Anda di halaman 1dari 10

BUPATI SUKABUMI

PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN BUPATI SUKABUMI


NOMOR … TAHUN 2019

TENTANG
KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN BALITA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKABUMI

Menimbang : a. bahwa kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap


orang yang pemenuhannya menjadi tanggungjawab bersama
antara individu, keluarga, masyarakat dan pemerintah;
b. bahwa Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita
merupakan faktor utama bagi kehidupan keluarga, karena
tingkat derajat kesehatan keluarga dapat diukur dari angka
kematian bayi dan angka kematian ibu dan/atau gizi sangat
kurang;
c. bahwa untuk menjamin tercapainya pelayanan Kesehatan
Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita yang berkualitas,
diperlukan regulasi yang mengatur tentang Kesehatan Ibu,
Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita yang ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir,
Bayi dan Balita;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Provinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia,
tanggal 8 Agustus 1950) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan
Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi DJawa Barat
2

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor


31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2851);
2. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4235) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 207, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5605);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah
beberapakali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6178);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39
Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1223);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
3

Nomor 68);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 3 Tahun
2013 tentang Kemitraan Bidan, Paraji dan Kader Kesehatan
(Lembaran Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2013 Nomor
3);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 4 Tahun
2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2016-2021(Lembaran
Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 Nomor 4);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 7 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Pemerintah Kabupaten Sukabumi (Lembaran Daerah
Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 Nomor 7, Tambahan
Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 45)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor
17 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Sukabumi Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah
Kabupaten Sukabumi (Lembaran Daerah Kabupaten
Sukabumi Tahun 2018 Nomor 17, Tambahan Peraturan
Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 66);
11. Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 26 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (Berita
Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2018 Nomor 26);
12. Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 73 Tahun 2018 tentang
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan (Berita
Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2018 Nomor 73);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI SUKABUMI TENTANG KESEHATAN IBU,


BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN BALITA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu
Pengertian

Pasal 1
4

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah Kabupaten adalah Daerah Kabupaten Sukabumi.
2. Pemerintah Daerah Kabupaten adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Sukabumi.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintah yang menjadi
kewenangan Daerah.
5. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi.
6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi.
7. Pelayanan Kesehatan adalah interaksi antara pengguna dan penyedia jasa
kesehatan.
8. Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita yang selanjutnya disingkat
KIBBLA adalah paket pelayanan terpadu dengan memfokuskan pada intervensi
yang terbukti secara ilmiah efektif berhasil menurunkan Angka Kematian Ibu,
Angka Kematian Bayi dan meningkatkan kesehatan ibu, bayi baru lahir dan
anak balita.
9. Tenaga KIBBLA adalah setiap orang yang mempunyai kompetensi dalam
melakukan pelayanan KIBBLA baik secara langsung maupun tidak langsung
yang bekerja pada sarana pelayanan kesehatan pemerintah, swasta maupun
mandiri.
10. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
11. Surat Izin Paraktek adalah bukti tertulis yang diberikan kepada tenaga
kesehatan tertentu untuk menjalan praktek pelayanan kesehatan sesuai
dengan kompetensinya di tempat dan atau wilayah tertentu.
12. Audit Maternal Perinatal yang selanjutnya disebut AMP adalah serangkaian
kegiatan penelusuran sebab kematian atau kesakitan ibu, perinatal dan
neonatal guna mencegah kesakitan atau kematian serupa di masa yang akan
datang.
13. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah air susu
ibu yang diberikan kepada anak usia nol hari sampai enam bulan tanpa
pemberian makanan dan minuman lain.
14. Imunisasi adalah pemberian vaksin jenis tertentu untuk memberi kekebalan
terhadap penyakit tertentu.
5

15. Ibu adalah wanita usia subur yang masih dapat hamil, sedang hamil, bersalin,
nifas, dan menyusui.
16. Bayi Baru Lahir atau disebut neonatal adalah anak usia 0 hari sampai dengan
28 hari.
17. Bayi adalah anak usia 0 bulan sampai dengan 11 bulan 28 hari.
18. Anak Balita adalah anak usia 0 bulan sampai dengan 59 bulan.
19. Penyedia Jasa Pelayanan Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan milik
pemerintah maupun swasta.
20. Sektor Usaha Swasta adalah kantor dan atau perusahaan yang
mempekerjakan kaum perempuan yang sedang hamil atau menyusui.

Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan
Pasal 2

(1) KIBBLA dimaksudkan agar terjadinya perubahan perilaku masyarakat baik


laki-laki maupun perempuan, pemerintah dan pemberi pelayanan kesehatan
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mendukung terwujudnya
penyelenggaraan KIBBLA yang lebih baik.
(2) KIBBLA bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan Ibu, Bayi
Baru Lahir, Bayi, dan Anak Balita.

BAB II
JENIS PELAYANAN
Pasal 3

Jenis Pelayanan KIBBLA meliputi :


a. pelayanan Kesehatan Ibu;
b. pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir;
c. pelayanan Kesehatan Bayi; dan
d. pelayanan Kesehatan Balita.

Pasal 4

Jenis Pelayanan KIBBLA yang di selenggarakan oleh tenaga kesehatan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a terdiri atas :
a. pelayanan kesehatan selama masa kehamilan, nifas dan menyusui;
b. pelayanan kegawatdaruratan Ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas;
c. pelayanan Gizi Ibu hamil dan ibu nifas;
d. pelayanan kontrasepsi; dan
e. pelayanan kesehatan reproduksi.
6

Pasal 5

Jenis Pelayanan KIBBLA yang di selenggarakan oleh tenaga kesehatan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b terdiri atas :
a. pelayanan manajemen terpadu Bayi muda;
b. pelayanan manajemen terpadu Bayi sakit;
c. pelayanan kegawatdaruratan Bayi Baru Lahir;
d. pelayanan kesehatan noenatal; dan
e. Asi Eksklusif.

Pasal 6

Jenis Pelayanan KIBBLA yang di selenggarakan oleh tenaga kesehatan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c terdiri atas :
a. pelayanan manajemen terpadu Bayi sakit;
b. pelayanan skrining deteksi dini tumbuh kembang;
c. pelayanan imunisasi dasar;
d. pelayanan kegawatdaruratan Bayi; dan
e. Asi Eksklusif.

Pasal 7

Jenis Pelayanan KIBBLA yang di selenggarakan oleh tenaga kesehatan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d terdiri atas :
a. pelayanan manajemen terpadu Bayi sakit;
b. pelayanan skrining deteksi dini tumbuh kembang;
c. pelayanan imunisasi dasar lengkap;
d. pelayanan kegawatdaruratan Balita; dan
e. Asi Eksklusif.

BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Hak
Pasal 8

Setiap ibu berhak :


a. mendapatkan pelayanan kesehatan selama masa kehamilan, nifas dan
menyusui;
b. mendapatkan persalinan dari tenaga kesehatan yang terlatih dan bersih;
c. penanganan kesulitan persalinan sesuai dengan stándar pelayanan;
d. mendapatkan kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi ibu;
7

e. menolak pelayanan kesehatan yang diberikan kepadanya dan anaknya oleh


tenaga dan sarana yang tidak memiliki sertifikasi;
f. mendapatkan informasi dan konsultasi mengenai KIBBLA dari setiap pemberi
pelayanan kesehatan;
g. mendapatkan perlindungan rasa aman dan nyaman dari keluarga dan
masyarakat disekitarnya;
h. lingkungan yang bersih dari bahan-bahan yang merugikan kesehatan dan
keselamatan Ibu; dan
i. mendapatkan asupan makanan yang bergizi dan cukup kalori bagi ibu yang
memberikan ASI ekslusif dan ASI sampai anak berusia dua tahun terutama
bagi Ibu dari keluarga miskin.

Pasal 9

Setiap Bayi Baru Lahir berhak mendapatkan :


a. pelayanan kesehatan sesuai dengan stándar pelayanan untuk menyelamatkan
hidup dan kualitas hidupnya;
b. lingkungan yang bersih dari bahan-bahan yang merugikan kesehatan dan
keselamatan Bayi Baru Lahir;
c. pencegahan terhadap penurunan suhu tubuh ketika baru lahir;
d. Air susu kolostrum;
e. ASI Eksklusif; dan
f. Imunisasi dasar.

Pasal 10

Setiap Bayi dan Balita berhak mendapatkan:


a. imunisasi dasar yang lengkap dan berkualitas;
b. lingkungan yang bersih dari bahan-bahan yang merugikan kesehatan dan
keselamatan Bayi dan Anak Balita;
c. pelayanan kesehatan yang berkualitas untuk memulihkan gangguan
kesehatannya;
d. ASI Eksklusif selama 6 (enam) bulan;
e. makanan dan minuman yang bergizi serta bersih dari pencemaran biologi dan
kimiawi; dan
f. perlindungan, pendidikan kesehatan, rasa aman dan nyaman dari orang tua
dan masyarakat disekitarnya.

Bagian Kedua
KEWAJIBAN
Pasal 11
8

Penyedia jasa pelayanan Kesehatan wajib:


a. memberi pelayanan KIBBLA yang sesuai dengan standar pelayanan;
b. mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan, kesetaraan, keselamatan dan
perlindungan terhadap Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita dalam pemberian
pelayanan KIBBLA;
c. meningkatkan kemampuan keahlian tenaga dan sarana pendukung lainnya
sesuai dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan;
d. memberikan informasi secara terbuka tentang KIBBLA kepada seluruh
masyarakat;
e. melakukan AMP dan menginformasikannya kepada pihak terkait;
f. melayani ibu dan anak dalam keadaan darurat;
g. setiap penyelenggara pelayanan yang akan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita harus mempunyai surat izin
praktek sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
h. melaporkan hasil pelayanan KIBBLA ke Dinas Kesehatan.

Pasal 12

Masyarakat wajib :
a. memenuhi kebutuhan pelayanan KIBBLA sesuai dengan anjuran Tenaga
KIBBLA;
b. memudahkan dan membantu Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita dalam
mendapatkan pelayanan KIBBLA;
c. memberikan perlindungan rasa aman dan nyaman;
d. masyarakat terutama laki-laki wajib terlibat aktif dalam memberikan perhatian
dan perlindungan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian Ibu, Bayi
dan Balita;
e. memprioritaskan lingkungan yang bersih dari bahan-bahan yang merugikan
kesehatan dan keselamatan Ibu,Bayi Baru Lahir,Bayi dan Anak Balita; dan
f. memprioritaskan asupan makanan yang bergizi kepada Ibu, Bayi Baru Lahir,
Bayi dan Balita sesuai dengan anjuran tenaga KIBBLA.

Pasal 13

Sektor usaha swasta wajib:


a. memenuhi kebutuhan sarana pelayanan KIBBLA;
b. memudahkan dan membantu Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita dalam
mendapatkan pelayanan KIBBLA;
9

c. memberikan perlindungan terhadap hak normatif pegawai perempuan, cuti


melahirkan, pemberian tunjangan;
d. memberikan hak cuti kepada pegawai yang istrinya melahirkan;
e. menyediakan tempat penitipan anak, dan penambahan gizi bagi pegawai yang
hamil dan menyusui;
f. memprioritaskan lingkungan yang bersih dari bahan-bahan yang merugikan
kesehatan dan keselamatan Ibu,Bayi Baru Lahir,Bayi dan Anak Balita; dan
g. menyediakan sarana pelayanan KIBBLA gratis dan berkualitas.

Pasal 14

Perangkat Daerah wajib:


a. memudahkan dan membantu Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita dalam
mendapatkan pelayanan KIBBLA;
b. memberikan perlindungan rasa aman dan nyaman;
c. terlibat aktif dalam memberikan perhatian dan perlindungan untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian Ibu, Bayi dan Balita;
d. memberikan perlindungan terhadap hak normatif pegawai perempuan, cuti
melahirkan, pemberian tunjangan; dan
e. memberikan hak cuti kepada pegawai yang istrinya melahirkan;

BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 15

(1) Bupati melaksanakan Pembinaan penyelenggaraan pelayanan KIBBLA.


(2) Bupati dapat melimpahkan pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) kepada Sekretaris Daerah.

Pasal 16

Bupati melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan


penyelenggaraan pelayanan KIBBLA yang dilakukan oleh pemerintah daerah,
swasta dan mandiri.

BAB V
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Pasal 17

(1) Monitoring dan Evaluasi penyelenggaraan pelayanan KIBBLA dilaksanakan oleh


Dinas Kesehatan.
10

(2) Kepala Dinas wajib menyampaikan laporan hasil pelaksanaan pelayanan


KIBBLA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 18

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sukabumi.

Ditetapkan di Palabuhanratu
pada tanggal

BUPATI SUKABUMI,

MARWAN HAMAMI
Diundangkan di Palabuhanratu
pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SUKABUMI

IYOS SOMANTRI

BERITA DAERAH KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2019 NOMOR ...

Anda mungkin juga menyukai