Anda di halaman 1dari 5

Simulasi Promosi Penjualan Terhadap Perilaku Membeli Produk

Candra Dewi Andarini1,


Lathoiful Minan2,
Adinda Alfin Nafisa3
Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Email: dewipbun45@gmail.com , lathoifulminan953@gmail.com , adindalfinafisa@gmail.com
Jl. A Yani, Mendungan, Pabelan, Kec. Kartasura, Kab. Sukoharjo, Jawa Tengah 57162,
Indonesia

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Banyak pembelian menjadi sangat biasa-biasa saja dan konsumen jarang terlibat dalam
aktivitas kognitif (Wathieu & Murre,2007). Dalam kasus seperti itu, sulit untuk memotivasi
perilaku seperti branding atau peningkatan volume yang dibeli. Salah satu manfaat promosi
adalah mendukung konsumen untuk memikirkan dan menghargai merek mereka. Dan anda
memiliki kesempatan untuk membeli. Oleh karena itu, banyak pemasar dan pengecer yang
menggunakannya. Berbagai jenis alat dan strategi periklanan untuk memahami dan
meningkatkan preferensi konsumen penjualan. Malasya berencana menjadikan negaranya secara
internasional dikenal sebagai tujuan belanja. (Senin, 2003). Akibatnya, acara promosi diadakan
setiap tiga tahun di seluruh negeri, dan diskon adalah salah satu promosi paling serius. Itu dirilis
pada bulan Maret, Agustus dan Desember setiap tahun (Faiz, 2009). MMSC biasanya
mendapatkan lebih banyak pelanggan Menghabiskan, mengkonsumsi, dan membeli produk yang
mereka inginkan selama waktu yang sangat sederhana ini sebagaian mereka percaya bahwa
harga semua produk lebih murah dari biasanya selama penjualan. Dengan adanya fenomena ini
menandakan bahwa sebagian konsumen mudah tergoda ketika melihat kata discount atau
potongan harga dalam strategi promosi untuk menarik konsumen. Selain harga Diskon, kupon,
atau potongan harga dari pengecer, dan sampel gratis, paket bonus, "Beli satu dan dapatkan satu
gratis" telah ditemukan untuk mendorong konsumen untuk membeli lebih dari yang diharapkan
(Gilbert, 1999). Lebih penting lagi konsumen sendiri tidak menyadari dampak promosi terhadap
perilaku pembelian. Secara khusus, sedikit yang diketahui tentang reaksi mereka terhadap
berbagai strategi periklanan yang digunakan oleh pemasar.Ini pada akhirnya mengarah pada
produksi berlebih dan pembelian produk yang tidak perlu dan tidak berguna.

Tujuan
Pengamatan ini merupakan liputan yang memungkinkan pemasar & pengecer untuk
merencanakan akuisisi berdari daya atau penghasilan mereka memakai lebih baik. Dengan
keuntungan yang maksimal, oleh karena itu, survei ini bertujuan untuk mengetahui preferensi
konsumen terhadap poly sekali alat periklanan. Metode periklanan ini galat satu metode yang
efektif untuk menarik pelanggan atau konsumen dalam sebuah promosi . Dari sudut pandang
konsumen, penelitian ini bertujiuan untuk menanggapi Sikap konsumen terhadap langkah-
langkah promosi penjualan &, memakai memperluas penjualan untuk kesadaran konsumen.
Ini jua memberi konsumen pemahaman & liputan yang lebih baik tentang dalam mana mereka
berada Berbagai jenis alat periklanan memiliki impak yang nir sama pada perilaku pembelian

Tinjuan Literatur

Periklanan meruapakan cara buat menarik konsumen buat membeli & mencoba produk
penjual. Dengan adanya kenaikan pangkat ini menerima laba yg mencakup peningkatan
penjualan, jumlah persediaan yg dikonsumsi, & perolehan pelanggan baru. Sebagai contoh,
Promosi harga merupakan pengurangan harga ad interim yg ditawarkan pada konsumen.
Fungsinya merupakan pengecer. Menunjukkan persentase eksklusif atau tabungan tunai buat
produk atau layanan. Studi sebelumnya sudah menerangkan bahwa. Lonjakan penjualan
merupakan konsumen yg sensitif terhadap harga (menggunakan bank) Amber, 1999; Kopalle &
Mela, 1999; Smith & Sinha, 2000; Gilbert & Jackaria, 2002). Menurut Blackwell Potongan harga
Miniard & Engel (2001) rabat harga atau discount mempunyai kiprah sangat krusial pada
penjualan produk buat semakin tinggi penjualan dan menarik konsumen buat membeli atau
mencoba produk penjualan.

