Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN


KEBUTUHAN AKTIVITAS DI RUANG UTSMAN IBNU AFFAN RSI
“SUNAN KUDUS”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu Stase Keperawatan Gerontik

DI SUSUN OLEH:

FIFI ALAFINDA YAHYA UTAMA

82021040039

PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


A. KONSEP DASAR TEORI
1. Definisi
Menurut (Heriana, 2014) Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan
bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan
hidup.  Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang
melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas
seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan musculoskeletal.
Kebutuhan aktivitas (pergerakan) merupakan satu kesatuan yang saling
berhubungan dengan kebutuhan dasar dan tidur, dan saling mempengaruhi
manusia yang lain seperti istirahat.
Aktivitas sebagai salah satu tanda bahwa seseorang itu dalam keadaan sehat.
Seseorang dalam rentang sehat dilihat dari bagaimana kemampuannya dalam
melakukan berbagai aktivitas seperti misalnya berdiri, berjalan dan bekerja.
Kemampuan aktivitas seseorang itu tidak terlepas dari keadekuatan system
persarafan dan musculoskeletal.
Aktivitas sendiri sebagai suatu energi atau keadaan bergerak dimana
manusia memerlukan hal tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Fisiologi Pergerakan
Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi antara system
musculoskeletal dan system persarafan.
Sistem Musculoskeletal berfungsi sebagai :
a. Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh
b. Melindungi bagian tubuh tetentu seperti hati, ginjal, otak dan paru-paru
c. Tempat melekatnya otot dan tendon
d. Sumber mineral seperti garam dan posfat
e. Tempat produksinya sel darah
Sistem Otot Berfungsi Sebagai :
a. Pergerakan
b. Membentuk postur
c. Produksi panas karena adanya kontraksi dan relaksasi
3. Etiologi
Menurut (Hidayat, 2014) penyebab gangguan aktivitas adalah sebagai
berikut :
a. Kelainan Postur
b. Gangguan Perkembangan Otot
c. Kerusakan Sistem Saraf Pusat
d. Trauma langsung pada Sistem Muskuloskeletal dan neuromuscular
e. Kekakuan Otot
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik pada gangguan aktivitas yaitu tidak mampu bergerak
secara mandiri atau perlu bantuan alat/orang lain, memiliki hambatan dalam
berdiri dan memiliki hambatan dalam berjalan.
5. Faktor Predisposisi
a. Pengobatan
b. Terapi pembatasan gerak
c. Kurang pengetahuan tentang manfaat pergerakan fisik
d. IMT diatas 75% sesuai dengan usia
e. Kerusakan sensori persepsi
f. Nyeri, tidak nyaman
g. Intoleransi aktivitas/ penurunan kekuatan dan stamina
h. Depresi mood dan cemas
i. Keengganan untuk memulai gerak
j. Gaya hidup menetap, tidak fit
k. Malnutrisi umum dan spesifik
l. Kehilangan integrasi struktur tulang
m. Keterbatasan lingkungan fisik dan sosial
n. Keterbatasan daya tahan kardiovaskuler
o. Kepercayaan terhadap budaya berhubungan dengan aktivitas yang tepat
disesuaikan dengan umur
6. Faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Pergerakan Atau Imobilisasi
a. Gangguan musculoskeletal
1) Osteoporosis
2) Atropi
3) Kontraktur
4) Kekakuan dan sakit sendi
b. Gangguan kardiovaskuler
1) Postural hipotensi
2) Vasodilatasi vena
3) Peningkatan penggunaan valsava maneuver
c. Gangguan system respirasi
1) Penurunan gerak pernafasan
2) Bertambahnya sekresi paru
3) Atelektasis
4) Hipotesis pneumonia
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Toleransi Aktivitas
a. Faktor fisiologis
1) Frekuensi penyakit atau operasi dalam 12 bulan
2) Tipe penyakit atau operasi dalam 12 bulan terakhir
3) Status kardiopulmonar (mis. Dispneu, nyeri dada)
4) Status musculoskeletal (mis. Penurunan massa otot)
5) Status neurologi (mis. Gangguan sistem saraf gerak)
6) Penyakit yang mengakibatkan terganggunya anggota gerak ( mis. Stroke)
7) Pola tidur
8) Keberadaan nyeri, pengontrolan nyeri
9) Tanda-tanda vital: frekuensi pernapasan dan nadi kembali ke tingkat
istirahat dalam 5 menit setelah latihan, tekanan darah kembali seperti
semula dalam 5-10 menit setelah latihan
10) Tipe dan frekuensi aktivitas latihan
11) Kelainan hasil laboratorium seperti penurunan konsentrasi O2 arteri,
penurunan kadar hemoglobin, kadar elektrolit yang tidak normal
b. Faktor emosional
1) Suasasana hati (mood), depresi, cemas
2) Motivasi
3) Ketergantungan zat kimia (mis. Obat-obatan, alcohol, nikotin )
4) Gambaran diri
c. Faktor Perkembangan
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Kehamilan
4) Perubahan massa otot karena perubahan perkembangan
5) Perubahan system skeletal karena perubahan perkembangan.

