Anda di halaman 1dari 13

JPPNI Vol.01/No.

03/Desember 2016 - Maret 2017

OPTIMALISASI FUNGSI KEPALA RUANGAN DALAM PENETAPAN


JADWAL DINAS PERAWAT BERBASIS KOMPETENSI: PILOT STUDY
Ichsan Rizany1, Tutik Sri Hariyati2, Sri Purwaningsih3
1
Mahasiswa S-2 Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan,
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
2
Dosen S-2 Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan,
Universitas Indonesia
3
Manajer Keperawatan Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan
E-mail: ichsan.r.psik@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian: melakukan pemberdayaan fungsi kepala ruangan dalam implementasi jadwal
dinas berbasis kompetensi di rumah sakit umum vertikal kelas A yang menjadi rumah sakit pusat
rujukan nasional. Metode: pendekatan pilot studi yang dilaksanakan dari analisis situasi, pembuatan
plan of action, implementasi, evaluasi dan analisis gap menggunakan literatur review. Pilot studi
dilakukan selama ± 7 minggu kepada 43 perawat dan 16 kepala ruangan sebagai responden.
Analisis situasi dilakukan dengan menggunakan diagram fish bone. Hasil: Masalah utama ialah
belum optimalnya pelaksanaan jadwal dinas berbasis kompetensi. Implementasi yang dilakukan
ialah brainstorming kepada kepala ruangan tentang pentingnya kompetensi dalam pelaksanaan
jadwal dinas dan melakukan uji coba jadwal dinas berbasis kompetensi. Hasil uji coba didapatkan
bahwa 100% kepala ruangan merasa jadwal dinas berbasis kompetensi lebih efektif. Hasil kuesioner
menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan kepala ruangan tentang pentingnya kompetensi
dalam penjadwalan perawat menjadi 8,6 dan rata-rata penilaian diri (self asessment) dari kepala
ruangan tentang evaluasi pembuatan jadwal dinas berbasis kompetensi sebesar 7,88 dari 10 poin.
Pelaksanaan penjadwalan berbasis kompetensi mendapat hambatan berupa kurangnya jumlah
tenaga perawat, karakteristik perawat, dan pemerataaan kompetensi. Simpulan: pemberdayaan
fungsi kepala ruangan dalam implementasi jadwal dinas berbasis kompetensi lebih efektif dan
memudahkan pekerjaan kepala ruangan dalam pengaturan jadwal dinas. Peran kepala ruangan
sangat penting dalam pembuatan jadwal dinas berbasis kompetensi. Peran kepala bidang
keperawatan sangat membantu sistem jadwal dinas dengan membuat kebijakan yang tepat dan
sejalan dengan misi pelayanan keperawatan untuk memberikan pelayanan berkualitas dan aman.
Kata Kunci: jadwal dinas, kompetensi, perawat.

OPTIMIZATION THE FUNCTION OF THE HEAD NURSE IN DETERMINING COMPETENCE-


BASED NURSE SERVICE SCHEDULE: A PILOT STUDY
ABSTRACT
Objective: To empower the function of head nurse in implementing competence-based nurse service
schedule in grade A hospital which serves as a national referral hospital. Methods: This study
employed a pilot study approach that was performed in situation analysis, making of Plan of Action,
implementation, evaluation and gap analysis using literature review. The pilot study was conducted
for approximately 7 weeks to 43 nurses and 16 head nurses as respondents. The situation analysis
was performed using fishbone diagram. Results: The main problem was unoptimal implementation
of competence-based nurse service schedule. The implementation done was brainstorming to
the head nurses about importance of competence in the implementation of service schedule and
conducting trial of the competence-based nurse service schedule. The trial results indicated that
100% of the head nurses thought that the competence-based nurse service schedule was more
effective. The questionnaire results indicated increased head nurses’ knowledge of the importance
of competence in nurse scheduling by 8.6, and average self-assessment of the head nurses
on the evaluation of competency-based nurse service scheduling by 7.88 out of 10 points. The
implementation of competence-based scheduling was obstructed by lack of the number of nurses,
characteristics of nurses and even distribution of competence. Conclusion: The empowerment of
the function of head nurses in the implementation of competence-based nurse service schedule was
more effectively and could facilitate the work of head nurses in managing the service schedule. The

244
Optimalisasi Fungsi Kepala Ruangan Dalam Penetapan Jadwal Dinas Perawat

role of head nurses was very important in competence-based nursing service scheduling. The role
of head nurses was useful in nurse service schedule system by making appropriate policy and was
in line with the mission of nursing care in providing quality and safe service.
Keywords: nurse scheduling, competence, nurse