Tinjauan Pustaka

Hasil berdasarkan beberapa kenaikan pangkat diantaranya penjualan tinggi, jumlah


barang yg dipakai mengacu dalam kenaikan pangkat harga atau ad interim yg ditawarkan pada
konsumen. William (2002) mengungkapkan pada kelas sosial mempunyai komitmen yg
signifikan dalam kriteria penilaian pembelian. Dibentuknya motivasi & sikap,taraf pengenalan
selama jaman anak & pendidikan akan mempengaruhi kelas sosial seseorang. Menurut Yip
(2003), kelas sosial individu mengungkapkan bahwa pendapatan rendah menyebabkan pilihan
yg dibatasi waktu menciptakan keputusan pembelian. Daya beli yg tinggi, keadaan penjualan &
penjualan adalah 3 faktor kunci yg mempengaruhi praktik pembelian kain simpulsivitas pada
kalangan konsumen perempuan (Naimah&Tan,1999).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Latar Belakang Sosial Demografi Responden.


Ada banyak 150 responden pada penelitian ini, menggunakan rentang umur 19-26 tahun
(M=21,75). Sebagian besar umur 23 & 24 tahun merupakan 38%, responden yang berumur 19 &
20 tahun & 21 sampai 22 tahun. Ada 2 % yang berumur 25 tahun ke atas. Sebagian besar
responden (71,3%) ) adalah perempuan. Dalam survei ini, 42,0% responden adalah sama,
memakai sisanya adalah orang Tionghoa & Melayu (16,0%) orang India. Untuk loka tinggal
tangga per bulan, 35,0% responden berkisar berdasarkan RM3,000 hingga RM4,000, RM2,000
hingga RM2,999 (28,0% ) & RM1,000 hingga RM1,999 (27,0).

Sikap terhadap diskon harga


Tabel 1 menunjukkan bahwa persentase yang lebih tinggi dari jawaban setuju dan sangat
setuju secara umum. Secara umum, 98,0% responden setuju bahwa dua pernyataan tentang
merek yang menawarkan diskon adalah alasan pembelian dan juga membuatnya terasa seperti
pembelian yang baik. Hanya 2,0% responden yang tidak setuju dengan kedua pernyataan
tersebut. Tabel 1 juga menunjukkan bahwa responden yang tidak terlihat (40,0% ) tidak
mendukung harga diskon. Dengan kata lain, 60,0% responden positif tentang harga diskon.

Sikap terhadap Kupon

Tabel 1 memberitahuakn masing-masing persentase teratas berdasarkan tanggapan


biasanya sepakat & sangat sepakat. Pada intinya 98,0% responden sepakat mengenai dua kabar
brend yg menunjukkan insentif sebagai alasan pembelian yaitu pembelian yg baik. dua,0%
responden nir sepakat menggunakan penggunaan ke 2 kalimat tersebut. Tabel 1 jua
memberitahuakn bahwa responden yg nir terlihat (0,0%) nir sepakat menggunakan harga
insentif. Dengan istilah lain, 60,0% responden menilai harga insentif secara positif.

Sikap terhadap Sampel Gratis.

Secara umum responden sepakat waktu seluruh membeli brand yg menerangkan sampel
perdeo,sudah menaruh pembelian yg bagus (72,7%) & sampel perdeo berakibat seluruh buat
membeli barang dari yg telah dibuat (61,tiga%). Banyak responden (77,tiga%) mempunyai
perilaku yg nir sampel perdeo hanya 22,7% responden yg mempunyai perilaku yg baik dalam
sampel perdeo. Hal ini memberitahuakn terdapat 34 responden (22,7%) dari 150 responden buat
mengunakan lebih poly selama teknik kenaikan pangkat sampel perdeo.