8. Pathofisiologi
Menurut (Hidayat, 2014) proses terjadinya gangguan aktivitas tergantung
dari penyebab gangguan yang terjadi. Ada tiga hal yang dapat menyebabkan
gangguan tersebut, diantaranya adalah :
a. Kerusakan Otot
Kerusakan otot ini meliputi kerusakan anatomis maupun fisiologis otot. Otot
berperan sebagai sumber daya dan tenaga dalam proses pergerakan jika terjadi
kerusakan pada otot, maka tidak akan terjadi pergerakan jika otot terganggu.
Otot dapat rusak oleh beberapa hal seperti trauma langsung oleh benda tajam
yang merusak kontinuitas otot. Kerusakan tendon atau ligament, radang dan
lainnya.
b. Gangguan pada skelet
Rangka yang menjadi penopang sekaligus poros pergerakan dapat terganggu
pada kondisi tertentu hingga mengganggu pergerakan atau mobilisasi.
Beberapa penyakit dapat mengganggu bentuk, ukuran maupun fungsi dari
sistem rangka diantaranya adalah fraktur, radang sendi, kekakuan sendi dan
lain sebagainya.
c. Gangguan pada sistem persyarafan
Syaraf berperan penting dalam menyampaikan impuls dari dank e otak. Impuls
tersebut merupakan perintah dan koordinasi antara otak dan anggota gerak.
Jadi, jika syaraf terganggu maka akan terjadi gangguan penyampaian impuls
dari dank e organ target. Dengan tidak sampainya impuls maka akan
mengakibatkan gangguan mobilisasi.

9. Pathway
Pengkajian aktifitas dan latihan

Masalah dalam aktifitas Masalah pergerakan

Tidak cukupnya energi Adanya keterbatasan


fisiologi atau psikologi pergerakan fisik tubuh
untuk bertahan atau secara mandiri dan
menyesuaikan aktivitas terarah pada satu
harian yang diinginkan ekstremitas atau lebih

Intoleran aktivitas Hambatan mobilitas fisik

10. Pemeriksaan Penunjang


a. Pemeriksaan Diagnostik
1) Foto Rontgen (Untuk menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi, dan
perubahan hubungan tulang).
2) CT Scan tulang (mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang di
daerah yang sulit untuk dievaluasi)
3) MRI (untuk melihat abnormalitas : tumor, penyempitan jalur jaringan lunak
melalui tulang)
b. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah dan urine
2) Pemeriksaan Hb
11. Penatalaksanaan
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan proses yang berlangsung sepanjang kehidupan
dan episodic. Sebagai suatu proses yang berlangsung sepanjang khidupan,
mobilitas dan aktivitas tergantung pada system musculoskeletal,
kardiovaskuler, pulmonal.  Sebagai suatu proses episodic pencegahan primer
diarahkan pada pencegahan masalah-masalah yang dapat timbul akibat
imobilitas atau ketidakaktifan.
a) Hambatan  terhadap latihan
b) Pengembangan program latihan
c) Keamanan
b. Pencegahan sekunder
Spiral menurun yang terjadi akibat eksaserbasi akut dari imobilitas dapat
dikurangi atau dicegah dengan intervensi keperawatan.  Keberhasian intervensi
berasal dari suatu pengertian tentang berbagai factor yang menyebabkan atau
turut berperan terhadap imobilitas dan penuaan. Pencegahan sekunder
memfokuskan pada pemliharaan fungsi dan pencegahan komplikasi. (Tarwoto
& Wartonah, 2006)
c. Penatalaksanaan terapeutik
Meliputi penggunaan obat-obatan, fisiotherapy maupun latihan .

