Anda di halaman 1dari 11

JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 1. No.

2 Desember 2022
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jkj e-ISSN: 2830-5558 p-ISSN: 2830-5744

Faktor Risiko Kejadian Demam Tifoid di Indonesia 2018–2022:


Literature Review

Herdiana Verliani1*, Indah Laily Hilmi2, Salman3


1,2,3
Universitas Singaperbangsa Karawang, Jl. HS.Ronggo Waluyo, Telukjambe
Karawang, Jawa Barat 41361
Email: verlianih@gmail.com 1*

Abstrak

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi menular, disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica
serovar typhi (S.typhi) dan Salmonella enterica serovar enteridis (S.enteridis) yang merupakan
bakteri gram negatif dengan karakteristik endotoksin khas. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kejadian demam tifoid di Indonesia.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah literature review, dengan mengumpulkan data
kejadian demam tifoid di Indonesia kemudian data dianalisis terhadap faktor risiko yang sesuai
dengan kriteria pemilihan sampel. Hasil menunjukkan bahwa beberapa faktor yang berhubungan
dengan kejadian demam tifoid diantaranya sarana sumber air bersih, sarana jamban dan
pembuangan tinja, kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan setelah BAB (Hand Hygiene),
kebiasaan mencuci bahan makanan mentah (Food Hygiene), kebiasaan jajan atau makan diluar,
riwayat demam tifoid anggota keluarga dan personal hygiene menjadi faktor penting pada risiko
kejadian demam tifoid. Kesimpulan faktor-faktor risiko yang menjadi prioritas penyebab demam
tifoid perlu kita perhatikan untuk mengurangi kejadian demam tifoid di Indonesia.

Keywords: Demam tifoid, Faktor risiko, Personal hygiene, Food hygiene, Sanitasi lingkungan

PENDAHULUAN Demam tifoid menjadi penyebab


Demam tifoid merupakan penyakit angka morbiditas dan mortalitas pada
infeksi yang dapat menular, disebabkan banyak negara. Di Indonesia, demam tifoid
oleh bakteri Salmonella enterica serovar menjadi penyakit endemis yang mengancam
typhi (S.typhi) dan Salmonella enterica kesehatan masyarakat, hal tersebut
serovar enteritidis (S.entritidis) merupakan dikarenakan penularan infeksi meningkatkan
bakteri gram negatif anaerob berbentuk kasus carrier dan adanya resistensi terhadap
basil yang memiliki karakteristik obat sehingga upaya terhadap pencegahan
endotoksin khas, serta memiliki antigen Vi dan pengobatan menjadi sulit. Menurut
yang diyakini dapat meningkatkan aktivitas WHO (2018) angka penderita demam tifoid
virulensi. S. typhi ditularkan melalui kontak di Indonesia mencapai 81% per 100.000,
langsung dengan feses, urin, atau sekret sementara angka kejadian di seluruh dunia
penderita, dapat juga ditularkan melalui mencapai sekitar 11-21 juta kasus dengan
konsumsi makanan dan air yang 128.000-161.000 kematian per tahun.
terkontaminasi, namun kejadian demam Masyarakat dengan standar hidup dan
tifoid seringkali diakibatkan oleh kebersihan yang rendah cenderung akan
kebersihan dan sanitasi yang tidak memadai meningkat pada kasus kejadian demam
(Brocket et al., 2020). tifoid (Atikasari & Suraya, 2019)

144 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 1. No. 2 Desember 2022
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jkj e-ISSN: 2830-5558 p-ISSN: 2830-5744

