Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 2

ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAERAH/ADPU 4440

Nama : Yoseph Mario Riberu


NIM : 031483214

JAWABAN
1. Yang dimaksud dengan pegawai daerah pegawai yang ditugaskan di kantor pemerintahan
daerah setingkat Provinsi, Kota, Kabupaten ataupun Desa. Gajinya dibebankan pada
APBD karena bekerja pada pemerintah daerah. Hampir sama dengan PNS yang bertugas
di pusat, PNS daerah juga berperan mengambil bagian dalam kebijakan yang mendukung
kesejahteraan rakyat. Bahkan peran PNS daerah juga sangat penting dalam perekonomian
daerah. PNS daerah ini dipimpin langsung oleh Bupati/Walikota/Gubernur setempat
sehingga segala proses birokrasi yang terjadi di dalamnya menjadi tanggung jawab
pimpinan tersebut. PNS daerah, kebijakan di suatu wilayah tidak berlaku bagi wilayah
lain. Hal ini kembali dikarenakan alasan otonomi daerah sehingga tiap daerah berhak
menerapkan kebijakan dan peraturan sesuai dengan kearifan lokal.Contoh : Pegawai pada
Dinas Kesahatan di Kabupaten Flores Timur

2. a. Formasi pegawai ASN ditetapkan oleh MENPAN RB setelah mendapat persetujuan


negara disusun berdasarkan analisis jabatan dan analisis kebutuhan dengan
memperhatikan norma, standar, dan prosedur yang ditetapkan pemerintah. Pemerintah
daerah melalui Badan Kepegawaian Daerah (BKD) melakukan analisis jabatan dan
analisis kebutuhan, berdasarkan analisis jabatan dan analisis kebutuhan persatuan
perangkan daerah (SKPD), BKD mengajukan ke BKN dan Kementerian PAN RB di
Jakarta. dari menteri keuangan dan pertimbangan dari Kepala Badan Kepegawaian
Negara berdasarkan usul dari pejabat pembina PNS pusat. Formasi masing-masing satuan
organisasi Kementerian PAN RB kemudian menentukan formasi PNS yang diusulkan
pemerintah daerah, lalu menyerahkan formasi pegawai ASN tersebut ke BKN.
Selanjutnya, BKN dan Kementerian PAN RB membentuk tim nasional yang khusus
menangani perekrutan calon PNS.

b. PNS diberhentikan dengan hormat antara lain dikarenakan meninggal dunia,


Atas permintaan sendiri, mencapai batas usia pensiun, kebijakan pemerintah dan tidak
cakap jasmani/rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan kewajiban. PNS
dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena dihukum.
penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana dengan hukuman pidana penjara. PNS
diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena melakukan
pelanggaran displin PNS tingkat berat. PNS diberhentikan tidak dengan hormat
antara lain karena :
1). Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD Republik Indonesia
Tahun 1945
2). Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan
atau tindak pidana yang ada hubungannya dengan jabatan / pidana umum.
3) Menjadi anggota atau pengurus partai politik
4) Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara paling singkat
dua tahun dan pidana yang dilakukan dengan berencana.
c. Pembinaan Pegawai dilakukan dengan pemberian pendidikan dan pelatihan,
mempromosikan dan memberikan kesejahteraan yang lebih baik hal ini dimaksudkan
untuk menciptakan karakter PNS yang mempunyai integritas tinggi, tidak melakukan
pelanggaran ajaran agama, tidak berperilaku buruk, tidak melakukan perbuatan yang
tidak layak dan tidak melanggar hukum, korupsi, menerima suap dan melakukan
pungutan liar.

3. Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah daerah dalam pembuatan rencana


kebijakan, adalah sebagai berikut:
1) Membuat agenda kebijakan
2) Melakukan identifikasi kebutuhan
3) Membuat rumusan usulan yang konkret berdasarkan identifikasi kebutuhan
4) Membahas usulan yang telah disajikan secara sistematis dan logis dalam DPRD
5) Penetapan kebijakan dalam bentuk peraturan daerah
6) Melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan dalam peraturam daerah tersebut
oleh pemerintah daerah.

4. 1) Evaluasi kecocokan (appropriateness), yaitu melakukan penilaian apakah kebijakan


yang ditetapkan tersebut memang cocok untuk dipertahankan, perlukah diganti dengan
kebijakan lain dengan kebijakan lain, dan apakah kebijakan ini cocok dilakukan oleh
pemerintah daerah, bukan oleh swasta.
2) Evaluasi efektivitas, yaitu melakukan penilaian apakah kebijakan yang dilaksanakan
tersebut telah menghasilkan hasil dan dampak sesuai dengan tujuannya.
3) Evaluasi efisiensi, yaitu melakukan penilaian berdasarkan tolok ukur ekonomis, yaitu
seberapa jauh tingkat manfaat dibandingkan dengan biaya dan sumber daya yang
dikeluarkan. Dengan kata lain, apakah input yang digunakan sebanding dengan output
yang diharapkan. Apakah cukup efisien penggunaan keuangan publik dan sumber daya
dalam mencapai dampak kebijakan.
4) Evaluasi meta, yaitu melakukan penilaian terhadap proses evaluasi itu sendiri. Apakah
evaluasi yang dilakukan lembaga berwenang sudah profesional, apakah evaluasi yang
dilakukan tersebut sensitif terhadap kondisi sosial, kultural, dan lingkungan, apakah
evaluasi tersebut menghasilkan laporan yang mempengaruhi pilihan-pilihan manajerial.

Sumber : BMP/ADPU4440/Modul 6-7

Anda mungkin juga menyukai