Skripsi
Oleh:
Jaka Haritstyo P.
11141130000039
1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
Hidayatullah Jakarta.
Jaka Haritstyo P.
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi, Pembimbing,
ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA DALAM
MENGHADAPI ANCAMAN KELOMPOK ABU SAYYAF TAHUN 2016
oleh
Jaka Haritstyo P
11141130000039
Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 9
Agustus 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional.
Ketua, Sekretaris,
iii
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
SWT atas segala limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat
Shalawat serta salam tak lupa diucapkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW
Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis
kemudian menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, disini penulis sampaikan rasa terima kasih
sedalam-dalamnya kepada :
1. Allah SWT, terimakasih atas limpahan rahmat dan karunia atas kelancaran
memberikan dukungan tiada henti secara moril dan materil kepada penulis.
v
penulis, serta anggota keluarga besar Mbah Sueb dan Eyang Warsanto
4. Segenap jajaran staff dan dosen Prodi HI UIN Jakarta yang telah
mahasiswa HI lainnya,
5. Teman seperimbingan penulis, yaitu Ola, Risfi, Aqil, Teh Fari,Hanin, dan
6. Geng The Four Horsemen, yaitu Nabiel, Radifan, dan Iqbal, yang walau
dukungan tiada henti kepada penulis sejak SMP hingga saat ini,
dukungan melalui media sosial dan telepon tiada henti diberikan, Sadewa
yang merupakan sahabat setia sejak SD namun tidak pernah lelah memberi
dukungan,
8. Teman-teman penulis semasa kuliah dari tiga kelas, HI Kelas A,B, dan C,
yaitu Gema, Purwo, Alif, Yoga, Darma, Aden, Arman, Afif, Akbar,
Robi,Andika, Aldi, Abyan, Beben, Arkan, Fikri, Kibul, Akim, Acep, Ajis,
,Yuana, Diah, Dina, Jaya, Andam, Widya, Tipeh, Unggul, Khirana, Karbel,
vi
Zahra, Kakuti, Devina, Hana, Atun, Inuy, Adinda,Ani, Tirana, Leha, Sasa,
10. Teman-teman yang tidak pernah lupa teman, Luis, Fajar, Wilsen, Nilam,
Wibi, Bule, Bila, Nandit, Abi, Danti,Mayang, Dhea, Kyora, Najip, Anisa
Ayu, Jasmine, Dwita, Puput, Ambar, Sarah, Baiq Tiara, Ica Sekdep, dan
berarti,
Penulis juga berdoa agar segala dukungan dan bantuan yang diberikan
kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis juga
menyadari banyaknya kekurangan dari skripsi ini. Oleh karena itu saran dan
masukan untuk skripsi ini dapat disampaikan melalui email penulis, yaitu
Jaka Haritstyo P.
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Pernyataan Masalah ........................................................... 1
1.2. Pertanyaan Penelitian......................................................... 4
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................... 5
1.4. Tinjauan Pustaka ............................................................... 5
1.5. Kerangka Teoritis.............................................................. 10
1.5.1 Kepentingan Nasional……………………......…. 10
1.5.2 Kerjasama Internasional……...…….……............ 12
1.5.3 Terorisme...............................................................13
1.6. Metode Penelitian ............................................................ 14
1.7. Sistematika Penulisan ...................................................... 17
viii
BAB III KERJASAMA INDONESIA DAN FILIPINA DALAM
MENGHADAPI KELOMPOK SEPARATIS DAN
TERORISME
3.1 Hubungan Kerjasama Indonesia dan Filipina dalam
Menghadapi Kelompok Separatis dan Terorisme Selain
Kelompok Abu Sayyaf..................................................... 35
3.2 Kerjasama Indonesia dan Filipina dalam Menghadapi
Kelompok Abu Sayyaf..................................................... 43
3.2.1 Upaya Pembebasan Sandera Kelompok Abu
Sayyaf......................................................................43
3.2.2 Kerjasama Keamanan Trilateral di Laut
Sulu..........................................................................50
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……….................………………………… 73
5.2 Saran ............................................................................... 75
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Development Authority
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Kelompok Abu Sayyaf, kedua negara tersebut juga tergabung dalam kerjasama
menjadi masalah serius yang dihadapi oleh negara-negara Asia Tenggara. Selama
berasal dari Filipina ini sudah melakukan berbagai aksi seperti pengeboman,
membeli persenjataan.1
1
Adhe Nuansa Wibisono, “Kelompok Abu Sayyaf dan Radikalisme di Filipina Selatan:
Analisis Organisasi Terorisme Asia Tenggara”, Ilmu Ushuludin Vol. 3, No. 1(Januari 2016):124.
1
Pemerintah Filipina dihadapkan dengan berbagai tantangan bukan hanya
kelompok separatis lain seperti Moro National Liberation Front (MNLF) dan
Moro Islamic Liberation Front (MILF). Namun, kesepakatan damai yang dicapai
tebusan menjadi polemik yang terus berulang. Sebagian besar penculikan yang
operasi kelompok tersebut beragam, mulai dari kapal nelayan, Warga Negara
Asing (WNA) yang sedang menginap di resort, serta berbagai jenis kapal lainnya
kelompok Abu Sayyaf yang tidak segan-segan melukai dan membunuh jika
Salah satu aksi pemenggalan oleh kelompok ini yaitu pada tahun 2016, di
mana mereka memenggal sandera WNA asal Kanada, Robert Hall. Tuntutan
tebusan sebanyak 300 juta peso Filipina yang tidak terpenuhi membuat Hall yang
sudah menjadi sandera Kelompok Abu Sayyaf semenjak tahun 2015 tersebut
2
‘’Guide to the Philipines Conflict’’, BBC, http://www.bbc.com/news/world-asia-
17038024 (Diakses 16 Oktober 2017).
3
Zack Fellman, “Abu Sayyaf Group”, Aqam Futures Project Case Studies Series Number
5, (November 2011): 2.
2
dieksekusi.4 Pemenggalan WNA Kanada tersebut menjadi salah satu dari
terjadi pada bulan Maret, dimana 10 Pelaut asal Indonesia diculik di perairan Laut
Sulu, Filipina.5 Belum selesai dengan pembebasan kasus pertama, kasus kedua
Meskipun enam orang selamat pada peristiwa ini, 4 orang WNI lainnya
diculik sehingga menambah daftar sandera asal Indonesia. Kasus penculikan dan
penyanderaan WNI kembali terjadi pada bulan Juni, Juli, dan November 2016.
Hal tersebut belum termasuk berbagai kasus penculikan lain negara lainnya pada
tahun yang sama. Terus terjadinya perompakan, penculikan, dan penyanderaan ini
sandera Kelompok Abu Sayyaf, kedua negara juga melakukan pertemuan untuk
4
“Robert Hall Canadian Hostage Beheaded Philipines Abu Sayyaf Islamist Militant
Group Terrorism”, Independent, http://www.independent.co.uk/news/world/asia/robert-hall-
canadian-hostage-beheaded-philippines-abu-sayyaf-islamist-militant-group-terrorism-
a7079256.html (Diakses 16 Oktober 2017).
5
“Philippines' Abu Sayyaf Abducts 10 Indonesian Sailors”, Reuters,
http://www.reuters.com/article/us-indonesia-philippines-security-idUSKCN0WU1A4 (Diakses 16
Oktober 2017).
6
“Five Seaman Evade Kidnapping, Return to Jakarta”, The Jakarta Post, diakses dari
http://www.thejakartapost.com/news/2016/04/24/five-seamen-evade-kidnapping-return-to-
jakarta.html (Diakses 16 Oktober 2017).
3
membahas peningkatan keamanan perairan. Pada tanggal 9 September 2016,
menjadi jalur laut yang dilewati kapal kedua negara dan menjadi target operasi
penelitian yang diajukan adalah “Apa kepentingan yang melandasi Indonesia dan
tahun 2016?”.
7
“Duterte Firm Friends”, The Jakarta Post, diakses dari
http://www.thejakartapost.com/news/2016/09/10/jokowi-duterte-firm-friends.html (Diakses 16
Oktober 2017).
4
1. Memberikan wawasan yang lebih luas mengenai upaya Indonesia dan
Abu Sayyaf atau kelompok radikal lainnya di masa yang akan datang.
pemerintah Indonesia dan Filipina. Salah satu literatur tersebut adalah sebuah
jurnal yang berjudul “Terrorism and Secession in the Southern Philippines: The
Rise of the Abu Sayaff ” oleh Mark Turner. Pada jurnal tersebut, Turner mengkaji
awal mula lahirnya Kelompok Abu Sayyaf sebagai kelompok Islam radikal dan
tersebut. Lebih lanjut lagi, Turner juga mengungkapkan bahwa MNLF yang
5
Jika dilihat lebih lanjut, Jurnal yang ditulis oleh Turner tersebut melihat
lebih dalam dinamika politik dalam negeri pada masa awal mula berdiri
dengan penduduk beragama lainnya yang merupakan bagian dari sejarah yang
Fokus utama jurnal yang ditulis oleh Turner berbeda dengan penelitian ini.
ini akan lebih berfokus kepada kepentingan kerjasama pemerintah Filipina dan
Indonesia dalam menghadapi pergerakan Abu Sayyaf, baik dari segi keamanan,
ekonomi, serta faktor lainnya. Meskipun begitu, penelitian ini akan tetap melihat
Filipina Selatan serta rentetan aksi Kelompok Abu Sayyaf yang menimbulkan
6
Indonesia dan Filipina yang ingin bekerjasama dalam bidang keamanan dan
terorisme pada tahun 2005 hingga 2011. Adisty menambahkan bahwa kedua
terorisme. Terlebih lagi, ada koneksi antara dua kelompok radikal dari kedua
Perbedaan jurnal yang disusun oleh Adisty dengan penelitian ini terletak
dari fokus utama kelompok radikal yang menjadi pembahasan, dimana penelitian
separatis yang berasal dari Filipina, MILF dan Abu Sayyaf tetap merupakan
kelompok yang berbeda. Selain itu, penelitian yang akan dilakukan juga tidak
terorisme yang ada di Indonesia karena pola pergerakan yang dilakukan kelompok
ini berbeda.
Literatur ketiga yang menjadi tinjauan pustaka adalah sebuah jurnal yang
perkembangan setiap kelompok separatis seperti Darul Islam dan Gerakan Aceh
Merdeka (GAM) di Indonesia serta MNLF, MILF, serta Abu Sayyaf. Pada
7
faktanya, kelompok separatis Islam tersebut ternyata memiliki motif yang serupa
tuntutan akan otonomi khusus hingga keinginan untuk membentuk negara sendiri.
dorongan faktor eksternal dari aktor di luar negara terkait. Namun, kelompok
separatis yang dikaji oleh Andrew Tan lebih melihat kerugian yang ditimbulkan
dengan dengan penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini, dimana akan
membahas aktivitas Kelompok Abu Sayyaf yang bukan hanya merugikan Filipina
dalam upaya melawan terorisme menjadi kendala yang sama sebagaimana bentuk
8
kerjasama multilateral maupun regional. Hal tersebut berbeda dengan penelitian
ini yang mencoba bagaimana kerjasama yang dilakukan Indonesia dan Filipina
literatur di atas dan penelitian ini sama-sama membahas kelompok radikal. Selain
itu, literatur yang ditinjau dalam penelitian ini juga sama-sama membahas bentuk
upaya penanganan oleh negara-negara terkait dan latar belakang konflik yang
penelitian ini akan berfokus kepada kerjasama yang dilakukan Indonesia dan
Filipina dalam menghadapi Kelompok Abu Sayyaf khususnya pada tahun 2016, di
mana pada saat itu pemerintah Indonesia menghadapi banyak kasus penyanderaan
WNI yang dilakukan oleh Kelompok Abu Sayyaf. Selain itu, penelitian ini juga
terorisme. Penelitian ini juga akan melihat bentuk kerjasama yang diberlakukan
9
internasional, dan konsep terorisme. Dengan menggunakan tiga konsep tersebut,
penelitian ini akan melihat lebih dalam bagaimana kerjasama antara Indonesia dan
negara.
sosial, dan budaya. Instrumen dalam berbagai bidang tersebut kemudian menjadi
lain, kepentingan nasional suatu negara memegang peran penting dalam politik
internasional.
nasional adalah kebutuhan dasar dan keinginan negara yang didapatkan dengan
cara melakukan hubungan dengan negara lainnya.8 Selain itu, Neuchterlein juga
berpengaruh terhadap kebijakan luar negeri suatu negara terhadap negara lainnya.
