018), https://ekonomi.bisnis.com/read/20180420/12/786830/perlindungan-
tki-moratorium-pengiriman-tki-ke-malaysia-jadi-opsi (diakses pada 7 Agustus 2020)
222
Ahmad A. Ramdlany, Devi Rahayu, “Studi Moratorium Sebagai Upaya Perlindungan
Pengiriman TKI Berdasarkan UU Nomor 39 Tahun 2004 di Madura”, Rechtidee, Vol. 11, No. 2,
(Indonesia: Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura, 2016), hal. 227.
91
dihentikan, maka hal ini akan bertentangan dengan komitmen pemerintahannya
Perpres RPJMN 2015-2019. Karena dengan tetap dibukanya arus migrasi pekerja
terkena masalah di Malaysia karena para pekerja tersebut tidak memiliki payung
sebagaimana yang pernah terjadi pada moratorium 2009 sebelumnya, dan ribuan
pekerja migran Indonesia yang masih berada di Malaysia juga akan sangat rentan.
Hal ini dapat terus terjadi apabila Malaysia tetap memberikan Work Permit,
sebagaimana yang diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Saleh
Partonan Daulay.224
Siprianus Edi Hardum, “MoU Perlindungan TKI Kedaluwarsa, TKI Terancam Banyak Masalah”.
223
224
Tia Asmara. “Indonesia Pertimbangkan Moratorium TKI ke Malaysia”, Berita Benar, (26
Februari 2018), https://www.benarnews.org/indonesian/berita/tki-pertimbangan-moratorium-
02262018160959.html (diakses pada 7 Agustus 2020).
92
pemberangkatan atau PAP yang Pekerja migran Indonesia yang
terdiri dari sosialisasi dan akan berangkat secara procedural
pengenalan materi kerja terkait akan terdata di SISKOTKLN
negara tujuan. Moratorium menyebabkan
Membentuk SISKOTKLN peningkatan jumlah pekerja
Memfasilitasi calon pekerja migran migran Indonesia yang berangkat
Indonesia dengan lembaga bantuan secara ilegal ke Malaysia.
hukum di provinsi calon pekerja Citizen service meningkatkan
tersebut, melakukan kerja sama kemudahan pelayanan dan
perwakilan Indonesia dengan law perlindungan terhadap warga
firm setempat, dan penugasan negara Indonesia khususnya para
pejabat polisi Indonesia di negara- pekerja migran di Malaysia.
negara penempatan pekerja migran
Indonesia
Mewajibkan pekerja migran
Indonesia untuk memiliki KTKLN
Moratorium pengiriman pekerja
migran Indonesia di sektor informal
pada tahun 2009.
Masa Menyelenggarakan layanan data KTKLN elektronik diproses saat
Pemerintahan dan informasi pekerja migran pembekalan akhir
Joko Widodo Indonesia yang berbasis daring dan pemberangkatan oleh beberapa
(2014-2019) terintegrasi secara terpusat lintas lembaga, sehingga meningkatkan
kementerian/lembaga. kontrol dan pengawasan dalam
Membentuk platform pengaduan implementasi kebijakan ini.
pekerja migran Indonesia yang Larangan untuk melakukan
mengalami masalah pemungutan biaya terhadap
Merevisi ketentuan terkait bentuk pekerja migran Indonesia dalam
KTKLN yang sebelumnya pembuatan KTKLN elektronik.
konvensional menjadi KTKLN Peningkatan jumlah aduan kasus
elektronik. pekerja migran Indonesia
Negara wajib menyediakan bermasalah, akibat kemudahan
KTKLN elektronik. akses pengaduan tersebut.
Meberikan sosialisasi dan Dalam sistem satu saluran,
disemninasi informasi. pekerja migran Indonesia dapat
Melakukan peningkatan kualitas mengetahui profil pengguna jasa
calon pekerja migran Indonesia sebelum diberangkatkan, karena
melalui pelatihan dan pendidikan. calon pekerja migran Indonesia
Pembentukan sistem satu saluran, akan mendapatkan info lowongan
sehingga pengguna jasa yang akan yang valid yang telah diotorisasi
merekrut jasa pekerja migran oleh pemerintah.
