Anda di halaman 1dari 8

PENGKAJIAN KONSEP DIRI

a.      Faktor predisposisi
1.       Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang objektif dan teramati serta
bersifatsubjektif dan dunia dalam pasien sendiri. Perilaku berhubungan dengan harga diri
yang rendah, keracuan identitas, dan deporsonalisasi.
2.       Faktor yang mempengaruhi peran adalah streotipik peran seks, tuntutan peran kerja, dan
harapan peran kultural.
3.      Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan orang tua,
tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan dalam struktur sosial.
b.      Stresor Pencetus
-           Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian
mengancam kehidupan
-          Ketegangan peran hubugnan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu
mengalaminya sebagai frustasi. ada tiga jenis transisi peran :
1.       Transisi peran perkembangan
2.       Transisi peran situasi
3.      Transisi peran sehat /sakit
c.       Sumber-sumber koping
Setiap orang mempunyai kelebihan personal sebagai sumber koping, meliputi :
-          Aktifitas olahraga dan aktifitas lain diluar rumah
-          Hobby dan kerajinan tangan
-          Seni yang ekspresif
-          Kesehatan dan perawan diri
-          Pekerjaan atau posisi
-          Bakat Tertentu
-          Kecerdasan
-          Imajinasi dan kreativitas
-          Hubungan interpersonal
d.      Mekanisme Koping
  Pertahanan koping dalam jangka pendek
  Pertahanan koping jangka panjan
  Mekanisme pertahanan ego
Untuk mengetahui persepsi seseorang tentang dirinya, maka orang tersebut harus bisa
menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1.       Persepsi psikologis :
-          Bagaimana watak saya sebenarnya ?
-          Apa yang membuat saya bahagia atau sedih ?
-          Apakah yang sangat mencemaskan saya ?
2.       Persepsi Sosial
-          Bagaimana orang lain memandang saya ?
-          Apakah mereka menghargai saya bahagia atau sedih?
-          Apakah mereka membenci atau menyukai saya ?
3.      Persepsi Fisis
-          Bagaimana pandangan saya tentang penampilan saya ?
-          Apakah saya orang yang cantik atau jelek ?
-          Apakah Tubuh saya kuat atau lemah ?
Pendekatan dan pertanyaan dalam pengkajian sesuai dengan faktor yang dikaji :
1.       Identitas
Dapatkah anda menjelaskan siapa diri anda pada orang lain : Karakteristik dan kekuatan.
2.       Body Image
-          Dapatkah anda mejnelaskan keadaan tubuh anda kepada saya
-          Apa yang paling anda sukai dari tubuh anda
-          Apakah ada bagian dari tubuh anda, yang ingin anda rubah
3.      Self esteem
-          Dapatkah anda katakan apa yang membuat anda puas
-          Ingin jadi siapakh anda
-          Siapa dan apa yang menjadi harapan anda
-          Apakah harapan itu realistis ?
-          Siginifikan : Apa respon anda, saat anda tidak merasa dicintai dan tidak dihargai ?
-          Siapakah yang paling penting bagi anda
-          Competence : Apa perasaan anda mengenai kemampuan dalam mengerjakan sesuatu untuk
kepentingan hidup anda ?
-          Virtue : Pada tingkatan mana anda merasa nyaman terhadap jalan hidup bila dihubungkan
dengan standar moral yang dianut.
