SKRIPSI
OLEH :
HUSNUL HAYATI
NIM 105731119216
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN 2020
i
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Oleh
HUSNUL HAYATI
NIM 105731119216
ii
PERSEMBAHAN
Karya Ilmiah ini saya persembahkan untuk :
iii
MOTTO HIDUP
iv
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221
Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
v
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221
Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
vi
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221
Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
ix
KATA PENGANTAR
ALLAH SWT atas segala Rahmat dan Hidayah yang tiada hentinya di
keluarga, dan para pengikutnya. Ini merupakan nikmat yang tiada ternilai
Makassar.
orang tua penulis Bapak M.yusuf dan Ibu Islamiah, S.Pd yang senantiasa
memberi harapan, semangat, perhatian, cinta, kasih sayang dan doa restu
yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu juga
dalam proses penyelesaian ini. Semoga apa yang telah diberikan kepada
Aamiin.
terwujud tanpa ada dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Begitupula
x
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terimakasih yang sebanyak-
Muhammadiyah Makassar.
Muhammadiyah Makassar.
8. Kedua Orang Tua, kakak dan adikku, dan semua keluarga yang
xi
9. Kepada Teman-teman pengurus Galery Investasi Bursa Efek
akhir.
12. Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
skripsi ini.
skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kepada
semua pihak, penulis berharap adanya kritik dan saran yang sifatnya dapat
berkenan dalam penulisan kripsi ini mohon dimaafkan dan semoga ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi diri saya Pribadi.
xii
Husnul Hayati
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................ i
ABSTRACT ..................................................................................... ix
xiii
3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay ..... 11
xiv
3. Uji Heteroskedastisitas ....................................... 53
F. Pembahasan .................................................................. 63
A. Kesimpulan .................................................................... 70
B. Saran ........................................................................... 71
LAMPIRAN .................................................................................... 76
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 13 : Uji F
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suatu perusahaan dalam satu periode yang juga merupakan gambaran umum
dan kinerja keuangan suatu perusahaan dan juga untuk menilai kinerja
keuangan dimasa yang akan datang dengan tujuan untuk melihat kemampuan
menyampaikan laporan keuangan yang telah disusun dan diaudit tepat waktu
batas waktunya jatuh pada hari libur dan menyampaikan secara berkala
1
2
independen) yaitu untuk menyampaikan pendapat dalam semua hal baik itu
mengenai material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan juga
arus kas yang telah diatur sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku umum di
dari laporan keuangan itu sendiri. Untuk pemenuhan standar audit itu sendiri
tetapi itu juga berdampak atas peningkatan hasil dan kualitas audit itu sendiri.
Periode waktu yang dibutuhkan antara tanggal tahun fisikal untuk laporan
keputusan, dimana Audit Delay menjadi salah satu faktor yang mampu
satu objek yang bisa diteliti. Objek sampel yang diambil dan digunakan oleh
penulis dalam penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang mengalami audit
di bidang industri yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi sehingga
menjadi luas sehingga dapat berpengaruh terhadap audit delay. Audit delay
Senjangan waktu yang dibutuhkan oleh auditor ini dihitung dari selisih antara
profitabilitas, solvabilitas, jenis industri, opini auditor dan juga reputasi KAP.
Meskipun penelitian dengan judul ini telah banyak dilakukan yang membahas
mengenai audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia namun hasil penelitian tersebut beragam, hal inilah yang disebabkan
karna adanya perbedaan sifat variabel independen dan variabel dependen yang
menjadi objek untuk diteliti, dan juga perbedaan periode pengamatan serta
salah satu negara yang mengeluarkan aturan riset mengenai audit. Hal ini
kepemilikan saham direktur, total aset, jumlah anak, jenis perusahaan audit,
opini audit dan return on equity menjdi penentu penting dari audit delay (Fika
Ristin, 2016)
terutama bagi pengguna informasi keuangan itu sendiri dalam meprediksi dan
Tahun 2016-2018‟‟
B. Rumusan Masalah
berikut:
delay?
Delay?
C. Tujuan Penelitian
5
audit delay.
audit delay.
delay.
audit delay.
D. Manfaat Penelitian
pihak, yaitu :
1. Manfaat praktis
Keuangan (OJK).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
Kepatuhan berasal dari kata patuh, yang menurut kamus besar bahasa
Indonesia kata Patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau
aturan dan disiplin. Kepatuhan mempunyai sifat patuh, ketaatan, tunduk, patuh
di atur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam undang – undang Nomor 21
sudah di buat namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada perusahaan yang
keuangannya.
2. Audit Delay
7
8
auditor. Waktu penyelesaiannya dapat diukur dari jumlah hari yang dibutuhkan
oleh audit. Jumlah hari tersebut dapat dihitung dari tanggal penutupan tahun
KAP. Keterlambatan audit (Audit Delay) merupakan hal yang sangat penting
tertentu. Hal inilah yang mampu berdampak pada kualitas suatu perusahaan.