Manifestasi klinis demam tifoid bertujuan untuk mengidentifikasi faktor apa


dapat timbul dengan berbagai gejala dan saja yang menjadi penyebab kejadian
tanda seperti demam, sakit perut, mual, dan demam tifoid di Indonesia.
muntah (Crump, 2015). Adanya gambaran
klinis yang berat seperti demam tinggi atau METODE
hiperpireksia, febris remiten, dan tingkat Metode yang digunakan dalam
kesadaran yang menurun (koma atau penelitian ini adalah literature review
delirium), serta adanya komplikasi yang dengan kajian spesifik dari berbagai literatur
berat seperti dehidrasi dan asidosis menjadi yang ditemukan, kemudian digabung dan
dampak buruk pada kasus kejadian demam ditarik kesimpulannya secara ringkas.
tifoid (Elon & Simbolon, 2018). Pencarian literatur menggunakan database
Pemeriksaan 'gold standar' untuk Sinta Kemenristek, Science Direct, Research
demam tifoid adalah pemerikasaan kultur Gate, dan Google Scholar. Sampel jurnal
darah. Keterlambatan diagnosis penyakit yang digunakan dengan kriteria sebagai
dan pengobatan yang tidak tepat dapat berikut:
berakibat fatal karena menyebabkan 1. Publikasi 5 tahun terakhir (2018 – 2022)
pendarahan pada saluran cerna dan 2. Terindeks Sinta 3–5
mengakibatkan kematian (Stanaway et al., Memiliki variable yang berkaitan
2019). dengan faktor risiko demam tifoid.
Pada kasus demam tifoid yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
terjadi di Indonesia, masih banyak
Sebanyak tujuh artikel dianalisis
masyarakat yang tidak terlalu
menggunakan tabel matrix (tabel 1) untuk
memperhatikan kesehatan dan kebersihan,
melihat variable data yang diteliti dari
terutama dari lingkungan dan perilaku yang
masing-masaing penelitian. Artikel
dapat meningkatkan faktor resiko demam
dianalisis hubungannya dengan kejadian
tifoid. Maka pada literature review ini akan
demam tifoid, artikel disesuaikan dalam
dibahas kajian faktor risiko dari kejadian
desain penelitian yakni case control.
demam tifoid di Indonesia. Penelitian ini
Tabel 1. Hasil Pencarian Literature
Indeks
No. Penulis Metode Variabel Hasil
Jurnal
1 Ria Rahmi Sinta 3, Case Sarana Hasil penelitian menunjukan
Rahmawati Medical control pembuangan tinja, terdapat hubungan antara
(2020) Technology kebiasaan cuci umur p=0,040, sarana
and Public tangan dengan pembuangan tinja dengan
Health sabun setelah kejadian demam tifoid
Journal BAB, kebiasaan dengan p=0,001 (OR =
cuci tengan 0,047), dan terdapat
sebelum makan, hubungan antara mencuci
usia dan jenis tangan dengan sabun setelah

145 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 1. No. 2 Desember
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/ 2022

kelamin. buang air besar dengan


kejadian demam tifoid
dengan nilai p=0,007
(OR=0,143), ada hubungan
antara mencuci tangan
sebelum makan dengan
kejadian demam tifoid
dengan nilai p=0,003
(OR=0,110), serta tidak ada
hubungan antara jenis
kelamin dengan kejadian
demam tifoid (p = 0,183).
2 Ratna Sari Sinta 4, Case Sarana sumber air Hasil Penelitian
Dewi (2020) Jurnal Formil control bersih, menunjukkan bahwa ada
(Forum kepemilikan hubungan antara sumber
Ilmiah) jamban, riwayat sarana air bersih (P-Value =
KesMas demam tifoid 0,000), Kepemilikan Jamban
Respati pada anggota (P Value= 0,000) Riwayat
keluarga. Demam tifoid Anggota
Keluarga (P Value= 0,000).
3 Farissa Ulfa, Sinta 3, Case Umur, jenis Hasil yang didapatkan faktor
Oktia Woro Higeia control kelamin, keadaan yang berhubungan dengan
Kasmini Journal Of social ekonomi, kejadian demam tifoid
Handayani Public Health Kebiasaan makan meliputi kebiasaan makan di
(2018) Research And diluar rumah, luar rumah (p-value=0,001),
Development kebiasaan kebiasaan mencuci tangan
mencuci tangan sebelum makan (p-
sebelum makan, value=0,02), kebiasaan
kebiasaan mencuci tangan setelah BAB
mencuci tangan (p-value=0,04), kebiasaan
setelah BAB, mencuci bahan makanan
kebiasaan mentah (p-value=0,007), dan
mencuci bahan jamban sehat (p-value=0,04).
makanan mentah,
jamban sehat,
riwayat keluarga.
4 Anggit Sinta 3, Case Perilaku jajan di Hasil penelitian
Aprindrian Higeia control rumah makan, menunjukkan ada hubungan
Prehamukti Journal Of perilaku jajan di antara perilaku jajan di
(2018) Public Health pedagang kaki rumah makan (p=0,006),
Research And lima, dan perilaku jajan di pedagang
Development kebiasaan kaki lima (p=0,001), dan
mencuci tangan kebiasaan cuci tangan
dengan sabun dengan sabun sebelum
sebelum makan. makan (p=0,029) dengan
kejadian demam tifoid.
Variabel yang berkontribusi
kuat untuk menduga
kejadian demam tifoid
adalah perilaku jajan di
pedagang kaki lima
(p=0,008).

