Anda di halaman 1dari 3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Influenza adalah infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus influenza dan menyebar
dengan mudah dari orang ke orang. Virus ini beredar di seluruh dunia dan dapat mempengaruhi
orang tanpa memandang usia dan jenis kelamin. Flu sendiri merupakan suatu penyakit yang self-
limiting, dimana bila tidak terjadi komplikasi dengan penyakit lain, maka setelah 4-7 hari penyakit
akan sembuh sendiri. Daya tahan tubuh seseorang akan sangat berpengaruh terhadap berat
ringannya penyakit tersebut. Daya tahan tubuh dipengaruhi oleh pola hidup seseorang. 1

2.2 Epidemiologi

Kejadian influenza menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan 375 spesimen
influenza positif di antara 291.427 spesimen dari 85 negara - 35,2% tipe A dan 64,8% tipe B. Dari
virus tipe A, 6,1% adalah influenza A( H1N1) dan 93,9% adalah influenza A(H3N2).

2.3 Etiologi dan Faktor Risiko

Dikenal tiga jenis influenza musiman (seasonal) yakni A, B dan Tipe C. Di antara banyak
subtipe virus influenza A, saat ini subtipe influenza A (H1N1) dan A (H3N2) adalah yang banyak
beredar di antara manusia. Virus influenza bersirkulasi di setiap bagian dunia. Kasus flu akibat virus
tipe C terjadi lebih jarang dari A dan B. Itulah sebabnya hanya virus influenza A dan B termasuk
dalam vaksin influenza musiman.1

Influenza musiman menyebar dengan mudah saat seseorang yang terinfeksi batuk, tetesan
yang terinfeksi masuk ke udara dan orang lain bisa tertular. Mekanisme ini dikenal sebagai air borne
transmission. Virus juga dapat menyebar oleh tangan yang terinfeksi virus. Untuk mencegah
penularan, orang harus menutup mulut dan hidung mereka dengan tisu ketika batuk, dan mencuci
tangan mereka secara teratur.1,2

2.4 Patogenesis Influenza

Patogenesis influenza tergantung pada virus, sistem imun dari host, dan kondisi lingkungan
yang mengelilingi host dan virus.5
Faktor Virulensi
Protein yang berada dalam virus influenza mempunyai peran patogenesis pada
traktus respiratorius manusia. Diantara protein-protein yang terdapat dalam virus ini, HA
(haemaglutinin) bertanggung jawab untuk menginfeksi sel target. HA pada virus influenza
tipe A berikatan dengan α2-6 sialylated glycans yang berada pada sel epitel saluran napas
atas. Karena virus influenza tipe A hanya menyerang traktus respiratorius bagian atas,
biasanya manifestasi klinis yang ditimbulkan lebih ringan.5

Faktor Host
Sistem imun dapat melindungi host dari infeksi virus influenza. Karena itu,
patogenesis virus influenza sangat tergantung dari sistem kekebalan tubuh tiap individu.
Ketika virus influenza tipe A menginfeksi sel epitel pernapasan atau makrofag alveolar,
RNA untai tunggal dari virus influenza dikenali oleh toll-like receptor (TLR) 7 dan gen-I
(RIG-I) yang diinduksi asam retinoat. Jalur pensinyalan TLR7 dan RIG-I menginduksi
produksi IFN tipe I dan mengaktifkan respons terhadap virus. Akan tetapi, beberapa
penelitian mengatakan bahwa antigen pada virus (NS1) dapat menekan produksi IFN.
Kurangnya IFN tipe 1 menghasilkan peningkatan penyebaran virus dan kerentanan terhadap
infeksi. TLR7, RIG1 dan IFN tipe 1 menginduksi regulasi beberapa sitokin dan kemokin
inflamasi, seperti IL-1β, IL-6, IL-8, TNFα, CCL2 (MCP-1), CCL3 (MIP-1α), CCL5
(RANTES), dan CXCL10 (IP-10). Selanjutnya CCL2 merekrut makrofag ke paru-paru
yang terinfeksi virus. Makrofag mengekspresikan tumor necrosis factor-related ligand-
inducing ligand (TRAIL) yang menginduksi apoptosis sel epitel alveolar.5

Transmisi virus influenza lewaat partikel udara dan lokalisasinya di traktus


respiratorius. Penularan bergantung pada ukuran partikel (droplet) yang membawa virus
tersebut masuk ke dalam saluran napas. Pada dosis infeksius 10 virus/droplet, 50% orang-
orang yang terserang dosis ini akan menderita influenza. Virus akan melekat pada epitel sel
di hidung dan bronkus.6

Setelah virus berhasil menerobos ke dalam sel, dalam beberapa jam sudah
mengalami replikasi. Partikel-partikel virus baru ini kemudian akan menggabungkan diri
dengan perrmukaan sel, dan langsung dapat meninggalkan sel untuk pindah ke sel lain.
Virus influenza dapat mengakibatkan demam tetapi tidak sehebat efek pirogen
lipopolisakarida kuman Gram Negatif.7
2.5 Manifestasi Klinis Influenza
Influenza tipe A dan tipe B utamanya menyebabkan penyakit respiratori. Awitan
penyakit mendadak, ditandai dengan koriza, konjungtivitis, faringitis, dan batuk kering.
Gejala yang menonjol dapat terlokalisasi di mana saja di sepanjang saluran respiratori.
Influenza, dibandingkan dengan virus respiratori lain menimbulkan gejala dan tanda
sistemik yang lebih nyata seperti suhu tinggi, mialgia, malaise, dan sefalgia. Berbagai
gejala dan tanda tadi agaknya diperantarai oleh sitokin yang dihasilkan oleh epitel
respiratorik bukan akibat penyebaran sistemik dari virusnya. Durasi demam biasanya sekitar
2-4 hari. Batuk mungkin berlangsung dalam waktu yang lebih lama, dan bukti gangguan
saluran respiratori kecil sering ditemui hingga berminggu-minggu kemudian.8

Anggota keluarga atau yang kontak erat seringkali mengalami penyakit serupa. Pada
anak dan bayi gejala dan tanda infeksi influenza tidak sejelas orang dewasa. Anak mungkin
mengalami demam tinggi dan tampak toksik, dan memerlukan pemeriksaan diagnostik
segera. Walaupun mempunyai manifestasi yang cukup khas, namun seringkali sulit
dibedakan dengan penyakit yang disebabkan oleh virus respiratori lain seperti respiratory
syncytical virus, parainfluenza, dan adenovirus.8

Anda mungkin juga menyukai