Dhiforester (2017).
perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit
penyelesaian audit yang dibutuhkan oleh auditor. Oleh karena itu, semakin
auditnya.
merupakan ciri khas dalam mebuat informasi dalam laporan keuangan yang
adalah yang pertama dapat dipahami, kedua relevan, ketiga keandalan dan
keuangan dan pelaporan audit (audit delay) itu mencerminkan ketepatan waktu
dapat menjadi tidak relevan ketika tidak tersedianya pada saat dibutuhkan.
paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak tanggal akhir periode sedangkan untuk
Jasa Keuangan paling lambat 90 (sembilan puluh0 hari sejak tanggal akhir
tahun buku.
perusahaan atau emiten yamg terlambat sampai 30 (tiga puluh) hari terhiting
Ketentuan II.6.2 Peraturan No. 1-H, Peringatan Tertulis II dan denda sebesar
ke-31 hingga hari ke-60 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan
tertulis III dan tambahan denda sebesar Rp.150.000.000 akan diberikan kepada
10
perusahaan atau emiten apabila mulai hari ke-61 hingga hari ke-90 sejak
berisi penetapan pedoman mengenai jumlah waktu dalam setiap kegiatan audit.
seorang auditor menyimpang dari salah satu program audit dengan alasan
suatu kondisi, auditor juga mungkin terpaksa dalam menyimpang dari anggaran
waktu. Dalam hal ini, seorang auditor mendapatkan tekanan, yaitu antara
Publik (SPAP) yang menyatakan bahwa audit itu harus dilaksanakan dengan
penuh kecermatan dan ketelitian juga alat-alat untuk pengumpulan bukti yang
cukup dan memadai. Apabila tidak sesuai dengan tujuan pokok audit, maka
informasi yang disampaikan juga tidak merugikan. Proses audit ini sangat
memerlukan waktu, inilah yang mampu berakibat terhadap audit delay yang
pelaporan keuangan.
1. Preliminary lag: yaitu Interval jumlah hari yang diukur antara tanggal
2. Auditor’s Report lag: yaitu Interval jumlah hari yang diukur antara
ditandatangani
3. Total lag: yaitu Interval jumlah hari yang diukur antara tanggal laporan
dipublikasikan di bursa.
4. Audit delay ini juga banyak dikenal dengan istilah Audit Report Lag.
Namun untuk pengukuran audit delay itu sendiri belum bisa dipastikan
jika hanya dilihat dari tanggal tutup buku perusahaan, alasannya karena
itu sudah disajikan secara wajar dalam semua hal yang bersifat material sesuai
1. Kualitas Auditor
akuntan publik.
12
tertanggal 4 Oktober 1999 dalam Jusup (2001, h. 19), Kantor Akuntan Publik
(KAP) adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah
untuk dapat menarik kesimpulan tanpa bias tentang laporan keuangan yang
melakukan audit secara efisien dan efektif. Adanya kepercayaan atas hal ini
seorang pemakai bisa mengandalkan diri pada laporan yang dibuat auditor.
reputasi atau nama baik dikalangan masyarakat umum. Hal inilah yang
biasanya ditunjukkan oleh kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan kantor
akuntan publik besar yang mempunyai sifat universal yang dikenal dengan Big
Four Woeldwide Accounting Firm (Big 4). Kategori KAP the Big Four di
indonesia :
2. Osman Bing Satrio, berafiliasi dengan kantor akuntan publik besar yang
mampu membantu dalam waktu penyelesaian audit menjadi lebih cepat atau
tepat waktu. Penyelesaian audit secara tepat waktu kemungkinan inilah yang
kepercayaan klien untuk memakai jasanya kembali dalam waktu yang akan
datang. Dengan demikian, besar kecilnya Ukuran Kantor Akuntan Publik ini
keuangan.
2. Opini Auditor
berdasarkan hasil audit yang dilakukannya. Auditor dalam hal ini menyatakan
atas laporan kuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat
diberikan, maka alasannya harus disertakan. Dalam hal ini, nama auditor akan
petunjuk dan alasan yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang
auditor.
14
membutuhkan hasil dari laporan keuangan auditan oleh auditor. Auditor dapat
memilih tipe pendapat yang akan dinyatakan atas laporan keuangan auditan.
memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Opini yang akan
pekerjaan lapangan. Jika auditor tidak menemukan masalah ataupun bukti yang
sangat menyimpang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum maka
selanjutnya mengeluarkan opini audit yang sesuai dengan hasil yang diperoleh
audit.
yang berterima umum dan selanjutnya atas penilaian tersebut akan tercermin
pada opini audit. (Pangestika, 2020). laporan audit merupakan alat formal yang
berkepentingan.
3. Ukuran Perusahaan
15
kecil dan menengah yang dilihat berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan
hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan
perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus
milyar. Penelitian ini menggunakan jumlah kekayaan (total asset) yang dimiliki
yang besar memiliki dorongan untuk dapat mengurangi audit delay terhadap
selalu diawasi secara ketat oleh para investor, asosiasi perdagangan, dan
regulator sehingga perusahaan yang memiliki aset lebih besar ini cenderung
4. Umur Perusahaan
dampak terhadap kualitas praktik akuntansi dalam hal ini adalah ketepatan
waktu. Semakin tua umur perusahaan, maka semakin besar pula kemungkinan
perusahaan memiliki prosedur internal kontrol yang kuat. Umur perusahaan ini
akte pendirian sampai dengan saat perusahaan melakukan tutup buku yang
mempengaruhi lamanya audit delay secara positif, yaitu semakin lama umur
perusahaan, maka audit delay yang terjadi kemungkinan akan semakin kecil.
Hal inilah yang disebabkan oleh perusahaan yang memiliki umur lebih lama
Lewat laporan laba rugi, investor biasanya mampu mengetahui ukuran besarnya
tingkat profitabilitas yang dihasilkan oleh investee. Disamping itu juga, lewat
laporan laba rugi investor juga mampu menilai mengenai hal akan
hasil kinerja dari manajemen investee ini semakin meningkat atau justru malah
kemunduran dalam publikasi laporan keuangan, yaitu pelaporan laba atau rugi
sebagai indikator good news atau bad news atas kinerja manajerial suatu
6. Tingkat Profitabilitas
auditan oleh seorang auditor yang lebih panjang daripada perusahaan non
7. Tingkat Solvabilitas
perusahaan yang ditandai dengan uang. Artinya, seberapa besar beban utang
dilikuidasi.