8
Alfred Marleku,”National Interest and Foreign Policy:The Case of Kosovo”,
Mediterranean Journal of Social Sciences, Vol.4, No.3(2013):415.
9
Edwin Arnold, Jr., “The Use of Military Power in Pursuit of National Interests”,
Parameters, Spring 1994,
http://ssi.armywarcollege.edu/pubs/parameters/articles/1994/arnold.htm (Diakses 23 Maret
2018).
10
Menurut Morgenthau, terdapat dua tingkat kepentingan nasional, yaitu
negara. Kepentingan nasional pada tingkatan ini diantaranya adalah keamanan dan
Namun, tingkatan kedua ini sewaktu-waktu dapat berubah menjadi tingkatan vital
sosial. Aksi mereka yang seringkali sulit diprediksi serta ancaman yang
yang besar. Hal tersebut yang kemudian mendorong negara melakukan kerjasama
negara.
Berbagai jenis ancaman baru pada era modern seperti pasar gelap,
10
M. Roskin, National Interest: Form Abstraction to Strategy. (USA; Strategic Studies
Institute,1994), 5, https://www.globalsecurity.org/military/library/report/1994/ssi_roskin.pdf
(diakses 12 Maret 2018).
11
dihadapi negara di berbagai belahan dunia. Dalam rangka mengantisipasi
dalam segi ekonomi, sosial, hingga keamanan dari negara itu sendiri.
aksi tidak hanya disatu negara, melainkan lintas batas negara. Selain itu, upaya
ekstrimis akan lebih mudah jika melibatkan bantuan dari negara lain, di mana
yang ada.
11
James E. Dougherty dan Robert L. Pfaltzgraff, Contending Theories. (New York:
Harper and Row Publisher, 1997),419.
12
Sejalan dengan hal tersebut, Holsti juga mengungkapkan alasan mengapa
membuat negara tersebut mengurangi biaya yang harus ditanggung terkait hal
produksi kebutuhan untuk negara dan rakyatnya karena keterbatasan yang dimiliki
adalah suatu kejahatan atau suatu ancaman langsung terhadap manusia atau objek
tertentu. Gibbs kemudian juga menjabarkan beberapa ciri dari terorisme yang
12
K.J. Holsti, International Politics : A Framework For Analisis, Seventh Edition, (New
Jersey: Prentice Hall, 1995),362-363.
13
Jack P. Gibbs, “Conceptualization of Terrorism”, American Sociological Review
Vol. 54, No. 3 (Jun., 1989), 329-340.
13
4. Berbeda dengan peperangan konvensional karena identitas, target,
serius bagi negara-negara di dunia. Aksi kelompok teroris yang dijalankan secara
terorisme yang dapat terjadi kapanpun sangat diperlukan. Selain itu, negara juga
agar mereka tidak melakukan aksi teror di masa yang akan datang serta
1.6.Metode Penelitian
atau kemanusiaan yang terjadi. Selain itu, metode penelitian kualitatif dapat
14
analisis wacana, etnografi, grounded theory, studi kasus, fenomenologi, dan
naratif.14
sebagai teknik pengumpulan data. Studi literatur yang dimaksud dengan mencari
informasi yang relevan dengan topik penelitian dari literatur seperti buku, jurnal,
karya tulis ilmiah, serta sumber-sumber informasi lainnya. Pada penelitian ini,
literatur yang dijadikan rujukan utama berasal dari buku fisik, buku online, jurnal,
ini adalah studi dokumen. Menurut Robert C. Bogdan seperti yang dikutip
yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini di antaranya adalah dokumen berupa
Laut Sulu Tahun 2016” yang diakses dari situs Kementerian Luar Negeri
Republik Indonesia.
14
John W. Creswell, Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2010),20.
15
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: ALFABETA, 2005),82.
15
kepada responden yang kemudian jawaban-jawabannya dicatat dan direkam.16
yang dibutuhkan terkait penelitian ini, yaitu terkait Kelompok Abu Sayyaf serta
disini adalah data yang bentuknya kalimat verbal dan bukan dalam simbol angka
maupun bilangan. Data kualitatif yang diperoleh baik dengan cara wawancara
maupun literatur kemudian dianalisis sesuai dengan kerangka teoritis dan fakta
16
M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Bogor
:Ghalia Indonesia, 2002):85.
16
1.7.Sistematika Penulisan
disusun dalam lima bab. Bab I berisi tentang latar belakang masalah, pertanyaan
Kelompok Abu Sayyaf serta segala ancaman yang pernah ditimbulkan. Ancaman
Sebagai negara yang memiliki letak geografis berdekatan, Indonesia dan Filipina
masing negara.
dan Filipina dalam menghadapi kelompok Abu Sayyaf. Baik Indonesia dan
ekonomi, dan kepentingan lainnya. Selain itu, bab ini juga menjelaskan bentuk
17
Bab V merupakan bab Penutup yang bertujuan menjelaskan jawaban dari
pertanyaan penelitian ini. Adapun dalam bab ini berisikan beberapa sub bab,
18
BAB II
Kelompok Abu Sayyaf. Namun, sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu sejarah
dibahas juga dinamika pergerakan Kelompok Abu Sayyaf mulai dari awal
didirikan hingga tahun 2016, dimana kelompok tersebut bukan hanya memberi
ancaman di wilayah Filipina saja, tetapi juga mulai mengancam negara lainnya.
merdeka, wilayah selatan Filipina telah mengalami konflik yang sebagian besar
tersebut tidak terlepas dari beberapa faktor, seperti ekonomi, demografi, hingga
17
Rommel C. Banlaoi, Al-Harakatul Al-Islamiyyah: Essays on the Abu Sayyaf Group, 3rd
Edition (Quezon City: Philippine Institute for Peace, Violence andTerrorism Research, 2012),10-
11.
19
Dilihat dari faktor ekonomi misalnya, kesenjangan ekonomi terjadi antara
wilayah selatan Filipina dengan wilayah lainnya. Pada era penjajahan Spanyol di
wilayah Filipina pada Abad ke-16 M, peperangan terjadi antara Muslim Moro
Moro akibat peperangan yang terjadi selama 300 tahun, hubungan mereka dengan
wilayah Filipina lainnya terganggu akibat sebagian wilayah Filipina lainnya telah
dari kebijakan tersebut adalah demi mengeksploitasi sumber daya alam serta
tangan dengan urusan internal mereka. Namun, Amerika Serikat juga perlahan
18
Peng Hui, “The “Moro Problem” in the Philippines: Three Perspectives’’,Southeast Asia
Research Centre Working Paper Series, No. 132,(2012):1-2.
19
Peng Hui, The “Moro Problem” in the Philippines: Three Perspectives”, 3.
20
menjalankan kebijakan untuk memenuhi tujuan mereka di Filipina Selatan, seperti
mulai memetakan sumber daya alam di wilayah selatan Filipina serta menerapkan
tradisional Moro dibatasi otoritasnya. Selain itu, kebijakan ini juga disusul dengan
perpindahan masyarakat Filipina yang beragama Kristen dan Katolik dari wilayah
utara dan tengah sebagai upaya modernisasi Filipina Selatan. Padahal, kebijakan
ini bertujuan untuk dapat memudahkan eksplotasi sumber daya alam di wilayah
tersebut.21
ekonomi yang merugikan mereka, wilayah tempat mereka tinggal juga dipenuhi
dengan transmigrasi masyarakat Filipina dari wilayah Utara yang beragama non-
muslim. Selain itu, sistem pemerintahan berupa pemisahan agama dengan aspek
20
Peter Gowing, “Muslim-American Relations In The Philippines, 1899-1920,” Asian
Studies Vol. 6, No. 3,(1968):374.
21
Gowing, “Muslim-American Relations In The Philippines, 1899-1920,”,376.
22
Gowing, “Muslim-American Relations In The Philippines, 1899-1920”, 377-378.
21
Setelah Filipina merdeka dari penjajahan dan menjadi negara tahun 1946,
marjinalisasi terhadap Muslim Moro tetap terjadi. Filipina sebagai negara yang
dari seluruh populasi penduduk di Filipina Selatan. Namun pada awal tahun
1960an, jumlah tersebut berubah drastis dengan menjadi 25 persen dari total
populasi di Filipina Selatan. Hal tersebut juga diperparah dengan status pendatang
beragama Katolik pada saat itu yang merupakan masyarakat golongan menengah
miskin di Filipina Selatan. Bahkan, hingga tahun 2015 empat dari lima wilayah
Filipina Selatan.24
Liberation Front (MNLF) lahir di tahun 1971 dan selama beberapa dekade
23
Nathan Gilbert Quimpo, “Options in the Pursuit of Just, Comprehensive, and Stable
Peace in the Southern Philippines”,Asian Survey. Vol. 41, No.2. (Mar-Apr 2001):274.
24
Jodesz Gavilan, ‘’Fast Facts: Poverty in Mindanao’’, Rappler, 28 Mei 2017,
https://www.rappler.com/newsbreak/iq/171135-fast-facts-poverty-mindanao (Diakses 4 April
2018).
22
menjadi kelompok separatis terbesar di Filipina Selatan.25 Seiring berjalannya
waktu, lahir juga kelompok separatis lainnya seperti Moro Islamic Liberation
Front (MILF)26 dan Kelompok Abu Sayyaf, dimana kelompok tersebut juga
MNLF Lahirnya Kelompok ini pada tahun 1991 tidak terlepas dari proses
untuk Bangsamoro dianggap sebagai solusi yang kurang memuaskan bagi Muslim
anak dari tokoh ulama Basilan, Filipina. Abu Razak Janjalani juga merupakan
lulusan Universitas Islam di Arab Saudi tahun 1981. Setelah lulus, ia kembali ke
Filipina untuk berdakwah di tahun 1984. Kemudian, pada awal tahun 1987 dirinya
25
Kim Cragin dan Peter Chalk,Terrorism and Development: Using Social and Economic
Development to Inhibit a Resurgence of Terrorism,(Rand Coorporation:Santa Monica, 2003), 15,
http://www.jstor.org/stable/10.7249/mr1630rc.10 (Diakses 14 Maret 2018).
26
Pada tahun 2014 MILF telah menandatangani perjanjian damai dengan Pemerintah
Filipina, lihat juga ‘’Philippines-Mindanao conflict BRI’’, Thomson Reuters Foundation News, 3
Juni 2014, http://news.trust.org/spotlight/Philippines-Mindanao-conflict/?tab=briefing (Diakses 3
April 2018).
27
Nando Baskara, Gerilyawan-Gerilyawan Militan Islam:Dari Al-Qaeda, Hizbullah, hingga
Hamas, (Penerbit Narasi: Yogyakarta, 2009),5.
23
bersama pejuang jihad asal Moro lainnya mengikuti kamp militer di Afganistan
muslim Moro serta mengajak bergabung anggota MNLF yang kecewa akibat
inti dari kelompok buatan Abu Razak Janjalani hanya sekitar 30 orang. Namun,
lebih dikenal dari kelompok tersebut adalah Abu Sayyaf yang berarti “Bapak
Pedang”.29
Moro sebagai negara Islam yang merdeka dari pemerintahan Filipina. Jika mereka
bawah pemerintah Filipina. Atas dasar itu juga Kelompok Abu Sayyaf juga
Selain itu, Kelompok Abu Sayyaf melihat segala upaya yang mereka
lakukan untuk mendirikan negara Islam adalah jihad di jalan Allah. Mereka juga
24
atas penindasan yang dialami masyarakat Moro selama berabad-abad. Pemahaman
separatis Filipina lainnya, hal yang membedakan terletak pada bentuk aksi teror
negara Asia Tenggara lain. Hal tersebut kemudian membuat Kelompok Abu
Sayyaf dicap sebagai kelompok teroris dan ekstrimis yang patut diwaspadai oleh
Abu Sayyaf sudah masuk dalam daftar kelompok teroris internasional oleh PBB
31
Victor Taylor, “The Ideology of the Abu Sayyaf Group”,The Mackenzie Institute,28
Februari 2017,http://mackenzieinstitute.com/ideology-abu-sayyaf-group/ (Diakses 16 Maret
2018).