LATAR BELAKANG 2014; Stimpfel dkk., 2015; Leineweber dkk.,


Pelayanan keperawatan memberikan 2016), memberikan ikatan sosial yang erat
kontribusi terbanyak dalam pelayanan (Farasat dan Nikolaev, 2016), memengaruhi
di rumah sakit. Pelayanan keperawatan kualitas perawatan dan moral perawat
dilaksanakan selama 24 jam dengan dalam memberikan pelayanan (Tsaia dan
pembagian shift 3 kali sehari/7 hari (Lieder Leeb, 2010), serta mempertahankan retensi
dkk., 2015). Pelayanan keperawatan perawat dan menurunkan konflik dengan
dilakukan dengan memberikan asuhan keluarga (Okonkwo, 2014).
keperawatan kepada masyarakat sesuai Penjadwalan perawat juga akan
dengan kaidah profesi perawat dengan berdampak terhadap pasien. Penelitian
memperhatikan kompetensi yang sesuai Trinkoff dkk. (2011) menyebutkan bahwa
dengan jenjang karier perawat (Kuokkanen, penjadwalan perawat memiliki efek
dkk., 2016). Pelayanan keperawatan yang independen terhadap mortalitas pasien.
tidak kompeten akan berdampak pada Pasien akan merasa puas jika perawat
pasien sehingga pelayanan keperawatan yang memberikan pelayanan keperawatan
dituntut memiliki kualitas dan mutu yang memiliki kinerja yang tepat sesuai
baik. kompetensi.
Pelayanan keperawatan yang Kompetensi adalah kemampuan
berkualitas menuntut seorang manajer untuk perawat untuk melakukan tugasnya melalui
bertanggung jawab menjalankan fungsi dan aspek pengetahuan, sikap, keterampilan,
perannya. Lima fungsi manajer keperawatan dan berpikir kritis (Chang dkk., 2011; Satu
dimulai dari planning, organizing, staffing, dkk., 2013). Kompetensi perawat akan
actuating, dan controlling (Armstrong- memengaruhi faktor pekerjaan lain seperti
Stassen, dkk., 2015). Manager keperawatan kinerja, kepuasan dan penjadwalan perawat,
juga diharapkan menjalankan interpersonal dan absensi perawat (Numminen dkk., 2015;
roles, informational roles, dan decisional Kuokkanen dkk., 2016). Oleh karena itu,
roles (Whitehead dkk., 2007). kompetensi diakui menjadi faktor penting
Manajer juga dituntut mampu untuk memastikan pelayanan keperawatan
mengelola penjadwalan perawat dengan yang berkualitas.
baik. Penjadwalan adalah pengaturan Kompetensi perawat belum sepenuhnya
dan pengalokasian waktu perawat yang diperhatikan oleh manajer dalam penjadwalan
tersedia untuk melakukan tugas yang perawat. Kompetensi perawat di Indonesia
sudah direncanakan dengan tujuan untuk dihubungkan dengan jenjang karier perawat
meminimalkan biaya dan pemerataan klinik (PK I s/d PK V) yang setiap jenjang
beban kerja (Legrain dkk., 2015; Lin dkk., memiliki kewenangan klinis (Hariyati dkk.,
2015). Penjadwalan yang dibuat secara 2016). Seharusnya setiap perawat bekerja
tepat oleh manajer akan meningkatkan sesuai kewenangan klinis untuk memberikan
kepuasan kerja (Simunić dan Gregov, perawatan yang berkualitas.
2012; Wright dan Mahar, 2013; Koning,

245
JPPNI Vol.01/No.03/Desember 2016 - Maret 2017

Fenomena ini ternyata masih didapati semuanya memperhatikan skill mix perawat.
di rumah sakit umum di Jakarta. Di rumah Pelaksanaan jadwal dinas lebih diorientasikan
sakit umum vertikal dengan kelas A yang kepada proses mengisi jumlah tenaga.
menjadi rumah sakit pusat rujukan (top Selain itu, belum tersedia standard operating
referral) nasional juga belum melaksanakan procedure (SOP) jadwal dinas berbasis
jadwal dinas berbasis kompetensi walaupun kompetensi. Berdasarkan latar belakang
rumah sakit sudah melaksanakan jenjang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
karier dan bekerja sama dengan Japan perubahan untuk mengoptimalkan fungsi
International Cooperation Agency (JICA) kepala ruangan dalam penetapan jadwal
untuk mengembangkan proses jenjang dinas perawat berbasis kompetensi di rumah
karier keperawatan tesebut. Pelaksanaan sakit kelas A.
dalam jadwal dinas perawat juga belum

6LNDS3HUDZDWWHUKDGDS-DGZDO'LQDV%HUEDVLV.RPSHWHQVLGL5683
;1RYHPEHU Q 
100.00% 81.40% 88.37% 86.05%
74.42%
80.00% 62.79%
60.00% 51.16%
40.00%
20.00%
0.00%

Gambar 1. Sikap Perawat terhadap Jadwal Dinas Berbasis Kompetensi di RSUP X


November 2016 (n= 43)

METODE 16 kepala ruangan. Sistem pengambilan pilot


Metode yang digunakan dalam kegiatan study menggunakan homogenitas dengan
agen pembaharu terkait jadwal dinas berbasis ruangan yang menerapkan siklus shift.
kompetensi ini adalah menggunakan Instrumen pengambilan data
pendekatan pilot study. Metode ini dimulai menggunakan wawancara, observasi, studi
dari analisis situasi, pembuatan plan of dokumen, dan kuesioner. Wawancara dan
action (POA), implementasi, evaluasi, dan observasi dilakukan kepada kepala bidang
analisis gab menggunakan literature review. keperawatan dan kepala ruangan, sedangkan
Pengambilan sampel menggunakan tehnik kuesioner dibagikan kepada perawat di
sampling random untuk pemilihan ruangan ruangan. Data awal diambil dari 8 ruangan.
dilanjutkan dengan tehnik purposive Ruangan tersebut menjadi perwakilan dari
sampling untuk menentukan sampel perawat setiap unit terkait. Analisis situasi dilakukan
dan kepala ruangan. Pilot studi dilakukan dengan menggunakan diagram fishbone
selama ± 7 minggu kepada 43 perawat dan (Gambar 2) dengan menganalisis penyebab