Indonesia hanya melalui satu Menghidupkan kembali medical
saluran. check up, pemeriksaan psikologi,
Melakukan pendampingan, OPP dan urus visa yang
mediasi, advokasi, dan pemberian diserahkan untuk dikelola swasta,
bantuan hukum berupa fasilitasi membuka peluang komersialisasi
jasa advokat oleh Pemerintah Pusat terhadap pekerja migran
dan/atau Perwakilan Republik Indonesia.
Indonesia serta perwalian sesuai
dengan hukum negara setempat.
Sumber: Data diolah dari berbagai sumber
93
C. Analisis Komparasi Kebijakan Perlindungan Ekonomis terkait Pekerja
lainnya, tetapi secara umum pada kesehatan, keselamatan, pendidikan, air dan
antara lain:228
pekerja sehingga pekerja tidak harus meminta belas kasihan orang lain jika
225
Ashabul Kahfi, “Perlindungan Hukum Tenaga Kerja”, Jurisprudentie, Vol. 3, No. 2, (Makassar:
UIN Alauddin Makassar, 2016).
226
Wouter Van Ginneken, “Social Protection for Migrant Workers: National and International
Policy Challenges”, European Journal of Social Security, (SAGE Publishing, 2013).
227
Anita Kristina, “Jaminan Sosial Bagi Tenaga Kerja Indonesia (Mencari Pelajaran Dari
Implementasi Kebijakan di Berbagai Negara), Media Trend, (Bangkalan: Universitas Trunojoyo
Madura, 2018).
228
Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Paca Reformasi, dalam Ashabul Kahfi, “Perlindungan
Hukum Tenaga Kerja”.
94
dalam hubungan kerja terjadi resiko –resiko seperti kecelakaan kerja, sakit, hari
pekerja migran Indonesia atau pada saat itu disebut sebagai asuransi TKI. Pada
tahun 2006, dalam Permenakertrans Nomor 23 Tahun 2006 tentang Asuransi TKI,
pemegang polis asuransi ini, namun diwakili oleh BP3TKI sebagai pemegang polis.
migran Indonesia merupakan langsung dan sebagai pemegang polis langsung tanpa
diwakilkan.229 Pada peraturan yang baru tersebut, perusahaan asuransi tersebut juga
wajib bekerja sama dengan pengacara atau lembaga bantuan hukum di negara
yang berguna untuk menjamin bantuan bila terjadi permasalahan tersebut sangat
pemerintahan SBY terkait asuransi ini belum berfokus pada proses yang efisien.
229
Organisasi Internasional untuk Migrasi, “Migrasi Tenaga Kerja Dari Indonesia: Gambaran
Umum Migrasi Tenaga Kerja Indonesia di Beberapa Negara Tujuan di Asia dan Timur Tengah”,
(Jakarta: Organisasi Internasional untuk Migrasi, 2010).
95
Kebijakan asuransi ini telah mengalami revisi berulang kali, namun substansi dari
mengungkapkan bahwa pada masa pemerintahan SBY, untuk jumlah risiko yang
pengklaiman jaminan sosial terbilang rendah hanya berkisar 12% - 20% dari total
Sehingga, perlindungan tersebut terdiri dari jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan
kematian. Sementara untuk jaminan hari tua merupakan pilihan terhadap pekerja
migran Indonesia untuk dapat bergabung dalam program tersebut atau tidak.232
230
Organisasi Internasional untuk Migrasi, “Migrasi Tenaga Kerja Dari Indonesia: Gambaran
Umum Migrasi Tenaga Kerja Indonesia di Beberapa Negara Tujuan di Asia dan Timur Tengah”,
231
Wawancara Daring dengan Bobi Alwy, Sekjen Serikat Buruh Migran Indonesia, tanggal 15
November 2020.
232
Permenaker Nomor 18 Tahun 2018.
96
kerugian karena BPJS Ketenagakerjaan ini hanya dapat digunakan dan diklaim di
Indonesia. Selain itu, justru tingkat pengklaiman sebagaimana yang dijelaskan oleh
Bobi menjadi lebih rendah, sekitar 2,5% dari total premi. Hal ini tentunya sangat
Indonesia di Malaysia. 234 Kerja sama ini berupa pertukaran data kepesertaan,
sosialiasi dan edukasi bersama, pemberian pelayanan lintas negara, dan penegakan
law enforcement. 235 Melalui skema perlindungan ini, pekerja migran Indonesia
berhak atas manfaat jaminan pensiun berkala dari SOCSO apabila mengalami
kecelakaan kerja yang berdampak pada kecacatan, dan manfaat tersebut akan tetap
dan Antarlembaga BPJS Ketenagakerjaan Irvansyah Utoh Banja pada berita daring
ditujukan kepada pekerja migran sektor formal, dan belum mencakup pekerja sektor
informal termasuk pekerja domestik. 237 Hal ini kembali lagi disebabkan dengan
233
Wawancara Daring dengan Bobi Alwy, Sekjen Serikat Buruh Migran Indonesia, tanggal 15
November 2020.
234
BPJS Ketenagakerjaan, “BPJS Ketenagakerjaan dan SOCSO Sepakat Lindungi PMI di
Malaysia”.
235
BPJS Ketenagakerjaan, “BPJS Ketenagakerjaan dan SOCSO Sepakat Lindungi PMI di
Malaysia”.
236
BPJS Ketenagakerjaan, “BPJS Ketenagakerjaan dan SOCSO Sepakat Lindungi PMI di
Malaysia”.
237
“Februari 2019, BPJSTK dan SOCSO Malaysia Teken Kerjasama Perlindungan Pekerja
Migran”, Harian Terbit, (18 Januari 2019),
97
hukum nasional Malaysia yang tidak mengakui pekerja domestik atau asisten
sejatinya merupakan bentuk tugas dan fungsi negara dalam melindungi hak-hak
individu warga negaranya ketika warga negara tersebut sudah tidak memiliki
inilah, negara bertugas untuk menjamin terpenuhinya hak-hak dasar tersebut yang
mana harus dengan melihat individu tersebut sebagai manusia, dan bukan melihat
https://www.harianterbit.com/nasional/read/103057/Februari-2019-BPJSTK-dan-Socso-Malaysia-
Teken-Kerjasama-Perlindungan-Pekerja-Migran (diakses pada 10 Agustus 2020).
238
Organisasi Internasional untuk Migrasi, “Migrasi Tenaga Kerja Dari Indonesia: Gambaran
Umum Migrasi Tenaga Kerja Indonesia di Beberapa Negara Tujuan di Asia dan Timur Tengah”.
98
hukum pada saat pra-penempatan, dan
purna penempatan tidak terlindungi.
99
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
tujuan utama berdirinya sebuah negara. Oleh karena itu, sebuah negara perlu
melakukan kerja sama dengan negara lain guna melindungi warga negara tersebut
Tahun 2004-2009 maupun pada masa pemerintahan Joko Widodo Tahun 2014-
yang dipilih langsung oleh rakyat langsung dihadapi oleh berbagai permasalahan
berat akibat kondisi Indonesia saat itu yang masih dalam pemulihan pasca krisis
yang secara eksplisit menyebutkan bahwa bekerja di luar negeri merupakan solusi
100
dalam menangani tingginya tingkat pengangguran pada saat itu. Dengan demikian,
SBY Tahun 2004-2009 lebih berfokus pada penempatan pekerja migran Indonesia
ke luar negeri.
pekerja migran Indonesia pada masa pemerintahan Joko Widodo sebagaimana yang
tercantum pada RPJMN 2015-2019 pada saat itu secara eksplisit menegaskan
ekonomi dan politik domestik Indonesia, dan tindak lanjut telah diratifikasinya
Bobi Alwy, beliau mengatakan bahwa MoU 2006 memang sangat minim aspek
perlindungan dan lebih berfokus pada aspek penempatan karena pada saat itu
tersebut berfokus pada pengaturan penempatan. Sementara, pada saat itu Indonesia
101
perlindungan pekerja migran memang belum menjadi fokus pembentukan nota
pemerintah Indonesia pada masa pemerintahan Joko Widodo tersebut sudah banyak
jabatan pekerjaan, hari libur, dan lainnya yang menitikberatkan pada kebutuhan dan
tersebut pada MoU yang disepakati dengan Malaysia. Hal ini didasari atas setelah
Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya 1990, dan Diplomasi Pro-Rakyat yang
102
perlindungan, KTKLN dan SISKOTKLN sebagai pendataan pekerja migran
dan pungutan liar yang pada saat itu marak terjadi pada calon pekerja migran
Indonesia.
peningkatan sosialisasi dan edukasi pekerja migran yang akan bekerja ke luar negeri,
kontrol dan pengawasan dalam implementasi kebijakan ini. Sehingga paraktek calo
dan pungutan liar terhadap para pekerja dapat diminimalisir. Selain itu, kemudahan
dalam segi peraturan, peraturan yang dikeluarkan pada masa pemerintahan Joko
103
klaim atas total premi yang telah dibayarkan, dan penggunaan BPJS
faktor domestik, dan karakteristik dari pemerintahan itu sendiri. Sebagaimana teori
Sehingga, kebutuhan dan kondisi dalam negeri yang berlangsung pada saat itu
104
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Effendi, H. A. Masyhur. Dimensi dan Dinamika HAM dalam Hukum Nasional dan
Internasional. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994.
XIV
H., Zlotnik. “Empirical Identification of International Migration System”.
International Migration Systems: A Global Approach. Oxford: Clarendon
Press, 1992.
Lee, Everett S., dan Robin Cohen (Ed.). “A Theory of Migration”, Theories of
Migration, (Cheltenham, 1996).
Mintz, Alex, dan Karl DeRouen Jr.. Understanding Foreign Policy Decision
Making. New York: Cambridge University Press, 2010.
Neack, Laura. The New Foreign Policy: Power Seeking in a Globalized Era.
Lanham: Rowman & Littlefield Publishers, 2008.
Rosenau, James N., Kenneth W. Thompson, dan Gavin Boyd (Ed.). “The Study of
Foreign Policy”. World Politics: An Introduction. New York: Free Press,
1976.
Schafer, Mark, dan Stephen G. Walker (Ed.). Beliefs and Leadership in World
Politics Methods and Applications of Operational Code Analysis. USA:
Palgrave Macmillan, 2006.
XV
Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2006.
Smith, Adam, dan S.M. Soares (Ed.). “Chapter IX: Of The Agricultural Systems,
or Of Those Systems of Political Economy Which Represent The Produce of
Land as Either The Sole or The Principal Source of The Revenue and Wealth
Every Country”. An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of
Nations. MetaLibri Digital Library, 2007.
Sukarna. Ideologi: Suatu Studi Ilmu Politik. Bandung: Penerbit Alumni, 1981.
Yudhoyono, Susilo B. dan Jusuf Kalla, Membangun Indonesia Yang Aman, Adil,
dan Sejahtera. Jakarta, 2004.
XVI
B. Artikel Jurnal
Abdul, Rahman, dan Latif Abdul. “Kes Perburuhan dan Tuduhan Politik Tidak
Jejas Hubungan: Malaysia-Indon Cipta Masalah?”. Jurnal Pemikir. Vol. 67.
Indonesia, 2012.
Adharinalti. “Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Irregular di Luar Negeri”.