32
Allan Nawal dan Frinston Lim, ‘’Duterte: Indonesian, Malaysian troops can enter PH in
pursuit of terrorists’’, Inquirer, 27 Januari 2018,
http://newsinfo.inquirer.net/963986/duterte-indonesian-malaysian-troops-can-enter-ph-in-
pursuit-of-terrorists#ixzz5BovBwfw3 (Diakses 3 April 2018).
33
‘’Abu Sayyaf Group’’, United Nations,
https://www.un.org/sc/suborg/en/sanctions/1267/aq_sanctions_list/summaries/entity/abu-
sayyaf-group (Diakses 3 April 2018).
25
segala upaya demi menghalangi proses negosiasi perdamaian yang berlangsung
antara pemerintah Filipina dengan kelompok separatis lain seperti MILF dan
Sayyaf yang hanya melihat pendirian negara Islam sebagai satu-satunya jalan
diperlukan.
melakukan aksi teror. Pada periode 1991-1998, Kelompok Abu Sayyaf dipimpin
oleh Abu Razak Janjalani dan melakukan banyak aksi teror pengeboman.
ditandai dengan afiliasi Kelompok Abu Sayyaf dengan Islamic State of Iraq and
Syria (ISIS) serta maraknya penculikan terhadap warga negara yang berada di luar
34
Zachary Abuza, “Balik-Terrorism: The Return of the Abu Sayyaf”,3.
26
terhadap militer Filipina. Keberhasilan mereka dalam serangkaian aksi teror
tersebut tidak terlepas dari perekrutan serta pelatihan militan yang mereka
juga berperan penting dalam keberhasilan aksi teror yang dilakukan Kelompok
Abu Sayyaf. Mereka menjadi penyalur dana yang kemudian digunakan Kelompok
Sayyaf dengan Muhammad Jamal Khalifa yang merupakan saudara Osama Bin
Laden menjadi salah satu faktor terbentuknya hubungan langsung Kelompok Abu
mendapat dukungan finansial dari salah satu aliran dana yang dimiliki
Muhammad Jamal Khalifa. Selain itu, kelompok tersebut juga mendapat pelatihan
perakitan bom dan sumber dana dari anggota inti Al-Qaeda, Ramzi Yousef yang
didirikan adalah pada bulan April tahun 1991, dimana kelompok tersebut
salah satu kapal misionaris Kristen yang berlabuh di Zamboanga, Filipina Selatan.
35
Gina Ligon, et.al.,”The Jihadi Industry: Assessing the Organizational, Leadership, and
Cyber Profiles”,National Consortium for the Study of Terrorism and Responses to Terrorism
Project, U.S Department of Homeland Security(Juli 2017):25.
36
P. Kathleen Hammerberg dan Pamela G. Faber, Abu Sayyaf Group (ASG): An Al-Qaeda
Associate Case Study,Central of Naval Analysis,(Oktober 2017):6,
http://www.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/1041745.pdf(Diakses 14 Maret 2018)
27
Aksi pengeboman tersebut menewaskan dua orang misionaris dan melukai 40
orang lainnya.Peristiwa ini kemudian menjadi awal mula Kelompok Abu Sayyaf
melakukan 67 aksi teror yang menewaskan lebih dari 136 orang dalam rentang
waktu 1991 hingga 1995. Beberapa aksi yang mereka lakukan tersebut
diantaranya adalah38:
3. Pada tahun 1993, terjadi tiga kasus penculikan yang dilakukan oleh
biarawati dan satu pendeta asal Spanyol serta seorang misionaris asal
Amerika Serikat.
37
Adhe Nuansa Wibisono, “Kelompok Abu Sayyaf dan Radikalisme di Filipina Selatan:
Analisis Organisasi Terorisme Asia Tenggara”, Ilmu Ushuludin, Vol.3, No.1, (Januari 2016),
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/ilmu-ushuluddin/article/view/4856/3304( Diakses 14 Maret
2018).
38
Zachary Abuza, “Balik-Terrorism: The Return of the Abu Sayyaf”,(2005):4-5.
28
5. Pada tanggal 4 April 1995, Kelompok Abu Sayyaf melakukan
pada tahun 1998, Kelompok Abu Sayyaf kemudian dipimpin oleh adiknya, yaitu
Terputusnya aliran dana tersebut yang kemudian membuat Kelompok Abu Sayyaf
tersebut juga perlahan membangun koneksi dengan jaringan ekstrimis Islam lain
Sayyaf. Selain Jemaah Islamiyah, Kelompok Abu Sayyaf juga diduga melakukan
39
P. Kathleen Hammerberg dan Pamela G. Faber, “Abu Sayyaf Group (ASG): An Al-Qaeda
Associate Case Study”,6.
40
Zachary Abuza, “Balik-Terrorism: The Return of the Abu Sayyaf”,(2005):11-14.
29
Mulai dari tahun 2003 hingga 2004, terdapat tiga kasus pengeboman yang
terjadi di Filipina. Kelompok Abu Sayyaf mengklaim aksi tersebut sebagai aksi
mereka. Pengeboman yang pertama terjadi pada tanggal 4 Maret 2003 di Bandara
tanggal 4 Februari 2004, dimana aksi tersebut menewaskan 116 orang. Kemudian,
pengeboman ketiga terjadi pada tanggal 14 Februari 2004 di tiga kota, yaitu
Davao, Makati, dan General Santos dengan korban jiwa sebanyak 8 orang.41
Kelompok Abu Sayyaf kembali berfokus pada penculikan dan penyanderaan demi
tersebut terjadi akibat kembali kurangnya aliran dana finansial terhadap kelompok
tersebut.
Setelah kemunculan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) pada tahun
2014, Kelompok Abu Sayyaf terpecah menjadi dua faksi. Faksi Basilan yang
41
“ Abu Sayyaf Group”,Militant Mapping Project,Stanford University,
http://web.stanford.edu/group/mappingmilitants/cgi-bin/groups/view/152#note66(diakses 14
Maret 2018).
42
P. Kathleen Hammerberg dan Pamela G. Faber, Abu Sayyaf Group (ASG): An Al-Qaeda
Associate Case Study,9.
30
dipimpin oleh Isnilon Hapilon menyatakan kesetiaan mereka kepada ISIS.
Sementara itu, Faksi Jolo tetap melakukan penculikan dan penyanderaan.43 Hal
mereka juga harus menghadapi serangkaian aksi teror seiring dengan kemunculan
ISIS di Filipina.
Pada tahun 2016, terjadi beberapa kali kasus penculikan oleh Kelompok Abu
Sayyaf yang korbannya sebagian besar adalah orang Indonesia. Selain itu, ada
pula beberapa kasus yang juga melibatkan warga negara Malaysia sebagai korban
1. Pada tanggal 26 Maret 2016, sepuluh orang WNI yang merupakan awak
2. Pada tanggal 1 April 2016, sebuah kapal tongkang dibajak oleh Kelompok
43
Institute for Policy Analysis of Conflict, “Pro-ISIS Groups in Mindanao and Their Links to
Indonesia and Malaysia”, IPAC Report No.23, 25 Oktober 2016,
http://file.understandingconflict.org/file/2016/10/IPAC_Report_33.pdf (diakses 20 Maret 2018).
44
Ray Sanchez,”10 Indonesian sailors kidnapped in the Philippines”, CNN, 29 Maret 2016,
https://edition.cnn.com/2016/03/29/asia/philippines-indonesia-sailors-hostage/ , Diakses 23
Maret 2018).
45
“Philippine Militants Seem to be Using New Kidnap Ploy in Sabah - Grabbing Hostages
Off Vessels,” Strait Times, 3 April 2016,
31
3. Pada tanggal 15 April 2016, dua kapal tongkang asal Indonesia, kapal
Henry dan kapal Christi dibajak oleh Kelompok Abu Sayyaf. Sebanyak
4. Pada tanggal 21 Juni 2016, sebanyak tujuh pelaut asal Indonesia disandera
5. Pada tanggal 9 Juli 2016, tiga nelayan asal Indonesia diculik oleh
dengan keamanan perairan tempat Kelompok Abu Sayyaf beroperasi, yaitu Laut
terus dilakukan Kelompok Abu Sayyaf agar terus mendapatkan uang tebusan.Atas
http://www.straitstimes.com/asia/se-asia/philippine-militants-seem-to-be-using-new-kidnap-
ploy-in-sabah-grabbing-hostages-off(Diakses 23 Maret 2018).
46
‘’Pirates take 4 indonesian Hostage After Shoot Out with Police in South China
Sea’’,Strait Times, 16 April 2016,http://www.straitstimes.com/asia/se-asia/pirates-take-4-
indonesians-hostage-after-shoot-out-with-police-in-south-china-sea(Diakses 23 Maret 2018).
47
“Tujuh ABK Indonesia Disandera Anggota Abu Sayyaf,”BBC, 24 Juni 2016,
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/06/160623_indonesia_tujuh_abk_disand
era(Diakses 23 Maret 2018).
48
Reuters, “Three Indonesians Abducted in Sabah waters Freed by Militant Abu Sayyaf
Group”,New Straits Times, 18 September
2016,https://www.nst.com.my/news/2016/09/174118/three-indonesians-abducted-sabah-
waters-freed-militant-abu-sayyaf-group(diakses 23 Maret 2018).
32
juga merasa perlu adanya kerjasama keamanan maritim dengan Filipina untuk
warga negara lain. Penculikan Abu Sayyaf yang terus terjadi menyebabkan
dibiarkan, bukan tidak mungkin Kelompok Abu Sayyaf tersebut akan berkembang
Filipina dan Indonesia tidak tinggal diam. Kedua negara tersebut aktif membahas
rencana kerjasama keamanan maritim di wilayah Laut Sulu. Pada 5 Mei 2016,
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi bertemu dengan Menteri Luar
sandera Kelompok Abu Sayyaf. Selain itu, mereka juga membahas rencana
diadakannya patroli keamanan laut di wilayah Laut Sulu. Selain Indonesia dan
49
Santi Dewi,“Mengapa WNI kerap dijadikan sasaran penculikan Abu Sayyaf?”, Rappler,
11 Juli 2016,
https://www.rappler.com/indonesia/139403-wni-jadi-target-penculikan-abu-sayyaf (diakses 23
Maret 2018)
50
‘’Reuters, Indonesia PH Pledge to Enforce Maritime Security’’, ABS-CBN News,
http://news.abs-cbn.com/nation/05/05/16/indonesia-ph-pledge-to-enforce-maritime-security
(Diakses 23 Maret 2018).
33
kejahatan transnasional yang berbahaya. Maka dari itu, kerjasama antarnegara
34
BAB III
Sayyaf pada tahun 2016, Indonesia dan Filipina saling terlibat dalam menghadapi
35
Filipina dengan kelompok ekstrimis Moro Islamic Liberation Front(MILF).51
Merdeka(GAM).52
dengan MNLF. Dipilihnya Indonesia menjadi mediator konflik tidak terlepas dari
terpilihnya Indonesia menjadi Ketua Komite Enam OKI pada Konferensi Tingkat
Menteri ke-21 OKI yang dilaksanakan di Karachi, Pakistan, pada bulan April
Penjajakan Kedua antara Pemerintah Filipina dan MNLF pada tanggal 14 April
sampai dengan 17 April 1993 di Istana Kepresidenan Cipanas, Jawa Barat. Enam
November 1993.54
51
Margareth Sembiring, ‘’The Mindanao Peace Process: Can Indonesia Advance it’’, RSIS
Commentaries No.20/2013, 28 Oktober 2013,
https://www.files.ethz.ch/isn/172340/RSIS2002013.pdf (Diakses 2 April 2018).
52
Pieter Feith, ‘’The Aceh Peace Process: Nothing Less than Success’’, United State
Institute of Peace Special Report 184, (Maret 2007),
https://www.files.ethz.ch/isn/39902/2007_march_sr184.pdf (Diakses 3 April 2018).
53
‘’Indonesia Kembali Menjadi Tuan Rumah Perundingan Implementasi Damai
Pemerintah Filipina-MNLF’’, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 27 Juni 2011,
https://www.kemlu.go.id/id/berita/siaran-pers/Pages/Indonesia-kembali-menjadi-tuan-rumah-
perundingan-implementasi-damai-Pemerintah-Filipina---MNLF.aspx (Diakses 2 April 2018).
54
Jamil Maidan Flores, The Art of Mediation: Indonesia’s Role in the Quest for Peace in
Southern Philippines, (Jakarta: Direktorat Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri
Indonesia, Desember 2016),57-63,
https://www.kemlu.go.id/Buku/The%20Art%20of%20Mediation.pdf (Diakses 2 April 2018).
36
Kemudian, berkat mediasi yang dilakukan Indonesia tersebut, pada
Berhasil tercapainya kesepakatan damai tersebut tidak terlepas dari peran aktif
Sekjen OKI Hamid Algabid serta Indonesia yang merupakan anggota OKI.
untuk mengawasi status gencatan senjata antara MILF dengan Pemerintah Filipina
mulai dari tahun 2012. MILF sendiri merupakan salah satu kelompok separatis di
55
A.Khardiyat Wiharyanto, ‘’Perkembangan Masalah Moro 1975-1994’’, Seri
Pengetahuan dan Pengajaran Sejarah Vol. 28, No.1, (April 2014),
https://repository.usd.ac.id/3767/1/1152_HV+Pak+AK+April+14.pdf (Diakses 2 April 2018).
56
Margareth Sembiring, ‘’The Mindanao Peace Process: Can Indonesia Advance it’’, RSIS
Commentaries No.20/2013, 28 Oktober 2013.
57
Carmen A. Abubakar, ‘’MNLF Hijrah: 1974-1996’’, Asian and Pacific Migration
Journal,Vol. 8, No. 1-2, (1999):219,
http://www.smc.org.ph/administrator/uploads/apmj_pdf/APMJ1999N1-2ART10.pdf (Diakses 2
April 2018).
37
Filipina pada tahun 2014. Keberadaan IMT berperan penting dalam menjaga
Mulai dari tahun 2012 hingga tahun 2016, Indonesia terus rutin mengirim
yang ada di Mindanao, Filipina Selatan. Tercatat, dari tahun 2012 hingga Juni
terutama agar menjaga tidak terjadi lagi konflik setelah kesepakatan damai
Filipina menjadi salah satu dari lima negara ASEAN yang bersama dengan Uni
Understanding (MoU) yang disepakati oleh Pemerintah Indonesia dan GAM pada
58
‘’MILF New Batch of Indonesian Truce Observers to arrive in Mindanao Late June’’,
GMA Network, 15 Juni 2013, http://www.gmanetwork.com/news/news/nation/313097/milf-
new-batch-of-indonesian-truce-observers-to-arrive-in-mindanao-late-june/story/(Diakses 3 April
2018).
59
‘’Songsong Babak Baru Proses Perdamaian, Indonesia Kembali Kirimkan Observer ke
Filipina Selatan’’, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 1 Juli 2016
https://www.kemlu.go.id/id/berita/Pages/Lepas-Sambut-Tim-TPI-IMT-2016.aspx (Diakses 3 April
2018).
38
tahun.60 AMM sendiri diresmikan mulai dari tanggal 15 September 2005 dan
16 Desember 2006.61
ekstrimis di negara lain yang berada di Asia Tenggara , diantaranya adalah dengan
60
Pieter Feith, ‘’The Aceh Peace Process: Nothing Less than Success’’, United State
Institute of Peace Special Report 184, (Maret 2007):1-2,
https://www.files.ethz.ch/isn/39902/2007_march_sr184.pdf (Diakses 3 April 2018).
61
‘’EU Monitoring Mission in Aceh(Indonesia)’’, EU Council Secretariat, 15 Desember
2006, http://www.eeas.europa.eu/archives/docs/csdp/missions-and-operations/aceh-
amm/pdf/15122006_factsheet_aceh-amm_en.pdf (Diakses 3 April 2018).
62
Muhammad Subhan, ‘’Pergeseran Orientasi Gerakan Terorisme Islam di Indonesia
(Studi Terorisme Tahun 2010-2015)’’, Journal of International Relations, Volume 2, Nomor
4(2016):59-60, https://media.neliti.com/media/publications/90261-ID-none.pdf (Diakses 22 April
2018).
39
Lokasi Filipina yang strategis untuk jalur pergerakan mereka menjadi alasan
direspon dengan upaya pemberantasan terorisme baik oleh Indonesia dan Filipina.
Salah satu upaya tersebut diantaranya terjadi pada 15 Januari 2002, dimana
63
Denny Armandhanu, ‘’Jejak Hubungan Abu Sayyaf-Jemaah Islamiyah’’, CNN, 17
Oktober 2014, https://www.cnnindonesia.com/internasional/20141017153800-106-6737/jejak-
hubungan-abu-sayyaf-jemaah-islamiyah (Diakses 22 April 2018).
64
William M.Wise, Indonesia’s War on Terror, United States-Indonesia Society(2005):29-
30, http://usindo.org/wp-content/uploads/2010/08/WarOnTerror.pdf (Diakses 22 April 2018).
40
Melalui upaya tersebut, sebanyak 200 anggota Jemaah islamiyah berhasil
isu penting yang dihadapi kedua negara, salah satunya adalah isu keamanan.
terorisme dan penyanderaan terhadap warga sipil.66 Kedua belah pihak juga
dan Filipina akan kejahatan transnasional timbul karena beberapa sebab. Wilayah
65
Neal Imperial, Securitisation and the Challenge of ASEAN Counter-terrorism
Cooperation, The University of Hong Kong, 2005,
http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.461.1956&rep=rep1&type=pdf
(Diakses 22 April 2018).
66
Indonesia dan Filipina Capai Kesepakatan Kerjasama Empat Agenda, Merdeka, 22 Juni
2005, https://www.merdeka.com/politik/indonesia-filipina-capai-kesepakatan-kerjasama-empat-
agenda-ziyhagz.html (Diakses 22 April 2018).
67
Pada tahun 1975, Indonesia menyepakati kerjasama pengamanan perbatasan,
khususnya dalam menghadapi kejahatan transnasional seperti illegal fishing, penyeludupan
senjata, dan bentuk kejahatan lainnya, lihat juga Senia Febrica,’’Securing the Sulu-Sulawesi Seas
From Maritime Terrorism: a Troublesome Cooperation’’, Perspectives on Terrorism Vol.9, Issue
3(Juni 2014), http://www.terrorismanalysts.com/pt/index.php/pot/article/viewFile/347/690
(Diakses 22 April 2018).
41
pergerakan kelompok teroris seperti Jemaah Islamiyah baik dari wilayah
Indonesia ke Filipina maupun sebaliknya.68 Selain itu, pada 31 Maret 2005 juga
terjadi penculikan terhadap tiga WNI oleh kelompok yang menamakan diri
Penculikan yang terjadi tersebut juga menjadi bahasan utama dalam pertemuan
kedua negara pada 20 Juni hingga 22 Juni 2005 tersebut, termasuk upaya
dibuktikan dengan bantuan yang diberikan satu sama lain, baik dalam hadir
dan Filipina merupakan negara yang saling mendukung satu sama lain jika
kelompok terorisme.
68
‘’Kidnapped Hostage Freed in Philippines’’, VOA News, 2 November 2009,
https://www.voanews.com/a/a-13-2009-04-03-voa18-68814757/413102.html (Diakses
22 April 2018).
69
Aqwam Fiazmi Hanifan, Jejak Statistik Kelompok Penculik, Tirto, 28 Juni 2016,
https://tirto.id/jejak-statistik-kelompok-penculik-bocj (Diakses 22 April 2018).
70
’SBY Temui Arroyo Bahas Kerjasama Bilateral’’,Merdeka, 20 Juni 2005,
https://www.merdeka.com/politik/sby-temui-arroyo-bahas-kerjasama-bilateral-bh4de1k.html
(Diakses 22 April 2018).
42
3.2.Kerjasama Indonesia dan Filipina dalam Menghadapi Kelompok Abu
Sayyaf
terjadi jauh sebelum tahun 2016. Salah satu kasus tersebut diantaranya terjadi
pada tahun 2002, dimana kapal Lebroy 179 yang berlayar dari Indonesia ke Cebu,
Filipina dibajak dan sebanyak 4 ABK diculik. Kemudian, pada tahun 2004 terjadi
lagi penculikan terhadap 9 WNI yang merupakan ABK kapal Christian.71 Namun,
tidak ada pemberitaan lebih lanjut mengenai pembebasan dua kasus penculikan
tersebut.72
Pada 13 April 2004, Kelompok Abu Sayyaf kemudian juga menculik tiga
ABK Kapal East Ocean 2, yaitu dua orang warga negara Malaysia yang bernama
Toh Chiu Tiong dan Wong Siu Ung serta satu orang WNI bernama J.E Walters.
Filipina mengumumkan bahwa tiga sandera tersebut ditemukan tewas. Selain itu,
71
Poltak Partogi Nainggolan, ‘’Pembajakan dan Penculikan WNI Oleh Kelompok Abu
Sayyaf’’, Majalah Info Singkat Hubungan Internasional Vol. VIII, No. 19/I/P3DI (Oktober 2016):5,
http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-VIII-19-I-P3DI-Oktober-2016-
1.pdf (Diakses 22 April 2018).
72
‘’Sejarah Sandera WNI di Filipina Selatan’’, Kompas, 4 Juli 2016,
https://nasional.kompas.com/read/2016/07/04/05200061/Sejarah.Sandera.WNI.di.Filipina.Selat
an (Diakses 22 April 2018).
43
Komandan Militer Filipina juga menyebutkan bahwa kematian tiga sandera
tersebut disebabkan oleh penyakit atau dibunuh oleh kelompok yang menculik
dilakukan oleh Kelompok Abu Sayyaf, yaitu terhadap tiga orang ABK Kapal
penculikan tersebut dilakukan oleh kelompok Islam lain yang menamakan diri
Berkaca dari tewasnya J.E Walters yang disandera Kelompok Abu Sayyaf.
Indonesia dan Filipina kemudian lebih serius menangani kasus penculikan ABK
berbagai institusi dari Indonesia seperti TNI, Badan Intelijen Negara(BIN), Polri,
kemudian berhasil membebaskan dua sandera pada 12 Juni 2005 setelah kontak
73
‘’Incident Summary’’, Global Terrorism Database, 2004,
http://www.start.umd.edu/gtd/search/IncidentSummary.aspx?gtdid=200404130001 (Diakses 19
April 2018).
74
Muguntan Vanar dan Ruben Sario, Trio Spotted in Tawi-Tawi, The Star,
https://www.thestar.com.my/news/nation/2005/04/01/trio-spotted-in-tawi-tawi/ (Diakses 22
April 2018).
75
‘’Keluarga Pelaut yang Disandera Datangi Kedubes Filipina’’, Detik, 4 Mei 2005,
https://news.detik.com/berita/355445/keluarga-pelaut-yang-disandera-datangi-kedubes-filipina-
(Diakses 22 April 2018).
76
Aqwam Fiazmi Hanifan, Jejak Statistik Kelompok Penculik, Tirto, 28 Juni 2016,
https://tirto.id/jejak-statistik-kelompok-penculik-bocj (Diakses 22 April 2018).
