Anda di halaman 1dari 72
MENTERI PENDAVAGUNAAN APARATUR NEGARA, DAN REFORMAS BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2020 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENATA KADASTRAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMAS! BIROKRAS! REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk pengembangan karier dan peningkatan profesionalisme pegawai negeri sipil yang menjalankan tugas dan fungsi di bidang survei, pengukuran, dan pemetaan kadastral, perlu menetapkan Jabatan Fungsional Penata Kadastral; b. bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan ‘Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Jabatan Fungsional Penata Kadastral; Mengingat 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republile Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomer 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republic Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran ‘Negara Republik Indonesia Nomor 4916): Menetapkan: ‘Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republile Indonesia Nomor 5494); Peraturan Pemerintah Nomor ti Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037] sebagaimana telah diubah dengan Persturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republile Indonesia Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan Lembaran ‘Negara Republik Indonesia Nomor 6477); Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabstan Fungsional Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Fegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 235); Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Lembaran Negara Republic Indonesia Tahun 2015 Nomor 89); Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokeasi Nomor 13 Tahun 2019 tentang Pengusulan, Penetapan dan Pembinaan Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 834); MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENATA KADASTRAL. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimakoud dengan: 1. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat FNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai aparatur sipil negara secara tetap oleh pejabat pembina Kepegewaian untule menduduki jabatan pemerintahan. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian PNS dan pembinaan manajemen FNS di instansi pemerintah sesuai dengan ‘etentuan peraturan perundang-undangen. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai Kewenangan melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian PINS sesuai dengan ‘ketentuan peraturan perundang-undangen. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisifungsi dan tugss berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan ‘keterampilan tertentu Jabatan Fungsional Penata Kadastral adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melakukan Kegiatan surveil, pengukuran, dan pemetaan Kadastral sesuai dengan peraturan perundang-undangen. Pejabat Fungsional Penata Kadastral, yang selanjutaya disebut Penata Kadastral adalah PINS yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak secara penuh sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk melaksanakan pekerjaan Jabatan Fungsional Penata Kadastral 10. 1 12. 13. 14. Survei, Pengukuran, dan Femetaan Kadastral adalah ‘kegiatan survei, pengukuran, dan pemetaan dalam xengka pendaftaran tanah, pemeliharaan data pendafteran tanah, tematik den penilaian tanah, serta Kegiatan survei pengukuran dan pemetaan di bidang agraria, tata ruang, dan pertanahan lainnya. Sasaran Kinerja Pegawai yang selanjutaya disingket SKP adaleh rencana kinerja dan target yang akan dicapai oleh secrang PNS yang harus dicapai setiap tahus. Angka Kredit adalah satuan ailai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir kegiatan yang harus dicapai olch Penata Kadastral dalam rangka pembinaan ‘karier yang bersangkutan. Angka Kredit Kumulatif adalah akumulasi nilai Angka Kredit minimal yang harus dicapai oleh Penata Kadastral sebagai salah satu syarat kenaikan pangkat dan/atau jabatan. Penetapan Angka Kredit yang selanjuinya disingkat PAK adalah hasil penilaian yang diberikan berdasarkan Angka ‘Kredit untuk pengangkaten atau kenaikan pangkat atau jabatan dalam Jabatan Fungeional Penata Kadactral. Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional yang selanjutaya disebut Tim Penilai adalah tim yang dibentule dan ditetapkan oleh Pejabat yang Berwenang dan bertugas mengevaluasi keselarasan Hasil Kerja dengan tugas yang disusun dalam SKP serta menilai capaian Kinerja pejabat fungsional dalam bentuk Angka Kredit Pejabat Fungsional. Standar Kompetensi Penata Kadastral yang selanjutaya disebut Standar Kompstensi adalah —deskripsi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanaken tugas Jabatan Funggional Penata Kadastral. ‘Uji Kempetensi adalah proses pengujian dan penilaian untuk pemenuhan Stander Kompetensi pada setiap jenjang Jabatan Fungsional Penata Kadastral. 15. 16. 18. 19. @ 2) Hacil Kerja adalah unsur kegiatan utama yang herus dicapai oleh Penata Kadastral sebagai prasyarat menduduki setiap jenjang Jabatan Fusgsional Penata Kadastral Hasil Kerja Minimal adalah unsur kegiatan utama yang hharus dicapai minimal oleh Penata Kadastral sebagai prasyarat pencapaian Hasil Kerja Karya Tulis/Karya Imiah adalah tulisan hasil pokok pikiran, pengembangen, dan hesil kajian/penelitian yang disusun oleh Penata Kadastal baik perorangen atau kelompok di bidang Survei, Pengukuran, dan Pemetaan Kadastral Instansi Pembina Jabatan Fungsional Penata Kadastral yang selanjutnya disebut Instansi Pembina adalah Kementerian/lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahean dan tata muang. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara. BABII KEDUDUKAN, TANGGUNG JAWAB, DAN KLASIFIKASI/ RUMPUN JABATAN Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 2 Penata Kadastral berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang Survei, Pengukuren, dan Pemetaan Kadastralpada kementerian/lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang Penata Kadastral sebagaimana dimakeud pada ayat (1) berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab secara Jangsung kepada pejabat pimpinan tinggi madya,pejabat pimpinan tinggi pratama, pejabat administrator, atau pejabat pengawas yang memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan tugas Jabatan Fungsional Penata Kadasteal, ditetapkan dalam peta jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Kedudukan Fenata Kadastral sebagsimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dalam peta jabatan berdasarkan analisis tugas dan fungsi unit kerja, analisis jabatan, dan analisis beban kerja dilakeanakan sesuai dengan ‘Ketentuan peraturan perundang-undangan, Pasal 3 Jabatan Fungsional Penata Kadastral merupakan jabatan karier PNS. Bagian Kedua Klasifikasi/Rumpun Jabatan Pasal 4 Jabatan Fungsional Fenata Kadastral termasuk dalam Klasifikasi/rumpun jabatan fungsional arsitek, insinyur, dan yang berkaitan. BAB II KATEGORI DAN JENJANG JABATAN FUNGSIONAL Pasal 5 (1) Jabatan Fungeional Pensta Kadastral merupaken jabatan fungsional kategori keahlian. (2) Jenjang Jabatan Fungsional Penata Kadastral sebageimana dimaksud pada ayat (iJdari jenjang terendah sampai dengan jenjang tertinggi terdiri atas: a. Penata Kadiastral abli Pertama; ». Penata Kadastral Abli Muda; dan ¢. Penata Kadastral Abli Madya. (3) Jenjang pangket Jabatan Fungsional Penata Kadastral sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Ill sampai dengan Lampiran V yang merupakan bagian tidale terpisahkan dari Peraturan Menteri ini BABIV TUGAS JABATAN, UNSUR DAN SUB-UNSUR KEGIATAN, URAIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN, DAN HASIL KERJA Bagian Keeatu Tugas Jabatan Pasal 6 Tugas Jabatan Fungsional Penata Kadastral yaitu melaksanakan kegiatan Survei, Fengukuran, dan Femetaan Kadastral secara telnis maupun yuridis yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengolahan data, pengendalian, pembinaan, dan pelayanan informasi. BagianKedua Unsur dan Sub-Unsur Kegiatan Pasal 7 (1) Unsur kegiatan tugas Jabatan Fungsional Penata Kadastral yang dapat dinilai angka Kreditaya, terdiri atas: a. survei kedastral; . pengukuran kadastral; dan . pemetaan kadastral (2) Sub-unsur dari unsur kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), terdiri atas: a. survei kadastral, meliputi perencanaan survei; pelakeanaan survei; pengolahan data survei; pengendalian survei; pembinaan survei; dan ON ROE pelayanan informasi survei; @) 1 2 3. 4 5. 6. 1 2 3. 4. 5. 6. b. pengukuran kadastral, meliputi perencanaan pengukuran: pelaksanaan pengulcuran; pengolahan data penguius: pengendalian pengukuran; pembinaan penguiuran; dan pelayanan informasi pengukuran; ©. pemetaan kadastral, meliputi perencanaan pemetaan; pelaksanaan pemetaan; pengolahan data pemetaan; pengendalian pemetaan; pembinaan pemetaan; dan pelayanan informasi pemetaan Bagian Ketiga Uraian Kegiatan Sesuai Jenjang Jabatan Pasal 8 Uraian kegistan tugas Jabstan Fungsional Fenata Kadastral sesuai dengan jenjang jabatannys, sebagai berileut: a. Penata Kadastral Abli Pertama, meliputi menyusun rancangan lokasi program survei; menyiapkan informasi dasar berupa batas administrasi, toponimi, dan batas alam Iainaya pada lokasi survei; melaicukan pengisian data atribut pada data spasial hasil deliniasi untuk peta kerja; melaksanaken kontrol kualitas peta kerja krategoril, yaitu dengan luas <10 ha (Ikurang dari sepuluh hektare); melaloukan inventarivasi sebaran titik sampel di atas peta kerja kategori I, yaitu dengan luas <10 ha (kurang dari sepuluh hektare); 10. 11. 12. 13. 14. 