Anda di halaman 1dari 6

NAMA : PUTRI SABERINA

NIM : 859754497
KODE/NAMA MK : MKWU4108/BAHASA INDONESIA
TUGAS :2

JAWABAN:
1. Pandangan saya tentang pendidikan atau pembelajaran di masa pandemi
dengan tema berikut ini:
 Problematika Pendidikan dimasa pandemi covid-19
Problematika pembelajaran daring ini tidak hanya dialami oleh
murid-murid, tetapi dengan masih mewabahnya covid-19 sampai
sekarang, guru-guru di Indonesia diharuskan membuat soal ujian atau
penilaian akhir tahun dalam bentuk google form, ini juga merupakan hal
baru bagi guru-guru di Indonesia.
Strategi pembelajaran jarak jauh dilakukan dari rumah kerumah
atau menentukan tempat dimana akan dilakukan pembelajaran, seperti
yang sering dilakukan (teaching from home) yang ditetapkan oleh
pemerintah melalui kementerian pendidikan dan kementerian Agama
Republik Indonesia adalah dengan memanfaatkan grup whatsapp (WA)
perkelas, memberikan penugasan pelatihan dikirim melalui WA dan
menggunakan aplikasi yang lain sesuai kebutuhan.
Ditengah pandemi covid-19 ini, banyak memakan korban, proses
belajar anak tidak efektif. Dengan adanya perintah belajar dari rumah
tersebut tidaklah serta merta dapat diterima dan dilakukan masyarakat
Indonesia, terlebih karena masih terbatasnya kemampuan teknologi
komunikasi masyarakat dan juga biaya yang banyak harus di keluarkan
untuk pembelian paket internet bahkan ada yang harus membeli
handphone berbasis android, untuk menunjang pembelajaran daring
(dalam jaringan) yang dilakukan masing-masing sekolah.
Usaha pemerintah dalam memaksimalkan kebujakan pembelajaran
daring ini terus dilakukan, antara lain pemberian paket internet kepada
guru-guru dan juga menjaring siswa yang sangat membutuhkannya,
disamping itu pihak kementerian mengadakan monitoring pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring sesuai jadwal yang ditentukan.
Semoga usaha baik dalam mencerdaskan anak bangsa dan membangun
karakter di musim pandemi covid-19 ini berhasil mewujudkan generasi-
generasi penerus bangsa dan semoga pandemi covid-19 ini segera berakhir
sehingga proses belajar mengajar dapat kembali normal.

2. Menyusun kerangka kalimat dalam mengembangkan dalam tema:


 Menumbuhkan minat membaca
Membaca adalah proses psikologi yang melibatkan pengelihatan,
gerak mata, pembicaraan batin, ingatan pengetahuan mengenai kata yang
dapat dipahami dan pengalaman membacanya. Membaca merupakan
proses mengenal kata, memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur
bacaaan. Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari
sesuatu yang ditulis.
Minat membaca merupakan prasarat dan sekaligus merupakan ciri
kemajuan suatu bangsa atau masyarakat. Teori minat baca dapat dikatakan
sebagai konsep dasar yang menjadi acuan untuk memahami dan
menguasai konsep yang terkandung dalam bacaan. Agar dapat
menumbuhkan minat baca hal yang utama harus dilakukan sebelum
membaca adalah niat untuk melakukannya. Kedua, keinginan untuk
melakukan kegiatan membaca. Adapun yang ke tiga, ini dipengaruhi oleh
pengetahuan yang kita miliki.
Setelah keinginan membaca dibangkitkan, maka selanjutnya dengan
mudah kegiatan tersebut dilaksanakan. Hal ini karena anak-anak yang
sudah mempunyai keinginan membaca dan diberikan fasilitas yang sesuai,
keinginan tersebut akan berubah menjadi kesukaan pada kegiatan
membaca. Keterampilan membaca ini dimiliki sejalan dengan peningkatan
usia dan lingkungan komunikasi yang dijalaninya. Kemampuan ini
merupakan penunjang dari kemampuan dasar lainnya, yaitu berbicara jika
kedua kemampuan ini di kolaborasikan, maka lengkaplah kemampuan
berkomunikasi seseorang.
Membaca merupakan hal yang penting untuk diperhatikan disuatu
Negara, oleh karena itu dibutuhkan strategi-strategi untuk meningkatkan
minat baca dikalangan masyarakat Indonesia selain itu agar tercapai tujuan
yang diinginkan dapat dipilih teknik-teknik membaca.

3. Membuat naskah pidato singkat dengan menggunakan bahasa retoris dengan


topik berikut:
 Kesantunan Berbahasa
Kesantunan berbahasa memiliki peran penting dalam membina
karakter positif penuturnya, sekaligus menunjukkan jati diri. Walaupun
hamper mustahil membuat generalisasi kesantunan dalam semua wilayah,
alat ukur penentu kesantunan dalam situasi formal baik lisan maupun
tertulis serta situasi nonformal (yang tidak menjangkau wilayah intimate)
dapat dibuat dan diperlukan keberadaanya. Kesantunan merupakan
perilaku yang diekspresikan dengan cara yang baik atau beretika. Tujuan
kesantunan, termasuk kesantunan berbahasa adalah membuat suasana
berinteraksi menyenangkan, tidak mengancam muka, dan efektif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesantunan menuntut dibuatkan
skala kesantunan dari perspektif pragmatik seperti skala opsional, skala
kelangsungan tutur, dan skala jarak sosial. Selain itu juga, kesantunan
berbahasa terkait dengan faktor sosial budaya, dan kontekstual yang
menjadi penandanya. Penggunaan Bahasa dapat menunjukkan
kebudayaan, nilai-nilai yang dianut, dan keyakinan agama seseorang.
Melalui Bahasa, dapat diketahui karakter seseorang, seperti sifat terbuka
atau tidaknya, jalan pemikiran, sopan santun, bahkan kejujurannya.
4. Slide power point dengan menggunakan dan mengolah materi soal no.2

Anda mungkin juga menyukai