44
senjata terjadi dengan kelompok yang menyandera WNI tersebut. Beberapa bulan
berselang, pihak Indonesia dan Filipina akhirnya berhasil melepaskan satu sandera
Sayyaf kembali terjadi tepatnya pada tahun 2016. Setelah kasus penculikan WNI
pertama oleh Kelompok Abu Sayyaf terjadi di awal tahun 2016, Pemerintah
waktu kasus penculikan terhadap WNI terus terulang di tahun tersebut. Hal
Brahma 12 dan Adnand 12 yang diculik oleh Kelompok Abu Sayyaf. Selain
keterlibatan TNI, KBRI di Manila serta Pemerintah Filipina, terdapat pihak lain
77
Heyder Affan, Kisah pembebasan WNI yang disandera Abu Sayyaf pada 2005, BBC, 11
April 2016,
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/04/160410_indonesia_kisah_pembebasa
n_sandera2005 (Diakses 22 April 2018).
78
Poltak Partogi Nainggolan, ‘’Pembajakan dan Penculikan WNI Oleh Kelompok Abu
Sayyaf’’, Majalah Info Singkat Hubungan Internasional Vol. VIII, No. 19/I/P3DI(Oktober 2016):6
45
Salah satu pihak lain yang terlibat dalam negosiasi tersebut adalah seorang
komandan yang berasal dari MNLF, yaitu salah satu kelompok separatis yang
telah berdamai dengan Pemerintah Filipina. Selain itu, Gubernur Sulu Abdusakur
Tan II juga terlibat dalam proses negosiasi karena mengenal salah satu anggota
Selain MNLF, pihak lain yang juga terlibat dalam Tim Kemanusiaan
Surya Paloh. Tim tersebut terdiri dari Yayasan Sukma yang dipimpin oleh Ahmad
Baidowi, Media Group yang dipimpin oleh Rizal Panggabean, serta beberapa
anggota Partai Nasional Demokrat (Nasdem) seperti Ketua Fraksi Partai Nasdem
Kelompok Abu Sayyaf. Yayasan tersebut terlibat dalam dialog dengan sejumlah
lembaga maupun tokoh masyarakat yang ada di Filipina, dimana mereka memiliki
koneksi dengan pihak penculik yaitu Kelompok Abu Sayyaf. Kontribusi tim
tersebut juga menjadi salah satu faktor keberhasilan pelepasan sandera tersebut,
dimana Yayasan Sukma juga sebelumnya juga pernah terlibat kerjasama dengan
79
‘’No Ransom Paid for Release of 10 Indonesians Negotiator Claims’’, The Jakarta Post,
2 Mei 2016, http://www.thejakartapost.com/news/2016/05/02/no-ransom-paid-for-release-of-
10-indonesians-negotiator-claims.html(Diakses 4 April 2018).
80
Esthi Maharani, Ada Tim Surya Paloh di Pembebasan Sandera Abu Sayyaf, Republika, 2
Mei 2016, http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/05/02/o6j0au335-ada-tim-
surya-paloh-di-pembebasan-sandera-abu-sayyaf (Diakses 22 April 2018).
46
Terkait keberhasilan pelepasan sandera tersebut, Pemerintah Indonesia
membantah bila mereka memberikan uang tebusan kepada Kelompok Abu Sayyaf
menyiapkan tebusan yang diminta kelompok tersebut, yaitu sebesar US$ 1 Juta.82
sebelumnya, jika sandera dilepas oleh Kelompok Abu Sayyaf, berarti uang
kapal Henry dan kapal Christi yang diculik dan disandera Kelompok Abu Sayyaf.
Sebelumnya, kapal tersebut dibajak saat berada di lepas pantai Malaysia pada 15
April 2016. Kondisi empat pelaut tersebut baik-baik saja saat dibebaskan
penculiknya dan diantar ke rumah Gubernur Sulu, Abdusakur Tan II. Seperti
petinggi MNLF, yaitu Nur Misuari dan Samsula Adju. Sejumlah uang tebusan
dikabarkan telah diberikan kepada Kelompok Abu Sayyaf yaitu sebanyak 50 juta
peso, meskipun hal tersebut dibantah oleh Pemerintah Indonesia. Selain MNLF,
81
‘’Pembebasan 10 Sandera WNI di Filipina: Diplomasi Tanpa Bedil’’, Detik, 2 Mei 2016,
https://news.detik.com/berita/3201168/pembebasan-10-sandera-wni-di-filipina-diplomasi-
tanpa-bedil?991101mainnews= (Diakses 4 April 2018).
82
‘’Company of 10 Indonesian Crew Kidnapped by Abu Sayyaf Agrees to Pay 1,46 Million
Ransom’’, Strait Times, 1 Mei 2016
http://www.straitstimes.com/asia/se-asia/company-of-10-indonesian-crew-kidnapped-
by-abu-sayyaf-agrees-to-pay-146-million-ransom (Diakses 4 April 2018).
83
’Abu Sayyaf frees 10 Indonesian Hostages’’, Sun Star, 1 Mei 2016,
http://www.sunstar.com.ph/zamboanga/local-news/2016/05/02/abu-sayyaf-frees-10-
indonesian-hostages-471060(Diakses 8 April 2018).
47
Gubernur Sulu Abdusakur Tan II juga kembali berjasa dalam negosiasi pelepasan
sandera tersebut. 84
Adapun pihak lain dari Indonesia yang terlibat adalah Mayor Jenderal
Filipina Selatan tahun 1995. Selain itu, Meskipun melibatkan TNI, tetapi sebagian
ABK TB Charles yang berada di Selat Sulu di culik pada tanggal 21 Juni 2016.
Dua sandera kemudian berhasil kabur dari penyekapan Kelompok Abu Sayyaf
Indonesia dan Filipina, lima sandera lainnya berhasil dibebaskan dalam dua waktu
tiga sandera tersebut tidak terlepas dari kerjasama yang dilakukan Pemerintah
Filipina dan MNLF, dimana mereka melakukan operasi militer demi menekan
84
‘’4 WNI korban penculikan Abu Sayyaf akhirnya juga dibebaskan’’, The Rappler, 11 Mei
2018, https://www.rappler.com/indonesia/132720-4-wni-dibebaskan-kelompok-abu-sayyaf-
filipina (Diakses 8 April 2018).
85
Christie Stefanie, Menhan Sebut Kivlan Zein Berperan Bebaskan Empat WNI, CNN
Indonesia, 13 Mei 2016, https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160513145254-20-
130512/menhan-sebut-kivlan-zein-berperan-bebaskan-empat-wni (Diakses 23 April 2018).
86
‘’Lagi, WNI Sandera Abu Sayyaf Berhasil Melarikan Diri‘’, BBC, 18 Agustus 2016,
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/08/160818_indonesia_sandera_kedua_k
abur(Diakses 8 April 2018).
87
‘’3 Indonesian Hostages Released in Southern Philippines’’, Fox News, 2 Oktober 2016,
http://www.foxnews.com/world/2016/10/02/3-indonesian-hostages-released-in-southern-
philippines.html(Diakses 8 April 2018).
48
Kelompok Abu Sayyaf.88 Sementara itu, dua sandera lainnya baru berhasil
dibebaskan dua bulan setelahnya, yaitu pada 12 Desember 2016 juga berkat
waktu waktu enam bulan, Pemerintah Indonesia dan Filipina juga berhasil
membebaskan tiga pelaut asal Indonesia yang diculik di perairan Sabah pada 9
Juli 2016. Tiga pelaut tersebut dibebaskan dalam hari yang sama setelah sandera
September 2018. Selain pemerintah, proses pelepasan sandera asal Indonesia dan
Upaya pembebasan tiga sandera WNI dan satu warga negara Norwegia
tersebut dilakukan Pemerintah Filipina dengan cara operasi militer serta proses
melalui uang tebusan, dimana hal tersebut dikonfirmasi oleh Presiden Filipina
88
Philippines: Abu Sayyaf Militants Free 3 More Captives in Sulu, Asian Correspondent, 3
Oktober 2016,
, https://asiancorrespondent.com/2016/10/philippines-abu-sayyaf-militants-free-3-captives-
sulu/#RDkC0jcHEwIMbmBw.97 (Diakses 23 April 2018).
89
Roel Pareno, 2 Freed Indonesian Captives of Abu Sayyaf to Return Home, Philstar, 13
Desember 2016, https://www.philstar.com/nation/2016/12/13/1653094/2-freed-indonesian-
captives-abu-sayyaf-return-home (Diakses 23 April 2018).
90
‘’Three Indonesians Abducted in Sabah Waters Freed by Militant Abu Sayyaf Group’’,
New Strait Times, 18 September 2016,https://www.nst.com.my/news/2016/09/174118/three-
indonesians-abducted-sabah-waters-freed-militant-abu-sayyaf-group (Diakses 8 April 2018).
91
Hanna Azarya Samosir, Pengamat: Norwegia Diam-Diam Bayar Tebusan ke Abu Sayyaf,
CNN Indonesia, 20 September 2016,
49
3.2.2. Kerjasama Keamanan Trilateral di Laut Sulu
bersama, yaitu Filipina dan Malaysia. Sebagai upaya mewujudkan hal tersebut,
pertemuan trilateral diadakan oleh ketiga negara tersebut pada 5 Mei 2016 di
Indonesia Retno Marsudi dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo serta dihadiri oleh
Menlu Anifah dan Jenderal Zulkifli sebagai perwakilan dari Malaysia,serta Menlu
utama sebagai respon terhadap banyaknya kasus penculikan oleh Kelompok Abu
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20160920160542-106-159721/pengamat-
norwegia-diam-diam-bayar-tebusan-ke-abu-sayyaf (Diakses 23 April 2018).
92
‘’Pertemuan Trilateral Tiga Negara Bahas Tantangan Bersama di Perairan’’,
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 5 Mei 2016,
https://www.kemlu.go.id/id/berita/Pages/Pertemuan-Trilateral-Tiga-Negara-Bahas-Tantangan-
Bersama-di-Perairan.aspx (Diakses 9 April 2018).
93
Untuk melihat lebih lanjut rincian isi kesepekatan bersama tiga negara, lihat ‘’Joint
Declaration of Foreign Ministers and Chiefs of Defence Forces of Indonesia-Malaysia-Philippines’’,
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 5 Mei
2016,https://www.kemlu.go.id/id/berita/Pages/Joint-Declaration-Foreign-Ministers-and-Chiefs-
of-Defence-Forces-of-Indonesia-Malaysia-Philippines.aspx (Diakses 9 April 2018).
50
3. Meningkatkan kerjasama berupa pertukaran informasi dan intelijen
masing-masing negara.
dengan pihak Filipina untuk membahas pelepasan sandera Kelompok Abu Sayyaf
dan kerjasama keamanan di Laut Sulut. Pada 1 Juli 2016, Menlu Retno bertemu
dengan Menlu Filipina dari kabinet baru yang dilantik sehari sebelumnya, Rivas
mencegah aksi penculikan lainnya. Hal tersebut sangat diperlukan karena wilayah
perairan Sulu merupakan jalur lalu lintas perdagangan khususnya antara Indonesia
dan Filipina.Selain itu juga, Indonesia dan Filipina juga sepakat bahwa perlu
ditetapkannya Sea Lane Corridor, yaitu jalur pelayaran yang aman dan terus
94
‘’Menlu RI Bahas Pembebasan Sandera dengan Menlu Filipina di Manila’’, Kementerian
Luar Negeri Republik Indonesia, 1 Juli 2016, https://www.kemlu.go.id/id/berita/Pages/Menlu-RI-
Bahas-Pembebasan-Sandera-dengan-Menlu-Filipina-di-Manila.aspx(Diakses 9 April 2018).
51
dijaga keamanannya sehingga mengurangi ancaman perampokan ataupun
dilaksanakan pada 14 Juli 2016 dan isinya menambahkan empat poin yang sudah
disepakati pada 15 Mei 2016 menjadi enam poin. Dua poin tambahan tersebut
adalah adanya klausul latihan bersama dari tiga negara serta pemasangan
95
Marcheilla Ariesta Putri Hanggoro, “Ini Jalur Bebas Perompak Pengiriman Batubara
Indonesia-Filipina”,Merdeka, 4 Juli2016, https://www.merdeka.com/dunia/ini-jalur-bebas-
perompak-pengiriman-batu-bara-indonesia-filipina.html (Diakes 9 April 2018).
96
‘’Amankan Perairan Sulu, Menlu: RI, Malaysia, dan Filipina Sepakati Latihan Bersama’’,
Seketariat Kabinet Republik Indonesia, 3 Agustus 2016, http://setkab.go.id/amankan-perairan-
sulu-menlu-ri-malaysia-dan-filipina-sepkaati-latihan-bersama/ (Diakses 11 April 2018).
52
jaringan komunikasi gabungan.97Tiga negara juga sepakat bahwa implementasi
utama dalam pertemuan kedua Presiden tersebut diantaranya adalah terkait dengan
97
‘’Defense Ministers Affirm Trilateral Cooperative Arrangement’’, Department of
National Defense Republic of Philippines, 3 August 2016,
http://www.dnd.gov.ph/PDF%202016/Press%20-%20Trilateral%20Meeting%20Statement.pdf
(Diakses 11 April 2018).
98
‘’Jakarta, KL and Manila to Start Joint Patrols in Sulu Sea’’, Strait Times, 5 Agustus 2016,
http://www.straitstimes.com/asia/se-asia/jakarta-kl-and-manila-to-start-joint-patrols-in-sulu-sea
(Diakses 11 April 2018).
99
‘’Presiden Jokowi Capai Sejumlah Kesepakatan dengan Presiden Rodrigo Duterte’’,
Presidenri.go.id,
http://presidenri.go.id/berita-aktual/presiden-jokowi-capai-sejumlah-kesepakatan-dengan-
presiden-rodrigo-duterte.html (Diakses 11 April 2018).
100
Untuk melihat lebih lanjut rincian deklarasi bersama Indonesia dan Filipina, lihat “Join
Declaration by President of the Republic of Indonesia and President of the Republic of Philippines
on Cooperation “, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia,
http://treaty.kemlu.go.id/apisearch/pdf?filename=PHL-2016-0085.pdf (Diakses 11 April 2018).
53
Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa tertundanya kesepakatan tersebut tidak
mulai diadakan pada 2017. Patroli keamanan trilateral tersebut diresmikan pada
19 Juni 2017 oleh ketiga negara. Peresmian tersebut dihadiri oleh tiga Menteri
penculikan warga sipil dan terorisme khususnya di Perairan Sulu. Setelah ketiga
kedepannya negara ASEAN lain juga dapat dilibatkan serta dapat menambah
Abu Sayyaf terhadap pelaut WNI telah mendorong Indonesia dan Filipina
kerjasama yang mereka lakukan menghadapi Kelompok Abu Sayyaf tahun 2016.
101
Upaya Indonesia, Malaysia, dan Filipina Hadapi Penculik WNI, Tempo, 13 Desember
2016, https://nasional.tempo.co/read/827631/upaya-indonesia-malaysia-dan-filipina-hadapi-
penculik-wni (Diakses 23 April 2018).
102
Perangi ISIS, Tiga Negara Sepakati Bentuk Trilateral Maritime Patrol Indomalphi,
Times Indonesia, 19 Juni 2017,
https://m.timesindonesia.co.id/read/150559/20170619/200515/perangi-isis-tiga-negara-
sepakat-bentuk-trilateral-maritime-patrol-indomalphi/ (Diakses 23 April 2018).
54
BAB IV
Sayyaf, khususnya pada tahun 2016. Setelah pada bab sebelumnya menjelaskan
kerjasama menghadapi kelompok Abu Sayyaf. Analisis dalam penelitian ini akan
vital issues, major issues, dan peripheral issues.103 Kasus ancaman keamanan
yang ditimbulkan oleh Kelompok Abu Sayyaf pada tahun 2016 tergolong pada
103
Donald E. Neuchterlein, ‘’National Interest and Foreign Policy: A Conceptual
Framework for Analysis and Decision Making’’,British Journal of International Studies Vol. 2, No. 3
(Oktober 1976), 249-250.
55
vital issues. Vital issues sendiri adalah kondisi dimana dampak serius akan timbul
apabila suatu negara tidak bertindak serius terhadap ancaman yang muncul.
Kemudian, vital issues juga melihat peluang meminta bantuan dengan negara lain
untuk menghadapi ancaman tersebut, karena dampak dari ancaman tersebut bukan
tahun 2016 tergolong dalam vital issues karena bukan hanya mengancam
keselamatan warga negara saja, tetapi juga menimbulkan persoalan lain dalam
bidang keamanan dan ekonomi, terlebih lagi ancaman penculikan oleh kelompok
ekstrimis seperti Kelompok Abu Sayyaf sifatnya tidak dapat diprediksi dan dapat
lain untuk memecahkan masalah yang ada. Lebih lanjut lagi, kerjasama yang
104
Neuchterlein, “National Interest and Foreign Policy: A Conceptual Framework for
Analysis and Decision Making”,249.
56
memanfaatkan kesamaan kepentingan yang ada.105 Persamaan kepentingan inilah
bukan hanya terkait keamanan negara dari ancaman saja, tetapi juga ekonomi.
Selain itu, kerjasama yang terbangun dengan baik memiliki peluang untuk
suatu negara terbagi menjadi empat dimensi kebutuhan dasar. Kebutuhan tersebut
diantaranya adalah defense interest, economic interest, world order interest, serta
dapat masuk kedalam vital issues, khususnya jika terdapat waktu yang cukup
seperti dengan cara mencari bantuan negara lain, bernegosiasi dengan pihak yang
105
K.J Holsti, Politik Internasional, Kerangka Untuk Analisis , Jilid II, Terjemahan M. Tahrir
Azhari, (Jakarta: Erlangga, 1988), 652-653.
106
Neuchterlein, “National Interest and Foreign Policy: A Conceptual Framework for
Analysis and Decision Making”, 248
57
berseteru, ataupun dengan memberi peringatan kepada pihak yang mengancam
negara tersebut.107 Khusus pada kasus penculikan oleh Kelompok Abu Sayyaf,
agar tidak terjadi ancaman Kelompok Abu Sayyaf kedepannya membuat negara-
Kasus penculikan WNI oleh Kelompok Abu Sayyaf yang terjadi pada
tahun 2016 membuat defense interest dari Indonesia maupun Filipina sama-sama
perlindungan negara dan warga negaranya dari berbagai bentuk ancaman, seperti
penculikan oleh Kelompok Abu Sayyaf menjadi masalah serius yang dihadapi
berbagai negara, termasuk Indonesia. Setiap sandera yang diculik harus ditebus
dengan sejumlah uang atau nyawa mereka dapat terancam. Untuk menyelamatkan
sandera tersebut, diperlukan upaya yang matang serta langkah strategis oleh pihak
terkait.
107
Neuchterlein, “National Interest and Foreign Policy: A Conceptual Framework for
Analysis and Decision Making”, 249
108
Neuchterlein, “National Interest and Foreign Policy: A Conceptual Framework for
Analysis and Decision Making”,248.
58
Sebagai kelompok ekstrimis, Kelompok Abu Sayyaf sendiri terkenal tidak
dibunuh setelah tuntutan tebusan tidak diberikan oleh negara asal sandera
awak kapal East Ocean 2 di Pulau Taganak, Filipina oleh Kelompok Abu Sayyaf .
uang tebusan yang dituntut oleh Kelompok Abu Sayyaf, yaitu sebesar sepuluh juta
peso. Akibat tuntutan tebusan tersebut tidak dipenuhi, akhirnya tiga sandera orang
tidak dipenuhi terjadi pada dua WNA asal Kanada, yaitu John Ridsdel dan Robert
Hall pada tahun 2016.110Pada saat itu, waktu dua WNA Kanada tidak jauh
berbeda dengan serangkaian penculikan terhadap WNI oleh kelompok yang sama.
pemerintah Indonesia dan Filipina berkoordinasi satu sama lain demi melakukan
utama.
109
’Incident Summary’’, Global Terrorism Database, 2004,
http://www.start.umd.edu/gtd/search/IncidentSummary.aspx?gtdid=200404130001 (Diakses 15
Mei 2018).
110
‘’Trudeau Wants Justice for Canadians Beheaded by Abu Sayyaf’’, Rappler, 14
November 2017, https://www.rappler.com/nation/188424-trudeau-abu-sayyaf-kidnapping-
justice-canadian-hostages (Diakses 15 Mei 2018).
59
hal, diantaranya adalah mengutamakan keselamatan sandera dalam proses
utama.111 Kedua negara juga sepakat untuk melakukan segala tindakan yang
Pada akhir pertemuan tersebut, kesepakatan kedua negara ditandai dengan “Joint
“ASEAN Convention on Counter Terrorism”. Konvensi yang pada tahun 2007 ini
111
“Duterte bertemu Jokowi, Apa Topik Pembicaraannya?”, DW, 9 September 2018,
https://www.dw.com/id/duterte-bertemu-jokowi-apa-topik-pembicaraan/a-19536007 (Diakses
15 Agustus 2018).
112
“Ini Deal Jokowi dan Duterte”, Detik, 9 September 2018,
https://news.detik.com/berita/d-3295481/ini-deal-duterte-dan-jokowi (Diakses 15 Agustus
2018).
113
Lihat juga Joint Declaration by President of the Republic of Indonesia and President of
the Republic of the Philippines on Cooperation to Ensure Maritime Security in Sulu Sea.
60
merupakan salah satu bentuk kerjasama yang dikembangkan dari konvensi
tersebut.114
khususnya di Laut Sulu pada 2016. Koordinasi negara di wilayah Laut Sulu
sangat penting agar kasus penculikan di wilayah tersebut tidak ada lagi.
di Laut Sulu pada akhir tahun 2016. Meskipun begitu, eksekusi kerjasama tersebut
kerjasama patroli laut tersebut karena memakan waktu agar militer ketiga negara
terkoordinasi dengan baik.Selain itu menurut Ikhwan Ahmadi, Laut Sulu yang
114
Lihat juga ASEAN Convention on Counter Terrorism, 2007,
http://asean.org/storage/2012/05/ACCT.pdf (Diakses 15 Agustus 2018).
61
merompak dan menculik oleh Kelompok Abu Sayyaf berukuran kecil, hal tersebut
trilateral tidak terlepas dari interaksi yang mereka lakukan demi menghadapi
karena kesamaan bentuk ancaman yang dihadapi, yaitu Kelompok Abu Sayyaf di
akhirnya, negara-negara tersebut rutin berinteraksi satu sama lain dan melakukan
dengan Desember 2015 mencapai 2,9 miliar dolar. Sementara, Ekspor Filipina ke
115
Wawancara dengan Letkol Ikhwan Akhmadi, Kasi Misi Perdamaian, Subdit
Multilateral, Ditjen Kerjasama Internasional, Ditjen Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan
RI, pada 22 Mei 2018.
116
Karen A. Mingst, Essentials of International Relations, (New York : W.W. Norton &
Company, 2003), 65.
62
Indonesia hanya mencapai 62 juta dolar. Produk utama yang diimpor Filipina dari
lainnya. 117
yang jumlah impornya cukup besar adalah impor batubara. Indonesia menjadi
sumber utama impor batubara oleh Filipina. Kebutuhan Filipina yang tinggi akan
dari impor batubara mereka berasal dari Indonesia. Hal tersebut membuat Filipina
Filipina.118 Selain karena Indonesia memang menjadi salah satu negara eksportir
batubara terbesar di dunia, letak geografis yang berdekatan juga menjadi faktor
Jika dilihat dari hal tersebut, tentunya kepentingan nasional Filipina dan
117
‘’Filipina Sumbang Surplus Ekonomi Indonesia Terbesar’’,Tempo, 2 Juni 2016,
https://bisnis.tempo.co/read/776155/filipina-sumbang-surplus-ekspor-indonesia-
terbesar(Diakses 15 Mei 2018).