146 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 1. No. 2 Desember
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/ 2022
5 Nur Sinta 3, Case Mencuci tangan Hasil penelitian
Riezqiyah Higeia control sebelum makan, menunjukkan bahwa ada
Afifah, dan Journal Of kebiasaan makan, hubungan antara cuci
Eram Public Health konsumsi es, tangan sebelum makan
Tunggul Research And konsumsi sayuran (p=0,026), kebiasaan makan
Pawenang Development mentah, jenis air (p=0,002), tempat makan
(2019) minum, suhu (p=0,035).
makanan, dan
tempat makan.
6 Eka Sinta 4, Case Kebersihan Sebagian besar responden
Trismiyana Holistik control tangan dan jajan tidak pernah mencuci tangan
dan Leni Jurnal makanan dari luar sebelum makan, sebanyak
Yulinda Kesehatan (tidak higenis). 72,5% dan jajan makanan
Kesuma dari luar (tidak higienis)
Agung 72,5%. Tidak ada hubungan
(2020) antara makanan tidak
higienis dengan kebersihan
tangan sebagai faktor risiko
terjadinya demam tifoid (p-
value = 0.639, OR = 1.23);
kebersihan tangan dan
demam tifoid (p-value =
0.809, OR = 1.24).
7 Asep Sinta 5, Case Personal hygiene Hasil penelitian menunjukan
Gunawan, Healthcare control personal hygiene pada
Irpan Ali Nursing remaja sebagian besar
Rahman, Journal responden yaitu 59 orang
Adi (60,8%) memiliki personal
Nurapandi, hygiene tidak baik, kejadian
dan Nenda demam tifoid pada remaja
Chandra sebagian besar responden
Maulana yaitu 56 orang (57,7%)
(2022) mengalami kejadian demam
typoid, dan terdapat
hubungan yang signifikan
antara personal hygiene
dengan kejadian demam
tifoid.

Sarana Sumber Air Bersih atau air PAM. Pada umumnya rumah tangga
Air merupakan begian penting dalam di pedesaan lebih banyak menggunakan air
kebutuhan makhluk hidup. Manusia yang berasal dari sumur gali, sementara
menggunakan air bersih untuk menunjang diperkotaan lebih banyak menggunakan
kehidupan sehari-hari, seperti meminum, sumur pompa bor.
memasak, mandi, mencuci dan lain Kualitas air bersih harus tetap memenuhi
sebagainya. Air yang digunakan untuk persyaratan kesehatan, dalam arti air aman
keperluan rumah tangga pada umumnya untuk dikonsumsi dan tidak menimbulkan
berasal dari sumur gali, sumur pompa/bor, penyakit. Dalam penelitian yang dilakukan

147 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 1. No. 2 Desember
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/ 2022