resiko kerugian yang lebih besar daripada perusahaan dengan rasio solvabilitas
yang tinggi akan menunjukkan kondisi perusahaan yang kurang baik sehingga
seorang auditor harus mengumpulkan alat bukti yang lebih kompeten untuk
8. Komite Audit
untuk mencapai good corporate governance dalam hal ini otoritas jasa
wajib membentuk komite audit dengan anggota minimal 3 orang yang diketaui
oleh salah satu orang komisaris independen perusahaan dan dua orang dari
18
surat edaran tersebut juga mensyaratkan bahwa anggota komite audit harus
membantu proses audit yang dilakukan oleh auditor dan akhirnya dapat
9. Reputasi Auditor
Dalam jurnal KAP Depok, ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dibagi
Deloitte & Touche, Emst & Young, Price Water House Coopers dan
19
KPMG. Keempat kantor Akuntan Publik ini memiliki cabang yang ada
diseluruh Amerika Serikat dan seluruh dunia. Kantor empat besar ini
maupun dunia dan juga mengaudit banyak perusahaan yang lebih kecil.
Kantor-kantor akuntan ini besar tetapi jauh lebih kecil dari pada Empat
Besar yang disebutkan diatas. Kantor nasional ini memberikan jasa yang
sama seperti kantor Empat Besar dan juga bersaing secara langsung
internasional.
Terdapat kurang lebih dari 200 KAP yang memiliki staf profesional yang
dalam melayani klien-klien dalam jarak yang tidak begitu jauh. KAP yang
Ada lebih dari 95% dari semua KAP mempunyai kurang dari 25 tenaga
profesional pada kantor yang hanya memiliki satu kantor cabang. KAP
ini melakukan audit dan jasa-jasa terkait terutama bagi kantor atau
usaha kecil dalam entitas nirlaba, meskipun beberapa memiliki satu atau
dua klien dengan kepemilikan publik, ada Banyak kantor lokal kecil yang
perusahaan audit yang lebih besar dan juga terkenal akan banyak memiliki
B. Tinjauan Empiris
beberapa Variabel yang berbeda dengan hasil penelitian yang juga berbeda,
Solvabilitas dan Komite Audit Terhadap Audit Delay’’. Hasil penelitian ini
Selain itu, terdapat pengaruh secara simultan dan signifikan dari variabel jenis
Delay
21
IFRS, dan opini audit. Sedangkan reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan
pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek
bahwa Opini audit dan Laba/Rugi memiliki pengaruh positif dan signifikan
signifikan terhadap audit delay sedangkan profitabilitas, kualitas audit dan opini
ukuran perusahaan, ukuran auditor, opini audit dan berpengaruh positif dan
auditor, ukuran KAP dan auditor switching adalah merupakan faktor-faktor yang
C. Kerangka Konsep
UKURAN PERUSAHAAN
LABA / RUGI
JUMLAH KOMITE
UMUR PERUSAHAAN
Gambar 2.1
Kerangka Konsep
pernyataan bahwa penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel
dan X4 (jumlah komite audit) dan X5 (umur perusahaan) dan variabel Y adalah
audit delay.
D. Hipotesis Penelitian
Besar kecilnya ukuran suatu perushaan didassarkan atas nilai total aktiva, total
penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan lain sebagainya. Semakin
besar aktiva suatu perusahaan maka akan semakin besar modal yang akan
ditanam. Semakin besar total penjualan oleh suatu perusahaan, maka akan
semakin banyak juga perputaran uang yang terjadi dan juga semakin besarnya
kapitalisasi pasar yang ada maka semakin besar pula suatu perusahaan akan
keuangan lainnya.
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki oleh suatu
dengan masalah audit delay yaitu semakin besar total aset suatu perusahaan
maka akan semakin pendek audit delay yang akan terjadi. Perusahaan yang
perusahaan yang kecil. Hal seperti ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
insentif dalam menangani masalah audit delay. Hal ini dikarenakan perusahaan-
pendapatan dan biaya yang dikeluarkan dari suatu unit usaha dalam satu
periode tertentu. Selisih antara pendapatan dan biaya inilah yang merupakan
laba yang diperoleh oleh perusahaan jika nilai pendapatan yang diperoleh lebih
besar daripada biaya yang harus dikeluarkan. Sedangkan untuk rugi adalah
mengalami laba yang tinggi, maka perusahaan tersebut akan mengalami audit
lainnya.
berita buruk tersebut. Semakin tinggi rasio kewajiban yang dimiliki oleh suatu
(Munawir, 2015).
lainnya.
delay.
Jumlah komite merupakan jumlah komite audit yang dibentuk oleh pihak
diketuai oleh satu orang dewan komisaris independen suatu perusahaan dan
dua orang dari luar perusahaan yang juga independen terhadap perusahaan
tersebut.
lainnya. Tugas pokok dari komite audit tersebut adalah membantu dewan
audit laporan keuangan. Oleh karena itu keberadaan komite audit mampu
suatu perusahaan yang memiliki umur lebih tua cenderung dinilai lebih mampu
pada saat diperlukan secara tepat waktu karna dinilai telah memiliki
lainnya. Keluarnya peraturan ini maka dapat membuktikan bahwa semua pihak
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
yang diperoleh dari situs di Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Data
sekunder adalah jenis data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
catatan atau laporan hipotesis yang telah tersusun untuk dipublikasikan. Data
dengan mengakses dan mengunduh akun situs resmi Bursa Efek Indinesia
website www.idx.co.id.
terdapat 2 variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini, diantaranya yaitu:
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay. Audit delay adalah
29
31
Audit Delay = Tanggal Laporan Audit – Tanggal Penutupan Tahun Buku 100%
2. Variabel Independen
1. Ukuran Perusahaan.
suatu periode diluar dari transaksi yang berasal dari pendapatan dan
investasi pemilik.