Jurnal Rechtsvinding. Vol. 01. No. 01. Indonesia: BPHN, 2012.
Ginneken, Wouter Van. “Social Protection for Migrant Workers: National and
International Policy Challenges”. European Journal of Social Security.
SAGE Publishing, 2013.
XVII
Gourevitch, Alex. “Are Human Rights Liberal?”. Journal of Human Rights. Vol. 8.
No. 4. Taylor $ Francis Online, 2009. hal. 303.
https://doi.org/10.1080/14754830903324720 (diunduh pada 20 Mei 2020).
Hadi, Syamsul Hadi. “Sekuritisasi dan Upaya Peningkatan Perlindungan Terhadap
Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia”. Jurnal Hukum Internasional. Vol. 5.
No. 4. Depok: Universitas Indonesia, 2008.
Hakim, F. Y. “Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia”, International Making.
Vol. 04. No. 01. Jakarta: Universitas Indonesia, 2006.
Handayani, Dwi W., et. al. “Dinamika Kerjasama Indonesia dan Malaysia tentang
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja”. Jurnal Sosiologi. Bandar
Lampung: Universitas Lampung, 2018.
Husni, Lalu. “Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Indonesia di Luar
Negeri”. Mimbar Hukum. Vol. 23. No. 1. Indonesia, 2011.
http://www.jurnal.ugm.ac.id/jmh/article/view/16206/10752 (diunduh pada 5
Februari 2020).
XVIII
Liow, Joseph. “Malaysia's Approach to Its Illegal Indonesian Migrant Labour
Problem: Securitization, Politics, or Catharsis?”, IDSS-FORD Workshop on
Non-Traditional Security in Asia. Singapura, 2004.
Liow, Joseph. “Malaysia's Illegal Indonesian Migrant Labour Problem: In Search
of Solutions”. Contemporary Southeast Asia. Vol. 25. No. 1. ISEAS Yushof
Ishak Institute, 2003.
Maksum, Ali. “Kebijakan Pemerintah Jokowi Terkait Tenaga Kerja Indonesia di
Malaysia dan Implikasinya Terhadap Hubungan Dua Negara Serumpun”.
JISIERA: The Journal of Islamic Studies and International Relations. Vol. 2.
Yogyakarta, 2017.
Maksum, Ali. “Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan Hubungan Indonesia-Malaysia
di Era Jokowi”. Jurnal PIR. Vol. 02. No. 01. Indonesia, 2017.
Rahayu, Nur H. “Menggapai Asa Melalui Nawa Cita”. Simpul: Perjalanan Dua
Tahun Nawa Cita di Pusat dan Daerah. Vol. 12. Jakarta: Bappenas, 2017.
Ramdlany, Ahmad A., dan Devi Rahayu. “Studi Moratorium Sebagai Upaya
Perlindungan Pengiriman TKI Berdasarkan UU Nomor 39 Tahun 2004 di
Madura”. Rechtidee. Vol. 11. No. 2. Indonesia: Fakultas Hukum Universitas
Trunojoyo Madura, 2016.
XIX
Bandung: Universitas Parahyangan, 2014.
http://journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalIlmiahHubunganInternasiona/artic
le/view/1442 (diunduh pada 23 Maret 2020).
Subadi, Tjipto. “Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia (Studi Kasus TKW Asal Jawa
Tengah dengan Pendekatan Fenomenologi)”. Indonesian Journal of Spatial
and Regional Analysis. Surakarta: MUP Press, 2010.
Sutaat. “Masalah Sosial Tenaga Kerja Wanita Indonesia di Shelter KBRI Kuala
Lumpur”. Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Kesejahteraan Sosial. Vol. 13. No. 2. Indonesia: Puslitbang Kemsos RI, 2008.
Ziyad Falahi, “Memikirkan Kembali Arti A Million Friends Zero Enemy dalam Era
Paradox of Plenty”. Global & Strategis. Vol. 7. No. 2. Surabaya: Universitas
Airlangga, 2013.