246
Optimalisasi Fungsi Kepala Ruangan Dalam Penetapan Jadwal Dinas Perawat

masalah yang meliputi man, method, berbasis kompetensi dilakukan dengan


machine, material, dan money. Implementasi memberikan brainstorming kepada kepala
untuk penyelesaian masalah diselesaikan ruangan dan dilanjutkan dengan uji coba di
dengan menggunakan proses PDCA masing-masing ruangan. Proses evaluasi
(plan do check action) yang dimulai dari dari implementasi dilakukan menggunakan
penetapan rencana, implementasi, evaluasi, kuesioner dan observasi untuk mengetahui
dan rencana tindak lanjut. Perencanaan keberhasilan atau hambatan dalam proses
ditetapkan untuk mengoptimalkan fungsi pelaksanan. Hasil evaluasi dianalisis secara
kepala ruangan dalam membuat jadwal deskriptif untuk melihat gap yang terjadi saat
dinas berbasis kompetensi. Implementasi pelaksanaan dengan membandingkan dari
untuk mengoptimalkan pemahaman kepala literatur.
ruangan tentang pembuatan jadwal dinas

Gambar 2. Diagram fishbone

HASIL dalam bentuk diagram fishbone yang dapat


Hasil analisis situasi sebelum dilakukan dilihat pada Gambar 2.
implementasi dapat dilihat pada Gambar 1 Gambar 2 menunjukkan belum
yang menunjukkan bahwa 88,37 persen optimalnya implementasi kompetensi dalam
perawat ingin pembuatan jadwal dinas pengaturan jadwal dinas. Faktor penyebab
memperhatikan PK berjenjang dan 86,05 dari bagian metode memberikan penegasan
persen perawat ingin mendapatkan skill yang bahwa kompetensi dalam jadwal dinas belum
lebih dari perawat yang memiliki PK lebih mendapatkan perhatian oleh kepala ruangan
tinggi saat berdinas sore atau malam. Hasil sebesar 13,95 persen. Selain itu, tingginya
ini menjadi salah satu bagian dari analisis keinginan perawat untuk mendapatkan
fishbone. Beberapa faktor penyebab lainnya bimbingan dari PK menjadi pendorong untuk
yang telah diidentifikasi oleh penulis ditulis dilakukan perubahan sebesar 86,05 persen.

247
JPPNI Vol.01/No.03/Desember 2016 - Maret 2017

Kegiatan dari agen perubahan dilakukan pada Gambar 4.


melalui brainstorming kepada kepala
ruangan. Brainstorming bertujuan untuk Gambar 4 menunjukkan bahwa alur
meningkatkan pemahaman kepala ruangan kebijakan dibuat berdasarkan panduan
tentang pentingnya implementasi jadwal dinas jadwal dinas yang menjelaskan setiap
berbasis kompetensi sehingga keinginan dari langkah yang harus dilakukan dalam setiap
perawat untuk bisa mendapatkan bimbingan kondisi. Pelaksanaan jadwal dinas berbasis
dari perawat dengan PK yang lebih tinggi kompetensi juga didukung dengan adanya
terlaksana. Hasil yang didapatkan sebelum SOP–SOP sehingga lebih memperkuat
dan sesudah brainstorming dapat dilihat kebijakan demi memberikan keselamatan
dalam Gambar 3. pasien seutuhnya melalui perawatan
Gambar 3 menunjukkan bahwa profesional yang memperhatikan kompetensi
pemahaman kepala ruangan tentang perawat.
pentingnya kompetensi dalam jadwal dinas Proses uji coba pelaksanaan optimalisasi
mengalami peningkatan setelah dilakukan fungsi kepala ruangan dalam pembuatan
implementasi berupa brainstorming menjadi jadwal dinas juga dilakukan evaluasi. Hasil
8,6. Materi brainstorming yang diberikan evaluasi didapatkan rata-rata penilaian
kepada kepala ruangan tentang pentingnya kepala ruangan tentang pelaksanaan jadwal
kompetensi dan fungsi kepala ruangan dinas berbasis kompetensi ini sebesar 7,88
dalam jadwal dinas. dari 10. Penilaian ini menunjukkan bahwa
Implementasi yang dilakukan oleh kepala ruangan memberikan penerimaan
penulis untuk mengoptimalkan fungsi kepala positif untuk melakukan perubahan dalam
ruangan dalam pembuatan jadwal dinas jadwal dinas. Selain itu, hasil evaluasi juga
berbasis kompetensi dibuat menjadi sebuah menilai tingkat keberhasilan dan hambatan
alur atau skema untuk mempermudah yang bisa dilihat pada Tabel 1.
kepala ruangan. Alur tersebut dapat dilihat

Tabel 1. Evaluasi uji coba


No Pernyataan Persentase
1 Kepala ruangan menilai jadwal dinas berbasis kompetensi lebih efektif dan 100
memudahkan pekerjaan dalam jadwal dinas
2 Kepala ruangan menyebutkan bahwa jadwal dinas berbasis kompetensi akan 100
mampu dilaksanakan atau diterapkan di rumah sakit
3 Kepala ruangan menyebutkan kurangnya tenaga baik segi jumlah dan 100
pemerataan kompetensi di unit
4 Kepala ruangan menyebutkan ego perawat menjadi hambatan dalam 75
pembuatan jadwal dinas berbasis kompetensi

Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil berupa ego perawat yang tidak bisa diatur
implementasi dari pelaksanaan jadwal dinas dan belum merata jumlah tenaga sesuai
berbasis kompetensi berjalan dengan baik kompetensi di ruangan.
walaupun mendapat hambatan-hambatan

248
Optimalisasi Fungsi Kepala Ruangan Dalam Penetapan Jadwal Dinas Perawat

6.6 8.6

1LODL 6HEHOXP
7LQJNDW3HPDKDPDQNHSDODUXDQJDQ 6HVXGDK

Gambar 3. Hasil evaluasi brainstorming berupa penilaian tingkat pemahaman kepala


ruangan tentang pentingnya kompetensi dalam jadwal dinas.

DISKUSI kebijakan yang tepat dan efektif akan


Hasil dari agen perubahan untuk membantu kepala ruangan dalam bekerja.
mengoptimalkan fungsi kepala ruangan Penelitian Gonela, dkk. (2013) menegaskan
dalam pembuatan jadwal dinas berbasis bahwa kebijakan penjadwalan yang efektif
kompetensi mendapatkan dukungan dan akan secara signifikan membantu masalah
antusiasme yang tinggi dari kepala ruangan. dalam proses pelayanan keperawatan salah
Hal ini dapat dilihat dari hasil yang telah satunya mengurangi hasil pelaporan waktu
didapatkan bahwa pemahaman kepala lab (LRRT) dan tingkat stres perawat.
ruangan meningkat setelah dilakukan Pelaksanaan penjadwalan dinas
brainstorming. Kemudian, 100 persen kepala berbasis kompetensi di unit yang dilakukan
ruangan menilai jadwal dinas berbasis oleh kepala ruangan terbukti efektif
kompetensi lebih efektif dan memudahkan dan memudahkan pekerjaan. Hasil ini
pekerjaan dalam jadwal dinas serta penilaian juga sejalan dengan penelitian Harper
kepala ruangan tentang pelaksanaan jadwal dkk. (2009) yang menyebutkan bahwa
dinas berbasis kompetensi ini sebesar 7,88. penyebaran kompetensi untuk perawat di
Pelaksanaan brainstorming dirasakan setiap shift dapat memberikan efisiensi dan
efektif dalam memberikan pemahaman efektivitas untuk pelayanan keperawatan
baru tentang pentingnya penjadwalan di rumah sakit. Penelitian lainnya oleh
dinas berbasis kompetensi kepada kepala Duffield dkk. (2010) mempertegas bahwa
ruangan. Brainstorming digunakan untuk pelayanan keperawatan yang berkualitas
meningkatkan pemahaman kepala ruangan dapat diperoleh dengan cara menyebarkan
dengan menghilangkan asumsi lama dan perawat dengan kompetensi yang berbeda
memberikan solusi baru (Allen dkk., 2013). secara merata di setiap shift sehingga
Brainstorming adalah metode untuk menilai asuhan keperawatan dapat berjalan secara
kebutuhan menggunakan ide-ide yang optimal.
dihasilkan oleh kelompok tanpa kritik atau Kepala ruangan juga mendapatkan
komentar sebanyak solusi yang diperlukan hambatan dalam uji coba jadwal dinas
(DeSilets, 2007). berbasis kompetensi. Ada beberapa faktor
Alur yang telah dibuat memberikan yang memengaruhi proses pelaksanaan
gambaran kepada kepala ruangan dalam kompetensi dalam jadwal dinas. Jumlah
mengimplementasikan jadwal dinas berbasis tenaga keperawatan menjadi masalah
kompetensi. Alur yang dibuat tersusun dan utama dalam pembuatan jadwal dinas
menguraikan kebijakan-kebijakan yang akan berbasis kompetensi. Hal ini sejalan dengan
dijalankan oleh kepala ruangan sehingga penelitian Moore dan Waters (2012) yang
pelaksanaan akan lebih efektif. Pembuatan menyebutkan bahwa jumlah perawat yang

249
JPPNI Vol.01/No.03/Desember 2016 - Maret 2017

kurang akan menyebabkan beban kerja kompetensi dipengaruhi oleh pengalaman


perawat meningkat sehingga perawat kerja dan pendidikan. Kedua aspek ini
tidak lagi melaksanakan tindakan sesuai menjadi hambatan dalam pemerataan SDM
kompetensi yang dimiliki perawat. Aiken dkk. di beberapa ruangan sehingga tidak bisa
(2012) mempertegas bahwa peningkatan dijalankan dengan optimal.
lingkungan kerja dan mengurangi rasio pasien Selain itu, Maenhout dan Vanhoucke
kepada perawat akan meningkatkan kualitas (2009) menegaskan bahwa komposisi
pelayanan dan kepuasan pasien. Selain perawat dari segi kompetensi harus berbeda-
itu, menurut Trinkoff, dkk. (2011), jumlah beda sehingga kepala perawat harus
tenaga yang kurang tidak dibenarkan untuk memperhatikan kompetensi dan skill mix staf
melakukan pelayanan yang lama karena di ruangan. Selain itu, penelitian Harper dkk.
akan berdampak terhadap perawatan dan (2009) menunjukkan bahwa tingkat yang
dapat meningkatkan potensi kesalahan oleh lebih tinggi pada perawat memiliki dampak
perawat. Oleh karena itu, pembuatan jadwal positif kepada hasil perawatan pasien dan
dinas berbasis kompetensi dengan tenaga angka kematian terbukti lebih rendah, yakni
keperawatan yang kurang menjadi kendala pasien dirawat dengan pemerataan level
utama dalam pelaksanaan penjadwalan. perawat yang optimal.
Karakteristik perawat juga menjadi Perawat yang telah memiliki kualifikasi
penghambat kedua yang ditemukan kompetensi bekerja sesuai dengan surat
dalam implementasi jadwal dinas berbasis penugasan kewenangan klinik yang
kompetensi. Hal ini sejalan dengan telah didapat. Perawat dengan kualifikasi
penelitian De Causmaecker dan Vanden kompetensi mendapat pandangan dari
Berghe (2011) yang menyebutkan bahwa masyarakat bahwa perawat mempunyai
karakteristik perawat mempengaruhi dalam kompetensi yang baik (Garside dan
membuat jadwal dinas. Selain itu, ego dari Nhemachena, 2013). Masyarakat mempunyai
senior (senioritas) dalam penjadwalan harapan bahwa kompetensi perawat mampu
dinas perawat juga masih ada sehingga memberikan pelayanan yang berkualitas.
senior mempunyai perlakuan khusus untuk Pelayanan yang berkualitas bisa diberikan
menentukkan jadwal yang fleksibel (Van oleh perawat melalui penjadwalan dinas.
Den Bergh dkk., 2013). Hal ini menyebabkan Penjadwalan perawat dibuat oleh kepala
ada penolakan secara tidak langsung oleh ruangan sebagai manajer bawah. Kepala
perawat senior untuk mengimplementasi ruangan harus memahami pembuatan
jadwal dinas berbasis kompetensi. jadwal dinas yang baik sehingga akan
Faktor lainnya yang menghambat proses memberikan manfaat untuk organisasi.
implementasi kompetensi dalam jadwal Penjadwalan perawat juga akan memberikan
dinas ialah pemerataan kompetensi dari manfaat untuk meningkatkan kepuasan
tenaga perawat. Kompetensi yang dimiliki kerja, mempertahankan retensi perawat,
setiap perawat di ruangan seharusnya menurunkan konflik dengan keluarga,
berbeda-beda dan berjenjang dengan memberikan ikatan sosial yang erat (Simunić
memperhatikan masa kerja dan pendidikan dan Gregov, 2012; Koning, 2014; Leineweber
sehingga setiap pengaturan jadwal dinas dkk., 2016; Farasat dan Nikolaev, 2016).
perawat terlaksana skill mix di setiap shift. Pengaturan jadwal mampu memberikan
Hal ini juga sejalan dengan penelitian Takase kepuasan kepada perawat. Hasil penelitian
dkk. (2014) yang menyebutkan bahwa Diaz dkk. (2010) menunjukkan bahwa

250
Optimalisasi Fungsi Kepala Ruangan Dalam Penetapan Jadwal Dinas Perawat

kepuasan perawat diperoleh melalui Wright dan Mahar, 2013).


pengaturan jadwal yang fleksibel. Penelitian Skill mix penting untuk dijalankan
Nelson dan Tarpey (2010) mempertegas dalam pelayanan keperawatan. Manajer
bahwa keseimbangan kehidupan juga harus memperhatikan skill perawat yang
meningkat dengan adanya jadwal yang bertujuan agar keilmuan perawat bisa selalu
fleksibel. Selain itu, manajemen jadwal berkembang dengan adanya bantuan dari
dinas dengan shift dan hari off yang tepat perawat yang lebih tinggi kompetensinya.
memungkinkan perawat untuk mengambil Penelitian Duffield dkk. (2010) menyebutkan
istirahat untuk meningkatkan kualitas bahwa skill mix memberikan waktu untuk
pelayanan. berlatih dengan perawat yang lain. Selain
Penjadwalan perawat juga akan itu, skill mix dan kompetensi dilakukan untuk
berdampak terhadap pasien baik secara memberikan pelayanan yang berkualitas
langsung maupun tidak langsung. Penelitian dengan berfokus kepada pasien sehingga
Trinkoff, dkk., 2011 menunjukkan hasil pasien akan merasa aman. Penelitian
bahwa penjadwalan perawat memiliki efek Hayes (2012) menyebutkan bahwa skill
independen terhadap mortalitas pasien. mix dan rasio sama-sama penting, tetapi
Penjadwalan perawat juga memengaruhi manajer yang hanya peduli dengan rasio
kualitas perawatan dan moral perawat (Tsaia tidak memberikan perawatan yang ideal
dan Leeb, 2010). Pasien akan merasa puas dan pelayanan berkualitas. Hasil penelitian
jika perawat yang memberikan pelayanan Profesor Griffi THS yang dikutip oleh Moore
keperawatan memiliki kinerja yang tepat dan Waters (2012) menegaskan bahwa skill
sesuai kompetensi. mix yang lebih kaya mungkin lebih hemat
Manajer yang bertanggung jawab biaya dan investasi untuk mempekerjakan
membuat jadwal dinas harus memperhatikan perawat RN menjadi strategi biaya yang
beberapa hal agar pelaksanaan jadwal dinas efektif dibandingkan dengan karyawan lain
berjalan dengan baik, meliputi: 1) waktu yang lebih murah.
fleksibel; 2) staf tidak boleh lelah berlebihan Implementasi kompetensi dalam jadwal
karena seringnya atau permintaan lembur dinas juga tidak terlepas dari kinerja manajer
yang memanjang; 3) asuhan pasien tidak untuk menjalankan fungsi dan perannya di
boleh terganggu; 4) pengambilan keputusan pelayanan keperawatan. Seorang manajer
dalam jadwal dinas harus memperhatikan bertugas untuk memberikan motivasi,
kebijakan yang berlaku di organisasi; 5) pemikiran, dan pengaturan untuk mencapai
mengupayakan keadilan dalam pembuatan tujuan melalui orang lain (Miyata dkk.,
jadwal dinas; 6) kepersonalian siklik, 2015). Manajer keperawatan menjalankan
yaitu diketahui jadwal kerja selanjutnya lima fungsi POSAC dimulai dari planning,
karena pola kepersonalian berulang setiap organizing, staffing, actuating, dan controlling
empat minggu sekali; 7) pemanfaatan (Armstrong-Stassen, dkk., 2015). Menurut
kepersonalian tambahan kepersonalian; 8) Mintzberg dalam Robbins dan Judge
kompetensi perawat yang telah ditentukan (2013), peran manajer dalam menjalankan
oleh kebijakan rumah sakit; 9) penjadwalan manajemen di organisasi pelayanan
yang dilakukan sendiri oleh staf; 10) skill mix keperawatan meliputi peran interpersonal,
perawat (Kim dan Windsor, 2015; Maenhout peran informasional dan peran memutuskan.
dan Vanhoucke, 2009; Marquis dan Huston, Pada hakikatnya, fungsi manajer ialah
2012; Okonkwo, 2014; Trinkoff, dkk., 2011; melakukan manajemen pelayanan dari