oleh Raisal (2018), sarana sumber air bersih dari tinja yang kemudian menginfeksi inang
menjadi salah satu faktor risiko pada (host) melalui beberapa perantara,
kejadian demam tifoid dengan nilai OR = diantaranya air yang dikonsumsi, tangan,
3.115. Diperkuat oleh penelitian Rakhman serangga, dan makanan yang dikonsumsi.
(2009), dimana sumber air bersih memiliki Dalam aturan Permenkes No. 3 Tahun 2014
hubungan bermakna terhadap kejadian tentang sanitasi total berbasis masyarakat,
demam tifoid. penerapan jamban sehat dapat secara efektif
Air bersih yang tidak memenuhi standar memutus rantai penularan penyakit.
kesehatan dapat menjadi tempat lahirnya Penerapan jamban sehat perlu dimiliki, dan
penyakit-penyakit menular, untuk digunakan oleh keluarga sesuai dengan
menghindari penularan tersebut jarak kriteria pembuatan jamban sehat. Kriteria
sumber air bersih dijauhkan dari zat sumber sarana pembuatan jamban sehat yang baik
pencemar. Hal tersebut bertujuan untuk antara lain: 1) jarak dengan sumber air
menghindari penyebaran bakteri dan kuman minimal 11 meter; 2) tidak berbau dan
penyakit S.typhi, mengganggu lingkungan sekitar; 3) bebas
Sarana Jamban dan Pembuangan Tinja dari serangga meupun tikus; 4) dapat
Jamban merupakan fasilitas ruang dibersihkan dengan mudah; 5) dilengkapi
pembuangan tinja manusia. Telaah dengan dinding dan atap pelindung; 6)
penelitiaan yang dilakukan oleh memiliki pencahayaan dan ventilasi yang
Rahmawati (2020) mendapati hubungan cukup; 7) lantai kedap air, dan 8) tersedia
yang bermakna antara sarana pembuangan air, sabun, dan alat pembersih (Ulfa &
tunja dengan kejadian demam tifoid, dengan Handayani, 2018).
nilai OR = 5.33. Nurvina (2012), Kebiasaan Mencuci Tangan Sebelum dan
menjelaskan pada sarana pembuangan tinja Setelah BAB (Hand Hygiene)
memiliki hubungan yang signifikan Bakteri S.typhi dapat ditularkan, salah
terhadap kejadian demam tifoid di satunya melalui kuku-kuku jari tangan.
Indonesia. Hal tersebut dikarenakan dalam Apabila kebersihan dari kuku dan jari tangan
penelitiannya, area tempat tinggal memiliki seseorang kurang terjaga, maka bakteri
letak jamban yang berdekatan dengan tersebut dapat masuk ke tubuh orang sehat
sumber persediaan air. Jarak minimal yang dan menjadikan orang tersebut sakit. Untuk
direkomendasikan untuk letak septic tank mencegah bakteri masuk kedalam tubuh,
dengan sumber air bersih adalah 10 meter, kebiasaan mencuci tangan sebelum dan
hal tersebut dilakukan dalam upaya setalah BAB perlu dibiasakan. Menjaga
pencegahan kontaminasi bakteri. kebersihan tangan terutama kuku-kuku jari
Menurut Artanti (2013), tinja dapat tangan perlu mendapat prioritas tinggi
menjadi perantara dalam penularan (Maghfiroh & Siwiendrayanti, 2016).
penyakit, proses pindahnya kuman berasal Mencuci tangan yang baik dilakukan

148 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 1. No. 2 Desember
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/ 2022

menggunakan sabun dan dibilas Kebiasaan Mencuci Bahan Makanan


menggunakan air yang mengalir, serta Mentah (Food Hygiene)
menggosok sela-sela jari dan kuku agar Penelitian yang dilakukan Sharma et al.,
bakteri yang bersembunyi di kuku dapat (2009) mengenai faktor risiko penyakit
dihilangkan (Nuruzzaman & Syahrul, demam tifoid menunjukkan bahwa
2016). kebiasaan mengkonsumsi makanan jenis
Penelitian yang dilakukan Paputungan sayuran mentah memberi hubungan yang
(2016) menyebutkan bahwa ada kaitannya bermakna terhadap kejadian penyakit
kebiasaan mencuci tangan dengan sabun demam tifoid. Diperkuat dalam penelitian
setalah buang air besar terhadap kejadian Ramadhani et al., (2016) menjelaskan
demam tifoid, dalam penelitiannya didapati keberadaan bakteri S.typhi pada sayur jenis
57.3 % masyarakat masih memiliki selada yang dijual di pasar tradisional
kebiasaan mencuci tangan yang kurang baik maupun pasar swayalan, hasil menunjukan
setelah BAB. Dalam penelitiannya dapat sampel selada yang diperoleh positif
disebabkan kurangnya pengetahuan teridentifikasi bakteri Salmonella sp.
masyarakat tentang bagaimana cara Makanan dikonsumsi sehari-hari oleh
mencuci tangan yang baik dan benar. manusia menjadi kebutuhan pokok yang
Kegiatan mencuci tangan dengan sabun harus dipenuhi agar dapat mempertahankan
merupakan salah satu perilaku hidup bersih hidup (Santoso & Ranti, 2013). Bahan
dan sehat (Sustaningsih et al,, 2018). makanan seperti daging, ikan, buah dan
Prosedur mencuci tangan yang baik dan sayur sebelum diolah harus dicuci terlebih
benar dapat dilakukan dengan cara berikut: dahulu, terutama pada bahan makanan yang
1) Basahi kedua telapak tangan setinggi akan dikonsumsi secara langsung atau tanpa
pertengahan lengan dengan air yang proses pengolahan. Kuman patogen
mengalir, ambil sabun, usap dan gosokan biasanya masih menempel pada bahan-
pada kedua telapak tangan secara lembut; 2) bahan makanan. Kuman patogen dapat
Gosokan juga pada kedua punggung tangan mengontaminasi bahan makanan melalui
dan jari-jari tangan secara bergantian dua cara, yakni kontaminasi secara langsung
hingga bersih; 3) Kemudian, gosok dan dan kontaminasi secara menyilang.
putar kedua ibu jari secara bergantian; 4) Kontaminasi secara langsung dapat terjadi
Pada ujung-ujung jari diletakan ke telapak melalui bahan-bahan makanan yang mentah,
tangan kemudian gosok perlahan; 5) baik berasal dari tumbuhan ataupun hewan.
Bersihkan pergelangan tangan secara Sementara, kontaminasi secara menyilang
begantian kemudian diakhiri dengan dapat terjadi pada tahapan proses, baik
membilas seluruh bagian tangan dengan air dalam tahap persiapan, pengolahan,
bersih yang mengalir, dan keringkan dengan pemasakan, maupun penyajian (Alamsyah,
handuk atau tisu. 2013). Oleh karena itu, mencuci bahan

149 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 1. No. 2 Desember
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/ 2022

makanan mentah diperlukan untuk penjamah makanan. Makanan dan minuman


mencegah terjadinya penularan kuman yang terkontaminasi dapat menjadi transmisi
penyakit. kuman Salmonella, termasuk S.typhi.
Kebiasaan Jajan atau Makan di Luar Apabila kuman tersebut masuk ke dalam
Penelitian yang dilakukan Alba et al., vehicle yang cocok (daging, kerrang),
(2016) mengenai kebiasaan makan atau kuman dapat berkembang biak mencapai
jajan diluar dapat menjadi salah satu faktor dosis infeksi. Faktor dominan yang
risiko terhadap penularan demam tifoid, mengontaminasi makanan yang dijual oleh
dengan nilai OR = 6,9. Mayoritas jajanan pedagang kaki lima adalah letak tempat
yang dijual oleh pedagang pinggir jalan sampah di tempat penjualan, peralatan
dijual dalam keadaan terbuka, sehingga makan yang digunakan tidak dicuci dengan
dengan mudah debu dan serangga hinggap air bersih yang mengalir dan tidak dicuci
di makanan. Bakteri Salmonella typhi yang dengan sabun serta kondisi penyajian
dibawa oleh serangga seperti lalat dapat makanan (Susanna & Indrawani, 2010).
mencemari makanan yang dihinggapi, Riwayat Demam Tifoid Anggota
sehingga bila dikonsumsi oleh orang sehat Keluarga
dapat berisiko menderita demam tifoid. Dalam penelitian Dewi Ratna Sari
Dalam penelitian yang dilakukan Maarisit (2020), menyebutkan bahwa terdapat
et al., (2014) tentang sanitasi makanan hubungan bermakna antara riwayat penyakit
menjelaskan, kebersihan makanan yang demam tifoid pada anggota keluarga dengan
kurang diperhatikan oleh penjual makanan kejadian demam tifoid. Selaras dengan
jajan dapat menjadi penyebab makanan penelitian yang dilakukan oleh Rakhman et
tersebut menjadi bibit penyakit. Menurut al., (2009) menunjukkan adanya hubungan
Andayani & Fibriana (2017) dalam antara riwayat demam tifoid pada keluarga
penelitiannya, kebiasaan jajan di luar rumah dengan kejadian demam tifoid, dengan nilai
juga menjadi salah satu faktor risiko OR = 2,24. Meskipun kasus tersebut jarang
terhadap kejadian demam tifoid. terjadi, riwayat penularan penyakit demam
Sanitasi makanan yang buruk dapat tifoid dalam satu keluarga sangat mungkin
memicu gangguan kesehatan. Penelitian terjadi. Hal tersebut dikarenakan, seseorang
Lee et al., (2017) menyebutkan hasil dapat menjadi pembawa penyakit (carrier)
penelitiannya bahwa pada 85 penjamah demam tifoid meskipun tidak menunjukan
makanan yang berpartisipasi dari penilaian gejala tanda, dapat menularkan penyakit
kebersihan tangan mengungkapkan bahwa demam tifoid. Sebab orang yang baru
sebanyak 65% (n = 55) memiliki jumlah sembuh dari demam tifoid masih dapat
bakteri aerobik yang melebihi ambang mengeksresi Salmonella typhi dalam tinja
batas, diantaranya yang terdeteksi adalah dan urin selama 3 bulan dan menjadi carrier
Salmonella, yakni sebanyak 41 (48%) kronik apabila masih mengandung basil