C. Laporan
“Migrasi Tenaga Kerja Dari Indonesia: Gambaran Umum Migrasi Tenaga Kerja
Indonesia di Beberapa Negara Tujuan di Asia dan Timur Tengah”. Jakarta:
Organisasi Internasional untuk Migrasi, 2010.
Bonsahat, Albert, dkk, “Indonesia: Pekerjaan Layak Untuk Pekerja Migran
Indonesia”, Asia-Pacific Decent Work Decade, (Jakarta: International Labour
Organizations, 2015), hal. 1, https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---
asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_366944.pdf
(diunduh pada 2 Mei 2020).
Buchori, Chitrawati, dan Mia Amalia. "Lembaran Fakta: Migrasi, Remitansi, dan
Pekerja Migran Perempuan". (Indonesia: World Bank, 2004).
http://documents.worldbank.org/curated/en/975091468258845060/Lembara
XX
n-fakta-migrasi-remitansi-dan-pekerja-migran-perempuan (diunduh pada 20
Mei 2020).
Fitriani, dan Vido C. Panduwinata. “Analisis Kinerja Kementerlian Luar Negeri
Indonesia (2015-2018)”. Jakarta: Centre for Strategic and International
Studies, 2018.
Hamid, Adnan, Thomas Arsil, dan Nina Rosida. “Laporan Penelitian Internal
Dosen: Perlindungan Hukum Bagi Buruh Migran Indonesia Menurut UU
Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia”.
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Pancasila, 2019.
Loh, Wei San, et. al., “Malaysia - Estimating the Number of Foreign Workers : A
Report from the Labor Market Data for Monetary Policy Task”. Washington,
D.C.: World Bank Group, 2019.
http://documents.worldbank.org/curated/en/953091562223517841/Malaysia
-Estimating-the-Number-of-Foreign-Workers-A-Report-from-the-Labor-
Market-Data-for-Monetary-Policy-Task (diunduh pada 16 Februari 2020).
XXI
Mufida, Saleha Mufida. “Upaya Pemerintah Indonesia dalam Menanggulangi
Masalah Pendidikan Anak TKI di Sarawak Periode 2014-2018”. Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah, 2018.
Rahmayuwati, Anisa Rahmayuwati. “Kerja Sama Bilateral Indonesia dan Malaysia
Terkait Penanganan Kasus Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ilegal di Malaysia
pada Kurun Waktu 2015-2018”. Jakarta: Universitas Pertamina, 2020.
Sukowati, Sunawar. “Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Luar Negeri
Menurut Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan Dan
Perlindungan Tenaga Kerja”. Semarang: Fakultas Hukum Universitas Negeri
Semarang, 2011.
E. Berita
“Jokowi hapus Kartu tenaga kerja luar negeri”. BBC Indonesia. 30 Desember 2014.
https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/11/141130_presiden
_hapus_kartu_tenagakerja_luar_negeri (diakses pada 15 Desember 2019).
XXII
“Kasus TKI di Malaysia Meningkat”. Liputan6.com. 1 Februari 2011.
https://www.liputan6.com/news/read/318421/kasus-tki-di-malaysia-
meningkat (diakses pada 7 Agustus 2020).
“TKI Ilegal Capai 1,9 Juta Orang, Malaysia dan Arab Saudi Jadi Negara Favorit”.
Detik.com. 16 Februari 2015. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-
bisnis/d-2834245/tki-ilegal-capai-1,9-juta-orang-malaysia-dan-arab-saudi-
jadi-negara-favorit (diakses pada 1 April 2020).
XXIII
Haryanti, Rosiana, dan Inggried Dwi W. (Ed.). “Hari Ini dalam Sejarah: 20 Oktober
2014, Melepas SBY, Menyambut Jokowi”.
https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/20/135056665/hari-ini-dalam-
sejarah-20-oktober-2014-melepas-sby-menyambut-jokowi (diakses pada 15
Mei 2020).
