2 Desember 2022
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jkj e-ISSN: 2830-5558 p-ISSN: 2830-5744
Abstrak
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi menular, disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica
serovar typhi (S.typhi) dan Salmonella enterica serovar enteridis (S.enteridis) yang merupakan
bakteri gram negatif dengan karakteristik endotoksin khas. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kejadian demam tifoid di Indonesia.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah literature review, dengan mengumpulkan data
kejadian demam tifoid di Indonesia kemudian data dianalisis terhadap faktor risiko yang sesuai
dengan kriteria pemilihan sampel. Hasil menunjukkan bahwa beberapa faktor yang berhubungan
dengan kejadian demam tifoid diantaranya sarana sumber air bersih, sarana jamban dan
pembuangan tinja, kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan setelah BAB (Hand Hygiene),
kebiasaan mencuci bahan makanan mentah (Food Hygiene), kebiasaan jajan atau makan diluar,
riwayat demam tifoid anggota keluarga dan personal hygiene menjadi faktor penting pada risiko
kejadian demam tifoid. Kesimpulan faktor-faktor risiko yang menjadi prioritas penyebab demam
tifoid perlu kita perhatikan untuk mengurangi kejadian demam tifoid di Indonesia.
Keywords: Demam tifoid, Faktor risiko, Personal hygiene, Food hygiene, Sanitasi lingkungan
144 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 1. No. 2 Desember 2022
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jkj e-ISSN: 2830-5558 p-ISSN: 2830-5744
145 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 1. No. 2 Desember
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/ 2022
146 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 1. No. 2 Desember
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/ 2022
5 Nur Sinta 3, Case Mencuci tangan Hasil penelitian
Riezqiyah Higeia control sebelum makan, menunjukkan bahwa ada
Afifah, dan Journal Of kebiasaan makan, hubungan antara cuci
Eram Public Health konsumsi es, tangan sebelum makan
Tunggul Research And konsumsi sayuran (p=0,026), kebiasaan makan
Pawenang Development mentah, jenis air (p=0,002), tempat makan
(2019) minum, suhu (p=0,035).
makanan, dan
tempat makan.
6 Eka Sinta 4, Case Kebersihan Sebagian besar responden
Trismiyana Holistik control tangan dan jajan tidak pernah mencuci tangan
dan Leni Jurnal makanan dari luar sebelum makan, sebanyak
Yulinda Kesehatan (tidak higenis). 72,5% dan jajan makanan
Kesuma dari luar (tidak higienis)
Agung 72,5%. Tidak ada hubungan
(2020) antara makanan tidak
higienis dengan kebersihan
tangan sebagai faktor risiko
terjadinya demam tifoid (p-
value = 0.639, OR = 1.23);
kebersihan tangan dan
demam tifoid (p-value =
0.809, OR = 1.24).
7 Asep Sinta 5, Case Personal hygiene Hasil penelitian menunjukan
Gunawan, Healthcare control personal hygiene pada
Irpan Ali Nursing remaja sebagian besar
Rahman, Journal responden yaitu 59 orang
Adi (60,8%) memiliki personal
Nurapandi, hygiene tidak baik, kejadian
dan Nenda demam tifoid pada remaja
Chandra sebagian besar responden
Maulana yaitu 56 orang (57,7%)
(2022) mengalami kejadian demam
typoid, dan terdapat
hubungan yang signifikan
antara personal hygiene
dengan kejadian demam
tifoid.
Sarana Sumber Air Bersih atau air PAM. Pada umumnya rumah tangga
Air merupakan begian penting dalam di pedesaan lebih banyak menggunakan air
kebutuhan makhluk hidup. Manusia yang berasal dari sumur gali, sementara
menggunakan air bersih untuk menunjang diperkotaan lebih banyak menggunakan
kehidupan sehari-hari, seperti meminum, sumur pompa bor.
memasak, mandi, mencuci dan lain Kualitas air bersih harus tetap memenuhi
sebagainya. Air yang digunakan untuk persyaratan kesehatan, dalam arti air aman
keperluan rumah tangga pada umumnya untuk dikonsumsi dan tidak menimbulkan
berasal dari sumur gali, sumur pompa/bor, penyakit. Dalam penelitian yang dilakukan
147 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 1. No. 2 Desember
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/ 2022
oleh Raisal (2018), sarana sumber air bersih dari tinja yang kemudian menginfeksi inang
menjadi salah satu faktor risiko pada (host) melalui beberapa perantara,
kejadian demam tifoid dengan nilai OR = diantaranya air yang dikonsumsi, tangan,
3.115. Diperkuat oleh penelitian Rakhman serangga, dan makanan yang dikonsumsi.
(2009), dimana sumber air bersih memiliki Dalam aturan Permenkes No. 3 Tahun 2014
hubungan bermakna terhadap kejadian tentang sanitasi total berbasis masyarakat,
demam tifoid. penerapan jamban sehat dapat secara efektif
Air bersih yang tidak memenuhi standar memutus rantai penularan penyakit.
kesehatan dapat menjadi tempat lahirnya Penerapan jamban sehat perlu dimiliki, dan
penyakit-penyakit menular, untuk digunakan oleh keluarga sesuai dengan
menghindari penularan tersebut jarak kriteria pembuatan jamban sehat. Kriteria
sumber air bersih dijauhkan dari zat sumber sarana pembuatan jamban sehat yang baik
pencemar. Hal tersebut bertujuan untuk antara lain: 1) jarak dengan sumber air
menghindari penyebaran bakteri dan kuman minimal 11 meter; 2) tidak berbau dan
penyakit S.typhi, mengganggu lingkungan sekitar; 3) bebas
Sarana Jamban dan Pembuangan Tinja dari serangga meupun tikus; 4) dapat
Jamban merupakan fasilitas ruang dibersihkan dengan mudah; 5) dilengkapi
pembuangan tinja manusia. Telaah dengan dinding dan atap pelindung; 6)
penelitiaan yang dilakukan oleh memiliki pencahayaan dan ventilasi yang
Rahmawati (2020) mendapati hubungan cukup; 7) lantai kedap air, dan 8) tersedia
yang bermakna antara sarana pembuangan air, sabun, dan alat pembersih (Ulfa &
tunja dengan kejadian demam tifoid, dengan Handayani, 2018).
nilai OR = 5.33. Nurvina (2012), Kebiasaan Mencuci Tangan Sebelum dan
menjelaskan pada sarana pembuangan tinja Setelah BAB (Hand Hygiene)
memiliki hubungan yang signifikan Bakteri S.typhi dapat ditularkan, salah
terhadap kejadian demam tifoid di satunya melalui kuku-kuku jari tangan.
Indonesia. Hal tersebut dikarenakan dalam Apabila kebersihan dari kuku dan jari tangan
penelitiannya, area tempat tinggal memiliki seseorang kurang terjaga, maka bakteri
letak jamban yang berdekatan dengan tersebut dapat masuk ke tubuh orang sehat
sumber persediaan air. Jarak minimal yang dan menjadikan orang tersebut sakit. Untuk
direkomendasikan untuk letak septic tank mencegah bakteri masuk kedalam tubuh,
dengan sumber air bersih adalah 10 meter, kebiasaan mencuci tangan sebelum dan
hal tersebut dilakukan dalam upaya setalah BAB perlu dibiasakan. Menjaga
pencegahan kontaminasi bakteri. kebersihan tangan terutama kuku-kuku jari
Menurut Artanti (2013), tinja dapat tangan perlu mendapat prioritas tinggi
menjadi perantara dalam penularan (Maghfiroh & Siwiendrayanti, 2016).
