Anda di halaman 1dari 13

a.

bahwa negara menjamin hak setiap warga negara


untuk memperoleh pendidikan sebagaimana
diamanatkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa diperlukan satu sistem pendidikan nasional
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
yang mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan
untuk meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan masyarakat;
c. bahwa pendidikan profesi advokat sebagai bagian
dari sistem pendidikan nasional diselenggarakan
secara terencana, terarah, dan berkesinambungan
untuk menumbuhkembangkan penguasaan,
pemanfaatan, penelitian, serta pemajuan ilmu
pengetahuan dan keahlian di bidang profesi advokat
serta demi terselenggaranya upaya penegakan
supremasi hukum sehingga kebutuhan masyarakat
akan pelayanan hukum dalam mencari keadilan
dapat terpenuhi;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud dalam
huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu dibentuk
Undang-Undang tentang Pendidikan Profesi
Advokat.
1. Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28C ayat (1), dan Pasal 31
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang
Advokat (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4288).
RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR… TAHUN…
TENTANG
PENDIDIKAN PROFESI ADVOKAT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang:
Mengingat:

Dengan Persetujuan Bersama:


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PENDIDIKAN PROFESI
ADVOKAT.
BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Pendidikan Profesi Advokat adalah …
2. Program Akademik adalah …
3. Program Profesi adalah …
4. Fakultas Hukum adalah…
5. Mahasiswa Hukum adalah …
6. Sarjana Hukum adalah …
7. Program Studi Master Advokat adalah …
8. Jasa Hukum adalah …
9. Advokat adalah ….
10. Klien adalah …
11. Organisasi Profesi Advokat adalah …
12. Bantuan Hukum adalah …
13. Tenaga Kependidikan Pendidikan Advokat adalah …
14. Standar Nasional Pendidikan Advokat adalah …
15. Standar Pendidikan Profesi Advokat adalah …
16. Standar Kompetensi Advokat adalah …
17. Kurikulum Pendidikan Advokat yang selanjutnya disebut Kurikulum
adalah …
18. Kantor Advokat Pendidikan adalah …
19. Wahana Pendidikan Profesi Advokat adalah …
20. Asosiasi Advokat Indonesia adalah …
21. Pemerintah Pusat adalah ….
22. Pemerintah Daerah adalah …
23. Menteri adalah …
Pasal 2
Pendidikan Profesi Advokat merupakan bagian dari sistem pendidikan
nasional berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka
Tunggal Ika.

Pasal 3
Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Advokat berasaskan:
a. kebenaran hukum;
b. tanggung jawab;
c. manfaat;
d. kemanusiaan;
e. keseimbangan;
f. kesetaraan;
g. keadilan;
h. relevansi;
i. afirmasi;
j. etika profesi;
k. transparansi; dan
l. akuntabilitas.

Pasal 4
Pendidikan Profesi Advokat bertujuan:
a. menghasilkan Advokat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, memiliki jiwa nasionalisme, dan
menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab;
b. membentuk Advokat yang kompeten, profesional, beretika,
berintegritas, berbakti, taat hukum, dan berorientasi dalam nilai-nilai
luhur dan aspek kemanusiaan, dan menegakkan tanggung jawab
moral dan etika;
c. memenuhi kebutuhan Advokat di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia secara berkeadilan dalam upaya memelihara dan
meningkatkan kesamaan derajat masyarakat di mata hukum;
d. menghasilkan sumber daya manusia di bidang hukum untuk
memenuhi menegakan supremasi hukum di Indonesia sebagai
pondasi kemajuan pembangunan nasional; dan
e. meningkatkan pengembangan ilmu pengetahuan dan keahlian di
bidang profesi advokat dan mampu menegakan keadilan,
menciptakan pembaharuan hukum yang berlandaskan kesejahteraan
sosial, dan membela hak-hak warga negara dalam negara hukum
Republik Indonesia.

BAB II
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI ADVOKAT
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 5
(1) Pendidikan Profesi Advokat diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
(2) Perguruan tinggi dalam menyelenggarakan Pendidikan Profesi Advokat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bekerja sama dengan Kantor
Advokat Pendidikan dan Wahana Pendidikan Profesi Advokat serta
berkoordinasi dengan Organisasi Profesi Advokat.
(3) Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Advokat dibina oleh Menteri
berkoordinasi dengan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum dan Asosiasi Advokat Indonesia.