251
JPPNI Vol.01/No.03/Desember 2016 - Maret 2017

perencanaan sampai pengendalian sehingga keperawatan tetap selalu melaksanakan


diharapkan mampu melakukan inovasi atau fungsi pengarahan (actuating) untuk
perubahan dalam pelayanan keperawatan. memandu organisasi dalam mencapai
Keberhasilan dalam pelaksanaan tujuan yang spesifik (MacLeod, 2012).
inovasi dan program tidak terlepas dari Pengarahan dilakukan melalui supervisi,
peran manajer keperawatan dari bidang komunikasi, kolaborasi dan koordinasi,
keperawatan sampai kepala ruangan. manajemen konflik, dan pemberian motivasi
Peran manajer tetap penting dalam terhadap kepala manajer lini bawah (kepala
mengimplementasikan jadwal dinas berbasis ruangan) (Marcella-Brienza dan Mennillo,
kompetensi walaupun panduan dan SOP 2015; Miltner dkk., 2015; Mokoka dkk., 2010;
sudah tersedia. Top manager atau bidang Schwarzkopf dkk., 2011).

Gambar 4. Alur kebijakan jadwal dinas berbasis kompetensi

252
Optimalisasi Fungsi Kepala Ruangan Dalam Penetapan Jadwal Dinas Perawat

SIMPULAN Allen, P. E., Keough, V. A., & Armstrong, M.


Hasil uji coba didapatkan bahwa L. (2013). “Creating Innovative Programs
jadwal dinas berbasis kompetensi lebih for the Future”. J. Nurs Educ, 52(9), 486–
efektif dan memudahkan pekerjaan 491. http://doi.org/10.3928/01484834-
kepala ruangan dalam pengaturan jadwal 20130819-05
dinas. Rata-rata penilaian kepala ruangan Armstrong-Stassen, M., Freeman, M.,
tentang pelaksanaan jadwal dinas berbasis Cameron, S., dan Rajacich, D. 2015.
kompetensi ini sebesar 7,88 dari 10. “Nurse Managers’ Role in Older Nurses’
Selanjutnya, pemahaman kepala ruangan Intention to Stay”. Journal of Health
tentang pentingnya kompetensi dalam Organization and Management, 29(1),
jadwal dinas meningkat dari 6,6 menjadi 55–74. http://doi.org/10.1108/JHOM-02-
8,6. Optimalisasi fungsi kepala ruangan 2013-0028
dalam penetapan jadwal dinas perawat Chang, M. J., Chang, Y. J., Kuo, S. H., Yang, Y.
berbasis kompetensi sudah berjalan H., dan Chou, F. H. 2011. ”Relationships
dengan baik walaupun mendapat hambatan Between Critical Thinking Ability and
berupa kurangnya jumlah tenaga perawat, Nursing Competence in Clinical Nurses”.
karakteristik perawat, dan pemerataaan Journal of Clinical Nursing, 20(21-22),
kompetensi. 3224–3232. http://doi.org/10.1111/
Peran manajer sangat penting dalam j.1365-2702.2010.03593.x
pengaturan dan pembuatan jadwal dinas De Causmaecker, P. dan Vanden Berghe,
berbasis kompetensi. Dalam menjalankan G. 2011. “A Categorisation of Nurse
sistem jadwal dinas berbasis kompetensi, Rostering Problems”. Journal of
manajer keperawatan harus mengupayakan Scheduling, 14(1), 3–16. http://doi.
pemerataaan jumlah tenaga sesuai dengan org/10.1007/s10951-010-0211-z
jumlah pasien dan pemerataan kualifikasi De Silets, L.D. 2007. “Needs Assessments:
perawat (PK) di setiap ruangan. Peran kepala An Array of Possibilities”. The Journal of
bidang (top manager) sangat membantu Continuing Education in Nursing, 38(3),
sistem jadwal dinas ini jika kebijakan yang 107–112.
dibuat tepat, efektif, dan sejalan dengan misi Diaz, D.M., Erkoc, M., Asfour, S. S.,
pelayanan keperawatan untuk memberikan dan Baker, E. K. 2010. “Journal of
pelayanan berkualitas dan aman kepada Advances in Management Research
pasien. New Ways of Thinking about Nurse
Scheduling”. Journal of Advances in
DAFTAR PUSTAKA Management Research Iss Journal of
Aiken, L. H., Sermeus, W., Van den Heede, Health Organization and Management
K., Sloane, D. M., Busse, R., McKee, M., International Journal of Health Care
Kutney-Lee, A. 2012. “Patient Safety, Quality Assurance Iss Journal of
Satisfaction, and Quality of Hospital Health Organization and Management
Care: Cross Sectional Surveys of Nurses Journal of Advances in Management
and Patients in 12 Countries in Europe Research, 7(1), 76–93. http://doi.
and the United States”. BMJ (Clinical org/10.1108/09727981011042865
Research Ed.), 344(March), e1717. Duffield, C., Roche, M., Diers, D., Catling-
http://doi.org/10.1136/bmj.e1717 Paull, C., dan Blay, N. 2010. “Staffing,
Skill Mix and the Model of Care”. Journal