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


PENGKAJIAN
1. Riwayat Keperawatan
Pengkajian riwayat keperawatan meliputi :
a. Riwayat aktivitas dan olah raga
b. Toleransi aktivitas
c. Jenis dan frekuensi olah raga
d. Faktor yang mempengaruhi mobilitas
e. Pengararuh imobilitas
2. Pemeriksaan Fisik : Data Focus
a. Kesejajaran tubuh
Mengidentifikasi perubahan postur tubuh akibat pertumbuhan dan
perkembangan normal. Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi pasien
dari lateral, anterior, dan posterior guna mengamati :
- bahu dan pinggul sejajar
- jari - jari kaki mengarah kedepan
- tulang belakang lurus, tidak melengkung kesisi yang lain
b. Cara berjalan
Dilakukan untuk mengidentifikasi mobilitas klien dan risiko cedera akibat
jatuh.
- Kepela tegak, pandangan lurus, dan tulang belakang lurus
- Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu daripada jari kaki
- Lengan mengayun kedepan bersamaan dengan ayunan kaki di sisi yang
berlawanan
- Gaya berjalan halus, terkoordinasi,
c. Penampilan dan pergerakan sendi
Pemeriksaan ini meliputi inspeksi, palpasi, serta pengkajian rentang gerak aktif
atau rentang gerak pasif. Hal-hal yang dikaji yaitu :
- Adanya kemerahan / pembengkakan sendi
- Deformitas
- Adanya nyeri tekan
- Krepitasi
- Peningkatan temperature di sekitar sendi
- Perkembangan otot yang terkait dengan masing – masing sendi
- Derajat gerak sendi
d. Kemampuan dan keterbatasan gerak
Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :
- Bagaimana penyakit klien mempengaruhi kemampuan klien untuk bergerak
- Adanya hambatan dalam bergerak ( terpasang infus, gips )
- Keseimbangan dan koordinasi klien
- Adanya hipotensi ortostatik
- Kenyamanan klien
e. Kekuatan dan massa otot
Perawat harus mengkaji kekuatan dan kemampuan klien untuk bergerak,
langkah ini diambil untuk menurunkan risiko tegang otot dan cedera tubuh baik
pada klien maupun perawat.
Pengkajian ini bermanfaat untuk membantu meningkatkan kemandirian klien
yang mengalami : Disabilitas kardiovaskuler dan respiratorik
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Diagnostik
a. Foto rontgen: Untuk menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi, dan
perubahan hubungan tulang.
b. CT scan tulang: Mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang di daerah
yang sulit untuk dievaluasi (mis: asetabulum).
c. MRI: Untuk melihat abnormalitas ( tumor, penyempitan jalur jaringan lunak
melalui tulang).
Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah dan urine : memberikan informasi mengenai masalah
musculoskeletal primer atau komplikasi yang terjadi (infeksi).
b.  Pemeriksaan Hb : (biasanya lebih rendah bila terjadi perdarahan akibat
trauma).
4. Pengkajian Fokus
Menurut (Hidayat, 2014) pengkajian yang penting dalam gangguan aktivitas
sebagai berikut :
a)      Biodata pasien
b)      Riwayat Kesehatan termasuk pola istirahat/tidur, pola aktivitas/latihan. Pola
aktivitas atau latihan dapat dinilai dengan tabel berikut :
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan dan minum
Mandi
Eliminasi (BAK&BAB)
Berpakaian
Mobilisasi di tempat tidur
Pindah
Ambulasi

Keterangan :
0 : mandiri
1 : alat bantu
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : tergantung total

Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut :

Tingkat Aktivitas /
Kategori
Mobilisasi
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunaaan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain
Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain dan
Tingkat 3
peralatan
Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau
Tingkat 4
berpartisipasi dalam perawatan

5. Pengkajian Pada Lansia
a. Faktor Psikososial: Perubahan status psikososial klien biasa terjadi lambat dan
sering diabaikan tenaga kesehatan.
b. Observasi perubahan tingkah laku: Menentukan penyebab perubahan tingkah
laku / psikososial untuk mengidentifikasi terapi keperawatan.
c. Observasi pola tidur klien
d. Observasi perubahan mekanisme koping klien
e. Observasi dasar perilaku klien sehari-hari

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas
2. Hambatan mobilitas fisik

INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa NOC NIC
1. (00092) (0001) Daya Tahan (0180)Manajemen Energi
Intoleransi Definisi: Kemampuan untuk 1. Kaji status fisiologis
Aktivitas mempertahankan aktivitas. pasien yang
Definisi: Kriteria hasil yang diharapkan menyebabkan kelelahan
Ketidakcukupan atau skala target outcome: 2. Monitor intake/asupan
energi psikologis dipertahankan pada................
nutrisi untuk
atau fisiologis ditingkatkan ke....................
mengetahui sumber
untuk Skala1–5 (Sangat terganggu, energi yang adekuat
mempertahankan banyak, cukup, sedikit, tidak)
3. Anjurkan pasien
atau  (000101) mengungkapkan
Melakukan
menyelesaikan aktivitas perasaan mengenai
aktivitas  (000102) Aktivitas fisik keterbatasan
kehidupan sehari  (000103) Konsentrasi 4. Perbaiki defisit secara
hari yang harus  (000104) Daya tahan otot fisiologis
atau yang ingin  (000113) Haemoglobin 5. Instruksikan
dilakukan.  (000118) Kelelahan pasien/orang terdekat
Batasan terkait kelelahan
karakteristik : (0005)Toleransi Terhadap 6. Pilih intervensi untuk
Data subyektif: Aktivitas mengurangi kelelahan
Definisi: Respon fisiologis baik secara
Data obyektif: terhadap pergerakan yang farmakologis maupun
 Dipsnea memerlukan energi dalam non farmakologis.
setelah aktivitas sehari-hari
beraktivitas Kriteria hasil yang diharapkan (4046)Perawatan
 Keletihan atau skala target outcome: Jantung
dipertahankan pada............... 1. Monitor toleransi
 Ketidaknyam
ditingkatkan ke.................... pasien terhadap
anan setelah
Skala1–5 (Sangat terganggu, aktivitas
beraktivitas
banyak, cukup, sedikit, tidak) 2. Pertahankan jadwal
 Perubahan
 (000501) Saturasi O2 ketika ambulasi sesuai
EKG
beraktivitas toleransi pasien
 Respon 3. Berikan dukungan dan
frekuensi  (000502) Frekuensi nadi
ketika beraktivitas harapan yang realitas
jantung pada pasien dan
abnormal  (000503) Frekuensi
keluarga
terhadap bernafas ketika aktivitas
4. Instruksikan pada
aktivitas  (000504) Tekanan darah
pasien mengenai
 Respons sistol ketika beraktivitas
modifikasi faktor resiko
tekanan  (000505) Tekanan darah jantung (mis berhenti
darah diastol ketika beraktivitas merokok)
abnormal  (000506) Temuan /Hasil 5. Kolaborasi dengan ahli
terhadap EKG gizi dan fisiotherapi
aktivitas

Faktor yang (0006) Energi Psikomotor


Berhubungan Dorongan dan energi personal
 Gaya hidup untuk mempertahankan nutrisi,
kurang gerak keamanan, dan aktivitas hidup
 Imobilitas sehari hari
 Ketidak Kriteria hasil yang diharapkan
seimbangan atau skala target outcome:
antara suplai dipertahankan pada..................
dan ditingkatkan ke....................
kebutuhan Skala1–5 (Tidak pernah
oksigen menunjukkan, jarang, kadang-
 Tirah baring kadang, sering, secara
konsisten)
 (000602) Menjaga
konsentrasi
 (000608) Menunjukkan
tingkat energi yang stabil
 (000609) Menunjukkan
kemampuan untuk
menyelesaikan tugas sehari-
hari

2. (00085) (0208) Pergerakan (0221) Terapi Latihan :


Hambatan Kemampuan untuk bisa Ambulansi
mobilitas fisik bergerak bebas di tempat tanpa 1. membantu pasien untuk
alat bantuan. berdiri dan ambulansi
Kriteria hasil yang diharapkan 2. memberitahu mengenai
atau skala target outcome: teknik perpindahahan
dipertahankan dan ambulasi yang
pada..................ditingkatkan aman
ke.................... 3. mengonsultasikan pada
Skala1–5 (Tidak pernah ahli terapi fisik
menunjukkan, jarang, kadang- mengenai rencana
kadang, sering, secara ambulasi sesuai
konsisten) kebutuhan
 (020810) cara berjalan
 (020803) gerakan otot
 (020804) gerakan sendi

DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2016.  Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.  Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : Salemba medika
Heriana, Pelapina. 2014. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang selatan :
Binarupa aksara
Mubarak, Wahid Iqbal dkk. 2015.  Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia :Teori Dan
Aplikasi Dalam Praktek.  Jakarta: EGC
NANDA NIC NOC. 2015. Aplikasi Asuahan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis. Yogyakarta: Mediaction Publishing
Rosidawati, dkk.  2015.  Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.  Jakarta: Salemba
Medika
Perry & Potter. 2015. Buku ajar fundal mental keperawatan konsep, proses dan
praktik. Edisi 4 volume 1. Jakarta : EGC.
Tarwoto & Wartonah, 2014. Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai