Anda di halaman 1dari 2

Nama : Silva Rachmawati

NIM : 20.11.401.01.0862
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Holistik Care
Dosen Pengampu : Norwidya Priansiska, S.ST., M.Keb

Sebagai orang tua terutama seorang ibu tentu ingin memberikan yang terbaik untuk
si kecil. Sayangnya, masih banyak informasi yang salah kaprah, sehingga sering
berdampak buruk bagi anak dan bayi. Mendapatkan beberapa informasi yang masih
berupa mitos dari keluarga ataupun teman yang disampaikan dari mulut ke mulut juga
bisa menjadi salah satu penyebab salah memberikan makanan atau minuman untuk
bayi. Salah satu mitos yang salah kaprah yang masih kerap dilakukan ibu di Indonesia
adalah memberikan kopi hitam pada bayi.

Salah satu mitos yang salah kaprah yang masih dipercaya dan kerap dilakukan di
Kalimantan tepatnya di kampung tempat nenek saya tinggal masih banyak sekali ibu-
ibu yang sangat mempercayai bahwa pemberian kopi hitam pada bayi baru lahir usia
dibawah 6 bulan bisa membuat jantung bayi kuat. Padahal pada bayi usia dibawah 6
bulan pemberian kopi hitam sangat tidak dianjurkan.

Atas adanya mitos tersebut Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK yang juga peneliti
dari ILUNI MKK FKUI dan Chairman Health Collaborative Center mengungkapkan
bahwa mitos tersebut sepenuhnya salah.

“Bahwa itu tidak boleh, karena sistem pencernaannya belum bisa mencerna
apapun,” ujar Ray saat ditemui di kawasan Mahakam, Jakarta Selatan, Jumat
(20/12/2019).

Terlebih pemberian kopi hitam bisa menyebabkan infeksi saluran pencernaan pada
bayi. Pasalnya, bayi di bawah usia 6 bulan belum bisa menghasilkan enzim untuk
mencerna, sehingga semua zat dalam kopi langsung diserap begitu saja oleh anak.
“Yang paling sering adalah infeksi saluran pencernaan, nec (necrotizing
enterocolitis) itu yang bikin tingkat kematian bayi zaman dulu tinggi,” ujar Ray lagi. 

Untuk itu kembali lagi pada dasarnya, bayi di bawah usia 6 bulan hanya bisa
mencerna cairan baik itu ASI (Air Susu Ibu) maupun susu formula bila dianjurkan
oleh dokter.

“Bayi itu makanannya hanya ASI eksklusif sampai 6 bulan,” kata Dr. dr. Ray
Wagiu Basrowi, MKK.

Anda mungkin juga menyukai