253
JPPNI Vol.01/No.03/Desember 2016 - Maret 2017

of Clinical Nursing, 19(15-16), 2242– Kuokkanen, L., Leino-Kilpi, H., Numminen,


2251. http://doi.org/10.1111/j.1365- O., Isoaho, H., Flinkman, M., dan
2702.2010.03225.x Meretoja, R. 2016. “Newly Graduated
Farasat, A. dan Nikolaev, A.G. 2016. “Signed Nurses’ Empowerment Regarding
Social Structure Optimization for Shift Professional Competence and Other
Assignment in the Nurse Scheduling Work-Related Factors”. BMC Nursing,
Problem”. Socio-Economic Planning 15(1), 22. http://doi.org/10.1186/s12912-
Sciences. http://doi.org/10.1016/j. 016-0143-9
seps.2016.06.003 Legrain, A., Bouarab, H., dan Lahrichi, N.
Garside, J. R. dan Nhemachena, J. Z. Z. 2013. 2015. “The Nurse Scheduling Problem in
“A Concept Analysis of Competence Real-Life”. Journal of Medical Systems,
and Its Transition in Nursing”. Nurse 39(1), 160. http://doi.org/10.1007/
Education Today, 33(5), 541–545. http:// s10916-014-0160-8
doi.org/10.1016/j.nedt.2011.12.007 Leineweber, C., Chungkham, H.S., Lindqvist,
Gonela, V., Zhang, J., Osmani, A., Awudu, R., Westerlund, H., Runesdotter, S.,
I., Farahmand, K., dan Shi, J. 2013. Smeds Alenius, L., dan Tishelman, C.
“Designing Effective and Efficient 2016. “Nurses’ Practice Environment
Scheduling Policy to Improve Laboratory and Satisfaction with Schedule Flexibility
Performance”. IIE Annual Conference is Related to Intention to Leave due
and Expo 2013, 1449–1459. to Dissatisfaction: A Multi-Country,
Hariyati, R.T.S., Sutoto, dan Irawaty, D. Multilevel Study”. International Journal
2016. Kredensial dan Rekredensial of Nursing Studies, 58, 47–58. http://doi.
Keperawatan. Rajawali Pers, Jakarta. org/10.1016/j.ijnurstu.2016.02.003
Harper, P.R., Powell, N.H., dan Williams, J. Lieder, A., Moeke, D., Koole, G., dan Stolletz,
E. 2009. “Modelling the Size and Skill- R. 2015. “Task Scheduling in Long-
Mix of Hospital Nursing Teams”. Journal Term Care Facilities: A Client-Centered
of the Operational Research Society, Approach”. Operations Research
61(5), 768–779. http://doi.org/10.1057/ for Health Care, 6, 11–17. http://doi.
jors.2009.43 org/10.1016/j.orhc.2015.06.001
Hayes, N. 2012. “One Nurse to Seven Older Lin, C., Kang, J., Chiang, D., dan Chen,
Patients : RCN Recommends A Safe C. 2015. “Nurse Scheduling with
Staff Ratio”. Nursing Standard, 26(29), Joint Normalized Shift and Day-Off
12–13. Preference Satisfaction Using A Genetic
Kim, M. dan Windsor, C. 2015. “Resilience Algorithm with Immigrant Scheme”.
and Work-Life Balance in First-Line Nurse International Journal of Distributed
Manager”. Asian Nursing Research, Sensor Networks, 2015, 1–10. http://doi.
9(1), 21–27. http://doi.org/10.1016/j. org/10.1155/2015/595419
anr.2014.09.003 MacLeod, L. 2012. “A Broader View of Nursing
Koning, C. (2014). Does self-scheduling Leadership: Rethinking Manager-Leader
increase nurses’ job satisfaction? An Functions”. Nurse Leader, 10(3), 57–61.
integrative literature review. Nursing http://doi.org/10.1016/j.mnl.2011.10.003
Management, 21(6), 24–28. http://doi. Maenhout, B. dan Vanhoucke, M. 2009. “The
org/10.7748/nm.21.6.24.e1230 Impact of Incorporating Nurse-Specific
Characteristics in A Cyclical Scheduling