Sikap terhadap “ BuyOnetoOne ”

Tabel 1 mendeskripsikan persepsi pada penelitian ini setuju dalam seluruh perjanjian yg
sempurna yg berkaitan menggunakan indera kenaikan pangkat “Buy One To One”. Fenomena
ini memperlihatkan kebayakan seluruh responden (96,7%) setuju “Buy One To One” sanggup
sebagai alasan semua buat membeli . Pada Tabel tiga , masih ada 40,7% responden mempunyai
perilaku nir setuju terhadap “Buy One To One” sedangkan 59,tiga% responden mempunyai
perilaku yg setuju kepada “ Buy One To One
Perilaku Membeli Responden

Secara generik responden (96%) putusan bulat secara generik , seluruh berusaha buat
menerima hasil paling bagus secara holistik 93,tiga ℅ seluruh putusan bulat bahwa semua
menggunakan sangat hati-hati buat menerima nilai paling bagus buat uang. Terdapat 92,7%
responden putusan bulat begitu seluruh menemukan produk yg mereka sukai akan dibeli secara
teratur & 90,0℅ beberapa berdasarkan semua poly yang menggunakan pendapatan tempat
tinggal tangga bulanan pada atas RM 4000 mempunyai skor homogen-homogen konduite
paling tinggi (M=41,15), sedangkan skor homogen-homogen terendah merupakan konduite
pendapatan famili bulanan pada bawah RM 1000 (M=37,50).

Hubungan antara variabel yang dipilih dan perilaku pembelian.

Hasil ini menampakan bahwa responden yang menyukai sampel perdeo & “beli satu
sanggup satu” akan membangun responden untuk berbelanja lebih banyak.Hasil pengujian
hubungan pearson memperlihatkan bahwa masih ada interaksi perilaku terhadap rabat harga
menggunakan konduite responden (r=0,351, p 0,001).Ada empat variabel yg dipilih yaitu : rabat
harga secara signifikan herbi konduite pembelian yg diregresi memakai metode hierarki.Hasil ini
memperlihatkan jika responden yg menyukai sampel gratis & “Buy One To One” akan
membentuk responden buat berbelanja lebih poly.

Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa promosi penjualan memegang peran penting
dalam program pemasaran dan pengecer. Teknik promosi penjualan digunakan oleh pengecer
dan pemasar untuk menarik pelanggan dan meningkatkan penjualan mereka dengan memberikan
penawaran yang berbeda dan insentif tambahan untuk meningkatkan pembelian produk mereka.
Para pemasar lebih menggunakan berbagai alat promosi untuk menawarkan dorongan ekstra
kepada konsumen untuk membeli produk mereka dari pada beriklan di media klasik. Penelitian
ini menunjukkan bahwa perilaku pembelian konsumen di motivasi oleh berbagai faktor termasuk
sosio-demografi, alat promosi, seperti diskon, harga, kupon, sampel gratis, dan beli satu gratis
satu. Jadi pemasaran harus fokus pada promosi penjualan untuk menjadikannya strategi
pemasaran yang akurat untuk mempromosikan produk.

DAFTAR PUSTAKA
Hajar, S., Ahmad, S., Abdul, I., & Azmi, G. (2020). International Journal of Modern Trends in
THE IMPACT OF SALE PROMOTION ON IMPULSE BUYING BEHAVIOUR AMONG
MUSLIM CREDIT CARD HOLDERS IN MALAYSIA. 3(11), 34–49.
https://doi.org/10.35631/IJMTSS.311003
Imad, M., Din, U., Ahmad, B., Asif, M. H., & Siddiqui, S. A. (2020). Linking Emotional Brand
Attachment and Sales Promotion to Post-Purchase Cognitive Dissonance : The Mediating
Role of Impulse Buying Behavior. 7(11), 367–379.
https://doi.org/10.13106/jafeb.2020.vol7.no11.367
Omar, N., Chan, B., & Fah, Y. (n.d.). Simulation of Sales Promotions towards Buying Behavior
among University Students. https://doi.org/10.5539/ijms.v3n3p78

Anda mungkin juga menyukai