3. Solvabilitas
diukur menggunakan rasio antara total debt dibagi dengan total equity.
5. Umur Perusahaan
1. Populasi
dari penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang mengalami audit delay
secara berturut-turut dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-
sebanyak 160 yang terdiri dari beberapa sektor diantaranya Sektor Industri
Dasar & Kimia, Sektor Aneka Industri, Sektor Industri Barang & Komsumsi.
2. Sampel
sampel adalah bagian dari populasi atau dalam istilah matematik dapat
disebut juga sebagai himpunan bagian atau subset dari populasi. Teknik
2016-2018.
2016-2018.
Tabel 3.1
2017 sementara
22. 31 Des APEX PT. Tiga Pilar Sejahtera Penghentian
2018 Food Tbk sementara
23. 31 Des BTEL PT. Apexindo Pratama Duta Perpanjangan
2018 Tbk suspensi
24. 31 Des ZBRA PT. Capitalinc Investment Perpanjangan
2018 Tbk suspensi
25. 31 Des JIHD PT. Sunson Textile Perpanjangan
2018 Manufacturer Tbk suspensi
26. 31 Des JSKY PT. Bakrie Telecom Tbk Perpanjangan
2018 suspensi
27. 31 Des MDIA PT. Zebra Nusantara Tbk Perpanjangan
2018 suspensi
28. 31 Des MEDC PT. Alfa Energi Investama Perpanjangan
2018 Tbk suspensi
29. 31 Des SAFE PT. Jakarta International Perpanjangan
2018 Hotels & Development Tbk. suspensi
30. 31 Des VIVA PT. Sky Energy Indonesia Perpanjangan
2018 Tbk suspensi
Sumber : www.idx.co.id
satu-satunya yang memiliki informasi atau memiliki kriteria yang ditetapkan oleh
peneliti.
37
2016-2018.
keuangan.
berhubungan dengan masalah yang diteliti baik itu pada buku-buku dan juga
jurnal yang berkaitan guna memperoleh landasan teoritis yang memadai untuk
melakukan pembahasan.
Analisis data juga merupakan usaha untuk mencari dan menyusun secara
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam model regresi yang digunakan untuk menguji hasil
yaitu apakah nilai residual yang mampu dihasilkan dari regresi ini terdistribusi
secara normal ataupun tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi
yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Salah satu uji
normalitas, yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada
grafik Normal P-P Plot of regression standardized residual dengan melihat titik-
titik penyebarannya tidak jauh dari garis diagonal atau dengan uji One Sample
normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi linear
berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas/independent variable,
untuk melihat terjadinya multikolinieritas itu jika koefisien korelasi antar variabel
bebas lebih besar dari 0,60. Dan jika tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien
korelasi antar variabel bebas itu lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r ≤ 0,60)
statistik (a).
2. Nilai variance inflation factor (VIF) yaitu faktor inflasi penyimpangan buku
kuadrat.
Nilai tolerance (a) dan variance inflation factor (VIF) ini dapat dicari
a dan VIF hitung > VIF. Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas
jika diperoleh nilai a hitung > a dan VIF hitung < VIF (Eka Rahmawati,
2017)
c. Uji Heteroskedastisitas
mengenai sama atau tidaknya varians dari residual dari observasi yang satu
dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama,
maka hal itu akan disebut terjadi homoskedastisitas, jika variansya tidak
heteroskodastisitas. Persamaan regresi yang baik dalam hal ini adalah jika tidak
menjelaskan karakteristik dari variabel yang digunakan atas situasi yang ada
digunakan untuk memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat
dari rata-rata, median, deviasi standar, nilai minimum, dan nilai maksimum.
antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen yang
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 + 𝑏4𝑋4+ b5X5 +
Keterangan :
a = Konstanta
X1 = Ukuran Perusahaan
41
X3 = Tingkat Solvabilitas
X5 = Umur Perusahaan
e = error
4. Uji Hipotesis
dalam melakukan uji mengenai ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan
1% (Rahmawati, 2017)
perusahaan, laba atau rugi perusahaan, tingkat solvabilitas dan jumlah komite
audit secara individu terhadaap audit delay dengan menggunakan uji signifikan
2. Menentukan t hitung.
3. Menentukan t tabel.
jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak.
koefisien determinasi merupakan nilai antara nol (0) dan satu(1). Nilai R2 yang
BAB IV
merdeka. Pasar Modal atau Bursa Efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar Modal pada zaman itu
kevakuman. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I
tahun 1977, dan juga beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan yang pesat seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang
dikeluarkan pemerintah.
1912, dengan bantuan pemerin tah kolonial Belanda, didirikan di Batavia, pusat
pemerintahan kolonial Belanda yang kita kenal sekarang dengan Jakarta. Bursa
42
44
sampai ditemukan kecocokan harga, maka transaksi terjadi. Pada saat itu terdiri
para perantara pedagang efek merasakan keperluan akan adanya suatu bursa
efek di Jakarta. Bursa lahir karena permintaan akan jasanya sudah mendesak.
Orang-orang Belanda yang bekerja di Indonesia saat itu sudah lebih dari tiga
ratus tahun mengenal akan investasi dalam efek, dan penghasilan serta
rupa efek. Baik efek dari perusahaan yang ada di Indonesia maupun efek dari
Bursa Efek Jakarta sempat tutup selam periode perang dunia pertama,
kemudian di buka lagi pada tahun 1925. Selain Bursa Efek Jakarta, pemerintah
Namun kegiatan bursa ini di hentikan lagi ketika terjadi pendudukan tentara
Jepang di Batavia.
