Tugas Kelompok Candra, Minan, Adinda
Tugas Kelompok Candra, Minan, Adinda
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Banyak pembelian menjadi sangat biasa-biasa saja dan konsumen jarang terlibat dalam
aktivitas kognitif (Wathieu & Murre,2007). Dalam kasus seperti itu, sulit untuk memotivasi
perilaku seperti branding atau peningkatan volume yang dibeli. Salah satu manfaat promosi
adalah mendukung konsumen untuk memikirkan dan menghargai merek mereka. Dan anda
memiliki kesempatan untuk membeli. Oleh karena itu, banyak pemasar dan pengecer yang
menggunakannya. Berbagai jenis alat dan strategi periklanan untuk memahami dan
meningkatkan preferensi konsumen penjualan. Malasya berencana menjadikan negaranya secara
internasional dikenal sebagai tujuan belanja. (Senin, 2003). Akibatnya, acara promosi diadakan
setiap tiga tahun di seluruh negeri, dan diskon adalah salah satu promosi paling serius. Itu dirilis
pada bulan Maret, Agustus dan Desember setiap tahun (Faiz, 2009). MMSC biasanya
mendapatkan lebih banyak pelanggan Menghabiskan, mengkonsumsi, dan membeli produk yang
mereka inginkan selama waktu yang sangat sederhana ini sebagaian mereka percaya bahwa
harga semua produk lebih murah dari biasanya selama penjualan. Dengan adanya fenomena ini
menandakan bahwa sebagian konsumen mudah tergoda ketika melihat kata discount atau
potongan harga dalam strategi promosi untuk menarik konsumen. Selain harga Diskon, kupon,
atau potongan harga dari pengecer, dan sampel gratis, paket bonus, "Beli satu dan dapatkan satu
gratis" telah ditemukan untuk mendorong konsumen untuk membeli lebih dari yang diharapkan
(Gilbert, 1999). Lebih penting lagi konsumen sendiri tidak menyadari dampak promosi terhadap
perilaku pembelian. Secara khusus, sedikit yang diketahui tentang reaksi mereka terhadap
berbagai strategi periklanan yang digunakan oleh pemasar.Ini pada akhirnya mengarah pada
produksi berlebih dan pembelian produk yang tidak perlu dan tidak berguna.
Tujuan
Pengamatan ini merupakan liputan yang memungkinkan pemasar & pengecer untuk
merencanakan akuisisi berdari daya atau penghasilan mereka memakai lebih baik. Dengan
keuntungan yang maksimal, oleh karena itu, survei ini bertujuan untuk mengetahui preferensi
konsumen terhadap poly sekali alat periklanan. Metode periklanan ini galat satu metode yang
efektif untuk menarik pelanggan atau konsumen dalam sebuah promosi . Dari sudut pandang
konsumen, penelitian ini bertujiuan untuk menanggapi Sikap konsumen terhadap langkah-
langkah promosi penjualan &, memakai memperluas penjualan untuk kesadaran konsumen.
Ini jua memberi konsumen pemahaman & liputan yang lebih baik tentang dalam mana mereka
berada Berbagai jenis alat periklanan memiliki impak yang nir sama pada perilaku pembelian
Tinjuan Literatur
Periklanan meruapakan cara buat menarik konsumen buat membeli & mencoba produk
penjual. Dengan adanya kenaikan pangkat ini menerima laba yg mencakup peningkatan
penjualan, jumlah persediaan yg dikonsumsi, & perolehan pelanggan baru. Sebagai contoh,
Promosi harga merupakan pengurangan harga ad interim yg ditawarkan pada konsumen.
Fungsinya merupakan pengecer. Menunjukkan persentase eksklusif atau tabungan tunai buat
produk atau layanan. Studi sebelumnya sudah menerangkan bahwa. Lonjakan penjualan
merupakan konsumen yg sensitif terhadap harga (menggunakan bank) Amber, 1999; Kopalle &
Mela, 1999; Smith & Sinha, 2000; Gilbert & Jackaria, 2002). Menurut Blackwell Potongan harga
Miniard & Engel (2001) rabat harga atau discount mempunyai kiprah sangat krusial pada
penjualan produk buat semakin tinggi penjualan dan menarik konsumen buat membeli atau
mencoba produk penjualan.
Tinjauan Pustaka
Secara umum responden sepakat waktu seluruh membeli brand yg menerangkan sampel
perdeo,sudah menaruh pembelian yg bagus (72,7%) & sampel perdeo berakibat seluruh buat
membeli barang dari yg telah dibuat (61,tiga%). Banyak responden (77,tiga%) mempunyai
perilaku yg nir sampel perdeo hanya 22,7% responden yg mempunyai perilaku yg baik dalam
sampel perdeo. Hal ini memberitahuakn terdapat 34 responden (22,7%) dari 150 responden buat
mengunakan lebih poly selama teknik kenaikan pangkat sampel perdeo.
Tabel 1 mendeskripsikan persepsi pada penelitian ini setuju dalam seluruh perjanjian yg
sempurna yg berkaitan menggunakan indera kenaikan pangkat “Buy One To One”. Fenomena
ini memperlihatkan kebayakan seluruh responden (96,7%) setuju “Buy One To One” sanggup
sebagai alasan semua buat membeli . Pada Tabel tiga , masih ada 40,7% responden mempunyai
perilaku nir setuju terhadap “Buy One To One” sedangkan 59,tiga% responden mempunyai
perilaku yg setuju kepada “ Buy One To One
Perilaku Membeli Responden
Secara generik responden (96%) putusan bulat secara generik , seluruh berusaha buat
menerima hasil paling bagus secara holistik 93,tiga ℅ seluruh putusan bulat bahwa semua
menggunakan sangat hati-hati buat menerima nilai paling bagus buat uang. Terdapat 92,7%
responden putusan bulat begitu seluruh menemukan produk yg mereka sukai akan dibeli secara
teratur & 90,0℅ beberapa berdasarkan semua poly yang menggunakan pendapatan tempat
tinggal tangga bulanan pada atas RM 4000 mempunyai skor homogen-homogen konduite
paling tinggi (M=41,15), sedangkan skor homogen-homogen terendah merupakan konduite
pendapatan famili bulanan pada bawah RM 1000 (M=37,50).
Hasil ini menampakan bahwa responden yang menyukai sampel perdeo & “beli satu
sanggup satu” akan membangun responden untuk berbelanja lebih banyak.Hasil pengujian
hubungan pearson memperlihatkan bahwa masih ada interaksi perilaku terhadap rabat harga
menggunakan konduite responden (r=0,351, p 0,001).Ada empat variabel yg dipilih yaitu : rabat
harga secara signifikan herbi konduite pembelian yg diregresi memakai metode hierarki.Hasil ini
memperlihatkan jika responden yg menyukai sampel gratis & “Buy One To One” akan
membentuk responden buat berbelanja lebih poly.
Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa promosi penjualan memegang peran penting
dalam program pemasaran dan pengecer. Teknik promosi penjualan digunakan oleh pengecer
dan pemasar untuk menarik pelanggan dan meningkatkan penjualan mereka dengan memberikan
penawaran yang berbeda dan insentif tambahan untuk meningkatkan pembelian produk mereka.
Para pemasar lebih menggunakan berbagai alat promosi untuk menawarkan dorongan ekstra
kepada konsumen untuk membeli produk mereka dari pada beriklan di media klasik. Penelitian
ini menunjukkan bahwa perilaku pembelian konsumen di motivasi oleh berbagai faktor termasuk
sosio-demografi, alat promosi, seperti diskon, harga, kupon, sampel gratis, dan beli satu gratis
satu. Jadi pemasaran harus fokus pada promosi penjualan untuk menjadikannya strategi
pemasaran yang akurat untuk mempromosikan produk.
DAFTAR PUSTAKA
Hajar, S., Ahmad, S., Abdul, I., & Azmi, G. (2020). International Journal of Modern Trends in
THE IMPACT OF SALE PROMOTION ON IMPULSE BUYING BEHAVIOUR AMONG
MUSLIM CREDIT CARD HOLDERS IN MALAYSIA. 3(11), 34–49.
https://doi.org/10.35631/IJMTSS.311003
Imad, M., Din, U., Ahmad, B., Asif, M. H., & Siddiqui, S. A. (2020). Linking Emotional Brand
Attachment and Sales Promotion to Post-Purchase Cognitive Dissonance : The Mediating
Role of Impulse Buying Behavior. 7(11), 367–379.
https://doi.org/10.13106/jafeb.2020.vol7.no11.367
Omar, N., Chan, B., & Fah, Y. (n.d.). Simulation of Sales Promotions towards Buying Behavior
among University Students. https://doi.org/10.5539/ijms.v3n3p78