254
Optimalisasi Fungsi Kepala Ruangan Dalam Penetapan Jadwal Dinas Perawat

Approach”. Journal of the Operational Health Care Management Journal, 6(1),


Research Society, 60(12), 1683–1698. 25–36.
http://doi.org/10.1057/jors.2008.131 Numminen, O., Leino-Kilpi, H., Isoaho,
Marcella-Brienza, S. dan Mennillo, T. 2015. H., dan Meretoja, R. 2015. “Newly
“Back to Work: Manager Support of Graduated Nurses’ Competence and
Nurses With Chronic Sorrow”. Creative Individual and Organizational Factors: A
Nursing, 21(4), 206–210. Retrieved from Multivariate Analysis”. Journal of Nursing
http://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?T=J Scholarship, 47(5), 446–457. http://doi.
S&PAGE=reference&D=medl&NEWS= org/10.1111/jnu.12153
N&AN=26731918 Okonkwo, E. 2014. “Flexible Work Hour
Marquis, B. L. dan Huston, C.J. 2012. and Tenure Impacts on Time-based
Leadership Roles and Management Work Interference with Family”. IFE
Functions in Nursing : Theory and Psychologia: An International Journal,
Application. Wolters Kluwer Health| 22(1), 232–238.
Lippincott Williams & Wilkins, Robbins, S. P. dan Judge, T. A. 2013.
Philadelphia. Organizational Behavior (15 th). Pearson
Miltner, R.S., Jukkala, A., Dawson, M.A., Education, New Jersey.
dan Patrician, P.A. 2015. “Professional Satu, K., Leena, S., Mikko, S., Riitta, S., dan
Development Needs of Nurse Managers”. Helena, L. 2013. “Competence Areas
Journal of Continuing Education in of Nursing Students in Europe”. Nurse
Nursing, 46(6), 252–258 7p. http://doi. Education Today, 33(6), 625–632. http://
org/10.3928/00220124-20150518-01 doi.org/10.1016/j.nedt.2013.01.017
Miyata, C., Arai, H., dan Suga, S. 2015. Schwarzkopf, R., Sherman, R. O., dan
“Characteristics of the Nurse Manager’s Kiger, A.J. 2011. “Taking Charge: Front-
Recognition Behavior and Its Relation Line Nurse Leadership Development”.
to Sense of Coherence of Staff Nurses The Journal of Continuing Education
in Japan”. Collegian, 22(1), 9–17. http:// in Nursing, 43(4), 154–159. http://doi.
doi.org/10.1016/j.colegn.2013.10.004 org/10.3928/00220124-20111101-04
Mokoka, E., Oosthuizen, M. J., dan Ehlers, Simunić, A. dan Gregov, L. 2012. “Conflict
V. J. 2010. “Retaining Professional between Work and Family Roles and
Nurses in South Africa: Nurse Managers’ Satisfaction among nurses in Different
Perspectives”. Health SA Gesondheid, Shift Systems in Croatia: A Questionnaire
15(1), 1–9. http://doi.org/10.4102/hsag. Survey”. Arhiv Za Higijenu Rada I
v15i1.484 Toksikologiju, 63(2), 189–97. http://doi.
Moore, A. dan Waters, A. 2012. “Getting org/10.2478/10004-1254-63-2012-2159
Ratios Right, for the Patients’ Sake”. Stimpfel, A.W., Brewer, C.S., dan Kovner,
Nursing Standard, 26(31), 16–9. http:// C. T. 2015. “Scheduling and Shift Work
doi.org/10.7748/ns2012.04.26.31.16. Characteristics Associated with Risk for
p8021 Occupational Injury in Newly Licensed
Nelson, M. F. dan Tarpey, R.J. 2010. “Work Registered Nurses: An Observational
Scheduling Satisfaction and Work Life Study”. International Journal of Nursing
Balance for Nurses: The Perception of Studies, 52(11), 1686–1693. http://doi.
Organizational Justice”. Academy of org/10.1016/j.ijnurstu.2015.06.011

255
JPPNI Vol.01/No.03/Desember 2016 - Maret 2017

Takase, M., Nakayoshi, Y., Yamamoto, Van Den Bergh, J., Beliën, J., De Bruecker,
M., Teraoka, S., dan Imai, T. 2014. P., Demeulemeester, E., dan De Boeck,
“Competence Development as Perceived L. 2013. “Personnel Scheduling: A
by Degree and Non-Degree Graduates Literature Review”. European Journal of
in Japan: A Longitudinal Study”. Nurse Operational Research, 226(3), 367–385.
Education Today, 34(3), 451–456. http:// http://doi.org/10.1016/j.ejor.2012.11.029
doi.org/10.1016/j.nedt.2013.04.017 Whitehead, D.K., Weiss, S.A., dan Tappen,
Trinkoff, A.M., Johantgen, M., Storr, C. L., R.M. 2007. Essentials of Nursing
Gurses, A.P., Liang, Y., dan Han, K. 2011. Leadership and Management. 5th ed. F.A.
Nurses’ work Schedule Characteristics, Davis Company, United States. http://doi.
Nurse Staffing, and Patient Mortality”. org/10.1017/CBO9781107415324.004
Nursing Research, 60(1), 1–8. http://doi. Wright, P.D. dan Mahar, S. 2013.
org/10.1097/NNR.0b013e3181fff15d Centralized Nurse Scheduling to
Tsaia, C.C. dan Leeb, C. J. 2010. “ptimization Simultaneously Improve Schedule Cost
of Nurse Scheduling Problem with a and Nurse Satisfaction. Omega (United
Two-Stage Mathematical Programming Kingdom), 41(6), 1042–1052. http://doi.
Model”. Asia Pacific Management org/10.1016/j.omega.2012.08.004.
Review, 15(4), 503–516.

256

Anda mungkin juga menyukai