Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagian besar negara di dunia menghadapi dua krisis yang sangat vital
yang mesti ditanggulangi, yaitu krisis energi dan air. Krisis energi dan air ini
disebabkan oleh berkurangnya cadangan minyak dan sumber air akibat
meningkatnya konsumsi energi dan air secara signifikan di beberapa negara yang
padat penduduk seperti China, India, Brazil (Calise et. al, 2014). Hal yang mesti
dilakukan sekarang adalah mencari energi alternatif yang dapat dimanfaatkan
untuk keberlangsungan hidup manusia. Hal serupa juga dialami beberapa negara
berkembang seperti Indonesia yang merupakan salah satu negara terpadat di dunia
yang tingkat kebutuhan energi dan air paling tinggi.
Setiap tahunnya kebutuhan akan energi di Indonesia terus meningkat
akibat kegiatan industrialisasi dan pertumbuhan penduduk. Sementara sumber
energi andalan selama ini yaitu minyak dan gas bumi semakin menipis.
Akibatnya, terjadi kekurangan energi yang berimbas pada roda ekonomi
Indonesia. Oleh karenanya, diperlukan pengembangan terhadap sumber energi
baru yang bersifat renewable yang dapat menggantikan sumber energi saat ini dan
diikuti dengan kebijakan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan terhadap
minyak dan gas bumi. Sekarang ini sumberdaya yang sedang dikembangkan salah
satunya adalah pemanfaatan biomassa yang berasal dari limbah hasil pertanian
dan perkebunan (Salomón et al, 2013).
Pemanfaatan sumber energi baru terbarukan seperti biomassa belum
dioptimalkan dengan maksimal untuk menggantikan ketergantungan pemakaian
sumber energi fosil. Menurut data yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM
menyatakan bahwa pemakaian sumber energi biomassa masih sangat rendah yaitu
hanya 4,7% dari total energi yang saat ini (ESDM, 2015). Limbah biomassa
memiliki peluang yang sangat besar dalam meningkatkan produksi sumber energi
dan meningkatkan ketahanan energi nasional serta mengurangi pemanfaatan
sumber energi fosil yang menghasilkan emisi gas rumah kaca yang tinggi

1
2

(Salomón et al, 2013). Manfaat penggunaan biomassa sebagai pengganti bahan


bakar fosil atau dicampur dengan bahan bakar fosil adalah dapat mengurangi
emisi gas buang terutama CO2 dan NOx. Biomassa juga dikenal sebagai sumber
energi siklus netral (Mahidin et al, 2005). Biomassa yang masih melimpah saat ini
adalah berasal dari kelapa sawit, karena Indonesia merupakan negara penghasil
minyak kelapa sawit terbesar di dunia dengan menguasai 46% pasar dunia,
sehingga sekitar 45% limbah biomassa yang dihasilkan berupa serat, cangkang,
tandan kosong dan pelepah memiliki peluang yang sangat besar untuk
dimanfaatkan sebagai sumber energi ramah lingkungan (Nasution et al, 2014).
Upaya yang sama juga telah dilakukan untuk mempromosikan pemanfaatan
sumber daya air yang lebih hemat, yang disebabkan tingginya konsumsi atau
pemakaian air secara massal sehingga membuat cadangan sumber air semakin
langka khususnya di beberapa lokasi di dunia. Masalah ini pernah dianalisis oleh
(Aristeidis et al, 2013) dan (Samuel et al, 2014) di Afrika Selatan serta
(Thrassyvoulos et al, 2006) di Mediteranean mengenai hubungan antara
ketersediaan sumber air yang masih ada dengan perubahan iklim yang sangat
ekstrem yang terjadi beberapa tahun terakhir. Di masa yang akan datang
ketersediaan akan air menjadi masalah baru yang dikhawatirkan akan menjadi isu
yang lebih parah dibandingkan dengan isu bahan bakar fosil. Oleh karena itu, air
dan energi merupakan masalah yang harus diatasi dengan pendekatan terpadu
yang bertujuan mempromosikan teknologi baru untuk memproduksi air dan energi
secara yang berkelanjutan dari sumber yang terbarukan (Calise et al, 2014).
Dalam menghadapi isu krisis sumber air di masa mendatang, teknologi desalinasi
air laut merupakan sebuah alternatif dalam menghasilkan sumber air bersih.
Teknologi desalinasi air laut ini dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode
termal dan membran (Mallaki et al, 2014).
Salah satu teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi krisis
sumber energi dan air adalah teknologi poligenerasi (polygeneration technology).
Poligenerasi adalah suatu sistem yang dirancang untuk memproses masukan lebih
dari satu atau menghasilkan keluaran lebih dari satu dari satu tahapan kerja secara
terintegrasi. Masukannya dapat berupa biomassa, batubara, minyak bumi, gas atau
3