Aktivitas di bursa ini terhenti dari tahun 1940 sampai 1951 di sebabkan
nasionalisasikan pada tahun 1958. Meskipun pasar yang terdahulu belum mati
karena sampai tahun 1975 masih ditemukan kurs resmi bursa efek yang
Bursa Efek Jakarta kembali dibuka pada tanggal 10 Agustus 1977 dan
saham pun mulai meningkat seiring dengan perkembangan pasar finansial dan
sektor swasta yang puncak perkembangannya pada tahun 1990. Pada tahun
1991, bursa saham diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta dan menjadi
salah satu bursa saham yang dinamis di Asia. Swastanisasi bursa saham ini
hingga 1978 masyarakat umum tidak atau belum merasakan kebutuhan akan
pada periode ini. Baru pada tahun 1979 hingga 1984 dua puluh tiga perusahaan
tahun 1988 tidak satu pun perusahaan baru menjual sahamnya melalui Bursa
Efek Jakarta.
Desember 1987, paket Oktober 1988, paket Desember 1988, paket Januarti
peraturan yang bersifat mendorong tumbuhnya pasar modal secara umum dan
akhirnya melihat bursa sebagai wahana yang menarik untuk mencari modal,
sehingga dalam waktu relative singkat sampai akhir tahun 1997 terdapat 283
Tahun 1955 adalah tahun Bursa Efek Jakarta memasuki babak baru,
karena pada tanggal 22 Mei 1995 Bursa Efek Jakarta meluncurkan Jakarta
frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan
pasar dan menghindari peristiwa saham hilang dan pemalsuan saham, serta
BES digabungkan ke dalam BEJ yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia
Indonesia. Pada tahun 2008, Pasar Modal Indonesia terkena imbas krisis
menyentuh titik tertinggi 2.830,26 pada tanggal 9 Januari 2008, terperosok jatuh
hingga 1.111,39 pada tanggal 28 Oktober 2008 sebelum ditutup pada level
dengan pertumbuhan 86,98% pada tahun 2009 dan 46,13% pada tahun 2010.
(JATS Next-G), yang merupakan pengganti sistim JATS yang beroperasi sejak
Mei 1995. sistem semacam JATS Next-G telah diterapkan di beberapa bursa
negara asing, seperti Singapura, Hong Kong, Swiss, Kolombia dan Inggris.
JATS Next-G memiliki empat mesin (engine), yakni: mesin utama, back up
mesin utama, disaster recovery centre (DRC), dan back up DRC. JATS Next-G
memiliki kapasitas hampir tiga kali lipat dari JATS generasi lama .
dan regulator pasar modal, BEI selalu mengembangkan diri dan siap
andal dan tingkat likuiditas yang tinggi. Hal ini tercermin dengan keberhasilan
BEI untuk kedua kalinya mendapat penghargaan sebagai “The Best Stock
Visi dan Misi pada Perusahaan Bursa Efek Indonesia adalah sebagai
berikut :
perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien serta mudah diakses
3. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
B. Hasil Penelitian
pemilihan sampel.
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari laporan
keuangan auditan tahun 2016, 2017, dan 2018. Tabel 4.2 adalah rincian
Tabel 4.1
No Keterangan Jumlah
periode 2016-2018.
3. Jumlah sampel 30
Sumber: www.idx.co.id
ditambah dengan 3 tahun secara berturut-turut, artinya ada 30 data yang akan
diolah. Sampel yang digunakan telah memenuhi semua kriteria yang telah
yang mengalami audit delay pada tahun 2016-2018. Adapun daftar nama-nama
Tabel 4.2
Tbk.
Sumber: www.idx.co.id
51
1. Uji Normalitas
Tabel 4.3
tabel 4.3 Diperoleh nilai statistik sebesar 0.151 dan nilai signifikan
sebesar 0.077. oleh karena itu nilai signifikan lebih besar dari 0.05 maka nilai
Gambar 4.2
Pada gambar 4.2 data yang menunjukkan normal adalah data yang
membentuk titik-titik yang menyebar yang tidak jauh dari garis diagonal. Hasil
regersi dengan grafik normal P-Plot terhadap residual error dengan model
diagonal, hal ini dapat disimpulkan adanya pola grafik yang normal.
2. Uji Multikolinearitas
53
untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF)
serta besaran korelasi antar variabel independen. Regresi yang bebas dari
problem multikolinearitas memiliki nila VIF dibawah 10 dan nilai t diatas angka
0,01.
Tabel 4.4
Coefficientsa
Collinearity Statistic
Model Tolerance VIF
1(Constant) .021
48.353
.021 48.774
Ukuran Perusahaan
Laba / Rugi .021 48.522
Solvabilitas .829 1.206
Jumlah Komite .978 1.023
Umur Perusahaan .978 1.023
multikolinearitas menunjukkan nilai tolerance > 0,1 dan nilai Variance Inflation
Factor (VIF) dibawah angka 10 untuk setiap variabel. Nilai tolerance yang
Komite, dan Umur Perusahaan adalah sebesar 0.021, 0.021, 0.829 dan 0.978.
54
dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam
3. Uji Heteroskedastisitas
tetap, maka disebut sebagai homoskedastisitas dan jika hasilnya berbeda maka
disebut heteroskedastisitas.
Tabel 4.5
Variabel Sig.