penyakit, proses pindahnya kuman berasal Mencuci tangan yang baik dilakukan
148 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 1. No. 2 Desember
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/ 2022
149 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 1. No. 2 Desember
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/ 2022
150 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 1. No. 2 Desember
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/ 2022
selama 1 tahun atau lebih. Pada penderita mengkonsumsi sayuran dan buah yang tidak
tifoid carrier harus diawasi dengan ketat, dicuci dengan air bersih, meminum air yang
sebab feses penderita merupakan sumber tidak direbus, serta menggunakan alat
utama bagi penularan demam tifoid makan yang tidak bersih merupakan
(Nuruzzaman & Syahrul, 2016). Hal perilaku yang beresiko terhadap infeksi
tersebut juga yang menjadi perhatian kuman Salmonella typhi.
khusus terhadap penularan yang Penelitian hal serupa juga dilakukan oleh
tersembunyi dan menjadi sangat penting Zelvyani (2014) mengenai hubungan
dalam menurunkan angka kematian. personal hygiene dengan kejadian demam
Personal hygiene tifoid, diperoleh sebanyak 65% memiliki
Kebersihan merupakan salah satu upaya personal hygiene yang kurang baik dan
dalam memelihara diri dan lingkungan dari sebanyak 35% memiliki personal hygiene
segala sumber pengotor dalam rangka yang baik. Demam tifoid merupakan
mewujudkan dan melestarikan perilaku penyakit yang dipengaruhi banyak faktor,
hidup sehat. Penelitian yang dilakukan oleh seperti lingkungan, perilaku hidup bersih
Erfianto & Koesyanto (2017) mengenai dan sehat, dan hygiene diri yang didalamnya
personal hygiene pada penjual nasi, termasuk penggunaan air bersih, cuci tangan
diperoleh tidak ada satu pun penjual yang dan konsumsi jajanan sehat
mencuci tangan sebelum menyajikan
makanan dan hanya 10% yang mencuci KESIMPULAN
peralatan makan dengan sabun dan air yang Berdasarkan hasil penelitian ini
mengalir. didapatkan terdapat beberapa faktor risiko
Penelitian yang dilakukan oleh yang berhubungan dengan kejadian demam
Gunawan et al., (2022) juga memberikan tifoid, diantaranya sarana sumber air bersih,
hasil yang cukup signifikan antara personal sarana jamban dan pembuangan tinja,
hygiene dengan kejadian demam tifoid, kebiasaan mencuci tangan sebelum makan
dimana semakin baik personal hygiene dan setelah BAB, kebiasaan mencuci bahan
seseorang, maka akan semakin kecil risiko makanan mentah, kebiasaan jajan dan
terinfeksi kuman penyebab demam tifod makan diluar, personal hygiene, dan riwayat
dan sebaliknya semakin tidak baik personal anggota keluarga yang terkena demam
hygiene maka semakin berpotensi terinfeksi tifoid. Diharapkan untuk sanitasi lingkungan
kuman penyakit demam tifoid. Hasil lebih diperhatikan.
penelitian menunjukan sebanyak 60,8%
memiliki personil hygiene yang tidak baik, UCAPAN TERIMAKASIH
seperti kebiasaan tidak mencuci tangan Penulis mengucapkan terima kasih
sebelum makan dan setelah BAB, kebiasaan kepada dosen Farmasi Universitas
mengkonsumsi makanan mentah, Singaperbangsa yang telah membantu dalam
151 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 1. No. 2 Desember
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/ 2022
pelaksanaan penelitian dan penulisan artikel Dewi, R. S. (2020). Faktor Risiko Kejadian
Literature Review mengenai Faktor Risiko Demam Typoid di Propinsi Jambi.
Kejadian Demam Tifoid di Indonesia. Jurnal Formil (Forum Ilmiah)
KesMas Respati, 5(2), 161-172.
Elon, Y., & Simbolon, U. (2018). Tindakan
DAFTAR PUSTAKA Kompres Hangat Pada Temporal
Lobe Dan Abdomen Terhadap
Afifah, N., & Pawenang, E. (2019).