118
Sara Jane Ahmed dan Jose Logarta Jr. , ‘’Carving out Coal in the Philippines: Stranded
Coal Plant Assets and the Energy Transition’’, Institute for Energy Economics and Financial
Analysis, (Oktober 2017):13, http://ieefa.org/wp-content/uploads/2017/10/Carving-out-Coal-in-
the-Philippines_IEEFAICSC_ONLINE_12Oct2017.pdf (Diakses 2 April 2018).
119
True Cost of the Coal in the Philippines, Greenpeace Southeast Asia Vol.1, 4 Mei 2012,
http://www.greenpeace.org/seasia/ph/PageFiles/612171/PH-True-Cost-of-Coal-v1.pdf (Diakses 2
April 2018).
63
Indonesia sendiri sempat menghentikan pengiriman ekspor batubara ke Filipina
pada April 2016 setelah terjadinya penculikan terhadap WNI oleh Kelompok Abu
Abu Sayyaf yang mengancam kepentingan ekonomi kedua negara. Hal tersebut
sejalan dengan salah satu dari empat kepentingan nasional dasar sebuah negara
sebagai energi sangat esensial bagi pembangkit listrik di negara tersebut. Maka
dari itu, sangat penting untuk memastikan keamanan pelayaran di antara kedua
120
‘’Indonesia Demands Security for Ships in Philippines, Coal Exports Affected’’,GMA
Network, 24 Juni 2016,http://www.gmanetwork.com/news/news/nation/571177/indonesia-
demands-security-for-ships-in-philippines-coal-exports-affected/story/(Diakses 30 April 2018).
121
Neuchterlein, National Interest and Foreign Policy: A Conceptual Framework for
Analysis and Decision Making,248.
64
4.2.2. Memaksimalkan Kerjasama BIMP-EAGA
ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA). BIMP EAGA sendiri sudah dibentuk dari
tahun 1994. Kerjasama ini dibentuk oleh empat negara tersebut dengan tujuan
bagian dari kerjasama ini mulai dari Kalimantan, Papua, Barat, Sulawesi, serta
Maluku. Sementara itu, wilayah lain dari kerjasama ini juga meliputi daerah
122
‘’Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-
EAGA)’’, Asian Development Bank,
https://www.adb.org/countries/subregional-programs/bimp-eaga (Diakses 4 April 2018).
123
“Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-
EAGA)’’, Asian Development Bank,https://www.adb.org/countries/subregional-programs/bimp-
eaga (Diakses 4 April 2018).
65
Gambar 4.1.: Peta Wilayah BIMP-EAGA124
negara yang terlibat juga menggunakan secara efektif infrastruktur dan sumber
daya yang ada. Selain itu, cara lain yang dilakukan negara-negara BIMP-EAGA
BIMP-EAGA juga berpacu pada enam pilar strategis agar dapat mewujudkan
target mereka,yaitu125:
melalui udara, laut, dan darat. Selain itu, pilar ini juga mencangkup
124
“Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-
EAGA)’’, Ministry of Foreign Affairs and Trade of Brunei Darussalam,
http://www.mofat.gov.bn/Pages/Brunei-Darussalam---Indonesia---Malaysia---The-----Philippines-
East-ASEAN-Growth-Area---(BIMP-EAGA).aspx (Diakses 4 April 2018).
125
‘’BIMP-EAGA Vision 2025’’, ASEAN Development Bank: 10,
https://www.adb.org/sites/default/files/related/72256/bimp-eaga-vision-2025.pdf (Diakses 4
April 2018).
66
bidang perdagangan dan investasi, serta peningkatan dalam bidang
bidang agribisnis.
lingkungan.
2014. Selain itu, dari seluruh GDP wilayah EAGA, wilayah EAGA di Indonesia
berkontribusi terbanyak diantara negara lainnya yaitu sebanyak 62,4 persen. Posisi
kedua dan ketiga ditempati oleh wilayah EAGA di Malaysia dan Filipina pada
angka 18,9 persen dan 14,2 persen. Angka tersebut menunjukkan bahwa
67
Indonesia dan Filipina menjadi dua dari tiga negara BIMP-EAGA dengan
menjadi dua rute koridor prioritas ekonomi. Koridor pertama adalah Koridor
Ekonomi Borneo Utara yang berfokus pada wilayah EAGA dari Indonesia,
Filipina. Rute koridor laut tersebut diharapkan dapat berjalan optimal pada tahun
2016 bukan hanya telah mengganggu rute perdagangan Indonesia dengan Filipina
saja128, tetapi juga rute perdagangan wilayah EAGA Filipina, yaitu Mindanao
dengan wilayah Malaysia khususnya dari perairan Sabah. Sebagian besar kasus
penculikan terjadi di berbagai perairan sekitar Laut Sulu yang merupakan salah
tersebut merupakan wilayah EAGA dari Filipina) pada tahun 2016 akibat
126
’BIMP-EAGA Vision 2025’’, ASEAN Development Bank, 86-87,
https://www.adb.org/sites/default/files/related/72256/bimp-eaga-vision-2025.pdf (Diakses 4
April 2018).
127
’BIMP-EAGA Vision 2025’’, ASEAN Development Bank,
13,https://www.adb.org/sites/default/files/related/72256/bimp-eaga-vision-2025.pdf (Diakses 4
April 2018).
128
Philippines Unrest: Who Are The Abu Sayyaf Group?’’, BBC, 16 Oktober 2017,
https://www.bbc.com/news/world-asia-41638747 (Diakses 29 Juni 2018).
68
banyaknya kasus penculikan tersebut. Setelah keamanan di wilayah Laut Sulu
Pada tahun 2017, perwakilan ARMM dari Filipina ikut menghadiri BIMP-
mulai dari 30 Januari sampai dengan 3 Februari 2017. Di depan perwakilan negara
kemiskinan di wilayah tersebut, dimana hal tersebut yang menjadi salah satu
Selatan Filipina.130
129
‘’ARMM, Malaysia Reopen Sabah Cross-Border trade with BIMP-EAGA’’, Manila
Buletin, 1 Februari 2017, https://news.mb.com.ph/2017/02/01/armm-malaysia-reopen-sabah-
cross-border-trade-with-bimp-eaga/ (Diakses 29 Juni 2018).
130
‘’ARMM Delegation in Jakarta Meet to Push for Open BIMP-EAGA Trade’’, Business
World Online, 1 Februari 2017,
http://www.bworldonline.com/content.php?section=Economy&title=armm-delegation-in-
jakarta-meet-to-push-for-open-bimp-eaga-trade-&id=139954 (Diakses 29 Juni 2018).
69
kedua negara diresmikan pada 28 April 2017.131Konektivitas jalur laut terus
rute konektivitas jalur laut dengan menggunakan kapal Ro-Ro(Roll On-Roll Off)
negara. Peresmian jalur laut tersebut dihadiri oleh Presiden dari kedua negara,
yaitu Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte
wilayah selatan Filipina bukan hanya dalam bidang perdagangan saja, namun
Selain itu, kedepannya konektivitas antara wilayah EAGA Indonesia dan Filipina
bukan hanya antara wilayah General Santos dan Bitung saja, tetapi juga dengan
kepulauan seperti Basilan, Sulu, serta Tawi-Tawi yang berada di Filipina, serta
131
‘’Sah, Kapal Ro-Ro Davao-Bitung Mulai Beroperasi 30 April", Kompas, 28 April 2017,
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/04/28/215206626/sah.kapal.ro-ro.davao-
bitung.mulai.beroperasi.30.april (Diakses 25 Mei 2018).
132
‘’Dilepas Jokowi dan Duterte, Kapal Ro-Ro Filipina Tiba di Bitung’’, Detik Finance, 2
Mei 2017, https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3489485/dilepas-jokowi-dan-
duterte-kapal-ro-ro-filipina-tiba-di-bitung (Diakses 25 Mei 2018).
133
Lihat juga daftar proyek berdasarkan sektor dan prioritas strategis BIMP EAGA Vision
2025 dalam “BIMP-EAGA Vision 2025’’, ASEAN Development Bank, 64,
70
Menurut Jimmy K. Musa dari Mindanao Development Agency, terdapat
beberapa faktor yang membuat Indonesia menjadi partner penting bagi Filipina
meliputi Basilan, Sulu, dan Tawi-Tawi. Selain itu, secara historis Indonesia
penduduk asli Mindanao dalam aspek kehidupan sehari-hari dan budaya di daerah
tersebut. 134
https://www.adb.org/sites/default/files/related/72256/bimp-eaga-vision-2025.pdf (Diakses 4
April 2018).
134
Wawancara dengan Jimmy K.Musa, International Relations Division, Philippine
Coordinating Office for BIMP-EAGA(EAGA Sector of Socio-Cultural, Education, and Tourism),
Mindanao Development Authority, pada 29 Mei 2018.
71
yang baik agar segala aktivitas perekonomian yang melibatkan negara terkait
dapat aman dari ancaman yang mungkin dihadapi, misalnya perompakan dan
penculikan.
Filipina, serta Malaysia sejak tahun 2016 memberikan keuntungan berupa jaminan
ekonomi antarnegara dapat berjalan dengan baik. Selain itu, keamanan yang lebih
dibuat.
tersebut termasuk dalam world order interest menurut Neuchterlein. World order
negara merasa aman dalam melakukan aktivitas diluar batas negara mereka.135
135
Neuchterlein, “National Interest and Foreign Policy: A Conceptual Framework for
Analysis and Decision Making”, 248.
72
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
keamanan WNI yang disandera. Perlunya koordinasi dan kerjasama dalam proses
pelepasan sandera sangat penting agar tidak adanya korban jiwa karena sebagai
Laut Sulu juga menimbulkan kekhawatiran dari berbagai negara mengingat Laut
Sulu merupakan salah satu jalur laut yang digunakan untuk pelayaran. Indonesia
kemudian menjadi salah satu negara yang menyerukan perlu adanya kerjasama
keamanan di Laut Sulu. Seiring dengan pertemuan petinggi negara yang berbatasan
keamanan trilateral yang dibentuk oleh Indonesia, Filipina, dan Malaysia kemudian
73
Selain merupakan langkah pencegahan agar tidak adanya penculikan,
terlepas dari kepentingan ekonomi. Indonesia dan Filipina merupakan negara yang
Penculikan yang terjadi pada tahun 2016 sempat mengganggu jalur perdagangan
terbesar bagi Filipina. Kebutuhan energi Filipina serta pemasukan Indonesia yang
darat, laut, dan udara. Laut Sulu yang berbatasan dengan negara-negara BIMP-
EAGA merupakan salah satu rute penting yang jika dioptimalkan, maka akan
anggota BIMP-EAGA.
Bagi Filipina, rute Laut Sulu sangat penting untuk jalur perdagangan
74
hingga Indonesia. Keamanan yang terjamin tentunya akan meningkatkan
Sedangkan bagi Indonesia, Laut Sulu yang lebih aman dari ancaman
Kedepannya, bukan hanya rute Sulawesi menuju Davao City saja yang menjadi
jalur perdagangan, tetapi juga dengan wilayah Filipina lainnya yang sedang
berkembang, misalnya Sulu, Basilan, dan wilayah Mindanao lainnya. Selain itu,
bukan tidak mungkin koneksi rute laut antara wilayah Indonesia yang lain seperti
Papua dan Kalimantan dengan Mindanao akan terbuka, mengingat kedua negara
masing.
5.2. Saran
ancaman serupa, yaitu kelompok ekstrimis. Keinginan yang kuat melawan kelompok
Kelompok Abu Sayyaf dan kerjasama keamanan trilateral dengan Malaysia di Laut
Sulu. Kedepannya, bukan tidak mungkin kedua negara terlibat dalam kerjasama
75
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Cragin, Kim dan Peter Chalk, Terrorism and Development: Using Social and
Economic Development to Inhibit a Resurgence of Terrorism, Rand
Coorporation:Santa Monica, 2003,
http://www.jstor.org/stable/10.7249/mr1630rc.10 (Diakses 14 Maret 2018).
