Anda di halaman 1dari 2

Hasil Diskusi Jurnal 2

Akuntabilitas menurut Islam berarti pertanggungjawaban manusia kepada Alloh


SWT atas apa yang telah dilakukan. Dalam pandangan Islam, akuntabilitas bisa dikatakan
sebagai bentuk pertanggungjawaban seorang manusia sebagai khalifah di bumi kepada
Alloh SWT, karena segala sesuatu yang dititipkan Alloh SWT kepada manusia merupakan
amanah dan segala yang dikerjakan atau diperbuat manusia harus dipertanggungjawabkan
di akhirat kelak. Jadi akuntabilitas bukan hanya kepada pemerintah/atasannya saja, tatapi
yang terpenting kepada masyarakat dan kepada Alloh SWT.
Perlunya perbaikan dalam pelayanan, tranparansi, dan meningkatkan meningkatkan
minat agar masyarakat semakin percaya dan puas terhadap pelayanan kita sebagai pelayan
publik.
A. Konsep Transparansi
Ada beberapa konsep transparansi yang dapat kita lakukan, antara lain:
1. Organisasi bersifat terbuka, seluruh fakta yang terkait aktivitas pengelolaan termasuk
informasi keuangan harus mudah diakses oleh pihak yang berkepentingan terhadap
informasi tersebut.
2. Informasi harus diungkapkan secara jujur, lengkap dan meliputi segala hal yang terkait
dengan informasi yang diberikan.
3. Pemberian informasi juga perlu dilakukan secara adil kepada semua pihak yang
membutuhkan informasi.
Dari konsep transparansi di atas, dapat disimpulkan bahwa transparansi erat kaitannya
dengan kejujuran. Ketika menyampaikan informasi, pemberi informasi harus bersikap jujur
sehingga tidak ada satu pun hal yang luput dari pengetahuan penerima informasi termasuk
harus mengkomunikasikan segala kebijakan yang mereka lakukan kepada pemberi amanah
dalam hal ini adalah masyarakat. Sehingga masyarakat akan lebih selektif, dan menjadikan
kita sebagai pilihan utama, serta berdampak meningkatnya minat masyarakat untuk
menentukan sikap minatnya memilih lembaga yang transparan.
B. Konsep Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan menurut adalah sebagai tingkat keunggulan yang diharapkan dan
pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan, atau
tentang mengevaluasi jasa yang bersifat Intangible, konsumen umumnya menggunakan
beberapa dimensi sebagai berikut:
1. Bukti Langsung (Tangible)
Bukti langsung meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.
2. Kehandalan (Reliability).
Kehandalan yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan
segera, akurat, dan memuaskan.
3. Daya Tanggap (Responsiveness).
Tanggapan yaitu keinginan para staf dan karyawan untuk membantu para pelanggan
dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
4. Jaminan (Assurance).
Jaminan menyangkut pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko, atau keraguan.
5. Empati (Emphaty).
Empati meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik,
perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.
C. Konsep Minat
Minat merupakan suatu kecenderungan hati terhadap sesuatu yang timbul dari dalam
diri seseorang apabila dari sesuatu yang diminati itu bermanfaat, bisa dirasakan, dialami
secara nyata, dan bila pihak luar bisa mendorong kearah itu, untuk memberikan perhatian
dan bertindak terhadap orang, aktivitas, atau situasi yang menjadi obyek dari minat tersebut
dengan disertai perasaan senang. Dapat dikatakan bahwa minat merupakan suatu bentuk
dorongan yang kuat oleh seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan
tujuan yang ingin dicapai. Aspek-aspek yang terdapat dalam minat antara lain:
1. Ketertarikan (Interest) yang menunjukkan adanya pemusatan perhatian dan perasaan
senang.
2. Keinginan (Desire) ditunjukkan dengan adanya dorongan untuk ingin memiliki.
3. Keyakinan (Conviction) ditunjukkan dengan adanya perasaan percaya diri individu
terhadap kualitas, daya guna, dan keuntungan dari produk yang akan dibeli.

Anda mungkin juga menyukai