Reaksi Suhu Tubuh Pasien Dengan
Kejadian Demam Tifoid pada Usia
Tifoid Fever. Jurnal Skolastik
15-44 Tahun. HIGEIA (Journal of
Keperawatan, 4(1), 73 – 81.
Public Health Research and
Erfianto, R., dan Koesyanto, H. 2017.
Development), 3(2), 263-273.
Hygiene Personal pada Penjual Nasi
Alamsyah, D. 2013. Prinsip Dasar Ilmu
Kucing. HIGEIA, 1(1): 48-51
Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta:
Gunawan, A., Rahman, I. A., Nurapandi, A.,
Nuha Medika.
Maulana, N. C. (2022). Hubungan
Alba, S., Bakker, M. I., Hatta, M.,
Personal hygiene dengan Kejadian
Scheelbeek, P. F. D., Dwiyanti, R.,
Demam Tifoid Pada Remaja di
Usman, R., and Smits, H. L. (2016).
Wilayah Kerja Puskesmas
Risk Factors of Tifoid Infection in
Imbanagara Kabupaten Ciamis.
the Indonesian Archipelago. PLoS
Healtcare Nursing Journal. 4(2), 404-
ONE, 11(6): 1–14.
412.
Andayani, & Fibriana, A. (2018). Kejadian
Lee, H. K., Halim, H. A., Thong, K. L., &
Demam Tifoid di Wilayah Kerja
Chai, L. C. 2017. Assessment of
Puskesmas Karangmalang. Higeia
Food Safety Knowledge, Attitude,
Journal of Public Health Research
Self-Reported Practices, and
and Development 2(1), 57-68.
Microbiological Hand Hygiene of
Artanti. 2013. Hubungan Antara Sanitasi
Food Handlers. Environmental
Lingkungan, Higiene Perorangan,
Research and Public Health, 14(1):
dan Karakteristik Individu dengan
55.
Kejadian Demam Tifoid di Wilayah
Maarisit, C. L., Sarimin, S., Babakal, A.
Kerja Puskesmas Kedungmundu
(2014). Hubungan Pengetahuan
Kota Semarang Tahun 2012.
Orang Tua tentang Demam Tifoid
Skripsi. Semarang: Universitas
dengan Kebiasaan Jajan pada Anak
Negeri Semarang.
di Wilayah Kerja RSUD Mala
Brockett S, Wolfe MK, Hamot A, Appiah
Kecamatan Melonguane Kabupaten
GD, Mintz ED, Lantagne D. (2020).
Kepulauan Talaud. Jurnal
Associations among water,
Keperawatan. 2(2), 1-7.
sanitation, and hygiene, and food
Maghfiroh, A. E., Siwiendrayanti, A.
exposures and tifoid fever in case-
(2016). Hubungan Cuci Tangan,
control studies: a systematic review
Tempat Sampah, Kepemilikan
and meta-analysis. Am J Trop Med
SPAL, Sanitasi Makanan dengan
Hyg, 103, 1020–31.
Demam Tifoid. Jurnal Pena Medika,
Crump J. A., Sjölund-K. M., Gordon M. A.,
6(1): 34-45.
Parry C. M. (2015). Epidemiology,
Nuruzzaman, H., Syahrul, F. (2016).
clini- cal presentation, laboratory
Analisis Risiko Kejadian Demam
diagnosis, antimicrobial resistance,
Tifoid Berdasarkan Kebersihan Diri
and antimi- crobial management of
dan Kebiasaan Jajan di Rumah.
invasive Salmonella infections. Clin
Microbiol Rev. 28(4):901–37.
152 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 1. No. 2 Desember
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/ 2022
Jurnal Berkala Epidemiologi, 4(1): Sharma, P. K., Ramakrishnan, R., Hutin, Y.,
74-86. Manickam, P., & Gupte, M. D.,
Nurvina. (2013). Hubungan antara Sanitasi (2009). Risk factors for tifoid in
Lingkungan, Hygiene perorangan Darjeeling, West Bengal, India:
dan Karakteristik Individu dengan Evidence for practical action.
Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Tropical Medicine and International
Kerja Puskesmas Kedungmundu Health, 14(6): 696–702.
Kota Semarang. Skripsi. Semarang: Stanaway J. D., Reiner R. C., Blacker B. F.,
Universitas Negeri Semarang: 34–0. Goldberg E. M., Khalil I. A., Troeger
Paputungan, W. (2016). Hubungan antara C. E., Andrews J. R., Bhutta Z. A.,
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Crump J. A., Im J., Marks F. (2019).
dengan Kejadian Demam Tifoid di The global burden of tifoid and
Wilayah Kerja Puskesmas Upai paratifoid fevers: a systematic
Kota Mobagu tahun 2015. Jurnal analysis for the global burden of
Ilmiah Farmasi, 5(2): 266–275. disease study 2017. Lancet Infect
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Dis, 19, 369-381.
Indonesia. Nomor 3 Tahun 2014. Suraya C, Atikasari A. (2019). Hubungan
Tentang Sanitasi Total Berbasis personal hygiene dan sumber air
Masyaraka. Jakarta: Departemen bersih dengan kejadian demam tifoid
Kesehatan RI. pada anak. J ’Aisyiyah Med., 4(3),
Prehamukti, A. (2018). Faktor Lingkungan 327–39.
dan Perilaku terhadap Kejadian Susanna, D., & Indrawani, Y. M. (2010).
Demam Tifoid. HIGEIA (Journal of Kontaminasi Bakteri Escherichia coli
Public Health Research and pada Makanan Pedagang Kaki Lima
Development), 2(4), 587-598. di Sepanjang Jalan Margonda
Rahmawati, R. R. (2020). Faktor Risiko Depok, Jawa Barat. Jurnal Kesehatan
Yang Memengaruhi Kejadian Masyarakat Nasional, 5(3): 110-115.
Demam Tifoid Di Wilayah Kerja Sustaningsih, T., Yulianti, R., Simanjuntak,
Puskesmas Binakal Kabupaten K., Arfiyanti. (2018). PKM Pelatihan
Bondowoso. Medical Technology Mencuci Tangan Menggunakan
and Public Health Journal, 4(2), Sabun Sebagai Perilaku Hidup
224-237. Bersih Dan Sehat Untuk Masyarakat
Rakhman, A., Humardewayanti, R., dan Rt 007/Rw 007 Desa Pangkalan Jati,
Pramono, D. (2009). Faktor-faktor Kecamatan Cinere Kota Depok.
Risiko yang Berhubungan terhadap Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia.
Kejadian Demam Tifoid pada Orang 1(2): 75-84
Dewasa. Jurnal Berita Kedokteran Trismiyana, E., dan Agung, L.Y.K., (2020).
Masyarakat, 25(4) Kebersihan makanan dan hand
Ramadhani, N. R., Dian, L. and Yuliawati, hygiene sebagai faktor resiko demam
S. Ramadhani, N. R., Dian, L., & tifoid di Bandar Jaya, Lampung.
Yuliawati, S. (2016). Kualitas Holistik Jurnal Kesehatan, 14(3),
Bakteriologis Berdasarkan 470-478.
Keberadaan Salmonella sp pada Ulfa, F., & Handayani, O. (2018). Kejadian
Selada (Lactusa sativa).Kesmas Demam Tifoid di Wilayah Kerja
Jambi, 1(1): 11-18 Puskesmas Pagiyanten. HIGEIA
Santoso, S., & Ranti, A. L. (2013). (Journal of Public Health Research
Kesehatan dan gizi. Jakarta: Rineka and Development), 2(2), 227-238.
Cipta.
153 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 1. No. 2 Desember
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/ 2022
154 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional