Anda di halaman 1dari 5

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH BAGI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN

(Studi pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sidoarjo
dan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo)

Ekil Amas Setiani, Tjahjanulin Domai, Abdul Wachid


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: Ekysetiani@gmail.com

Abstract: The Contribution of Local Tax Road Infrastructure Development (Study of Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sidoarjo dan Dinas Pekerjaan Umum
Bina Marga Kabupaten Sidoarjo). Research background is conducted because local tax
contribution not optimal to the development road infrastructure is less appropriate to the needs of
the community. Road infrastructure is needed in order to improve the community economic growth
and public accessibility. The research used qualitative and descriptive approach and analysis of
Miles Hubberman models. The result is the development of road infrastructure in Sidoarjo District
not optimal, development of road infrastructure are focused only on the main roads while most
district roads infrastructure damage was in the alternative roads and link between villages. So,
goverment should increase local tax contribution to the development of proper road infrastructure.

Keywords: construction, road infrastructure, local tax

Abstrak: Kontribusi Pajak Daerah Bagi Pembangunan Infrastruktur Jalan (Studi pada
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sidoarjo dan Dinas
Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo). Penelitian ini dilakukan atas dasar belum
optimalnya kontribusi pajak daerah bagi pembangunan infrastruktur jalan yang kurang tepat dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Infrastruktur jalan diperlukan guna untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat serta aksesibilitas masyarakat. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif dan analisis data model Miles Hubberman. Hasilnya pembangunan
infrastruktur jalan di Kabupaten Sidoarjo belum optimal, pembangunan infrastruktur jalan hanya
difokuskan pada jalan-jalan utama Kabupaten Sidoarjo sedangkan kebanyakan kerusakan
infrastruktur jalan berada pada jalan-jalan alternatif dan penghubung antar desa. Sehingga perlu
adanya peningkatan kontribusi pajak daerah terhadap pembangunan infrastruktur jalan yang tepat.

Kata kunci: pembangunan, infrastruktur jalan, pajak daerah

Pendahuluan Km yang terdiri dari 18 kecamatan. Dari


Pembangunan merupakan suatu proses beberapa kecamatan tersebut sepanjang 916 Km
kegiatan yang dilakukan untuk pengembangan atau 65% aspalnya rusak dan sisanya rusak
atau mengadakan perubahan-perubahan kearah ringan. Kerusakan infrastruktur jalan tersebut
keadaan yang lebih baik. Pembangunan dapat berimbas negatif terhadap masyarakat
infrastruktur jalan sebagai salah satu pendukung pasalnya dapat mengganggu aktivitas masya-
gerak laju dan pertumbuhan ekonomi rakat. Melalui pembangunan infrastruktur dan
masyarakat. Sehingga peran infrastruktur jalan sarana pengembangan ekonomi daerah maka
sangat penting dalam suatu daerah. Infrastruktur potensi ekonomi yang masih lemah bisa
jalan merupakan barang publik yang dinikmati diaktualkan dalam Nurcholis (2005, h.295).
atau diperlukan oleh semua masyarakat. Faktor pendukung dalam ketersediaan
Berdasarkan atas otonomi daerah maka infrastruktur jalan yaitu penerimaan daerah yang
penyelenggaraan infrastruktur jalan terbagi atas memadai. Berdasarkan pada Undang-Undang
tiga kewenangan yaitu pemerintah pusat, Nomor 32 tahun 2004 pasal 157 sumber-sumber
pemerintah daerah provinsi dan daerah penerimaan daerah dapat dibagi menjadi 4
Kabupaten atau kota. golongan yaitu pendapatan asli daerah, dana
Berdasarkan pada Kepala Dinas Pekerjaan perimbangan, pinjaman daerah dan lain-lain
Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo pendapatan yang sah. Salah satu sumber
menyampaikan bahwa panjang jalan di pendapatan asli daerah adalah pajak daerah.
Kabupaten Sidoarjo totalnya mencapai 1.411,797 Pajak daerah menurut Tjahjanulin (2010, h.184)