-          Power : Pada tingkatan mana anda perlu harus mengontrol apa yang terjadi dalam hidup
anda. Apa yang kamu rasakan
4.      Role Performance
-          Apa yang anda rasakan mengenai kemampuan anda untuk melakukan segala sesutu sesuai
peran anda ? Apakah peran saat ini membuat anda puas ?
PROSES KEPERAWATAN
Pengkajian
o   Factor predisposisi
Factor mempengaruhi harga diri.
Pengalaman masa kanak-kanak dapat merupakan factor kontribusi pada gangguan atau
masalah konsep diri. Anak sangat peka terhadap perlakuan dan respon orang tua. Orang tua
yang kasar, membenci dan tidak menerima akan mempunyai keraguan dan ketidakpsatian
diri. Anak yang tidak menerima kasih saying maka anak tersebut akan gagal mencintai dirinya
dan orang lain. Individu yang kurang mengerti akan arti dan tujuan kehidupan akan gagal
menerima tagungjawab untuk diri sendiri. Ia akan tegantung pada lain gagal
mengembangkan kemamapuan sendiri. Ia mengingkari kebebasan mengekspresiksn sesuatu
termasuk kemungkinan berbuat salah dan menjadi kasar dan banyak menuntut diri sendiri.
Ideal diri yang di tetapkan tidak dapat dicapai.
Factor yang mepengaruhi penampilan peran
Peran yang sesuai dengan jenis kelamin sejak dulu sudah diterima oleh masyarakat, misalnya
wanita dianggap kurang mampu, kurang mandiri , kurang objektif dan kurang rasional
dibandingkan pria. Pria dianggap kurang sensitive, kurangbhangat, kurang ekpresif
disbanding wanita. Sesuai dengan standar tersebut, jika wanita atau pria berperan tidak
siperti lazimnya maka akan men9imbulkan konflik didalam diri mapun hubungan social.
Misalnya wanita yang secara tradisional harus tinggal dirumah saja, jika ia mulai keluar rumah
untuk mulai sekolah atau bekerja akan menimbulkan masalah.
Konflik peran dan peran yang tidak sesuai muncul dari factor biologis dan harapan
masyarakat terhadap wanita atau pria. Peran yanbg berlebihan muncul pada wanita yang
mempunyai sejumlah peran.
Factor yang mempengaruhi identitas diri.
Orang tua yang selalu curiga pada anakmakan menyebakan kurang percaya diri pada anak.
Anak akan ragu apakah yang dia pilih tepat, jika tidak sesuai dengan keinginan orang tua
maka timbul rasa bersalah. Control orang tua yang tepat pada anak-anak remaja akan
menimbulkan perasaan benci anak pada orang tua. Teman sebayanya merupkan factor lain
yang mempengaruhi identitas. Remaja ingin diterima, dibtuhkan, diingikan, dan dimilki oleh
kelompoknya.
o   Factor Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi yang dihadapi individu
dan individu tidak mampu menyesuaikan. Situasi atau stresor dapat mempengaruhi konsep
diri dan komponennya.
Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri dan hilangnya bagian badan, tindkan
oiperasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh
kembang, prosedur tindakan dan pengobatan.
Stressor yang mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan kurang
penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berate; pola asuh anak yang tidak tepat,
misalanya terlalu dilarang, dituntut, dituruti, persaingan dengan saudara, kesalahan dan
kegagalan terulang, cita-cita yang tidak dapat dicapai, gagal betangguang jawab terhadap
diri sendiri.
Sepanjang kehidupan individu yang serinng menghadapi transisi peran.Meleis

(Stuart dan sudden 1991) mengidentifikasi 3 kategori transisi peran, perkembangan, situasi
dan sehat sakit,
      Transisi perkembangan

Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas. Setiap tahap


perkembangan harus dilalkui inidividu dengan menyelesaikan tugas perkembangan yang
berbeda-beda. Hal ini dapt merupakan stressor bagi konsep diri.
      Transisi situasi

Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan, bertambah dan berkurang orang yang
berarti malalui kelahiran atau kematian , misalnya status sendiri menjadi berdua atau
menjadi orang tua.
      Transisi sehat sakit

Stressor pada tubh dapat menyebabakan gangguan gambaran diri dan brakibat perubbahan
konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen konsep diri.
Perubahan tubuhf dapat mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu gambaran diri,
peran dan harga diri.
Masalah konsep diri dapat dicetuskan oleh factor psikologis, sossiologis, atau fisiologis,
namun yang lebih penting adalah persepsi klien terhadap ancaman.
Perilaku
Data yang di kumpulkan oleh seorang perawat, hendaknya data-data perilaku yang objektif
dapat di amati. Periloaku yang berhubungan dengan harga diri yang rendah (Stuart dan
Sundeent, 19991) yaitu yang identitas kacau dan defersonalisasi dapat di lihat di bawah ini:
1.       Perilaku dengan Harga Diri yang Rendah
-          Kritik diri sendiri atau orang lain.
-          Produktifitas menurun
-          Destruktif pada orang lain
-          Gangguan berhubungan
-          Perasaan yang berlebihan tentang pentingnya dirinya
-          Perasaan tidak layak
-          Perasaan bersalah
-          Mudah marah dan tersinggung
-          Rasa negative terhadap diri sendiri
-          Pandangan hiduip yang pesimis
-          Keluhan fisik
-          Pandangan hidup terpolarisasi
-          Menolak kemampuan diri sendiri
-          Mengejek diri sendiri
-          Merusak diri
-          Isolasi social
-          Gangguan penggunaan zat
-          Menarik diri dari realitas
-          Khawatir
-          Ketegangan peran.
2.       Perilaku dengan Identitas yang kacau
         Tidak mengindahkan moral
         Kontradiksi cirri kepribadian
         Mengurangi hubungan intrapersonal
         Perasaan kekosongan
         Perasaan tentang diri yang berubah-ubah
         Kekacauan identitas seksual
         Kecemasan yang tinggi
         Tidak mampu berempati dengan orang lain
         Kurang keyakinan diri
         Cinta diri sendiri yang patologi
         Masalah dalam hubungan intim
         Kekacauan dan kehilangan identitas sesaat
3.      Perilaku dengan Depersonalisasi
         Afek
         Persepsi
         Kognitif
         Perilaku
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Masalah Keperawatan
Dari pengkajian seluruh komponen konsep diri dapat disimpulkan masalah keperawatan,
yaitu;
o   Gangguan harga diri: harga diri rendah situasional atau kronik
o   gangguan citra tubuh
o   ideal diri tidak realitas
o   gangguan identitaspersonal
o   perubahan penampilan peran
o   ketidak berdayaan
o   isolasi social:menarik diri
o   resiko prilaku kekerasan
Tindakan pada gangguan konsep diri : focus tindakan adalah pada tingkat penilaian kognitif
pada kehidupan, yang terdiri dari persepi, keyakinan dan kepribadian. Kesadaran klien akan
emosi dan perasaannya juga hal yang penting. Setelah mengevaluasi penilaian kognitif dan
kesadaran perasaan ,klien menyadari masalah dan kemudian merubah prilaku.
Pohon Masalah
Perubahan Penampilan Peran
Gangguan Harga Diri; Harga Diri Rendah                                   Masalah utama

Gangguan Citra Tubuh


Diagnosa keperawatan:
 Perubahan penampilan peran berhubungan dengan harga diri rendah
 Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh.
 Gangguan Harga Diri; Harga Diri Rendah
 Keputusasaan
 Ideal Diri Tidak Realistis
Diagnosa keperawatan
 Keputusasaaan berhubungan dengan harga diri rendah
 Gangguan harga diri ; harga diri rendah berhubungan dengan idel diri tidak realistis
 Gangguan Citra Tubuh
 Gangguan Harga Diri; Harga Diri Rendah
 Isolasi Social:Menarik Diri
Diagnosa keperawatan;
 Isolasi social; menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
 Gangguan harga diri : harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh.

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Diuraikan tindakan keperawatan pada dua diagnosa, yaitu:
1.       Diagnosa keperawatan : perubahan penampilan peran berhubungan dengan harga diri
rendah.
Tujuan umum:
Klien dapat menunjukkan peran sesuai dengan tanggungjawabnya.
Tujuan khusus:
-          Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
-          Dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
-          Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
-          Klien dapt menetapkan (merncankan) kegiatan sesuai yang dimilki
-          Klien melakukan tindakan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuan.
-          Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada.
Tindakan keperawatan.
1.       Bina hubungan saling percaya.
o   Salam terapeutik
o   Perkenalkan diri
o   Jelaskan tujuan interaksi
o   Ciptakan lingkungan yang tenang.
o   Buat kontrak yng jelas (apa yang dilakukan /bicarakan, waktu)
2.       Beri kesempatan unutk mengungkapkan perasaan (apa yang dilakukan/bicarakan, waktu)
3.      Sediakan waltu untuk mengungkapakan tentang penyakit yang diderita.
4.      Katakan pada klien bertambah satu orang yang berharga dan bertanggung jawab serta
mampu menolong dirinya sendiri.