18. melakukan inventarisasi sebaran titik sampel di atas peta kerja kategorill, yaituluas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare); melakukan inventarisasi sebaran titik sampel di atas peta kerja kategorilll, yaitu>1000 ha (lebih dari seribu hektare): menyusun simbol/legenda pada peta kerja kategori I, yaitu dengan luas <10 ha (kurang daei sepuluh heletare); menyusun simbol/legenda pada peta kerja kategori II, yaitu tuas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare): menyusun simbol/legenda pada peta kerja kategori UI, yaitu >1000 ha (lebih dari seribu hektare): menyusun Iayout peta kerja Kategori I, yaitu dengan Iuas 1000 ha (lebih dari seribu helstare}; melaksanakan pengukuran rekonstruksi batas bidang tanah kategori I, yaitu dengan luas <10 ha (Kurang dari sepuluh hektare); melaksenakan penguiuran sengketa batas bidang tanah kategori I, yaitu dengan Iuas <10 ha (kurang dari sepuluh hekters); melaksanakan pengukuran situasi dan detail kawasan Kategori 1, yaitu dengan iuas <10 ha (kurang dari sepuluh hektare); melaksenakan penguiuran situasi dan detail kewasan Kategori I, yaitu Iuas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektaze); . mengolah data hasil penguiuran batas bidang krategori I, yaitu dengan luas <10 ha (kurang dari sepuluh hektare); mengolah data hesil pengukuran rekonsteuksi batas bidang tanah; mengolah data hasil pengukuran sengketa batas bidang tanal kategori I, yaitu dengan luas <10 ha (lourang dari sepuluh hektare); 38. 59. 60. 61. 62 63. 64. 69. mengolah data hasil pengukuran sengketa batas bidang tanah Kategori Il, yaitu luae 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare); mengolah data hasil pengukuran situasi dan detail kawasan; memvalidasi data informasi bidang tanah: menyusun album kompilasi hasil foto udara skala keeil; menyusun album kempilasi hasil foto udara skala sedang; menyusun album kompilasi buku tugu batas bidang tanah; menginventarisasi susunan arsip kegiatan pengukuran batas bidang tanah; S.melakukan alin media arsip —_Keegiatan pengukuran batas bidang tanah elektronils, .melakuken alih media arsip —kegiatan penguiuran batas bidang tanah nonelelstronif; melaicakan plotting hasil survei tematik; mengolah data citra satelit, foto udara, dan data raster lainnya kategori I, yaitu dengan Iuas +10 hha (leurang dari sepuluh heletare); mengolah data spasial dan tekstual pasca survei analisa data spasialiategori I, yaitu dengan luas 10 ha (icurang dari sepuluh hectare); mengolah data spasial dan tekstual pasca survei analisa data tekstual kategori I, yaitu dengan fuas <10 ha (Ieurang dari sepuluh hektare); memvalidasi penggabungan data spasial dengan data tekstual kategori 1, yaitu dengan luas <10 ha (lourang dari sepuluh hektare); melakukan layout kartografis kategori I, yaitu dengan uss <10 ha (Kurang dari sepuluh hektare); melakukan simbolisasi pada peta; melakukan penggambaran peta bidang tanah kategori I, yaitu dengan luas <10 ha (kurang dasi sepuluh hektare); memvalidesi pemetaan —hasil — survei kadastralkategori 1, yaitu dengan lies 1000 ha (lebih dari seribu hektare); menyusun layout peta kerja kategori II, yaitu +1000 ha (lebih dari seribu heletare); menyusun pembagian area kerja kategori Ul, yaitu luas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare|; menyusun desain rancangan survei lapang kategori II, yaitu Iuas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu heltae): melakukan ekspos hasil perencanaan kategori Il, yaitu Iuas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare|; melakukan verifikasi dan kelibrasi alat survei elekteonilc; menyusun rencana jalur terbang wahana nirawak/drone kategori Il, yaitu luas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektars); 10. 11. 12. 13. 14, 16. 18. 19. 20. 21. 22. menyusun rencana jalur terbang wahana nirawak/drone Kategori Il, yaitu »1000 ha (lebih dari seribu hektare); memverifikasi peta Kerja survei dengan area sampel kategori I, yaitu Iuas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare); melaicukan © ekspospelaksanaan —survei kadastral; melaicukan keordinasi dan penyuluhan kegiatan surveil kedastral dengan unsur terkait ketbupaten/ kota; melaicakan koortiinasi dan penyuluhan kegiatan survei kadastral dengan unsur terkait provinsi; 5. menelaah data dan informasi bidang tanah pada lokasi sampel; menelaah data dan informasi sosial masyaraket pada lokasi sampel; memverifikasi rencana jalur terbang wahana nirawak/drone untuk penunjang pengukuran Kategori I, yaitu Iuas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan ceribu hektare); memverifikasi vencana jalue terbang wahana nirawak/drone untuk penunjang pengukuran kategori UI, yaitu >1000 ha (lebih dari seribu heictare); memvaliddasi kualitas peta kerja prapengukuran bidang tanah kategori I, yaitu luas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu heltare); memvalidasi kuelitas peta kerja prapengukuran bidang tanah kategori IN, yaitu 1000 ha (lebih dari seribu hektare); melakukan ekspos perencanaan pengukuran bidang tenah; melaicukan penetapan batas bidang tanah berdasarkan asas kontradiktur delimitasi kategori II, yaitu Iuas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare); 23, 24, 26. 28. 29. 30 31. 32, 33, 34, 35, 36. 38. melakukan penetapan batas bidang tanah berdasarkan asas kontradiktur delimitasi kategori UI, yaitu +1000 ha (lebih dari seribu hektare); melaksanaken pengukuran rekonstruksi batas bidang tanah kategori 1, yaitu luas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare); S. melakeanalan penguiuran sengketa batas bidang tanah kategori Il, yaitu luas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektaze); melaksanaken pengukuran situasi dan detail kawasan kategori Il, yaitu +1000 ha (lebih dari seribu hektare); mengolah data hasil pengukuran bates bidang; mengolah data hesil pengukuran batas bidang kategori II, yaitu Iuas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare); mengolah data hasil penguiuran batas bidang kategori UI, yaitu >1000 ha (lebih dari seribu hektare); mengolah date hasil pengukuran sengketa batas bidang tanah Kategori III, yaitu 1000 ha (lebila dari seribu hektare}; menyusun album kompilasi hasil foto udara skala besar; memvalidasi materi pertukaran data hasil pengukuran bates bidang tanah; menyusun lagoran Kompilasi —_egiatan penguluran bates bidang tanah; menyusun desain dan metede pelaksanaan pemetaan Kadastral; melakukan plotting hasil survei nilai tanah: melakukan proses kartografi dan koreksi hasil penggambaran peta; memvalidasi penajaman dan mesaicing citra secara terkontrol; memvalidasi sistem koordinat; 39. 40. aL. 42. 43. 44. 46. 48. 49. 50. SL. 52. 53. 54. memvalidasi transformasi koordinat; memvalidesi pembagian Iembar dan penomoran peta; memvalidesi proses relktifikasi. © dan ortorektifikasis memvalidasi penyuntingen data spasial; memvaliddasi desain simbol peta; menganalisis spasial untuk penyusunan tipologi: S. mengolah data citra satelit, foto udara, dan data lainnya kategori Il, yaitu Iuas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare); mengolah data citra satelit, foto udara, dan data raster lainnya kategori II, yaitu >1000 ha (lebih dari seribu hektare); mengolah data spasial dan teketual pasca survei analisa data spasialkategori I, yaitu Iuas 10- 1000 ‘ha (sepuluh sampai dengan seribu heistare); mengolah data spasial dan tekstual pasca survei analisa data tekstualkategori II, yaitu luas 10- 1000 ha (sepuluh sampsi dengan seribu hektare); memvalidasi penggabungan data spasial dengan data tekstual kategori 11, yaitu luas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare|; melakukan layout kartografis kategori I, yaitu fuas 10-1000 ha {sepuluh sampai dengan seribu hektars); melakukan digitasi dan kompilasi peta; menelaah topologi data; melakukan penggambaran peta bidang tanah Kategori I, yaitu Iuas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan ceribu hektare); melaitukan penggambaran peta bidang tanah kategori Il, yaitu =1000 ha (lebih dari seribu hektare|; 56. 87. 5. memvalidasi pemetaan hasil survei kadastral kategori II, yaitu luas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare): menyusun geo-database provinsi; dan . menyusun laporan kompilasi kegiaten pemetaan kadastral; . Penata Kadastral Ahli Madya, meliputi: 1 10. il. 12. 13. menyusun prosedur teknis _pelakeanaan program suevei tingkat nasional; menyusun kebutuhan tema dan skala peta pada lokasi objek survei; menyusun pembagian area kerja kategori 1, yaitu =1000 ha (lebih dari seribu hektare); menyusun desain rancangan survei lapang kategori UI, yaitu =1000 ha (lebih dari seribu hektare); melakukan ckspos hasil perencanaan kategori IL, yaitu *1000 ha (lebih dari seribu hektare}; memverifikasi peta Kerja survei dengan area sampel kategori Ill, yaitu >1000 ha (lebih dari seribu hektars); melaicukan keordinasi dan penyuluhan kegiatan survei kadastval dengan unsur terkait Instansi lainnya; mengevaluasi stander perencanaan survei kadastral; mengevaluasi stander pelaksanaan survei kadasteal; mengevaluasi standar pengolahan data survei kadastral; merumuskan rancangan rekomendasi kebijakan terkait pengendalian mutu survei kadastral; merumuskan fancangan kebijeken terkait pembinaan survei kedasteal; melakukan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang survei kadastral intern 14. 18. 19. 20. 21. 22. 23, 24. 28. melakukan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang survei kadastral eksternal: 5. melakukan perumusan kebijakan di bidang diseminasi informasi survei kadastral; . melaksanaken layanan kensultasi perencanaan survei kadastral pihak internal; melaksanakan layanan konsultasi perencanaan survei kadastral pihak eksternal; melaksanakan Iayanan konsultasi pelaksanaan survei kadastral pihak internal; melaksanaken layanan konsultasi pelaksanaan survei kadastral pihak eksternal; memvaliddasi materi pertukaran data hasil survei kadastral antarinstansi; menyusun laporan kompilasi kegiatan survei kadastral; merumuskan rancangan prosedur teknis pelaksanaan program pengukuran bidang tanah: melaksanakan pengukuran rekonstruksi batas bidang tanah keategori I, yaitu >1000 ha (lebih dari sevibu hektars) dengan berpedoman pada data atau dokumen yuridis; melaksanakan pengukuran sengketa batas bidang tanah kategori II, yaitu >1000 ha (lebih dari seribu hektare] dengan berpedoman pada data atau dokumen yuridis; S. mengevaluasi stander perencanaan penguluran batas bidang tanah; . mengevaluasi standar pelaksanaan pengukuran batas bidang tanah; mengevaluasi stander pengolahan data pengukuran batas bidang tanah; merumuskan rancangan rskomendasi kebijalan terkait pengendalian mutu penguiuran batas bidang tanah; 29. 20 31. 22 33. 34. 36. 38. 39 40. 41. 42. 43. merumuskan rancangan kebijakan terkait pengukuran batas bidang tanah; melakukan pemberian bimbingan teknis dan supervisi pengukuran batas bidang tanah internal; melakukan pemberian bimbingan teknis dan supervisi pengukuran batas bidang tanah eksternal: melakukan perumusan kebijekan diseminasi informasi di bidang pengukuran batas bidang tanah; melaksanakan layanan konsultasi perencanaan pengukuran batas bidang tanah pihak internal; melaksanaken layanan konsultasi perencanaan pengukuran batas bidang tanah pihale eksternal; . memverifikasi kebutuhan tema dan skala peta pada lokasi objek pemetaan kadastral; memverifikasi informasi dasar pada objek lokasi pemetaan kadastral; mengolah data spasial dan teketual pasca survei analisa data spasialleategori Ill, yaitu >1000 ha (lebih dari seribu hektare}; mengolah data spasial dan tekstual pasca surveianalisa data tekstualkategori I, yaitu 71000 ha (lebih dari seribu hektare); memverifikasi sinkronisasi lokasi, data teketual, dan foto; memvalidasi penggabungan data spasial dengan data iskstual kategori III, yaitu 1000 ha (lebih dari seribu hektare); melakukan layout kartografis kategori U1, yaitu +1000 ha (lebih dasi seribu hektare); memvalidasi pemetaan hasil survei kadastral kategori Il, yaitu =1000 ha (lebih dari seribu hektare|; menyusun geo-database nasional; 2) 8) 44. mengevaluasi standar perencanaan pemetaan pertanahen; 45. mengevaluasi stander pelaksanaan pemetaan pertanahan; 46. merumuskan rancangan rekomendasi kebijakan terkait pengendalian mutu pemetaan; 47. merumuskan rancangan kebijakan terkait pembinaan pemetaan Kadactral: 48. melakukean pemberian bimbingan tekais dan supervisi di bideng pemetaan kadastral internal; 49. melakukan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pemetaan kadastral eksternal: 50. melakukan perumusan kebijakan di bidang diseminasi informasi pemetaan kadastral; Si. merumuskan rancangan prosedur teknis pelaksanaan program pemetaan kadastral: 52. melaksanaken layanan konsultasi perencanaan pemetaan kadastral pihak internal; 53. melakeanaken layanan konsultasi perencanaan pemetaan kadastral pihals elesternal; 54. melaksanaken layanan konsultasi pelaksanaan pemetaan kadastral pemetaan internal; 55. melaksanaken layanan konsultasi pelaksanaan pemetaan kadastral pihak eksternal; dan 56. memvalidasi materi pertukeran data hasil pemetaan kadastral antar instansi. Penata Kadastral yang melaksanaken kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan nilai Angka Kredit sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ‘Menteri ini Rincian kegistan masing-masing jenjang jabatan sebageimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Instansi Pembina. Bagian Keempat Hasil Kerja Pasal 9 Hasil Kerja tugas Jabatan Fungsional Penata Kadastral sesuai dengan jenjang jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal § ayat (1), sebagai berifcut: a Penata Kadactral Ahli Pertama, meliputi 1 2 10. it 12. 13. peta lokasi program survel; peta batas administrasi, peta toponimi, dan peta batas alam lainnya pada lokasi survei; peta kerja; data hasil pencatatan atau koreksipada peta kerjakategori I, yaitu dengan Iuas <10 ha (kurang dari sepuluh hektare); data inventarisasi sebaran titik sampel di atas peta kerja kategori I, yaitu dengan luas <10 ha (kurang dari sepuluh hektare); data inventarisasi sebaran titik sampel di atas peta kerja kategori I, yaitu Iuas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare); data inventarisasi sebaran titik sampel di atas peta kerja Kategori II, yaitu >1000 ha (lebih dari seribu hektare}; simbol/iegenda pada peta kerja kategori 1, yaitu dengan luas <10 ha (kurang dari sepuluh hektare): simbol/legenda pada peta kerja kategori II, yaitu luas, 10-1000 hha (sepuluuh sampai dengan seribu hektare); simbol/legenda pada peta kerja Kategori II, yaitu >1000 ha (lebih dari seribu hektare|; peta kerja kategori I, yaitu dengan luas +10 ha (Iurang dari sepuluh hektare); peta kerja kategori II, yaitu dengan Iuas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu helstare); laporan pembagian area kerja survei kategori I, yaitu dengan Iuas <10 he (urang dari sepuluh hekttare); 14. desain rancangan survei lapang (site plarkategori 1, yaitu dengan Iuas «10 he (lrang dai sepuluh hektare); 15.laperan ekspos persiapan survei lapang kategosi I, yaitu dengan Iuas <10 ha (lurang dari sepuluh hektare); 16. dokumen pemakaian alat survei; 17.dokumen verifikasi dan ckelibrasi alat curvei mekenik; 18. dokumen verifikasi dan kelibrasi alat survei opti; 19. peta rencana jalur terbang wahana nirawal/ drone kkategori 1, yaitu dengan luas +10 ha (kurang dari sepulul hekttare); 20. peta kerja curvei terkoreksi kategori I, yaitu dengan luas «10 ha (kurang dari sepuluh hektare); 21. laporan pelaksanaan koordinasi dan penyuluhen; 22. foto lokasi sampel survei kadastral; 23. data sekunder hasil wawancara; 24. data hasil survei kadastral; 25. data tekstual bidang tanah; 26. data tekstual sosial masyarakat; 27. arsip kegiatan suevei kadasteal: 28. arsip elelttronik kegiatan survei kadasteal; 29. arsip nonelektronik kegiatan survei kadastral; 30.laporan koordinasi dan sosialisasi_ program pengukuran bideng tanah dengan instansi lain, perangkat dese, dan masyaralcat; Bidaftar periksa (checklist) kelengkapan dolumen permohonan penguluran bidang tanah kategori 1, yaitu dengan Iuas <10 ha (lurang dari sepuluh hektare): 32.dafter periksa (check list] kelengkapan dokumen permohonan pengukuran bidang tanah kategori 11, yaitu Iuas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu heltare); 33.dafter periksa (check list] kelengkapan dokumen permohonan pengukuran bideng tanah Kategori I, yaitu +1000 ha (lebih dari seribu hektare); 34.dokumen rekapitulasi sebaran titik dasar teknik kategori 1, yaitu dengan Iuas <10 ha (burang dari sepulul helstare); 35.dokumen rekapitulasi sebaran titik dasar teknik kategori I, yaitu luas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu helttare): 36.dokumen rekepitulasi sebaran titik dasar teknik Kategori Il, yaitu >1000 ha (lebih dari seribu hektare); 37. dokumen rekapitulasi data pendulkung; 38.dafter periksa (checklisijalat ukur yang sesuai dengan metode pengukuran, ketelitian, dan topografi lapangan Kategori I, yaitu dengan luas <10 ha (urang dari sepuluh helstare|; 39.daftar periksa (check fist} alat ukur yang sesuai dengan metode pengukuran, ketelitian, dan topografi lapangan kategori Il, yaitu las 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare); 40.daftar perilesa (check fist} alat ukur yang sesuai dengan metode pengukuran, ketelitian, dan topografi iapangan kategori IN, yaitu 1000 ha (lebih dari seribu helctare); 41 laporan pemeriksaan dan pengujian alat ukur mekenik; 42. laporan pemeriltsaan dan pengujian alat ulcur opti; 43 leporan pemeriksaan dan pengujian elat ulur slektronilk, 44. peta rencana jalur terbang wahana nirawals/drone untuk penunjang pengukuran kategori 1, yaitu dengan luas «10 ha (curang dari sepuluh hektare); 45. peta penguituran bidang tana: 46. data koreksi hasil pencatatan pada peta kerja terkait perubahan yang terjadi antara peta kerja dengan kondisi real di lapang Kategori J, yaitu dengan luas £10 ha (kurang deri sepuluh hektare) tervalidasi; 47.dokumen bates bidang tanah berdasarkan persetujuan pemilik taneh dan tetangga batas kategori 1, yaitu dengan Iuas <10 ha (burang dari sepulul helstare); 48.gambar ukur dan daftar isian kategori 1, yaitu dengan luas «10 ha (curang dari sepuluh hektare); 49. gambar ukur dan daftar isian kategori II, yaitu luas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare); 50.gambar ukur dan daftar isian Kategori I, yaitu > 1000 ha (lebih dari seribu hektare); 51.berita acara rekonstruksi/sandingan batas bidang tanah kategori I, yaitu dengan Iuas <10 ha (kurang dari sepuluh hektare); 52.berita acara pengukuran sengketa batas bidang tanah kategori I, yaitu dengan Iuas <10 ha (kurang dari sepuluh hektare); 53. peta situasi dan detail kawasan Kategori I, yaitu dengan luas <10 ha (Kurang dari sepuluh hektare); 54. peta situasi dan detail kewasan Kategori II, yaitu luas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare}; 55. surat ukur/peta bidang kategori I, yaitu dengan luas #10 ha (kurang dari sepuluh helctare); 56. peta bidang tanah hasil rekonstruksi bates bidang tanah: 57. peta bideng sengketa batas bidang tanah kategori I, yaitu dengan Iuas <10 ha (lurang dari sepuluh hektare); 58. peta bidang sengketa batas bidang tanah kategori Il, yaitu luas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu helctare); 59. peta situasi dan detail kewasan; 60. peta bidang tanah tervalidasi; 61. album citra foto udara skala kecil; 62. album citra foto udara skala sedang; 63. albumbuku tugu batas bidang tanah; 64.dokumen data analog dan administrasi kegistan penguiuran; 65.dokumen elektronik kegiatan penguluran batas bidang tanah; 66. dokumen noneleictronik kegiatan penguiuran batas bidang tana; 67. peta hasil plotting tematik; 68. data citra satelit, foto udara, dan data raster lainaya yang telah terdefinisi; 69.laporan hasil analisis perubahan data spasial hasil penguiuran, pengamatan survei, dan identifikasi terhadap objek data Kategori I, yaitu dengan luas 10 ha (kurang dari sepuluh hektare); 70. laporan hacil analisis perubshan data tekstual hasil penguiuran, pengamatan survei, dan identifikasi terhadap objek data Kategori I, yaitu dengan luas 10 ha (kurang dari sepuluh helstare); Ti.peta dengan data atribut pada data spasial nasil deliniasi yang telah terkoreksi Kategori 1, yaitu dengan luas «10 ha (curang dari sepuluh hektare); 72. pata kastografis kkategori I, yaitu dengan Iuas +10 ha (lcurang dari sepuluh heltare); 3. legendapeta; 74. peta bidang tanah terkoreksi kategori I, yaitu dengan Iuas <10 ha (kurang dari sepuluh hektare); 75. peta terkoreksi kategori I, yaitu dengan Iuas <10 ha (leurang dasi sepuluh helstare); 76. data arsip kegiatan pemetaan kadastral; 77.dokumen elektronik kegiatan pemetaan kadastral; dan 78.dokumen nonelektronik kegiatan pemetaan kadastral; b. Penata Kadastval Ahli Muda, meliputi: 1 dokumen, peta, sket rancangan Iokesi program survei, dan pemetaan; 10. it 12. 13. 14. 15. 16. 17 data hasil pencatstan atau koreksi pada peta kerjakategori I, yaitu lua 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu helttare); data hasil pencatatan atau koreksi pada peta kerja kategozi II, yaitu > 1000 ha (lebih dari seribu hektare); peta kerja kategori I, yaitu 1000 ha (lebih dari seribu hektare}; laporan pembagian area kexja curvei Kategori II, yaitu fuas 10-1000 ha (sepulth sampai dengan seribu hektare}; -desain rancangan survei lapang (site plan) kategori I, yaitu luas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare}; laporan ekspos persiapan survei lapang Kategori 1, yaitu luas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare}; . dokumen verifikasi dan kalibrasi alat survei elelctronik; peta rencana jalur terbang wahana nirawals/drone Kategori 1, yaitu luas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare); peta rencana jalur terbang wahana nirawal/drone keategosi III, yaitu >1000 ha (lebih dari seribu heletare); peta kerja survel terkoreksi kategori Il, yaitu Tuas 10- 1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare); laporan ekspos hasil survei kadasteal; laporan pelaksanaan koordinasi dan penyuluhan kegiatan survei kadastral dengan unsur terkait kabupaten/ikota; laporan pelaksanean koordinasi dan penyuluhan kegiatan survei kadastral dengan unsur terkait provinsi; datainformasi bidang tanah pada lokasi sampel; data informasi cosial masyaraket pada lokasi sampel; peta rencana jalur terbang wahana sirawalt/drone untuk penuajang penguiuran kategori Il, yaitu Inas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare); 18. 19. 20. 21 22. 23. 24. 26. 26. 29. 30. Bt peta rencana jalur terbang wahana nirawak/drone untuk penunjang penguluran kategori II, yaitu >1000 hha (lebih dari seribu hektare): data koreksi hasil pencatatan pada peta kerja terkait perubahan yang terjadi antara peta kerja dengan kcondisi reat di lapang kategori I, yaitu iuas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hekctare); data korekei hasil pencatatan pata peta kerja terkait perubahan yang terjadi antarapeta kerja dengan kondisi real di lapang kategori Il, yaitu >1000 ha (lebih dari seribu hektare); laporan ekspos perencanaan penguiuran bidang tanah; gambar ukur batas bidang tanah berdasarkan persetujuan pemilik tanch dan tetangga batas kategori MT, yaitu luas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare); gambar kur batas bidang tanah berdasarkan persetujuan pemilik tanah dan tetangga batas kategori II, yaitu >1000 ha (lebih dari seribu hektare); berita acara rekonstruksi/sandingan batas bidang tanah Kategori I, yaitu Iuas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare); berita acara rekonstruksi/sandingan batas bidang tanah kategori I, yaitu iuas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare); gambar ukur situasi dan detail kawasan Kategori II, yaitu +1000 ha (lebih dari seribu hektare); peta bidang tanah dan daftar isian; surat ubur kategori Il, yaitu luas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hektare); surat ukur kategori Il, yaitu >1000 ha (lebih dari seribu hektare); berita acara penguicuran sengketa batas bidang tanah kategosi III, yaitu >1000 ha (lebih dari seribu hektare); album foto udara skala besar; 32. 33. 34. 36. 36. 36. 39. 40. 44 42. 43. 45. 46. 48. laporan pertukaran data hasil pengukuran batas bidang tanh; laperan kempilasi kegistan penguiuran bates bidang tanah; dokumen rencana desain (site plan) dan metode pelaksanaan pemetaan kadastral; peta plotting dan deliniasi hasil survei nilai tanah; dokumen hasil korekei dan kontrol lmalitas layout krartogvafis peta; 7.dokumen hasil koreksi pendefinisian rektifikasi dan ortorelstifikasi; dokumen hasii koreksi pendefinisian sistem koordinat dan transformasi koordinat; dokumen hasil koreksi pendefinisian transformasi koordinat dan pengolahan data ketinggian; lembar peta dan penomoran peta terkoreksi; peta citra hasil rektifikkasi dan ortorelstifikasi: dokumen koreksi penggabungan data spasial dan tekstual, edge matching data spasial, dan suplesi data spasial; dokumen koreksi simbologi data spasial, data spasial hasil tipelogi (point, polytine, dan polygon), layering dan struktur data atribut; data citra satelit, foto udara, dan data raster lainaya yang telah terdefinisi ketegori 11, yaitu luas 10-1000 ha (sepuluh campai dengan ceribu hektare); data citra satelit, foto udara, dan data raster lainnya yang telah terdefinisi kategori Ill, yaitu »1000 ha (lebih dari seribu hektare); laporan hasil analisis perubahan data spasial hasil pengukuran, pengamatan surveil, dan identifikasi terhadap objek data kategori Il, yaitu luas 10-1000 ha (sepuluh eampai dengan ceribu helctare); laperan hasil analisis perubahan data tekstual nasil pengukuran, pengematan surveil, dan identifikesi terhadap objek data kategori Il, yaitu luas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu helstare|; 49. w 6. w 7. peta dengan data atribut pada data spasial nasil deliniasi yang telah terkoreksi kategosi 11, yaitu Iuas, 10-1000 hha (sepuluuh sampai dengan seribu hektare); peta kartogeafis Kategori Il, yaitu Iuas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu helstare|; laporan penyusunan katalog dan indeks peta digital; 2. data spasial hasil topologi (point, polyline, dan polygon); itu luas 10-1000 ha peta bidang tanah kategori Il, y (sepuluh sampai dengan seribu helstare): peta bidang tanah kategori Ill, yaitu >1000 ha (lebih dari seribu hekstare); peta tervalidasi Kategori 1, yaitu iuas 10-1000 ha (sepuluh sampai dengan seribu hekctare); data geo- database provinsi: dan laporan kompilasi kegiatan pemetaan kadastral; Penata Kadastral Ahli Madya, meliputi: 1. 10. dokumen petuajuk teknis pelaksanaan program survei tingkat nasional; data kebutuhan tema dan skala peta pada lokasi objele survel; laporan pembagian area kerja survei kategori II, yaitu +1000 ha (lebih davi seriou hektave); desain rancangan survei lapang (site plav) kategori II, yaitu +1000 ha (lebih dari seribu hektare); laporan ekspos persiapan survei lapang kategori I, yaitu >1000 ha (lebih dari seribu hektare); data hasil pencatatan atau koreksi pada peta kerja keategosi III, yaitu >1000 ha (lebih dari seribu heletare); laporan koordinasi dan penyuluhan kegistan survei kadastral dengan unsur terkait instansi lainnya; dokumen rekomendasi perbaikan standar perencanaan survei kadastral; dokumen rekomendasi perbaikan standar pelaksanaan survei kedasteal; dokumen rekomendasi perbailkan standar pengolahan data survei kadastral; it 12. 13. 14. 15. 16. 18. 49. 20. 21 22. 23. 24. 25. 26. 28. 29. dokumen draft rumusan kebijakan —terkait pengendalian mutu survei kadasteal; dokumen draft rumusan kebijakan terkait pembinaan survei kedastral; laporan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang survei kadastral internal; laporan bimbingan teknis dan supervisi di bidang survei kadastral eksternal; dokumen draft rumusan kebijaken di bidang diseminasi informasi survei kadastral; dokumen layanan konsultasi perencanaan survei ksadastral pihak internal; 7.dokumen layanan konsultasi perencanaan survei kadastral pihak eksternal; dokumen layenan konsultasi pelakeanaan survei kadastral pihak internal; dokumen layanan konsultasi pelaksanaan survei ksadastral pihak eksternal; laporan pertukaran data survei kadastral antar instansi; laporan kompilasi kegiatan curvei kadastral; dokumen draft rumusan prosedur telenis pelaksanaan program pengukuran bidang tanah; berita acara rekonstruksi/sandingan batas kategori Ill, yaitu »1000 ha (lebih dari seribu hektare); berita acara pengukuran sengketa batas bidang tanah kategosi III, yaitu >1000 ha (lebih dari seribu hektare); dokumen rekemendasi perbailan stander perencanaan penguluran bates bidang tanah; dokumen rekomendasi perbaikan stander pelaksanaan pengukuran batas bidang tanah: 7.dokumen rekomendasi perbaikan stander pengolahan data pengukuran batas bidang tanah; dokumen draft rumusan kebijaken —terieait pengendalian mutu pengukuran batas bideng tanal; dokumen draft ramusan rancangan kebijakan terkait pengukuran batas bidang tanah: 30. 31 32. 33. 34. 36. 36. 38. 39. 40. 41 42. 43. 45. dokumen kegiatan bimbingan teknis dan supervisi penguiuran bates bidang tanah internal; dokumen Kegistan bimbingen telnis dan supervisi penguluran bates bidang tanah eksternal; dokumen draff sumusan kebijaken diseminasi informasi di bidang penguisuran batas bidang tana; dokumen kegiatan Iayanan konsultasi perencanaan penguluran bates bidang taneh pihak internal: dokumen kegiatan layanan konsultasi perencanaan penguluran batas bidang tanah pihak eksternal; laporan tema dan skalapeta pada lokasi objek survei dan pemetaan; laporan informasi dasar berupa batas administrasi, toponimi, batas alam Iainnya pada lokasi survei, dan pemetaan; 7 laporan hasil analisis perubahan data spasial hasil pengukuran atau pengamatan survel dan identifikesi terhadap objek data kategori II, yaitu >1000 ha (lebih dari seribu hektare); laporan hasil analisis perubahan data tekstual nasil pengukuran atau pengamatan surveil dan identifikesi teehadap objele data keategori Ill, yaitu +1000 hha (lebih dari seribu hektare); dokumen sinkronisasi iokasi, data tekstual, dan foto; peta dengan data atribut pada data spasial hasii deliniasi yang telah terkoreksi kategori II, yaitu >1000 ha (lebih dari seribu hektare); peta kartografis kategori III, yaitu +1000 ha (lebih dari seribu hektare}; peta terkoreksi kategori II, yaitu >1000 ha (lebih dari seribu hektare}; data geo- database nasional; dokumen rekomendasi stander perencanaan pemetaan pertanahan; dokumen rekomendasi standar pelaksanaan pemetaan pertanahan; 46.dokumen draft rumusan kebijakan terkait pengendalian mutu pemetaan; 47.dokumen draft rumusan kebijakan terkait pembinaan pemetaan kadastral; 48.dokumen kegiatan bimbingan tekais dan supervisi di bidang pemetaan kadastral internal; 49. dokumen kegiatan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pemetaan kadastral eketernal; 5O0.dokumen draft rumusan kebijaken di bidang diseminasi informasi pemetaan kadastral; Si.dokumen draft rumusan rancangan prosedur teknis pelaksanaan program pemetaan kadastral; 52.dokumen kegiatan Iayanan konsultasi perencanaan pemetaan kadastral pihak internal: 53.dokumen kegiatan layanan konsultasi perencanaan pemetaan kadastral pihak eksternal; S4.dokumen kegiatan layanan konsultasi pelaksanaan pemetaan kadastral pihak internal: 53.dokumen layanan konsultasi pelaksanasn pemetaan kadastral pihak eksternal; dan 56.dokumen validesi materi pertukeran data hacil pemetaan kadastral antar instansi Pasal 10 Dalam hal unit kerja tidak terdapat Penata Kadastral yang sesuai dengan jenjang jabatannya untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1), Penata Kadasteal yang berada satu tingkat di atas atau satu fingkat di bawah jenjang jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut berdasarkan penugasan secara tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan @) 2) Pasal 11 Penilaian Angka Kredit atas hesil penugasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ditetapkan sebagai berikut: a.Penata Kadastral yang melaksanakan tugas Fenata Kadastral yang berada satu tingkat di atas jenjang jabatannya, Angka Kredit yang diperoleh ditetapkan 80% (delapan puluh persen) dari Angka Kredit setiap butir kegiatan; dan b.Penata Kadastyal yang melaksanaken tugas Penata Kadastral satu tingkat di bawala jenjang jabatannya, Angka Kredit yang diperoieh ditetapkan 100% (seratus persen] dari Angka Kredit dari setiap butir kegiatan. Angka Kredit sebagaimana dimakeud pada ayat (1) tercantum delam Lampiran I yang merupaken bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini BABY PENGANGKATAN DALAM JABATAN Bagian Kecatu Umum Pasal 12 Pejabat yang memiliki kewenangan mengangkat dalam Jabatan Fungsional Penata Kadastral yaitu pejabat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 13 Pengangkatan PNS ke dalam Jabatan Fungsional Penata Kadastral dilakulsan melalui pengangkatan: a b. e. a pertama; perpindahan dari jabatan lain; penyesuaian/inpassing, dan promosi @) 2) 8) @) (5) (6) Bagian Kedua Pengangkatan Pertama Pasal 14 Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penata Kadastral melalui pengangkatan pertama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. berstatus PNS; ‘b, memilik integritas dan moralitas yang baik; s. sehat jasmani dan rohani; d.berijazah paling rendah sarjana atau diploma empatbidang pertanahan, teknik geodesi, geografi, geomatika, planologi, atau perencanaan wilayah dan kota; dan . nilai prestasi kerja paling vendah bemnilai baik dalam’ (satu) tahun terakhir. Pengangkatan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pengangkatan untuk mengisi lowongan kebutuhan Jabatan Fungsional Fenata Kadastral dari calon PNS. ‘Calon PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setelah diangkat sebagai PNS, paling lama 1 (satu) tahun diangkat dalam Jabatan Fungsional Penata Kadastral. PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling lama 3 (tiga) tahun setelah diangkat harus mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatinan fungsional Penata Kadasteal. Penata Kadastral yang belum mengileuti dan/atau tidale Julus pendidikan dan pelatihan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak diberikan kensiken jenjang satu tingkat di atasnya Angka Kredit untuk pengangkatan pertama dalam Jabaten Fungsional Penata Kadastral dinilai dan ditetapkan pada saat mulai melaksanakan tuges Jabatan Fungsional Penata Kadastral. @) 2) Bagian Ketiga Pengangkatan Melalui Perpindahan dari Jabatan Lain Pasal 15 Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penata Kadastral melalui perpindahan dari jabatan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal i3hurufb, harus memenuhi syarat sebagai berilcut a. berstatus PNS; +b, memilile integritas dan merelitas yang bail; s. sehat jasmani dan rohani; d.berijazah paling rendah sarjana atau diploma empat bidang pertanahan, teknik geodesi, _geografi, geomatika, planologi, perencanaan wilayah dan kotaatau bidang ilmu lain yang ditentukan oleh Instansi Pembina; ¢. mengikuti dan lulus Uji Kompetensiteknis, manajerial, dan sosial imitural sesuai Standar Kompetensi vane telah disusun oleh Instansi Pembina; { memiliki pengelaman dalam pelaksanaan tugas di bidang Survei, Pengukuran, dan Pemetaan 5. nila prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan +h. berusia paling tinggi 1) 53 (lima puluh tiga) tahun bagi yang akan menduduki Jabaten Fungsional Penata Kadastral Abli Pertama dan Penata Kadastral Abli Muda; dan 2) 55 (lima puluh lima) tahun bagi yang akan menduduki Jabatan FungsionalPenata Kadastral Ahli Madya Pengangkatan Jabatan Fungsional Penata Kadastral sebageimana dimalsud pada ayat (1) harus mempertimbangkan ketersediaan kebutuhan untule jenjang jabatan fungsional yang akan diduduki. 3) @) @ 2) (3) Fangkat yang ditetapkan bagi FNS sebagaimana dimakeud pada ayat (1) yaitu sama dengan yang dimilikidan jenjang jabatan yang ditetapkan sesuai dengan jumlah Angka Kredit yang ditetapkan oleh Pejabat yang Berwenang menetapkan Angka Kredit. Angka Kreditsebagaimana dimaksud pada ayat (3) dinilai dan ditetapkan dari tugas jabatan dengan mempertimbangkan pengalaman dalam peleksanaan tugas di bidang Survei, Penguiuan, dan Pemetaan Kadastral Bagian Keempat Pengangkatan melalui Penyesuaian/Inpassing Pasal 16 Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penata Kadastral melalui penyesuaian/impassing sebagaimana dimaksud dalam Pasai 13 huruf c, harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. berstatus FINS; ‘>. memilild integritas dan moralitas yang bail; <. sehat jasmani dan rohan; . berijazah paling rendah sazjana atau diploma empat; ¢. memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang Survei, Penguiuuran, dan © Pemetaan Kadastralpaling singkat 2 (dua) tahun: dan i. nilei prestasi kerja paling rendeh bernilai baik dalam 2 (dua) tabu tevalchir Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penata Kadastral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan apabila PN'S yang pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, memiliki pengalaman dan masih melaksanaken tugas di bidang Survei, Pengukuran, dan Pemetaan Kedastral berdasarkan keputusan Pejabat yang Berwenang. Pengangkatan Jabatan Fungsional Penata Kadastral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan @) 2) @) @) 2) mmempertimbangkan kebutuhan untuk jenjang jabatan yang akan didudulc. Pasal 17 Angka Kredit Kumulatif untuk penyesuaian/inpassing dalam Jabatan Fungsional Penata Kadastral sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpicahican dari Peraturan Menteri ini Angka Kredit Kumulatif untuk penyesuaian/inpassing sebageimana dimaksud pada ayat (1) hanya berlaku 1 (satu) kali selama masa penyesuaian/inpassing. Tata cara pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penata Kadastral melalui penyesuaian/inpassing ditetapkan oleh Instansi Pembina. Bagian Kelima Pengangkatan melalui Promosi Pasal 18 Fengangkatan dalam Jabatan Fungsional Fenata Kadastral melalui promosi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf d, dilaksanaken dalam hal: a. PNS yang belum menduduki Jabatan Fungsional Penata Kadastral; atau >. kenaikan jenjang Jabatan Fungsional Fenata Kadastral satu tingkat lebih tinggi. Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penata ‘Kadasteal melalui promosi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf d, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. mengikuti dan fulus Uji Kompetensi sesuai Standar Kompetensi yang telah disusun oleh Instansi Pembina: b. ilai Kinesja/peestasi kerja paling readah bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir. ©. memiliki rekam jejak yang baik; d. tidak pernah melakukan pelanggaran kode etik dan profesi PINS; dan 2 Hdale pernah dikenalan huluman disiplia PNS. (3) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penata Kadastral melalui promosi sebagaimana dimaksud pada ayat [i}harus mempertimbangkan kebutuhan untuk jenjang jabatan fungsional yang akan diduduki. (4) Angka Keedit untuk pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penata Kadastral melalui promosi dinilai dan ditetapkan dari tugas Jabatan Fungsional Penata Kadastral. (5) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penata Kadastral dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VI PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH/JANJI Pasal 19 (1) Setiap FNS yang akan diangkst menjadi Pejabat Fungsional Fenata Kadastral wajib dilantike dan diambil sumpah/janji menurut agama atau kepercayaanaya ‘kepada Tuhan Yang Maha Esa (2) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VII PENILAIAN KINERJA Bagian Kesatu Umum Pasal 20 (1) Penilaian Kinerja Penata Kadastral bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan yang didasarkan sistem prestasi dan sistem karier. (2) Fenilaian kinerja Fenata Kadastral dilakukan berdasarken perencanasn kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatilean target, capaian, hasil dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS. (3) Penilaian iinerja Penata Kadastral dilakukan secara objektif, terukur, alcuntabel, partisipatif, dan transparan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 21 Penilaian Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 metiputi: a SKP; dan b. Ferilaku Kerja Bagian Kedua SKP Paragraf 1 Pasal 22 (1) Pada awal tahun, Penata Kadastral wajib menyusua SKP. (2) SKP merupakan target kinerja Penata Kadastral berdasarken penetapan ikinerja unit kerja yang bersangkutan. (3) SKP untuk masing-masing jenjang jabatan diambil dari uraian kegistan tugas jabatan sebagai turunan dari penstapan kinerja unit kerja (4) SEP yang telah disusuin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapatkan persetujuan dan ditetapkan oleh atasan langsung. @) 2) 8) @) 2) 3) i) @) Pasal 23 ‘Target Kinerja sebagaimana dimakeud dalam Pasal 22 ayat (2) terdiri dari Kinerja utama beruga target Angka Kredit dan/ateu kinerja tambahan berupa tugas tambahan. Target Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diuraikan dalam bentuk kegiatan sebagaimana tercantum delam Lampiran I yang merupaken bagian tidal: teepisahican dari Peraturan Menteri ini ‘Tugas tambahan sebagsimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh pimpinan unit kerja berdasarkan penetapan kinerja unit kerja yang bersangkutan. Pasal 24 ‘Target Angka Kredit dan tugas tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) sebagai dasar untule penyusunan, penetapan, dan penilaian SKP. SKP yang disusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ‘harus disetujui dan ditetapkan oleh atasan langsung. Penilaian SKF sebagaimana dimakeud pada ayat (1) dilaksanakan secuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hasil penileian SKP Penata Kadastral sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan sebagai capaian SKP. Paragraf 2 Target Angka Kredit Pasal 25 Target Angka Kredit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) bagi Penata Kadastral setiap tahun ditetapkan paling sedikit: @ 12,8 (dua belas koma lime) untuk Penata Kadastral AhliPertama; b. 25 (dua puluh lima) untuk Penata Kadastral AhliMuda; dan 2) 3) @ @) 2) 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) untuk Fenata Kadastral AhliMadya. ‘Target Angka Kvedit sebagaimana dimakeud pada ayat (1) ‘huruf c, tidak berlaku bagi Penata Kadastral Abli Madya yang memiliki pangkat tertinggi dalam jenjang jabatan yang didudukinya Selain target Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Pejabat Fungsional Penata Kadastral wajib memperoleh Hasil Kerja Minimal untul setiap periode Ketentuan mengenai penghitungan target Angka Kredit dan Hasil Kerja Minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Instansi Pembina. Paragraf 3. Angka Kredit Pemeliharaan Pasal 26 Penata Kadastral yang telah memenuhi syarat untuk ‘kenaikan jenjang jabatan setingket lebih tinggi tetapi ‘belum tersedia lowongan pada jenjang jabatan yang alan diduduki, setiap tahun wajib memenuhi Angka Kredit paling sedikit: a. 10 (sepuluh] untuk Penata Kadastral Abli Pertama: dan b. 20 (dua puluh) untuk Penata Kadastral Ali Muda. Penata Kadastral Ahli Madya yang menduduki pangkat tertinggi dari jabatanaya, setiap tahun sejak menduduki pangkatnya wajib mengumpulkan paling sedikit 20 (dua puluh) Angka Kredit, Bagian Ketiga Perilaku Kerja Pasal 27 Perilaku kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 hhuruf ® ditetapkan berdasarkan standar perilaku kerja a 2) 3) @) @) 2) dalam Jabatan FungsionalFenata Kadastral dan dinilai sesuai dengan ketentusn peraturan _perundang- uadangan. BAB VII PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT Bagian Keeatu Penilaian dan Penstapan Angka Kredit Pasal 28 Capaian SKP Penata Kadastral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (4) disampaikan kepada Tim Penilai ‘untuk dilalcukan penilaian sebagai capaian Angka Kredit. Capaian Angka Kredit Penata Kadastral sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan paling tinggi 150% (seratus lima puluh persen) dari target Angka ‘Kreditminimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26. Dalam hal telah memenuhi Angka Kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat atau jabaten, capaian Angka Kredit Penata Kadastral sebagaimana dimakeud pada ayat (1) diusulkan kepada pejabat yang memiliki kewenangan menetapkan Angka Kredit untuk ditetapican dalam PAK. PAK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan sebagai dasar kenaikan pangkat atau jabatan setingkat lebih tinggi sebagaimana tercantum dalam Lampiran II sampai dengan Lampiran V yang merupakan bagian tidale terpisahkan dari Peraturan Menteri ini Pasal 29 ‘Untuk mendukung objektivitas dalam penilaian kinerja, Penata Kadastral mendokumentasiken Hasil Kerja yang dipercleh sesuai dengan SKP yang ditetapken setiap tabuanya. Dalam hal sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan penilaian Angka Kredit, Tim Fenilai dapat 8) meminta laporan pelaksanaan kegiatan dan bukti fisik Hasil Kerja Penata Kadasteal. Hasil penilaian dan PAK Penata Kadastral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dan ayat (3) dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian ‘kinerja Penata Kadastral. Bagian Kedua Pejabat yang Mengusulkan Angka Kredit Pasal 30 sul penstapan Angka Kredit Penata Kadastral diajukan oleh a pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi ‘kepegaweaian di unit jabatan pimpinan tinggi madya yang membidengi Survei, Pengukuran, den Pemetaan Kadastral kepada pejabat pimpinan tinggi madya yang membidangi Survei, Fengukuran, dan Pemetaan Kadastral untuk Angka Kredit bagi Penata Kadastral ahli Madya di lingkungan kementerian/lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang: pejabat pimpinan tinggi pratama kepada pejabat pimpinan tingg: pratama yang membidangi kepegawaian di unit jabatan pimpinan tinggi madya yang membidangi Survei, Penguisuran, dan Pemetaan Kadastral untule Angka Kredit bagi Fenata Kadastral Ali Fertama sampai dengan Penata Kadastral Abli Muda di lingkungan kementerian/lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahean dan tata muang; pejabat pimpinan tinggi pratama yang memimpin kantor wilayah kepada pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidengi urusan kepegaweian di unit jabatan pimpinan tingsi matiya yang membidangi Survei, Pengukuran, dan Pemetasn Kedastral, untuk Angka KreditPenata Kadastral Abii Pertama — sampai denganPenata Kadastral Ahli Madya di lingkungan kantor wilayah; dan pejabat administrator yang memimpin kanter pertanahan kepada pejabat pimpinan tinggi pratama yang, membidangi urusan kepegawaian di unit jabatan pimpinan tinggi madya yang membidangi Survei, Pengukuran, dan Pemetasn Kadastral, untuk angka Kredit Penata Kadastral AbliPertama sampai dengan Penata Kadastral Abli Madya di linglungan kantor pertanahan; BagianKetiga Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit Pagal 31 Pejabat yang Berwenang menetapkan Angka Kredit, yaitu: a pejabat pimpinan tinggi madya yang membidangi Survei, Pengukuran, dan Pemetaan Kadastral untuk Penata Kadastral © Ahli «= Madya di lingkungan ‘kementerian/lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata quang kantor wilayah dan/atau kantor pertanahan; Pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi ‘epegawaian pada unit jabatan pimpinan tinggi madya yang membidangi Survei, Penguiuran, dan Pemetaan ‘Kadastral untuk Penata Kadastral abli Pertama sampai dengan Penata Kadastral Ahli Muda di lingkungan ‘kementerian/lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata muang; dan pejabat pimpinan tinggi pratamayang memimpin kantor wilayah untuk Angka Kredit bagi Fenata Kadastral abli Pertama dan Penata Kadastral Ahli Muda di lingkungan kantor wilayah dan kantor pertanahan, @) 2) @) (2) Bagian Keempat Tim Penilai Pasal 32 Dalam menjelanken tugasnya, pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 dibantu oleh Tim Penitai. Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) smemililei tugas: @. mengevaluasi keselarasan hasil penilaian yang dilakukan oleh pejabat penilai; ‘b. memberikan penilaian Angka Kredit berdasarken nilai capaian tugas jabatan; ¢. memberikan rekomendasi kenaikan pangkat dan/atau Jenjang jabatan: 4. memberikan rekomendasi mengikuti Uji Kompetensi: ¢. melakukan pemantauan terhadap hasil penilaian capaian tugas jabatan; £ memberiican pertimbangan penilaian SKP; dan g. memberikan bahan pertimbangan kepada Pejabat yang Berwenang dalam = sppengembangan FNS, pengangkatan dalam jabatan, pemberian tunjangan dan sanksi, mutasi, serta keilutsertaan Pejabat Fungsional dalam pendidikan dan pelatihan. Tim Penilai Penata Kadastraladalah Tim Penilai untuk Angka Kredit Penata Kadastral abli Fertama sampai dengan Fenata Kadastral Ahli Madya di lingkungan ‘kementerian/lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata suang kantor wilayah dan/atau kantor pertanahan, Pasal 33 Tim Penilai cebagaimana dimakeud dalam Fasal 32 terdiri ates pejabat yang berasal dari uncur teknis yang mmembidangi Jabatan Fusgsional Penata Kedastral, unsur ‘kepegawaian, dan Penata Kadastral. Susunan keanggotaan Tim Penilai sebagai berikut: a. seorang ketua merangkap anggota: 3) (4) (3) (6) (3) b. seorang sekretaris merangkap anggota: dan paling sedikit 3 (tiga) orang anggota_ Susunan anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ‘hharus berjumlah ganjil. Ketua Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) thuruf a, paling rendah pejabat pimpinan tinggi pratama atau Penata Kadastral Ahli Madya. Selretaris Tim Penilai sebagaimana dimakeud pada ayat (2) buruf b harus berasal dari unsur kepegawaian. Anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c paling sedikit 2 (dua) orang dari Penata Kadastral Syarat untuk menjadi anggota Tim Penilai, yaitu: a menduduki jabatan atau pangkat paling rendah sama dengan jabatan atau pangkat Penata Kadastral yang dinilas; b. memiliki keahlian serta kemampuan untuk menilai Angka Kredit Penata Kadastral; dan aktif melakukan penilaian angka Kredit Penata Kadastral_ Apabila jumish anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (6) tidal dapat dipenuhi dari Penata Kadastral, anggota Tim Penilai dapat diangkat dari PNS jain yang memiliki kompetensi untuk menilai Hasil Kerja Penata Kadastral Pembentukan dan susunan anggota Tim Penilai ditetapkan oleh pejabat pimpinan tinggi madya yang membidangi Survei, Pengukuran, dan Pemetaan Kadastralpada kementerian/lembaga yang, menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata mang. Pagal 34, Tata kerja Tim Penilai dan tata cara penilaian Angka Keedit Jabatan Fungsional Penata Kadastral ditetapkan oleh Instansi Pembina. @) (2) 3) @) BABIX KENAIKAN PANGKAT DAN KENAIKAN JABATAN Bagian Kesatu Kenaikan Pangkat Pasal 35 Kenaikan pangkat dapat dipertimbangkan apabila capaian Angka Keedit telah memenuhi Angka Kredit Kumulatif yang dipersyaratkan. Angka Kredit Kumulatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan pencapaian Angka Kredit pada setiap tahun dan perolehan Hasil Kerja Minimal pada setiap periode. Jumlah Angka Kredit Kumulatif yang herus dipenuhi untuk kensiken pangkat dan/atax jenjang Jabatan Fungsional Penata Kadastral sebagai berikut: a. Penata Kadastral dengan pendidikan sarjana atau diploma empat sebagaimana tercantum dalam Lampiran Il yang merupaken bagian tidak terpisahken deri Peraturan Menteri ini; b.Penata Kadastral dengan pendidikan magister sebagaimana tercantum delam Lampiran IV yang merupakan bagian tidaic terpisahkan dari Peraturan Menter! ini: dan <. Penta Kadastral dengan pendidikan doktor sebagaimanatercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidal terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 36 Untuk memenuhi syarat kenaikan pangkat sebagaimana dimakeud dalam Pasal 35 ayat (1), Penata Kadastral dapat melaksanalan kegiatan peaunjang, meliputi a. pengajar, pelatih, ateu pembimbing pada diklat fungsional atau teknis di bidang Survei, Pengukuran, dan Pemetaan Kadastral: 2) 3) a) @) (3) i) b keanggoten dalam Tim Fenilai atau tim Uji Kompetensi; ¢. perolehan penghargaan/tanda jase: d. pelaksanaan tugas lain yang mendukung peleksanaan tugas Jabatan Fungsional Penata Kadastral; dan/atau . perolehan gelar/ijazah lain. Kegiatan penunjang sebagsimana dimakeud pada ayat (1), diberiken kumulatif Angka Kredit paling tinggi 20% (dua puluh persen| dari Angka Kredit yang dipersyarathan untuk: kenaikan pangkat sebagaimanatercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Feraturan ‘Menteri ini Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan untuk satu kali kenaikan pangkat Bagian Kedua Kenaikan Jenjang Jabatan Pasal 37 Kenaikan jenjang Jabatan Fungsional Penata Kadastral satu tingkat lebih tinggi wajib memenuhi Angka Kredit yang ditetapkan. Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung dari akumulasi Angka Kredit kenaikan pangkat dalam satu jenjang yang sedang diduduki sebageimanatercantum dalam Lampivan Il sampai dengan Lampivan V yang merupaken bagian tidal terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Kenaikan jenjang Jabatan Fungsional Penata Kadastral sebagaimana dimakeud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan ketersediasn lowongan kebutuhan jabatan, Selain memenuhi syarat kinerja, Penata Kadastralyang akan dinaikken jabatannya setingkat lebih tinggi harus mengilzuti dan lulus Uji Kompetensi dan persyaratan lain. (3) a 2) 3) 4) Syarat kinerja, Hasil Kinerja Minimal, dan persyaratan Jain sebagaimana dimakeud pada ayat (4) ditetapkan oleh Instansi Pembina, Pasal 38 Penata Kadastral abli Muda yang akan naik ke jenjang Penata Kadastral Ahli Madya wajib melaksanakan ‘kegiatan pengembangan profesi Kegiatan pengembangan profesi sebagaimana dimalsud pada ayat (1), meliputi: a. perolehan ijazah/gelar pendidikan formal di bidang Survei, Penguiuran, dan Pemetaan Kadastral: ‘b. pembuaten Karya Tulis/Karya Imiah di bidang Survei, Fengukuran, dan Pemetaan Kadastral ©. panerjemahan/penyaduran buku dan karya ilmiah di bideng Survei, Pengukuran, dan Pemetaan Kadastral; d. penyusunan standar/pedoman/petunjuk/pelaksanaan /petunjule teknis di bidang Survei, Fengukuran, dan Pemetaan Kadastral; 2 pengembangan kompetensi di bidang Susvei, Pengukuraa, dan Pemetaan Kadastral; dan/atau i kegiatan Jain yang mendukung pengembangan profesi yang ditetapkan oleh Instansi Pembina di bidang Jabatan Fungsional Penata Kadastral Kegiatan pengembangan profesi sebagaimana dimakeud pada ayat Q) diberikan Angles Kreditsebagaimanatercantum dalam Lempiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ‘Menteri ini Penata Kadastral Abli Muda yang akan naik ke jenjang setingkat lebih tinggi menjadi Penata KadastralabliMadya wajib melaksanakan kegistan pengembangan profesi Jabatan Fungsional Penata Kadastral, dengan Angka Kredit yang disyaratken sebanyak 6 (enam) berasal dari pengembangan profesi. @) 2) Pasal 39 Penata Kadastral yang secara bersama-cama membuat Karya Tulis/Kesya Imiah di bidang Survei, Pengulcuran, dan Pemetaan Kadastral, diberilcan Angka Kredit dengan ‘ketentuan sebagai berifeut: a. apabila terdiri atas 2 (dua) orang penulis maka pembagian Angka Kredit yaitu 60% (enam puluh persen) bagi penulis utama dan 40% (empat puluh persen] bagi penulis pembantu; ‘b. apabila terdici atas 3 (tiga) orang penulis maka pembagian Angka Kredit yaitu 50% (lima puluh persen] bagi penulis utama dan masing-masing 25% (dua pulth lima persen) bagi penulis pembantu; c. apabila terdiri dari atas 4 (empat) orang penulis maka, pembagian Angka Kredit yaitu 40% (empat puluh persen] bagi penulis utama dan masing-masing 20% (dua puluh persen) bagi penulis pembantu; dan d. apabila tidak terdapat atau tidak dapat ditentukan penulis utama dan penulis pembantu maka pembagian Angka Kredit dibagi sebesar proporsi yang sama untuk cetiap penulis, Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimalsud pada. ayat (1) paling banyak 3 (tiga) orang. Bagian Ketiga Mekanisme Kenaikan Pangkat dan Jenjang Pasal 40 Persyaratan dan mekanisme kenaikan pangkat dan jenjang jabatan ‘bagi Penata Kadastral dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Pasal 41 Dalam hal target Angka Kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat atau jabatan setingkat lebih tinggi tidak tercapai, Penata Kadastral tidak diberiken kenaikan pangkat atau jabatan. Pasal 42 Penata Kadastral yang memilild Angka Kredit melebihi angka Kredit yang disyaratken untuk Kenaikan panglat setingkat lebih tinggi, kelebihan Angka (Kredit tersebut dapat diperhitungkan untuk kenaikan pangkat berikutnya dalam satu jenjang Jabatan Fungsional Penata Kadastral, BABX KEBUTUHAN PNS DALAM JABATAN FUNGSIONAL PENATA KADASTRAL Pasal 43 (1) Penetapan kebutuhan PNS dalam Jabatan Fungsional Penata Kadastral dihitung berdasarkan beban kerja yang ditentukan dari indikator: a. Tuas area yang diukur dan dipetakan; ‘b. jumlah bidang tanah yang ditingkatkan tualitas datanya; c. jumlah data bidang tanah yang dikelola: dan 4. jumlah bidang tanah yang diukur dan dipetakan. (2) Pedoman perhitungan kebutuhan Jabatan Fungsional Penata Kadastral ditetapkan oleh Instansi Pembina setelah mendapat persetujuan dari Mente Pasal 44 Fengangkatan dalam Jabatan Fungsional Fenata Kadastral berdasarkan Peraturan Menteri ini tidak dapat dilakukan sebslum pedoman penghitungan kebutuhan Jabatan Fungsional Penata Kadastral ditetapkan, @) (2) 3) @ @) 8) @) (5) BAB KOMPETENSI Bagian Kesatu Standar Kompetensi Pasal 45 PNS yang menduduki Jabetan Fungsional Penata Kadastval harus memenuhi Standar Kompetensi sesuai dengan jenjang jabatan. ‘Kompetensi Penata Kadastral meliputi: a. kompetens! telmis; ‘>. kompetensi manajerial; dan c. kompetensi sosial kultura Rincian Standar Kompetensi setiap jenjang jabatan sebageimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Instansi Pembina. Bagian Kedua Fengembangan Kompetensi Pasal 46 Untuk meningkatken kompetensi dan profesionalisme Penata Kadastral diilutsertakan pada pelatihan. Pelatihan yang diberikan bagi Penata Kadastral sebagaimana dimakeud pada ayat (1) disesuaiken dengan ‘hacil analisis kebutuhen pelatihan dan penilaian kinerja. Pelatihan yang diberikan kepada Penata Kadastral sebageimana dimalsud pada ayat (1) dalam bentuk: a. pelatihan fungsional; dan >. pelatihan teknis bidang Survei, Pengukuran, dan Femetaan Kadastral Selain pelatihan sebageimana dimakeud pada ayat (3), Penata Kadastval dapat mengembangkan kompetensiaya melalui program pengembangan kompetensi lainaya. Program pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi: (6) @ @) 8) 4) . pemeliharaan kinerja dan target kinerja: b. seminar; ©. lokakarya (workshop); d. konferensi; dan/ateau «studi banding. Ketentuan mengenai pelatihan dan pengembangan Kompetensi serta pedoman penyusunan analisis ‘kebutuhan pelatihan fungsional Penata Kadastral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Instansi Pembina. BAB XII PEMBERHENTIAN DARI JABATAN Pasal 47 Penata Kadastral diberhentiken dari jabatannya apabila: @. mengundurkan diri dari jabatan; >. diberhentikan sementara sebagai PNS: ¢. menjalani cuti di luar tanggungan negara; d. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan; 2. ditugaskan secara penuh pada jabatan pimpinan tinggi, jabatan administrator, jabatan pengawas, dan jabatan pelaksana; atau i. tidal: memenuihi persyaratan jabatan. Pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) fhuruf a dapat dipertimbangkan dalam hal memiliki alasan pribadi yang tidak mungkin untuk melakeanakan tugas Jabatan Fungsional Penata Kadastral Penata Kadastral yang diberhentiken karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sampai dengan huruf e dapat diangkat kembali sesuai dengan jenjang jabatan terakhir apabila tersedia kebutuhan Jabaten Fungsional Penata Kadastral. Pengangkatan Kembali dalam Jabatan Fungsional Penata Kadastral sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan dengan menggunakan Angka Kredit terakhir yang dimiliki dan dapat ditambah dengan Angka Kredit dari penilaian pelaksanaan tugas di bidang Survei, Pengukuran, den © Pemetaan —Kadastralselama diberhentileen. (5) Tidak memenuhi persyaratan jabstan sebageimana dimaksud pada ayat (1) huruf f dapat dipertimbangkan dalam hal: a. tidak memenuhi kualifikasi pendidiken yang dipersyaratkan untuk menduduki Jabatan Fungsional Penata Kadastral; atau b. Hdek memenuhi Standar Kompetensi yang ditentukan pada Jabatan Fungsional Penata Kadastral. Pasal 48 Penata Kedastral yang diberhentikan kerena ditugackan pada jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1) huruf «, dapat disesuaikan pada jenjang sesuai dengan pangkat terakhir pada jabatannya paling sedikit 1 (satu) tahun setelah diangkat kembali pada jenjang terakhir yang didudukinya, setelah mengikuti dan lulus Uji Kompetensi apabila tersedia kebutuhan. Pasal 49 (1) Terhadap Penata Kadastral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1) hurufa dan buruf f dilaksanakan pemeriksaan dan mendapatkan izin dari Pejabat yang Berwenang cebelum ditetapken pemberhentiannya. (2) Penata Kadastral sebagaimana dimakeud pada ayat (1) tidak dapat diangkat kembali delam Jabatan Fungsional Penata Kadasiral. Pasal 50 Pemberhentian dari Jabatan Fungsional Penata Kadastral dilakuken secuai dengen ketentuan peraturan perundang- uadangen. @) 2) BAB XII TUGAS INSTANSI PEMBINA Pasal 51 Instansi Pembina berperan sebagai pengelola Jabatan Fungsional Penata Kadastral yang bertanggung jawab untuk menjamin terwujudnya standar kualitas dan profesionalitas jabatan. Instansi Pembina sebagaimana dimakeud pata ayat (1) mempunyai tuges antara lain: a.menyusun pedoman formasi Jabatan Fungsional Penata Kadastral; ‘b.menyusun Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Penata Kadastral; ¢. menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjul teknis Jabatan Fungsional Penata Kadastral; d.menyusun standar kualitas Hasil Kerja dan pedoman penilaian kualitas Hasil Kerja Penata Kadastral; < menyusun pedoman penulisan Karya Tulis/Karya Imiah yang bersifat inovatif di bidang tugas Jabatan Fungsional Penata Kadasteal; £ menyusun Inusiiulum pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional Penata Kadastral; g. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional Penata Kadastral; ‘h.membina penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan fungsional pada lembaga pendidikan dan pelatihan; i menyelenggarakan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Penata Kadastral; j. menganalisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang tugas Jabatan Fungsional Penata Kadastral; ik. melakukan sosialisasi petunjuk pelakeanaan dan petunjuk tenis Jabatan Fungsional Penata Kadasteal; 1 mengembangkan sistem informasi Jabatan Fungsional Penata Kadastral; 3) @) (3) (6) mm.memfasilitasi pelaksanaan tugas Jabatan Fungsional Penata Kadastral; in. memfasilitas! pembentuken orgenisasi profesi Jabatan Fungsional Penata Kadastral; 0. memfasilitasi penyusunan dan penetapan kode etil profesi dan kode perilalcu Jabatan Fungsional Penata Kadastral; p.melakukan akseditasi pelatihan fungsional dengan mengacu kepada ketentuan yang telah ditetapkan oleh Lembaga Administrasi Negara; q.melakuken pemantauan dan eveluasi penerapan Jabatan Fungsional Penata Kadastral; dan +. menyusun informasi faktor jabatan untuk evaluasi jabatan. ‘Uji Kompetensi sebagaimana dimakeud pada ayat (2) ‘hhuruf i dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. ‘Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaiukan oleh Instansi Pembina Instansi Pembina dalam rangka melaksanakan tugas pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurufa, hhurufb, huruf ¢, huruf d, huruf e, Rurufi, Buruf ie, hueuf 1, buruf m, buruf a, buruf 0, huruf q dan huruf ¢ menyampaikan hasil pelaksanaan pembinaan Jabatan Fungsional Penata Kadastralsecara berkala sesuai dengan perkembangan pelaksanaan pembinaan kepada Menteri dengan tembusan kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara. Instansi Pembina menyampaikan secara berkala setiap tahun pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) buruf f, huruf g, huruf h, huruf j, dan huruf p kepada Menteri dengan tembusan kepada Kepala Lembaga Administrasi Negara. Ketentuan mengenai penyelenggeraan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Penata Kadastral sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf i ditetapkanoleh Instansi Pembina. @) 2) 8) @) 5) (6) @ 2) BAB XIV ORGANISASI PROFESI Pasal 52 Jabatan Fungsional Penata Kadastral wajib memiliki 1 (satu) organisasi profesi Penata Kadastral wajib menjadi anggota organisasi profesi Jabatan Fungsional Penata Kadastral Pembentukan organisasi profesi Jabatan Fungsional Penata Kadastral sebageimana dimaksud pada ayat (1) difasilitasi oleh Instansi Fembina. ‘Grganisasi profesi Jabatan Fungsional Penata Kadastral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyusun ‘ode etik dan kode perilaku profesi ‘Organisasi profesi Jabatan Fungsional Penata Kadastral mempunyai tuges: a. menyusun kode etik dan kode perilaku profesi; >. memberikan advokasi: dan < memeriksa dan memberikan rekomendasi atas pelanggaran kode etik dan kode perilaku profesi. Kede etik dan kode perilaku profesi sebagaimana dimalesud pada ayat (4) dan ayat (5) huruf a ditetapkan cleh organisasi profesi Jabatan Fungsional Penata Kadastral setelah mendapat persetujuan dari menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di ‘bidang agraria/pertanahan dan tata ruang. Pasal 53 Hubuagan kerja antara Instansi Pembina dengan organisasi profesi Jabatan Fungsional Penata Kadastral bersifat koordinatif dan fasilitatif untuk penyelenggaraan ‘tugas dan fungsi pembinaan Jabatan Fungsional Penata Kadastral Ketentuan mengenai syarat dan tata cara pembentukan organisasi profesi Jabatan Fungsional Penata Kadastral dan hubungan kerja Instansi Pembina dengan organisasi profesi Jabatan Fungsional Fenata _‘Kadlastral ditetapkanoleh Instansi Pembina sesuai dengan ‘ketentuan peraturan perundang-undangan, BABXV PEMINDAHAN KEDALAM JABATAN DAN LARANGAN RANGKAP JABATAN Pagal 54 Untuk Kepentingan organisasi dan pengembangan kavier, Penata Kadastral dapat dipindahkan ke dalam jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan persetujuan Pejabat Pembina Kepegawaian. Pasal 55 Dalam rangka optimalisasi pelakeanaan tuges dan pencapaian kinerja organisasi, Penata Kedastal dilarang rangkap jabatan dengan jabatan pimpinan tinggi, jabatan administrator, jabatan pengawas, atau jabatan pelaksana. BAB XVI KETENTUAN PENUTUP Pasal 56 Pembentukan Organisasi Profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (3) paling lama 5 (lima) tahun sejale Peraturan Menteri ini diundangkan, Pasal 57 Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penata Kadastral melalui penyesuaian/inpassing dilaksanakan 1 (satu) kali untuk paling lama 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan. Pasal 58 Peraturan Menteri ini mulei berlaku pada tanggal diundangkan. memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya Ager setlap orang mengetahuiny dalam Berita Negara Republik Indonesia Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 April 2020 MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, td TJAHJO KUMOLO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 28 April 2020 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, td, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2020 NOMOR 421 Salinan Scouai Dengan Aslinya KEMENTERIAN PENDATAGUNAAN APARATUR NEGARA weit, dan Informasi Publi, lp wae DAM BEVORMASTBIRO KRAS LEK PUB LIK ID OWS LA, ‘TRUTANG JADATAN PUNO SION AL PRN ATA.KAD ATR AL RGIATAR PRHGH ANG AM PROPRSED AN PRNUNANG JADATAM PUNGSIO NAL PRNATA KAD.AMTRAL ae ae we WAnLO KUMO Le nM ON a, IC NGAFOHATAN DAW HRWALEAN JADATAN AMAA 1 . reve, penguin, a 2 text SUMLAIEAMGKA HIEEDIT KUACULA THF MIRIMEALUNTU K LAMPIAN 1 PIA TURAR MKB RIEL PENDAYAGUNAAR APARATUR REGAIN, DAN REFORBAA SI BIRO KRAST EPUBLIEINDONE SIA NOMOR 22 TAHUR 2020 ‘TRATANG JABATAN PURGSIONAL PENATA KADASTRAL ANGICA KRKDIT KUMULAT HURT Lc PRATER SUN EAM EASSING | UABATAN PUNGSIORAL HE RATA KADA STEAL = [Diptoea angel = 156 150 150) TSO) 7 Tipe ‘their = 150 150 150, 150. ‘Dolor = 150 150 150) 1s) 150) AGNPR RE PEMDAYAGUBAAN APAE ARTUR SEGARA, DAN RKBORMASUSIROKEA 81k BPUBLIK IND ORBSIA, wd ‘aanuo KUBMOLO

Anda mungkin juga menyukai