Bagian Kedua
Pendirian
Pasal 6
(1) Perguruan tinggi yang akan membuka Program Studi Master Advokat
wajib membentuk Fakultas Hukum.
(2) Fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang berbentuk universitas atau
institut.
(3) Pembentukan Fakultas Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit harus memenuhi syarat dan ketentuan sebagai berikut:
(memuat peraturan mengenai Dosen dan Tenaga Kependidikan yang
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan; sarana dan
prasarana seperti gedung yang layak dan memadai; kerja sama dengan
Kantor Advokat dan Wahana Pendidikan Profesi Advokat).
(4) Fakultas Hukum harus memberikan manfaat dan berperan aktif dalam
mendukung program penyuluhan hukum masyarakat.
(5) Izin pendirian Fakultas Hukum diberikan oleh Menteri setelah
mendapatkan penilaian kelayakan oleh tim independen.

Bagian Ketiga
Penyelenggara Pendidikan Profesi Advokat
Pasal 7

(1) Fakultas Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)


merupakan penyelenggara Pendidikan Profesi Advokat.
(2) Pendidikan Profesi Advokat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
dari:
a. Program Akademik; dan
b. Program Profesi.
(3) Program Akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri
dari:
a. program Sarjana Hukum;
b. program Studi Master Advokat (setara Magister Hukum); dan
c. program doktor.
(4) Program Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b terdiri
dari Program Profesi Advokat.

Pasal 8

(1) Program Profesi Advokat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (5)
huruf a merupakan kelanjutan dari Program Studi Hukum Master
Advokat mencakup pendidikan akademik dan pendidikan profesi
sebagai satu
kesatuan.
(2) Fakultas Hukum bekerja sama dengan Kantor Advokat Pendidikan dan
Organisasi Profesi Perkumpulan Advokat Indonesia (PERADIN) dalam
penyelenggaraan Program Profesi Advokat.

Pasal 9
(Mengenai tempat pelaksanaan Program Profesi Advokat harus
dilaksanakan di tempat / kantor advokat yang memenuhi syarat atau telah
terakreditasi dan syarat-syarat lainnya misal memiliki fungsi pelayanan,
pendidikan dalam bentuk teori dan praktek, serta penelitian)

Bagian Keempat
Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Advokat di Wahana Pendidikan Profesi
Advokat
Pasal 10
(1) Perguruan Tinggi dalam menyelenggarakan Pendidikan Profesi Advokat
bekerjasama dengan Wahana Pendidikan Profesi Advokat serta
berkoordinasi dengan Organisasi Profesi.
(2) Wahana Pendidikan Profesi Advokat yang dimaksud pada ayat (1)
adalah fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas lain selain Kantor
Advokat.

Bagian Kelima
Kerjasama Fakultas Hukum dengan Kantor Advokat
Pasal 11
Fakultas Hukum dapat membangun dan memiliki Kantor Advokat sebagai
tempat penyelenggaraan Program Profesi Advokat sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan.
Pasal 12
(1) Fakultas Hukum bekerjasama dengan Kantor Advokat untuk
menyelenggarakan Program Profesi Advokat.
(2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
dengan Kantor Advokat dengan syarat-syarat ….
Bagian Keenam
Sumber Daya Manusia
Pasal 13
(1) (Dibahas mengenai dosen yang berkompetensi tinggi sebagai advokat
dan bersertifikasi dan dapat berasal dari perguruan tinggi, Kantor
Advokat Pendidikan, dan Wahana Pendidikan Profesi Advokat.)
(2) Dosen yang berasal dari Rumah Sakit Pendidikan dan Wahana
Pendidikan Kedokteran:
a. melakukan pelayanan hukum, pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat;
b. memiliki kesetaraan, pengakuan, sertifikasi, dan angka kredit yang
memperhitungkan kegiatan pelayanan hukum, kegiatan pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat; dan
c. memiliki hak untuk mendapatkan jabatan akademik sesuai dengan
persyaratan jabatan akademik.

Pasal 14
(Dibahas mengenai Tenaga Kependidikan yang dapat berasal dari pegawai
negeri maupun non pegawai negeri)

Bagian Ketujuh
Pengawasan Fakultas Hukum
Pasal 15
(1) Pengawasan Fakultas Hukum dilakukan secara berkala oleh komite
pengawas pendidikan profesi advokat.
(2) Komite pengawas pendidikan profesi advokat terdiri dari: (masing-
masing 1 anggota organisasi profesi / organisasi yang berhubungan
dengan hukum dan profesi advokat, atau dari kementerian).
(3) Komite pengawas pendidikan profesi advokat beroperasi secara
independen dan membuat laporan penilaian tahunan kepada Menteri.
(4) Dalam hal ditemukan penyelenggaraan Fakultas Hukum yang tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan, komite pengawas
pendidikan profesi advokat merekomendasikan sanksi administratif
kepada Menteri.
(5) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berupa:
a. Peringatan tertulis;
b. Penghentian sementara kegiatan penyelenggaraan pendidikan;
c. Pencabutan izin penyelenggaraan program studi; dan
d. Penutupan Fakultas Hukum.