Mulyana, Cahya. “Malaysia Belum Juga Gubris Perpanjangan MOU TKI”. Media
Indonesia. https://mediaindonesia.com/read/detail/153764-malaysia-belum-
juga-gubris-perpanjangan-mou-tki (diakses pada 21 Mei 2020).
XXIV
Primastika, Widia. “Meski Banyak Kasus, Malaysia Tetap Tujuan Populer Buruh
Migran“. Tirto.id. 30 Juni 2018. https://tirto.id/meski-banyak-kasus-
malaysia-tetap-tujuan-populer-buruh-migran-cNbU (diakses pada 12
Desember 2019).
Syahni, Meidella, dan I Made Ashdiana (Ed.). “6,5 Juta TKI Dukung Jokowi-JK”.
Kompas.com.
https://nasional.kompas.com/read/2014/06/05/1709269/6.5.Juta.TKI.Dukun
g.Jokowi-JK (diakses pada 17 Mei 2020).
XXV
Konvensi Internasional Tentang Perlindungan atas Hak Pekerja Migran dan
Anggota Keluarganya tahun 1990.
Memorandum of Understanding antara Pemerintah Republik Indonesia dan
Malaysia tentang Rekrutmen dan Penempatan Pekerja Domestik Indonesia
Tahun 2006.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 18 Tahun 2018 tentang Jaminan
Sosial Pekerja Migran Indonesia,
http://www.migrantcare.net/2019/01/peraturan-menteri-ketenagakerjaan-ri-
no-18-tahun-2018-tentang-jaminan-sosial-pekerja-migran-indonesia/
(diunduh pada 22 Mei 2020).
Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Pelayanan Warga
Pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 18 Tahun 2007 Tentang
Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar
Negeri.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun 2006 Tentang
Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar
Negeri.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 22 Tahun 2008 Tentang
Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar
Negeri.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 22 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Tata Cara
Pemberian Elektronik Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri Kepada Tenaga Kerja
Indonesia.
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019.
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004-2009.
XXVI
Protokol Perubahan Terhadap Nota Kesepahaman antara Pemerintah Republik
Indonesia dan Pemerintah Malaysia mengenai Perekrutan dan Penempatan
Pekerja Domestik Indonesia Tahun 2006.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran
Indonesia, http://www.migrantcare.net/2017/12/undang-undang-no-18-
tahun-2017-tentang-pelindungan-pekerja-migran-indonesia/ (diunduh pada
21 Juni 2020).
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pengesahan
International Convention On The Protection Of The Rights Of All Migrant
Workers And Members Of Their Families 1990 (Konvensi Internasional
Mengenai Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota
Keluarganya 1990).
Universal Declaration of Human Rights (UDHR) 1948,
https://www.un.org/en/universal-declaration-human-rights/ (diunduh pada
20 Mei 2020).
“Visi–Misi–Program Aksi Ir. H. Joko Widodo – Drs. H.M. Jusuf Kalla Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014”. 2014.
XXVII
https://www.kpu.go.id/koleksigambar/Visi_Misi_JOKOWI-JK.pdf (diunduh
pada 16 Mei 2020).
Paul Hype Page and Co. “How Malaysia’s Labor Laws Apply to Foreign Workers”.
10 Desember 2019. https://www.paulhypepage.my/how-malaysias-labor-
laws-apply-to-foreign-workers/ (diakses pada 5 Agustus 2020).
XXVIII
Statista Research Department. “Total number of human trafficking victims
identified worldwide from 2008 to 2019”. Statista. 29 Juni 2020.
https://www.statista.com/statistics/459637/number-of-victims-identified-
related-to-labor-trafficking-worldwide/ (diakses pada 4 Agustus 2020).
Tilly, Charles. Big Structures, Large Processes, Huge Comparisons. (New York: Russell
Sage Foundation, 1984). dalam https://penelitianilmiah.com/penelitian-komparatif/
(diakses pada 8 November 2020).
XXIX