(Constant) 0,648
Ukuran Perusahaan 0,487
Laba / Rugi 0,468
Solvabilitas 0,685
Jumlah Komite 0,122
Umur Perusahaan 0,487
Pada tabel 4.5 sebelum diuji dengan uj gletser, data terlebih dahulu di
variabel harus lebih dari 0.05 yaitu X1 nilai signifikan yang diperoleh adalah
sebesar 0.487, untuk X2 nilai signifikan yang diperoleh adalah sebesar 0.468,
untuk X3 nilai signifikan yang diperoleh adalah 0.685, untuk X4 nilai signifikan
0.122, untuk X5 nilai signifikan yang diperoleh adalah 0.487, maka dapat
1. Analisis Deskriptif
Tabel 4.6
Dari hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.6 diatas, dapat dijelaskan hal
bahwa :
1. Audit Delay
56
Variabel audit delay diukur seecara kuantitatif dalam jumlah hari. Hasil
analisis deskriptif variabel audit delay diperoleh nilai tertinggi sebesar 209 hari
dan nilai terendah sebesar 81 hari dengan nilai rata-rata audit delay sebesar
tidak mampu menerbitkan laporan keuangan auditan sebelum jatuh tempo 120
tertinggi yaitu PT. Tiga Pilar Sejahtera Food,Tbk (AISA), PT. Apexindo Pratama
Duta Tbk (APEX), PT. Sedangkan perusahaan dengan nilai audit delay
terendah yaitu 81 hari yaitu PT. Intermedia Capitl Tbk (MDIA) pada tahun 2017.
Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat ukuran penyebaran data variabel pada
audit delay.
2. Ukuran Perusahaan
tertinggi (max) adalah log 5.36 oleh oleh PT. Bakrie Telecom Tbk (BTEL) pada
tahun 2017-2018 dan nilai terendah (min) adalah log 4.39 oleh PT. Jakarta
International Hotels & Development Tbk (JIHD) pada tahun 2018-2019. Nilai
rata-rata yang diperoleh adalah sebesar log 4.9854 dan standar deviation
sebesar log 0.32746. hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang terpilih
3. Laba/Rugi
nilai tertinggi yaitu sebesar 39.58 oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dan
57
PT. Apexindo Pratama Duta Tbk pada tahun 2017 dan nilai terendah yang
diperoleh adalah 18.43 oleh PT. Medco Energi Internasional Tbk tahun 2017
dan PT. Apexindo Pratama Duta Tbk pada tahun 2018. Nilai rata-rata yang
diperoleh dari hasil uji laporan laba/rugi adalah 30.3486 dan standar deviasinya
yang terpilih menjadi sampel adalah perusahaan yang memperoleh laba yang
4. Solvabilias
nilai tertinggi yaitu sebesar 0.24 oleh PT. Zebra Nusantara Tbk dan nilai
terendah yang diporelah adalah sebesar 0.14 oleh PT. Visi Media Asia Tbk
sedangkan nilai rata-rata atau mean dari variabel solvabilitasnya adalah 0.1724
manufaktur tidak sepenuhnya dibiayai oleh hutang, karna dilihat dari hasil
5. Komite Audit
Variabel ini diukur dengan skala ratio, dengan rumus yaitu Komite Audit
= Jumlah Komite Audit, Maka dapat disimpulkan bahwa nilai tertinggi untuk
jumlah komite audit yaitu 4.00 adalah PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)
sebanyak 4 untuk jumlah komite audit dan nilai terendah untuk jumlah komite
audit adalah 3.00 adalah Semua Perusahaan yang menjadi sampel kecuali
(AISA) sedangkan untuk mean yang diperoleh adalah sebesar 3.1000 dan
58
6. Umur Perusahaan
adalah PT. Jakarta International Hotels & Development Tbk dan untuk nilai
terendah (min) yang diperoleh adalah 12.00 adalah PT. Sky Energi
(mean) yang diperoleh dari hasil analisis deskriptif adalah 31.6000 dan untuk
Tabel 4.7
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 + 𝑏4𝑋4+ b5X5 +
0.002 X5 + e
Dari hasil uji regresi linear berganda dapat diperoleh persamaan regresi
109.207.
sebesar 150.652.
pengurangan jumlah komite 1 kali maka akan diikuti oleh audit delay
sebesar 0.037.
dependen. Untuk melakukan uji F dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.8
Hasil Uji Analisis Simultan F
Ftabel sebesar 5,01 dan Fhitung sebesar 3.127 dengan angka signifikan
solvabilitas, jumlah komite dan umur perusahaan terhadap uadit delay pada
maka dilakukan dengan cara membuktikan nilai signifikan dengan a = 0.5. untuk
Tabel 4.9
Hasil Uji T
sebesar 93.293 > 1.687 (t-hitung) Dan nilai signifikan 0.000 <
505.184 < 1.687 (t-hitung) dan nilai signifikan 0.000< 0.05. jadi
tabel.
50.267 > 1.687 (t-hitung) dan nilai signifikan 0.000 < 0.05. jadi
tabel.
0.706 < 1.687 (t-hitung) dan nilai signifikan 0.487 > 0.05. jadi
t-tabel.
sebesar 2.275 < 1.687 (t-hitung) dan nilai signifikan 0.032 < 0.05.
tabel.
3. Koefisien Determinan R
dilihat dari nilai R square pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
Tabel 4.10
sebesar 1.000 hasil ini berarti model variabel audit delay mampu
audit delay.
Dari tabel 4.9 diperoleh nilai thitung untuk laba/rugi (X2) sebesar
66
delay. Dari tabel 4.9 diperoleh nilai thitung untuk solvabilitas (X3)
yang relatif lebih lama. Proporsi hutang terhadap total aktiva yang
concern).
yang panjang.
keuangan.
audit delay. Dari tabel 4.9 diperoleh nilai thitung untuk jumlah komite
komite ditolak sesuai dengan hasil uji hipotesis parsial (uji t) dan
tahun 2016-2018.