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 447-451 | 447


merupakan kontribusi wajib kepada daerah dan mengelola keputusan-keputusan dalam
terutama oleh orang pribadi atau badan yang kebijakan publik.
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang
dengan tidak mendapatkan imbalan secara B. Pemerintahan Daerah
langsung dan digunakan untuk keperluan daerah Dalam undang-undang Nomor 22 Tahun
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 1999, pemerintah daerah sebagai organ
Berdasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 91 pelaksana pemerintahan di daerah selalu tepat a-
Tahun 2010 tentang jenis-jenis pajak daerah sas dengan mencakup DPRD (Dewan Perwakilan
yang dipungut oleh Kabupaten Sidoarjo terdiri Rakyat tingkat Daerah) dan Kepala Daerah.
dari pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, Berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 32
pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak Tahun 2004 fungsi pemerintah daerah yaitu:
parkir, pajak air tanah, pajak bea perolehan hak a. Pemerintah daerah mengatur dan mengurus
atas tanah dan bangunan dan pajak PBB. sendiri urusan pemerintahan menurut asas
Masyarakat menjadi mandiri apabila otonomi dan tugas pembantuan.
didukung dengan infrastruktur jalan yang b. Menjalankan otonomi seluas-luasnya, ke-
memadai. Penyediaan infrastruktur jalan yang cuali urusan pemerintahan yang menjadi
memadai akan mendukung terciptanya masya- urusan pemerintahan dengan tujuan
rakat yang sejahtera. Tetapi pada kondisi di meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
lapangan bahwa infrastruktur jalan yang pelayanan umum dan daya saing daerah.
disediakan oleh pemerintah Kabupaten Sidoarjo c. Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan
belum optimal. Ketersediaan infrastruktur hanya urusan pemerintahan memiliki hubungan
difokuskan pada pusat-pusat kabupaten atau kota pemerintahan pusat dengan pemerintahan
maupun kawasan industri sedangkan kerusakan daerah. Dimana hubungan tersebut meliputi
infrastruktur jalan yang paling banyak berada di wewenang, keuangan, pelayanan umum,
jalan penghubung antar desa dan jalur-jalur pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber
alternatif. Kondisi tersebut diperkuat oleh daya lainnya.
anggota komisi A DPRD Kabupaten Sidoarjo C. Pajak
dalam JASMAS (Jaring Aspirasi Masyarakat) Pajak merupakan salah satu sumber
yang PHQJDWDNDQ EDKZD ³.erusakan jalan penerimaan penting yang digunakan untuk
penghubung Desa Bohar dengan Desa Masangan membiayai pengeluaran negara maupun daerah.
Wetan sepanjang kurang lebih 1 Km terbilang Berdasarkan Waluyo (2009, h.2) pajak me-
cukup mengganggu aktifitas warga, karena jalan rupakan iuran masyarakat kepada negara (yang
ini merupakan jalan alternatif menuju kawasan dipaksakan) yang terutang oleh wajib
daerah Taman serta jalur alternatif menuju membayarnya menurut peraturan-peraturan
6LGRDUMR NRWD´. Dari latar belakang dan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat
fenomena tersebut maka penulis tertarik untuk prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk
PHODNXNDQ SHQHOLWLDQ GHQJDQ MXGXO ³Kontribusi dan yang gunanya adalah untuk membiayai
Pajak Daerah bagi Pembangunan Infrastruktur pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan
Jalan (Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan dengan tugas Negara untuk menyelengarakan
Keuangan dan Aset Kabupaten Sidoarjo dan pemerintahan.
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten D. Pajak daerah
Sidoarjo). Pengertian pajak daerah menurut
Tjahjanulin (2010, h.184) merupakan kontribusi
Tinjauan Pustaka wajib kepada daerah terutama oleh orang pribadi
Dalam bagian ini peneliti menggunakan atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
teori-teori sebagai kerangka berpikir untuk undang-undang dengan tidak mendapatkan
menggambarkan fenomena atau masalah yang imbalan secara langsung dan digunakan untuk
dipilih. keperluan daerah bagi sebesar-besarnya
A. Administrasi Publik kemakmuran rakyat. Pajak daerah berdasarkan
Administrasi publik sebagai bidang pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
keilmuwan peneliti, memiliki beragam pe- pasal 2 ayat 1 terdiri atas: pajak hotel, pajak
ngertian dari berbagai para pakar administrasi restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak
publik. Menurut Chandler dan Plano dalam penerangan jalan, pajak mineral bukan logam
Sjamsiar (2006, h.114) Administrasi publik dan batuan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak
adalah proses dimana sumberdaya maupun sarang burung walet, PBB pedesaan dan
personel publik diorganisir dan koordinasikan perkotaan, bea perolehan hak atas tanah dan
untuk memformulasikan, mengimplementasikan bangunan.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 447-451 | 448


E. Infrastruktur tahun 2012 sebesar 31,87% dan pada tahun 2013
Infrastruktur menurut Stone dalam Surya sebesar 41,99%.
(2009) didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas Upaya-upaya yang dilakukan Dinas
fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
agen-agen publik untuk fungsi-fungsi Kabupaten Sidoarjo dalam rangka untuk me-
pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga ningkatkan pendapatan pajak daerahnya yaitu
listrik, pembuangan limbah, transportasi dan dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi serta
pelayanan-pelayanan similiar untuk memfasilitas sosialisasi terhadap masyarakat tentang wajib
tujuan-tujuan ekonomi dan sosial. pajak. Menurut Soemitro (1990, h.8) peningkatan
pajak daerah dapat dilakukan melalui 2 cara
Metode Penelitian yaitu intensifikasi pajak dan ekstensifikasi pajak.
Dalam penelitian ini menggunakan metode Intensifikasi merupakan peningkatan intensitas
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut pungutan terhadap suatu subyek dan obyek pajak
Moleong (2006, h.27) penelitian kualitatif potensial namun belum tergarap atau terjaring
berakar pada latar belakang ilmiah sebagai pajak serta memperbaiki kinerja pemungutan
keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat agar dapat mengurangi kebocoran yang ada.
penelitian. Tujuan peneliti ingin mengungkap Upaya intensifikasi dapat ditempuh melalui:
berbagai fakta di lapangan melalui data primer a) Penyempurnaan administrasi pajak
dan sekunder yang ditemukan di lapangan yang b) Peningkatan mutu pegawai atau petugas
nantinya akan dikorelasikan dengan teori yang pemungut
digunakan. Fokus dalam penelitian ini adalah (1) c) Penyempurnaan Undang-Undang pajak
penerimaan pajak daerah dan kontribusi pajak Sedangkan upaya ekstensifikasi merupakan
terhadap pendapatan asli daerah (PAD). (2) upaya memperluas subjek dan objek pajak serta
Pengalokasian pajak daerah yang digunakan penyesuaian tarif. Ekstensifikasi pajak antara lain
dalam pembangunan infrastruktur jalan. (3) dapat ditempuh melalui cara:
Pemanfaatan pembangunan infrastruktur jalan. a) Perluasan wajib pajak
(4) Faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi b) Penyempurnaan tarif
anggaran pembangunan infrastruktur jalan. c) Perluasan objek pajak
Lokasi penelitian ini adalah Dinas B. Pengalokasian pajak daerah yang
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset digunakan dalam pembangunan
Kabupaten Sidoarjo dan Dinas Pekerjaan Umum infrastruktur jalan
Bina Marga Kabupaten Sidoarjo. Sumber data Fungsi pajak menurut Mardiasmo (2011,
diperoleh dari data primer dan data sekunder. h.1) dibagi 2 yaitu fungsi anggaran dan fungsi
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mengatur. Dalam fungsi pajak yaitu sebagai
dan catatan lapangan. Model analisis data yang fungsi anggaran yang dimana pajak yang
digunakan oleh peneliti adalah model analisis dibayarkan masyarakat berguna untuk pem-
data Miles dan Hubberman yang diterjemahkan bangunan infrastruktur maupun pembiayaan
dalam Sugiyono (2008, h.247) yang terdiri dari kegiatan pemerintahan. Alokasi pajak daerah
tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian yang digunakan dalam pembangunan
data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. infrastruktur jalan pada tahun 2011 sebesar
8,42%, sedangkan pada tahun 2012 sebesar
Pembahasan 8,98% dan pada tahun 2013 sebesar 6,60%.
A. Penerimaan pajak daerah dan kontribusi Adapun pembangunan jalan aspal yang
pajak daerah terhadap pendapatan asli sudah diperbaiki yaitu sepanjang 95,30 Km dan
daerah (PAD) perbaikan atau pemeliharaan jalan aspal
Pajak yang dipungut Kabupaten Sidoarjo sepanjang 351,24 Km. Pada tahun 2013 jalan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 91 yang telah diperbaiki sebesar 85,47 Km.
Tahun 2010 tentang jenis-jenis pajak terdiri dari: Peningkatan infrastruktur merupakan instrumen
pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak penting guna untuk meningkatkan daya saing
reklame, pajak penerangan jalan, pajak parkir, daerah dan dalam rangka mempertahankan dan
pajak air tanah dan pajak bea perolehan hak atas meningkatkan iklim investasi yang lebih
tanah dan bangunan. Pada tahun 2011 kondusif.
penerimaan pajak daerah di Kabupaten Sidoarjo C. Pemanfaatan pembangunan infrastruktur
sebesar Rp.223.500.000.000 dan pada tahun jalan
2012 naik menjadi Rp.272.496.000.000 dan pada Fungsi pemerintahan menurut Nurcholis
tahun 2013 sebesar Rp. 359.100.000.000. Pajak (2011, h.293) yaitu membangun fasilitas eko-
daerah tersebut menyumbang PAD Kab. Sidoarjo nomi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
pada tahun 2011 sebesar 26,14% sedangkan pada masyarakat (development for economic growth

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 447-451 | 449


functions). Dengan tersedianya infrastruktur kawasan industri maka infrastruktur jalan
jalan yang memadai maka akan dapat merupakan faktor pendukung yang penting yang
memperlancar perekonomian masyarakat harus disediakan oleh pemerintah daerah.
mengingat Kabupaten Sidoarjo yang merupakan Faktor yang kedua yaitu sulitnya
kawasan industri yang dimana infrastruktur jalan memadukan persepsi program kegiatan SKPD
merupakan faktor pendukung yang penting. dengan visi dan misi Kepala daerah. Dalam
Menurut Poister dan Harris dalam Priyo (2004, mewujudkan program pemerintah yang
h.7) pembangunan infrastruktur jalan harus berkualitas maka dibutuhkan kerjasama antara
berdampak pada naiknya aksesibilitas, semakin eksekutif dan legislatif. Seringkali dalam
berkurangnya kemacetan, peningkatan kualitas penyusunan anggaran para legislatif tidak
jalan raya. Salah satu tantangan dalam mengetahui visi dan misi dari eksekutif sehingga
perancangan sistem infrastruktur adalah mereka kurang mengetahui prioritas-prioritas
mempertimbangkan bagaimana semua mem- apa yang didahulukan dalam penyusunan APBD.
berikan pengaruh pada lainnya, keterkaitan satu Faktor yang ketiga yaitu penyusunan APBD
sama lain dan dampak-dampaknya. banyak dipengaruhi oleh unsur politik. Dalam
Dengan perbaikan jalan maka akan dapat proses penyusunan anggaran program ±program
mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas serta yang dibuat oleh pemerintah berubah-ubah hal
aksesibilitas masyarakat dapat terpenuhi dengan tersebut dikarenakan terdapat unsur-unsur
baik. Serta dapat meningkatkan perekonomian politik. Para legisltif yang terdiri dari beberapa
daerah, mengingat Kabupaten Sidoarjo background dan visi yang berbeda-beda sehingga
merupakan wilayah industri yang strategis yang mempunyai prioritas dan pandangan tersendiri
berbatasan dengan ibukota provinsi maka akan dalam menentukan berapa persen anggaran yang
dapat menarik investor untuk menanamkan dialokasikan dalam pembangunan infrastruktur
modalnya. jalan tersebut.
Menurut Nurcholis (2011, h.295) melalui Faktor yang keempat yaitu sistem
pembangunan fasilitas dan sarana pengembangan perencanaan alokasi anggaran yang tidak tepat.
ekonomi daerah maka potensi ekonomi Perencanaan merupakan langkah awal yang
masyarakat yang masih lemah bisa diaktualkan. harus dilakukan dalam setiap kegiatan, dengan
Berdasarkan pada pengamatan dilapangan perencanaan yang matang maka kegiatan yang
bahwa pembangunan infrastruktur jalan hanya diagendakan akan dapat berjalan dengan optimal.
difokuskan pada pusat-pusat kota dan daerah Berdasarkan pada Irfan (2003, h.43) bahwa
industri padahal kerusakan jalan kebanyakan sukses tidaknya proses pembangunan
berada pada jalan-jalan alternatif maupun berlangsung sangat tergantung atas kemampuan
penghubung antar desa. Dengan terpenuhinya administrasi dan sistemnya.
infrastruktur jalan yang memadai maka
masyarakat dapat mandiri karena dapat Kesimpulan
menumbuhkan perekonomian masyarakat. Kerusakan infrastruktur jalan dapat
D. Faktor yang mempengaruhi alokasi mengganggu kegiatan masyarakat seperti pe-
anggaran pembangunan infrastruktur rekonomian dan aksesibilitas masyarakat.
jalan Penyediaan infrastruktur jalan harus
Dalam pembangunan infrastruktur jalan diorientasikan seoptimal mungkin bagi
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepentingan masyarakat. Mengingat infrastruktur
diantaranya keterbatasan anggaran, yang dimana jalan merupakan barang publik yang dinikmati
pembangunan infrastruktur memang memerlukan oleh semua masyarakat. Pendukung tersediaanya
penerimaan yang cukup memadai. Pengeluaran- infrastruktur jalan yang memadai tersebut yaitu
pengeluaran pemerintah tidak hanya pada penerimaan asli daerah yaitu pajak daerah.
pembangunan infrastruktur saja tetapi banyak Sehingga dibutuhkan pengelolaan yang optimal
sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, dari hasil penerimaan pajak daerah tersebut.
penanggulangan bencana dan lain-lain. Tetapi Serta perlu adanya kontribusi pajak daerah bagi
mengingat Kabupaten Sidoarjo merupakan pembangunan infrastruktur yang tepat.

Daftar Pustaka
Adi, Priyo Hari. (2014) Dampak Pengembangan Sarana Jalan Raya Bagi Peningkatan Mutu
Layanan Publik [Internet], Salatiga, Jurnal Akuntansi Sektor Publik (JAKSP). Available from
<http://priyohari.files.wordpress.com [Accessed 6th February 2014].
Domai, Tjahjanulin. (2010) Manajemen Keuangan Publik. Malang: UB Press.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 447-451 | 450


DPRD Kab.Sidoarjo. (2013) Kerusakan Jalan Alternative, Jadi Sorotan Dalam Jasmas. (Internet),
DPRD Jatim. Available from <http:// http://dprd-sidoarjokab.go.id/kerusakan-jalan-alternative-
jadi-sorotan-dalam-jasmas.html [Accesed 9th Februari 2013].
DPRD Kab.Sidoarjo. (2013) 65 Persen Kondisi Jalan Masih Perlu Perbaikan. (Internet), DPRD Jatim.
Available from <http://dprd-sidoarjokab.go.id/65-persen-kondisi-jalan-masih-perlu-
perbaikan.html. [Accesed 9th Februari 2013].
Islamy, Irfan. (2003) Dasar-dasar Administrasi Publik dan Manajemen Publik. Malang: UB Press.
Mardiasmo. (2006) Perpajakan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Maulidina, Surya. (2009) ³3HQJXNXUDQ .LQHUMD Program Government Partnership Fund (GPF).
[Internet], Jakarta. Available from <http://surya.maulidina.ui.ac.id// [Accesed 9th February 2014].
Moleong, Lexy J. (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nurcholis, Hanif. (2005) Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta: Grasindo.
Peraturan Daerah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis-Jenis Pajak Daerah. Sidoarjo, Pemerintah Daerah
Kabupaten Sidoarjo.
Sjamsudin, Sjamsiar. (2006) Dasar-Dasar dan Teori Administrasi Publik. Malang: Sofia Mandiri dan
Indonesia Print Malang.
Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Soemitro, Rochmat. (1990) Azaz dan Dasar Perpajakan, Bandung: Eresco.
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta, Direktorat Otonomi
Daerah.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (c.2). Jakarta,
Direktorat Jenderal Pajak.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (c.157). Jakarta, Direktorat
Otonomi Daerah.
Waluyo. (2009) Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 447-451 | 451

Anda mungkin juga menyukai