150 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 1. No. 2 Desember
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/ 2022

selama 1 tahun atau lebih. Pada penderita mengkonsumsi sayuran dan buah yang tidak
tifoid carrier harus diawasi dengan ketat, dicuci dengan air bersih, meminum air yang
sebab feses penderita merupakan sumber tidak direbus, serta menggunakan alat
utama bagi penularan demam tifoid makan yang tidak bersih merupakan
(Nuruzzaman & Syahrul, 2016). Hal perilaku yang beresiko terhadap infeksi
tersebut juga yang menjadi perhatian kuman Salmonella typhi.
khusus terhadap penularan yang Penelitian hal serupa juga dilakukan oleh
tersembunyi dan menjadi sangat penting Zelvyani (2014) mengenai hubungan
dalam menurunkan angka kematian. personal hygiene dengan kejadian demam
Personal hygiene tifoid, diperoleh sebanyak 65% memiliki
Kebersihan merupakan salah satu upaya personal hygiene yang kurang baik dan
dalam memelihara diri dan lingkungan dari sebanyak 35% memiliki personal hygiene
segala sumber pengotor dalam rangka yang baik. Demam tifoid merupakan
mewujudkan dan melestarikan perilaku penyakit yang dipengaruhi banyak faktor,
hidup sehat. Penelitian yang dilakukan oleh seperti lingkungan, perilaku hidup bersih
Erfianto & Koesyanto (2017) mengenai dan sehat, dan hygiene diri yang didalamnya
personal hygiene pada penjual nasi, termasuk penggunaan air bersih, cuci tangan
diperoleh tidak ada satu pun penjual yang dan konsumsi jajanan sehat
mencuci tangan sebelum menyajikan
makanan dan hanya 10% yang mencuci KESIMPULAN
peralatan makan dengan sabun dan air yang Berdasarkan hasil penelitian ini
mengalir. didapatkan terdapat beberapa faktor risiko
Penelitian yang dilakukan oleh yang berhubungan dengan kejadian demam
Gunawan et al., (2022) juga memberikan tifoid, diantaranya sarana sumber air bersih,
hasil yang cukup signifikan antara personal sarana jamban dan pembuangan tinja,
hygiene dengan kejadian demam tifoid, kebiasaan mencuci tangan sebelum makan
dimana semakin baik personal hygiene dan setelah BAB, kebiasaan mencuci bahan
seseorang, maka akan semakin kecil risiko makanan mentah, kebiasaan jajan dan
terinfeksi kuman penyebab demam tifod makan diluar, personal hygiene, dan riwayat
dan sebaliknya semakin tidak baik personal anggota keluarga yang terkena demam
hygiene maka semakin berpotensi terinfeksi tifoid. Diharapkan untuk sanitasi lingkungan
kuman penyakit demam tifoid. Hasil lebih diperhatikan.
penelitian menunjukan sebanyak 60,8%
memiliki personil hygiene yang tidak baik, UCAPAN TERIMAKASIH
seperti kebiasaan tidak mencuci tangan Penulis mengucapkan terima kasih
sebelum makan dan setelah BAB, kebiasaan kepada dosen Farmasi Universitas
mengkonsumsi makanan mentah, Singaperbangsa yang telah membantu dalam

