Untuk mendiagnosis hepatitis, dokter biasanya akan melakukan beberapa hal, termasuk:
● Menanyakan tentang riwayat penyakit pasien, untuk menentukan faktor risiko hepatitis
infeksi maupun non-infeksi, dan melakukan pemeriksaan fisik dengan menekan perut
secara lembut untuk melihat adanya rasa sakit atau nyeri, serta memeriksa kemungkinan
pembesaran pada hati. Jika kulit dan mata berwarna kuning, dokter bisa memberikan
pertimbangan tertentu.
● Tes darah, untuk mendeteksi sumber masalah pada fungsi hati yang tidak normal. Tes ini
juga dapat memeriksa virus yang menyebabkan hepatitis dan juga antibodi yang umum
● USG perut, untuk menggambarkan organ-organ dalam perut, terutama hati dan organ-
kerusakan organ hati, adanya cairan didalam perut, tumor hati, kelainan kandung
● Tes fungsi hati, dengan menggunakan sampel darah yang menentukan efisiensi kerja hati.
Tingginya kadar enzim hati dapat menandakan hati yang sedang stres, rusak, atau tidak
● Biopsi hati, yang merupakan suatu prosedur invasif untuk mengambil sampel jaringan
hati dengan menggunakan jarum melalui kulit dan tidak memerlukan operasi. Biopsi
biasanya dilakukan dengan dibantu oleh USG (ultrasound) untuk memandu pengambilan
sampel untuk biopsi. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat menentukan infeksi atau
Jumlah kalori dari lemak seharusnya tidak lebih dari 30% jumlah kalori secara keseluruhan
karena dapat membahayakan sistem kardiovaskular. Selain diet yang seimbang, terapi tanpa obat
ini harus disertai dengan terapi non farmakologi lainnya seperti segera beristirahat bila merasa
lelah dan menghindari minuman beralkohol.
(Depkes RI, 2007)
Referensi :
Depkes RI, 2007, Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hati, Jakarta : Depkes RI
Jefferies, M. et al., 2018, Update on Global Epidemiology of Viral Hepatitis and Preventive
Strategies, World Journal of Clinical Cases, 6(13), pp. 589–99.