BAB III
STANDAR
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 16
Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Advokat dilaksanakan berdasarkan
Standar Nasional Pendidikan Advokat, Standar Kompetensi Advokat, dan
Standar Pendidikan Profesi Advokat.
Bagian Kedua
Standar Nasional Pendidikan Profesi Advokat
Pasal 17
(1) Standar Nasional Pendidikan Advokat disusun bersama oleh Asosiasi
Advokat Indonesia dan Organisasi Profesi.
(2) Standar Nasional Pendidikan Advokat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan oleh Menteri.
(3) Standar Nasional Pendidikan Advokat sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) terdiri dari:
a. standar pendidikan advokat;
b. standar penelitian hukum dan advokasi; dan
c. standar pengabdian kepada masyarakat.

Pasal 18
(1) Standar pendidikan advokat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
ayat (3) huruf a terdiri atas:
a. standar kompetensi lulusan;
b. standar isi pembelajaran;
c. standar proses pembelajaran;
d. standar penilaian pembelajaran;
e. standar Dosen dan Tenaga Kependidikan;
f. standar sarana dan prasarana pembelajaran;
g. standar pengelolaan pembelajaran; dan
h. standar pembiayaan pembelajaran.
(2) Standar penelitian hukum dan advokasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 ayat (2) huruf b terdiri dari:
a. standar hasil penelitian;
b. standar isi penelitian;
c. standar proses penelitian;
d. standar penilaian penelitian;
e. standar peneliti;
f. standar sarana dan prasarana penelitian;
g. standar pengelolaan penelitian; dan
h. standar pendanaan dan pembiayaan penelitian.
(3) Standar pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 ayat (2) huruf c terdiri dari:
a. standar hasil pengabdian kepada masyarakat;
b. standar isi pengabdian kepada masyarakat;
c. standar proses pengabdian kepada masyarakat;
d. standar penilaian pengabdian kepada masyarakat;
e. standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat;
f. standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat;
g. standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat; dan
h. standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat.

Pasal 19
(1) Standar Nasional Pendidikan Advokat sebagaimana dimaksud pada
Pasal 17 ayat (3) ditinjau dan dievaluasi secara berkala.
(2) Peninjauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan berdasarkan kebutuhan masyarakat, perkembangan hukum
dan ilmu pengetahuan, serta perkembangan dunia berkoordinasi
dengan Organisasi Profesi.

Bagian Ketiga
Standar Kompetensi Advokat
Pasal 20
(Membahas bahwa penyusunan Standar Kompetensi Advokat dilakukan
oleh Organisasi Profesi, Asosiasi Advokat Indonesia, dan kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum.)

Bagian Keempat
Standar Pendidikan Profesi Kedokteran
Pasal 21
(Membahas bahwa penyusunan Standar Pendidikaan Profesi Kedokteran
dilakukan oleh Organisasi Profesi, Asosiasi Advokat Indonesia, dan
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
hukum.)

BAB IV
PROGRAM STUDI MASTER ADVOKAT

Bagian Kesatu
Penyelenggaraan
Pasal 22
(1) Program Studi Master Advokat diselenggarakan oleh Fakultas Hukum
dalam bentuk Program Akademik dan Program Profesi sebagai satu
kesatuan.
(2) Program Studi Master Advokat dapat ditempuh setelah Program Sarjana
(S-1) Ilmu Hukum selesai ditempuh.
(3) Program profesi dilanjutkan dengan program internship.
(4) Program internship dimaksudkan untuk memperoleh sertifikat
kompetensi sebagai seorang advokat.
(5) Lulusan Program Studi Master Advokat setara dengan jenjang magister
dalam kerangka kualifikasi nasional Indonesia.
(6) Fakultas Hukum menetapkan syarat kelulusan dari Program Studi
Master Advokat.

Bagian Kedua
Kurikulum
Pasal 23

(Membahas bahwa kurikulum dikembangkan oleh Fakultas Hukum


mengacu kepada Standar Kompetensi Advokat dan Standar Pendidikan
Advokat yang telah ditetapkan, dan dilaksanakan sesuai dengan
perkembangan hukum dan ilmu pengetahuan).

Bagian Ketiga
Kuota
Pasal 24

(Membahas penetapan kuota nasional yang diputuskan Menteri setelah


berkoordinasi dengan organisasi-organisasi hukum dan advokat yang
berkaitan)

Bagian Keempat
Ijazah dan Sumpah Advokat
Pasal 25

(1) Lulusan Program Studi Master Advokat berhak memperoleh ijazah dari
perguruan tinggi setelah menyelesaikan kurikulum dan memenuhi
syarat kelulusan.
(2) Lulusan Program Studi Master Advokat yang telah memperoleh ijazah
Advokat wajib mengangkat sumpah Advokat sebagai
pertanggungjawaban moral kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam
melaksanakan tugas keprofesiannya sebelum menjalankan program
internsip.
(3) Sumpah didasarkan pada etika profesi advokat yang disumpah oleh
institusi Fakultas Hukum dengan disaksikan oleh Organisasi Profesi.

Bagian Kelima
Sertifikat Kompetensi
Pasal 26

(Membahas bahwa untuk menjalankan praktik advokat yang memiliki


ijazah advokat dan telah mengangkat sumpah Advokat wajib memiliki
sertifikat kompetensi sebagai seorang advokat, sertifikat kompetensi
tersebut dikeluarkan oleh asosiasi yang berwenang).

BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN MAHASISWA
Pasal 27
(Mengatur hak mahasiswa yang diantaranya berupa jaminan perlindungan
hukum, hak pelayanan pendidikan yang layak, waktu istirahat, dan lain
sebagainya)
Pasal 28
(Mengatur kewajiban mahasiswa yang diantaranya berupa mengikuti
ketentuan dan tata tertib Fakultas Hukum, mau mengembangkan potensi,
menjaga etika profesi, menjaga nama baik institusi pendidikan, dan hal-hal
lain yang ditentukan Organisasi Profesi maupun Fakultas Hukum)

BAB VI
PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN ADVOKAT
Bagian Kesatu
Pendanaan Pendidikan Advokat
Pasal 29
(1) Pendanaan Pendidikan Advokat menjadi tanggung jawab bersama
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, Fakultas Hukum, Kantor
Advokat Pendidikan, dan masyarakat.
(2) Pendanaan Pendidikan Advokat yang menjadi tanggung jawab
Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Pendanaan Pendidikan Advokat yang menjadi tanggung jawab Fakultas
Hukum dan Kantor Advokat Pendidikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat diperoleh dari kerjasama pendidikan, penelitian, dan
pelayanan kepada masyarakat.

Pasal 30
(1) Biaya investasi, biaya operasional dan biaya perawatan di Fakultas
Hukum yang dikelola oleh swasta menjadi tanggung jawab
penyelenggara.
(2) Biaya investasi, biaya operasional, dan biaya perawatan untuk Fakultas
Hukum milik negara menjadi tanggung jawab Pemerintah.
(3) Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan
pendanaan kepada Fakultas Hukum yang dikelola oleh swasta.
(4) Bantuan pendanaan Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Beasiswa dan Bantuan Biaya Pendidikan
Pasal 31
(1) Mahasiswa dapat memperoleh beasiswa dan/atau bantuan biaya
pendidikan.
(2) Beasiswa dan/atau bantuan biaya pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat bersumber dari:
a. Pemerintah;
b. Pemerintah Daerah;
c. Fakultas Hukum; atau
d. pihak lain.

BAB VII
PARTISIPASI MASYARAKAT
Pasal 32
(1) Masyarakat dapat berpartisipasi dalam penyelenggaraan Pendidikan
Profesi Advokat.
(2) Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan Pendidikan Profesi
Advokat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:
a. bantuan pendanaan untuk kemajuan Pendidikan Profesi Advokat;
b. penyediaan Kantor Advokat menjadi Kantor Advokat Pendidikan;
c. bantuan pelatihan;
d. bantuan beasiswa untuk Mahasiswa, Dosen, dan Tenaga
Kependidikan; dan
e. bantuan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan

BAB VIII
EVALUASI DAN AKREDITASI
Bagian Kesatu
Evaluasi
Pasal 33
(Membahas mengenai evaluasi mahasiswa, program studi, tenaga kerja, dan
institusi sesuai dengan sistem penjaminan mutu internal masing-masing
institusi sesuai peraturan perundang-undangan).
Bagian Kedua
Akreditasi
Pasal 34
(Membahas bahwa akreditasi dilakukan oleh lembaga akreditasi yang
berwenang untuk menentukan kelayakan institusi pendidikan).

Disahkan di Jakarta,
Pada tanggal ...
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal ...
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ... NOMOR …

Anda mungkin juga menyukai