Anda di halaman 1dari 4

Apa yang disebut bisnis hulu dan bisnis hilir?

Seperti analogi sungai, sumber mata air adalah Hulu dan


aliran akhir air disebut Hilir. Jika produsen adalah bisnis Hulu, maka pengecer adalah bisnis Hilir.

Sebaiknya buka usaha mana yang lebih dahulu? Tak ada yang benar atau salah, tergantung
kekuatan/kapasitas bisnisnya. Terbaik adalah menguasai keduanya. Setiap pilihan menanggung
konsekuensi.

Kembali ke Teori Suplai vs Permintaan dalam ebook Buka Langsung Laris.

Jika Permintaan terhadap produksi suatu produk lebih besar daripada kapasitas produksinya, maka
produsen adalah raja. Bahkan para Pengecer (penguasa Hilir) juga akan kalah posisi tawar dengan
produsennya.

Sebaliknya jika Produsennya mulai banyak (gara-gara permintaan besar), maka Pengecer juga mulai
punya posisi tawar.

Sebaiknya mulai dari mana dulu? Kalo untuk pemula, saya akan mulai dari HILIR (Pasar). Menguasai
Pasar artinya mulai dari mengenali Permintaan Pasar. Apa yang mereka butuhkan? >> Bukan apa yang
bisa saya buat. Kemudian untuk memenuhi permintaan pasar itu, saya akan memesan (outsource)
kepada para produsen. Mereknya milik kita.

Nah, dalam prakteknya, untuk menguasai pasar itu banyak strateginya. Tak harus mencipta merek baru
dahulu. Bahkan lebih cepat menggunakan merek lama yang sudah populer. Terpenting adalah
membangun saluran distribusi. Kalo istilahnya "Numpang Beken" >> menjual merek (populer) yang
banyak dicari orang untuk membuka jalur distribusi.

Jangan terlalu berfikir margin besar dahulu, yang penting volume/omzet. Inilah alasan Tangga Bisnis di
YEA mengutamakan omzet dan kelancaran cashflow dibanding profit lebih dahulu.

Setelah saluran distribusi dikuasai, mulai pasarkan merek sendiri. Jelas risiko lebih kecil dibanding
langsung shortcut. Jika volume sudah mulai stabil (besar), barulah beli/bangun pabriknya. Hulu ke Hilir
telah dikuasai. Jika Hulu-Hilir telah dikuasai, tentu profit akan lebih besar. Ya dengan syarat di-manage
dengan benar.

Hulu biasanya lebih padat karya, jadi lebih ribet karena harus ngurusin orang-orang dalam produksi. Hilir
tentu lebih simpel karena hanya ngurusin penjualan. Gak akan seribet produksi.

Maka dari itu sering saya berpesan ke siswa YEA, kalo anak muda, saat awal bisnis hindarilah produksi,
fokus ke pemasaran dahulu.

Coba tebak, kalo J-Co, bisnis hulu atau hilir? Benar, karena "langsung dinikmati konsumen", maka
disebut Hilir. Lanjut..

Nah, di belakang mereka ada ada penyalur tepung dan pabrik tepung. Hulu atau Hilir? >> Setengah Hilir,
karena di belakangnya masih ada importir gandum, sebagai bahan baku pembuatan tepung terigu.

Jadi alurnya begini: Gandum >> Tepung >> Donut. Nah, gandum Hulunya, donut Hilirnya. Yang ditengah
kejepit. Saya sebut kejepit, karena kalo Anda hanya punya pabrik tepungnya, Anda akan terjepit oleh
importir gandum dan produsen roti. Maka dari itu, perusahaan seperti Indofood menguasai import
gandumnya + pabrik terigunya = Powerful.

Semakin 'HULU' dan BESAR perusahaan Anda, akan bersentuhan dengan regulasi pemerintah, seperti
kebijakan impor, pajak, dan lainnya. Disitulah Bisnis mau tak mau akan bersentuhan dengan POLITIK dan
PENGUASA. Jika tidak, maka Anda akan dibuli oleh regulasi.

Lupakan saja.. Baiknya Anda tak harus ekspansi menguasai ke HULU, Anda bisa menguasai HILIR lebih
dahulu. Bicara pertumbuhan Hilir, bisa VERTIKAL, bisa HORISONTAL. Masih fokus..?

Vertikal: 1 'toko' jual bermacam produk.

Horisontal: 1 produk dijual di banyak toko.


Pertumbuhan vertikal disebut VARIASI. Pertumbuhan horisontal disebut DISTRIBUSI. Bisnis Anda yang
mana duluan? Kalau punya tempat yang strategis (sarang semut), ya mainkan VARIASI. Tempatnya udah
bawa 'hoki'. Kalau punya produk Ngangenin, tapi terbatas dana, mainkan di DISTRIBUSI dahulu. Terbaik
adalah “Saluran D = P” >> lihat Ebook Buka Langsung Laris, Faktor ke 5.

Setelah Distribusi 'lancar', alias produk LARIS manis, bisa tambah VARIASI produknya. Disebut
KONGLOMERASI, karena dia menguasai dari Hulu ke Hilirnya. Dari importir gandum sampe Sari Roti dan
Indomartnya. Kalo bagian-bagian dari hulu ke hilir disatukan, maka keuntungan akan maksimal, apalagi
pihak terkait dikuasai juga. Misalnya: perbankan (pendanaan), pengiriman (shipping), packaging dan
printing, media promo. Itu baru Super Hulu-Hilir.

Sudah.. berhenti dulu berkhayalnya. Mulailah dengan 1 produk unggulanmu, kuasai distribusi (dan
promosi). Satu bisnis yang ditekuni dengan serius dan dimanage dengan baik, maka akan besar juga.
Kacang Garuda juga bermula dari jualan kacang saja, sekarang merajalela kemana-mana..

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan
ternak terbesar di Indonesia.

Perusahaan ini lebih banyak mengosentrasikan bisnisnya di sektor pakan ternak, peternakan ayam, dan
makanan olahan di Indonesia. Semua digarap dari hulu hingga hilir. Charoen memasarkan makanan
olahan seperti chicken nugget, sosis, bakso, kentang goreng, dimsum, saus dan sebagainya dengan
merek Golden Fiesta, Fiesta, Champ dan Okey. Pada 2014 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)
telah mampu menembus pasar Jepang.

Dengan terobosan itu, tahun ini perusahaan yang sudah ada sejak 40 tahun itu telah mengalami
pertumbuhan pendapatan 20% atau Rp14,43 triliun. Semua itu diperoleh penjualan pakan sebesar 26%
(Rp 10,79 triliun) dan dari ayam olahan baru sebesar 23% (Rp1,31 triliun). Kini, perusahaan ternak yang
dipimpin Presiden Direktur Rusmin Ryadi itu menargetkan diri untuk mampu menembus pasar ekspor
makanan olahan ke Timur Tengah, Singapura dan Kamboja.

CPIN kini telah membuka pabrik pengolahan ayam di daerah Cikande, Serang, yang merupakan salah
satu pabrik pengolahan ayam termodern di Indonesia. Sejak berdiri pada 1972, CPIN telah memiliki
fasilitas pembibitan ternak ayam di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jambi,
Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Utara.
Pada Mei lalu CPIN membeli peternakan unggas milik PT Sierad Produce Tbk (SIPD) dengan nilai
mencapai Rp430 miliar. Baru-baru ini CPIN memberikan bantuan beasiswa bagi mahasiswa tingkat akhir
Fakultas Peternakan Universitas Hasanudin (Unhas). Bantuan ini merupakan bagian dari program CSR
dengan misi meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa.

Charoen juga berkomitmen penuh pada peningkatan gizi masyarakat agar hidup sehat dengan
mengonsumsi produk unggas berupa telur dan daging ayam bernilai gizi tinggi serta harga terjangkau.

Anda mungkin juga menyukai