151 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 1. No. 2 Desember
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/ 2022

pelaksanaan penelitian dan penulisan artikel Dewi, R. S. (2020). Faktor Risiko Kejadian
Literature Review mengenai Faktor Risiko Demam Typoid di Propinsi Jambi.
Kejadian Demam Tifoid di Indonesia. Jurnal Formil (Forum Ilmiah)
KesMas Respati, 5(2), 161-172.
Elon, Y., & Simbolon, U. (2018). Tindakan
DAFTAR PUSTAKA Kompres Hangat Pada Temporal
Lobe Dan Abdomen Terhadap
Afifah, N., & Pawenang, E. (2019).
Reaksi Suhu Tubuh Pasien Dengan
Kejadian Demam Tifoid pada Usia
Tifoid Fever. Jurnal Skolastik
15-44 Tahun. HIGEIA (Journal of
Keperawatan, 4(1), 73 – 81.
Public Health Research and
Erfianto, R., dan Koesyanto, H. 2017.
Development), 3(2), 263-273.
Hygiene Personal pada Penjual Nasi
Alamsyah, D. 2013. Prinsip Dasar Ilmu
Kucing. HIGEIA, 1(1): 48-51
Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta:
Gunawan, A., Rahman, I. A., Nurapandi, A.,
Nuha Medika.
Maulana, N. C. (2022). Hubungan
Alba, S., Bakker, M. I., Hatta, M.,
Personal hygiene dengan Kejadian
Scheelbeek, P. F. D., Dwiyanti, R.,
Demam Tifoid Pada Remaja di
Usman, R., and Smits, H. L. (2016).
Wilayah Kerja Puskesmas
Risk Factors of Tifoid Infection in
Imbanagara Kabupaten Ciamis.
the Indonesian Archipelago. PLoS
Healtcare Nursing Journal. 4(2), 404-
ONE, 11(6): 1–14.
412.
Andayani, & Fibriana, A. (2018). Kejadian
Lee, H. K., Halim, H. A., Thong, K. L., &
Demam Tifoid di Wilayah Kerja
Chai, L. C. 2017. Assessment of
Puskesmas Karangmalang. Higeia
Food Safety Knowledge, Attitude,
Journal of Public Health Research
Self-Reported Practices, and
and Development 2(1), 57-68.
Microbiological Hand Hygiene of
Artanti. 2013. Hubungan Antara Sanitasi
Food Handlers. Environmental
Lingkungan, Higiene Perorangan,
Research and Public Health, 14(1):
dan Karakteristik Individu dengan
55.
Kejadian Demam Tifoid di Wilayah
Maarisit, C. L., Sarimin, S., Babakal, A.
Kerja Puskesmas Kedungmundu
(2014). Hubungan Pengetahuan
Kota Semarang Tahun 2012.
Orang Tua tentang Demam Tifoid
Skripsi. Semarang: Universitas
dengan Kebiasaan Jajan pada Anak
Negeri Semarang.
di Wilayah Kerja RSUD Mala
Brockett S, Wolfe MK, Hamot A, Appiah
Kecamatan Melonguane Kabupaten
GD, Mintz ED, Lantagne D. (2020).
Kepulauan Talaud. Jurnal
Associations among water,
Keperawatan. 2(2), 1-7.
sanitation, and hygiene, and food
Maghfiroh, A. E., Siwiendrayanti, A.
exposures and tifoid fever in case-
(2016). Hubungan Cuci Tangan,
control studies: a systematic review
Tempat Sampah, Kepemilikan
and meta-analysis. Am J Trop Med
SPAL, Sanitasi Makanan dengan
Hyg, 103, 1020–31.
Demam Tifoid. Jurnal Pena Medika,
Crump J. A., Sjölund-K. M., Gordon M. A.,
6(1): 34-45.
Parry C. M. (2015). Epidemiology,
Nuruzzaman, H., Syahrul, F. (2016).
clini- cal presentation, laboratory
Analisis Risiko Kejadian Demam
diagnosis, antimicrobial resistance,
Tifoid Berdasarkan Kebersihan Diri
and antimi- crobial management of
dan Kebiasaan Jajan di Rumah.
invasive Salmonella infections. Clin
Microbiol Rev. 28(4):901–37.
152 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 1. No. 2 Desember
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/ 2022