69
yang berlaku umum ini berarti waktu yang dibutuhkan oleh auditor
audit delay. Dari tabel 4.9 diperoleh nilai thitung untuk umur
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Galery Investasi Bursa Efek
B. Saran
Daftar Pustaka
Apriliane, Meilinda Dwi. 2015. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay
(Studi Empris Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2008-2013) (https://eprints.uny.ac.id/17249/
Amani, Fauziyah Alrthaf. 2016. Pengaruh Profitabilitas, Opini Audit, Dan Umur
Perusahaan Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Real
Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014)
(https://www.researchgate.net/publication/330562850_PENGARUH_UKURA
N_PERUSAHAAN_PROFITABILITAS_OPINI_AUDIT_DAN_UMUR_PERUS
AHAAN_TERHADAP_AUDIT_DELAY_Studi_Empiris_pada_Perusahaan_Pr
operty_dan_Real_Estate_yang_Terdaftar_di_Bursa_Efek_Indonesia_pada_
Tahun_
Dhiforester, 2017 Pemahana dan Konsep Dasar Keterlambatan Audit (Audit Delay)
(https://metodeakurat.blogspot.com/2017/10/pemahaman-dan-konsep-
dasar.html?m=1
75
Novit, Febrina Lourentya. 2016. Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi
Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2013-2015)
(https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/accounting/article/download/16873/1
62015)
Rahmawati, Eka. 2017. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2013-2015)
(https://eprints.ums.ac.id/49050/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
Rahmawati, Zindy. 2016. Audit Delay dan Faktor Yang Mempengaruhinya (Studi
Empirirs pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011-2014) (https://eprints.ums.ac.id/41201/
Ristin, Fika. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengarui Audit Delay pada Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia
(https://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/18506
76
Ri et al, Khalatba. Studying the Relationship of Earnings Quality and Audit Delay in
Accepted Companies in Tehran Securities. International Research Journal
of Applied and Basic Sciences, (Online), Vol. 6, No. 5,
(https://businessperspectives.org/images/pdf/aplications/publishing/template
s/article/assets/6510/imfi_en_2015_01cont_2_bae.pdf
Setyani, Astuti Yuli. (2015) Jurnal Riset Akuntansi Keuangan Fakultas Bisnis
UKDW, Faktor-Faktor yang Mmepengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia (https://e-
journalfb.ukdw.ac.id/index.php/jrak/article/view/12
Utami, Novia widya. 2019 . In panduan Akuntansi Manfaat laporan Keuangan untuk
Beberapa Pihak (https://www.jurnal.id/blog/2017-keuntungan-laporan-
keuangan-untuk-beberapa-pihak/
www.idx.com
77
L
A
M
P
I
78
R
A
N
2017
NO KODE
PERUSAHAAN TANGGAL PENUTUPAN TAHUN
LAPORAN AUDIT BUKU RENTANG WAKTU
1 AISA 27/7/2018 31/12/2017 208
2 APEX 27/7/2018 31/12/2017 208
3 BTEL 11/6/2018 31/12/2017 162
4 ZBRA 26/7/018 31/12/2017 207
5 JIHD 24/4/2018 31/12/2017 114
6 JSKY 20/4/2018 31/12/2017 110
7 MDIA 22/3/2018 31/12/2017 81
8 MEDC 11/4/2018 31/12/2017 101
9 SAFE 1/5/2018 31/12/2017 121
10 VIVA 2/4/2018 31/12/2017 92
2018
NO KODE
PERUSAHAAN TANGGAL PENUTUPAN TAHUN
LAPORAN AUDIT BUKU RENTANG WAKTU
1 AISA 27/7/2018 31/12/2018 208
2 APEX 26/7/2019 31/12/2018 207
3 BTEL 30/05/2019 31/12/2018 150
4 ZBRA 12/6/2019 31/12/2018 163
5 JIHD 29/3/2019 31/12/2018 88
6 JSKY 28/3/2019 31/12/2018 87
7 MDIA 22/4/2019 31/12/2018 112
8 MEDC 8/4/2019 31/12/2018 98
9 SAFE 12/4/2019 31/12/2018 102
10 VIVA 23/4/2019 31/12/2018 113
KODE 2019
NO
PERUSAHAAN
80
KODE 2017
NO PERUSAHAAN
TOTAL ASET UKURAN PERUSAHAAN
1 AISA 1,981,940,000,000 28.31509728
2 APEX 667,260,481,000,000 34.13420161
3 BTEL 718,022,000,000 27.29976605
4 ZBRA 5,445,490,151,000,000 36.23356417
5 JIHD 6,655,376,027,000,000 36.43420135
6 JSKY 43,229,830,009,000,000 38.30530716
7 MDIA 5,149,249,808,000,000 36.17762743
8 MEDC 5,160,785,857,000,000 36.17986526
9 SAFE 4,824,973,297,000,000 36.1125816
10 VIVA 7,731,830,939,000,000 36.58412209
81
KODE 2018
NO PERUSAHAAN
TOTAL ASET UKURAN PERUSAHAAN
1 AISA 1,816,406,000,000 28.22788094
2 APEX 514,675,498,000,000 33.87455772
3 BTEL 15,677,000,000 23.47546051
4 ZBRA 5,224,504,957,000,000 36.19213644
5 JIHD 6,606,689,033,000,000 36.42685902
6 JSKY 56,795,624,571,000,000 38.57823569
7 MDIA 5,448,724,203,000,000 36.23415788
8 MEDC 5,252,393,746,000,000 36.19746032