5.      Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimilki pasien. Dapat di mulai bagian tubuh
yang masih berfungsi dengan baik, kemampuan lin yang dimilki oleh klien , aspek positif
(keluarga lingkunngan) dimilki klien. Jika klien tidak mampu mengidntifikasi maka dinali oleh
perawat memberi “reinforcement” terhadap aspek poasitif klien.
6.      Setiap bertemu klien, hibdarkjan memberi penilain negative.utamakan memberikan pujian
realistis.
7.      Diskusikan kemampuan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selamam sakit.
Misalnya: penampilan klien dalam “self care” latihan dan ambulasi serta aspek asuhan
terkait denga gangguan fisik yang dialami oleh klien
8.       Diskusikan pada kemampuan yang dapat dilanjutkan pengguanannya setelah pulang sesuai
dengan kondisi pasien.
9.      Rencanakan bersama oleh aktifitas yuang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan:kegiatan mandiri, kegiatan bantuan sebagian, kegiatan yang membutuhkan
bantuan total.
10.   Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi klien.
11.    Beri kesempatan cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan (sering klien takut
melaukannya)
12.    Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
13.   Beri pujian atas keberhasilan klien.
14.   Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah.
15.   Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawt klien harga diri rendah.
16.   Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
Hasil yang diharapkan:
         Klien menungkapkan perasaanya terhadap penyakit yang diderita.
         Klien menyebutkan aspek dan kemampuan dirinya (fisik, intelektual, system pendukung).
         Klien berperan serta dalam perawtrn dirinya.
         Percaya diri klien dengan mentpkan keinnginan atau tujuan yang realistis.
2.       Diagnosa keperawatan: gangguan harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra
tubuh
Tujuan umum:
Klien menunjukkan peningkatan harga diri.
Tujuan khusus:
-          Klien dapat menigkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya.
-          Klien mengidentifikasi perubahan citra tubuh.
-          Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimilki.
-          Klien dapat menerima realita perubahan struktur, bebntuk atau fungsi tubuh.
-          Klien dapat menyusun cara-cara menyelasaikan masalah yang dihadpi.
-          Klien dapat melakukan tindakn pengembalian intergritas tubuh.
Tindakan keperawatan
1.       Bina hubungan perawat yang terpeutik
-          Salam terapeutik
-          Komunikasi terbuka, jujur dan empati.
-          Sediakan waktu untuk mendengarkan klien. Beri kesempatan untuk mengungkapkan
perasaan klien terhadap perubahan tubuh.
-          Lakukan kontrak untuk program arahan keperawtan/pendapatan ksehatan , dukungan dan
konseling.
2.       Diskusikan perubahan struktur tubuh dan fungsi tubuh
3.      Observasi ekpresi klien pada saat berbicara.
4.      Diskusikan kemampuan dan aspek positif yamng dimilki (tubuh, intelektual, keluarga) oleh
klien diluar perubahan yang terjadi.
5.      Beri pujian terhadap aspek yang positif dan kemampuan yang masih dimilki klien.
6.      Doroing klien untuk merawat diri dan berperan serta dalam asuhan keperawatan secara
bertahap.
7.      Libatkan klien dalam kelompok klien dengan masalah gangguan citra tubuh.
8.      Tingkatkan dukungan keluarga terutama pasangan.
9.      Diskusikan cara-cara (booklet, leaflet) sebagai sumber informasi yang dapat dilakukan untuk
mengurangi dapak perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh.
10.   Dorong klien memilih cara yang sesuai bagi klien.
11.    Bantu klien melakukan cara yang dipilih
12.    Bantu klien mengurangi perubahn citra tubuh. Misalnya protesa untuk bagian tubuh
bertemu tongkat.
13.   Rehabilitas bertahap bagi klien
Hasil yang harapkan:
-          Klien dapat menerapkan perubahan
-          Klien memiliki beberapa cara mengatsi perubahan yang terjadi.
-          Klien beradaptasi dengan cara yang dipilh dan digunakan.

Anda mungkin juga menyukai