lainnya, sedangkan luarannya dapat berupa energi (misal listrik, energi panas,
energi dingin) dan bahan (misal air, biofuel, metanol dan bahan kimia lainnya)
(Jana et al, 2015). Poligenerasi merupakan salah satu konsep yang tepat untuk
pemanfaatan sumberdaya alam secara efisien untuk membangkitkan energi dan
bahan lainnya. Berkenaan dengan ketersediaan sumberdaya terbarukan yang
terbatas, terutama biomassa, efisiensi dalam hal konsumsi dan pemanfaatan
menjadi vital.
Poligenerasi didefinisikan sebagai produksi setidaknya tiga produk yang
berbeda, yang dalam kasus gasifikasi biasanya adalah panas, listrik dan bahan
bakar nabati (Mayer et al, 2011). Berdasarkan konsep poligenerasi, ide dasar dari
proyek ini adalah untuk menghasilkan panas, listrik dan air bersih dari gas yang
diperoleh dari gasifikasi biomassa. Dengan demikian, tujuan keseluruhan adalah
untuk mengembangkan konfigurasi proses ekonomi yang layak. Ini bisa dicapai di
satu sisi dengan menyadari konsep poligenerasi dan sebagai konsekuensinya
mendapatkan lebih dari satu produk. Pada rantai proses sisi lain harus dibuat yang
memenuhi persyaratan dari kedua ketahanan dan kesederhanaan (Bruno, 2009).
Pulau Telaga Tujuh merupakan salah satu pulau kecil dan terpencil yang
terletak di pesisir timur Aceh yang memiliki keterbatasan sumber energi terutama
energi listrik. Energi yang di suplai merupakan energi berbahan bakar fosil yang
menghasilkan emisi gas rumah kaca yang tinggi. Di pulau tersebut juga
mengalami krisis air dikarenakan letaknya yang dikelilingi oleh laut dan sangat
terbatasnya cadangan air tanah yang terkandung. Hal ini menjadi permasalahan
yang serius dan diperlukan solusi segera yang dapat mengatasi krisis energi dan
air di Pulau Telaga Tujuh tersebut.
Untuk mengatasi krisis energi dan air yang terjadi di Pulau Telaga Tujuh,
diperlukan sebuah teknologi yang terintegrasi dengan mengkombinasikan
teknologi pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi dan teknologi desalinasi
air laut. Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, teknologi poligenerasi
yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik adalah teknologi Rankine Cycle
yaitu teknologi pembakaran biomassa untuk membangkitkan steam boiler
sehingga dapat untuk menghasilkan energi listrik. Panas yang dihasilkan dari
4

pembakaran biomassa tersebut digunakan untuk mendesalinasi air laut (Mallaki et


al, 2014).
Di satu sisi, Indonesia mempunyai sumberdaya energi baru dan terbarukan
yang memadai, sementara di sisi lain banyak daerah, terutama daerah terpencil
dan terisolir atau pulau terpisah dan/atau terluar menghadapi permasalahan krisis
energi. Studi yang diusulkan ini mencoba untuk mencari solusi dengan
mempertemukan dua kondisi/fakta yang ada, yaitu memanfaatkan sumberdaya
energi baru dan terbarukan yang tersedia (dalam hal ini biomassa sawit) sebagai
bahan bakar unit pembangkit listrik tenaga uap dan desalinasi air laut. Konsep ini
nantinya diharapkan dapat diterapkan di pulau terpisah untuk menjawab persoalan
krisis energi listrik dan air tawar.

1.2 Rumusan Masalah


Penelitian tentang pemanfaatan biomassa sawit sebagai sumber energi
sebenarnya sudah banyak baik melalui pelletasi/briketing, pembakaran, gasifikasi,
tetapi masih dilakukan secara tunggal dan menghasilkan energi tunggal juga,
misalnya sebagai sumber listrik saja. Dalam penelitian ini biomassa yang
digunakan adalah campuran tandan kosong, pelepah, serabut/serat dan cangkang
sawit dengan komposisi sesuai dengan ketersediaannya. Keluaran yang
ditargetkan adalah energi listrik dan energi panas. Energi panas dimanfaatkan
untuk energi pada desalinator termal.

Terdapat beberapa permasalahan utama yang dihadapi pada , yaitu:


1) Pemanfaatan Biomassa.
Pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi masih sangat terbatas. Salah
satu limbah biomassa yang belum dimanfaatkan secara maksimal adalah
limbah dari kelapa sawit diantaranya cangkang sawit, serat fiber, tandan
kosong sawit dan pelepah sawit. Tandan kosong sawit dan cangkang sawit
merupakan limbah yang paling banyak dihasilkan dari produksi minyak sawit
di dunia. Tercatat produksi minyak sawit dunia pada tahun 2013 adalah 58
juta ton dimana Indonesia berkontribusi sebanyak 53% dari total tersebut
(Suheri, 2015). Jumlah produksi yang sangat besar tersebut menghasilkan
5

limbah biomassa yang sangat besar pula sehingga menimbulkan masalah baru
terutama masalah pencemaran lingkungan. Pemanfaatan biomassa sebagai
sumber energi baru diyakini dapat mengurangi jumlah limbah biomassa yang
dihasilkan.
2) Energi Listrik.
Indonesia merupakan salah satu negara yang masih kekurangan energi listrik.
salah satu wilayah yang masih kekurangan listrik adalah Aceh, dimana Aceh
kekurangan energi listrik sebesar 160 MW dan ini merupakan hal serius yang
harus ditangani dengan segera. Sumber bahan bakar yang digunakan untuk
menghasilkan energi listrik terbesar saat ini masih menggunakan minyak
bumi dan batu bara, dimana seperti diketahui bersama kedua sumber bahan
bakar tersebut tidak ramah lingkungan karena dapat menghasilkan emisi gas
rumah kaca. Biomassa merupakan salah satu bahan baku terbarukan yang
dapat menghasilkan energi listrik. Sifatnya yang ramah lingkungan mampu
mengurangi pemakaian bahan bakar yang berasal dari minyak bumi dan
batubara.
3) Teknologi yang Terintegrasi
Pada umumnya pemanfaatan biomassa hanya digunakan pada proses
pembakaran untuk menghasilkan energi listrik. Pada proses pembakaran
konvensional, tingkat efisiensi dari proses pembakaran biomassa masih
sangat kecil. Banyak panas yang dihasilkan dari pembakaran tidak
dimanfaatkan dan terbuang begitu saja. Teknologi berbasis sistem
poligenerasi mampu memanfaatkan panas yang dihasilkan dari pembakaran
secara maksimal. Sistem ini dapat mengalihkan panas yang terbuang untuk
proses lainnya seperti proses desalinasi air laut, sehingga tingkat efisiensi
proses yang diperoleh bisa lebih optimal.
4) Krisis Air Bersih
Kebutuhan akan air bersih di daerah pulau Telaga Tujuh semakin meningkat,
sementara cadangan air bersih untuk pulau tersebut terbatas. Desalinasi air
laut merupakan salah satu solusi yang dapat memenuhi kebutuhan air bersih
6

di pulau terpencil seperti Pulau Telaga Tujuh. Dengan memanfaatkan sisa


panas dari proses pembakaran biomassa.

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk melakukan karakterisasi
biomassa sebagai kandidat sumber energi alternatif untuk menghasilkan energi
listrik dan energi panas (energi panas selanjutnya digunakan untuk desalinasi air
laut menghasilkan air bersih). Menentukan kondisi operasi optimum untuk tiga
variabel berubah dengan melakukan simulasi dan percobaan terhadap unit uji coba
skala laboratorium menggunakan sistem poligenerasi. Unit uji (prototype) yang
dihasilkan menjadi referensi untuk pengembangan (scale up) pilot plant. Target
besar dari rangkaian studi ini adalah menentukan skenario implementasi yang
berimplikasi mengurangi penggunaan energi fosil, yang konsekuensinya akan
mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencemaran lingkungan serta
meningkatkan ketahanan energi untuk daerah terpencil.

1.4 Manfaat Penelitian


Tersedianya sumber bahan baku yang melimpah yang belum dimanfaatkan
secara maksimal sehingga sumber bahan baku yang berupa limbah dapat
dikurangi untuk mencegah pencemaran lingkungan. Terciptanya teknologi baru
dengan menggunakan sistem poligenerasi yang mampu menghasilkan lebih dari
satu sumber energi baru yang memiliki efisiensi tinggi yang dapat diaplikasikan
dan diimplementasikan kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
7

DAFTAR PUSTAKA

Aristeidis, G. K., Ioannis K. T., Ioannis N. D., Daniela, J., 2013, Impact of climate
change on water resources status: a case study for Crete Island, Greece. J
Hydrol 2013, 479, 146–158
Bruno, J. C., 2009, Polygeneration Technologies and Experiences, Konferensi
Sustainable Urban Energy Concepts 31 Agustus - 4 September 2009,
Universitat Rovira i Virgili, Spain.
Calise, F., Cipollina, A., d’Accadia M.D., Piacentino, A., 2014, novel renewable
polygeneration system for a small Mediterranean volcanic island for the
combined production of energy and water: Dynamic simulation and
economic assessment, Jurnal Applied Energy, 135, 675-693.
Calise, F., Cipollina, A., d’Accadia M.D., Piacentino, A., 2014, novel renewable
polygeneration system for a small Mediterranean volcanic island for the
combined production of energy and water: Dynamic simulation and
economic assessment, Jurnal Applied Energy, 135, 675-693.
ESDM., Ministry, 2015, Proyeksi Pengembangan Energi Baru Terbarukan Bauran
Energi dan Potensi EBT, Ministry of ESDM, Jakarta.
Jana, K., De, Sudipta., 2015, Sustainable polygeneration design and assessme nt
through combined thermodynamic, eco nomic and environmental
analysis, Jurnal Energy 2015, 91, 540-555.
Mahidin, Khairil, Adisalamun, A. Rahmat, Safrizal dan Julianto, 2005, Prospek
Pemanfaatan Batubara dan Biomassa sebagai Bahan Bakar Alternatif,
Proceedings National Conference on Chemical Engineering Sciences
and Application, Banda Aceh.
Mallaki, M., Fatehi, R., 2014, Design Of A Biomass Power Plant for Burning
Date Palm Waste to Cogenerate Electricity and Distilled Water, Jurnal
Renewable Energy, 63, 286-291.
Mayer, T., Makaruk A., Diaz1, N., Bosch, K., Miltner M., Harasek M. and
Hofbauer, H., 2011, Efficient Biomass Utilization by Polygeneration
Processes-Production of Hydrogen, Electricity and Heat, Proceding
Institute of Chemical Engineering, Vienna University of Technology
2011, 9, 166.
Nasution, M. A., Herawan, T., Rivani, M., 2014, Analysis of Palm Biomass as
Electricity from Palm Oil Mills in North Sumatera, Jurnal Energy
Procedia, 47, 166-172.
Salomón, M., Gomez, M. F., Martin, A., 2013, Technical polygeneration potential
in palm oil mills in Colombia: A case study, Jurnal Sustainable Energy
Technologies and Assessments, 3, 40-52.
Samuel K, Michele L. W., Archer G. E., Graham PW, J., 2014, Impacts of climate
change on water resources in southern Africa: a review. Phys Chem
Earth Parts A/B/C, 67-69, 47-54.
8

Suheri P, Kuprianov V.I., 2015, Co-Firing of Oil Palm Empty Fruit Bunch and
Kernel Shell in a Fluidized-Bed Combustor: Optimization of Operating
Variables, Energy Procedia, 79, 956-962.
Thrassyvoulos, M., Ioannis K. T., 2006, Evaluating water resources availability
and wastewater reuse importance in the water resources management of
small Mediterranean municipal districts. Resource Conservation Recycle,
47(3), 245–59.

Anda mungkin juga menyukai