Filsafat Pancasila
1. Pengertian Filsafat dan Filsafat Pancasila
Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan padanan kata falsafah (Arab)
dan philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani (philosophia). Kata
philosophia merupakan kata majemuk yang terususun dari kata philos atau philein
yang berarti kekasih, sahabat, mencintai dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan,
hikmat, kearifan, pengetahuan.
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, sebagai
pandangan hidup, dan dalam arti praktis. Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai
fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan
perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara bagi bangsa Indonesia. Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan,
nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi
Pancasila. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis
dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa,
dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan
menyeluruh.
Identitas Nasional
1. Konsep Identitas Nasional
Memiliki cita-cita bersama yang mengikat mereka menjadi satu kesatuan.
Memiliki sejarah hidup bersama, sehingga tercipta rasa senasib sepenanggungan.
Memiliki adat, budaya, kebiasaan yang sama sebagai akibat pengalaman hidup
bersama.
Memiliki karakter, perangai yang sama yang menjadi pribadi dan jatidirinya.
Menempati suatu wilayah tertentu yang merupakan kesatuan wilayah.
Terorganisir dalam suatu pemerintahan yang berdaulat, sehingga mereka terikat
dalam suatu masyarakat hukum.
2. Unsur-unsur Identitas Nasional
Identitas nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk.
Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas, yaitu
suku bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa. Unsur-unsur nasional tersebut
dirumuskan menjadi 3 bagian sebagai berikut:
Identitas fundamental, yaitu pancasila yang merupakan falsafah bangsa, dasar
Negara, dan ideology Negara.
Identitas instrumental, yaitu berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa
Indonesia, lambang Negara, Bendera Negara, Lagu kebangsaan “Indonesia Raya”.
Identitas Alamiah, yang meliputi Negara Kepulauan (archipelago) dan pluralism
dalam suku, bahasa, budaya, serta agama dan kepercayaan (Agama).
4. Nasionalisme Indonesia
Nasionalisme Indonesia dalam perjuangan melawan penjajahan melalui para
pemimpinnya mampu membentuk perekat elemen perjuangan bangsa untuk
merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Integrasi nasional menjadi utuh
manakala tercapai integrasi teritorial dan di dalam masyarakat terdapat proses
pergeseran loyalitas ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih luas melampaui batas
etnis, agama, suku bangsa, budaya, bahasa dan “primordial sentiment” lainnya.