9 SAFE 34,783,732,900,000,000 38.08792623
10 VIVA 8,024,565,813,000,000 36.62128396
KODE 2019
NO PERUSAHAAN
TOTAL ASET UKURAN PERUSAHAAN
1 AISA 1,868,966,000,000 28.25640645
2 APEX 500,726,249,000,000 33.84708066
3 BTEL 15,677,000,000 23.47546051
4 ZBRA 5,577,552,029,000,000 36.25752637
5 JIHD 6,606,689,033,000,000 36.42685902
6 JSKY 53,600,571,516,000,000 38.52033613
7 MDIA 6,062,090,459,000,000 36.3408311
8 MEDC 6,006,538,390,000,000 36.331625
9 SAFE 35,745,220,884,000,000 38.11519297
10 VIVA 8,567,653,603,000,000 36.6867703
KODE 2017
NO
PERUSAHAAN LABA SETELAH PAJAK T. ASET ROA
1 AISA 5,245,415,000,000 1,981,940,000,000 2.646606355
2 APEX 2,262,990,000,000 667,260,481,000,000 0.003391464
3 BTEL 1,496,597,000,000 718,022,000,000 2.084333071
4 ZBRA 472,030,604,000,000 5,445,490,151,000,000 0.08668285
5 JIHD 200,265,907,000,000 6,655,376,027,000,000 0.030090848
6 JSKY 22,357,849,014,000,000 43,229,830,009,000,000 0.51718568
7 MDIA 537,170,871,000,000 5,149,249,808,000,000 0.10432022
8 MEDC 189,647,553,000,000 5,160,785,857,000,000 0.036747805
9 SAFE 7,630,324,505,000,000 4,824,973,297,000,000 1.581423157
10 VIVA 163,236,824,000,000 7,731,830,939,000,000 0.021112312
KODE 2018
NO
PERUSAHAAN LABA SETELAH PAJAK T. ASET ROA
1 AISA -103,041,000,000 1,816,406,000,000 -0.056727956
2 APEX 103,272,082,000,000 514,675,498,000,000 0.200654747
3 BTEL -1,263,880,000,000 15,677,000,000 -80.62001658
4 ZBRA 326,301,483,000,000 5,224,504,957,000,000 0.062455962
5 JIHD 168,176,775,000,000 6,606,689,033,000,000 0.025455531
6 JSKY 2,370,919,585,000,000 56,795,624,571,000,000 0.041744758
7 MDIA 127,699,114,000,000 5,448,724,203,000,000 0.023436516
8 MEDC -19,580,324,000,000 5,252,393,746,000,000 -0.003727886
9 SAFE 20,572,221,486,000,000 34,783,732,900,000,000 0.591432252
10 VIVA -1,078,510,595,000,000 8,024,565,813,000,000 -0.134401115
83
KODE 2019
NO
PERUSAHAAN LABA SETELAH PAJAK T. ASET ROA
1 AISA 1,613,969,000,000 1,868,966,000,000 0.863562526
2 APEX 20,720,541,000,000 500,726,249,000,000 0.041380976
3 BTEL -361,149,000,000 15,677,000,000 -23.0368693
4 ZBRA 1,239,075,481,000,000 5,577,552,029,000,000 0.222153998
5 JIHD 146,562,826,000,000 6,606,689,033,000,000 0.022184006
6 JSKY 1,440,154,840,000,000 53,600,571,516,000,000 0.026868274
7 MDIA 68,999,358,000,000 6,062,090,459,000,000 0.011382106
8 MEDC -25,680,588,000,000 6,006,538,390,000,000 -0.004275439
9 SAFE 9,120,265,720,000,000 35,745,220,884,000,000 0.255146436
10 VIVA 544,002,816,000,000 8,567,653,603,000,000 0.063494959
KODE 2018
NO
PERUSAHAAN T. HUTANG T. ASET DAR
1 AISA 5,267,348,000,000 1,816,406,000,000 2.899873707
2 APEX 664,943,089,000,000 514,675,498,000,000 1.291965698
3 BTEL 16,132,748,000,000 15,677,000,000 1029.071123
4 ZBRA 13,071,764,529,000,000 5,224,504,957,000,000 2.502010169
5 JIHD 1,607,367,025,000,000 6,606,689,033,000,000 0.243293882
6 JSKY 36,398,835,359,000,000 56,795,624,571,000,000 0.640873934
7 MDIA 3,030,581,267,000,000 5,448,724,203,000,000 0.556200159
8 MEDC 3,865,132,439,000,000 5,252,393,746,000,000 0.735880177
9 SAFE 40,846,044,940,000,000 34,783,732,900,000,000 1.174285838
10 VIVA 6,332,144,641,000,000 8,024,565,813,000,000 0.789094985
KODE 2019
NO
PERUSAHAAN T. HUTANG T. ASET DAR
1 AISA 3,526,819,000,000 1,868,966,000,000 1.887042889
2 APEX 444,431,013,000,000 500,726,249,000,000 0.887572828
3 BTEL 15,260,093,000,000 15,677,000,000 973.4064553
4 ZBRA 14,663,887,082,000,000 5,577,552,029,000,000 2.629090147
5 JIHD 1,854,577,060,000,000 6,606,689,033,000,000 0.280712025
6 JSKY 31,763,627,464,000,000 53,600,571,516,000,000 0.592598671
7 MDIA 3,574,948,165,000,000 6,062,090,459,000,000 0.589722009
8 MEDC 4,650,292,093,000,000 6,006,538,390,000,000 0.774205006
9 SAFE 408,955,063,516,000,000 35,745,220,884,000,000 11.4408319
10 VIVA 7,419,666,167,000,000 8,567,653,603,000,000 0.866009121
85
KODE
NO PERUSAHAAN tahun berdiri tahun sekarang masa kerja/ umur
Coefficientsa
Collinearity Statistic
Model Tolerance VIF
1(Constant) .021
48.353
.021 48.774
Ukuran Perusahaan
Laba / Rugi .021 48.522
Solvabilitas .829 1.206
Jumlah Komite .978 1.023
Umur Perusahaan .978 1.023
Uji Gletser
Coefficientsa
Variabel Sig.
(Constant) 0,648
Ukuran Perusahaan 0,487
Laba / Rugi 0,468
Solvabilitas 0,685
Jumlah Komite 0,122
Umur Perusahaan 0,487
Grafik Scarttersplot
89
BIOGRAFI PENULIS