Holsti, K.J. Politik Internasional, Kerangka Untuk Analisis , Jilid II, Terjemahan
M. Tahrir Azhari, Jakarta: Erlangga, 1988.
xiii
Jurnal
Arnold, Jr., Edwin, “The Use of Military Power in Pursuit of National Interests”,
Parameters, Spring 1994,
http://ssi.armywarcollege.edu/pubs/parameters/articles/1994/arnold.htm
(Diakses 23 Maret 2018).
Ahmed, Sara Jane dan Jose Logarta Jr. , ‘’Carving out Coal in the Philippines:
Stranded Coal Plant Assets and the Energy Transition’’, Institute for Energy
Economics and Financial Analysis, (Oktober 2017), http://ieefa.org/wp-
content/uploads/2017/10/Carving-out-Coal-in-the-
Philippines_IEEFAICSC_ONLINE_12Oct2017.pdf (Diakses 2 April 2018).
Fellman, Zack, “Abu Sayyaf Group”, Aqam Futures Project Case Studies Series
Number 5, (November 2011).
Fellman, Zack, “Abu Sayyaf Group”, Center for Strategic and International
Studies,(November 2015).
Hammerberg, P. Kathleen dan Pamela G. Faber, Abu Sayyaf Group (ASG): An Al-
Qaeda Associate Case Study,Central of Naval Analysis,(Oktober 2017):6,
http://www.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/1041745.pdf(Diakses 14 Maret 2018).
xiv
Hui, Peng,“The “Moro Problem” in the Philippines: Three
Perspectives’’,Southeast Asia Research Centre Working Paper Series, No.
132(2012).
xv
Wibisono, Adhe Nuansa, “Kelompok Abu Sayyaf dan Radikalisme di Filipina
Selatan: Analisis Organisasi Terorisme Asia Tenggara”, Ilmu Ushuludin,
Vol.3, No.1, (Januari 2016), http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/ilmu-
ushuluddin/article/view/4856/3304( Diakses 14 Maret 2018).
Laporan
https://www.adb.org/countries/subregional-programs/bimp-eaga (Diakses 4
April 2018).
Feith, Pieter, “The Aceh Peace Process: Nothing Less than Success’’, United State
Institute of Peace Special Report 184, (Maret 2007):1-2,
https://www.files.ethz.ch/isn/39902/2007_march_sr184.pdf (Diakses 3 April
2018).
Institute for Policy Analysis of Conflict, “Pro-ISIS Groups in Mindanao and Their
Links to Indonesia and Malaysia”, IPAC Report No.23, 25 Oktober 2016,
http://file.understandingconflict.org/file/2016/10/IPAC_Report_33.pdf
(diakses 20 Maret 2018).
xvi
Situs dan Dokumen Resmi Pemerintah
Flores, Jamil Maidan, The Art of Mediation: Indonesia’s Role in the Quest for
Peace in Southern Philippines, Jakarta: Direktorat Informasi dan Media
Kementerian Luar Negeri Indonesia, Desember 2016,
https://www.kemlu.go.id/Buku/The%20Art%20of%20Mediation.pdf
(Diakses 2 April 2018).
xvii
https://www.kemlu.go.id/id/berita/Pages/Lepas-Sambut-Tim-TPI-IMT-
2016.aspx (Diakses 3 April 2018).
Ligon, Gina et.al. ”The Jihadi Industry: Assessing the Organizational, Leadership,
and Cyber Profiles”,National Consortium for the Study of Terrorism and
Responses to Terrorism Project, U.S Department of Homeland Security(Juli
2017).
Affan, Heyder, Kisah pembebasan WNI yang disandera Abu Sayyaf pada 2005,
BBC, 11 April 2016,
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/04/160410_indonesia
_kisah_pembebasan_sandera2005 (Diakses 22 April 2018).
xviii
abu-sayyaf-militants-free-3-captives-sulu/#RDkC0jcHEwIMbmBw.97
(Diakses 23 April 2018).
BBC, Lagi, WNI Sandera Abu Sayyaf Berhasil Melarikan Diri, 18 Agustus 2016,
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/08/160818_indonesia
_sandera_kedua_kabur(Diakses 8 April 2018).
BBC, Philippines Unrest: Who Are The Abu Sayyaf Group?, 16 Oktober 2017,
https://www.bbc.com/news/world-asia-41638747 (Diakses 29 Juni 2018).
BBC, Tujuh ABK Indonesia Disandera Anggota Abu Sayyaf, 24 Juni 2016,
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/06/160623_indonesia
_tujuh_abk_disandera(Diakses 23 Maret 2018).
Business World Online, ARMM Delegation in Jakarta Meet to Push for Open
BIMP-EAGA Trade, 1 Februari 2017,
http://www.bworldonline.com/content.php?section=Economy&title=armm-
delegation-in-jakarta-meet-to-push-for-open-bimp-eaga-trade-&id=139954
(Diakses 29 Juni 2018).
Detik Finance, Dilepas Jokowi dan Duterte, Kapal Ro-Ro Filipina Tiba di Bitung,
2 Mei 2017, https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-
3489485/dilepas-jokowi-dan-duterte-kapal-ro-ro-filipina-tiba-di-bitung
(Diakses 25 Mei 2018).
Detik, Keluarga Pelaut yang Disandera Datangi Kedubes Filipina, 4 Mei 2005,
https://news.detik.com/berita/355445/keluarga-pelaut-yang-disandera-
datangi-kedubes-filipina- (Diakses 22 April 2018).
Dewi, Santi, “Mengapa WNI kerap dijadikan sasaran penculikan Abu Sayyaf?”,
Rappler, 11 Juli 2016,https://www.rappler.com/indonesia/139403-wni-jadi-
target-penculikan-abu-sayyaf (diakses 23 Maret 2018)
xix
Fox News, 3 Indonesian Hostages Released in Southern Philippines, 2 Oktober
2016, http://www.foxnews.com/world/2016/10/02/3-indonesian-hostages-
released-in-southern-philippines.html(Diakses 8 April 2018).
Hanifan, Aqwam Fiazmi, Jejak Statistik Kelompok Penculik, Tirto, 28 Juni 2016,
https://tirto.id/jejak-statistik-kelompok-penculik-bocj (Diakses 22 April
2018).
Maharani, Esthi, Ada Tim Surya Paloh di Pembebasan Sandera Abu Sayyaf,
Republika, 2 Mei 2016,
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/05/02/o6j0au335-
xx
ada-tim-surya-paloh-di-pembebasan-sandera-abu-sayyaf (Diakses 22 April
2018).
Manila Buletin, ARMM, Malaysia Reopen Sabah Cross-Border trade with BIMP-
EAGA, 1 Februari 2017, https://news.mb.com.ph/2017/02/01/armm-
malaysia-reopen-sabah-cross-border-trade-with-bimp-eaga/ (Diakses 29
Juni 2018).
Nawal, Allan dan Frinston Lim, ‘’Duterte: Indonesian, Malaysian troops can
enter PH in pursuit of terrorists’’, Inquirer, 27 Januari 2018,
http://newsinfo.inquirer.net/963986/duterte-indonesian-malaysian-troops-
can-enter-ph-in-pursuit-of-terrorists#ixzz5BovBwfw3 (Diakses 3 April
2018).
xxi
Reuters, Philippines' Abu Sayyaf Abducts 10 Indonesian Sailors,
http://www.reuters.com/article/us-indonesia-philippines-security-
idUSKCN0WU1A4 (Diakses 16 Oktober 2017).
Stefanie, Christie, Menhan Sebut Kivlan Zein Berperan Bebaskan Empat WNI,
CNN Indonesia, 13 Mei 2016,
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160513145254-20-
130512/menhan-sebut-kivlan-zein-berperan-bebaskan-empat-wni (Diakses
23 April 2018).
Strait Times, Jakarta, KL and Manila to Start Joint Patrols in Sulu Sea, 5 Agustus
2016, http://www.straitstimes.com/asia/se-asia/jakarta-kl-and-manila-to-
start-joint-patrols-in-sulu-sea (Diakses 11 April 2018).
Strait Times, Philippine Militants Seem to be Using New Kidnap Ploy in Sabah -
Grabbing Hostages Off Vessels, 3 April 2016,
http://www.straitstimes.com/asia/se-asia/philippine-militants-seem-to-be-
using-new-kidnap-ploy-in-sabah-grabbing-hostages-off(Diakses 23 Maret
2018).
Strait Times, Pirates take 4 indonesian Hostage After Shoot Out with Police in
South China Sea, 16 April 2016,http://www.straitstimes.com/asia/se-
asia/pirates-take-4-indonesians-hostage-after-shoot-out-with-police-in-
south-china-sea(Diakses 23 Maret 2018).
xxii
Taylor, Victor, “The Ideology of the Abu Sayyaf Group”,The Mackenzie
Institute,28 Februari 2017,http://mackenzieinstitute.com/ideology-abu-
sayyaf-group/ (Diakses 16 Maret 2018).
The Jakarta Post, Five Seaman Evade Kidnapping, Return to Jakarta, diakses
dari http://www.thejakartapost.com/news/2016/04/24/five-seamen-evade-
kidnapping-return-to-jakarta.html (Diakses 16 Oktober 2017).
The Rappler, 4 WNI korban penculikan Abu Sayyaf akhirnya juga dibebaskan, 11
Mei 2018, https://www.rappler.com/indonesia/132720-4-wni-dibebaskan-
kelompok-abu-sayyaf-filipina (Diakses 8 April 2018).
Times Indonesia, Perangi ISIS, Tiga Negara Sepakati Bentuk Trilateral Maritime
Patrol Indomalphi, 19 Juni 2017,
https://m.timesindonesia.co.id/read/150559/20170619/200515/perangi-isis-
tiga-negara-sepakat-bentuk-trilateral-maritime-patrol-indomalphi/ (Diakses
23 April 2018).
Vanar, “Muguntan dan Ruben Sario, Trio Spotted in Tawi-Tawi”, The Star,
https://www.thestar.com.my/news/nation/2005/04/01/trio-spotted-in-tawi-
tawi/ (Diakses 22 April 2018).
xxiii
Wawancara
xxiv
Lampiran 1
Indonesia)
xxv
diinisiasi turunan dan pelaksanaannya di Yogyakarta pada 5 Juli
2016. Selanjutnya pada 2018 akan disusun juga latihan darat gabungan.
berkurang drastis. Selain itu, kita jg melakukan hal yang sama di Selat
ASEAN tersebut kemudian juga memicu kerjasama lain yaitu Our Eyes
Januari 2018 dilakukan soft launching. Ada enam negara dalam kerjasama
Indonesia dan Filipina sendiri sejatinya sudah saling terlibat dalam banyak
xxvi
yang membuat Indonesia terlibat dan tahu betul keberadaan kaum radikal
disana. Selain itu, adapula kerjasama latihan, darat, laut, dan udara
oleh Kelompok Abu Sayyaf berhasil berkurang drastis dan bahkan hingga
kapal, Laut Sulu yang luas beserta kapal Kelompok Abu Sayyaf yang kecil
gerak mereka dalam melakukan penculikan. Selain itu, salah satu kota di
Filipina yaitu General Santos dengan salah satu kota Sulawesi Utara
4. Menurut Bapak, Sejauh ini hambatan atau tantangan apa saja yang
xxvii
Sebetulnya hambatan tidak ada, namun lebih kepada pembuatan SOP yang
xxviii
Lampiran 2
Development Authority
Geographically, there is proximity between and among the focus areas of these
countries which allowed them to pursue economic activities with each other even
xxix
before the formalization of the BIMP-EAGA. Indonesia is the Asia's largest
populated and are extremely near to some of the focus areas of BIMP countries.
Saranggani Province, one of the areas in the Southern parts of Mindanao is home
had long amalgamated with Filipino communities in this area and brought up
shared traditions, culture, and daily lifestyle. The community is actually under the
The bilateral relations between Philippines and Indonesia had been very
sustained meaningfully so that both countries can improve and share various
economic opportunities for its people towards collective progress. The BIMP-
EAGA cooperation provides a concrete and a more personal platform for this
xxx
Lampiran 3
Joint Declaration by President of the Republic of Indonesia and President of
the Republic of the Philippines on Cooperation to Ensure Maritime Security
in Sulu Sea
xxxi