Jurnal Berkala Epidemiologi, 4(1): Sharma, P. K., Ramakrishnan, R., Hutin, Y.,
74-86. Manickam, P., & Gupte, M. D.,
Nurvina. (2013). Hubungan antara Sanitasi (2009). Risk factors for tifoid in
Lingkungan, Hygiene perorangan Darjeeling, West Bengal, India:
dan Karakteristik Individu dengan Evidence for practical action.
Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Tropical Medicine and International
Kerja Puskesmas Kedungmundu Health, 14(6): 696–702.
Kota Semarang. Skripsi. Semarang: Stanaway J. D., Reiner R. C., Blacker B. F.,
Universitas Negeri Semarang: 34–0. Goldberg E. M., Khalil I. A., Troeger
Paputungan, W. (2016). Hubungan antara C. E., Andrews J. R., Bhutta Z. A.,
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Crump J. A., Im J., Marks F. (2019).
dengan Kejadian Demam Tifoid di The global burden of tifoid and
Wilayah Kerja Puskesmas Upai paratifoid fevers: a systematic
Kota Mobagu tahun 2015. Jurnal analysis for the global burden of
Ilmiah Farmasi, 5(2): 266–275. disease study 2017. Lancet Infect
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Dis, 19, 369-381.
Indonesia. Nomor 3 Tahun 2014. Suraya C, Atikasari A. (2019). Hubungan
Tentang Sanitasi Total Berbasis personal hygiene dan sumber air
Masyaraka. Jakarta: Departemen bersih dengan kejadian demam tifoid
Kesehatan RI. pada anak. J ’Aisyiyah Med., 4(3),
Prehamukti, A. (2018). Faktor Lingkungan 327–39.
dan Perilaku terhadap Kejadian Susanna, D., & Indrawani, Y. M. (2010).
Demam Tifoid. HIGEIA (Journal of Kontaminasi Bakteri Escherichia coli
Public Health Research and pada Makanan Pedagang Kaki Lima
Development), 2(4), 587-598. di Sepanjang Jalan Margonda
Rahmawati, R. R. (2020). Faktor Risiko Depok, Jawa Barat. Jurnal Kesehatan
Yang Memengaruhi Kejadian Masyarakat Nasional, 5(3): 110-115.
Demam Tifoid Di Wilayah Kerja Sustaningsih, T., Yulianti, R., Simanjuntak,
Puskesmas Binakal Kabupaten K., Arfiyanti. (2018). PKM Pelatihan
Bondowoso. Medical Technology Mencuci Tangan Menggunakan
and Public Health Journal, 4(2), Sabun Sebagai Perilaku Hidup
224-237. Bersih Dan Sehat Untuk Masyarakat
Rakhman, A., Humardewayanti, R., dan Rt 007/Rw 007 Desa Pangkalan Jati,
Pramono, D. (2009). Faktor-faktor Kecamatan Cinere Kota Depok.
Risiko yang Berhubungan terhadap Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia.
Kejadian Demam Tifoid pada Orang 1(2): 75-84
Dewasa. Jurnal Berita Kedokteran Trismiyana, E., dan Agung, L.Y.K., (2020).
Masyarakat, 25(4) Kebersihan makanan dan hand
Ramadhani, N. R., Dian, L. and Yuliawati, hygiene sebagai faktor resiko demam
S. Ramadhani, N. R., Dian, L., & tifoid di Bandar Jaya, Lampung.
Yuliawati, S. (2016). Kualitas Holistik Jurnal Kesehatan, 14(3),
Bakteriologis Berdasarkan 470-478.
Keberadaan Salmonella sp pada Ulfa, F., & Handayani, O. (2018). Kejadian
Selada (Lactusa sativa).Kesmas Demam Tifoid di Wilayah Kerja
Jambi, 1(1): 11-18 Puskesmas Pagiyanten. HIGEIA
Santoso, S., & Ranti, A. L. (2013). (Journal of Public Health Research
Kesehatan dan gizi. Jakarta: Rineka and Development), 2(2), 227-238.
Cipta.

153 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional
JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa Vol. 1. No. 2 Desember
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/ 2022

Welong, S. S., Ratag, B. T., Bernadus, J.


(2017). Analisis Faktor Risiko
Kejadian Demam Tifoid pada
Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit
Advent Manado Tahun 2016. Public
Health Journal, 6(3): 1-11.
WHO. (2018). Weekly Epidemiological
Record, 93(13), Tifoid vaccines:
WHO position paper [Internet].
[cited 2022 Oktober 24]. Available
from:
https://www.who.int/publications-
detail-redirect/tifoid-vaccines-
whoposition-paper-march-2018.
Zelvyani. (2014). Personal hygiene Pada
Tifoid. Skripsi. Tersedia
pada:<https://digilib.unimus.ac.id/
id.

154 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional

Anda mungkin juga menyukai