ABSTRAK
Latar belakang: Demam tifoid atau tifus abdominalis banyak ditemukan dalam kehidupan masyaakat
kita, baik diperkotaan maupun pedesaan. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kualitas yang
mendalam dari Higiene pribadi dan sanitasi lingkungan seperti, higiene perorangan dan hiene
penjamah makanan yang rendah. Proses makanan atau minuman terkontaminasi didukung oleh factor
lain yakni manusia yang terlibat langsung dengan pengolahan bahan makanan serta perilaku
kebersihan diri perorangan yang baik karena bakteri sering ditemukan pada tangan. Tujuan: Penilitian
ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan demam tyfoid pada anak.
Metode: Desain penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.
Sampel pada penelitian ini adalah pasien anak yang dirawat di Rumah Sakit, yang berjumlah 35 orang.
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data uji Chi-square. Hasil: Hasil
penelitian ini menunjukkan ada hubungan personal hygiene dengan kejadian demam tyfoid (ρ=0,008).
Ada hubungan sumber air bersih dengan kejadian demam tyfoid di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah
Palembang Tahun 2019 (ρ=0,018). Ada hubungan hygiene makanan dan minuman dengan kejadian
demam tyfoid (ρ=0,010). Saran: Petugas kesehatan lebih meningkatkan perannya dalam memberikan
pendidikan kesehatan kepada masyarakat mengenai demam tifoid, cara pencegahan penyakit, dan
berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan kebersihan lingkungan yang masih kotor agar
masyarakat tidak terjangkit demam tifoid.
ABSTRACT
Background: Typhoid fever or abdominal typhus is commonly found in the life of our society, both
urban and rural. This disease is closely related to the deep quality of personal hygiene and
environmental sanitation such as, personal hygiene and low food handlers hygiene. The process of
contaminated food or drinks is supported by other factors namely humans who are directly involved
with food processing and good personal hygiene behavior because bacteria are often found on the
hands. Objective: This study aims to determine the factors associated with typhoid fever in children.
Method: The design of this study used a quantitative design with a cross sectional approach. The
sample in this study were pediatric patients treated at the hospital, totaling 35 people. Analysis of the
data used in this study is the analysis of Chi Squer test data. Results: The results of this study indicate
there is a relationship between personal hygiene with the incidence of typhoid fever (ρ = 0.008). There
is a correlation between the source of clean water and the incidence of typhoid fever in the Siti
Khadijah Islamic Hospital in Palembang in 2019 (ρ = 0.018). There is a relationship between food and
beverage hygiene with the incidence of typhoid fever (ρ = 0.010). Suggestion: Health workers further
enhance their role in providing health education to the public about typhoid fever, how to prevent
disease, and coordinating with relevant agencies to clean up the environment that is still dirty so that
people do not contract typhoid fever.
kematian (Edi Apyadi, 2018). Insiden rate buruk antara lain kuku dan jari tangan
demam Tifoid di Dhaka yaitu 390 per tidak terpotong pendek dan kotor, tidak
100.000 penduduk, sedangkan di Kongo mencuci tangan sesudah buang air besar
terdapat 42.564 kasus thypus abdominalis atau sebelum dan sesudah makan. Satu
dengan 214 di antaranya meninggal CFR orang tua pasien anak yang dirawat diruang
0.5% (Gultom, 2017). Madinah mengatakan pemakaian sumber
Berdasarkan Kesehatan Indonesia air bersih menggunakan PDAM. Satu
tahun 2015, kasus thypus abdominalis orang tua anak yang dirawat diruang rawat
menempati urutan kedua dari data 10 inap Madinah mengatakan kurang
penyakit utama pasien rawat inap rumah penanganan makanan dan minuman yang
sakit dengan persentase 3,15 persen tidak sehat dan perlengkapan pengolahan
(Mohamad, 2017). Di Rumah sakit makanan yang tidak bersih.
Mediaka Lestari Ciledug angka kejadian Berdasarkan penjelasan di atas, maka
demam tifoid pada tahun 2015 mencapai peneliti tertarik untuk melakukan
1203 orang atau 42,2% (Edi Apriyadi, penelitian dengan judul faktor-faktor yang
2018). Rumah sakit MRCC Siloam berhubungan dengan kejadian demam
Hospitals semangi angka kejadian demam thypoid pada anak.
tifoid pada tahun 2015 mencapai 1420
orang atau 56,7% (Hilda Nuruzzama, METODOLOGI PENELITIAN
2017). Penelitian ini menggunakan desain
Berdasarkan data dari Rumah Sakit penelitian kuantitatif survey analitik
didapatkanbahwa masih tingginya angka dengan pendekatan desain cross sectional.
kejadian demam typhoid, pada tahun 2017 Hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada
berjumlah 903 orang, pada tahun 2018 hubungan personal hygiene, sumber air
berjumlah 896 orang dan pada priode bulan bersih dan hygiene makanan minuman
januari-maret 2019 berjumlah 120 orang. dengan dengan kejadian demam tyfoid
Terlihat jelas bahwa terjadi peningkatan pada anak.
kejadian demam tifoid dalam satu tahun Populasi dalam penelitian ini adalah
terakhir. (Medical Record RS, 2019). semua pasien anak yang dirawat di Rumah
Hasil Obervasi penelitian lakukan di Sakit Islam Siti Khadijah Islam Palembang
ruang rawat inap menemukan personal Tahun 2019. Pengambilan sampel di dalam
hygiene dan sumber air bersih, hygiene penelitian ini adalah pasien anak yang
makanan dan minuman. Ada dua pasien dirawat di Rumah Sakit berjumlah 35
anak yang memiliki personal hygiene yang responden.
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Personal Hygiene
No Personal Hygiene Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Baik 23 65,7
2 Tidak Baik 12 34,3
Jumlah 35 100
Dari hasil penelitian yang dilakukan lebih banyak jika dibandingkan dengan
didapatkan anak yang memiliki personal responden yang memiliki personal hygiene
hygiene baik sebanyak 23 orang (65,7%), kurang yaitu sebanyak 12 orang (34,3%).
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Air Bersih
No Personal Hygiene
Frekuensi (f) Persentase (%)
1 PAM 21 60,0
2 Non PAM 14 40,0
Jumlah 35 100
Tabel 4.
Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Demam Tyfoid
Kejadian Demam Tyfoid
Personal Hygiene Ya Tidak ρ value
f % f %
Baik 3 13,0 20 87,0
Tidak Baik 7 58,3 5 41,7 0,015
Jumlah 10 28,6 25 71,4
Dari hasil penelitian yang dilakukan (13,0%). Hasil uji statistik chi square
didapatkan anak yang mengalami kejadian didapatkan ρ value = 0,015, yang jika
demam tyfoid dan memiliki personal dibandingkan dengan nilai α = 0,05, maka
hygiene kurang sebanyak 7 orang (58,3%), ρ value ≤ 0,05, sehingga Hipotesis Nol
lebih banyak jika dibandingkan dengan (Ho) ditolak, Hipotesis Alternatif (Ha)
responden yang mengalami kejadian diterima. Ini berarti ada hubungan personal
demam tyfoid dan memiliki personal hygiene dengan kejadian
hygiene baik yaitu sebanyak 3 orang
Tabel 7.
Hubungan Sumber Air Bersih dengan Kejadian Demam Tyfoid
Kejadian Demam Tyfoid
Sumber Air
Ya Tidak ρ value
Bersih
f % f %
PAM 1 4,8 20 95,2
Non PAM 9 64,3 5 35,7 0,001
Jumlah 10 28,6 25 71,4
dengan nilai α = 0,05, maka ρ value ≤ 0,05, demikian hipotesis yang menyatakan ada
sehingga Hipotesis Nol (Ho) ditolak, hubungan sumber air bersih dengan
Hipotesis Alternatif (Ha) diterima. Ini kejadian demam tyfoid terbukti secara
berarti ada hubungan sumber air bersih statistik.
dengan kejadian demam tyfoid. Dengan
Tabel 8.
Hubungan Hygiene Makanan Minuman dengan Kejadian Demam Tyfoid
Kejadian Demam Tyfoid
Hygiene Makanan
Ya Tidak ρ value
Minuman
f % f %
Baik 4 15,4 22 84,6
Tidak Baik 6 66,7 3 33,3 0,012
Jumlah 10 28,6 25 71,4
Dari hasil penelitian yang dilakukan hygiene baik sebanyak 23 orang (65,7%),
didapatkan anak yang mengalami kejadian lebih banyak jika dibandingkan dengan
demam tyfoid dan memiliki hygiene responden yang memiliki personal hygiene
makanan minuman kurang sebanyak 10 kurang yaitu sebanyak 12 orang (34,3%).
orang (47,6%), lebih banyak jika Menurut Maharani (2013), secara
dibandingkan dengan responden yang teoritis hygiene perorangan adalah usaha
mengalami kejadian demam tyfoid dan dari setiap orang yang terlibat dalam
memiliki hygiene makanan minuman baik pengolahan makanan untuk menghindari
yaitu sebanyak 7 orang (14,9%). Hasil uji makanan supaya tidak terkontaminasi yang
statistik chi square didapatkan ρ value = dapat dicapai dengan mencuci tangan,
0,012, yang jika dibandingkan dengan nilai kesehatan dan kebersihan diri, kondisi sakit
α = 0,05, maka ρ value ≤ 0,05, sehingga dan harus tertanam pengertian tentang
Hipotesis Nol (Ho) ditolak, Hipotesis pentingnya menjaga kesehatan dan
Alternatif kebersihan diri karena pada dasarnya yang
dimaksud hygiene adalah mengembangkan
PEMBAHASAN kebiasaan yang baik untuk menjaga
Distribusi Frekuensi Responden kesehatan. Orang yang melakukan
Berdasarkan Personal Hygiene pengolahan makanan dan penyiapan
Dari hasil penelitian yang dilakukan makanan harus memenuhi persyaratan
didapatkan anak yang memiliki personal seperti kesehatan individu yang tidak
kejadian demam tyfoid terbukti secara 1,000) menunjukkan tidak ada hubungan
statistik. dengan keberadaan salmonella typhi pada
Sejalan dengan teori yang alat makan. Penelitian Haslinda (2017)
dikemukakan oleh Saputra (2013) yang hubungan personal hygiene dan kebiasaan
menyatakan bahwa, personal hygiene jajan dengan demam tyfoid pada anak. Uji
(kebersihan diri) merupakan perawatan diri Chi-square dengan tingkat kemakna <0,05
yang dilakukan untuk memelihara dan di uji kembali menggunakan odds ratio
kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik dengan interval kepercayaan (CI)=95%.
secara fisik maupun mental. Tingkat Hasil menunjukan ada hubungan antara
kebersihan diri seseorang umumnya dilihat personal hygiene dengan kejadian demam
dari penampilan yang bersih dan rapi serta typhoid (p=0,021, OR=0,248) sedangkan
upaya yang dilakukan seseorang untuk untuk kebiasaan ajan (p=0,015, OR=
menjaga kebersihan dan kerapian tubuhnya 0,206).
setiap hari. Kebersihan merupakan langkah Berdasarkan hasil penelitian serta
awal dalam mewujudkan kesehatan diri teori yang ada dapat dibuat kesimpulan
karena tubuh yang bersih meminimalkan bahwa penularan penyakit demam tyfoid
risiko seseorang terjangkit suatu penyakit, diantaranya melalui tangan atau kuku yang
terutama penyakit yang berhubungan kotor, sehingga dimungkinkan terselip
dengan kebersihan diri yang buruk. bakteri atau telur cacing didalamnya, dan
Hasil penelitian ini tidak jauh berpotensi akan tertelan ketika makan.
berbeda dari penelitian yang dilakukan Kondisi ini semakin diperparah jika tidak
oleh Nurlaila, Trisnawati dan Selviana terbiasa mencuci tangan memakai sabun
(2015), tentang faktor-faktor yang sebelum makan. Kuku sebaiknya selalu
berhubungan dengan demam typhoid pada dipotong pendek untuk menghindari
pasien yang dirawat di RSU. DR. Soedarso penularan penyakit demam tyfoid dari
Pontianak Kalimantan Barat, didapatkan tangan ke mulut.
hasil bahwa ada hubungan antara Kualitas Hubungan Sumber Air Bersih dengan
air bersih keluarga (p =0,000), hygiene Kejadian Demam Tyfoid
Dari hasil penelitian yang dilakukan
perorangan (p=0,041), dengan kejadian
didapatkan anak yang mengalami kejadian
demam typhoid. Sedangkan keberadaan
demam tyfoid dan menggunakan sumber
Salmonella Typhi pada alat makan (p =
air non PAM sebanyak 9 orang (64,3%),
0,610) menunjukkan tidak ada hubungan
lebih banyak jika dibandingkan dengan
dengan kejadian demam typhoid. Teknik
responden yang mengalami kejadian
pencucian alat makan dan minum (p =
demam tyfoid dan menggunakan sumber sumber air bersih dengan kejadian demam
air PAM yaitu sebanyak 1 orang (4,8%). thypoid. Responden yang memiliki sumber
Hasil uji statistik chi square didapatkan ρ air bersih berasal dari Sumur lebih banyak
value = 0,001, yang jika dibandingkan pada kelompok kasus sebanyak 37 orang
dengan nilai α = 0,05, maka ρ value ≤ 0,05, (94,9%). Disisi lain responden yang tidak
sehingga Hipotesis Nol (Ho) ditolak, memiliki sumber air bersih berasal dari
Hipotesis Alternatif (Ha) diterima. Ini PDAM lebih banyak pada kelompok
berarti ada hubungan sumber air bersih kontrol sebanyak 12 orang (30,8%).
dengan kejadian demam tyfoid. Dengan Berdasarkan hasil penelitian serta
demikian hipotesis yang menyatakan ada teori yang ada dapat dibuat kesimpulan
hubungan sumber air bersih dengan bahwa air juga dapat berfungsi sebagai
kejadian demam tyfoid terbukti secara media penularan penyakit, ada beberapa
statistik. penyakit yang ditimbulkan oleh air. Karena
Sejalan dengan teori yang bakteri S,thypi sering ditemukan pada
dikemukakan oleh Chandra (2014) yang sumur sumur penduduk yang telah
menyatakan bahwa, penyakit yang terkontaminasi dengan tinja manusia
menyerang manusia dapat ditularkan dan karena tinja manusia yang dibuang secara
menyebar secara langsung maupun tidak tidak layak tanpa memenuhi syarat sanitasi
langsung melalui air. Penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya suatu
ditularkan melalui air disebut sebagai pencemaran tanah dan sumber air.
waterborne disease atau water-related Hubungan Hygiene Makanan Minuman
disease. Terjadinya suatu penyakit dengan Kejadian Demam Tyfoid
Dari hasil penelitian yang dilakukan
tentunya memerlukan adanya agens dan
didapatkan anak yang mengalami kejadian
terkadang vektor.
demam tyfoid dan memiliki hygiene
Hasil penelitian ini tidak jauh
makanan minuman kurang sebanyak 10
berbeda dari penelitian yang dilakukan
orang (47,6%), lebih banyak jika
oleh Sari (2013) tentang faktor kebiasaan
dibandingkan dengan responden yang
dan sanitasi lingkungan hubunganya
mengalami kejadian demam tyfoid dan
dengan kejadian demam thypoid di
memiliki hygiene makanan minuman baik
Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak
yaitu sebanyak 7 orang (14,9%). Hasil uji
Kabupaten Boyolali, didapatkan hasil uji
statistik chi square didapatkan ρ value =
chi square menunjukan nilai p=
0,012, yang jika dibandingkan dengan nilai
0,003<0,05, maka Ho di tolak. Sehingga
α = 0,05, maka ρ value ≤ 0,05, sehingga
dapat diartikan bahwa ada hubungan antara
Hipotesis Nol (Ho) ditolak, Hipotesis kebiasaan jajan dengan kejadian demam
Alternatif (Ha) diterima. Ini berarti ada typhoid.
hubungan hygiene makanan minuman Berdasarkan hasil penelitian serta
dengan kejadian demam tyfoid. Dengan teori yang ada dapat dibuat kesimpulan
demikian hipotesis yang menyatakan ada bahwa pada umumnya, kejadian demam
hubungan hygiene makanan minuman tifoid disebabkan mengkonsumsi makanan
dengan kejadian demam tyfoid terbukti atau air yang terkontaminasi dengan feses
secara statistik. manusia (membawa bakteri S.typhii).
Sejalan dengan teori yang Bakteri patogen dapat mengkontaminasi
dikemukakan oleh Chandra (2014) yang sumber air minum. Air minum yang
menyatakan bahwa, makanan dan membawa bakteri patogen bila dikonsumsi
minuman termasuk kebutuhan dasar dapat masuk ke dalam tubuh manusia
terpenting dan sangat esensial dalam sehingga tubuh manusia terinfeksi lalu
kehidupan manusia karena merupakan sakit.
sumber energi satu-satunya. Sehingga
apapun yang akan disajikan sebagai KESIMPULAN DAN SARAN
makanan maupun minuman manusia Kesimpulan
haruslah memenuhi syarat utama, yaitu 1. Diketahui Distribusi frekuensi anak
citra rasa makanan dan keamanan makanan terbanyak meliputi < 6 Tahun
dalam arti makanan tidak mengandung zat sebanyak 16 orang (45,7%), jenis
atau mikroorganisme yang dapat kelamin laki-laki sebanyak 19 orang
menggangu kesehatan tubuh yang (54,3%)
memakan. 2. Diketahui Distribusi anak yang
Hasil penelitian ini tidak jauh meiliki personal hygiene baik
berbeda dari penelitian yang dilakukan sebanyak 23 orang (65,7%) dan anak
oleh Haslinda (2016), tentang hubungan yang memiliki personal hygiene
personal hygiene dan kebiasaan jajan kurang yaitu sebanyak 12 orang
terhadap kejadian demam typhoid pada (34,3%)
anak, didapatkan hasil ada hubungan antara 3. Diketahui Distribusi frekuensi anak
personal hygiene dengan kejadian demam yang menggunakan sumber air PAM
typhoid (p=0,021, OR=0,248) sedangkan sebanyak 21 orang (60,0%) dan anak
untuk kebiasaan jajan (p=0,015, OR= yang menggunakan sumber air non
0,206) yang artinya ada hubungan PAM yaitu sebanyak 14 orang
(40,0%).
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, 2014. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta. EGC
Depkes RI, 2006. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
364/MENKES/SK/V/2006 tentang Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Jakarta.
Departeman Kesehatan Republik Indonesia.
Maharani, 2013. Personal Hygiene Ibu Yang Kurang Berhubungan Dengan Kejadian Diare
Pada Balita Di Ruang Anak. Jurnal STIKES Volume 6, No. 1, Juli 2013
Mohamad, 2016. Penyebab Penyakit Typhus. Didapatkan Dari : www.scribd.com. Diakses
Tanggal : 12 April 2019
Nurlaila, Trisnawati dan Selviana, 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Demam
Typhoid Pada Pasien Yang Dirawat di RSU. DR. Soedarso Pontianak Kalimantan Barat.
Jurnal. Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu Kesehatan, Jurusan, Universitas
Muhammadiyah Pontianak
Nurvina, 2016. Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan, Higiene Perorangan, Dan
Karakteristik Individu Dengan Kejadian Demam Tifoid Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kedungmundu Kota Semarang. Skripsi. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang
Paputungan, 2016. Hubungan Antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian
Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Upai Kota Kotamobagu. Jurnal Ilmiah
Farmasi
Saputra, 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta. Binarupa Aksara
Sari, 2013. Faktor Kebiasaan Dan Sanitasi Lingkungan Hubunganya Dengan Kejadian
Demam Thypoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Kabupaten Boyolali. Jurnal.
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Seran, Palandeng dan Kallo, 2015. Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Demam
Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Tumaratas. Jurnal. Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi