Anda di halaman 1dari 2

PERATURAN SISWA DALAM MANAJEMEN KELAS

Menurut Suharsimi Arikunto (1986) pengaturan kelas dapat diklasifikasikan kedalam dua
ketegori yaitu :

1. Manajemen kelas

2. Manajemen kelas diluar kegiatan belajar. Hal ini berkaitan dengan ekstra kurikuler yang
ada disekolah maupun suatu organisasi.

Berikut ini adalah beberapa permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik yaitu sebagai berikut :

1. Perilaku yang ingin mendapatkan sebuah perhatian dari orang lain. Misalnya seperti
bersikap menyerupai seorang pelawak atau selalu melakukan kesalahan.

2. Perilaku yang ingin menunjukkan sebuah kekuatan. Misalnya seperti berdebat, emosional,
pemarah, suka menangis, melupakan peraturan penting yang ada didalam kelas.

3. Perilaku yang bertujuan untuk menyakiti orang lain. Misalnya seperti menyakiti baik itu
dalam ucapan maupun fisik atau biasa disebut dengan istilah bullying (pembulian).

4. Perilaku ketidakmampuan. Misalnya seperti tidak percaya diri, tertutup (intovert), atau
tidak mau mencoba melakukan sedikitpun upaya untuk dirinya bangkit dari ketidak
beraniannya karena selalu beranggapan bahwa apapun yang dilakukannya selalu gagal.

Menurut Dreikurs dan Cassels (1968) pengaturan kelas yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut :

1. Apabila seorang pendidik merasa dirinya terganggu oleh peserta didik maka hal ini
merupakan kesempatan bagi peserta didik untuk mendapatkan perhatian.

2. Apabila seorang pendidik merasa dirinya terkalahkan atau terancam, maka peserta didik
akan menunjukkan kekuatannya atau kekuasaannya.

3. Apabila seorang pendidik merasa dirinya tersinggung atau tersakiti, maka hal ini akan
menjadi peluang bagi peserta didik untuk membalaskan dendamnya.

4. Apabila seorang pendidik merasa dirinya sudah tidak mampu lagi, maka yang akan
dihadapinya adalah peragaan ketidakmampuan. Hal ini juga dibutuhkan semangat tinggi
untuk membimbing peserta didik atau membutuhkan bimbingan khusus.
Ada empat pola perilaku peserta didik, yakni sebagai berikut :

1. Pola aktif konstruktif, yaitu pola tingkah laku yang ekstrim. Misalnya seperti ambisius
untuk menjadi bintang dikelas atau memiliki semangat yang tinggi dalam membantu
seorang guru.

2. Pola aktif destruktif, yaitu pola tingkah laku yang emosional. Misalnya seperti pemarah,
kasar, atau memberontak.

3. Pola pasif konstruktif, yaitu pola tingkah laku yang lambat. Misalnya seperti selalu ingin
dibantu dan ingin diperhatikan.

4. Pola pasif destruktif, yaitu pola tingkah laku yang bersifat pemalas atau keras kepala.

Pengaturan kelas yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pemberian atau penegasan hukuman dan ancaman.

2. Perubahan situasi kelas dan pendapat.

3. Perubahan kekuasaan.

4. Bekerja sama.

Seorang pendidik yang mampu memahami dan melaksanakan teori dari pengaturan
manajemen kelas, maka dirinya akan merasakan kenyamanan dalam proses pembelajaran yang
berlangsung. Hal ini dikarenakan peserta didik tidak melakukan perilaku yang melanggar
peraturan dan menyebabkan permasalahan didalam kelas. Selain itu pendidik akan memahami
setiap sifat, kemampuan, dan kelemahan apa yang dimiliki oleh peserta didik antara yang satu
dengan yang lainnya. Kemudian seorang pendidik akan lebih terlatih dan lebih lapang
kesabarannya serta keikhlasannya dalam mengendalikan perilaku setiap peserta didiknya.

Anda mungkin juga menyukai