Laporan Praktikum Makhluk Hidup Dan Lingkungannya (KP 1 Ekosistem Darat Dan KP 2 Pengaruh Deterjen Pada Perkecambahan) Farich Baroza 857947497
Laporan Praktikum Makhluk Hidup Dan Lingkungannya (KP 1 Ekosistem Darat Dan KP 2 Pengaruh Deterjen Pada Perkecambahan) Farich Baroza 857947497
EKOSISTEM DARAT
FARICH BAROZA
857947497
UPBJJ-UT YOGYAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2020
A. Judul Percobaan
Ekosistem darat
B. Tujuan
Membandingkan komponen yang terdapat pada ekosistem darat alami dan buatan
D. Landasan Teori
Pengertian ekosistem, istilah ekosistem berasal dari kata oikos yang berarti rumah sendiri
dan Sistema berarti terdiri dari bagian-bagian yang utuh atau saling mempengaruhi.
Sederhananya, ekosistem dapat diartikan sebagai system yang dibentuk di suatu daerah dan
memiliki hubungan timbal balik antara komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup
(abiotic) atau dengan lingkungannya.
Ekosistem merupakan suatu satuan fungsional dasar yang menyangkut proses interaksi
dari organisme dengan lingkungannya meliputi aliran energi, rantai/jaring makanan, siklus
biogeokimiawi, perkembangn dan pengendalian.
Secara structural dalam suatu ekosistem terdapat komponen biotik yang terdiri dari
produsen (tumbuhan), konsumen(hewan) dan decomposer (pemgurai), serta komponen
abiotic yang terdiri dari bahan anorganik , bahan organic dan kondisi iklim. Dengan demikian
setiap ekosistem mempunyai keenam jeniskomponen pembentuknyayang saling
berinteraksi.
Ditinjau dari cara terbentuknya, terdapat dua jenis ekosistem yaitu ekosistem alami
misalnya hutan, padang rumput, laut danau, padang pasir, pantai dan ekosistem buatan
misalnya kolam ikan, sawah, ladang/kebun, akuarium.
E. Prosedur Percobaan
1. Menentukan Ekosistem darat alami di sekitar tempat tinggal
2. Mengamati komponen abiotik meliputi suhu udara, pencahayaan, angin dan jenis/warna
tanah
3. Mencatat data pada tabel dalam lembar kerja
4. Mengamati komponen biotik, meliputi makhluk hidup yang ada di sekitar
5. Mencatat jenis tumbuhan sebagai produsen yang ada dengan nama latinnya
6. Mencatat hewan yang ada, baik yang tetap maupun yang singgah, termasuk hewan-
hewan yang berukuran kecil
7. Mencatat data pada lembar kerja
8. Membuat kesimpulan umum tentang perbedaan pada kedua system tersebut.
F. Hasil Pengamatan
Tabel: Komponen Abiotik Ekosistem Darat Alami
No. Komponan abiotik Kondisi/keadaan
1 Suhu 26ºC (kuantitatif)
2 Cahaya Intensitas cukup
3 Angin 1012 hPa
4 Tanah Subur
5 Air cukup
G. JAWABAN PERTANYAAN
Menurut saya ekosistem yang mempunyai jenis komponen biotik yang lebih banyak
yaitu pada ekosistem darat alami, karena Ekosistem darat alami jumlah populasi, dan jenis
makhluk hidupnya tidak dikendalikan oleh manusia
H. PEMBAHASAN
Hubungan timbal balik antara komponen biotik dan komponen abiotik yang terjadi
pada alam sekitar seperti pada sebuah kebun yang tidak ada perawatannya merupakan
ekosistem darat alami. Hal ini sama sekali tidak ada campur tangan manusia. Sedangkan
pertumbuhan komponen biotiknya tidak dikendalikan oleh manusia. Hubungan timbal balik
antar komponen biotik dan komponen abiotik yang terjadi di taman merupakan ekosistem
buatan. Dimana disitu terdapat unsur campur tangan manusia diantaranya adalah dalam
menentukan jenis komponen biotik dan jumlah populasi komponen biotiknya.
I. KESIMPULAN
Ekosistem darat alami dan buatan memiliki komponen abiotik yang sama, ada air,
tanah dan udaranya. Hanya berbeda pada komponen biotiknya. Ekosistem darat alami tidak
dikendalikan jumlah populasinya. Atau biasa dikatakan penyusun Ekosistem darat alami
lebih lengkap diband ingkan ekosistem darat buatan
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri
http://rickysetiawan96.blogspot.com/2014/07/pengertian-dan-jenis-jenis-ekosistem.html
https://ardra.biz/topik/pengertian-ekosistem-alami-dan-ekosistem-buatan/ diakses pada
tanggal 21 April 2021
L. FOTO
Ekosistem Darat Alami
FARICH BAROZA
857947497
UPBJJ-UT YOGYAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
M. JUDUL PERCOBAAN
Pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau
N. TUJUAN
Untuk mengamati pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau
P. LANDASAN TEORI
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya pada
tumbuhan berbiji. Dalam tahap perkembangan, embrio didalam biji yang semula berada pada
kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologi yang menyebabkan tumbuhan
berbiji berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal dengan kecambah.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah,
udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang
disebut tahp imbibisi (berarti “minum”). Biji yang menyerap air dari lingkungan sekelilingnya
baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun/ uap air, efek yang terjadi adalah
membesarnya membesarnya ukuran biji karna sel-sel embrio membesar) dan biji melunak.
Proses ini murni fisik kehadiran air kehadiran air didalam sel mengaktivkan sejumlah enzim
perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin
meningkat.
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/ atau
komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan air
atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang
atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi pencemaran air, udara, tanah, logam
berat, dan suara. Salah satu pencemaran air adalah penggunaan deterjen. Sedangkan deterjen
sendiri adalah pembersih sintetis yang terbuat dari bahan- bahan turunan minyak bumi, yang
terdiri dari bahan kimia yang dapat memberikan dampak negatif.
Deterjen dalam kadar tertentudapat mengganggu kehidupan organisme targer maupun
nontarget.
Q. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Menyediakan 7 gelas plastik dan memberi label:
Label I : konsentrasi 100%
Label II : konsentrasi 50%
Label III : konsentrasi 25%
Label IV : konsentrasi 12,5%
Label V : konsentrasi 6,25%
Label VI : konsentrasi 3,1%
Kontrol : konsentrasi 0% (air dari mata air)
b. Menyediakan larutan deterjen 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,1% dan larutan
kontrol berupa air ledeng, caranya:
a. Melarutkan 0,2 gr deterjen serbuk ke dalam air hingga 200 ml dengan
menggunakan gelas kimia. Kemudian mengambil 100 ml dan memasukkan ke
dalam gelas plastik berlabel 100%
b. Menambahkan air ledeng 100 ml kedalam gelas kimia yang berisi sisa larutan
detergen sebelumnya kemudian mengambil 100ml dan memasukkan kedalam
gelas plastik yang berlabel 50%
c. Menambahkan air ledeng 100 ml kedalam gelas kimia yang berisi sisa larutan
detergen sebelumnya kemudian mengambil 100 ml dan memasukkan kedalam
gelas plastik yang berlabel 25%
d. Menambahkan air ledeng 100 ml kedalam gelas kimia yang berisi sisa larutan
detergen sebelumnya kemudian mengambil 100 ml dan memasukkan kedalam
gelas plastik yang berlabel 12,5%
e. Menambahkan air ledeng 100 ml kedalam gelas kimia yang berisi sisa larutan
sebelumnya kemudian mengambil 100 ml dan memasukkan kedalam gelas
plastik yang berlabel 6,25%
f. Menambahkan air ledeng 100 ml kedalam gelas kimia yang berisi sisa larutan
sebelumnya kemudian mengambil 100 ml dan memasukkan kedalam gelas
plastik yang berlabel 3,1%
c. Kacang hijau dimasukkan ke dalam air pada gelas plastic terpisah. Buang kacang
yang mengapung.
d. Kapas dimasukkan pada masing-masing gelas yang berisi larutan detergen yang
telah diberi label I-VI dan larutan control
e. Ambil 10 butir kacang hijau lalu rendam dalam larutan I, 10 butir dalam larutan
II,10 butir dalam larutan III, 10 butir dalam larutan IV, 10 butir dalam larutan V,
10 butir dalam larutan VI dan 10 butir dalam larutan Kontrol
f. Mengatur kacang hijau dalam gelas plastic tersebut.
g. Menutup 7 gelas yang berisi kacang hijau dan larutan detergen serta larutan
control dengan kertas asturo berwarna gelap.
h. Melakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam. Mengukur panjang akar
dengan mistar. Kacang hijau yang tidak tumbuh akar dianggap memiliki panjang
akar = 0 mm.
i. Membuat grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi setelah 24 jam
dan 48 jam.
R. HASIL PENGAMATAN
S. JAWABAN PERTANYAAN
1. Fungsi larutan 0 (control) : Sebagai pembanding dengan konsentrasi larutan deterjen dan
sebagai bukti bahwa larutan 0 (kontrol) adalah larutan yang paling baik dalam
pertumbuhan karena tidak mengandung deterjen.
2. Jika pada larutan 0 (control) ada kacang hijau yang mati, mungkin kacang hijau tersebut
bukan bibit unggul (mandul) atau barangkali karena pada mata air tersebut mengandung
PH asam yang agak tinggi sehingga memperlambat pertumbuhan kecambah.
3. Pertumbuhan kacang hijau didalam gelas harus ditutup dengan kertas timah karena untuk
mempercepat pertumbuhan.
T. PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan diatas,untuk rerata pertumbuhan kecambah paling tinggi pada hari ke-
1 terjadi pada gelas dengan larutan deterjen 12,5 % yaitu dengan rerata 4,8. Sedangkan rerata
tertinggi pada hari ke-2 terjadi pada gelas dengan larutan deterjen 50 % yaitu dengan rerata
7,0.
Percobaan di atas juga menghasilkan rata-rata pertumbuhan kecambah yang tidak berbeda
jauh, bahkan di dalam gelas konsentrasi detergen 100 % kecambah dapat tumbuh semua. Hal
ini bisa saja terjadi karena detergen yang digunakan untuk melakukan percobaan jumlahnya
cukup sedikit, meskipun perbandingan konsentrasi airnya sudah disesuaikan dengan
banyaknya detergen yang digunakan. Di sisi lain, hal ini juga bisa terjadi karena kecambah
yang digunakan untuk melakukan percobaan merupakan bibit unggul yang bisa tumbuh
meskipun berada di konsentrasi larutan detergen 100 %.
U. KESIMPULAN
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa kecambah pada kadar konsentrasi tertentu
(rendah) masih bisa mengalami pertumbuhan dan bahkan hampir tanpa kendala. Hal ini
tergantung pada baik dan tidaknya bibit yang digunakan. Karena ternyata jika bibit yang
digunakan tidak baik, meskipun kacang hijau diletakkan di dalam larutan kontrol yang berisi
air murni (tanpa detergen), bibit tetap tidak bisa tumbuh. Kesimpulan dari percobaan ini
adalah detergen tidak berpengaruh besar terhadap pertumbuhan kecambah.
V. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
X. FOTO
Tahap
Awal
Proses
Kegiatan Praktikum